INSPEKTORAT JENDERAL
KEPUTUSAN
INSPEKTUR JENDERAL
NOMOR 6/159/PW.08.03/VIII/2022
TENTANG
PETUNJUK PELAKSANAAN
AUDIT KINERJA
DI KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN
i
Jalan Jenderal Gatot Subroto Kaveling 51, Jakarta Selatan 12950
Telepon (021) 5255661, Faksimile (021) 5255662
Laman: http://www.naker.go.id
DAFTAR ISI
ii
BAB IV PELAPORAN AUDIT KINERJA ……………………………….……….. 38
A. Laporan Audit Kinerja ……………………………………………... 38
B. Materi Laporan Hasil Audit Kinerja …………………………….. 39
C. Mekanisme Pelaporan ………………………………………..….… 39
D. Bentuk dan Isi Laporan Hasil Audit Kinerja ………………….. 41
E. Kualitas Laporan ………………….………………………………… 42
F. Distribusi Laporan …………………………………………………. 44
iii
KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA
INSPEKTORAT JENDERAL
Jalan Jenderal Gatot Subroto Kav. 51, Jakarta Selatan 12950, Telepon (021) 5255661, Faksimile (021) 5255662
Laman: http://www.kemnaker.go.id
INSPEKTUR JENDERAL,
LAMPIRAN I
KEPUTUSAN INSPEKTUR JENDERAL
NOMOR 6/159/PW.08.03/VIII/2022
TENTANG
PETUNJUK PELAKSANAAN AUDIT KINERJA
DI KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Implementasi Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah menyatakan bahwa perwujudan peran aparat
pengawasan intern pemerintah yang efektif harus dapat memberikan keyakinan
yang memadai atas ketaatan, kehematan, efisiensi, dan efektifitas, serta
akuntabilitas pencapaian tujuan penyelenggaraan tugas dan fungsi instansi
pemerintah. Aparat pengawasan intern pemerintah sebagai pengawas intern
pemerintah merupakan salah satu unsur utama dalam manajemen pemerintah
untuk mewujudkan pemerintahan yang baik (good governance) yang ditujukan
pada pemerintahan yang bersih (clean government).
Inspektorat Jenderal Kementerian Ketenagakerjaan sebagai institusi aparat
pengawasan intern pemerintah mempunyai tugas menyelenggarakan
pengawasan intern pada Kementerian Ketenagakerjaan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan dan memiliki fungsi untuk mengawal
program pemerintah di bidang ketenagakerjaan.
Dalam hal memenuhi tugas dan fungsi tersebut, Inspektorat Jenderal
Kementerian Ketenagakerjaan menyusun program atau kegiatan Audit Kinerja
pada seluruh unit kerja baik di pusat maupun di daerah yang anggarannya
berasal dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara Kementerian
Ketenagakerjaan, agar dapat diketahui apakah program atau kegiatan tersebut
dilaksanakan secara efisien, efektif, dan akuntabel serta untuk memperoleh
keyakinan yang memadai bahwa seluruh program atau kegiatan telah
-6-
B. Pengertian
Dalam Pedoman ini yang dimaksud dengan:
1. Audit adalah proses identifikasi masalah, analisis, dan evaluasi bukti yang
dilakukan secara independen, obyektif, dan profesional berdasarkan
standar audit, untuk menilai kebenaran, kecermatan, kredibilitas,
efektivitas, efisiensi, dan keandalan informasi pelaksanaan tugas dan
fungsi instansi pemerintah.
2. Audit Kinerja adalah Audit atas pelaksanaan tugas dan fungsi instansi
pemerintah yang terdiri atas Audit aspek ekonomi, efisiensi, dan Audit
aspek efektivitas, serta ketaatan pada peraturan.
3. Audit Dengan Tujuan Tertentu adalah proses mencari, menemukan, dan
mengumpulkan bukti secara sistematis yang bertujuan mengungkapkan
terjadi atau tidaknya suatu perbuatan dan pelakunya guna dilakukan
tindakan hukum selanjutnya yang tidak termasuk dalam Audit Kinerja.
4. Program Kerja Audit Kinerja yang selanjutnya disebut PKA adalah
serangkaian prosedur atau langkah kerja yang akan dilakukan Auditor
dalam melaksanakan dan menyimpulkan hasil Audit Kinerja.
5. Pengawasan Intern adalah seluruh proses kegiatan Audit, Reviu,
Evaluasi, Pemantauan, dan kegiatan pengawasan lain terhadap
penyelenggaraan tugas dan fungsi organisasi dalam rangka memberikan
keyakinan yang memadai bahwa kegiatan telah dilaksanakan sesuai
dengan tolok ukur yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien untuk
kepentingan pimpinan dalam mewujudkan tata pemerintahan yang baik.
6. Sistem Pengendalian Intern yang selanjutnya disingkat SPI adalah proses
yang integral pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara terus
menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai di Kementerian
Ketenagakerjaan untuk memberikan keyakinan memadai atas tercapainya
tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan
pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap
peraturan perundang-undangan.
-7-
19. Inspektur Jenderal adalah pejabat yang ditunjuk dan bertanggung jawab
kepada Menteri dalam melaksanakan tugas teknis dan administrasi di
bidang Pengawasan Intern di Kementerian Ketenagakerjaan.
20. Inspektorat Jenderal adalah unsur Pengawasan Intern yang berada di
bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Ketenagakerjaan.
21. Sekretariat Inspektorat Jenderal adalah unsur pembantu Inspektorat
Jenderal di Kementerian Ketenagakerjaan dan bertanggung jawab kepada
Inspektur Jenderal.
22. Penanggung Jawab adalah Inspektur Jenderal yang bertanggung jawab
atas seluruh hasil Audit Kinerja di Kementerian Ketenagakerjaan dan
melaporkan hasil Audit Kinerja kepada Menteri.
23. Wakil Penanggung Jawab adalah para Inspektur yang melaksanakan
koordinasi pelaksanaan Audit Kinerja dan bertanggung jawab kepada
Inspektur Jenderal.
24. Pengendali Mutu adalah Auditor yang diperankan sebagai pengendali
mutu sesuai dengan Surat Tugas.
25. Pengendali Teknis adalah Auditor yang diperankan sebagai pengendali
teknis sesuai dengan Surat Tugas.
26. Ketua Tim adalah Auditor yang diperankan sebagai ketua tim sesuai
dengan Surat Tugas.
27. Anggota Tim adalah Auditor yang diperankan sebagai anggota tim sesuai
dengan Surat Tugas.
D. Ruang Lingkup
Ruang lingkup dalam pedoman ini, meliputi perencanaan Audit Kinerja, langkah
pelaksanaan Audit Kinerja, standar penyusunan laporan, Pemantauan dan
Evaluasi tindak lanjut hasil Audit, serta kendali mutu.
E. Sasaran
Sasaran Pedoman ini merupakan penilaian bahwa Auditi telah menjalankan
kegiatan Audit Kinerja secara ekonomis, efisien, dan efektif, serta untuk
mendeteksi adanya kelemahan SPI, kecurangan, ketidakpatutan (abuse), dan
ketidakpatuhan terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan.
- 10 -
F. Waktu Pelaksanaan
Audit Kinerja dilaksanakan pada saat kegiatan berjalan dan/atau saat
pelaksanaan kegiatan telah berakhir.
BAB II
PERENCANAAN AUDIT KINERJA
BAB III
PELAKSANAAN AUDIT KINERJA
c) analisis data
Analisis data dilakukan terhadap data hasil Audit Kinerja
pendahuluan, langkah analisa data dengan cara:
1) analisis/evaluasi data dilakukan terhadap setiap
kegiatan;
2) kegiatan yang datanya telah lengkap, benar dan
Bukti pendukung lengkap, serta cukup untuk
mengetahui hasil dari suatu kegiatan (rencana dan
pelaksanaan), maka segera dilakukan analisis dan
evaluasi serta diberikan penilaian terhadap kegiatan
tersebut;
3) kegiatan yang datanya belum lengkap dan atau
belum benar, wajib dilakukan pencarian data
tambahan dan penelitian lebih lanjut;dan
4) dalam proses analisis/evaluasi data, dilakukan
pencatatan terhadap kelemahan/kurang
keberhasilan pelaksanaan kegiatan, yang
dikelompokkan dalam calon temuan.
2. Cara memperoleh informasi
terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan oleh Auditor untuk
memperoleh informasi dalam rangka pelaksanaan Audit Kinerja, cara
memperoleh informasi tersebut meliputi:
a. pembicaraan dengan pimpinan Auditi
langkah pertama dalam suatu survei yaitu mengadakan kontak
dengan pimpinan Auditi. Auditor harus memberi penjelasan kepada
pimpinan Auditi mengenai tanggung jawab Auditor, sasaran Audit
Kinerja secara umum dan metode pelaksanaan Audit Kinerja. Hal
yang serupa harus juga dilakukan pada setiap kunjungan ke
lapangan. Petunjuk yang bernilai dapat juga diperoleh dari para
pejabat dan atau mengadakan kontak dengan para pegawai teknis
yang secara langsung turut dalam operasi karena mereka telah
mengenali bidang-bidang (areal) yang rawan, dan dapat membantu
untuk memperoleh pengertian yang realistis mengenai
- 26 -
operasi/kegiatan.
b. wawancara dengan pihak lainnya
melakukan wawancara kepada masyarakat atau pihak ketiga lainnya
dapat dilakukan untuk memperoleh informasi yang berguna dalam
menetapkan tujuan dan mengidentifikasikan kelemahan program.
Auditor harus mempertimbangkan penggunaan daftar pertanyaan
(questionaires) untuk memperoleh suatu pendapat mengenai
jawaban yang diharapkan dan permasalahan yang potensial.
c. pemeriksaan fisik
pengamatan secara langsung sangat diperlukan dalam membantu
Auditor memperoleh pengetahuan dengan cepat mengenai operasi
dan lingkungan Auditi. Auditor harus waspada terhadap tanda-tanda
terjadinya pemborosan atau ketidakefektifan yang menunjukkan
kelemahan yang harus diselidiki lebih lanjut, diantaranya adanya sisa
pekerjaan yang menumpuk, peralatan, dan bahan yang berlebihan,
kelebihan personil, metode kerja, dan mesin yang sudah using, serta
kondisi pekerjaan yang tidak baik.
d. melakukan Reviu laporan manajemen.
1) informasi yang tersedia bagi manajemen, seperti anggaran,
laporan operasi, laporan biaya masing-masing bagian, dan
sebagainya dapat memberikan pengertian tentang sejauh mana
tujuan kegiatan Auditi telah tercapai;
2) analisa laporan dengan menggunakan perbandingan, melihat
perbedaan yang penting dapat mengungkapkan antara lain:
a) bagaimana pendapatan, pengeluaran, dan kewajiban
dikaitkan dengan anggarannya;
b) bagaimana kemajuan pekerjaan dikaitkan dengan tujuan,
waktu dan biaya;
c) apakah pelaksanaan kegiatan menjadi lebih efisien;
d) apakah sasaran program yang diinginkan dapat tercapai;
e) bagaimana manfaat program dihubungkan dengan
biayanya; dan
f) Arah pengamatan dapat menunjukkan kurang
- 27 -
kepastian mengenai indikasi kondisi suatu temuan yang telah didapat dari Audit
Kinerja pendahuluan pada setiap pekerjaan dan mendukung simpulan/temuan
awal yang sudah diidentifikasi pada saat Audit Kinerja pendahuluan. Hasil Audit
Kinerja lanjutan dituangkan dalam KKA lanjutan.
Langkah-langkah yang dilakukan untuk masing-masing aspek Audit Kinerja
sebagai berikut:
1. pencapaian sasaran kinerja
Audit Kinerja atas pencapaian sasaran kinerja bertujuan untuk mengetahui
apakah target sasaran satuan kerja telah tercapai secara efisien, efektif,
dan ekonomis serta sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan. Langkah kerja utama yang dilakukan merupakan analisis atas
realisasi capaian kinerja berbagai program/kegiatan dibandingkan dengan
target dan capaian tahun-tahun sebelumnya. Apabila terdapat realisasi
capaian kinerja di bawah target dan/atau terjadi penurunan kinerja, maka
tim Audit Kinerja harus mengeksplorasi penyebab/hambatannya. Teknik
yang digunakan dapat berupa Reviu dokumen, wawancara, dan
observasi. Audit Kinerja pencapaian sasaran kinerja harus dapat
menyimpulkan keberhasilan atau kegagalan pencapaian kinerja program
atau kegiatan dihubungkan dengan capaian sasaran strategis
Kementerian Ketenagakerjaan.
Untuk dapat menyimpulkan keberhasilan atau kegagalan pencapaian
kinerja program atau kegiatan, Auditor harus memahami sasaran dan
indikator dari program atau kegiatan yang dilaksanakan serta target dan
realisasinya.
2. aspek keuangan
Audit Kinerja atas aspek keuangan bertujuan untuk meyakini bahwa
pengelolaan keuangan telah dilakukan secara efisien, efektif, dan
ekonomis untuk mencapai sasaran satuan kerja dan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan. Langkah kerja utama yang
dilakukan meliputi:
a. pengujian atas keterkaitan anggaran dengan target kinerja, dan
ditaatinya standar biaya;
b. pengujian atas kehandalan pencatatan keuangan yang dilaksanakan
- 32 -
oleh bendahara yang didukung dengan Bukti yang lengkap dan sah;
c. pengujian atas pelaksanaan verifikasi pertanggungjawaban
keuangan;
d. pengujian atas ketaatan terhadap rencana/jadwal pengeluaran
kas/anggaran kas/disbursement plan;dan
e. pengujian atas ketepatan pelaporan pengelolaan keuangan.
Teknik yang digunakan dapat berupa Reviu dokumen, wawancara, dan
observasi.
3. Aspek sarana dan prasarana atau barang milik negara
Audit Kinerja atas aspek sarana dan prasarana atau barang milik negara
bertujuan untuk meyakini bahwa pengelolaan sarana dan prasarana atau
barang milik negara telah dilakukan secara efisien, efektif, dan ekonomis
untuk mencapai sasaran satuan kerja dan sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan. Langkah kerja utama yang dilakukan meliputi:
a. pengujian apakah perencanaan kebutuhan barang/jasa telah dibuat
dan dijadikan dasar dalam penganggaran dan pelaksanaan
pengadaan barang/ jasa;
b. pengujian atas proses pengadaan barang/jasa;
c. melakukan pengamatan fisik atas pelaksanaan pekerjaan di
lapangan dan mendapatkan keterangan lebih lanjut dari petugas
lapangan atau pihak lain yang mengetahui kegiatan yang dilakukan
Audit Kinerja;
d. pengujian atas penguasaan dan penetapan status barang milik
negara;
e. pengujian atas pemanfatan barang milik negara (sewa, bangun guna
serah, bangun serah guna, kerja sama operasional);
f. pengujian apakah barang milik negara telah digunakan secara
optimal untuk mendukung pencapaian sasaran;
g. pengujian atas pengamanan dan pemeliharaan barang milik negara;
h. pengujian atas pemindahtanganan/penghapusan barang milik
negara; dan
i. pengujian atas penatausahaan barang milik negara.
- 33 -
D. Perolehan Bukti
Perolehan Bukti pada tahap Audit Kinerja lanjutan bertujuan untuk menentukan
bahwa:
a. kondisi atas kegiatan yang di Audit dapat diterima dan kemungkinan
argumen yang menolak kondisi tersebut dihindari/disanggah; dan
b. terdapat kondisi dan akibat yang cukup penting dan material.
Dari sudut pandang Audit Kinerja, Bukti merupakan fakta dan informasi yang
dapat digunakan sebagai dasar perumusan simpulan tujuan Audit dan harus
mempunyai nilai yang berarti (material). Bukti ini harus dikumpulkan, dan
- 34 -
E. KKA
1. KKA harus mencerminkan langkah-langkah kerja Audit Kinerja yang
ditempuh, pengujian yang dilakukan, informasi yang diperoleh, dan
simpulan hasil Audit Kinerja. Setiap Auditor wajib membuat KKA pada
- 36 -
H. Exit Briefing
Exit briefing atau biasa disebut pertemuan akhir Audit Kinerja merupakan
kegiatan akhir dari rangkaian Audit Kinerja yang disampaikan oleh Pengendali
Teknis beserta tim Audit Kinerja kepada seluruh/sebagian pejabat/obyek Audit
Kinerja. Exit briefing sebaiknya dilaksanakan segera setelah berakhirnya Surat
Tugas atau dapat dilakukan dengan perjanjian waktu antara kedua pihak. Pada
saat exit briefing disampaikan harus memuat materi- materi sebagai berikut:
a. hasil Audit Kinerja secara umum;
b. hal-hal yang masih harus dilengkapi oleh Auditi (bila ada);
c. langkah-langkah perbaikan dan meningkatkan keberhasilan yang telah
dicapai;
d. kebijakan/hal-hal penting yang harus diperhatikan dalam mengatasi
masalah;
e. penjelasan atas pertanyaan yang diajukan Auditi yang lebih mengarah
pada teknis operasional;
f. laporan hasil Audit Kinerja akan disampaikan kepada Auditi berupa
laporan hasil Audit Kinerja yang ditandatangani Pembantu Penanggung
Jawab/Pengendali Mutu dan berupa surat pengantar masalah/surat
atensi/executive ringkasan yang telah ditandatangani oleh Inspektur
Jenderal untuk segera ditindaklanjuti dalam waktu 60 (enam puluh) hari
kerja setelah surat pengantar masalah tersebut diterima;dan
g. mencatat jawaban/penjelasan atas pertanyaan sebagai bahan
kelengkapan KKA untuk penyusunan laporan hasil Audit Kinerja.
- 38 -
BAB IV
PELAPORAN AUDIT KINERJA
C. Mekanisme Pelaporan
Dalam Proses penyusunan laporan hasil Audit Kinerja, harus melalui
mekanisme dengan tahapan dan waktu yang harus dipenuhi oleh Auditor
sebagai berikut:
- 40 -
1. Ketua Tim harus menyerahkan konsep laporan hasil Audit Kinerja kepada
Pengendali Teknis untuk direviu paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah
Surat Tugas berakhir;
2. Pengendali Teknis dalam waktu 2 (hari) kerja wajib menyelesaikan reviu
konsep laporan hasil Audit Kinerja dari ketua tim yang akan
ditandatangani oleh Wakil Penanggung Jawab, serta menyusun konsep
surat atensi yang akan ditandatangani oleh Inspektur Jenderal dan
menyerahkan kepada Pengendali Mutu untuk dilakukan Reviu;
3. Pengendali Mutu dalam waktu 2 (hari) kerja wajib menyelesaikan reviu
konsep laporan hasil Audit Kinerja dan konsep surat atensi kemudian
menyerahkannya kepada Wakil Penanggung Jawab;
4. Wakil Penanggung Jawab dalam waktu 2 (dua) hari kerja harus
menyerahkan konsep laporan hasil Audit Kinerja dan konsep surat atensi
kepada Sekretariat Inspektorat Jenderal untuk dievaluasi;
5. Sekretariat Inspektorat Jenderal melakukan evaluasi konsep laporan hasil
Audit Kinerja dan konsep surat atensi selama-lamanya 10 (sepuluh) hari
kerja;
6. Sekretariat Inspektorat Jenderal mengembalikan hasil evaluasi terhadap
konsep laporan hasil Audit Kinerja dan surat atensi yang perlu dilakukan
perbaikan kepada Tim Audit untuk disempurnakan baik secara langsung
maupun melalui teknologi informasi;
7. Tim Audit melakukan perbaikan selama-lamanya 2 (dua) hari kerja.
Perbaikan konsep laporan hasil Audit Kinerja yang telah dievaluasi
merupakan tanggung jawab tim Audit Kinerja
8. Tim Audit menyampaikan konsep laporan hasil Audit Kinerja dan konsep
surat atensi yang telah disempurnakan kepada Inspektur Jenderal untuk
diminta persetujuan;
9. Inspektur Jenderal menyetujui konsep laporan hasil Audit Kinerja dan
diberi nomor pada setiap laporan hasil Audit Kinerja oleh masing-masing
Inspektorat untuk diterbitkan;
10. Inspektur Jenderal menyetujui dan menandatangani surat atensi dan
diberi nomor pada setiap surat atensi oleh Sekretariat Inspektorat
Jenderal cq. Bagian Umum dan Rumah Tangga Inspektorat Jenderal
- 41 -
E. Kualitas Laporan
laporan hasil Audit Kinerja harus tepat waktu, lengkap, akurat, obyektif,
meyakinkan, jelas, dan seringkas mungkin:
1. Tepat waktu
Laporan hasil Audit Kinerja harus tepat waktu disampaikan kepada Auditi
agar rekomendasi Auditor dapat segera ditindaklanjuti untuk perbaikan
manajemen.
- 43 -
F. Distribusi Laporan
Laporan hasil Audit Kinerja disampaikan kepada pimpinan organisasi Auditi dan
pihak lain yang terkait sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan. Penyampaian laporan hasil Audit Kinerja secara umum dapat
didistribusikan kepada:
1. Laporan hasil Audit Kinerja asli disampaikan kepada pimpinan Auditi
sesuai tujuan Surat Tugas;
- 45 -
BAB V
TINDAK LANJUT HASIL AUDIT KINERJA
Rekomendasi atau saran yang disampaikan Auditor melalui laporan hasil Audit
Kinerja, wajib ditindaklanjuti oleh pihak Auditi. Untuk mendorong efektivitas
penyelesaian tindak lanjut temuan Audit Kinerja. Setiap penugasan Audit Kinerja,
Auditor wajib memantau tindak lanjut yang dilakukan oleh Auditi atas rekomendasi
hasil Audit Kinerja sebelumnya baik dari APIP maupun lembaga pengawasan
eksternal pemerintah.
Hal-hal yang harus diperhatikan oleh Auditor dalam rangka memantau tindak
lanjut laporan hasil Audit Kinerja, yaitu:
a. Auditor harus mengkomunikasikan kepada Auditi bahwa tanggung jawab
untuk menyelesaikan atau menindaklanjuti temuan Audit Kinerja dan
rekomendasi berada pada Auditi;
b. Auditor harus memantau dan mendorong tindak lanjut atas temuan beserta
rekomendasi;
c. Auditor harus melaporkan status temuan beserta rekomendasi Audit Kinerja
sebelumnya yang belum ditindaklanjuti;
d. melakukan pengecekan bukti asli penyetoran Kerugian Negara, pemeriksaan
secara fisik kegiatan yang direkomendasikan untuk dipenuhi meliputi
penghitungan jumlah, pengukuran volume, dan pengecekan kualitas.
Termasuk perbaikan manajemen dan teknis yang direkomendasikan dalam
laporan hasil Audit Kinerja; dan
e. terhadap temuan yang berindikasi adanya tindakan ketidakpatuhan terhadap
ketentuan perundang-undangan dan kecurangan, Auditor harus membantu
aparat penegak hukum terkait dalam upaya menindaklanjuti temuan tersebut.
FORMAT 1 - PROGRAM KERJA AUDIT KINERJA (PKA)
1 2 3 4 5 6 7
I. JUDUL KEGIATAN
1) Tujuan audit:
Diuraikan hal yang menjadi tujuan
audit atas kegiatan dimaksud sesuai
judul kegiatan.
Langkah Kerja/Prosedur Audit
1. Peroleh ........
2. Lakukan wawancara dengan .....
3. Lakukan perbandingan antara
.......
4. Lakukan observasi terhadap .......
5. Peroleh Laporan-laporan yang
dibuat oleh ...........
6. Bandingkan ... dengan data yang
diperoleh dari ....
7. Lakukan sampling terhadap........
8. Buat daftar ........
9. Tambahkan langkah-langkah
lainnya bila dianggap perlu
10. Buat kesimpulan atas hasil
langkah kerja diatas terhadap
1 2 3 4 5 6 7
Mengetahui:
Pengendali Teknis, Ketua Tim,
(…………Nama…………) (…………Nama…………)
N.I.P. …………………………… N.I.P. ……………………………
FORMAT 2 - SURAT TUGAS
KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN RI
INSPEKTORAT JENDERAL
Jalan Jenderal Gatot Subroto Kaveling 51, Jakarta Selatan 12950,
Telp. (021) 5255661, Faksimile (021) 5255662, Laman: http://www.naker.go.id
SURAT TUGAS
Nomor :
MENUGASKAN:
1. Nama : ………………………
sebagai PENGENDALI MUTU;
2. Nama : ………………………
sebagai PENGENDALI TEKNIS;
3. Nama : ………………………
sebagai KETUA TIM;
4. Nama : ………………………
sebagai ANGGOTA TIM;
Dikeluarkan di Jakarta
pada tanggal
(Inspektur/Sekretaris Inspektorat
Jenderal/Inspektur Jenderal),
(………Nama………)
NIP. ……………………………………
Tembusan:
KPA Inspektorat Jenderal.
FORMAT 3 - SURAT PENGANTAR SURAT TUGAS (SP)
KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN RI
INSPEKTORAT JENDERAL
Jalan Jenderal Gatot Subroto Kaveling 51, Jakarta Selatan 12950,
Telp. (021) 5255661, Faksimile (021) 5255662, Laman: http://www.naker.go.id
Nomor :
Lampiran : 1 (satu) set.
Hal :
Pengendali Teknis,
(…………Nama…………)
N.I.P. ………………………………
PERMINTAAN DATA DALAM RANGKA PELAKSANAAN AUDIT KINERJA
PROGRAM/KEGIATAN …………… PADA ……… T.A. 20XX
A. Data Primer.
1. Struktur Organisasi.
2. SK Pengelolaan Keuangan dan Pengelola/Penatausahaan Barang Milik
Negara (BMN).
3. Dan lain-lain ditambahkan sesuai kebutuhan Daftar Isian Informasi Umum.
B. Data Dukung.
1. Daftar SP2D per........ (output aplikasi SAIBA dan ADK-nya).
2. Daftar BMN per........ (output aplikasi SIMAK BMN dan ADK-nya).
3. Daftar Faktur pembeliaan Barang Konsumsi Kantor per........ (output
aplikasi SIMAK Persediaan dan ADK-nya).
4. Surat Usulan Permohonan …………….
5. Surat Pernyataan …………….
6. Surat Keputusan (atas hal-hal yang mendukung kegiatan auditan).
7. Daftar …………….
8. Berita Acara …………….
9. Laporan …………… periode …………….
Ketua Tim
(…………Nama…………)
N.I.P. ……………………………
FORMAT 4 - INSTRUMEN PENGUJIAN SATUAN PENGEDALIAN INTERN (SPI)
BOBOT
12
10
20
15
10
15
1. Lingkungan Pengendalian
a. penegakan integritas dan nilai etika
1) menyusun dan menerapkan
aturan perilaku
2) memberikan keteladanan
pelaksanaan aturan perilaku
pada setiap tingkat pimpinan
instansi pemerintah
3) menegakkan tindakan disiplin
yang tepat atas penyimpangan
terhadap kebijakan dan
prosedur, atau pelanggaran
terhadap aturan perilaku
4) menjelaskan dan
mempertanggungjawabkan
adanya intervensi atau
pengabaian pengendalian intern
5) menghapus kebijakan atau
penugasan yang dapat
mendorong perilaku tidak etis
b. komitmen terhadap kompetensi
1) mengidentifikasi dan
menetapkan kegiatan yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan
tugas dan fungsi pada masing-
masing posisi dalam instansi
pemerintah
2) menyusun standar kompetensi
untuk setiap tugas dan fungsi
pada masing-masing posisi
dalam instansi pemerintah
3) menyelenggarakan pelatihan
MEMADAI
NO. UNSUR COSO
YA TIDAK KET
(1) (2) (3) (4) (5)
2) memberikan kejelasan
wewenang dan tanggung jawab
dalam instansi pemerintah
3) memberikan kejelasan
hubungan dan jenjang
pelaporan intern dalam instansi
pemerintah
4) melaksanakan evaluasi dan
penyesuaian periodik terhadap
struktur organisasi sehubungan
dengan perubahan lingkungan
strategis
5) menetapkan jumlah pegawai
yang sesuai, terutama untuk
posisi pimpinan
e. pendelegasian wewenang dan
tanggung jawab yang tepat
1) wewenang diberikan kepada
pegawai yang tepat sesuai
dengan tingkat tanggung
jawabnya dalam rangka
pencapaian tujuan instansi
pemerintah
2) pegawai yang diberi wewenang
memahami bahwa wewenang
dan tanggung jawab yang
diberikan terkait dengan pihak
lain dalam instansi pemerintah
yang bersangkutan
3) pegawai yang diberi wewenang
memahami bahwa pelaksanaan
wewenang dan tanggung jawab
terkait dengan penerapan SPIP
MEMADAI
NO. UNSUR COSO
YA TIDAK KET
(1) (2) (3) (4) (5)
2. Penilaian Risiko
a. identifikasi risiko
1) menggunakan metodologi yang
sesuai untuk tujuan instansi
pemerintah
2) menggunakan mekanisme yang
memadai untuk mengenali risiko
dari faktor ekstern dan faktor
intern
3) menilai faktor lain yang dapat
meningkatkan risiko
b. analisis risiko
1) prinsip kehati-hatian dalam
menentukan tingkat risiko
2) menentukan dampak dari risiko
c. penanganan risiko
melakukan penanganan
terhadap risiko
3. Pengendalian Aktivitas
a. reviu atas kinerja instansi pemerintah
yang bersangkutan
b. pembinaan SDM
c. pengendalian atas pengelolaan
sistem informasi
d. pengendalian fisik atas aset
e. penetapan dan reviu atas indikator
dan ukuran kinerja
f. pemisahan fungsi
g. otorisasi atas transaksi dan
kejadian yang penting
h. pencatatan yang akurat dan tepat
waktu atas transaksi dan kejadian
i. pembatasan akses atas sumber
daya dan pencatatannya
MEMADAI
NO. UNSUR COSO
YA TIDAK KET
(1) (2) (3) (4) (5)
SKOR SPI
UNSUR COSO FAKTOR KETERANGAN
NO. PEMBAGI SB B C TB STB PARAMETER BUKTI KKP
SKOR SPI 5 4 3 2 1
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
1. Lingkungan Pengendalian
a. penegakan integritas dan nilai
etika
1) menyusun dan menerapkan 5 5 terdapat aturan tentang kode dokumen
aturan perilaku etik pegawai
4 terdapat peraturan tentang dokumen
pelanggaran disiplin pegawai
4 kode etik telah wawancara
disosialisasikan kepada
pegawai dengan baik
2) Memberikan keteladanan 5 4 adanya keteladanan oleh wawancara,
pelaksanaan aturan perilaku pimpinan dalam pelaksanaan dokumen
pada setiap tingkat aturan perilaku
pimpinan instansi
pemerintah
3) menegakkan tindakan 5 3 adanya penegakan tindakan dokumen
disiplin yang tepat atas disiplin yang tepat atas
penyimpangan terhadap pelanggaran kode
kebijakan dan prosedur, etik/perilaku
atau pelanggaran terhadap
aturan perilaku
SKOR SPI
UNSUR COSO FAKTOR KETERANGAN
NO. PEMBAGI SB B C TB STB PARAMETER BUKTI KKP
SKOR SPI 5 4 3 2 1
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
penerapan sanksi yang tepat
sesuai rekomendasi BPK
dan/atau Inspektorat
4) menjelaskan dan 5 3 manajemen telah memiliki dokumen
mempertanggungjawabkan aturan yang jelas (kapan,
adanya intervensi atau siapa, dalam hal apa)
pengabaian pengendalian mengenai kemungkinan
intern pengambilan
kebijaksanaan yang
menyimpang dari
ketentuan yang berlaku
dalam hal pimpinan instansi dokumen,
mengabaikan pengendalian wawancara
intern yang ada, maka
apakah yang bersangkutan
telah menjelaskan dan
mempertanggungjawabkan
hal tersebut
5) menghapus kebijakan atau 5 4 terdapat evaluasi secara dokumen
penugasan yang dapat periodik mengenai
mendorong perilaku tidak kepatuhan terhadap
etis peraturan kode etik/perilaku
terhadap temuan BPK, dokumen
maupun APIP telah
SKOR SPI
UNSUR COSO FAKTOR KETERANGAN
NO. PEMBAGI SB B C TB STB PARAMETER BUKTI KKP
SKOR SPI 5 4 3 2 1
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
ditindaklanjuti secara tepat
Adanya penghargaan dokumen,
(reward)dan hukuman wawancara
(punishment) kepada
pegawai
b. komitmen terhadap kompetensi
1) mengidentifikasi dan 5 4 terdapat Peraturan Daerah dokumen
menetapkan kegiatan yang Struktur Organisasi
dibutuhkan untuk
menyelesaikan tugas dan
fungsi pada masing-masing
posisi dalam instansi
pemerintah.
terdapat uraian tugas dan SOTK
fungsi pada tingkatan SKPD
sampai dengan struktur di
bawahnya
terdapat identifikasi yang SOTK
jelas atas tugas dan fungsi
untuk posisi PPK SKPD,
bendahara penerima dan
bendahara pengeluaran,
serta pengurus dan
pemegang barang
SKOR SPI
UNSUR COSO FAKTOR KETERANGAN
NO. PEMBAGI SB B C TB STB PARAMETER BUKTI KKP
SKOR SPI 5 4 3 2 1
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
terdapat pemutakhiran uraian uraian tugas
jabatan untuk
mengidentifikasi tugas
khusus
2) menyusun standar 5 4 terdapat standar kompetensi SOP kebijakan
kompetensi untuk setiap untuk setiap tugas dan fungsi promosi
tugas dan fungsi pada pegawai
masing-masing posisi dalam
instansi pemerintah
terdapat proses yang SOP kebijakan
memastikan bahwa pegawai promosi
yang terpilih menduduki pegawai
jabatan tertentu telah
memiliki pengetahuan,
keahlian, dan kemampuan
yang sesuai dengan bidang
kompetensinya
3) menyelenggarakan 5 3 terdapat bimbingan dan wawancara
pelatihan dan pelatihan baik teknis
pembimbingan untuk maupun nonteknis untuk
membantu pegawai meningkatkan kompetensi
mempertahankan dan pegawai sebagai contoh,
meningkatkan kompetensi adanya pelatihan audit untuk
pekerjaannya APIP
SKOR SPI
UNSUR COSO FAKTOR KETERANGAN
NO. PEMBAGI SB B C TB STB PARAMETER BUKTI KKP
SKOR SPI 5 4 3 2 1
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
terdapat pelatihan bagi wawancara
pegawai terkait pengelolaan
dan pertanggungjawaban
keuangan daerah
4) memilih pimpinan instansi 5 3 pimpinan SKPD yang bersifat dokumen daftar
pemerintah yang memiliki teknis dipimpin oleh orang pejabat
kemampuan manajerial dan yang memiliki latar belakang
pengalaman teknis yang yang sesuai
luas dalam pengelolaan
instansi pemerintah
c. kepemimpinan yang kondusif
1) mempertimbangkan risiko 5 3
dalam pengambilan
keputusan
menerapkan manajemen 5 4 penganggaran telah berbasis analisa
berbasis kinerja kinerja dokumen
penyusunan
anggaran
2) mendukung fungsi tertentu 5 3 pimpinan instansi kebijakan
dalam penerapan SPIP menyelenggarakan akuntansi akuntansi,
dan anggaran sebagai alat Laporan
pengendalian kegiatan keuangan
SKOR SPI
UNSUR COSO FAKTOR KETERANGAN
NO. PEMBAGI SB B C TB STB PARAMETER BUKTI KKP
SKOR SPI 5 4 3 2 1
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
SKPD telah laporan
menyelenggarakan akuntansi keuangan
yang terdesentralisasi dan SKPD, LKPD
dikonsolidasikan dengan
entitas pelaporan pusat
pimpinan instansidokumen
menyelenggarakan akuntansi kebijakan
dan anggaran sebagai alat akuntansi,
pengendalian kegiatan pedoman
penatausahaan
keuangan
3) melindungi atas aset dan 5 5 terdapat pengamanan fisik pengamatan,
informasi dari akses dan atas aset, gedung kantor wawancara
penggunaan yang tidak sah dipagari, dilengkapi dengan
penjaga keamanan di setiap
kantor SKPD
terdapat pengendalian dokumen
terhadap pengaksesan data
dan informasi penting
sebagai contoh, dibatasi
orangnya, dibuat kata sandi
(password) untuk mengakses
data dan informasi tersebut
SKOR SPI
UNSUR COSO FAKTOR KETERANGAN
NO. PEMBAGI SB B C TB STB PARAMETER BUKTI KKP
SKOR SPI 5 4 3 2 1
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
penyimpanan uang pada pengamatan
bendahara dilakukandi
brankas yang dibatasi
aksesnya
4) melakukan interaksi secara 5 5 terdapat interaksi yang Wawancara
intensif dengan pejabat intensif dengan pimpinan
pada tingkatan yang lebih level pimpinan yang lebih
rendah rendah
5) merespon secara positif 5 5 APBD ditetapkan tepat dokumen
terhadap pelaporan yang waktu, perubahan APBD
berkaitan dengan keuangan, juga tidak terlambat
penganggaran, program,
dan kegiatan
rencana aksi (action plan) dokumen TL
atas rekomendasi BPK
/Inspektorat ditindaklanjuti
secara tepat
tidak terdapat mutasi wawancara,
pegawai yang berlebihan dokumen
pada posisi kunci sebagai
contoh, bagian akuntansi
d. pembentukan struktur organisasi
yang sesuai dengan kebutuhan
SKOR SPI
UNSUR COSO FAKTOR KETERANGAN
NO. PEMBAGI SB B C TB STB PARAMETER BUKTI KKP
SKOR SPI 5 4 3 2 1
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
1) menyesuaikan dengan 5 4 Peraturan Daerah Struktur
ukuran dan sifat kegiatan Organisasi mengacu pada
instansi pemerintah ketentuan menteri yang
menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang
urusan dalam negeri
2) memberikan kejelasan 5 4 terdapat struktur organisasi dokumen
wewenang dan tanggung dan uraian tugas pokok dan
jawab dalam instansi fungsi
pemerintah
terdapat identifikasi yang dokumen
jelas atas tugas dan fungsi
untuk posisi PPK SKPD,
bendahara penerima dan
bendahara pengeluaran,
pengurus dan pemegang
barang
bagan organisasi yang dokumen
menjelaskan wewenang dan
tanggung jawab
3) memberikan kejelasan 5 4 hubungan dan jenjang dokumen
hubungan dan jenjang pelaporan ditetapkan secara
pelaporan intern dalam jelas
instansi pemerintah
SKOR SPI
UNSUR COSO FAKTOR KETERANGAN
NO. PEMBAGI SB B C TB STB PARAMETER BUKTI KKP
SKOR SPI 5 4 3 2 1
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
setiap pegawai pelaksana wawancara
terkait dengan tugas pokok
dan fungsi tertentu
memahami jenjang
pelaporan tersebut
terdapat keputusan dokumen
pengangkatan dan
penetapan dalam setiap
jabatan tertentu
4) melaksanakan evaluasi dan 5 3 Peraturan Daerah Struktur
penyesuaian periodik Organisasi mengacu pada
terhadap struktur organisasi ketentuan menteri yang
sehubungan dengan menyelenggarakan urusan
perubahan lingkungan pemerintahan di bidang
strategis urusan dalam negeri
5) menetapkan pegawai yang 5 3 setiap SKPD memilik kepala dokumen SOTK
sesuai, terutama untuk SKPD beserta perangkatnya
posisi strategis dalam
penyusunan laporan
keuangan
e. pendelegasian wewenang dan
tanggung jawab yang tepat
1) wewenang diberikan kepada 5 3 kegiatan pengelolaan checklist
pegawai yang tepat sesuai keuangan SKPD didukung kualifikasi
SKOR SPI
UNSUR COSO FAKTOR KETERANGAN
NO. PEMBAGI SB B C TB STB PARAMETER BUKTI KKP
SKOR SPI 5 4 3 2 1
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
dengan tingkat tanggung personil yang memadai pegawai
jawabnya dalam rangka (jumlah dan kompetensi)
pencapaian tujuan instansi
pemerintah
2) pegawai yang diberi 5 3 fungsi pengawasan dan wawancara,
wewenang memahami pembinaan pegawai berjalan LHP
bahwa pelaksanaan dengan baik
wewenang dan tanggung
jawab terkait dengan
penerapan SPIP
f. penyusunan dan penerapan
kebijakan yang sehat tentang
pembinaan SDM
1) penetapan kebijakan dan 5 3 rekrutmen diumumkan dan dokumen
prosedur sejak rekrutmen diadakan secara terbuka
sampai dengan
pemberhentian pegawai
terdapat analisa kebutuhan dokumen
pegawai antara lain jumlah,
kualifikasi, komposisi
2) penelusuran latar belakang 5 4 adanya syarat latar belakang dokumen
calon pegawai dalam proses pendidikan dalam rekrutmen
rekrutmen pegawai
SKOR SPI
UNSUR COSO FAKTOR KETERANGAN
NO. PEMBAGI SB B C TB STB PARAMETER BUKTI KKP
SKOR SPI 5 4 3 2 1
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
3) supervisi periodik yang 5 3 fungsi pengawasan dan wawancara,
memadai terhadap pegawai. pembinaan pegawai berjalan LHP
dengan baik baik oleh atasan
langsung dan aparat
fungsional
g. perwujudan peran APIP yang
efektif
1) memberikan keyakinan 5 4 Inspektorat melakukan rencana kerja
yang memadai atas pemeriksaan intern dan telah tahunan
ketaatan, kehematan, melakukan reviu LKPD Inpektorat,
efisiensi, dan efektivitas LHP
pencapaian tujuan
penyelenggaraan tugas dan
fungsi instansi pemerintah
2) memberikan peringatan dini 5 3 Inspektorat memberikan LHP
dan meningkatkan saran dalam hasil
efektivitas manajemen risiko pemeriksaan intern dan reviu
dalam penyelenggaraan LKPDnya
tugas dan fungsi instansi
pemerintah.
3) memelihara dan 5 4 saran Inspektorat telah rekap tindak
meningkatkan kualitas tata ditindaklanjuti lanjut LHP
kelola penyelenggaraan Inspektorat
tugas dan fungsi instansi
SKOR SPI
UNSUR COSO FAKTOR KETERANGAN
NO. PEMBAGI SB B C TB STB PARAMETER BUKTI KKP
SKOR SPI 5 4 3 2 1
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
pemerintah
h. hubungan kerja yang baik
dengan instansi pemerintah
terkait
adanya mekanisme saling 5 3 terdapat pemisahan fungsi dokumen SOT,
uji antar instansi pemerintah anggaran, akuntansi dan SK
terkait perbendaharaan dalam pengangkatan
pengelolaan keuangan di jabatan
SKPKD
terdapat pemisahan fungsi dokumen SOT,
akuntansi dan SK
penerimaan/pengeluaran kas pengangkatan
dalam pengelolaan jabatan
keuangan di SKPD
terdapat proses rekonsiliasi dokumen
secara periodik rekonsiliasi
terdapat rekonsiliasi secara dokumen
periodik dengan pihak rekonsiliasi
ekstern terkait dengan
penerimaan dana bagi hasil
pemerintah pusat dan
pemerintah daerah provinsi,
pendapatan yang
dikerjasamakan antara pihak
SKOR SPI
UNSUR COSO FAKTOR KETERANGAN
NO. PEMBAGI SB B C TB STB PARAMETER BUKTI KKP
SKOR SPI 5 4 3 2 1
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
ketiga, dan pihak lainnya
Jumlah Nomor 1 145 20 52 42 0 0
2. Penilaian Risiko
a. identifikasi risiko
1) menggunakan metodologi 5 3 pemerintah daerah telah dokumen
yang sesuai untuk tujuan memiliki rencana startegis perencanaan
instansi pemerintah daerah, visi, misi, tujuan,
2) menggunakan mekanisme 5 4 RPJMD, RKPD, dan
yang memadai untuk perencanaan pada tingkat
mengenali risiko dari faktor kegiatan
ekstern dan faktor intern
3) menilai faktor lain yang 5 4
dapat meningkatkan risiko
b. analisis risiko
1) prinsip kehati-hatian dalam 5 4
menentukan tingkat risiko
2) menentukan dampak dari 5
risiko
c. penanganan risiko
melakukan penanganan 5
terhadap risiko
Jumlah Nomor 2 30 0 12 3 0 0
SKOR SPI
UNSUR COSO FAKTOR KETERANGAN
NO. PEMBAGI SB B C TB STB PARAMETER BUKTI KKP
SKOR SPI 5 4 3 2 1
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
3. Kegiatan Pengendalian
a. reviu atas kinerja instansi 5 4 terdapat reviu LK oleh LHP reviu
pemerintah yang bersangkutan Inspektorat
b. pembinaan SDM 5 5 Fungsi pengawasan dan LHP reviu,
pembinaan pegawai berjalan wawancara
dengan baik baik oleh atasan
langsung dan aparat
fungsional
c. pengendalian atas pengelolaan 5 4 terdapat mekanisme wawancara,
sistem informasi pengawasan (check) dan observasi
keseimbangan (balance)
sejak proses penganggaran
sampai dengan proses
penyusunan laporan
keuangan
d. pengendalian fisik atas aset 5 3 terdapat pengamanan fisik pengamatan,
atas aset, dilengkapi dengan wawancara,
penjaga keamanan di setiap dokumen
kantor SKPD, aset tanah
dilengkapi sertipikat/bukti
kepemilikan
terdapat pengendalian pengamatan,
terhadap pengaksesan data wawancara
dan informasi penting
SKOR SPI
UNSUR COSO FAKTOR KETERANGAN
NO. PEMBAGI SB B C TB STB PARAMETER BUKTI KKP
SKOR SPI 5 4 3 2 1
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
sebagai contoh, dibatasi
orangnya, dibuat kata sandi
(password) untuk mengakses
data dan informasi tersebut
penyimpanan uang pada pengamatan,
Bendahara dilakukan di wawancara
brankas yang dibatasi
aksesnya
dilakukan inventarisasi aset dokumen
secara berkala
e. penetapan dan reviu atas 5 3 penganggaran berbasis analisa DPA
indikator dan ukuran kinerja kinerja yang terukur dan
dievaluasi secara periodik
f. pemisahan fungsi 5 3 terdapat struktur dan uraian dokumen
tugas yang mencerminkan
adanya pemisahan fungsi
g. otorisasi atas transaksi dan 5 3 terdapat otorisasi yang dokumen
kejadian yang penting memadai atas dokumen
transaksi oleh yang
berwenang
h. pencatatan yang akurat dan 5 3 terdapat proses verifikasi dokumen,
tepat waktu atas transaksi dan setiap transaksi sebelum observasi
kejadian dilakukan pencatatan
SKOR SPI
UNSUR COSO FAKTOR KETERANGAN
NO. PEMBAGI SB B C TB STB PARAMETER BUKTI KKP
SKOR SPI 5 4 3 2 1
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
i. pembatasan akses atas sumber 5 3 terdapat pengendalian dokumen,
daya dan pencatatannya terhadap pengaksesan data observasi,
dan informasi penting wawancara
sebagai contoh, dibatasi
orangnya, dibuat kata sandi
(password) untuk mengakses
data dan informasi tersebut
j. akuntabilitas terhadap sumber 5 3 laporan keuangan yang laporan
daya dan pencatatannya disajikan mengacu pada SAP keuangan
sebelumnya
pimpinan SKPD telah dokumen
membuat surat pernyataan
tanggung jawab
k. dokumentasi yang memadai 5 4 sistem pengarsipan yang pengamatan,
atas SPI serta transaksi dan memadai antara lain ruang
kejadian penting pengarsipan,
pengadministrasian
Jumlah Nomor 3 55 5 12 21 0 0
SKOR SPI
UNSUR COSO FAKTOR KETERANGAN
NO. PEMBAGI SB B C TB STB PARAMETER BUKTI KKP
SKOR SPI 5 4 3 2 1
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
4. Informasi dan Komunikasi
a. menyediakan dan 5 4 melakukan pemantauan dan dokumen,
memanfaatkan berbagai bentuk evaluasi secara periodik atas wawancara
dan sarana komunikasi dalam proses pengelolaan
pengelolaan keuangan daerah keuangan daerah sebagai
dan penyusunan LKPD contoh, kas opname oleh
atasan langsung secara
periodik, rapat koordinasi
pelaksanaan kebijakan
akuntansi di tingkat SKPD
b. mengelola, mengembangkan 5 5 terdapat upaya perbaikan LHP APIP
dan memperbaharui sistem atas permasalahan/
informasi terkait pengelolaan kelemahan yang ditemukan
keuangan daerah dan
penyusunan LKPD
Jumlah Nomor 4 10 5 4 0 0 0
5. Pemantauan
a. pemantauan berkelanjutan
1) pengelolaan rutin 5 5 pemantauan tindak lanjut LHP APIP
telah dilakukan oleh SKPD
terkait
2) supervisi 5 4 adanya pengawasan oleh wawancara
atasan langsung
SKOR SPI
UNSUR COSO FAKTOR KETERANGAN
NO. PEMBAGI SB B C TB STB PARAMETER BUKTI KKP
SKOR SPI 5 4 3 2 1
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
3) pembandingan 5 3 terdapat proses rekonsiliasi dokumen
secara periodik
4) rekonsiliasi 5 3 terdapat proses rekonsiliasi dokumen
secara periodik
5) tindakan lain yang terkait 5 3 saran Inspektorat telah pemantauan TL
dalam pelaksanaan tugas ditindaklanjuti pemeriksaan
Inspektorat
b. evaluasi terpisah
1) penilaian sendiri 5 4 saran Inspektorat telah pemantauan TL
ditindaklanjuti pemeriksaan
Inspektorat
2) reviu 5 4 adanya rapat evaluasi kinerja
SKPD secara berkala
dengan bupati
3) pengujian efektivitas SPI 5 4 pemeriksaan khusus SPI LHP APIP
oleh Inspektorat
c. tindak lanjut rekomendasi audit 5 saran Inspektorat telah pemantauan TL
dan reviu lainnya ditindaklanjuti pemeriksaan
Inspektorat
Jumlah Nomor 5 45 5 16 9 0 0
TOTAL JUMLAH 285 35 96 75 0 0
SKOR TOTAL 206
FAKTOR SKOR NILAI
NO. KOMPONEN PORSI
PEMBAGI AGREGAT {(Skor Agregat/Faktor Pembagi) x Porsi}
(a) (b) (c) (d) (e) (f)
1. Lingkungan Pengendalian 30% 145 114 23.59%
2. Penilaian Risiko 15% 30 15 7.50%
3. Pengendalian Aktivitas 25% 55 38 17.27%
4. Informasi dan Komunikasi 15% 10 9 13.50%
5. Pemantauan 15% 45 30 10.00%
Jumlah 100% 285 206 71.86%
1. Pengelolaan Keuangan
a. sumber daya 1) tidak satu pun memiliki 4 A/B/C/D C 3 a) kesesuaian dengan
manusia sertifikasi dan POK
pengalaman bidang b) kesesuaian dengan - dokumen
pengelolaan keuangan kebutuhan riil
2) memiliki pengalaman di c) rangkap Jabatan - dokumen
bidang pengelolaan pengelola keuangan
keuangan dan kegiatan
3) memiliki sertifikat d) pengalaman minimal
4) memiliki sertifikat dan 2 (dua) tahun
pengalaman dibidang e) sertifikat
pengelolaan keuangan
UNSUR KINERJA FAKTOR JAWABAN KETERANGAN
NO. PENJELASAN BUKTI KKP
3E + 1 T PEMBAGI PARAMETER
KRITERIA PILIHAN SKOR
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
diumumkan di RUP
4) semua paket pengadaan
telah diumumkan di RUP
b. kualitas SDM 1) tidak satu pun memiliki 4 A/B/C/D C 3 a) penetapan dan - SK dan
sertifikasi dan sertifikasi PPK sertifikat
pengalaman bidang b) penetapan dan - SK dan
pengelolaan keuangan sertifikasi pejabat sertifikat
2) memiliki pengalaman di pengadaan dan ULP
bidang pengelolaan c) penetapan pejabat - SK
keuangan dan panitia penerima
3) memiliki sertifikat d) penetapan tenaga ahli - SK
4) memiliki sertifikat dan
pengalaman di bidang
pengelolaan keuangan
UNSUR KINERJA FAKTOR JAWABAN KETERANGAN
NO. PENJELASAN BUKTI KKP
3E + 1 T PEMBAGI PARAMETER
KRITERIA PILIHAN SKOR
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
3. Pengelolaan Aset
a. Perencanaan 1) tidak satupun RKBMN 4 A/B/C/D C 3 a) kesesuaian RKBMN
Kebutuhan telah dibuat dan sesuai dengan kebutuhan riil
Barang Milik dengan kebutuhan riil b) pencatatan RKBMN
Negara (RKBMN) 2) sebagian kecil RKBMN dalam aplikasi BMN
telah dibuat dan sesuai c) dokumen hasil reviu
dengan kebutuhan riil APIP atas RKBMN
3) sebagian besar RKBMN (khusus Eselon I)
telah dibuat dan sesuai
dengan kebutuhan riil
4) seluruh RKBMN telah
dibuat dan sesuai dengan
kebutuhan riil
b. SDM 1) tidak satu pun memiliki 4 A/B/C/D D 4 a) kualitas pengelola
sertifikasi dan BMN
pengalaman bidang b) kuantitas pengelola
pengelolaan keuangan BMN
UNSUR KINERJA FAKTOR JAWABAN KETERANGAN
NO. PENJELASAN BUKTI KKP
3E + 1 T PEMBAGI PARAMETER
KRITERIA PILIHAN SKOR
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
2) memiliki pengalaman di
bidang pengelolaan
keuangan
3) memiliki sertifikat
4) memiliki sertifikat dan
pengalaman dibidang
pengelolaan keuangan
c. pencatatan BMN 1) sebagian kecil transaksi 3 A/B/C/D C 3 a) kesesuaian dengan
BMN telah dicatat sesuai SAP
ketentuan b) kesesuaian dengan
2) sebagian besar transaksi dokumen sumber
BMN telah dicatat sesuai c) berita acara opname
ketentuan persediaan
3) seluruh transaksi BMN d) berita acara rekon
telah dicatat sesuai intern dengan SAKPA
ketentuan e) berita acara rekon
ekstern dengan
UNSUR KINERJA FAKTOR JAWABAN KETERANGAN
NO. PENJELASAN BUKTI KKP
3E + 1 T PEMBAGI PARAMETER
KRITERIA PILIHAN SKOR
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
KPKNL/DJKN
f) berita acara hibah
BMN (jika ada)
g) berita acara
penghapusan BMN
(jika Ada)
d. pelaporan BMN 1) laporan BMN 2 A/B/C/D B 2 a) ketepatan pelaporan
persemester belum dibuat b) pelaporan secara
2) laporan BMN telah berjenjang
disusun persemester
Jumlah Nomor 3 13 0 12
4. Pengelolaan Program
a. dokumen POK 1) sebagian kecil anggaran 3 A/B/C/D C 3 a) Kesesuaian dengan
telah memperhatikan Renja dan Renstra
kesesuaian Renja dan b) kesesuaian dengan
renstra serta SBM yang Juklak dan Juknis
berlaku yang disusun Eselon I
UNSUR KINERJA FAKTOR JAWABAN KETERANGAN
NO. PENJELASAN BUKTI KKP
3E + 1 T PEMBAGI PARAMETER
KRITERIA PILIHAN SKOR
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
TOTAL JUMLAH 93 70
SKOR TOTAL 70
FAKTOR SKOR NILAI
NO. KOMPONEN PORSI
PEMBAGI AGREGAT {(Skor Agregat/Faktor Pembagi) x Porsi}
(g) (h) (i) (j) (k) (l)
1. Pengelolaan Keuangan 33% 30 15 16.50%
2. Pengadaan Barang/Jasa 25% 27 20 18.52%
3. Pengelolaan Aset 17% 13 12 15.69%
4. Pengelolaan Program 25% 23 23 25.00%
Jumlah 100% 93 70 75.71%
5. Pemantauan 10.00%
Jumlah = 71.86%
Nilai SPIP: 71.86% x 40 = 28.74%
1. Pengelolaan Keuangan 16.50%
2. Pengadaan Barang/Jasa 18.52%
3. Pengelolaan Aset 15.69%
B. 3E+1T
4. Pengelolaan Program 25.00%
Jumlah = 75.71%
Nilai 3E+1T: 75.71% x 60 = 45.43%
Nilai Kinerja = 74.17%
(Baik)
FORMAT 5 - KERTAS KERJA AUDIT KINERJA (KKA)
KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN RI
INSPEKTORAT JENDERAL
Jalan Jenderal Gatot Subroto Kaveling 51, Jakarta Selatan 12950,
Telp. (021) 5255661, Faksimile (021) 5255662, Laman: http://www.naker.go.id
Demikian kami sampaikan, atas perhatian dan kerjasama yang baik, kami ucapkan
terima kasih.
Inspektur Jenderal,
....................................
N.I.P. …………………………
Tembusan (tanpa lampiran):
1. Menteri Ketenagakerjaan; (sebagai laporan)
2. ………………………… . (sesuai keperluan)
FORMAT 7 - LAPORAN HASIL AUDIT KINERJA BENTUK SURAT
KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN RI
INSPEKTORAT JENDERAL
Jalan Jenderal Gatot Subroto Kaveling 51, Jakarta Selatan 12950,
Telp. (021) 5255661, Faksimile (021) 5255662, Laman: http://www.naker.go.id
………, ………………20XX
Nomor : ……………………….
Lampiran : -
Hal : Laporan Hasil Audit Program/Kegiatan ……
pada (Unit Kerja) …… Tahun Anggaran 20XX.
Paragraf Pembuka
Dasar melakukan audit, identifikasi Auditi, tujuan/sasaran, ruang lingkup dan
metodologi audit, pernyataan bahwa audit dilaksanakan sesuai dengan standar audit,
kriteria yang digunakan untuk melakukan audit. Pernyataan adanya keterbatasan dalam
audit (jika ada).
Paragraf isi
Hasil audit berupa kesimpulan, temuan audit, dan rekomendasi, tanggapan oleh
pejabat auditi yang bertanggungjawab. Pelaporan informasi rahasia apabila ada.
Paragraf Penutup
………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
Inspektur
……………………………..
N.I.P. ……………………………
Tembusan:
1. Inspektur Jenderal;
2. Pimpinan UKE I Satker Pusat/SKPD;
3. Pihak lain yang berkepentingan.
KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN RI
INSPEKTORAT JENDERAL
Jalan Jenderal Gatot Subroto Kaveling 51, Jakarta Selatan 12950,
Telp. (021) 5255661, Faksimile (021) 5255662, Laman: http://www.naker.go.id
………, ………………20XX
Nomor : ……………………….
Lampiran : -
Hal : Laporan Hasil Audit Program/Kegiatan ……
pada (Unit Kerja) …… Tahun Anggaran 20XX.
Inspektur Jenderal
……………………………..
N.I.P. ……………………………
Tembusan:
1. Inspektur Jenderal;
2. Pimpinan UKE I Satker Pusat/SKPD;
3. Pihak lain yang berkepentingan.
FORMAT 8 - LAPORAN HASIL AUDIT KINERJA BENTUK BAB
KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN RI
INSPEKTORAT JENDERAL
Jalan Jenderal Gatot Subroto Kaveling 51, Jakarta Selatan 12950,
Telp. (021) 5255661, Faksimile (021) 5255662, Laman: http://www.naker.go.id
Uraian dalam Bab ini bukan merupakan rangkuman atau ringkasan dari tiap
Subbab dalam Bab III Uraian Hasil Audit, melainkan memuat simpulan hasil audit secara
ringkas dan jelas yang mengungkapkan pembuktian terhadap temuan hasil audit dalam
suatu kegiatan yang menjadi sasaran audit.
A. Simpulan.
Uraian dalam simpulan antara lain memuat penjelasan di bawah ini:
1. Dalam hal hasil audit menyimpulkan bahwa terjadi penyimpangan yang
merugikan keuangan negara dan berdasarkan hasil ekspose diperoleh
kesepahaman adanya penyimpangan disebabkan oleh kesalahan
administratif maka:
a. apabila jenis penyimpangan lebih dari satu kejadian yang terpisah atau
bukan merupakan rangkaian kejadian dengan penyimpangan lainnya,
maka harus dibuat subbagian jenis penyimpangan;
b. apabila jenis penyimpangan merupakan suatu rangkaian dari beberapa
penyimpangan, maka tidak perlu diberi subbagian jenis penyimpangan;
dan
c. simpulan hasil audit di bawah subbagian penyimpangan dirumuskan
secara jelas dengan mengungkapkan apa kasusnya, siapa pelakunya,
bagaimana caranya, dimana dan kapan terjadinya, serta berapa nilai
kerugian keuangan negara.
2. Informasi mengenai tindak lanjut hasil audit berupa pengembalian/penyetoran
atas kerugian keuangan negara kepada Kas Negara sebelum laporan
diterbitkan.
B. Rekomendasi.
Usulan rekomendasi dapat dipilih dari salah satu jenis rekomendasi seperti
tersebut di bawah ini sesuai dengan simpulan hasil audit, yaitu:
1. Dalam hal hasil audit menyimpulkan berindikasi ketidakpatuhan kepada
peraturan perundang-undangan dan berakibat kerugian keuangan negara,
rekomendasi dapat ditulis demikian: “kami merekomendasikan kepada
............. (pemberi mandat penugasan) untuk memproses kerugian negara
dalam kegiatan ....................... pada …………..... (sebutkan nama kegiatan
dan dimana terjadinya) tahun 20XX dan melakukan penyetoran ke kas
negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.” (diberi
kode temuan).
2. Dalam hal hasil audit menyimpulkan kelemahan pengendalian intern,
rekomendasi dapat ditulis demikian: “kami merekomendasikan kepada
.............. (pemberi mandat penugasan) untuk melakukan perbaikan sesuai
temuan kelemahan pengendalian intern dalam kegiatan ............ pada ...........
(sebutkan nama kegiatan dan dimana terjadinya) tahun 20XX dengan
melakukan ………….....” (diberi kode temuan).
3. Dalam hal hasil audit menyimpulkan kesalahan administratif, rekomendasi
dapat ditulis demikian: “kami merekomendasikan kepada ……….......
(pemberi mandat penugasan) untuk melakukan perbaikan berupa ……......
dalam kegiatan ………..... pada ……...... (sebutkan nama kegiatan dan
dimana terjadinya) tahun 20XX dengan melengkapi .............” (diberi kode
temuan).
Terhadap seluruh jenis temuan dapat ditambahkan rekomendasi untuk dikenai
sanksi berupa teguran dan/atau sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Setelah uraian rekomendasi pada halaman ini dicantumkan jabatan dan nama
Inspektur Wilayah/Pembantu Penanggung Jawab yang menandatangani Laporan Hasil
Audit (LHA).
Inspektur,
………………………..
N.I.P. .......……………….
BAB II
URAIAN HASIL AUDIT
A. Pendahuluan.
1. Dasar audit.
Dalam subbagian ini dijelaskan dasar penugasan, antara lain:
a. Surat Tugas dari Inspektur Wilayah/Pembantu Penanggung Jawab; dan
b. Surat Pengantar (SP) Surat Tugas dari Inspektur Jenderal.
2. Tujuan audit
Dalam subbagian ini diuraikan tujuan dilakukannya Audit sesuai dengan
Surat Tugas atau untuk mendapatkan penilaian yang komprehensif atas
pelaksanaan tugas pokok dan fungsi dari unit kerja yang diaudit.
3. Sasaran dan ruang lingkup audit.
Dalam subbagian ini diuraikan beberapa hal sebagai berikut:
a. ruang lingkup audit yaitu seluruh aspek kegiatan manajemen (baik
seluruh atau sebagian dari program/aktivitas yang dilakukan), dengan
pernyataan: “Audit yang kami laksanakan mencakup kegiatan
…………............. (sebutkan uraian/ nomenklatur kegiatan) pada
............... (nama organisasi).”; dan
b. sasaran audit yaitu menguraikan periode kegiatan, aktivitas, dan
program yang diaudit.
4. Batasan tanggung jawab audit. Dalam
subbagian ini diuraikan bahwa:
a. pernyataan mengenai tanggung jawab Auditor dalam melaksanakan
audit; dan
b. pernyataan mengenai tanggung jawab kelengkapan bukti-bukti berada
pada pihak manajemen yang diaudit bukan pada Auditor di Inspektorat
Jenderal.
5. Metodologi.
Dalam subbagian ini diuraikan langkah-langkah audit yang diperlukan untuk
mencapai tujuan penugasan audit. Langkah-langkah audit mencakup reviu
dokumen, prosedur analitis, pengujian fisik, konfirmasi, observasi,
wawancara, dan rekonstruksi fakta berdasarkan bukti-bukti yang diperoleh
saat dilaksanakan audit metodologi, audit mengungkapkan pernyataan
pemenuhan norma, misalnya dengan uraian bahwa audit telah dilakukan
berdasarkan ……… .
6. Informasi umum obyek audit.
Dalam subbagian ini dijelaskan mengenai data umum dan data keuangan
organisasi objek penugasan, antara lain memuat:
a. Data Umum;
1) Nama objek penugasan;
2) Struktur organisasi;
3) Alamat lengkap objek penugasan (termasuk nomor telepon dan
faksimil);
4) Nama pimpinan objek penugasan;
5) Nama atasan pimpinan objek penugasan;
6) Nama kegiatan yang diaudit;
7) Nama penanggung jawab kegiatan yang diaudit;
8) Uraian singkat kegiatan yang diaudit.
b. Data Keuangan;
1) Nama penanggung jawab keuangan;
2) Jabatan penanggung jawab keuangan;
3) Jabatan atasan langsung penanggung jawab keuangan;
4) Sumber dan tahun anggaran kegiatan yang diaudit;
5) Nilai anggaran kegiatan yang diaudit;
6) Realisasi anggaran kegiatan yang diaudit;
7) Nomor rekening bank kegiatan yang diaudit.
c. target, realisasi, dan hambatan pencapaian target kegiatan dan
keuangan;
menyajikan persentase capaian target fisik, realisasi anggaran, serta
hambatan pencapaian target, dan hambatan penyerapan anggaran,
informasi yang disajikan merupakan informasi yang telah
diaudit/periode audit.
d. sistem pengendalian intern;
pada bagian ini diuraikan hasil pengujian sistem pengendalian intern
yang telah diterapkan manajemen mencakup prosedur-prosedur, sistem
akuntansi, dan sistem manajemen.
e. informasi lainnya;
menguraikan hal-hal yang dipandang perlu untuk disampaikan,
misalnya informasi mengenai adanya perubahan peraturan/kebijakan
yang sudah terbit namun belum di implementasikan atau keadaan force
majeure yang berpengaruh secara signifikan terhadap capaian target
auditan.
B. Uraian Hasil Audit.
1. Simpulan dan Temuan Hasil Audit.
Menguraikan simpulan dan temuan hasil audit pada hakekatnya yaitu
membandingkan kondisi/kejadian yang merupakan fakta sesuai dengan
kriteria, standar, dan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pada bagian
ini simpulan dan temuan hasil audit menguraikan masing-masing bagian
antara lain:
a. kondisi, menguraikan keadaan yang dijumpai Auditor yang merupakan
fakta dan menggambarkan keadaan yang sebenarnya terjadi dan
merupakan kejadian yang tidak sesuai dengan kriteria, standar, dan
ketentuan peraturan perundang-undangan, serta memerlukan
perbaikan;
b. kriteria, diuraikan sesuai dengan standar dan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang merupakan tolok ukur yang
dipakai sebagai pembanding/pengukur kondisi. Kriteria yang
dicantumkan merupakan kriteria yang telah matang dan telah dibahas
secukupnya dengan pejabat obyek yang diperiksa bersama
penanggung jawab pemeriksaan, serta sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan dan harus ditaati untuk dilaksanakan;
c. sebab, pada bagian ini Auditor menguraikan mengapa kondisi terjadi
dan merupakan pokok timbulnya penyimpangan berupa kelemahan
sistem pengendalian intern serta fakta ditemukan perbuatan atau
tindakan yang dilakukan oleh pihak-pihak terkait tanpa didasari itikad
baik (good faith) dan menyimpang dari praktik yang sehat (best
practise);
d. akibat, akibat disini yaitu akibat dari kelemahan yang dijumpai (kondisi),
bukan merupakan akibat dari sebab penyimpangan. Auditor
menguraikan hal-hal yang ditimbulkan tidak sesuai dengan kriteria,
standar, dan ketentuan peraturan perundang-undangan berupa
kerugian keuangan negara (akibat yang dapat dikuantifikasi) dan
berupa adanya pengaruh negatif dalam pelaksanaan kegiatan/program
sehingga tujuan kegiatan/program tidak tercapai secara efisien dan
efektif (akibat yang bersifat kualitatif); dan
e. saran/rekomendasi, diuraikan saran/rekomendasi yang layak dan cukup
beralasan, merupakan tindakan korektif spesifik dan terukur, bersifat
praktik dan berorientasi pada solusi untuk menghilangkan penyebab
terjadinya suatu kelemahan atau penyimpangan sehingga diharapkan
tidak akan terjadi lagi pada masa yang akan datang dan ditujukan
kepada manajemen/pemakai laporan.
2. Hal-hal lain yang perlu diperhatikan.
Dalam subbagian ini mengungkapkan mengenai hal-hal yang perlu mendapat
perhatian dari auditan atau pimpinan unit kerja mengenai catatan reviu atas
penyelenggaraan akuntansi dan hal-hal lain seperti, kelengkapan Laporan
Keuangan, atau dapat juga mengenai ketidaktepatan waktu penyampaian
Laporan Keuangan.
3. Tindak lanjut rekomendasi hasil audit sebelumnya.
Dalam subbagian ini dimuat tindak lanjut yang telah dilakukan oleh pihak-
pihak terkait, misalnya berupa pengembalian/ penyetoran atas kerugian
keuangan negara ke Kas Negara atau berupa pengenaan sanksi administratif
yang telah dilaksanakan sebelum berakhirnya audit atau sebelum LHA
diterbitkan.
Dalam hal bukti-bukti pengembalian/penyetoran atas kerugian keuangan negara ke
Kas Negara sangat banyak sehingga tidak memungkinkan untuk disajikan dalam
format laporan, maka dibuat daftar yang menjadi lampiran LHA.
C. Apresiasi.
Bagian ini berisi apresiasi terhadap obyek audit serta dukungan terhadap
kelancaran pelaksanaan tugas.