Anda di halaman 1dari 9

Bagian I : TEKNIK PENGOLAHAN AIR oleh : Dr. Ir. Budi Kamulyan, M.Eng., IPM.

Pertemuan ke-2
TEKNIK PENGOLAHAN AIR

CPMK Sub-topik / indikator kinerja Tugas-tugas


Topik (Topics) (CPL) (Sub-topics / performance indicators) (Assignments)2
Teknik pengolahan • Jenis-jenis proses pengolahan air. Mencari contoh
air • Sistem pengolahan air dan penetapannya. Bangunan IPA **)
b, c*)
• Gambaram Proses di Instalasi Pengolahan
Air (IPA)

Keterangan :
1
Capaian Pembelajaran Mata Kuliah–CPMK.
*) Mampu menganalisis permasalahan kualitas air bersih / air minum dan mampu
mencari solusi terhadap permasalahan yang ada (CPL-b).
Mampu merancang (basic design) sistem pengolahan air bersih / air minum dengan
berbagai variasi air baku (CPL-c)
2
Tugas :
**) Mencari contoh Foto / Bagan alir proses Instalasi Pengolahan Air (IPA) yang ada
di lapangan, mempelajari jenis/sistem dan fungsi masing-masing bagian instalasi,
dan mengarsipkan bahan yang didapatkan sebagai kelengkapan materi
pembelajaran.

Mata Kuliah PENGOLAHAN AIR - AIR LIMBAH & PEMANFAATAN ULANG, Sem 5, 2 sks DTSL FT UGM
Bagian I : TEKNIK PENGOLAHAN AIR oleh : Dr. Ir. Budi Kamulyan, M.Eng., IPM.

TEKNIK PENGOLAHAN AIR

1. Jenis-jenis proses pengolahan air

Proses pengolahan air berlangsung menurut sifat fenomena yang menghasilkan


perubahan kualitas air. Oleh karena proses perubahan tersebut dapat berlangsung secara
fisik, kimiawi dan biologis, maka metoda pengolahan air digolongkan menurut metoda
pengolahan fisik, kimiawi maupun biologis. Dalam sistem penyediaan air minum
umumnya digunakan metoda pengolahan secara fisik dan secara kimiawi. Metoda
pengolahan fisik yaitu metoda pengolahan dimana proses perubahan kualitas air
berlangsung akibat berlangsungnya proses fisik, sedang metoda pengolahan kimiawi
yaitu metoda pengolahan dimana proses perubahan kualitas air berlangsung berdasarkan
reaksi-reaksi kimia.

Proses-proses sedimentasi, mixing, flokulasi, filtrasi dan aerasi merupakan satuan


operasi yang dapat digolongkan dalam metoda pengolahan fisik; sedang proses koagulasi,
desinfeksi, presipitasi, pertukaran ion, adsorpsi dan oksidasi digolongkan dalam metoda
pengolahan kimiawi. Metoda lain yang biasanya digunakan pada keadaan-keadaan
khusus, misalnya adalah destilasi, demineralisasi, elektrodialisis dan reverse osmosis
yang biasanya ditujukan untuk keperluan penghilangan ion-ion dalam air. Metode
tersebut umumnya digunakan pada proses pengolahan lanjut dalam penyediaan air
minum.

2. Sistem pengolahan air dan penetapannya

Pemilihan metoda pengolahan air sangat tergantung pada karakteristik kualitas air
baku yang dipergunakan dan kualitas produk yang diinginkan. Karakteristik kualitas air
baku ditentukan oleh kandungan unsur-unsur dan bahan-bahan pencemar yang ada di
dalamnya. Pencemar-pencemar utama yang biasanya terdapat dalam air baku antara lain
bakteri pathogen, kekeruhan, bahan tersuspensi, warna, rasa, bau, senyawa organik dan
kesadahan. Pencemar lain, walaupun juga merupakan faktor yang penting, tetapi bukan
faktor utama dan biasanya memerlukan penanganan secara khusus.

Dalam hal penggunaan air sungai sebagai air baku, apabila keleruhan air sungai
sangat tinggi dan bervariasi sepanjang tahun, biasanya diperlukan proses pengolahan

Mata Kuliah PENGOLAHAN AIR - AIR LIMBAH & PEMANFAATAN ULANG, Sem 5, 2 sks DTSL FT UGM
Bagian I : TEKNIK PENGOLAHAN AIR oleh : Dr. Ir. Budi Kamulyan, M.Eng., IPM.

yang meliputi pengendapan awal (sedimentasi awal) untuk menghilangkan lumpur kasar,
sedimentasi yang diawali proses koagulasi-flokulasi untuk menghilangkan lumpur halus,
penyaringan air (filtrasi) dan pembebasan kuman (desinfeksi) seperti tampak pada
Gambar 1.

Penggunaan proses pengendapan awal mungkin dapat dihentikan/dikurangi pada


saat kekeruhan relatif rendah, misalnya pada penggunaan air sungai di musim kemarau
atau atau air baku yang berasal dari danau/reservoir (Gambar 2).

Air sungai di daerah pegunungan atau air sungai di daerah yang jauh dari
pemukiman yang biasanya dengan kekeruhan yang sangat rendah dan relatif tidak
mengandung organisme pathogen, namun mungkin terdapat organisme mikro lain
ataupun partikel (pasir/tanah) yang terbawa selama pengaliran. Untuk membersihkannya
dipergunakan saringan pasir yang diawali dengan proses pengendapan pendahuluan
(Gambar 3).

Gambar 1. Skema pengolahan air sungai yang sangat keruh :


Pengendapan pendahuluan→Koagulasi-Flokulasi→Pengendapan
akhir→Filtrasi→Desinfeksi

Gambar 2. Skema pengolahan air sungai dengan kekeruhan rendah atau air
waduk/reservoir : Koagulasi-Flokulasi→Pengendapan akhir→Filtrasi→Desinfeksi

Mata Kuliah PENGOLAHAN AIR - AIR LIMBAH & PEMANFAATAN ULANG, Sem 5, 2 sks DTSL FT UGM
Bagian I : TEKNIK PENGOLAHAN AIR oleh : Dr. Ir. Budi Kamulyan, M.Eng., IPM.

Gambar 3. Skema pengolahan air sungai dengan kekeruhan rendah :


Pengendapan akhir→Filtrasi (filter pasir lambat, filter pasir cepat & desinfeksi, atau
kombinasi filter pasir cepat & lambat)

Apabila air sungai bersifat sadah, maka perlu ditambahkan proses pelunakan air,
misalnya menggunakan kapur (sistem lime-softening), seperti tampak pada Gambar 4.

Gambar 4. Skema pengolahan air yang sadah :


Koagulasi-Flokulasi→Softening→Pengendapan akhir→Filtrasi→Desinfeksi

Air sungai di daerah perkotaan umumnya sudah tercemar oleh bakteri petogen yang
berasal dari buangan rumah tangga. Pada keadaan ini proses pembebasan kuman
(desinfeksi) merupakan hal penting yang harus dilakukan. Apabila setelah disaring air
masih berwarna, berbau dan mengandung bahan organik, maka harus dilakukan proses
penjerapan (adsorpsi) misalnya dengan melewatkan air melalui kolom yang berisi karbon
aktif.

Untuk air yang berasal dari mata air yang bisanya jernih dan relatif tidak
mengandung bakteri pathogen cukup diolah dengan saringan pasir lambat, atau saringan
pasir cepat dan desinfeksi, atau kombinasi saringan pasir cepat dan lambat (Gambar 5).

Mata Kuliah PENGOLAHAN AIR - AIR LIMBAH & PEMANFAATAN ULANG, Sem 5, 2 sks DTSL FT UGM
Bagian I : TEKNIK PENGOLAHAN AIR oleh : Dr. Ir. Budi Kamulyan, M.Eng., IPM.

Gambar 5. Skema pengolahan air dari mata air :


Filtrasi (filter pasir lambat, filter pasir cepat & desinfeksi, atau kombinasi filter pasir
cepat & lambat)

Air tanah biasanya sudah memenuhi syarat untuk air bersih. Air sudah jernih dan
tidak berwarna sehingga tidak diperlukan usaha-usaha penghilangan kekeruhan. Tetapi
kadang-kadang air sumur bersifat sadah yang sering mengakibatkan peningkatan
konsumsi sabun atau menyebabkan kerak pada ketel pemanas, sehingga perlu proses
pelunakan air, misalnya dengan saringan permutit. Apabila ada indikasi bahwa air sumur
mengandung bakteri coli, maka diperlukan proses desinfeksi.

Air tanah dalam sering berwarna kuning-kecoklatan dan berbau amis akibat adanya
unsur besi (Fe) atau berwarna kehitaman karena mengandung unsur mangan (Mn),
sehingga diperlukan proses aerasi diikuti pengendapan dan filtrasi untuk membuang Fe
dan Mn tersebut (Gambar 6).

Gambar 6. Skema pengolahan air tanah dalam yang mengandung Fe dan Mn :


Aerasi→Pengendapan→Filtrasi

Mata Kuliah PENGOLAHAN AIR - AIR LIMBAH & PEMANFAATAN ULANG, Sem 5, 2 sks DTSL FT UGM
Bagian I : TEKNIK PENGOLAHAN AIR oleh : Dr. Ir. Budi Kamulyan, M.Eng., IPM.

Air hujan kadang-kadang membawa partikel debu dan gas, sehingga harus
dilakukan penyaringan dan penghilangan gas.

Dengan metoda pengolahan air yang disesuaikan dengan kondisi kualitas air baku
yang digunakan, diharapkan tujuan diperolehnya air bersih atau air minum dengan
pengadaan instalasi pengolahan air dapat dipenuhi, yaitu tersedianya air bersih atau air
minum yang memenuhi syarat kesehatan atau memenuhi baku mutu.

3. Gambaran Proses di Instalasi Pengolahan Air

Proses-proses yang berlangsung di dalam instalasi pengolahan air sangat rumit dan
saling berkaitan satu dengan yang lain. Penggunaan kolam pengendapan awal akan
mengurangi bahan kimia yang digunakan. Pada suatu air baku tertentu, jenis bahan
koagulan yang digunakan berpengaruh pada efektifitas bahan koagulasi-flokulasi dan
pengendapan yang selanjutnya berpengaruh pada proses kerja saringan pasir. Keadaan ini
akan mempengaruhi tahapan proses yang digunakan dalam proses pengolahan air.

Untuk memberikan gambaran tentang teknik pengolahan air dengan satuan operasi
yang agak lengkap, dalam uraian selanjutnya diberikan penjelasan mengenai sistem
pengolahan air konvensional dengan air baku yang berasal dari air sungai. Proses-proses
yang digunakan dalam instalasi semacam ini berturut-turut adalah pengendapan lumpur
kasar, pengendapan lumpur halus yang diawali dengan proses koagulasi-flokulasi,
penyaringan air, dan pembebasan bakteri.

Proses pengolahan air dimulai dari pengambilan air baku dari sebuah sungai dengan
melalui saluran pengambilan yang dilengkapi dengan kisi penahan bahan-bahan
kasar/sampah. Dari bangunan pengambilan dengan melalui saluran transmisi atau saluran
pembawa air baku dibawa menuju kolam pengendapan awal. Disini berlangsung proses
pengendapan lumpur kasar secara gravitasi. Lumpur halus yang tidak dapat mengendap
secara gravitasi akan dibawa menuju ke kolam pengendapan dengan diawali penambahan
bahan koagulan, sehingga terjadi proses koagulasi-flokulasi sampai lumpur halus akan
menggumpal dan mengendap. Bahan-bahan lain yang terdapat dalam air baku serta
gumpalan-gumpalan yang tidak sempat mengendap di kolam pengendapan selanjutnya
dibawa menuju saringan pasir sehingga terjadi proses pemisahan dan bahan-bahan
tersebut akan tertahan dalam media saringan. Setelah keluar dari saringan pasir biasanya

Mata Kuliah PENGOLAHAN AIR - AIR LIMBAH & PEMANFAATAN ULANG, Sem 5, 2 sks DTSL FT UGM
Bagian I : TEKNIK PENGOLAHAN AIR oleh : Dr. Ir. Budi Kamulyan, M.Eng., IPM.

secara fisik air sudah jernih tetapi mungkin masih mengandung kuman-kuman pathogen,
sehingga harus ditambahkan bahan pembunuh kuman.

Tergantung dari kondisi kualitas air, dalam proses pengolahan air dapat
ditambahkan unit aerator untuk injeksi Oksigen sebagai bahan oksidator atau untuk
membuang gas-gas yang ada dalam air seperti CO2, unit netralisasi untuk penambahan
bahan penetral apabila pH air rendah (asam) atau tinggi (basa).

Pada bagian ini diberikan contoh Instalasi Pengolahan Air Karang Pilang II yang
dikelola oleh PDAM Surabaya, seperti disajikan pada Gambar 7 berikut :

Mata Kuliah PENGOLAHAN AIR - AIR LIMBAH & PEMANFAATAN ULANG, Sem 5, 2 sks DTSL FT UGM
Bagian I : TEKNIK PENGOLAHAN AIR oleh : Dr. Ir. Budi Kamulyan, M.Eng., IPM.

Kolam Pengendapan
Pendahuluan

Injeksi Alum /
Aerator bahan koagulan

Gambar 7. IPA Karang Pilang-II PDAM Surabaya

Kolam Koagulasi-Flokulasi & Kolam Filter Pasir Cepat


Pengendapan Akhir

Mata Kuliah PENGOLAHAN AIR - AIR LIMBAH & PEMANFAATAN ULANG, Sem 5, 2 sks DTSL FT UGM
Bagian I : TEKNIK PENGOLAHAN AIR oleh : Dr. Ir. Budi Kamulyan, M.Eng., IPM.

DAFTAR BACAAN

Peavy, H.S., D.R. Rowe and G. Tchobanoglous, 1986, “Environmental Engineering”,


McGraw-Hill Book Cp, New York.

Hofkes, E.H., (editor), 1986, “Small Community Water Supply”, John Wiley & Sons,
Chicester.

Metcalf & Eddy Inc, 2003, “Wastewater Engineering: Treatment, Disposal and Reuse,
Mac Graw Hill, USA.

Droste, R.L., 1997, Theory and Practice of Water and Wastewater Treatment”, John
Wiley & Sons Inc., New York.

Viessman, W. and Hammer, M.J., 1992, Water Supply and Pollution Control, 5th-ed.,
Harper Collins College Publishers, New York.

Budi Kamulyan, “Teknik Penyehatan: Teknik Pengolahan Air” (Diktat).

Mata Kuliah PENGOLAHAN AIR - AIR LIMBAH & PEMANFAATAN ULANG, Sem 5, 2 sks DTSL FT UGM

Anda mungkin juga menyukai