Anda di halaman 1dari 120

KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN RI

INSPEKTORAT JENDERAL

KEPUTUSAN
INSPEKTUR JENDERAL

NOMOR 6/159/PW.08.03/VIII/2022

TENTANG

PETUNJUK PELAKSANAAN
AUDIT KINERJA
DI KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN

i
Jalan Jenderal Gatot Subroto Kaveling 51, Jakarta Selatan 12950
Telepon (021) 5255661, Faksimile (021) 5255662
Laman: http://www.naker.go.id
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………………………………………………….. i

DAFTAR ISI …………………………………………………………………………………. ii

KEPUTUSAN INSPEKTUR JENDERAL NOMOR 6/159/PW.08.03/VIII/2022


TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN AUDIT KINERJA DI KEMENTERIAN
KETENAGAKERJAAN ……………………………………………………………………. 1

LAMPIRAN I : PETUNJUK PELAKSANAAN AUDIT KINERJA ………………….. 5

BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………………. 5


A. Latar Belakang ………………………………………………………. 5
B. Pengertian ……………………………………………………………. 6
C. Maksud dan Tujuan ……………………………………………….. 8
D. Ruang Lingkup ……………………………………………………… 9
E. Sasaran ……………………………………………………………….. 9
F. Waktu Pelaksanaan ………………………………………………… 10
G. Tim Audit Kinerja ………….……………………………………….. 10

BAB II PERENCANAAN AUDIT KINERJA ……………………………………. 16


A. Persiapan Audit Kinerja …………………………………………… 16
B. Program Kerja Audit Kinerja ……………………………………… 18
C. Kartu Kendali Mutu ………………………………………………… 22
D. Mekanisme Penyusunan dan Penyampaian PKA ……………. 22

BAB III PELAKSANAAN AUDIT KINERJA ……………………………….……. 23


A. Entry Briefing ………………………………………………………… 23
B. Audit Kinerja Pendahuluan ………………………………………. 23
C. Audit Kinerja Lanjutan ………………………………………….… 30
D. Perolehan Bukti …………………………………………………….. 33
E. Kertas Kerja Audit Kinerja (KKA) ………………………………… 35
F. Penghentian Audit Kinerja ……………………………………….. 36
G. Perpanjangan Waktu Audit ………………………………………. 37
H. Exit Briefing ………………………………………………………….. 37

ii
BAB IV PELAPORAN AUDIT KINERJA ……………………………….……….. 38
A. Laporan Audit Kinerja ……………………………………………... 38
B. Materi Laporan Hasil Audit Kinerja …………………………….. 39
C. Mekanisme Pelaporan ………………………………………..….… 39
D. Bentuk dan Isi Laporan Hasil Audit Kinerja ………………….. 41
E. Kualitas Laporan ………………….………………………………… 42
F. Distribusi Laporan …………………………………………………. 44

BAB V TINDAK LANJUT HASIL AUDIT KINERJA ………………………….. 46

BAB VI PENUTUP ………………………………………………………………….. 47

LAMPIRAN II : DAFTAR FORMAT ……..……………………………………………… 48

FORMAT 1 PROGRAM KERJA AUDIT KINERJA ……………………................ 49

FORMAT 2 SURAT TUGAS …………………………………………………………… 51

FORMAT 3 SURAT PENGANTAR SURAT TUGAS (SP) …………………………. 53

FORMAT 4 INSTRUMEN PENGUJIAN SATUAN PENGENDALIAN INTERN


(SPI) ........................................................................................ 55

FORMAT 5 KERTAS KERJA AUDIT KINERJA (KKA) ……………………………. 104

FORMAT 6 SURAT ATENSI …………………………………………………………… 105

FORMAT 7 LAPORAN HASIL AUDIT KINERJA BENTUK SURAT …………….. 106

FORMAT 8 LAPORAN HASIL AUDIT KINERJA BENTUK BAB ………………… 110

iii
KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA
INSPEKTORAT JENDERAL
Jalan Jenderal Gatot Subroto Kav. 51, Jakarta Selatan 12950, Telepon (021) 5255661, Faksimile (021) 5255662
Laman: http://www.kemnaker.go.id

KEPUTUSAN INSPEKTUR JENDERAL


NOMOR 6/159/PW.08.03/VIII/2022
TENTANG
PETUNJUK PELAKSANAAN AUDIT KINERJA
DI KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

INSPEKTUR JENDERAL,

Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 16 Peraturan


Menteri Ketenagakerjaan Nomor 24 Tahun 2016 tentang
Pokok-Pokok Pengawasan Intern di Kementerian
Ketenagakerjaan, perlu mengatur petunjuk pelaksanaan audit
kinerja di Kementerian Ketenagakerjaan;
b. bahwa keputusan Inspektur Jenderal nomor
6/PW/99/PW.08.02/X/2019 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Audit Kinerja di Kementerian Ketenagakerjaan sudah tidak
sesuai dengan tuntutan perkembangan, sehingga diperlukan
penyempurnaan;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Keputusan
Inspektur Jenderal tentang Petunjuk Pelaksanaan Audit
Kinerja di Kementerian Ketenagakerjaan.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang


Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Kolusi,
Korupsi, dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3851);
-2-

2. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang


Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 140, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3874)
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20
Tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor
31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 134,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4150);
3. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2003 Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4279);
4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003
Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4286);
5. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4355);
6. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan
Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66,
Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 4400);
7. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5587);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2017 tentang
Pembinaan dan Pengawasan atas Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negaran Repubik Indonesia
Tahun 2017 Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 6041);
-3-

9. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem


Pengendalian Intern Pemerintah (Lembaran Negara Republik
lndonesia Tahun 2008 Nomor 127, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4890);
10. Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 2021 tentang Perubahan
Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2019 tentang Organisasi
Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2021 Nomor 106);
11. Keputusan Presiden Nomor 74 Tahun 2001 tentang Tata Cara
Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;
12. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi Nomor 19 Tahun 2009 tentang
Pedoman Kendali Mutu Audit Aparat Pengawasan Intern
Pemerintah;
13. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 1 Tahun 2021
tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Ketenagakerjaan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2021 Nomor 6108);
14. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 20 Tahun 2021
tentang Pejabat Perbendaharaan Negara, Unit Akuntansi dan
Pelaporan Keuangan dan Unit Akuntansi Barang Milik Negara
Di Kementerian Ketenagakerjaan (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2021 Nomor 1232);
15. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 24 Tahun 2016
tentang Pokok-Pokok Pengawasan Intern di Kementerian
Ketenagakerjaan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2016 Nomor 1118);
16. Peraturan Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan
Pembangunan Nomor 15 Tahun 2014 tentang Perubahan atas
Peraturan Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan
Pembangunan Nomor Per-1274/K/Jf/2010 tentang Pendidikan,
Pelatihan, dan Sertifikasi Auditor Aparat Pengawasan Intern
Pemerintah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor);
17. Peraturan Asosiasi Auditor Intern Pemerintah Indonesia Nomor:
PER-01/AAIPI/DPN/2021 tentang Standar Audit Intern
Pemerintah.
-5-

LAMPIRAN I
KEPUTUSAN INSPEKTUR JENDERAL
NOMOR 6/159/PW.08.03/VIII/2022
TENTANG
PETUNJUK PELAKSANAAN AUDIT KINERJA
DI KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Implementasi Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah menyatakan bahwa perwujudan peran aparat
pengawasan intern pemerintah yang efektif harus dapat memberikan keyakinan
yang memadai atas ketaatan, kehematan, efisiensi, dan efektifitas, serta
akuntabilitas pencapaian tujuan penyelenggaraan tugas dan fungsi instansi
pemerintah. Aparat pengawasan intern pemerintah sebagai pengawas intern
pemerintah merupakan salah satu unsur utama dalam manajemen pemerintah
untuk mewujudkan pemerintahan yang baik (good governance) yang ditujukan
pada pemerintahan yang bersih (clean government).
Inspektorat Jenderal Kementerian Ketenagakerjaan sebagai institusi aparat
pengawasan intern pemerintah mempunyai tugas menyelenggarakan
pengawasan intern pada Kementerian Ketenagakerjaan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan dan memiliki fungsi untuk mengawal
program pemerintah di bidang ketenagakerjaan.
Dalam hal memenuhi tugas dan fungsi tersebut, Inspektorat Jenderal
Kementerian Ketenagakerjaan menyusun program atau kegiatan Audit Kinerja
pada seluruh unit kerja baik di pusat maupun di daerah yang anggarannya
berasal dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara Kementerian
Ketenagakerjaan, agar dapat diketahui apakah program atau kegiatan tersebut
dilaksanakan secara efisien, efektif, dan akuntabel serta untuk memperoleh
keyakinan yang memadai bahwa seluruh program atau kegiatan telah
-6-

dilaksanakan dan dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan peraturan


perundang-undangan.

B. Pengertian
Dalam Pedoman ini yang dimaksud dengan:
1. Audit adalah proses identifikasi masalah, analisis, dan evaluasi bukti yang
dilakukan secara independen, obyektif, dan profesional berdasarkan
standar audit, untuk menilai kebenaran, kecermatan, kredibilitas,
efektivitas, efisiensi, dan keandalan informasi pelaksanaan tugas dan
fungsi instansi pemerintah.
2. Audit Kinerja adalah Audit atas pelaksanaan tugas dan fungsi instansi
pemerintah yang terdiri atas Audit aspek ekonomi, efisiensi, dan Audit
aspek efektivitas, serta ketaatan pada peraturan.
3. Audit Dengan Tujuan Tertentu adalah proses mencari, menemukan, dan
mengumpulkan bukti secara sistematis yang bertujuan mengungkapkan
terjadi atau tidaknya suatu perbuatan dan pelakunya guna dilakukan
tindakan hukum selanjutnya yang tidak termasuk dalam Audit Kinerja.
4. Program Kerja Audit Kinerja yang selanjutnya disebut PKA adalah
serangkaian prosedur atau langkah kerja yang akan dilakukan Auditor
dalam melaksanakan dan menyimpulkan hasil Audit Kinerja.
5. Pengawasan Intern adalah seluruh proses kegiatan Audit, Reviu,
Evaluasi, Pemantauan, dan kegiatan pengawasan lain terhadap
penyelenggaraan tugas dan fungsi organisasi dalam rangka memberikan
keyakinan yang memadai bahwa kegiatan telah dilaksanakan sesuai
dengan tolok ukur yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien untuk
kepentingan pimpinan dalam mewujudkan tata pemerintahan yang baik.
6. Sistem Pengendalian Intern yang selanjutnya disingkat SPI adalah proses
yang integral pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara terus
menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai di Kementerian
Ketenagakerjaan untuk memberikan keyakinan memadai atas tercapainya
tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan
pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap
peraturan perundang-undangan.
-7-

7. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah yang selanjutnya disingkat SPIP


adalah SPI yang diselenggarakan secara menyeluruh di Kementerian
Ketenagakerjaan.
8. Reviu adalah penelaahan ulang bukti-bukti suatu kegiatan untuk
memastikan bahwa kegiatan tersebut telah dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan, standar, rencana, atau norma yang telah ditetapkan.
9. Evaluasi adalah rangkaian kegiatan membandingkan hasil atau prestasi
suatu kegiatan dengan standar, rencana, atau norma yang telah
ditetapkan dan menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi
keberhasilan atau kegagalan suatu kegiatan dalam mencapai tujuan.
10. Pemantauan adalah proses penilaian kemajuan suatu program atau
kegiatan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
11. Surat Pengantar Surat Tugas adalah surat yang disampaikan oleh
Inspektur Jenderal kepada Penanggung Jawab program unit kerja eselon
I.
12. Surat Tugas adalah dokumen sebagai dasar bagi tim Audit Kinerja
melaksanakan kegiatan Audit yang ditandatangan oleh Penanggung
Jawab.
13. Bukti adalah sesuatu yang terlihat dan jelas sehingga dapat diamati dan
dirasakan.
14. Kertas Kerja Audit Kinerja yang selanjutnya disebut KKA adalah catatan-
catatan yang dibuat dan data yang dikumpulkan Auditor secara sistematis
pada saat melaksanakan tugas Audit Kinerja.
15. Aparat Pengawasan Intern Pemerintah yang selanjutnya disingkat APIP
adalah instansi pemerintah yang mempunyai tugas pokok dan fungsi
melakukan pengawasan.
16. Auditor adalah pejabat fungsional aparat sipil negara di lingkungan
instansi pemerintah sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
17. Auditi adalah satuan kerja yang melaksanakan kegiatan dan memiliki
kewenangan dan tanggungjawab penggunaan anggaran Kementerian
Ketenagakerjaan.
18. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di
bidang ketenagakerjaan.
-8-

19. Inspektur Jenderal adalah pejabat yang ditunjuk dan bertanggung jawab
kepada Menteri dalam melaksanakan tugas teknis dan administrasi di
bidang Pengawasan Intern di Kementerian Ketenagakerjaan.
20. Inspektorat Jenderal adalah unsur Pengawasan Intern yang berada di
bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Ketenagakerjaan.
21. Sekretariat Inspektorat Jenderal adalah unsur pembantu Inspektorat
Jenderal di Kementerian Ketenagakerjaan dan bertanggung jawab kepada
Inspektur Jenderal.
22. Penanggung Jawab adalah Inspektur Jenderal yang bertanggung jawab
atas seluruh hasil Audit Kinerja di Kementerian Ketenagakerjaan dan
melaporkan hasil Audit Kinerja kepada Menteri.
23. Wakil Penanggung Jawab adalah para Inspektur yang melaksanakan
koordinasi pelaksanaan Audit Kinerja dan bertanggung jawab kepada
Inspektur Jenderal.
24. Pengendali Mutu adalah Auditor yang diperankan sebagai pengendali
mutu sesuai dengan Surat Tugas.
25. Pengendali Teknis adalah Auditor yang diperankan sebagai pengendali
teknis sesuai dengan Surat Tugas.
26. Ketua Tim adalah Auditor yang diperankan sebagai ketua tim sesuai
dengan Surat Tugas.
27. Anggota Tim adalah Auditor yang diperankan sebagai anggota tim sesuai
dengan Surat Tugas.

C. Maksud dan Tujuan


Audit Kinerja yang sistematis dilakukan terhadap kegiatan, program organisasi,
dan seluruh atau sebagian dari aktivitas dengan tujuan menilai dan melaporkan
apakah sumber daya dan dana digunakan secara ekonomis dan efisien dan
apakah tujuan program, kegiatan, dan aktivitas yang telah direncanakan dapat
tercapai dengan tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
1. Pedoman ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi kegiatan, program, dan
aktivitas yang memerlukan perbaikan atau penyempurnaan dengan tujuan
memberikan rekomendasi agar pengelolaan kegiatan, program, dan
-9-

aktivitas dilaksanakan secara ekonomis, efisien, dan efektif, serta


ketaatan terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.

2. Pedoman ini bertujuan untuk:


a. Menilai pelaksanaan tugas dan fungsi Unit Pelaksana Teknis apakah
telah sesuai dengan rencana dan PKA yang telah ditetapkan serta
kebijakan yang telah diarahkan oleh pimpinan;
b. Menilai keekonomisan, keefektifan, dan efisiensi penggunaan sumber
daya organisasi (kepegawaian, keuangan, sarana, dan prasarana)
dalam pelaksanaan tugas dan fungsi;
c. Menilai kepatuhan dan ketaatan terhadap ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku;
d. Memberikan umpan balik, rekomendasi, atau saran bagi pimpinan
entitas Auditi sebagai bahan perbaikan pelaksanaan tugas dan fungsi
yang akan datang; dan
e. Dijadikan pedoman bagi Auditor pada Inspektorat Jenderal dalam
melaksanakan penugasan Audit Kinerja di Kementerian
Ketenagakerjaan serta menjadi panduan untuk tercapainya standar
mutu Audit Kinerja di Kementerian Ketenagakerjaan.

D. Ruang Lingkup
Ruang lingkup dalam pedoman ini, meliputi perencanaan Audit Kinerja, langkah
pelaksanaan Audit Kinerja, standar penyusunan laporan, Pemantauan dan
Evaluasi tindak lanjut hasil Audit, serta kendali mutu.

E. Sasaran
Sasaran Pedoman ini merupakan penilaian bahwa Auditi telah menjalankan
kegiatan Audit Kinerja secara ekonomis, efisien, dan efektif, serta untuk
mendeteksi adanya kelemahan SPI, kecurangan, ketidakpatutan (abuse), dan
ketidakpatuhan terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan.
- 10 -

F. Waktu Pelaksanaan
Audit Kinerja dilaksanakan pada saat kegiatan berjalan dan/atau saat
pelaksanaan kegiatan telah berakhir.

G. Tim Audit Kinerja.


Tim Audit Kinerja disusun dan ditetapkan dengan tujuan agar pelaksanaan
Pedoman ini dapat dilaksanakan sesuai dengan maksud dan tujuan Pedoman
ini. Tim Audit Kinerja yang ditetapkan supaya mencakup multi disiplin ilmu
dengan mempertimbangkan komposisi Jabatan Fungsional Auditor dan
kombinasi keahlian dalam Tim Audit Kinerja, sesuai sifat dan jenis Audit
Kinerja, sedangkan jumlah personil yang diperlukan sesuai dengan kebijakan
yang telah ditetapkan.
Tugas dan tanggung jawab tim Audit Kinerja secara berjenjang diatur dalam
Peraturan Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Nomor
PER- 1274/K/JF/2010 tentang Pendidikan, Pelatihan dan Sertifikasi Auditor
APIP sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Kepala Badan Pengawasan
Keuangan dan Pembangunan Nomor 15 Tahun 2014 tentang Perubahan atas
Peraturan Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Nomor
PER-1274/K/JF/2010 tentang Pendidikan, Pelatihan dan Sertifikasi Auditor
APIP.
Susunan keanggotaan, serta tugas dan tanggung jawab tim Audit Kinerja terdiri
atas:
1. Penanggung Jawab bertugas dan bertanggung jawab untuk:
a. Mengarahkan dan menyetujui rencana penugasan;
b. Menetapkan Surat Tugas yang ditujukan kepada Auditi dan satuan kerja
eselon I serta pihak terkait lainnya;
c. Berkomunikasi dengan pimpinan satuan kerja eselon I Auditi (dalam hal
diperlukan);
d. Menelaah konsep laporan hasil Audit Kinerja;
e. Meminta ekspose atau penjelasan dari Tim Audit Kinerja dalam hal
diperlukan penjelasan atas konsep atensi temuan hasil Audit;
- 11 -

f. Memutuskan temuan dan rekomendasi hasil Audit Kinerja yang


disampaikan oleh Tim Audit Kinerja berdasarkan konsep laporan hasil
Audit Kinerja dan pertimbangan lainnya;
g. Menyetujui atensi hasil pemeriksaan dan menyampaikan kepada Auditi
dan unit kerja eselon I serta pihak terkait lainnya; dan
h. Merahasiakan isi laporan hasil Audit Kinerja.

2. Wakil Penanggung Jawab bertugas dan bertanggung jawab untuk:


a. Memberikan pengarahan atas penugasan Tim Audit Kinerja mengenai
kegiatan Audit Kinerja dan/atau kegiatan lainnya yang berhubungan
dengan Audit Kinerja;
b. Melakukan Reviu dan menyetujui rencana kerja dan anggaran
pelaksanaan Audit Kinerja;
c. Menyetujui PKA sesuai dengan obyek Audit Kinerja;
d. Menetapkan ruang lingkup Audit Kinerja;
e. Mengkoordinasikan pelaksanaan Audit Kinerja baik internal maupun
eksternal;
f. Memfasilitasi komunikasi Tim Audit Kinerja dengan pihak Auditi;
g. Mengawasi dan mengarahkan pelaksanaan Audit Kinerja dalam bentuk
konsultasi dalam pelaksanaan Audit Kinerja kepada Pengendali Teknis
dan Ketua Tim;
h. Melakukan Evaluasi realisasi rencana kerja Audit Kinerja;
i. Melaksanakan pembahasan akhir dengan Auditi bersama dengan
Pengendali Teknis dan tim Audit Kinerja;
j. Melakukan Reviu konsep laporan hasil Audit Kinerja yang disampaikan
oleh Pengendali Teknis;
k. Menyetujui dan memaraf konsep laporan hasil Audit Kinerja untuk
diserahkan kepada Penanggung Jawab bersama dengan konsep surat
pengantar masalah, surat atensi, atau ringkasan laporan eksekutif hasil
Audit Kinerja;
l. Menandatangani laporan hasil Audit Kinerja yang telah disetujui oleh
Penanggung Jawab;
m. Merahasiakan isi laporan hasil Audit Kinerja; dan
- 12 -

n. Melaporkan kepada Penanggung Jawab berupa Berita Acara penghentian


Audit Kinerja yang telah ditandatangani seluruh tim Audit Kinerja (dalam
hal penghentian Audit Kinerja).

3. Pengendali Mutu bertugas dan bertanggung jawab untuk:


a. Dapat memberikan keterangan ahli dalam proses penyidikan dan/atau
peradilan sesuai hasil Audit Kinerja yang dilaksanakannya;
b. Melaksanakan kegiatan perencanaan Audit Kinerja sesuai standar;
c. Mengendalikan mutu kegiatan Audit Kinerja sesuai standar;
d. Melaksanakan kegiatan Evaluasi atas pelaksanaan Audit Kinerja sesuai
standar;
e. Melakukan Reviu konsep laporan Audit Kinerja yang akan diterbitkan,
termasuk rekomendasi untuk perbaikan keadaan yang masih
mengandung kelemahan;
f. Melaksanakan pembahasan akhir dengan Auditi bersama dengan
Pengendali Teknis dan tim Audit Kinerja;
g. Mengusulkan kepada Wakil Penanggung Jawab, apabila dalam hasil
supervisi terdapat indikasi korupsi, kolusi, dan/atau nepotisme untuk
ditindaklanjuti dengan Audit Dengan Tujuan Tertentu; dan
h. Dalam hal terjadi pelimpahan tugas tim Audit Kinerja, Pengendali Mutu
membuat Laporan kemajuan kepada Wakil Penanggung Jawab dan
membuat Berita Acara serah terima pekerjaan.

4. Pengendali Teknis bertugas dan bertanggung jawab untuk:


a. Menyusun komposisi tim Audit Kinerja;
b. Melaksanakan koordinasi dengan unit terkait;
c. Melakukan Reviu PKA;
d. Mengawasi dan melaksanakan Reviu atas KKA Ketua Tim Audit Kinerja;
e. Memberikan solusi atas permasalahan teknis yang belum dapat
diselesaikan oleh tim Audit Kinerja;
f. Melakukan Reviu hasil temuan sementara tim Audit Kinerja;
g. Menandatangani daftar temuan hasil Audit Kinerja;
- 13 -

h. Melaporkan kepada Pengendali Mutu, apabila dalam hasil supervisi


terdapat indikasi korupsi, kolusi, dan/atau nepotisme.
i. Membuat Laporan kemajuan kepada Pengendali Mutu dan membuat
Berita Acara serah terima pekerjaan (dalam hal terjadi pelimpahan tugas
tim Audit Kinerja);
j. Mengkaji dan melaporkan kepada Inspektur dan menandatangani berita
acara penghentian Audit Kinerja (dalam hal penghentian Audit Kinerja);
k. Meneliti dan melakukan Reviu laporan hasil Audit Kinerja serta
menandatangani; dan
l. Melakukan Evaluasi kinerja Ketua Tim.

5. Ketua Tim bertugas dan bertanggung jawab untuk:


a. Menyusun dan menandatangani PKA;
b. Membagi tugas dan mengarahkan Anggota Tim dalam melaksanakan
tugas Audit Kinerja, yang dituangkan dalam KKA;
c. Menjelaskan maksud dan tujuan Audit Kinerja kepada Auditi pada saat
entry briefing dan menuangkannya dalam berita acara entry briefing;
d. Menyusun daftar peminjaman dokumen yang diperlukan untuk
pelaksanaan Audit Kinerja;
e. Meneliti dan memutakhirkan data hasil Audit Kinerja pendahuluan dan
melakukan Reviu KKA para Anggota Tim;
f. Menyerahkan Surat Tugas Audit Kinerja (dalam hal dilakukan
pemeriksaan fisik);
g. Melakukan dan menandatangani Berita Acara pemeriksaan fisik;
h. Dapat melakukan konfirmasi kepada pihak terkait (apabila diperlukan);
i. Melaporkan secara periodik kepada Pengendali Teknis;
j. Menginventarisir permasalahan yang telah ditemukan untuk dijadikan
temuan;
k. Merumuskan daftar temuan sementara/notisi bersama-sama Anggota Tim;
l. Dalam hal Auditi atau wakilnya menolak untuk dilaksanakan Audit Kinerja
atau menolak membantu kelancaran Audit Kinerja, Ketua Tim melaporkan
dan mengkonsultasikan kepada Pengendali Teknis;
- 14 -

m. Melaksanakan pembahasan akhir dengan Auditi bersama Anggota Tim


dan Pengendali Teknis dan membuat berita acara exit briefing;
n. Menyusun konsep laporan hasil Audit Kinerja bersama-sama dengan
Anggota Tim;
o. Melakukan Evaluasi kinerja Anggota Tim; dan
p. Membuat Laporan kemajuan kepada Pengendali Teknis dan membuat
berita acara serah terima pekerjaan (dalam hal terjadi pelimpahan tugas
Tim Audit Kinerja).

6. Anggota Tim bertugas dan bertanggung jawab untuk:


a. Mengumpulkan informasi umum dalam rangka Audit Kinerja;
b. Melakukan wawancara dengan Auditi;
c. Menyusun konsep surat dan tanda terima peminjaman dokumen untuk
pelaksanaan Audit Kinerja;
d. Meneliti kelengkapan data Audit Kinerja;
e. Melaporkan dan mengkonsultasikan kepada Ketua Tim (dalam hal Auditi
atau wakilnya menolak untuk di lakukan Audit Kinerja atau menolak
membantu kelancaran Audit Kinerja);
f. Melaksanakan tugas Audit Kinerja sesuai dengan PKA dan petunjuk atau
arahan Ketua Tim;
g. Membuat konsep dan menandatangani berita acara penghentian audit
kinerja (apabila diperlukan);
h. Melakukan pemeriksan fisik;
i. Membuat konsep dan menandatangani berita acara pemeriksan fisik;
j. Menyusun KKA beserta nomor referensinya;
k. Menyusun kesimpulan hasil Audit Kinerja pada KKA;
l. Melaporkan hasil Audit Kinerja kepada Ketua Tim;
m. Merumuskan daftar temuan bersama Ketua Tim;
n. Membahas temuan dengan Auditi bersama Ketua Tim dan Pengendali
Teknis;
- 15 -

o. Mempersiapkan bahan penyusunan konsep laporan hasil Audit Kinerja;


dan
p. Membuat Laporan kemajuan kepada Ketua Tim dan membuat berita
acara serah terima pekerjaan (dalam hal terjadi pelimpahan tugas tim
Audit Kinerja).
- 16 -

BAB II
PERENCANAAN AUDIT KINERJA

Auditor harus mengembangkan dan mendokumentasikan rencana untuk setiap


penugasan yang mencakup tujuan, ruang lingkup, waktu, dan alokasi sumber daya
penugasan. Perencanaan penugasan Audit Kinerja selama 1 (satu) tahun disusun
dalam PKA tahunan dengan muatan antara lain:
a. tujuan Audit Kinerja untuk setiap topik yang ingin diketahui/dibuktikan;
b. prosedur atau langkah kerja yang akan dilakukan;
c. siapa yang melakukan dan kapan dilakukan;
d. identitas Auditi (nama Auditi yang akan diaudit);
e. anggaran biaya Audit yang dialokasikan meliputi biaya untuk pelaksanaan Audit
dengan komponen anggaran sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan
mengenai Standar Biaya Masukan (SBM);
f. referensi KKA;
g. sasaran Audit;
h. periode Audit;
i. jumlah Auditor, antara lain Wakil Penanggung Jawab, Pengendali Mutu,
Pengendali Teknis, Ketua Tim, dan Anggota Tim;
j. waktu mulai Audit, Rencana Mulai Pelaksanaan (RMP) dalam periode
mingguan (contoh, minggu kedua bulan Maret 20XX);
k. sumber Bukti Audit Kinerja;
l. pengolahan data dari KKA; dan
m. waktu penerbitan laporan hasil Audit Kinerja, Rencana Penerbitan Laporan
(RPL) dalam periode mingguan (contoh, minggu kedua bulan Maret 20XX); dan
n. simpulan.
Format PKA sebagaimana tercantum dalam Format 1 Lampiran II yang merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari Keputusan Inspektur Jenderal ini.

Perencanaan Audit Kinerja berdasarkan PKA, dilakukan berdasarkan tahapan


kegiatan berikut:
1. Persiapan Audit Kinerja merupakan kegiatan pendahuluan meliputi
pelaksanaan survei pendahuluan yang bertujuan untuk memperoleh informasi
- 17 -

umum dalam rangka melengkapi dokumen penugasan berdasarkan PKA yang


telah disusun. Kegiatan tersebut dilaksanakan dengan mempersiapkan:
a. penetapan obyek yang akan di Audit Kinerja, dilakukan setelah identifikasi
dan penilaian risiko dalam rangka menetapkan tujuan, sasaran, dan ruang
lingkup Audit Kinerja serta dapat digunakan dalam pelaksanaan survei
pendahuluan sebelum diterbitkannya Surat Tugas untuk mengetahui
kesiapan pihak Auditi;
b. penetapan sumber daya manusia, waktu, dan anggaran Audit Kinerja;
c. penetapan atas ketersediaan personil pelaksana Audit sesuai komposisi
tim Audit Kinerja yang akan dilaksanakan dengan memperkirakan waktu
yang diperlukan untuk melaksanakan Audit Kinerja dan memperkirakan
besaran anggaran yang diperlukan untuk operasional kelancaran
pelaksanaan Audit Kinerja oleh Pengendali Mutu bersama dengan
Pengendali Teknis;
d. konsep Surat Tugas, antara lain memuat:
1) nomor Surat Tugas;
2) konsiderans menimbang;
3) konsiderans dasar hukum;
4) komposisi tim Audit Kinerja yang terdiri dari Pengendali Mutu,
Pengendali Teknis, Ketua Tim, dan Anggota Tim;
5) nama, tujuan, dan program kegiatan obyek Audit Kinerja;
6) dasar hukum, pertimbangan, tujuan, dan jenis penugasan Audit
Kinerja;
7) waktu penugasan Audit Kinerja;
8) keterangan pembebanan biaya Audit Kinerja; dan
9) kewajiban Tim Audit Kinerja;
Format Surat Tugas sebagaimana tercantum dalam Format 2 Lampiran II
yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Keputusan Inspektur
Jenderal ini.
e. mekanisme penyampaian Surat Tugas, meliputi:
1) Pengendali Mutu menunjuk Pengendali Teknis untuk menyusun
Surat Tugas yang akan ditanda tangan Penanggung Jawab;
- 18 -

2) penyampaian Surat Tugas wajib menyertakan konsep Surat


Pengantar Surat Tugas, program kerja pengawasan, dan Kartu
Kendali Mutu;
3) konsep Surat Tugas dan konsep Surat Pengantar Surat Tugas
direviu oleh Inspektur dan disampaikan kepada Inspektur Jenderal
dengan melampirkan Program Kerja Pengawasan sebagai bagian
tak terpisahkan;
4) apabila terjadi koreksi kedua konsep surat dimaksud dikembalikan
kepada Pengendali Teknis;
5) Surat Tugas yang disetujui ditandatangani oleh Inspektur Jenderal.
Format Surat Pengantar Surat Tugas sebagaimana tercantum dalam
Format 3 Lampiran II yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
Keputusan Inspektur Jenderal ini.

2. PKA dapat ditekankan pada beberapa aspek, meliputi:


a. Audit Kinerja kehematan dan daya guna meliputi penilaian pada satuan
unit kerja:
1) mengikuti praktik-praktik pengadaan yang sehat;
2) mendapatkan jenis, kualitas, dan jumlah sumber daya yang
diperlukan dengan biaya yang memadai;
3) melindungi dan memelihara sumber dayanya secara layak;
4) menghindari adanya duplikasi kerja oleh beberapa petugas dan
menghindari adanya pekerjaan yang tidak jelas atau bahkan tidak
mempunyai maksud;
5) menghindari terjadinya hal-hal yang tidak bermanfaat (idleness) dan
kelebihan tenaga kerja atau staf;
6) menggunakan prosedur-prosedur kegiatan yang berdaya guna
(efisien);
7) menggunakan sejumlah sumber daya yang minimum dalam
memproduksi atau menghasilkan barang/jasa sesuai dengan jumlah
dan mutu yang diinginkan serta jadwal waktu yang telah ditetapkan;
8) menaati persyaratan hukum dan peraturan perundang-undangan
yang mungkin besar pengaruhnya dalam rangka memperoleh,
- 19 -

melindungi, dan menggunakan sumber daya Auditi yang


bersangkutan;dan
9) mempunyai sistem yang cukup baik dalam mengukur dan
melaporkan kehematan dan daya guna pelaksanaan kegiatan.
b. Audit Kinerja hasil guna atau Audit Kinerja efektivitas, meliputi:
1) menilai apakah tujuan/sasaran program (yang diusulkan atau baru
atau sedang berjalan) sudah sesuai (proper), cocok (suitable), atau
relevan dengan peraturan perundang-undangan yang sedang
dirancang maupun yang telah ditetapkan;
2) menetapkan sampai sejauh mana hasil suatu program mencapai
suatu tingkat yang diinginkan;
3) menilai apakah pelaksanaan program telah diarahkan kepada
penerima sesuai dengan apa yang telah ditetapkan pada saat
perumusan program;
4) mengidentifikasi faktor-faktor penghambat pencapaian
prestasi/kinerja yang memuaskan;
5) menetapkan apakah manajemen telah mempertimbangkan alternatif
pelaksanaan program yang mungkin dapat mencapai hasil yang
diinginkan dengan lebih Efektif atau pada biaya yang lebih hemat;
6) menetapkan apakah program yang di Audit Kinerja merupakan
komplemen, duplikasi, tumpang tindih, atau bertentangan dengan
program lain yang berkaitan;
7) mengidentifikasi cara-cara untuk membuat program-program menjadi
lebih berhasil (program workbetter);
8) menilai ketaatan atas ketentuan peraturan perundang-undangan bagi
program yang di Audit Kinerja; dan
9) menilai kecukupan SPI manajemen dalam mengukur dan
melaporkan efektifitas.
c. Audit Kinerja efisiensi, yakni dikaitkan dengan produktivitas, sepanjang
kegiatan/pekerjaan yang bersangkutan bisa diarahkan untuk
meningkatkan output dibandingkan dengan input. Adapun kehematan
(ekonomis) kurang dikaitkan dengan produktivitas, tetapi sering
dihubungkan dengan kesempatan untuk mengurangi biaya dalam
- 20 -

pengadaan barang/jasa. Meskipun ada perbedaan, namun seringkali


istilah tersebut saling dapat dipertukarkan dalam penilaian harga dan
pembandingan biaya untuk berbagai pilihan/alternatif. Oleh sebab itu Audit
Kinerja atas kehematan dan Audit Kinerja dayaguna lebih baik bukan
merupakan Audit Kinerja yang terpisah, melainkan disatukan menjadi
Audit Kinerja kehematan dan dayaguna. Meskipun Audit Kinerja
kehematan dan dayaguna hanya mencakup satu atau beberapa dimensi
kegiatan suatu program, akan lebih bermanfaat apabila hasilnya dikaitkan
dengan Audit Kinerja atas pencapaian target/efektifitas program yang
bersangkutan.
d. Audit Kinerja ketaatan, yaitu proses audit yang menentukan apakah pihak
yang diaudit telah mengikuti prosedur standar dan aturan tertentu yang
telah ditetapkan, bertujuan untuk memastikan apakah satuan kerja telah
menaati peraturan yang berlaku.
e. Audit Kinerja kehematan dan dayaguna serta Audit Kinerja efektifitas tidak
mempunyai suatu metode yang konsisten atau teknik yang seragam untuk
dipakai menilai pelaksanaan kegiatan dalam berbagai situasi/keadaan.
Auditor harus melengkapi dirinya dalam penugasan dengan memilih
metode-metode dan teknik-teknik tersedia, yang cocok dengan
kegiatan/program yang di Audit Kinerja.
f. Dalam hal tahap perencanaan, Auditor sudah mempersiapkan PKA.
Namun demikian, PKA tersebut harus selalu disesuaikan dengan kondisi
yang dijumpai di lapangan, artinya PKA yang sudah disiapkan pada tahap
perencanaan sifatnya tidak terlalu rinci, hanya memuat hal-hal yang pokok
saja. Pada tahap pelaksanaan, PKA tersebut dikembangkan lagi serinci
mungkin sehingga lebih memudahkan Auditor melaksanakan tugasnya.
g. Penyusunan PKA bertujuan untuk memberi manfaat sebagai berikut:
1) merupakan suatu rencana yang sistematis tentang setiap tahap
kegiatan yang bisa dikomunikasikan kepada semua tim Audit Kinerja;
2) merupakan landasan yang sistematis dalam memberikan tugas
kepada para Auditor dan PengendaliTeknis/ Supervisor;
- 21 -

3) sebagai dasar untuk membandingkan pelaksanaan kegiatan dengan


rencana yang telah disetujui dan dengan standar serta persyaratan
yang telah ditetapkan;
4) dapat membantu Auditor yang belum berpengalaman dan
membiasakan mereka dengan ruang lingkup, tujuan, serta langkah-
langkah kegiatan Audit Kinerja;
5) dapat membantu Auditor untuk mengenali sifat pekerjaan yang telah
dikerjakan sebelumnya; dan
6) dapat mengurangi kegiatan pengawasan langsung oleh Pengendali
Teknis.
h. Langkah-langkah kerja memuat tentang pengarahan-pengarahan khusus
pelaksanaan tugas Audit Kinerja sesuai dengan tahap Audit Kinerjanya,
meliputi:
1) Audit Kinerja pendahuluan, meliputi:
a) pembicaraan pendahuluan dengan Auditi;
b) pengumpulan informasi umum, penelaahan peraturan
perundang-undangan, evaluasi prosedur kerja, dan sistem
operasional;
c) telaah atas informasi yang diperoleh guna identifikasi tujuan
Audit Kinerja sementara; dan
d) pembuatan ikhtisar hasil Audit Kinerja pendahuluan yang
dituangkan dalam KKA pendahuluan.
2) pengujian pengendalian intern,meliputi:
a) pengujian pengendalian intern;
b) pembuatan ikhtisar hasil temuan pengujian pengendalian
intern.
3) Audit Kinerja lanjutan,meliputi:
a) pengembangan temuan hasil pengujian pengendalian intern;
b) Hasil Audit Kinerja lanjutan dituangkan dalam KKA lanjutan;
c) penyajian hasil Audit Kinerja lanjutan (daftar temuan);
d) pembahasan temuan dengan Penanggung Jawab Audit;
e) pembahasan hasil Audit Kinerja lanjutan dengan Auditi;dan
f) penyusunan saran/ rekomendasi.
- 22 -

3. Kartu Kendali Mutu merupakan dokumen pengendalian intern dalam


pelaksanaan penugasan Audit Kinerja yang terdiri dari rencana pelaksanaan
dan rencana penyampaian laporan hasil Audit Kinerja. Format Kartu Kendali
Mutu disusun mengacu pada Keputusan Inspektur Jenderal tentang Pedoman
Kendali Mutu Pengawasan Intern Aparat Pengawasan Intern Pemerintah di
Kementerian Ketenagakerjaan.
4. Mekanisme Penyusunan dan Penyampaian PKA sebagai berikut:
a. Pengendali Mutu menunjuk Pengendali Teknis untuk menginstruksikan
personil dengan kualifikasi Ketua Tim sebagai penyusun PKA;
b. PKA direviu dan ditandatangani oleh Ketua Tim Penyusun dan disetujui
oleh Pengendali Teknis;
c. PKA yang telah disetujui oleh Pengendali Teknis diajukan kepada
Pengendali Mutu untuk memperoleh persetujuan, apabila terjadi koreksi,
PKA dikembalikan kepada Pengendali Teknis dan Penyusun Program
Kerja Pengawasan tersebut; dan
d. PKA yang telah mendapat persetujuan Pengendali Mutu dilampirkan
dalam Surat Tugas yang diajukan.
- 23 -

BAB III
PELAKSANAAN AUDIT KINERJA

Pelaksanaan Audit Kinerja, pada dasarnya adalah penerapan langkah kerja


PKA yang telah dirancang dan dirumuskan pada saat perencanaan Audit Kinerja.
Walaupun langkah kerja telah dirumuskan dalam PKA, Auditor tetap harus
menyesuaikannya di lapangan. Penyesuaian yang signifikan atas langkah kerja perlu
dibahas terlebih dahulu antar Ketua Tim atau Anggota Tim dengan Pengendali
Teknis dan atau Pengendali Mutu. Tahap pelaksanaan Audit Kinerja mencakup
kegiatan-kegiatan, sebagai berikut:
A. Entry Briefing merupakan langkah awal tim Audit Kinerja sebelum melakukan
Audit Kinerja pendahuluan, hal ini merupakan sarana tukar informasi antara
Auditor dengan Auditi/satuan kerja. Adapun materi entry briefing sebagai
berikut:
a. kebijakan umum dan misi Kementerian Ketenagakerjaan;
b. kebijakan umum pengawasan Inspektorat Jenderal;
c. tujuan, sasaran Audit Kinerja dan ruang lingkup Audit Kinerja;
d. menyampaikan hasil Audit Kinerja/buril/hasil Audit Kinerja terdahulu yang
dirinci sesuai dengan kode temuan serta hasil Audit Kinerja terdahulu
(Inspektorat Jenderal, Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan
(BPKP), Badan Pemerikasa Keuangan (BPK) yang belum ditindaklanjuti;
e. menyampaikan jadwal Audit Kinerja;
f. penyampaian Surat Tugas kepada Auditi Kantor Pusat, Dinas Provinsi,
atau Dinas Kabupaten/Kota yang bersangkutan dan Inspektorat
Provinsi/Kabupaten/Kota yang bersangkutan;dan
g. menyampaikan daftar permintaan dokumen untuk kebutuhan pelaksanaan
Audit Kinerja.

B. Audit Kinerja Pendahuluan


1. Pengumpulan dan verifikasi data
a. pengumpulan data
pengumpulan data dapat dilakukan melalui wawancara, penelitian
dokumen, observasi/peninjauan lapangan, dan data yang
- 24 -

disampaikan melalui aplikasi berbasis teknologi informasi, adapun


data informasi yang dikumpulkan meliputi:
1) peraturan yang dipergunakan sebagai dasar untuk
melaksanakan kegiatan obyek Audit Kinerja;
2) hasil kegiatan pada satuan kerja;
3) data kepegawaian (proses penerimaan pegawai,
pengangkatan, penempatan, mutasi, cuti, dan pemberhentian/
pensiun);
4) data keuangan (proses pengajuan anggaran, administrasi
keuangan, dan pertanggung jawaban keuangan);
5) data barang milik negara (proses pengadaan, pemeliharaan,
pengelolaan, penghapusan, dan pelaporan); dan
6) rencana kerja kegiatan
a) verifikasi data
Verifikasi data dilaksanakan secara menyeluruh, baik
yang mendukung keberhasilan kegiatan maupun yang
mengakibatkan penyimpangan/pergeseran dari sasaran
yang telah ditetapkan, verifikasi data dapat dilakukan
melalui:
1) mencocokkan data dan kelengkapan data atau Bukti
yang telah dicatat setiap kegiatan;
2) data tidak cocok, perlu informasi/data baru;dan
3) data cocok tetapi belum lengkap Bukti
Pendukungnya, perlu informasi baru/penelusuran
lebih lanjut.
b) konfirmasi dengan pihak terkait
Konfirmasi kepada pihak terkait dilakukan untuk
mendapatkan data/informasi yang diperlukan terkait
dengan kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan Auditi, untuk
digunakan sebagai bahan pengambilan keputusan Tim.
Langkah yang harus ditempuh oleh Tim yaitu melapor
kepada kepala unit kerja terkait sebelum melaksanakan
konfirmasi.
- 25 -

c) analisis data
Analisis data dilakukan terhadap data hasil Audit Kinerja
pendahuluan, langkah analisa data dengan cara:
1) analisis/evaluasi data dilakukan terhadap setiap
kegiatan;
2) kegiatan yang datanya telah lengkap, benar dan
Bukti pendukung lengkap, serta cukup untuk
mengetahui hasil dari suatu kegiatan (rencana dan
pelaksanaan), maka segera dilakukan analisis dan
evaluasi serta diberikan penilaian terhadap kegiatan
tersebut;
3) kegiatan yang datanya belum lengkap dan atau
belum benar, wajib dilakukan pencarian data
tambahan dan penelitian lebih lanjut;dan
4) dalam proses analisis/evaluasi data, dilakukan
pencatatan terhadap kelemahan/kurang
keberhasilan pelaksanaan kegiatan, yang
dikelompokkan dalam calon temuan.
2. Cara memperoleh informasi
terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan oleh Auditor untuk
memperoleh informasi dalam rangka pelaksanaan Audit Kinerja, cara
memperoleh informasi tersebut meliputi:
a. pembicaraan dengan pimpinan Auditi
langkah pertama dalam suatu survei yaitu mengadakan kontak
dengan pimpinan Auditi. Auditor harus memberi penjelasan kepada
pimpinan Auditi mengenai tanggung jawab Auditor, sasaran Audit
Kinerja secara umum dan metode pelaksanaan Audit Kinerja. Hal
yang serupa harus juga dilakukan pada setiap kunjungan ke
lapangan. Petunjuk yang bernilai dapat juga diperoleh dari para
pejabat dan atau mengadakan kontak dengan para pegawai teknis
yang secara langsung turut dalam operasi karena mereka telah
mengenali bidang-bidang (areal) yang rawan, dan dapat membantu
untuk memperoleh pengertian yang realistis mengenai
- 26 -

operasi/kegiatan.
b. wawancara dengan pihak lainnya
melakukan wawancara kepada masyarakat atau pihak ketiga lainnya
dapat dilakukan untuk memperoleh informasi yang berguna dalam
menetapkan tujuan dan mengidentifikasikan kelemahan program.
Auditor harus mempertimbangkan penggunaan daftar pertanyaan
(questionaires) untuk memperoleh suatu pendapat mengenai
jawaban yang diharapkan dan permasalahan yang potensial.
c. pemeriksaan fisik
pengamatan secara langsung sangat diperlukan dalam membantu
Auditor memperoleh pengetahuan dengan cepat mengenai operasi
dan lingkungan Auditi. Auditor harus waspada terhadap tanda-tanda
terjadinya pemborosan atau ketidakefektifan yang menunjukkan
kelemahan yang harus diselidiki lebih lanjut, diantaranya adanya sisa
pekerjaan yang menumpuk, peralatan, dan bahan yang berlebihan,
kelebihan personil, metode kerja, dan mesin yang sudah using, serta
kondisi pekerjaan yang tidak baik.
d. melakukan Reviu laporan manajemen.
1) informasi yang tersedia bagi manajemen, seperti anggaran,
laporan operasi, laporan biaya masing-masing bagian, dan
sebagainya dapat memberikan pengertian tentang sejauh mana
tujuan kegiatan Auditi telah tercapai;
2) analisa laporan dengan menggunakan perbandingan, melihat
perbedaan yang penting dapat mengungkapkan antara lain:
a) bagaimana pendapatan, pengeluaran, dan kewajiban
dikaitkan dengan anggarannya;
b) bagaimana kemajuan pekerjaan dikaitkan dengan tujuan,
waktu dan biaya;
c) apakah pelaksanaan kegiatan menjadi lebih efisien;
d) apakah sasaran program yang diinginkan dapat tercapai;
e) bagaimana manfaat program dihubungkan dengan
biayanya; dan
f) Arah pengamatan dapat menunjukkan kurang
- 27 -

efektifnya pengendalian intern.


e. melakukan Reviu laporan hasil Audit Kinerja sebelumnya
laporan hasil Audit Kinerja sebelumnya dapat dipakai sebagai
pertimbangan dan dapat membantu mengurangi pekerjaan
pengumpulan informasi penting sehingga menghemat waktu. Studi
yang berhubungan dengan penetapan tujuan program dan
pengukuran atas perkembangan pencapaian tujuan merupakan
dokumen yang berharga bagi Auditor.
f. pengujian transaksi
suatu cara yang bermanfaat untuk memperoleh pengertian praktis
mengenai pelaksanaan kegiatan, efisiensi dan hasilnya adalah
dengan menelusuri beberapa pekerjaan mulai dari awal sampai
akhir. Hal ini memungkinkan Auditor untuk dapat secara cepat
menentukan praktek yang sebenarnya dilakukan Auditi. Cara ini jauh
lebih praktis daripada melakukan Reviu pedoman Auditi dan
kemudian menguji kegiatan yang dipilih untuk melihat apakah
prosedur yang ditetapkan telah diikuti. Pengujian transaksi sering
dilakukan dengan cara pengamatan langsung dan diskusi dengan
pejabat serta pihak lain yang terlibat di dalam proses pekerjaan yang
bersangkutan. Cara lain pengujian transaksi adalah dengan
menggunakan teknik statistical sampling. Auditor harus
mempertimbangkan secara matang apakah perlu melakukan sample
atau tidak. Apabila populasinya kecil atau satuan sampling individual
dalam populasi amat penting, maka sebaiknya dilakukan pengujian
atas setiap item yang terdapat dalam populasi bersangkutan. Apabila
populasinya besar, lebih baik menggunakan sample daripada
menggunakan suatu pengujian yang lengkap terhadap populasi,
karena informasi yang diinginkan dapat diperoleh dengan lebih
murah, cepat dan dapat dipertanggungjawabkan.
g. Data Flow Diagram (DFD) dan sistem flowchart
Suatu DFD dan sistem flowchart merupakan bantuan besar dalam
meringkaskan informasi yang diperoleh. Hal tersebut dapat
memungkinkan Auditor untuk membayangkan dan mengerti dengan
- 28 -

mudah mengenai proses bisnis pekerjaan dengan menyajikan suatu


gambaran grafik arus pekerjaan dan sistem pengendaliannya. DFD
dan sistem flowchart adalah alat yang sangat berharga untuk
membandingkan sistem yang berlaku sekarang dengan suatu sistem
yang diusulkan/dikehendaki. Dalam DFD digambarkan secara garis
besar atau prosedur suatu sistem atau prosedur sub-sub sistem (dari
suatu sistem) yang ada pada Auditi. Sedangkan dalam sistem
flowchart digambarkan lebih detail mengenai sub-sub sistem atas
sistem yang ada, bahkan kalau memungkinkan diungkapkan pula
prosedur yang ada hubungannya dengan pengolahan data melalui
komputer.
h. bagan arus
bagan arus merupakan alat bantu yang baik dalam menyingkat
semua informasi untuk menggambarkan ilustrasi dengan mudah
proses pekerjaan, dengan menyajikan dalam suatu sajian grafik
tentang arus kegiatan dan struktur pengendali manajemen. Bagan
arus merupakan alat yang sangat bermanfaat untuk membandingkan
antara sistem yang berjalan dengan suatu sistem yang diusulkan
(direncanakan).
i. membuat simpulan
Auditor disarankan membuat simpulan segera yang memuat hal-hal
sebagai berikut:
1) permasalahan dan alasan untuk menelusurinya lebih dalam;
2) bagian informasi yang dikembangkan selama tahap survei dan
pengumpulan data;
3) langkah kerja yang disarankan untuk diikuti disertai dengan
alasan-alasannya;
4) taksiran pendahuluan mengenai waktu dan sumber daya
dibutuhkan khususnya Personil;
5) target tanggal penyelesaian tahap Reviu dan pelaporan.
- 29 -

3. Pengujian pengendalian intern


Dalam Audit Kinerja pendahuluan, tim Audit Kinerja dapat memperoleh
data, informasi, dan dokumen yang terkait dengan setiap pelaksanaan
kegiatan serta dapat menemukan kebenaran atau
kelemahan/penyimpangan dari setiap kegiatan, sehingga dengan tepat
menentukan prioritas Audit Kinerja dan segera dapat menentukan langkah
pendalaman materi Audit Kinerja selanjutnya. Audit Kinerja pendahuluan
meliputi pengujian pengendalian intern, penyusunan simpulan hasil
pengujian pengendalian intern, dan penyusunan PKA lanjutan. Pengujian
pengendalian intern dimaksudkan untuk mengetahui kekuatan dan
kelemahan pengendalian yang ada. Pada tahap ini diharapkan ditemukan
kelemahan/penyimpangan pengendalian yang cukup signifikan sehingga
memerlukan pendalaman pada tahap Audit Kinerja lanjutan. Auditor
melakukan penilaian sejauh mana Auditi menerapkan SPIP meliputi:
a. lingkungan pengendalian;
b. penilaian resiko;
c. kegiatan pengendalian;
d. informasi dan komunikasi; dan
e. pemantauan.
Dalam pengujian pengendalian intern, tim Audit Kinerja melakukan
wawancara, Reviu dokumen, dan observasi untuk menemukan
kelemahan/penyimpangan pengendalian intern dari setiap aspek kegiatan
melalui Instrumen Pengujian SPI.
4. Manajemen Risiko.
Kegiatan Audit intern harus dapat melakukan Evaluasi efektivitas dan
berkontribusi terhadap perbaikan proses manajemen risiko. Untuk
menentukan apakah proses manajemen risiko adalah efektif yaitu melalui
hasil pertimbangan (judgment) dari penilaian Auditor bahwa:
a. tujuan Auditi telah mendukung dan sejalan dengan visi dan misi
Auditi;
b. risiko yang signifikan telah diidentifikasi dan dinilai;
c. tanggapan risiko yang tepat telah dipilih untuk menyelaraskan risiko
dengan risk appetite (selera risiko) Auditi; dan
- 30 -

d. informasi risiko yang relevan telah dipetakan dan dikomunikasikan


secara tepat waktu di seluruh Auditi, yang memungkinkan staf,
manajemen Auditi, dan pimpinan Auditi untuk melaksanakan
tanggung jawab masing-masing.
Adapun data dan informasi yang perlu dikumpulkan dan dianalisis sebagai
berikut:
a. berbagai peraturan perundang-undangan yang dipergunakan
sebagai dasar untuk melaksanakan kegiatan obyek Audit Kinerja
yang mengatur mengenai kegiatan, pengelolaan kepegawaian,
pengelolaan keuangan, dan pengelolaan inventaris;
b. laporan yang menunjukkan kinerja satuan kerja bisa berupa laporan
akhir berbagai kegiatan yang dilaksanakan satuan kerja;
c. data kepegawaian (proses penerimaan pegawai, pengangkatan,
penempatan, pemberian sanksi dan penghargaan, mutasi, cuti, dan
pemberhentian/pensiun);
d. data keuangan (proses pengajuan anggaran, administrasi keuangan,
dan pertanggungjawaban keuangan);
e. data barang milik negara (proses pengadaan, pemeliharaan,
pengelolaan, penghapusan dan pelaporan);dan
f. rencana kerja beserta target.
Hasil Audit Kinerja pendahuluan merupakan kekuatan dan kelemahan
unsur-unsur pengendalian intern berupa lingkungan pengendalian,
penilaian risiko, aktivitas pengendalian, informasi komunikasi, dan
Pemantauan dari berbagai aspek yang di Audit. Kelemahan unsur-unsur
pengendalian intern atas berbagai aspek yang di Audit tersebut
merupakan calon temuan yang berguna untuk menentukan prioritas Audit
Kinerja untuk dilakukan pendalaman dalam tahap Audit Kinerja
selanjutnya. Hasil Audit Kinerja pendahuluan harus dicatat oleh Auditor
dalam KKA pendahuluan.

C. Audit Kinerja Lanjutan


Audit Kinerja lanjutan dilaksanakan untuk mendapatkan Bukti yang
cukup/melengkapi data guna meyakinkan kebenaran data dan mendapatkan
- 31 -

kepastian mengenai indikasi kondisi suatu temuan yang telah didapat dari Audit
Kinerja pendahuluan pada setiap pekerjaan dan mendukung simpulan/temuan
awal yang sudah diidentifikasi pada saat Audit Kinerja pendahuluan. Hasil Audit
Kinerja lanjutan dituangkan dalam KKA lanjutan.
Langkah-langkah yang dilakukan untuk masing-masing aspek Audit Kinerja
sebagai berikut:
1. pencapaian sasaran kinerja
Audit Kinerja atas pencapaian sasaran kinerja bertujuan untuk mengetahui
apakah target sasaran satuan kerja telah tercapai secara efisien, efektif,
dan ekonomis serta sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan. Langkah kerja utama yang dilakukan merupakan analisis atas
realisasi capaian kinerja berbagai program/kegiatan dibandingkan dengan
target dan capaian tahun-tahun sebelumnya. Apabila terdapat realisasi
capaian kinerja di bawah target dan/atau terjadi penurunan kinerja, maka
tim Audit Kinerja harus mengeksplorasi penyebab/hambatannya. Teknik
yang digunakan dapat berupa Reviu dokumen, wawancara, dan
observasi. Audit Kinerja pencapaian sasaran kinerja harus dapat
menyimpulkan keberhasilan atau kegagalan pencapaian kinerja program
atau kegiatan dihubungkan dengan capaian sasaran strategis
Kementerian Ketenagakerjaan.
Untuk dapat menyimpulkan keberhasilan atau kegagalan pencapaian
kinerja program atau kegiatan, Auditor harus memahami sasaran dan
indikator dari program atau kegiatan yang dilaksanakan serta target dan
realisasinya.
2. aspek keuangan
Audit Kinerja atas aspek keuangan bertujuan untuk meyakini bahwa
pengelolaan keuangan telah dilakukan secara efisien, efektif, dan
ekonomis untuk mencapai sasaran satuan kerja dan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan. Langkah kerja utama yang
dilakukan meliputi:
a. pengujian atas keterkaitan anggaran dengan target kinerja, dan
ditaatinya standar biaya;
b. pengujian atas kehandalan pencatatan keuangan yang dilaksanakan
- 32 -

oleh bendahara yang didukung dengan Bukti yang lengkap dan sah;
c. pengujian atas pelaksanaan verifikasi pertanggungjawaban
keuangan;
d. pengujian atas ketaatan terhadap rencana/jadwal pengeluaran
kas/anggaran kas/disbursement plan;dan
e. pengujian atas ketepatan pelaporan pengelolaan keuangan.
Teknik yang digunakan dapat berupa Reviu dokumen, wawancara, dan
observasi.
3. Aspek sarana dan prasarana atau barang milik negara
Audit Kinerja atas aspek sarana dan prasarana atau barang milik negara
bertujuan untuk meyakini bahwa pengelolaan sarana dan prasarana atau
barang milik negara telah dilakukan secara efisien, efektif, dan ekonomis
untuk mencapai sasaran satuan kerja dan sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan. Langkah kerja utama yang dilakukan meliputi:
a. pengujian apakah perencanaan kebutuhan barang/jasa telah dibuat
dan dijadikan dasar dalam penganggaran dan pelaksanaan
pengadaan barang/ jasa;
b. pengujian atas proses pengadaan barang/jasa;
c. melakukan pengamatan fisik atas pelaksanaan pekerjaan di
lapangan dan mendapatkan keterangan lebih lanjut dari petugas
lapangan atau pihak lain yang mengetahui kegiatan yang dilakukan
Audit Kinerja;
d. pengujian atas penguasaan dan penetapan status barang milik
negara;
e. pengujian atas pemanfatan barang milik negara (sewa, bangun guna
serah, bangun serah guna, kerja sama operasional);
f. pengujian apakah barang milik negara telah digunakan secara
optimal untuk mendukung pencapaian sasaran;
g. pengujian atas pengamanan dan pemeliharaan barang milik negara;
h. pengujian atas pemindahtanganan/penghapusan barang milik
negara; dan
i. pengujian atas penatausahaan barang milik negara.
- 33 -

Teknik yang digunakan dapat berupa Reviu dokumen, wawancara, dan


observasi.
4. Aspek sumber daya manusia.
Audit Kinerja atas aspek sumber daya manusia bertujuan untuk meyakini
bahwa pengelolaan sumber daya manusia telah dilakukan secara Efisien,
Efektif, dan Ekonomis serta Taat Hukum (3E+1T) untuk mencapai sasaran
satuan kerja. Instrumen Pengujian 3E+1T dilakukan dengan langkah kerja
utama meliputi:
a. pengujian apakah analisis beban kerja dan analisis jabatan telah
digunakan sebagai dasar pengisian formasi, promosi dan mutasi;
b. pengujian atas perencanaan kebutuhan sumber daya manusia;
c. pengujian atas program pendidikan dan latihan;
d. pengujian atas sistem penilaian kinerja;
e. pengujian atas penggajian pegawai;
f. pengujian atas sistem pengembangan karir pegawai;
g. pengujian atas sistem penegakan disiplin pegawai, pemberian sanksi
dan penghargaan;dan
h. pengujian atas pemberhentian dan pensiun pegawai.
Teknik yang digunakan dapat berupa Reviu dokumen, wawancara, dan
observasi.
Format Instrumen pengujian SPI dan 3E+1T sebagaimana tercantum
dalam Format 5 Lampiran II yang merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari Keputusan Inspektur Jenderal ini.

D. Perolehan Bukti
Perolehan Bukti pada tahap Audit Kinerja lanjutan bertujuan untuk menentukan
bahwa:
a. kondisi atas kegiatan yang di Audit dapat diterima dan kemungkinan
argumen yang menolak kondisi tersebut dihindari/disanggah; dan
b. terdapat kondisi dan akibat yang cukup penting dan material.
Dari sudut pandang Audit Kinerja, Bukti merupakan fakta dan informasi yang
dapat digunakan sebagai dasar perumusan simpulan tujuan Audit dan harus
mempunyai nilai yang berarti (material). Bukti ini harus dikumpulkan, dan
- 34 -

dianalisis sebelum suatu simpulan dibuat. Auditor harus dapat menganalisis


dan menentukan fakta dan informasi yang dapat dijadikan Bukti yang relevan,
reliable (dapat dipercaya), dan berkaitan dengan tujuan Audit Kinerja. Auditor
harus mempunyai pengertian yang jelas mengenai jenis- jenis Bukti ditinjau dari
sudut cara memperolehnya,yakni:
1. analisa Bukti
Bukti harus berkaitan dengan kenyataan (realita) yang digunakan sebagai
dasar perumusan simpulan Audit. Ilusi, praduga, dan/atau fantasi
seseorang tidak dapat dijadikan sebagai Bukti, karena jika hal ini terjadi
maka Auditor akan mendapat kesulitan jika Bukti tersebut dikonfirmasikan.
Oleh karena itu salah satu cara perolehan Bukti yang harus dilakukan
agar simpulan dapat dipertanggungjawabkan yaitu melalui analisa Bukti/
analytical test, contohnya adalah perhitungan secara fisik atas inventaris
yang ada.
2. Bukti langsung
Mendapatkan Bukti langsung (direct evidence) merupakan alternatif lain
dalam perolehan Bukti Audit Kinerja. Jika Auditor mendapatkan Bukti
langsung ini maka simpulan hasil Audit Kinerja sudah dapat dibuat tanpa
memerlukan Bukti tambahan lainnya. Contoh Bukti langsung ini antara lain
faktur asli untuk membuktikan harga suatu barang.
3. Bukti tidak langsung
Jika Auditor tidak dapat memperoleh Bukti langsung mengenai sesuatu
aktivitas, maka Auditor dapat berusaha mengumpulkan beberapa Bukti
yang secara tidak langsung (Indirect Evidence) berhubungan dengan
aktivitas yang menjadi perhatiannya. simpulan hasil Audit Kinerja dapat
dilakukan oleh Auditor sepanjang merasa yakin bahwa Bukti tidak
langsung yang saling berhubungan tersebut cukup terkumpul.
Auditor juga harus mengetahui mengenai Bukti terbaik/primer (dokumen
Bukti asli atau utama dan Bukti pendukung (salinan/copy). Bukti dokumen
asli merupakan Bukti yang dalam kondisi apa pun harus digunakan
sebelum bentuk Bukti lain digunakan. Contoh Bukti terbaik/primer antara
lain:
- 35 -

a. untuk pemeriksaan kontrak adalah kontrak asli; dan


b. untuk konfirmasi adalah jawaban konfirmasi asli.
Akan tetapi jika Bukti utama tidak dapat diperoleh maka salinan/copy yaitu
kontrak dan fotokopi surat jawaban konfirmasi dapat digunakan dengan
catatan bahwa salinan/copy tersebut dijamin oleh Auditi sama aslinya.
4. tingkat keandalan Bukti
Setiap simpulan hasil Audit Kinerja harus didasarkan pada Bukti yang
didapat oleh Auditor. Dalam penentuan jumlah dan jenis Bukti yang
dikumpulkan, Auditor harus melakukannya berdasarkan pertimbangan
profesional, berapa banyak Bukti yang harus dikumpulkan untuk
mendukung kesimpulannya dan jenis Bukti apa saja yang harus
dikumpulkan.
Bukti tersebut harus mempunyai tingkat kepercayaan yang memadai,
untuk itu Auditor harus selalu memperhatikan 4 (empat) unsur berikut ini:
a. relevan
Relevan berarti Bukti yang dikumpulkan harus mempunyai kaitan
atau hubungan dengan permasalahan yang sedang dilakukan Audit
Kinerja.
b. material
Bukti tersebut mempunyai nilai yang cukup berarti dalam
mempengaruhi tingkat pertimbangan informasi yang bersangkutan.
c. kompeten
Kompeten berkaitan dengan sumber perolehan Bukti yang didapat.
Bukti yang kompeten adalah Bukti yang diperoleh dari sumber
independen yang dapat dipercaya dan terjamin keakuratannya.
d. cukup (sufficient)
Jumlah Bukti yang dikumpulkan dinilai cukup memadai berdasarkan
pertimbangan profesional untuk mendukung simpulan Auditor.

E. KKA
1. KKA harus mencerminkan langkah-langkah kerja Audit Kinerja yang
ditempuh, pengujian yang dilakukan, informasi yang diperoleh, dan
simpulan hasil Audit Kinerja. Setiap Auditor wajib membuat KKA pada
- 36 -

saat melaksanakan tugasnya, KKA sangat penting artinya bila diingat


manfaatnya, antara lain:
a. merupakan dasar penyusunan laporan hasil Audit Kinerja;
b. merupakan alat bagi atasan untuk melakukan Reviu dan mengawasi
pekerjaan para pelaksana Audit Kinerja;
c. merupakan alat pembuktian dari laporan hasil Audit Kinerja;
d. menyajikan data untuk keperluan referensi;dan
e. merupakan salah satu pedoman untuk tugas Audit Kinerja
berikutnya.
2. syarat-syarat KKA
KKA harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
a. lengkap;
b. bebas dari kesalahan, baik kesalahan hitung/ kalimat
maupun kesalahan penyajian;
c. didasarkan atas fakta dan argumentasi yang rasional;
d. sistematis, bersih, mudah diikuti (tanpa singkatan) dan diatur rapi;
e. memuat hal-hal penting yang relevan dengan Audit Kinerja;
f. mempunyai tujuan yang jelas;
g. dihindarkan pekerjaan menyalin ulang;dan
h. KKA harus mencantumkan simpulan hasil Audit Kinerja dan
komentar atau catatan hasil Reviu.
Format KKA sebagaimana tercantum dalam Format 6 Lampiran II yang
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Keputusan Inspektur Jenderal
ini.

F. Penghentian Audit Kinerja


Dalam hal terjadi force majeure atau kondisi khusus lainnya, Audit Kinerja dapat
dihentikan oleh Penanggung Jawab. Untuk Audit Kinerja yang dihentikan maka
Auditor harus membuat catatan yang mengikhtisarkan laporan hasil Audit
Kinerja sampai tanggal penghentian dan menjelaskan alasan penghentian,
serta mengkomunikasikan kepada Auditi/pejabat yang berwenang.
- 37 -

G. Perpanjangan Waktu Audit


Dalam hal pelaksanaan Audit Kinerja tidak dapat diselesaikan sesuai dengan
surat penugasan karena kondisi khusus, maka Tim Audit dapat mengusulkan
perpanjangan waktu Audit Kinerja kepada Penanggung Jawab melalui Wakil
Penanggung Jawab.

H. Exit Briefing
Exit briefing atau biasa disebut pertemuan akhir Audit Kinerja merupakan
kegiatan akhir dari rangkaian Audit Kinerja yang disampaikan oleh Pengendali
Teknis beserta tim Audit Kinerja kepada seluruh/sebagian pejabat/obyek Audit
Kinerja. Exit briefing sebaiknya dilaksanakan segera setelah berakhirnya Surat
Tugas atau dapat dilakukan dengan perjanjian waktu antara kedua pihak. Pada
saat exit briefing disampaikan harus memuat materi- materi sebagai berikut:
a. hasil Audit Kinerja secara umum;
b. hal-hal yang masih harus dilengkapi oleh Auditi (bila ada);
c. langkah-langkah perbaikan dan meningkatkan keberhasilan yang telah
dicapai;
d. kebijakan/hal-hal penting yang harus diperhatikan dalam mengatasi
masalah;
e. penjelasan atas pertanyaan yang diajukan Auditi yang lebih mengarah
pada teknis operasional;
f. laporan hasil Audit Kinerja akan disampaikan kepada Auditi berupa
laporan hasil Audit Kinerja yang ditandatangani Pembantu Penanggung
Jawab/Pengendali Mutu dan berupa surat pengantar masalah/surat
atensi/executive ringkasan yang telah ditandatangani oleh Inspektur
Jenderal untuk segera ditindaklanjuti dalam waktu 60 (enam puluh) hari
kerja setelah surat pengantar masalah tersebut diterima;dan
g. mencatat jawaban/penjelasan atas pertanyaan sebagai bahan
kelengkapan KKA untuk penyusunan laporan hasil Audit Kinerja.
- 38 -

BAB IV
PELAPORAN AUDIT KINERJA

Laporan hasil Audit Kinerja merupakan dokumen atau media komunikasi


Auditor untuk menyampaikan informasi mengenai temuan dan rekomendasi laporan
hasil Audit Kinerja kepada pejabat yang berwenang.
Laporan hasil Audit Kinerja harus dapat digunakan sebagai penilaian dan
koreksi/perbaikan atas kelemahan yang ada, juga sebagai salah satu bahan
pimpinan dalam mengambil langkah kebijakan selanjutnya. Untuk itu laporan hasil
Audit Kinerja harus disusun secara sistematis, lengkap, jelas, tepat, dan
mengandung berbagai informasi penting terkait pelaksanaan tugas pokok dan fungsi
satuan kerja serta simpulan dan saran yang dapat ditindaklanjuti oleh satuan kerja/
obyek Audit/Auditi.

A. Laporan Audit Kinerja


Laporan Audit Kinerja yang harus dipenuhi oleh Auditor adalah memenuhi
persyaratan:
Kesatu : Laporan Audit Kinerja harus dibuat secara tertulis dan
disampaikan kepada pejabat yang berwenang sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Kedua : Laporan Audit Kinerja harus dibuat segera sesudah selesai
pekerjaan Audit Kinerja dan disampaikan kepada pejabat yang
berkepentingan tepat pada waktunya.
Ketiga : Tiap laporan Audit Kinerja harus memuat tujuan, ruang lingkup
dan sasaran Audit Kinerja, disusun dengan baik, menyajikan
informasi yang layak, serta pernyataan bahwa Audit Kinerja telah
dilaksanakan sesuai dengan Norma Audit Kinerja AAIPI.
Keempat : Setiap laporan hasil Audit Kinerja harus:
1. memuat temuan dan simpulan Audit Kinerja secara obyektif
serta rekomendasi yang konstruktif;
2. lebih mengutamakan usaha perbaikan atau penyempurnaan
daripada kritik;
3. mengungkapkan hal-hal yang masih merupakan masalah
- 39 -

yang belum dapat diselesaikan sampai berakhirnya Audit


Kinerja (bila ada);
4. mengemukakan pengakuan atas suatu prestasi keberhasilan
atau suatu tindakan perbaikan yang telah dilaksanakan,
terutama bila perbaikan itu dapat diterapkan di instansi lain;
5. mengemukakan penjelasan pejabat Auditi mengenai laporan
hasil Audit Kinerja;dan
6. menyatakan informasi penting yang tidak dimuat dalam
laporan hasil Audit Kinerja karena dianggap rahasia atau
harus diperlakukan secara khusus sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan (bila ada).

B. Materi Laporan Hasil Audit Kinerja


Materi laporan hasil Audit Kinerja harus mengungkapkan seluruh unsur berikut
yang terdiri dari:
1. kriteria yang digunakan sebagai ukuran pencapaian sasaran atau tujuan
berupa standar/ukuran dan suatu ketentuan peraturan perundang-
undangan yang seharusnya diikuti/ ditaati;
2. kondisi atau kenyataan yang terjadi;
3. penyimpangan antara kondisi dibandingkan dengan kriteria;
4. sebab-sebab terjadi penyimpangan atau kegiatan yang tidak sesuai
dengan kriteria;
5. akibat penyimpangan yang dapat diukur/dinilai dengan uang atau akan
menyebabkan tidak tercapainya sasaran dan tujuan;
6. komentar pihak manajemen/Auditi atas temuan, serta rencana tindakan
perbaikan / rencana aksi yang akan dilakukan; dan
7. rekomendasi perbaikan (diarahkan untuk menghilangkan sebab
penyimpangan).

C. Mekanisme Pelaporan
Dalam Proses penyusunan laporan hasil Audit Kinerja, harus melalui
mekanisme dengan tahapan dan waktu yang harus dipenuhi oleh Auditor
sebagai berikut:
- 40 -

1. Ketua Tim harus menyerahkan konsep laporan hasil Audit Kinerja kepada
Pengendali Teknis untuk direviu paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah
Surat Tugas berakhir;
2. Pengendali Teknis dalam waktu 2 (hari) kerja wajib menyelesaikan reviu
konsep laporan hasil Audit Kinerja dari ketua tim yang akan
ditandatangani oleh Wakil Penanggung Jawab, serta menyusun konsep
surat atensi yang akan ditandatangani oleh Inspektur Jenderal dan
menyerahkan kepada Pengendali Mutu untuk dilakukan Reviu;
3. Pengendali Mutu dalam waktu 2 (hari) kerja wajib menyelesaikan reviu
konsep laporan hasil Audit Kinerja dan konsep surat atensi kemudian
menyerahkannya kepada Wakil Penanggung Jawab;
4. Wakil Penanggung Jawab dalam waktu 2 (dua) hari kerja harus
menyerahkan konsep laporan hasil Audit Kinerja dan konsep surat atensi
kepada Sekretariat Inspektorat Jenderal untuk dievaluasi;
5. Sekretariat Inspektorat Jenderal melakukan evaluasi konsep laporan hasil
Audit Kinerja dan konsep surat atensi selama-lamanya 10 (sepuluh) hari
kerja;
6. Sekretariat Inspektorat Jenderal mengembalikan hasil evaluasi terhadap
konsep laporan hasil Audit Kinerja dan surat atensi yang perlu dilakukan
perbaikan kepada Tim Audit untuk disempurnakan baik secara langsung
maupun melalui teknologi informasi;
7. Tim Audit melakukan perbaikan selama-lamanya 2 (dua) hari kerja.
Perbaikan konsep laporan hasil Audit Kinerja yang telah dievaluasi
merupakan tanggung jawab tim Audit Kinerja
8. Tim Audit menyampaikan konsep laporan hasil Audit Kinerja dan konsep
surat atensi yang telah disempurnakan kepada Inspektur Jenderal untuk
diminta persetujuan;
9. Inspektur Jenderal menyetujui konsep laporan hasil Audit Kinerja dan
diberi nomor pada setiap laporan hasil Audit Kinerja oleh masing-masing
Inspektorat untuk diterbitkan;
10. Inspektur Jenderal menyetujui dan menandatangani surat atensi dan
diberi nomor pada setiap surat atensi oleh Sekretariat Inspektorat
Jenderal cq. Bagian Umum dan Rumah Tangga Inspektorat Jenderal
- 41 -

untuk diterbitkan, Format Surat Atensi sebagaimana tercantum dalam


Format 7 Lampiran II yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
Keputusan Inspektur Jenderal ini;
11. Sekretariat Inspektorat Jenderal menggandakan dan mendistribusikan
Laporan hasil Audit Kinerja dan surat atensi.

D. Bentuk dan Isi Laporan Hasil Audit Kinerja


Bentuk laporan pada dasarnya bisa berbentuk surat atau bab.
1. Laporan hasil Audit Kinerja bentuk surat
laporan hasil Audit Kinerja bentuk surat disusun jika terdapat informasi
yang perlu segera disampaikan atau jika tidak banyak substansi yang
penting untuk disampaikan. Sistematika penyajian laporan hasil Audit
Kinerja bentuk surat sebagai berikut:
a. dasar Audit Kinerja;
b. tujuan Audit Kinerja;
c. sasaran dan ruang lingkup Audit Kinerja;
d. metodologi Audit Kinerja;
e. informasi umum obyek Audit Kinerja;
f. uraian hasil Audit Kinerja:
1) kekuatan dan kelemahan SPI;
2) pencapaian sasaran kinerja;
3) aspek keuangan;
4) aspek sarana dan prasarana atau barang milik negara;
5) aspek sumber daya manusia;
6) temuan hasil Audit Kinerja;
7) hal-hal lainnya yang perlu diperhatikan; dan
8) tindak lanjut rekomendasi Audit Kinerja sebelumnya;
g. rekomendasi; dan
h. lampiran.
Format Laporan Hasil Audit Kinerja Bentuk Surat sebagaimana tercantum
dalam Format 8 Lampiran II yang merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari Keputusan Inspektur Jenderal ini.
- 42 -

2. Laporan hasil Audit Kinerja bentuk bab


laporan hasil Audit Kinerja bentuk bab disusun jika substansi yang ingin
disampaikan cukup banyak sehingga perlu disusun dalam sistematika
bab. Sistematika penyajian laporan hasil Audit Kinerja bentuk bab sebagai
berikut:
BAB I : SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Simpulan Hasil Audit Kinerja
B. Rekomendasi
BAB II : URAIAN HASIL AUDIT KINERJA
A. Pendahuluan.
1. Dasar Audit Kinerja
2. Tujuan Audit Kinerja
3. Sasaran dan ruang lingkup
4. Batasan tanggung jawab Audit Kinerja
5. Metodologi standar Audit
B. Uraian Hasil Audit Kinerja
1. Simpulan dan temuan hasil Audit Kinerja.
2. hal-hal lainnya yang perlu diperhatikan.
3. tindak lanjut rekomendasi Audit Kinerja sebelumnya.
C. Apresiasi
D. Lampiran
Format Laporan Hasil Audit Kinerja Bentuk Bab sebagaimana tercantum
dalam Format 9 Lampiran II yang merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari Keputusan Inspektur Jenderal ini.

E. Kualitas Laporan
laporan hasil Audit Kinerja harus tepat waktu, lengkap, akurat, obyektif,
meyakinkan, jelas, dan seringkas mungkin:
1. Tepat waktu
Laporan hasil Audit Kinerja harus tepat waktu disampaikan kepada Auditi
agar rekomendasi Auditor dapat segera ditindaklanjuti untuk perbaikan
manajemen.
- 43 -

2. Ringkas dan lengkap


laporan hasil Audit Kinerja harus memuat semua informasi dari Bukti yang
dibutuhkan untuk memenuhi sasaran Audit Kinerja, serta memberikan
pemahaman yang benar,dan memadai atas hal yang dilaporkan, sehingga
memenuhi persyaratan isi laporan hasil Audit Kinerja, disajikan dengan
kalimat terus terang dan faktual, diawali dengan kalimat pembuka, judul,
serta lebih dahulu menyajikan poin utama.
3. Tepat atau akurat
akurat merupakan Bukti yang disajikan benar dan temuan yang disajikan
dengan tepat, untuk memberikan keyakinan bahwa laporan hasil Audit
Kinerja memadai dan dapat diandalkan. Setiap laporan harus
menggunakan tekanan dan strategi yang menegaskan informasi yang
disajikan dengan bahasa yang kreatif. Pemilihan kata harus
mencerminkan berbagai tingkatan untuk menunjukkan peningkatan
signifikan diantara informasi yang disajikan yakni relevan dan valid.
4. Obyektif
laporan hasil Audit Kinerja harus seimbang dalam isi dan redaksi. Kualitas
suatu laporan ditentukan oleh penyajian Bukti yang tidak memihak,
sehingga pengguna laporan hasil Audit Kinerja dapat diyakinkan oleh
fakta yang disajikan dan menghindari ancaman (intimidasi).
5. Meyakinkan
informasi yang disajikan harus cukup meyakinkan pengguna laporan
untuk mengakui validitas temuan tersebut dan manfaat penerapan
rekomendasi. Laporan yang meyakinkan mencakup: argumentasi
pendukung simpulan yang terpercaya, penjelasan yang memadai, akibat
dari kondisi yang diungkapkan, serta kuantitas akibat dari kondisi yang
ditemukan.
6. Jelas dan menarik
laporan harus mudah dibaca dan dipahami. Laporan harus ditulis dengan
bahasa yang jelas dan sesederhana mungkin. Pengorganisasian laporan
secara logis, keakuratan, dan ketepatan dalam menyajikan fakta,
merupakan hal yang penting untuk memberikan kejelasan dan
pemahaman bagi pengguna laporan hasil Audit Kinerja. Laporan
- 44 -

menggunakan format yang profesional, serta menggunakan judul yang


jelas untuk setiap bagian.
7. Orientasi hasil atau efektif.
Auditor harus meminta tanggapan/pendapat terhadap simpulan temuan,
dan rekomendasi termasuk tindakan perbaikan yang direncanakan,
secara tertulis dari pejabat Auditi yang bertanggung jawab. Tanggapan
tersebut harus dievaluasi dan dipahami secara seimbang dan obyektif,
serta disajikan secara memadai dalam laporan hasil Audit Kinerja.
Laporan yang efektif menekankan pada hasil dengan cara:
menyampaikan rekomendasi yang spesifik dan terukur, bersifat praktik
dan berorientasi pada solusi, serta menjelaskan tindakan yang telah
dilakukan manajemen.
Salah satu cara yang paling efektif untuk memastikan bahwa suatu
laporan hasil Audit Kinerja dipandang adil, lengkap, dan obyektif
merupakan adanya Reviu dan tanggapan dari pejabat yang bertanggung
jawab, sehingga dapat diperoleh laporan yang tidak mengemukakan
temuan dan pendapat Auditor saja, melainkan memuat pula pendapat dan
penjelasan oleh pejabat yang bertanggung jawab tersebut.
Apabila tanggapan dari Auditi bertentangan dengan simpulan, temuan,
dan rekomendasi dalam laporan hasil Audit Kinerja, dan menurut
pendapat Auditor tanggapan tersebut tidak benar, maka Auditor harus
menyampaikan ketidaksetujuannya atas tanggapan tersebut beserta
alasannya yang seimbang dan obyektif. Sebaliknya, Auditor harus
memperbaiki laporannya, apabila Auditor berpendapat bahwa tanggapan
tersebut benar.

F. Distribusi Laporan
Laporan hasil Audit Kinerja disampaikan kepada pimpinan organisasi Auditi dan
pihak lain yang terkait sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan. Penyampaian laporan hasil Audit Kinerja secara umum dapat
didistribusikan kepada:
1. Laporan hasil Audit Kinerja asli disampaikan kepada pimpinan Auditi
sesuai tujuan Surat Tugas;
- 45 -

2. Tembusan ditujukan kepada pejabat terkait sesuai kebutuhan:


a. untuk Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) dana
dekonsentrasi/tugas pembantuan:
1) Menteri;
2) Menteri Dalam Negeri u.b. Inspektur Jenderal;
3) Gubernur dan/atau Bupati Kabupaten/Kota lokasi Auditi;
4) Sekretaris Jenderal Kementerian Ketenagakerjaan;
5) Direktur Jenderal teknis;
6) Kepala Dinas terkait Provinsi dan/atau Kabupaten/Kota
lokasi Auditi;
7) Kepala Inspektorat Provinsi dan/atau Kabupaten/Kota;dan
8) Arsip.
b. untuk Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) pusat:
1) Menteri;
2) Sekretaris Jenderal Kementerian Ketenagakerjaan;
3) Direktur Jenderal Teknis;
4) Sekretaris Direktorat Jenderal Teknis;
5) DIrektur teknis terkait/Kepala Biro/Kepala Pusat;
6) Kuasa Pengguna Anggaran; dan
7) Arsip.
c. satuan kerja Unit Pelayanan Terpadu Pusat (UPTP):
1) Menteri;
2) Sekretaris Jenderal Ketenagakerjaan;
3) Direktur Jenderal teknis;dan
4) Arsip.
- 46 -

BAB V
TINDAK LANJUT HASIL AUDIT KINERJA

Rekomendasi atau saran yang disampaikan Auditor melalui laporan hasil Audit
Kinerja, wajib ditindaklanjuti oleh pihak Auditi. Untuk mendorong efektivitas
penyelesaian tindak lanjut temuan Audit Kinerja. Setiap penugasan Audit Kinerja,
Auditor wajib memantau tindak lanjut yang dilakukan oleh Auditi atas rekomendasi
hasil Audit Kinerja sebelumnya baik dari APIP maupun lembaga pengawasan
eksternal pemerintah.
Hal-hal yang harus diperhatikan oleh Auditor dalam rangka memantau tindak
lanjut laporan hasil Audit Kinerja, yaitu:
a. Auditor harus mengkomunikasikan kepada Auditi bahwa tanggung jawab
untuk menyelesaikan atau menindaklanjuti temuan Audit Kinerja dan
rekomendasi berada pada Auditi;
b. Auditor harus memantau dan mendorong tindak lanjut atas temuan beserta
rekomendasi;
c. Auditor harus melaporkan status temuan beserta rekomendasi Audit Kinerja
sebelumnya yang belum ditindaklanjuti;
d. melakukan pengecekan bukti asli penyetoran Kerugian Negara, pemeriksaan
secara fisik kegiatan yang direkomendasikan untuk dipenuhi meliputi
penghitungan jumlah, pengukuran volume, dan pengecekan kualitas.
Termasuk perbaikan manajemen dan teknis yang direkomendasikan dalam
laporan hasil Audit Kinerja; dan
e. terhadap temuan yang berindikasi adanya tindakan ketidakpatuhan terhadap
ketentuan perundang-undangan dan kecurangan, Auditor harus membantu
aparat penegak hukum terkait dalam upaya menindaklanjuti temuan tersebut.
FORMAT 1 - PROGRAM KERJA AUDIT KINERJA (PKA)

PROGRAM KERJA AUDIT KEGIATAN……………………


PADA……… TAHUN ANGGARAN …………

Nama Satker : ………………………… Disusun oleh : ………………………


Program yg diaudit : ………………………… Tanggal : ………………………
Sasaran audit : ………………………… Paraf : ………………………
Masa Yang di Audit : ………………………… Direviu oleh : ………………………
Waktu audit : ………………………… Tanggal/Paraf : ………………………

REF ANGGARAN REALISASI


NO. TUJUAN DAN LANGKAH-LANGKAH KKA
Angg. Angg.
KERJA NO Oleh Oleh
Waktu Waktu

1 2 3 4 5 6 7

I. JUDUL KEGIATAN
1) Tujuan audit:
Diuraikan hal yang menjadi tujuan
audit atas kegiatan dimaksud sesuai
judul kegiatan.
Langkah Kerja/Prosedur Audit
1. Peroleh ........
2. Lakukan wawancara dengan .....
3. Lakukan perbandingan antara
.......
4. Lakukan observasi terhadap .......
5. Peroleh Laporan-laporan yang
dibuat oleh ...........
6. Bandingkan ... dengan data yang
diperoleh dari ....
7. Lakukan sampling terhadap........
8. Buat daftar ........
9. Tambahkan langkah-langkah
lainnya bila dianggap perlu
10. Buat kesimpulan atas hasil
langkah kerja diatas terhadap

REF ANGGARAN REALISASI


NO. TUJUAN DAN LANGKAH-LANGKAH KKA
Angg. Angg.
KERJA NO Oleh Oleh
Waktu Waktu

1 2 3 4 5 6 7

judul kegiatan dimaksud


2) Tujuan Audit:
Langkah Kerja/Prosedur Audit
3) Tujuan Audit:
Langkah Kerja/Prosedur Audit
II. JUDUL KEGIATAN
1) Tujuan Audit:
Langkah Kerja/Prosedur Audit
2) Tujuan Audit:
Langkah Kerja/Prosedur Audit
3) Tujuan Audit:
Langkah Kerja/Prosedur Audit

Jakarta, ......................... 20XX

Mengetahui:
Pengendali Teknis, Ketua Tim,

(…………Nama…………) (…………Nama…………)
N.I.P. …………………………… N.I.P. ……………………………
FORMAT 2 - SURAT TUGAS

KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN RI
INSPEKTORAT JENDERAL
Jalan Jenderal Gatot Subroto Kaveling 51, Jakarta Selatan 12950,
Telp. (021) 5255661, Faksimile (021) 5255662, Laman: http://www.naker.go.id

SURAT TUGAS
Nomor :

Menimbang : a. bahwa dalam rangka ...................... di Kementerian


Ketenagakerjaan maka perlu menugaskan Auditor;
b. bahwa untuk itu, perlu diterbitkan Surat Tugas Inspektur;

Dasar : 1. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 1 Tahun 2021


tentang Organisasi Tata Kerja Kementerian Ketenagakerjaan

2. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 24 Tahun 2016


tentang Pokok-Pokok Pengawasan Intern di Kementerian
Ketenagakerjaan;
3. DIPA Kementerian Ketenagakerjaan, Nomor SP DIPA-
……………… tanggal ……bulan …… tahun 20XX;

MENUGASKAN:
1. Nama : ………………………
sebagai PENGENDALI MUTU;
2. Nama : ………………………
sebagai PENGENDALI TEKNIS;
3. Nama : ………………………
sebagai KETUA TIM;
4. Nama : ………………………
sebagai ANGGOTA TIM;

Untuk : 1. Melaksanakan ………………………… di Kementerian


Ketenagakerjaan pada tanggal … s.d. … tahun 20XX;
2. Melaporkan secara tertulis kepada Inspektur Jenderal;
3. Melaksanakan tugas ini dengan sebaik-baiknya dan dengan
penuh tanggung jawab.

Dikeluarkan di Jakarta
pada tanggal

(Inspektur/Sekretaris Inspektorat
Jenderal/Inspektur Jenderal),

(………Nama………)
NIP. ……………………………………

Tembusan:
KPA Inspektorat Jenderal.
FORMAT 3 - SURAT PENGANTAR SURAT TUGAS (SP)

KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN RI
INSPEKTORAT JENDERAL
Jalan Jenderal Gatot Subroto Kaveling 51, Jakarta Selatan 12950,
Telp. (021) 5255661, Faksimile (021) 5255662, Laman: http://www.naker.go.id

Jakarta, …………… 20XX

Nomor :
Lampiran : 1 (satu) set.
Hal :

Yth. Pimpinan Unit Kerja Auditan,


di-
Tempat

Menunjuk Surat Tugas Inspektur Jenderal Kementerian Ketenagakerjaan


Nomor ………… tanggal …………… 20XX perihal Audit ………… maka untuk
kelancaran pelaksanaan tugas tersebut, kami mohon bantuan dan kerjasamanya
untuk dapat memberikan data-data yang dibutuhkan untuk kelancaran pelaksanaan
tugas (terlampir).

Demikian kami sampaikan, atas perhatian dan kerjasamanya diucapkan terima


kasih.

Pengendali Teknis,

(…………Nama…………)
N.I.P. ………………………………
PERMINTAAN DATA DALAM RANGKA PELAKSANAAN AUDIT KINERJA
PROGRAM/KEGIATAN …………… PADA ……… T.A. 20XX

A. Data Primer.
1. Struktur Organisasi.
2. SK Pengelolaan Keuangan dan Pengelola/Penatausahaan Barang Milik
Negara (BMN).
3. Dan lain-lain ditambahkan sesuai kebutuhan Daftar Isian Informasi Umum.

B. Data Dukung.
1. Daftar SP2D per........ (output aplikasi SAIBA dan ADK-nya).
2. Daftar BMN per........ (output aplikasi SIMAK BMN dan ADK-nya).
3. Daftar Faktur pembeliaan Barang Konsumsi Kantor per........ (output
aplikasi SIMAK Persediaan dan ADK-nya).
4. Surat Usulan Permohonan …………….
5. Surat Pernyataan …………….
6. Surat Keputusan (atas hal-hal yang mendukung kegiatan auditan).
7. Daftar …………….
8. Berita Acara …………….
9. Laporan …………… periode …………….

…………, ……………… 20XX

Ketua Tim

(…………Nama…………)
N.I.P. ……………………………
FORMAT 4 - INSTRUMEN PENGUJIAN SATUAN PENGEDALIAN INTERN (SPI)

BAGAN PENGUKURAN AUDIT KINERJA

BOBOT

12

10

20

15

10

15

Jumlah Bobot Keseluruhan = 100


A1. KUESIONER PENILAIAN SPI TINGKAT ENTITAS
PADA …
MEMADAI
NO. UNSUR COSO
YA TIDAK KET
(1) (2) (3) (4) (5)

1. Lingkungan Pengendalian
a. penegakan integritas dan nilai etika
1) menyusun dan menerapkan
aturan perilaku
2) memberikan keteladanan
pelaksanaan aturan perilaku
pada setiap tingkat pimpinan
instansi pemerintah
3) menegakkan tindakan disiplin
yang tepat atas penyimpangan
terhadap kebijakan dan
prosedur, atau pelanggaran
terhadap aturan perilaku
4) menjelaskan dan
mempertanggungjawabkan
adanya intervensi atau
pengabaian pengendalian intern
5) menghapus kebijakan atau
penugasan yang dapat
mendorong perilaku tidak etis
b. komitmen terhadap kompetensi
1) mengidentifikasi dan
menetapkan kegiatan yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan
tugas dan fungsi pada masing-
masing posisi dalam instansi
pemerintah
2) menyusun standar kompetensi
untuk setiap tugas dan fungsi
pada masing-masing posisi
dalam instansi pemerintah
3) menyelenggarakan pelatihan
MEMADAI
NO. UNSUR COSO
YA TIDAK KET
(1) (2) (3) (4) (5)

dan pembimbingan untuk


membantu pegawai
mempertahankan dan
meningkatkan kompetensi
pekerjaannya
4) memilih pimpinan instansi
pemerintah yang memiliki
kemampuan manajerial dan
pengalaman teknis yang luas
dalam pengelolaan instansi
pemerintah
c. kepemimpinan yang kondusif
1) mempertimbangkan risiko dalam
pengambilan keputusan
2) menerapkan manajemen
berbasis kinerja
3) mendukung fungsi tertentu
dalam penerapan SPIP
4) melindungi atas aset dan
informasi dari akses dan
penggunaan yang tidak sah
5) melakukan interaksi secara
intensif dengan pejabat pada
tingkatan yang lebih rendah
6) merespon secara positif
terhadap pelaporan yang
berkaitan dengan keuangan,
penganggaran, program, dan
kegiatan
d. pembentukan struktur organisasi
yang sesuai dengan kebutuhan
1) menyesuaikan dengan ukuran
dan sifat kegiatan instansi
pemerintah
MEMADAI
NO. UNSUR COSO
YA TIDAK KET
(1) (2) (3) (4) (5)

2) memberikan kejelasan
wewenang dan tanggung jawab
dalam instansi pemerintah
3) memberikan kejelasan
hubungan dan jenjang
pelaporan intern dalam instansi
pemerintah
4) melaksanakan evaluasi dan
penyesuaian periodik terhadap
struktur organisasi sehubungan
dengan perubahan lingkungan
strategis
5) menetapkan jumlah pegawai
yang sesuai, terutama untuk
posisi pimpinan
e. pendelegasian wewenang dan
tanggung jawab yang tepat
1) wewenang diberikan kepada
pegawai yang tepat sesuai
dengan tingkat tanggung
jawabnya dalam rangka
pencapaian tujuan instansi
pemerintah
2) pegawai yang diberi wewenang
memahami bahwa wewenang
dan tanggung jawab yang
diberikan terkait dengan pihak
lain dalam instansi pemerintah
yang bersangkutan
3) pegawai yang diberi wewenang
memahami bahwa pelaksanaan
wewenang dan tanggung jawab
terkait dengan penerapan SPIP
MEMADAI
NO. UNSUR COSO
YA TIDAK KET
(1) (2) (3) (4) (5)

f. penyusunan dan penerapan


kebijakan yang sehat tentang
pembinaan SDM
1) penetapan kebijakan dan
prosedur sejak rekrutmen
sampai dengan
pemberhentian pegawai
2) penelusuran latar belakang
calon pegawai dalam
proses rekrutmen
3) supervisi periodik yang
memadai terhadap pegawai
g. perwujudan peran APIP yang efektif
1) memberikan keyakinan yang
memadai atas ketaatan,
kehematan, efisiensi, dan
efektivitas pencapaian tujuan
penyelenggaraan tugas dan
fungsi instansi pemerintah
2) memberikan peringatan dini
dan meningkatkan efektivitas
manajemen risiko dalam
penyelenggaraan tugas dan
fungsi instansi pemerintah
3) memelihara dan
meningkatkan kualitas tata
kelola penyelenggaraan tugas
dan fungsi instansi pemerintah
h. hubungan kerja yang baik dengan
instansi pemerintah terkait
adanya mekanisme saling uji
antar instansi pemerintah terkait
MEMADAI
NO. UNSUR COSO
YA TIDAK KET
(1) (2) (3) (4) (5)

2. Penilaian Risiko
a. identifikasi risiko
1) menggunakan metodologi yang
sesuai untuk tujuan instansi
pemerintah
2) menggunakan mekanisme yang
memadai untuk mengenali risiko
dari faktor ekstern dan faktor
intern
3) menilai faktor lain yang dapat
meningkatkan risiko
b. analisis risiko
1) prinsip kehati-hatian dalam
menentukan tingkat risiko
2) menentukan dampak dari risiko
c. penanganan risiko
melakukan penanganan
terhadap risiko
3. Pengendalian Aktivitas
a. reviu atas kinerja instansi pemerintah
yang bersangkutan
b. pembinaan SDM
c. pengendalian atas pengelolaan
sistem informasi
d. pengendalian fisik atas aset
e. penetapan dan reviu atas indikator
dan ukuran kinerja
f. pemisahan fungsi
g. otorisasi atas transaksi dan
kejadian yang penting
h. pencatatan yang akurat dan tepat
waktu atas transaksi dan kejadian
i. pembatasan akses atas sumber
daya dan pencatatannya
MEMADAI
NO. UNSUR COSO
YA TIDAK KET
(1) (2) (3) (4) (5)

j. akuntabilitas terhadap sumber daya


dan pencatatannya
k. dokumentasi yang memadai atas SPI
serta transaksi dan kejadian penting
4. Informasi dan Komunikasi
a. menyediakan dan memanfaatkan
berbagai bentuk dan sarana
komunikasi
b. mengelola, mengembangkan, dan
memperbaharui sistem informasi
serta kejadian penting
5. Pemantauan
a. pemantauan berkelanjutan
1) pengelolaan rutin
2) supervisi
3) pembandingan
4) rekonsiliasi
5) tindakan lain yang terkait dalam
pelaksanaan tugas
b. evaluasi terpisah
1) penilaian sendiri,
2) reviu
3) pengujian efektivitas SPI
c. tindak lanjut rekomendasi audit dan
reviu lainnya
A2. HASIL PENILAIAN KESESUAIAN GAMBARAN UMUM SPI
PADA …

SKOR SPI
UNSUR COSO FAKTOR KETERANGAN
NO. PEMBAGI SB B C TB STB PARAMETER BUKTI KKP
SKOR SPI 5 4 3 2 1
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
1. Lingkungan Pengendalian
a. penegakan integritas dan nilai
etika
1) menyusun dan menerapkan 5 5 terdapat aturan tentang kode dokumen
aturan perilaku etik pegawai
4 terdapat peraturan tentang dokumen
pelanggaran disiplin pegawai
4 kode etik telah wawancara
disosialisasikan kepada
pegawai dengan baik
2) Memberikan keteladanan 5 4 adanya keteladanan oleh wawancara,
pelaksanaan aturan perilaku pimpinan dalam pelaksanaan dokumen
pada setiap tingkat aturan perilaku
pimpinan instansi
pemerintah
3) menegakkan tindakan 5 3 adanya penegakan tindakan dokumen
disiplin yang tepat atas disiplin yang tepat atas
penyimpangan terhadap pelanggaran kode
kebijakan dan prosedur, etik/perilaku
atau pelanggaran terhadap
aturan perilaku
SKOR SPI
UNSUR COSO FAKTOR KETERANGAN
NO. PEMBAGI SB B C TB STB PARAMETER BUKTI KKP
SKOR SPI 5 4 3 2 1
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
penerapan sanksi yang tepat
sesuai rekomendasi BPK
dan/atau Inspektorat
4) menjelaskan dan 5 3 manajemen telah memiliki dokumen
mempertanggungjawabkan aturan yang jelas (kapan,
adanya intervensi atau siapa, dalam hal apa)
pengabaian pengendalian mengenai kemungkinan
intern pengambilan
kebijaksanaan yang
menyimpang dari
ketentuan yang berlaku
dalam hal pimpinan instansi dokumen,
mengabaikan pengendalian wawancara
intern yang ada, maka
apakah yang bersangkutan
telah menjelaskan dan
mempertanggungjawabkan
hal tersebut
5) menghapus kebijakan atau 5 4 terdapat evaluasi secara dokumen
penugasan yang dapat periodik mengenai
mendorong perilaku tidak kepatuhan terhadap
etis peraturan kode etik/perilaku
terhadap temuan BPK, dokumen
maupun APIP telah
SKOR SPI
UNSUR COSO FAKTOR KETERANGAN
NO. PEMBAGI SB B C TB STB PARAMETER BUKTI KKP
SKOR SPI 5 4 3 2 1
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
ditindaklanjuti secara tepat
Adanya penghargaan dokumen,
(reward)dan hukuman wawancara
(punishment) kepada
pegawai
b. komitmen terhadap kompetensi
1) mengidentifikasi dan 5 4 terdapat Peraturan Daerah dokumen
menetapkan kegiatan yang Struktur Organisasi
dibutuhkan untuk
menyelesaikan tugas dan
fungsi pada masing-masing
posisi dalam instansi
pemerintah.
terdapat uraian tugas dan SOTK
fungsi pada tingkatan SKPD
sampai dengan struktur di
bawahnya
terdapat identifikasi yang SOTK
jelas atas tugas dan fungsi
untuk posisi PPK SKPD,
bendahara penerima dan
bendahara pengeluaran,
serta pengurus dan
pemegang barang
SKOR SPI
UNSUR COSO FAKTOR KETERANGAN
NO. PEMBAGI SB B C TB STB PARAMETER BUKTI KKP
SKOR SPI 5 4 3 2 1
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
terdapat pemutakhiran uraian uraian tugas
jabatan untuk
mengidentifikasi tugas
khusus
2) menyusun standar 5 4 terdapat standar kompetensi SOP kebijakan
kompetensi untuk setiap untuk setiap tugas dan fungsi promosi
tugas dan fungsi pada pegawai
masing-masing posisi dalam
instansi pemerintah
terdapat proses yang SOP kebijakan
memastikan bahwa pegawai promosi
yang terpilih menduduki pegawai
jabatan tertentu telah
memiliki pengetahuan,
keahlian, dan kemampuan
yang sesuai dengan bidang
kompetensinya
3) menyelenggarakan 5 3 terdapat bimbingan dan wawancara
pelatihan dan pelatihan baik teknis
pembimbingan untuk maupun nonteknis untuk
membantu pegawai meningkatkan kompetensi
mempertahankan dan pegawai sebagai contoh,
meningkatkan kompetensi adanya pelatihan audit untuk
pekerjaannya APIP
SKOR SPI
UNSUR COSO FAKTOR KETERANGAN
NO. PEMBAGI SB B C TB STB PARAMETER BUKTI KKP
SKOR SPI 5 4 3 2 1
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
terdapat pelatihan bagi wawancara
pegawai terkait pengelolaan
dan pertanggungjawaban
keuangan daerah
4) memilih pimpinan instansi 5 3 pimpinan SKPD yang bersifat dokumen daftar
pemerintah yang memiliki teknis dipimpin oleh orang pejabat
kemampuan manajerial dan yang memiliki latar belakang
pengalaman teknis yang yang sesuai
luas dalam pengelolaan
instansi pemerintah
c. kepemimpinan yang kondusif
1) mempertimbangkan risiko 5 3
dalam pengambilan
keputusan
menerapkan manajemen 5 4 penganggaran telah berbasis analisa
berbasis kinerja kinerja dokumen
penyusunan
anggaran
2) mendukung fungsi tertentu 5 3 pimpinan instansi kebijakan
dalam penerapan SPIP menyelenggarakan akuntansi akuntansi,
dan anggaran sebagai alat Laporan
pengendalian kegiatan keuangan
SKOR SPI
UNSUR COSO FAKTOR KETERANGAN
NO. PEMBAGI SB B C TB STB PARAMETER BUKTI KKP
SKOR SPI 5 4 3 2 1
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
SKPD telah laporan
menyelenggarakan akuntansi keuangan
yang terdesentralisasi dan SKPD, LKPD
dikonsolidasikan dengan
entitas pelaporan pusat
pimpinan instansidokumen
menyelenggarakan akuntansi kebijakan
dan anggaran sebagai alat akuntansi,
pengendalian kegiatan pedoman
penatausahaan
keuangan
3) melindungi atas aset dan 5 5 terdapat pengamanan fisik pengamatan,
informasi dari akses dan atas aset, gedung kantor wawancara
penggunaan yang tidak sah dipagari, dilengkapi dengan
penjaga keamanan di setiap
kantor SKPD
terdapat pengendalian dokumen
terhadap pengaksesan data
dan informasi penting
sebagai contoh, dibatasi
orangnya, dibuat kata sandi
(password) untuk mengakses
data dan informasi tersebut
SKOR SPI
UNSUR COSO FAKTOR KETERANGAN
NO. PEMBAGI SB B C TB STB PARAMETER BUKTI KKP
SKOR SPI 5 4 3 2 1
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
penyimpanan uang pada pengamatan
bendahara dilakukandi
brankas yang dibatasi
aksesnya
4) melakukan interaksi secara 5 5 terdapat interaksi yang Wawancara
intensif dengan pejabat intensif dengan pimpinan
pada tingkatan yang lebih level pimpinan yang lebih
rendah rendah
5) merespon secara positif 5 5 APBD ditetapkan tepat dokumen
terhadap pelaporan yang waktu, perubahan APBD
berkaitan dengan keuangan, juga tidak terlambat
penganggaran, program,
dan kegiatan
rencana aksi (action plan) dokumen TL
atas rekomendasi BPK
/Inspektorat ditindaklanjuti
secara tepat
tidak terdapat mutasi wawancara,
pegawai yang berlebihan dokumen
pada posisi kunci sebagai
contoh, bagian akuntansi
d. pembentukan struktur organisasi
yang sesuai dengan kebutuhan
SKOR SPI
UNSUR COSO FAKTOR KETERANGAN
NO. PEMBAGI SB B C TB STB PARAMETER BUKTI KKP
SKOR SPI 5 4 3 2 1
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
1) menyesuaikan dengan 5 4 Peraturan Daerah Struktur
ukuran dan sifat kegiatan Organisasi mengacu pada
instansi pemerintah ketentuan menteri yang
menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang
urusan dalam negeri
2) memberikan kejelasan 5 4 terdapat struktur organisasi dokumen
wewenang dan tanggung dan uraian tugas pokok dan
jawab dalam instansi fungsi
pemerintah
terdapat identifikasi yang dokumen
jelas atas tugas dan fungsi
untuk posisi PPK SKPD,
bendahara penerima dan
bendahara pengeluaran,
pengurus dan pemegang
barang
bagan organisasi yang dokumen
menjelaskan wewenang dan
tanggung jawab
3) memberikan kejelasan 5 4 hubungan dan jenjang dokumen
hubungan dan jenjang pelaporan ditetapkan secara
pelaporan intern dalam jelas
instansi pemerintah
SKOR SPI
UNSUR COSO FAKTOR KETERANGAN
NO. PEMBAGI SB B C TB STB PARAMETER BUKTI KKP
SKOR SPI 5 4 3 2 1
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
setiap pegawai pelaksana wawancara
terkait dengan tugas pokok
dan fungsi tertentu
memahami jenjang
pelaporan tersebut
terdapat keputusan dokumen
pengangkatan dan
penetapan dalam setiap
jabatan tertentu
4) melaksanakan evaluasi dan 5 3 Peraturan Daerah Struktur
penyesuaian periodik Organisasi mengacu pada
terhadap struktur organisasi ketentuan menteri yang
sehubungan dengan menyelenggarakan urusan
perubahan lingkungan pemerintahan di bidang
strategis urusan dalam negeri
5) menetapkan pegawai yang 5 3 setiap SKPD memilik kepala dokumen SOTK
sesuai, terutama untuk SKPD beserta perangkatnya
posisi strategis dalam
penyusunan laporan
keuangan
e. pendelegasian wewenang dan
tanggung jawab yang tepat
1) wewenang diberikan kepada 5 3 kegiatan pengelolaan checklist
pegawai yang tepat sesuai keuangan SKPD didukung kualifikasi
SKOR SPI
UNSUR COSO FAKTOR KETERANGAN
NO. PEMBAGI SB B C TB STB PARAMETER BUKTI KKP
SKOR SPI 5 4 3 2 1
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
dengan tingkat tanggung personil yang memadai pegawai
jawabnya dalam rangka (jumlah dan kompetensi)
pencapaian tujuan instansi
pemerintah
2) pegawai yang diberi 5 3 fungsi pengawasan dan wawancara,
wewenang memahami pembinaan pegawai berjalan LHP
bahwa pelaksanaan dengan baik
wewenang dan tanggung
jawab terkait dengan
penerapan SPIP
f. penyusunan dan penerapan
kebijakan yang sehat tentang
pembinaan SDM
1) penetapan kebijakan dan 5 3 rekrutmen diumumkan dan dokumen
prosedur sejak rekrutmen diadakan secara terbuka
sampai dengan
pemberhentian pegawai
terdapat analisa kebutuhan dokumen
pegawai antara lain jumlah,
kualifikasi, komposisi
2) penelusuran latar belakang 5 4 adanya syarat latar belakang dokumen
calon pegawai dalam proses pendidikan dalam rekrutmen
rekrutmen pegawai
SKOR SPI
UNSUR COSO FAKTOR KETERANGAN
NO. PEMBAGI SB B C TB STB PARAMETER BUKTI KKP
SKOR SPI 5 4 3 2 1
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
3) supervisi periodik yang 5 3 fungsi pengawasan dan wawancara,
memadai terhadap pegawai. pembinaan pegawai berjalan LHP
dengan baik baik oleh atasan
langsung dan aparat
fungsional
g. perwujudan peran APIP yang
efektif
1) memberikan keyakinan 5 4 Inspektorat melakukan rencana kerja
yang memadai atas pemeriksaan intern dan telah tahunan
ketaatan, kehematan, melakukan reviu LKPD Inpektorat,
efisiensi, dan efektivitas LHP
pencapaian tujuan
penyelenggaraan tugas dan
fungsi instansi pemerintah
2) memberikan peringatan dini 5 3 Inspektorat memberikan LHP
dan meningkatkan saran dalam hasil
efektivitas manajemen risiko pemeriksaan intern dan reviu
dalam penyelenggaraan LKPDnya
tugas dan fungsi instansi
pemerintah.
3) memelihara dan 5 4 saran Inspektorat telah rekap tindak
meningkatkan kualitas tata ditindaklanjuti lanjut LHP
kelola penyelenggaraan Inspektorat
tugas dan fungsi instansi
SKOR SPI
UNSUR COSO FAKTOR KETERANGAN
NO. PEMBAGI SB B C TB STB PARAMETER BUKTI KKP
SKOR SPI 5 4 3 2 1
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
pemerintah
h. hubungan kerja yang baik
dengan instansi pemerintah
terkait
adanya mekanisme saling 5 3 terdapat pemisahan fungsi dokumen SOT,
uji antar instansi pemerintah anggaran, akuntansi dan SK
terkait perbendaharaan dalam pengangkatan
pengelolaan keuangan di jabatan
SKPKD
terdapat pemisahan fungsi dokumen SOT,
akuntansi dan SK
penerimaan/pengeluaran kas pengangkatan
dalam pengelolaan jabatan
keuangan di SKPD
terdapat proses rekonsiliasi dokumen
secara periodik rekonsiliasi
terdapat rekonsiliasi secara dokumen
periodik dengan pihak rekonsiliasi
ekstern terkait dengan
penerimaan dana bagi hasil
pemerintah pusat dan
pemerintah daerah provinsi,
pendapatan yang
dikerjasamakan antara pihak
SKOR SPI
UNSUR COSO FAKTOR KETERANGAN
NO. PEMBAGI SB B C TB STB PARAMETER BUKTI KKP
SKOR SPI 5 4 3 2 1
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
ketiga, dan pihak lainnya
Jumlah Nomor 1 145 20 52 42 0 0
2. Penilaian Risiko
a. identifikasi risiko
1) menggunakan metodologi 5 3 pemerintah daerah telah dokumen
yang sesuai untuk tujuan memiliki rencana startegis perencanaan
instansi pemerintah daerah, visi, misi, tujuan,
2) menggunakan mekanisme 5 4 RPJMD, RKPD, dan
yang memadai untuk perencanaan pada tingkat
mengenali risiko dari faktor kegiatan
ekstern dan faktor intern
3) menilai faktor lain yang 5 4
dapat meningkatkan risiko
b. analisis risiko
1) prinsip kehati-hatian dalam 5 4
menentukan tingkat risiko
2) menentukan dampak dari 5
risiko
c. penanganan risiko
melakukan penanganan 5
terhadap risiko
Jumlah Nomor 2 30 0 12 3 0 0
SKOR SPI
UNSUR COSO FAKTOR KETERANGAN
NO. PEMBAGI SB B C TB STB PARAMETER BUKTI KKP
SKOR SPI 5 4 3 2 1
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
3. Kegiatan Pengendalian
a. reviu atas kinerja instansi 5 4 terdapat reviu LK oleh LHP reviu
pemerintah yang bersangkutan Inspektorat
b. pembinaan SDM 5 5 Fungsi pengawasan dan LHP reviu,
pembinaan pegawai berjalan wawancara
dengan baik baik oleh atasan
langsung dan aparat
fungsional
c. pengendalian atas pengelolaan 5 4 terdapat mekanisme wawancara,
sistem informasi pengawasan (check) dan observasi
keseimbangan (balance)
sejak proses penganggaran
sampai dengan proses
penyusunan laporan
keuangan
d. pengendalian fisik atas aset 5 3 terdapat pengamanan fisik pengamatan,
atas aset, dilengkapi dengan wawancara,
penjaga keamanan di setiap dokumen
kantor SKPD, aset tanah
dilengkapi sertipikat/bukti
kepemilikan
terdapat pengendalian pengamatan,
terhadap pengaksesan data wawancara
dan informasi penting
SKOR SPI
UNSUR COSO FAKTOR KETERANGAN
NO. PEMBAGI SB B C TB STB PARAMETER BUKTI KKP
SKOR SPI 5 4 3 2 1
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
sebagai contoh, dibatasi
orangnya, dibuat kata sandi
(password) untuk mengakses
data dan informasi tersebut
penyimpanan uang pada pengamatan,
Bendahara dilakukan di wawancara
brankas yang dibatasi
aksesnya
dilakukan inventarisasi aset dokumen
secara berkala
e. penetapan dan reviu atas 5 3 penganggaran berbasis analisa DPA
indikator dan ukuran kinerja kinerja yang terukur dan
dievaluasi secara periodik
f. pemisahan fungsi 5 3 terdapat struktur dan uraian dokumen
tugas yang mencerminkan
adanya pemisahan fungsi
g. otorisasi atas transaksi dan 5 3 terdapat otorisasi yang dokumen
kejadian yang penting memadai atas dokumen
transaksi oleh yang
berwenang
h. pencatatan yang akurat dan 5 3 terdapat proses verifikasi dokumen,
tepat waktu atas transaksi dan setiap transaksi sebelum observasi
kejadian dilakukan pencatatan
SKOR SPI
UNSUR COSO FAKTOR KETERANGAN
NO. PEMBAGI SB B C TB STB PARAMETER BUKTI KKP
SKOR SPI 5 4 3 2 1
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
i. pembatasan akses atas sumber 5 3 terdapat pengendalian dokumen,
daya dan pencatatannya terhadap pengaksesan data observasi,
dan informasi penting wawancara
sebagai contoh, dibatasi
orangnya, dibuat kata sandi
(password) untuk mengakses
data dan informasi tersebut
j. akuntabilitas terhadap sumber 5 3 laporan keuangan yang laporan
daya dan pencatatannya disajikan mengacu pada SAP keuangan
sebelumnya
pimpinan SKPD telah dokumen
membuat surat pernyataan
tanggung jawab
k. dokumentasi yang memadai 5 4 sistem pengarsipan yang pengamatan,
atas SPI serta transaksi dan memadai antara lain ruang
kejadian penting pengarsipan,
pengadministrasian
Jumlah Nomor 3 55 5 12 21 0 0
SKOR SPI
UNSUR COSO FAKTOR KETERANGAN
NO. PEMBAGI SB B C TB STB PARAMETER BUKTI KKP
SKOR SPI 5 4 3 2 1
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
4. Informasi dan Komunikasi
a. menyediakan dan 5 4 melakukan pemantauan dan dokumen,
memanfaatkan berbagai bentuk evaluasi secara periodik atas wawancara
dan sarana komunikasi dalam proses pengelolaan
pengelolaan keuangan daerah keuangan daerah sebagai
dan penyusunan LKPD contoh, kas opname oleh
atasan langsung secara
periodik, rapat koordinasi
pelaksanaan kebijakan
akuntansi di tingkat SKPD
b. mengelola, mengembangkan 5 5 terdapat upaya perbaikan LHP APIP
dan memperbaharui sistem atas permasalahan/
informasi terkait pengelolaan kelemahan yang ditemukan
keuangan daerah dan
penyusunan LKPD
Jumlah Nomor 4 10 5 4 0 0 0
5. Pemantauan
a. pemantauan berkelanjutan
1) pengelolaan rutin 5 5 pemantauan tindak lanjut LHP APIP
telah dilakukan oleh SKPD
terkait
2) supervisi 5 4 adanya pengawasan oleh wawancara
atasan langsung
SKOR SPI
UNSUR COSO FAKTOR KETERANGAN
NO. PEMBAGI SB B C TB STB PARAMETER BUKTI KKP
SKOR SPI 5 4 3 2 1
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
3) pembandingan 5 3 terdapat proses rekonsiliasi dokumen
secara periodik
4) rekonsiliasi 5 3 terdapat proses rekonsiliasi dokumen
secara periodik
5) tindakan lain yang terkait 5 3 saran Inspektorat telah pemantauan TL
dalam pelaksanaan tugas ditindaklanjuti pemeriksaan
Inspektorat
b. evaluasi terpisah
1) penilaian sendiri 5 4 saran Inspektorat telah pemantauan TL
ditindaklanjuti pemeriksaan
Inspektorat
2) reviu 5 4 adanya rapat evaluasi kinerja
SKPD secara berkala
dengan bupati
3) pengujian efektivitas SPI 5 4 pemeriksaan khusus SPI LHP APIP
oleh Inspektorat
c. tindak lanjut rekomendasi audit 5 saran Inspektorat telah pemantauan TL
dan reviu lainnya ditindaklanjuti pemeriksaan
Inspektorat
Jumlah Nomor 5 45 5 16 9 0 0
TOTAL JUMLAH 285 35 96 75 0 0
SKOR TOTAL 206
FAKTOR SKOR NILAI
NO. KOMPONEN PORSI
PEMBAGI AGREGAT {(Skor Agregat/Faktor Pembagi) x Porsi}
(a) (b) (c) (d) (e) (f)
1. Lingkungan Pengendalian 30% 145 114 23.59%
2. Penilaian Risiko 15% 30 15 7.50%
3. Pengendalian Aktivitas 25% 55 38 17.27%
4. Informasi dan Komunikasi 15% 10 9 13.50%
5. Pemantauan 15% 45 30 10.00%
Jumlah 100% 285 206 71.86%

NO. PROSENTASE NILAI AKHIR SPI SKOR SPIP


1. Lebih dari 85 5 Sangat Baik (SB)
2. Antara 70 s.d. 84 4 Baik (B)
3. Antara 55 s.d. 69 3 Cukup (C)
4. Antara 40 s.d. 54 2 Tidak Baik (TB)
5. Kurang dari 39 1 Sangat Tidak Baik (STB)

URAIAN NAMA TANGGAL PARAF


Dibuat Oleh: … …

Direviu Oleh: … …

B. HASIL PENILAIAN 3E+1T
PADA …

UNSUR KINERJA FAKTOR JAWABAN KETERANGAN


NO. PENJELASAN BUKTI KKP
3E + 1 T PEMBAGI PARAMETER
KRITERIA PILIHAN SKOR
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

1. Pengelolaan Keuangan
a. sumber daya 1) tidak satu pun memiliki 4 A/B/C/D C 3 a) kesesuaian dengan
manusia sertifikasi dan POK
pengalaman bidang b) kesesuaian dengan - dokumen
pengelolaan keuangan kebutuhan riil
2) memiliki pengalaman di c) rangkap Jabatan - dokumen
bidang pengelolaan pengelola keuangan
keuangan dan kegiatan
3) memiliki sertifikat d) pengalaman minimal
4) memiliki sertifikat dan 2 (dua) tahun
pengalaman dibidang e) sertifikat
pengelolaan keuangan
UNSUR KINERJA FAKTOR JAWABAN KETERANGAN
NO. PENJELASAN BUKTI KKP
3E + 1 T PEMBAGI PARAMETER
KRITERIA PILIHAN SKOR
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

b. revisi anggaran 1) terdapat revisi DIPA/POK 4 A/B/C/D C 3 a) penyebab revisi - dokumen


lebih dari 8 (delapan) kali anggaran
2) terdapat revisi DIPA/POK (penambahan/
antara 6 (enam) s.d. 8 pengurangan pagu
(delapan) kali anggaran belanja
3) terdapat revisi DIPA/POK termasuk pergeseran
antara 3 (tiga) s.d. 5 rincian anggaran
(lima) kali belanjanya,
4) terdapat revisi DIPA/POK perubahan/
sebanyak kurang dari 3 pergeseran rincian
(tiga) kali anggaran dalam hal
pagu anggaran tetap,
perubahan/ralat
karena kesalahan
administrasi)
b) tata cara revisi - dokumen
anggaran
UNSUR KINERJA FAKTOR JAWABAN KETERANGAN
NO. PENJELASAN BUKTI KKP
3E + 1 T PEMBAGI PARAMETER
KRITERIA PILIHAN SKOR
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

c. realisasi fisik dan 1) deviasi penyerapan 4 A/B/C/D C 3 a) pembuatan dokumen


keuangan anggaran dari POPK
penyerapan nasional b) kesesuaian realisasi
lebih dari 8% (delapan fisik dengan target
persen) dalam DIPA/POK
2) deviasi penyerapan c) sisa anggaran
anggaran dari
penyerapan nasional
antara 5% (lima persen)
s.d. 8% (delapan persen)
3) deviasi penyerapan
anggaran dari
penyerapan nasional
antara 3% (tiga persen)
s.d. 5% (lima persen)
4) deviasi penyerapan
anggaran dari
penyerapan nasional
kurang dari 3% (tiga
persen)
UNSUR KINERJA FAKTOR JAWABAN KETERANGAN
NO. PENJELASAN BUKTI KKP
3E + 1 T PEMBAGI PARAMETER
KRITERIA PILIHAN SKOR
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

d. terdapat Ya a) dokumen kontrak


pelaporan 2 Y/T Ya 0 b) laporan kartu
kontrak yang telat Tidak pengawasan kontrak
e. terdapat teguran KPPN
keterlambatan Ya

dan penundaan 2 Y/T Ya 0


penyelesaiaan Tidak
tagihan
f. terdapat a) SP/ST dari pejabat - dokumen
penyimpangan berwenang
Ya
perjalanan dinas b) kesesuaian
pembayaran
2 Y/T Ya 0 perjalanan dinas
dengan POK dan
Tidak aturan yang berlaku
c) kelengkapan bukti
perjalanan dinas
UNSUR KINERJA FAKTOR JAWABAN KETERANGAN
NO. PENJELASAN BUKTI KKP
3E + 1 T PEMBAGI PARAMETER
KRITERIA PILIHAN SKOR
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

g. terdapat teguran a) teguran KPPN


terhadap Ya b) retur SP2D
penyelesaiaan c) nilai pagu minus
2 Y/T Ya 0
UP dan TUP dari belanja pegawai
KPPN Tidak d) jumlah dispensasi
SPM
h. pencatatan 1) sebagian kecil telah 3 A/B/C B 2 a) aplikasi SAS
dicatat dalam aplikasi b) SAIBA
keuangan terbaru c) SIMAK BMN
2) sebagian besar telah
dicatat dalam aplikasi
keuangan terbaru
3) semua transaksi telah
dicatat dalam aplikasi
keuangan terbaru
i. pengelolaan 1) terdapat deviasi 4 A/B/C/D B 2 a) perkiraan penerimaan
PNBP dari penerimaan PNBP PNBP dari Layanan
UNSUR KINERJA FAKTOR JAWABAN KETERANGAN
NO. PENJELASAN BUKTI KKP
3E + 1 T PEMBAGI PARAMETER
KRITERIA PILIHAN SKOR
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

pelayanan publik terhadap target lebih dari Publik


8% (delapan persen) b) realisasi penerimaan
2) terdapat deviasi PNBP
penerimaa PNBP c) pencatatan di
terhadap target antara 5% SIMPONI
(lima persen) s.d. 8%
(delapan persen)
3) terdapat deviasi
penerimaa PNBP
terhadap target antara 3%
(tiga persen) s.d 5% (lima
persen)
4) terdapat deviasi
penerimaa PNBP
terhadap target sebesar
kurang dari 3% (tiga
persen)
UNSUR KINERJA FAKTOR JAWABAN KETERANGAN
NO. PENJELASAN BUKTI KKP
3E + 1 T PEMBAGI PARAMETER
KRITERIA PILIHAN SKOR
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

j. pelaporan tepat 1) sebagian kecil laporan 3 A/B/C/D B 2 laporan yang dimaksud


waktu disampaikan tepat waktu SAIBA, BMN, dan SAS
2) sebagian besar laporan
disampaikan tepat waktu
3) semua laporan
disampaikan tepat waktu
Jumlah Nomor 1 30 0 15
2. Pengadaan Barang/Jasa (PBJ)
a. perencanaan PBJ 1) tidak ada paket 4 A/B/C/D C 3 a) RUP - dokumen
pengadaan yang telah b) Kerangka Acuan - dokumen
diumumkan di Rencana Kerja (KAK)
Umum Pengadaan (RUP) c) Rencana Anggaran - dokumen
2) sebagian kecil paket dan Biaya (RAB)
pengadaan telah d) pemecahan dan - dokumen
diumumkan di RUP penyatuan paket
3) sebagian besar paket
pengadaan telah
UNSUR KINERJA FAKTOR JAWABAN KETERANGAN
NO. PENJELASAN BUKTI KKP
3E + 1 T PEMBAGI PARAMETER
KRITERIA PILIHAN SKOR
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

diumumkan di RUP
4) semua paket pengadaan
telah diumumkan di RUP
b. kualitas SDM 1) tidak satu pun memiliki 4 A/B/C/D C 3 a) penetapan dan - SK dan
sertifikasi dan sertifikasi PPK sertifikat
pengalaman bidang b) penetapan dan - SK dan
pengelolaan keuangan sertifikasi pejabat sertifikat
2) memiliki pengalaman di pengadaan dan ULP
bidang pengelolaan c) penetapan pejabat - SK
keuangan dan panitia penerima
3) memiliki sertifikat d) penetapan tenaga ahli - SK
4) memiliki sertifikat dan
pengalaman di bidang
pengelolaan keuangan
UNSUR KINERJA FAKTOR JAWABAN KETERANGAN
NO. PENJELASAN BUKTI KKP
3E + 1 T PEMBAGI PARAMETER
KRITERIA PILIHAN SKOR
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

c. harga perkiraan 1) riwayat HPS tidak ada 4 A/B/C/D C 3 riwayat HPS


sendiri yang dibuat
2) sebagian kecil riwayat
HPS telah dibuat
3) sebagian besar riwayat
HPS telah dibuat
4) seluruh riwayat HPS telah
dibuat
d. metode pemilihan 1) tidak satu pun paket 4 A/B/C/D D 4 a) penetapan jenis
penyedia pengadaan yang telah pengadaan (barang,
barang/jasa sesuai metode pemilihan konstruksi, jasa dan
penyedia nya jasa lainya)
2) sebagian kecil paket b) penetapan metode
pengadaan telah sesuai pemilihan
metode pemilihan (penunjukan
penyedia nya langsung, pengadaan
3) sebagian besar paket langsung, lelang,
UNSUR KINERJA FAKTOR JAWABAN KETERANGAN
NO. PENJELASAN BUKTI KKP
3E + 1 T PEMBAGI PARAMETER
KRITERIA PILIHAN SKOR
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

pengadaan telah sesuai seleksi)


metode pemilihan c) kesesuaian tanda
penyedia nya bukti perjanjian
4) seluruh paket pengadaan dengan nilai
telah sesuai metode pengadaan (bukti
pemilihan penyedia nya pembelian, kuitansi,
SPK, kontrak dan
nota pesanan)
d) pemecahan dan
penyatuan paket
e) tahapan/proses dalam
pelaksanaan
pemilihan penyedia
PBJ
f) penetapan pemenang
e. dokumen kontrak 1) tidak satupun paket 4 A/B/C/D D 4 a) penandatangan
pengadaan telah kontrak
UNSUR KINERJA FAKTOR JAWABAN KETERANGAN
NO. PENJELASAN BUKTI KKP
3E + 1 T PEMBAGI PARAMETER
KRITERIA PILIHAN SKOR
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

dilengkapi dengan b) kelengkapan


kelengkapan dokumen dokumen kontrak
kontrak berdasarkan
2) sebagian kecil paket hierarkinya
pengadaan telah (addendum surat
dilengkapi dengan perjanjian (apabila
kelengkapan dokumen ada), pokok
kontrak perjanjian, surat
3) sebagian besar paket penawaran berikut
pengadaan telah daftar kuantitas dan
dilengkapi dengan harga (apabila ada),
kelengkapan dokumen syarat-syarat khusus
kontrak kontrak, syarat-syarat
4) seluruh paket pengadaan umum kontrak,
telah dilengkapi dengan spesifikasi khusus,
kelengkapan dokumen dst)
kontrak
UNSUR KINERJA FAKTOR JAWABAN KETERANGAN
NO. PENJELASAN BUKTI KKP
3E + 1 T PEMBAGI PARAMETER
KRITERIA PILIHAN SKOR
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

f. pelaksanaan PBJ 1) tidak satupun paket 4 A/B/C/D A 1 a) kesesuaian SSUK,


pengadaan telah sesuai SSKK, gambar kerja,
dengan SSUK, SSKK, RAB dan spesifikasi
gambar kerja, RAB dan teknis dalam kontrak
spesifikasi dengan kondisi riil di
2) sebagian kecil paket lapangan
pengadaan telah sesuai b) progres fisik di
dengan SSUK, SSKK, lapangan
gambar kerja, RAB dan dibandingkan dengan
spesifikasi kurva S
3) sebagian besar paket c) kesesuaian waktu
pengadaan telah sesuai pelaksanaan dalam
dengan SSUK, SSKK, kontrak dengan
gambar kerja, RAB dan pelaksanaan di
spesifikasi lapangan
4) seluruh paket pengadaan
telah sesuai dengan
UNSUR KINERJA FAKTOR JAWABAN KETERANGAN
NO. PENJELASAN BUKTI KKP
3E + 1 T PEMBAGI PARAMETER
KRITERIA PILIHAN SKOR
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

SSUK, SSKK, gambar


kerja, RAB dan spesifikasi
g. pembayaran PBJ 1) sebagian kecil 3 A/B/C/D B 2 a) pemeriksaan hasil
telah sesuai pembayaran PBJ telah PBJ sesuai dengan
dengan kondisi sesuai dengan kondisi ketentuan yang
pekerjaan pekerjaan tercantum dalam
2) sebagaian besar kontrak
pembayaran PBJ telah b) waktu pemeriksan
sesuai dengan kondisi barang/jasa
pekerjaan c) kebutuhan tenaga ahli
3) seluruh pembayaran PBJ jika diperlukan
telah sesuai dengan d) pembuatan dan
kondisi pekerjaan penandatangan BAST
Jumlah Nomor 2 27 0 20
UNSUR KINERJA FAKTOR JAWABAN KETERANGAN
NO. PENJELASAN BUKTI KKP
3E + 1 T PEMBAGI PARAMETER
KRITERIA PILIHAN SKOR
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

3. Pengelolaan Aset
a. Perencanaan 1) tidak satupun RKBMN 4 A/B/C/D C 3 a) kesesuaian RKBMN
Kebutuhan telah dibuat dan sesuai dengan kebutuhan riil
Barang Milik dengan kebutuhan riil b) pencatatan RKBMN
Negara (RKBMN) 2) sebagian kecil RKBMN dalam aplikasi BMN
telah dibuat dan sesuai c) dokumen hasil reviu
dengan kebutuhan riil APIP atas RKBMN
3) sebagian besar RKBMN (khusus Eselon I)
telah dibuat dan sesuai
dengan kebutuhan riil
4) seluruh RKBMN telah
dibuat dan sesuai dengan
kebutuhan riil
b. SDM 1) tidak satu pun memiliki 4 A/B/C/D D 4 a) kualitas pengelola
sertifikasi dan BMN
pengalaman bidang b) kuantitas pengelola
pengelolaan keuangan BMN
UNSUR KINERJA FAKTOR JAWABAN KETERANGAN
NO. PENJELASAN BUKTI KKP
3E + 1 T PEMBAGI PARAMETER
KRITERIA PILIHAN SKOR
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

2) memiliki pengalaman di
bidang pengelolaan
keuangan
3) memiliki sertifikat
4) memiliki sertifikat dan
pengalaman dibidang
pengelolaan keuangan
c. pencatatan BMN 1) sebagian kecil transaksi 3 A/B/C/D C 3 a) kesesuaian dengan
BMN telah dicatat sesuai SAP
ketentuan b) kesesuaian dengan
2) sebagian besar transaksi dokumen sumber
BMN telah dicatat sesuai c) berita acara opname
ketentuan persediaan
3) seluruh transaksi BMN d) berita acara rekon
telah dicatat sesuai intern dengan SAKPA
ketentuan e) berita acara rekon
ekstern dengan
UNSUR KINERJA FAKTOR JAWABAN KETERANGAN
NO. PENJELASAN BUKTI KKP
3E + 1 T PEMBAGI PARAMETER
KRITERIA PILIHAN SKOR
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

KPKNL/DJKN
f) berita acara hibah
BMN (jika ada)
g) berita acara
penghapusan BMN
(jika Ada)
d. pelaporan BMN 1) laporan BMN 2 A/B/C/D B 2 a) ketepatan pelaporan
persemester belum dibuat b) pelaporan secara
2) laporan BMN telah berjenjang
disusun persemester
Jumlah Nomor 3 13 0 12
4. Pengelolaan Program
a. dokumen POK 1) sebagian kecil anggaran 3 A/B/C/D C 3 a) Kesesuaian dengan
telah memperhatikan Renja dan Renstra
kesesuaian Renja dan b) kesesuaian dengan
renstra serta SBM yang Juklak dan Juknis
berlaku yang disusun Eselon I
UNSUR KINERJA FAKTOR JAWABAN KETERANGAN
NO. PENJELASAN BUKTI KKP
3E + 1 T PEMBAGI PARAMETER
KRITERIA PILIHAN SKOR
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

2) sebagian besar anggaran c) Kesesuaian dengan


telah memperhatikan SBM
kesesuaian renja dan
renstra serta Standar
Biaya Masukan yang
berlaku
3) seluruh anggaran telah
memperhatikan
kesesuaian renja dan
renstra serta SBM yang
berlaku
b. dokumen 1) tidak satupun kegiatan 4 A/B/C/D D 4 a) kesesuaian dengan - LHP APIP
rencana telah dibuat program kerja POK
pelaksanaan atau rencana kegiatannya b) rincian Jadwal
kegiatan/program 2) sebagian kecil kegiatan pelaksanaan kegiatan
kerja telah dibuat program kerja c) dukungan dokumen
atau rencana kegiatannya TOR/KAK
UNSUR KINERJA FAKTOR JAWABAN KETERANGAN
NO. PENJELASAN BUKTI KKP
3E + 1 T PEMBAGI PARAMETER
KRITERIA PILIHAN SKOR
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

3) Sebagian besar kegiatan


telah dibuat program kerja
atau rencana kegiatannya
4) Seluruh kegiatan telah
dibuat program kerja atau
rencana kegiatannya
c. kebijakan 1) tidak satu pun memiliki 4 A/B/C/D D 4 kualitas dan kuantitas - wawancara
penempatan sertifikasi dan SDM
personil pengalaman bidang
pengelolaan keuangan
2) memiliki pengalaman di
bidang pengelolaan
keuangan
3) memiliki sertifikat
4) memiliki sertifikat dan
pengalaman di bidang
pengelolaan keuangan
UNSUR KINERJA FAKTOR JAWABAN KETERANGAN
NO. PENJELASAN BUKTI KKP
3E + 1 T PEMBAGI PARAMETER
KRITERIA PILIHAN SKOR
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

d. pelaksanaan 1) capaian kinerja seluruh 4 A/B/C/D D 4 a) realisasi waktu - dokumen


program kegiatan tidak sesuai pelaksanaan program
dengan target yang b) pencapaian target
ditetapkan sesuai rencana
2) capaian kinerja sebagian
kecil kegiatan sesuai
dengan target yang
ditetapkan
3) capaian kinerja sebagian
besar kegiatan sesuai
dengan target yang
ditetapkan
4) capaian kinerja seluruh
kegiatan sesuai dengan
target yang ditetapkan
UNSUR KINERJA FAKTOR JAWABAN KETERANGAN
NO. PENJELASAN BUKTI KKP
3E + 1 T PEMBAGI PARAMETER
KRITERIA PILIHAN SKOR
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

e. revisi anggaran 1) terdapat revisi DIPA/POK 4 A/B/C/D D 4 a) penyebab revisi - dokumen


lebih dari 8 (delapan) kali anggaran
2) terdapat revisi DIPA/POK (penambahan/
antara 6 (enam) s.d 8 pengurangan PAGU
(delapan) kali anggaran belanja
3) terdapat revisi DIPA/POK termasuk pergeseran
antara 3 (tiga) s.d 5 (lima) rincian anggaran
kali belanjanya,
4) terdapat revisi DIPA/POK perubahan/
sebanyak kurang dari 3 pergeseran rincian
(tiga) kali anggaran dalam hal
pagu anggaran tetap,
perubahan/ralat
karena kesalahan
administrasi).
b) tata cara revisi
anggaran
UNSUR KINERJA FAKTOR JAWABAN KETERANGAN
NO. PENJELASAN BUKTI KKP
3E + 1 T PEMBAGI PARAMETER
KRITERIA PILIHAN SKOR
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

f. pelaporan 1) seluruh kegiatan tidak 4 A/B/C/D D 4 a) laporan


dibuatkan laporannya pelaksanaan
2) sebagian kecil kegiatan kegiatan
telah dibuatkan b) laporan
laporannya bulanan,
3) sebagian besar kegiatan triwulan,
telah dibuatkan semesteran,
laporannya dan tahunan
4) seluruh kegiatan telah c) pembuatan
dibuatkan laporannya dan
penyampaian
laporan tepat
waktu
Jumlah Nomor 4 23 23

TOTAL JUMLAH 93 70
SKOR TOTAL 70
FAKTOR SKOR NILAI
NO. KOMPONEN PORSI
PEMBAGI AGREGAT {(Skor Agregat/Faktor Pembagi) x Porsi}
(g) (h) (i) (j) (k) (l)
1. Pengelolaan Keuangan 33% 30 15 16.50%
2. Pengadaan Barang/Jasa 25% 27 20 18.52%
3. Pengelolaan Aset 17% 13 12 15.69%
4. Pengelolaan Program 25% 23 23 25.00%
Jumlah 100% 93 70 75.71%

NO. PM PROSENTASE NILAI AKHIR SPI SKOR 3E+1T


1. 4-5 Lebih dari 85 s.d. 100 5
2. 3-4 Antara 70 s.d. 84 4
3. 2-3 Antara 55 s.d. 69 3
4. 1-2 Antara 40 s.d. 54 2
5. ½-1 Kurang dari 39 1

URAIAN NAMA TANGGAL PARAF


Dibuat Oleh: … …

Direviu Oleh: … …

HASIL AUDIT KINERJA
PADA ... TAHUN ...
PENILAIAN KINERJA JUMLAH
1. Lingkungan Pegendalian 23.59%
2. Penilaian Risiko 7.50%
3. Pengendalian Aktivitas 17.27%

A. SPIP 4. Informasi dan Komunikasi 13.50%

5. Pemantauan 10.00%

Jumlah = 71.86%
Nilai SPIP: 71.86% x 40 = 28.74%
1. Pengelolaan Keuangan 16.50%
2. Pengadaan Barang/Jasa 18.52%
3. Pengelolaan Aset 15.69%
B. 3E+1T
4. Pengelolaan Program 25.00%
Jumlah = 75.71%
Nilai 3E+1T: 75.71% x 60 = 45.43%
Nilai Kinerja = 74.17%
(Baik)
FORMAT 5 - KERTAS KERJA AUDIT KINERJA (KKA)

KERTAS KERJA AUDIT KINERJA (KKA)


1. Nama Instansi :
2. Kegiatan/Program yang diaudit :
3. Periode yang diaudit :
4. Kertas Kerja Audit Nomor :
5. Langka Kerja Audit Nomor :
6. Disusun oleh/tanggal :
7. Direview oleh/tanggal :
8. Judul KKA : (KKA ini diberi judul sesuai dengan materi
yang diperoleh dalam audit)

Mengenai materi cara menguraikannya dalam KKA yaitu:


1. Pada Persiapan Audit berupa :
a. hasil pembicaraan pendahuluan dengan obyek yang diaudit;
b. informasi umum kegiatan/program yang diaudit; dan
c. hasil penelaahan peraturan perundang-undangan.
2. Pada Pengujian Pengendalian Manajemen berupa hasil pengujian pengendalian
manajemen.
3. Pada Audit Lanjutan berupa :
a. kondisi yang dijumpai Auditor, yaitu kelemahan, kekurangan, atau
penyimpangan yang terjadi;
b. kriteria yang dipergunakan oleh Auditor untuk mengukur / mengengevaluasi
kondisi tersebut;
c. penyebab terjadinya penyimpangan dari kriteria;
d. akibat yang timbul atau dapat timbul dari kondisi tersebut;
e. dalam menguraikan (1) s/d (4) hendaknya dicantumkan metode, pendekatan
yang dipakai serta analisa yang dilakukan oleh Auditor;
f. komentar pejabat obyek yang diaudit;
g. bila komentar tersebut diberikan secara tertulis, komentar tersebut supaya
dilampirkan sebagai supporting schedule dari KKA yang bersangkutan;
h. tanggapan Auditor atas komentar tersebut diatas;
i. tindak lanjut yang telah dilakukan atau dijanjikan akan dilakukan oleh
manajemen;
j. komentar dari pihak-pihak lain yang tersangkut dalam audit;
k. penjelasan-penjelasan lain yang diperlukan;
l. kesimpulan hasil audit atas masalah yang dimuat dalam KKA ini; dan
m. rencana rekomendasi yang akan diajukan untuk memperbaiki kelemahan.
FORMAT 6 - SURAT ATENSI

KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN RI
INSPEKTORAT JENDERAL
Jalan Jenderal Gatot Subroto Kaveling 51, Jakarta Selatan 12950,
Telp. (021) 5255661, Faksimile (021) 5255662, Laman: http://www.naker.go.id

Nomor : SR- …………………… 20XX.


Lampiran : 1 (satu) berkas.
Hal : Laporan Hasil Audit atas ……………….

Yth. Pimpinan Unit Kerja Eselon I Objek Penugasan.


di-
Jakarta.

Berdasarkan Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 8 Tahun 2018 tentang


Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Ketenagakerjaan dan Peraturan Menteri
Ketenagakerjaan Nomor 24 Tahun 2016 tentang Pokok-Pokok Pengawasan Intern di
Kementerian Ketenagakerjan, kami telah melakukan Audit pada Satuan Kerja
…………… Program/Kegiatan …………… Tahun Anggaran 20XX periode sejak tanggal
…… sampai dengan …… dengan hasil sebagai berikut:
1. Simpulan.
Simpulan hasil audit menunjukkan bahwa terdapat ………… (uraikan secara
singkat/ringkasan poin-poin temuan: kondisi, kriteria, sebab, akibat).
2. Saran.
Uraikan secara singkat dan jelas saran/rekomendasi atas temuan hasil audit pada
simpulan diatas.

Uraian selengkapnya disajikan dalam Laporan Nomor LHA ………….

Demikian kami sampaikan, atas perhatian dan kerjasama yang baik, kami ucapkan
terima kasih.

Inspektur Jenderal,

....................................
N.I.P. …………………………
Tembusan (tanpa lampiran):
1. Menteri Ketenagakerjaan; (sebagai laporan)
2. ………………………… . (sesuai keperluan)
FORMAT 7 - LAPORAN HASIL AUDIT KINERJA BENTUK SURAT

KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN RI
INSPEKTORAT JENDERAL
Jalan Jenderal Gatot Subroto Kaveling 51, Jakarta Selatan 12950,
Telp. (021) 5255661, Faksimile (021) 5255662, Laman: http://www.naker.go.id

………, ………………20XX

Nomor : ……………………….
Lampiran : -
Hal : Laporan Hasil Audit Program/Kegiatan ……
pada (Unit Kerja) …… Tahun Anggaran 20XX.

Yth. ………….. (sesuai tujuan Surat Tugas)


di -
(isi sesuai lokasi auditan)

Paragraf Pembuka
Dasar melakukan audit, identifikasi Auditi, tujuan/sasaran, ruang lingkup dan
metodologi audit, pernyataan bahwa audit dilaksanakan sesuai dengan standar audit,
kriteria yang digunakan untuk melakukan audit. Pernyataan adanya keterbatasan dalam
audit (jika ada).

Paragraf isi
Hasil audit berupa kesimpulan, temuan audit, dan rekomendasi, tanggapan oleh
pejabat auditi yang bertanggungjawab. Pelaporan informasi rahasia apabila ada.

Paragraf Penutup
………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………

Inspektur

……………………………..
N.I.P. ……………………………
Tembusan:
1. Inspektur Jenderal;
2. Pimpinan UKE I Satker Pusat/SKPD;
3. Pihak lain yang berkepentingan.
KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN RI
INSPEKTORAT JENDERAL
Jalan Jenderal Gatot Subroto Kaveling 51, Jakarta Selatan 12950,
Telp. (021) 5255661, Faksimile (021) 5255662, Laman: http://www.naker.go.id

………, ………………20XX

Nomor : ……………………….
Lampiran : -
Hal : Laporan Hasil Audit Program/Kegiatan ……
pada (Unit Kerja) …… Tahun Anggaran 20XX.

Yth. ………….. (sesuai tujuan Surat Tugas)


di -
(isi sesuai lokasi auditan)

Contoh Isi Laporan


Dasar Audit Berdasarkan Undang - undang Nomor ... Tahun ... tentang
... dan surat tugas nomor..... Kami telah melakukan Audit
atas .... tahun anggaran (pada bagian ini dijelaskan
mengenai dasar dilaksanakannya pemeriksaan atas audit,
dapat dijelaskan kewenangan instansi Auditor untuk
melaksanakan pengawasan, serta dasar surat penugasan
audit yang mendasari pekerjaan pengawasan terhadap
unit kerja yang di audit)
Pernyataan Audit dilaksanakan sesuai Standar Audit Asosiasi Audit
audit sesuai Standar Intern Pemerintah Indonesia.
(pada bagian ini harus secara eksplisit disebutkan bahwa
audit dilaksanakan sesuai standar, jika unit APIP memiliki
standar audit sendiri, dapat
disebutkan standar yang digunakan)
Tujuan, sasaran, Tujuan dan sasaran audit adalah untuk menilai
ruang lingkup dan Efektivitas dan efisiensi Operasi dan ketaatan dengan
metodologi audit ketentuan/peraturan yang berlaku
Termasuk keterbatasan (tujuan dan sasaran audit dituliskan sebagaimana
dalam audit (jika ada) dinyatakan dalam surat penugasan audit , dan untuk
Audit Kinerja pada umumnya untuk menilai efektifitas dan
efisiensi unit yang audit)
Ruang lingkup audit adalah ... untuk tahun anggaran ...
audit yang kami lakukan termasuk pengujian atas
informasi keuangan dan kinerja ...
(ruang lingkup audit dicantumkan dalam laporan untuk
menyatakan seberapa luas audit yang dilakukan dan
menginformasikan kepada pembaca laporan batasan
serta tanggung jawab audit)
Audit yang kami lakukan melalui pengumpulan dan
pengujian Bukti termasuk melakukan konfirmasi kepada
pihak - pihak yang terlibat sehingga cukup bagi kami untuk
mengambil kesimpulan (pada bagian ini dijelaskan
metodologi audit yang digunakan, termasuk teknik audit,
jangka waktu, jumlah Bukti, penggunaan alat bantu audit,
pemilihan sample, termasuk perancangan prosedur audit
untuk mendeteksi ketidakpatuhan terhadap peraturan
perundangan, ketidakpatuhan dan kecurangan)
Identifikasi Auditi Informasi Umum Auditi
.... memiliki ... Eselon III dan ... Eselon IV termasuk ...
Laporan Keuangan Tahun ... per 31 Desember ...
dilaporkan sebesar Rp.... termasuk Rp .... yang dikelola
oleh
(pada bagian ini diuraikan secara singkat mengenai
informasi umum auditi, untuk memberikan gambaran
kepada pembaca awam mengenai proses bisnis auditi)
Uraian Hasil Audit Kinerja Pada bagian ini dijelaskan hasil pemahaman dan
pengujian atas rancangan pengendalian intern auditi,
pencapaian sasaran kinerja, aspek keuangan, aspek
sarana dan prasarana Barang Milik Negara (BMN), aspek
SDM.
Jika ada temuan material terkait kelemahan pengujian
dimaksud, diungkapkan pada bagian ini.
Dampak dari kelemahan pengendalian diungkapkan pada
bagian temuan hasil audit
pada bagian ini diuraikan temuan hasil audit yang terdiri
dari pengungkapan kondisi, kriteria yang digunakan untuk
melakukan evaluasi, sebab terjadi kondisi yang menjadi
perhatian, akibat dari kondisi yang dilaporkan, tanggapan
tertulis dari pejabat auditi yang bertanggungjawab untuk
melaksanakan tindak lanjut, rekomendasi dan
kesepakatan tindak lanjut dengan audit , termasuk
rencana tindak lanjut.
Temuan Audit Kinerja berupa ketidakekonomisan,
ketidakefisienan dan ketidakefektifan pengelolaan
organisasi, program, aktivitas atau fungsi yang diaudit.
Termasuk temuan karena kelemahan SPI, serta adanya
ketidakpatuhan terhadap ketentuan peraturan perundang-
undangan, kecurangan, serta ketidakpatutan (abuse).
Temuan yang tidak menjawab tujuan audit dapat disajikan
dalam manajemen letter.
Apabila terdapat kondisi yang tidak berhubungan
langsung dengan tujuan, sasaran dan ruang lingkup audit,
dapat disajikan dalam bagian hal-hal lainnya yang perlu
diperhatikan.
Pada bagian ini, Auditor perlu mengungkapkan tindak
lanjut dari hasil audit sebelumnya, termasuk tindak lanjut
dari audit yang di laporkan dalam laporan ini.
Simpulan/Rekomendasi Simpulan Hasil Audit
... telah/belum secara Efektif dan Efisien mencapai tujuan
organisasi, ...
(pada bagian ini diungkapkan kesimpulan untuk menjawab
tujuan dan sasaran audit.
Apakah auditi telah mencapai tujuannya atau belum
mencapai tujuannya.
Identik dengan audit atas laporan keuangan, bagian ini
mencantumkan opini audit atas hasil Audit Kinerja)

Inspektur Jenderal

……………………………..
N.I.P. ……………………………
Tembusan:
1. Inspektur Jenderal;
2. Pimpinan UKE I Satker Pusat/SKPD;
3. Pihak lain yang berkepentingan.
FORMAT 8 - LAPORAN HASIL AUDIT KINERJA BENTUK BAB

KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN RI
INSPEKTORAT JENDERAL
Jalan Jenderal Gatot Subroto Kaveling 51, Jakarta Selatan 12950,
Telp. (021) 5255661, Faksimile (021) 5255662, Laman: http://www.naker.go.id

………, ……………….. 20XX

Nomor : Lap-. /IJ/XX/20XX


Hal : Hasil Audit Program/Kegiatan ...pada...TA....

Dengan ini kami sampaikan Laporan Hasil Audit Kinerja ………….


Program/Kegiatan …………… pada..............Tahun Anggaran......
Penyajian Laporan ini dikelompokkan dalam dua pokok bahasan yaitu:

BAB I : SIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB II : URAIAN HASIL AUDIT KINERJA


BAB I
SIMPULAN DAN REKOMENDASI

Uraian dalam Bab ini bukan merupakan rangkuman atau ringkasan dari tiap
Subbab dalam Bab III Uraian Hasil Audit, melainkan memuat simpulan hasil audit secara
ringkas dan jelas yang mengungkapkan pembuktian terhadap temuan hasil audit dalam
suatu kegiatan yang menjadi sasaran audit.

A. Simpulan.
Uraian dalam simpulan antara lain memuat penjelasan di bawah ini:
1. Dalam hal hasil audit menyimpulkan bahwa terjadi penyimpangan yang
merugikan keuangan negara dan berdasarkan hasil ekspose diperoleh
kesepahaman adanya penyimpangan disebabkan oleh kesalahan
administratif maka:
a. apabila jenis penyimpangan lebih dari satu kejadian yang terpisah atau
bukan merupakan rangkaian kejadian dengan penyimpangan lainnya,
maka harus dibuat subbagian jenis penyimpangan;
b. apabila jenis penyimpangan merupakan suatu rangkaian dari beberapa
penyimpangan, maka tidak perlu diberi subbagian jenis penyimpangan;
dan
c. simpulan hasil audit di bawah subbagian penyimpangan dirumuskan
secara jelas dengan mengungkapkan apa kasusnya, siapa pelakunya,
bagaimana caranya, dimana dan kapan terjadinya, serta berapa nilai
kerugian keuangan negara.
2. Informasi mengenai tindak lanjut hasil audit berupa pengembalian/penyetoran
atas kerugian keuangan negara kepada Kas Negara sebelum laporan
diterbitkan.

B. Rekomendasi.
Usulan rekomendasi dapat dipilih dari salah satu jenis rekomendasi seperti
tersebut di bawah ini sesuai dengan simpulan hasil audit, yaitu:
1. Dalam hal hasil audit menyimpulkan berindikasi ketidakpatuhan kepada
peraturan perundang-undangan dan berakibat kerugian keuangan negara,
rekomendasi dapat ditulis demikian: “kami merekomendasikan kepada
............. (pemberi mandat penugasan) untuk memproses kerugian negara
dalam kegiatan ....................... pada …………..... (sebutkan nama kegiatan
dan dimana terjadinya) tahun 20XX dan melakukan penyetoran ke kas
negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.” (diberi
kode temuan).
2. Dalam hal hasil audit menyimpulkan kelemahan pengendalian intern,
rekomendasi dapat ditulis demikian: “kami merekomendasikan kepada
.............. (pemberi mandat penugasan) untuk melakukan perbaikan sesuai
temuan kelemahan pengendalian intern dalam kegiatan ............ pada ...........
(sebutkan nama kegiatan dan dimana terjadinya) tahun 20XX dengan
melakukan ………….....” (diberi kode temuan).
3. Dalam hal hasil audit menyimpulkan kesalahan administratif, rekomendasi
dapat ditulis demikian: “kami merekomendasikan kepada ……….......
(pemberi mandat penugasan) untuk melakukan perbaikan berupa ……......
dalam kegiatan ………..... pada ……...... (sebutkan nama kegiatan dan
dimana terjadinya) tahun 20XX dengan melengkapi .............” (diberi kode
temuan).
Terhadap seluruh jenis temuan dapat ditambahkan rekomendasi untuk dikenai
sanksi berupa teguran dan/atau sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Setelah uraian rekomendasi pada halaman ini dicantumkan jabatan dan nama
Inspektur Wilayah/Pembantu Penanggung Jawab yang menandatangani Laporan Hasil
Audit (LHA).

Inspektur,

………………………..
N.I.P. .......……………….
BAB II
URAIAN HASIL AUDIT

A. Pendahuluan.
1. Dasar audit.
Dalam subbagian ini dijelaskan dasar penugasan, antara lain:
a. Surat Tugas dari Inspektur Wilayah/Pembantu Penanggung Jawab; dan
b. Surat Pengantar (SP) Surat Tugas dari Inspektur Jenderal.
2. Tujuan audit
Dalam subbagian ini diuraikan tujuan dilakukannya Audit sesuai dengan
Surat Tugas atau untuk mendapatkan penilaian yang komprehensif atas
pelaksanaan tugas pokok dan fungsi dari unit kerja yang diaudit.
3. Sasaran dan ruang lingkup audit.
Dalam subbagian ini diuraikan beberapa hal sebagai berikut:
a. ruang lingkup audit yaitu seluruh aspek kegiatan manajemen (baik
seluruh atau sebagian dari program/aktivitas yang dilakukan), dengan
pernyataan: “Audit yang kami laksanakan mencakup kegiatan
…………............. (sebutkan uraian/ nomenklatur kegiatan) pada
............... (nama organisasi).”; dan
b. sasaran audit yaitu menguraikan periode kegiatan, aktivitas, dan
program yang diaudit.
4. Batasan tanggung jawab audit. Dalam
subbagian ini diuraikan bahwa:
a. pernyataan mengenai tanggung jawab Auditor dalam melaksanakan
audit; dan
b. pernyataan mengenai tanggung jawab kelengkapan bukti-bukti berada
pada pihak manajemen yang diaudit bukan pada Auditor di Inspektorat
Jenderal.
5. Metodologi.
Dalam subbagian ini diuraikan langkah-langkah audit yang diperlukan untuk
mencapai tujuan penugasan audit. Langkah-langkah audit mencakup reviu
dokumen, prosedur analitis, pengujian fisik, konfirmasi, observasi,
wawancara, dan rekonstruksi fakta berdasarkan bukti-bukti yang diperoleh
saat dilaksanakan audit metodologi, audit mengungkapkan pernyataan
pemenuhan norma, misalnya dengan uraian bahwa audit telah dilakukan
berdasarkan ……… .
6. Informasi umum obyek audit.
Dalam subbagian ini dijelaskan mengenai data umum dan data keuangan
organisasi objek penugasan, antara lain memuat:
a. Data Umum;
1) Nama objek penugasan;
2) Struktur organisasi;
3) Alamat lengkap objek penugasan (termasuk nomor telepon dan
faksimil);
4) Nama pimpinan objek penugasan;
5) Nama atasan pimpinan objek penugasan;
6) Nama kegiatan yang diaudit;
7) Nama penanggung jawab kegiatan yang diaudit;
8) Uraian singkat kegiatan yang diaudit.
b. Data Keuangan;
1) Nama penanggung jawab keuangan;
2) Jabatan penanggung jawab keuangan;
3) Jabatan atasan langsung penanggung jawab keuangan;
4) Sumber dan tahun anggaran kegiatan yang diaudit;
5) Nilai anggaran kegiatan yang diaudit;
6) Realisasi anggaran kegiatan yang diaudit;
7) Nomor rekening bank kegiatan yang diaudit.
c. target, realisasi, dan hambatan pencapaian target kegiatan dan
keuangan;
menyajikan persentase capaian target fisik, realisasi anggaran, serta
hambatan pencapaian target, dan hambatan penyerapan anggaran,
informasi yang disajikan merupakan informasi yang telah
diaudit/periode audit.
d. sistem pengendalian intern;
pada bagian ini diuraikan hasil pengujian sistem pengendalian intern
yang telah diterapkan manajemen mencakup prosedur-prosedur, sistem
akuntansi, dan sistem manajemen.
e. informasi lainnya;
menguraikan hal-hal yang dipandang perlu untuk disampaikan,
misalnya informasi mengenai adanya perubahan peraturan/kebijakan
yang sudah terbit namun belum di implementasikan atau keadaan force
majeure yang berpengaruh secara signifikan terhadap capaian target
auditan.
B. Uraian Hasil Audit.
1. Simpulan dan Temuan Hasil Audit.
Menguraikan simpulan dan temuan hasil audit pada hakekatnya yaitu
membandingkan kondisi/kejadian yang merupakan fakta sesuai dengan
kriteria, standar, dan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pada bagian
ini simpulan dan temuan hasil audit menguraikan masing-masing bagian
antara lain:
a. kondisi, menguraikan keadaan yang dijumpai Auditor yang merupakan
fakta dan menggambarkan keadaan yang sebenarnya terjadi dan
merupakan kejadian yang tidak sesuai dengan kriteria, standar, dan
ketentuan peraturan perundang-undangan, serta memerlukan
perbaikan;
b. kriteria, diuraikan sesuai dengan standar dan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang merupakan tolok ukur yang
dipakai sebagai pembanding/pengukur kondisi. Kriteria yang
dicantumkan merupakan kriteria yang telah matang dan telah dibahas
secukupnya dengan pejabat obyek yang diperiksa bersama
penanggung jawab pemeriksaan, serta sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan dan harus ditaati untuk dilaksanakan;
c. sebab, pada bagian ini Auditor menguraikan mengapa kondisi terjadi
dan merupakan pokok timbulnya penyimpangan berupa kelemahan
sistem pengendalian intern serta fakta ditemukan perbuatan atau
tindakan yang dilakukan oleh pihak-pihak terkait tanpa didasari itikad
baik (good faith) dan menyimpang dari praktik yang sehat (best
practise);
d. akibat, akibat disini yaitu akibat dari kelemahan yang dijumpai (kondisi),
bukan merupakan akibat dari sebab penyimpangan. Auditor
menguraikan hal-hal yang ditimbulkan tidak sesuai dengan kriteria,
standar, dan ketentuan peraturan perundang-undangan berupa
kerugian keuangan negara (akibat yang dapat dikuantifikasi) dan
berupa adanya pengaruh negatif dalam pelaksanaan kegiatan/program
sehingga tujuan kegiatan/program tidak tercapai secara efisien dan
efektif (akibat yang bersifat kualitatif); dan
e. saran/rekomendasi, diuraikan saran/rekomendasi yang layak dan cukup
beralasan, merupakan tindakan korektif spesifik dan terukur, bersifat
praktik dan berorientasi pada solusi untuk menghilangkan penyebab
terjadinya suatu kelemahan atau penyimpangan sehingga diharapkan
tidak akan terjadi lagi pada masa yang akan datang dan ditujukan
kepada manajemen/pemakai laporan.
2. Hal-hal lain yang perlu diperhatikan.
Dalam subbagian ini mengungkapkan mengenai hal-hal yang perlu mendapat
perhatian dari auditan atau pimpinan unit kerja mengenai catatan reviu atas
penyelenggaraan akuntansi dan hal-hal lain seperti, kelengkapan Laporan
Keuangan, atau dapat juga mengenai ketidaktepatan waktu penyampaian
Laporan Keuangan.
3. Tindak lanjut rekomendasi hasil audit sebelumnya.
Dalam subbagian ini dimuat tindak lanjut yang telah dilakukan oleh pihak-
pihak terkait, misalnya berupa pengembalian/ penyetoran atas kerugian
keuangan negara ke Kas Negara atau berupa pengenaan sanksi administratif
yang telah dilaksanakan sebelum berakhirnya audit atau sebelum LHA
diterbitkan.
Dalam hal bukti-bukti pengembalian/penyetoran atas kerugian keuangan negara ke
Kas Negara sangat banyak sehingga tidak memungkinkan untuk disajikan dalam
format laporan, maka dibuat daftar yang menjadi lampiran LHA.

C. Apresiasi.
Bagian ini berisi apresiasi terhadap obyek audit serta dukungan terhadap
kelancaran pelaksanaan tugas.

Lampiran (sertai lampiran bila dipandang perlu).

Anda mungkin juga menyukai