Anda di halaman 1dari 6

TUGAS FINAL

METODOLOGI PENELITIAN

LA ODE MUHAMMAD RUSLAN


E1A1 18 019

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2021
Kondisi Daerah Aliran Sungai (DAS) di Indonesia semakin memburuk seperti
ditunjukkan oleh bertambahnya jumlah DAS prioritas dari tahun ke tahun. Pada tahun
1984 berdasarkan Surat Ke- putusan bersama Menteri Dalam Negeri, 37 tahun 1992.
Pada tahun 1999, berda- sarkan SK Menhut No. 284/Kpts-II/99 tanggal 7 Mei 1999
tentang penetapan urutan prioritas DAS, jumlah DAS prio- ritas I meningkat menjadi
60 DAS (Penelitian and Ciamis 2011)
Sungai adalah saluran alamiah di permukaan bumi yang menampung dan
menyalurkan air hujan dari daerah yang tinggi ke daerah yang lebih rendah dan
akhirnya bermuara di danau atau di laut(Mokonio et al. 2019). Sungai adalah tempat
atau wadah serta jaringan pengaliran air mulai dari mata air sampai muara dengan
dibatasi kanan dan kirinya serta sepanjang pengalirannya oleh garis sempadan Aliran
sungai merupakan aliran permukaan yang dapat menjadi sumber air baku guna
memenuhi kebutuhan manusia akan sumber air, namun saat ini banyak sungai telah
mengalami penurunan produktifitasnya(Pabintan et al. 2019). Daerah muara sungai
merupakan daerah yang sangat produktif, karena penambahan bahan)bahan organik
yang berasal dari darat melalui aliran sungai dan perairan sekitarnya, secara terus
menerus. Percampuran kedua masa air yang terjadi di muara sungai dapat
menyebabkan perubahan kondisi fisik oseanografi di lokasi tersebut.(Usman 2014).
Sedimen adalah pecahan pecahan material umumnya terdiri atas uraian batu-
batuan secara fisis dan secara kimia.(Iswahyudi, Salim, and Abadi 2018), sedangkan
Sedimentasi adalah peristiwa pengendapan material batuan yang telah diangkut oleh
tenaga air atau angin. Pada saat pengikisan terjadi, air membawa batuan mengalir ke
sungai, danau, dan akhirnya sampai di laut. Pada saat kekuatan pengangkutannya
berkurang atau habis, batuan diendapkan di daerah aliran air (Hambali et al. 2016).
Partikel seperti ini mempunyai ukuran dari yang besar sampai yang sangat halus, dan
beragam bentuk dari bulat, lonjong sampai persegi. (Usman 2014). Tahapan
sedimentasi dideskripsikan dengan observasi pada tes batch settling ketika partikel–
partikel padatan mengendap dari suatu slurry dalam silinder kaca seperti pada gambar
berikut (L, Setiyadi, and BH 2014)
Kapasitas angkutan sedimen pada penampang memanjang sungai. Pada
penampang memanjang sungai adalah besaran sedimen yang lewat penampang
tersebut dalam satuan waktu tertentu (Sa’ud 2008), sedangkan Fenomena transport
sedimen yang aktif di perairan pantai akan mengalami perubahan dengan adanya
muara. Gangguan masukan sedimen dari muara tidak jarang akan memicu terjadinya
perubahan pola pergerakan timbunan sedimen di kawasan pantai. Pada akhirnya
perubahan tersebut dapat berakibat terhadap potensi abrasi dan abrasi di laut.
Gangguan masukan sedimen dari muara tidak jarang akan memicu terjadinya
perubahan pola pergerakan timbunan sedimen di kawasan pantai. Pada akhirnya
perubahan tersebut dapat berakibat terhadap potensi abrasi dan abrasi di laut.
Disamping(Roswaty, Muskananfola, and Purnomo 2014)
sedimentasi teridir atas 2 yaitu, Partikel-partikel kasar yang bergerak
sepanjang dasar sungai secara keseluruhan disebut dengan muatan sedimen dasar
(bed load) [1], dan Muatan sedimen melayang (suspended load) dapat dipandang
sebagai material dasar sungai (bed material) yang melayang di dalam aliran sungai
dan terdiri terutama dari butiran-butiran pasir halus yang senantiasa didukung oleh air
dan hanya sedikit sekali interaksinya dengan dasar sungai, karena selalu didorong ke
atas oleh turbulensi aliran(Sembiring et al. 2014).
Metode metode yang dapat di gunkan dalam perhitungan sedimen ada beberap
yaitu :
1) Metode yang
2) Metode Englund Hansen
3) Metode Bagnold
4) Metode laurse(Usman 2014)
DAFTAR PUSTAKA

Hambali, Roby, Yayuk Apriyanti, Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas
Bangka Belitung Kampu Terpadu UBB Balunijuk, and Kab Bangka. 2016.
“Studi Karakteristik Sedimen Dan Laju Sedimentasi Sungai Daeng-Kabupaten
Bangka Barat.” Jurnal Fropil 4: 165.
Iswahyudi, Khafid, Noor Salim, and Taufan Abadi. 2018. “Kajian Sedimentasi Di
Sungai Sampean Bondowoso Menggunakan Program Hec-Ras Versi 4.1.”
Jurnal Rekayasa Infrastruktur Hexagon 3(2): 46–52.
L, Roessiana D, Setiyadi Setiyadi, and Sandy BH. 2014. “Model Persamaan Faktor
Koreksi Pada Proses Sedimentasi Dalam Keadaan Free Settling.” Jurnal Sains
&Teknologi Lingkungan 6(2): 98–106.
Mokonio, Olviana, Tiny Mananoma, Lambertus Tanudjaja, and Alex Binilang. 2019.
“Sedimentation Analysis in the Saluwangko River Estuary in Tounelet Village,
Kakas District, Minahasa Regency.” Jurnal Sipil Statik 1(6): 452–58.
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jss/article/view/1438.
Pabintan, Momento et al. 2019. “STABILITA || Jurnal Ilmiah Teknik Sipil
ANALISIS ANGKUTAN SEDIMEN DASAR PADA HILIR SUNGAI
KAMBU KOTA KENDARI.” 7(2): 109–16.
Penelitian, Balai, and Kehutanan Ciamis. 2011. “*)Diterima: 7 Mei 2011; Disetujui: 8
September 2011.” (124): 155–76.
Roswaty, Sefanya, Max Rudolf Muskananfola, and Pujiono Wahyu Purnomo. 2014.
“Tingkat Sedimentasi Di Muara Sungai Wedung Kecamatan Wedung, Demak.”
Management of Aquatic Resources 3(2): 129–37.
Sa’ud, Ismail. 2008. “Prediksi Sedimentasi Kali Mas Surabaya.” Jurnal Aplikasi
Teknik Sipil 4(1): 20.
Sembiring, Amelia Ester, T Mananoma, F Halim, and E M Wuisan. 2014. “Analisis
Sedimentasi Di Muara Sungai Panasen.” Jurnal Sipil Statik 2(3): 148–54.
Usman, Kurnia Oktavia. 2014. “Analisis Sedimentasi Pada Muara Sungai Komering
Kota Palembang.” Jurnal Teknik Sipil dan Lingkungan 2(2): 209–15.

Anda mungkin juga menyukai