i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………. i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………… ii
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………… 1
A. Latar Belakang……………………………………………………………….. 1
B. Dasar Hukum…………………………………………………………………. 1
C. Tujuan…………………………………………………………………………. 2
D. Ruang Lingkup………………………………………………………………... 3
E. Sistematika Penyajian……………………………………………………….. 3
F. Pengertian…………………………………………………………………….. 3
ii
1. Format Perjanjian Kinerja (PK)………………………………………….. 26
2. Petunjuk Pengisian Perjanjian Kinerja (PK)……………………………. 28
3. Format Dokumen Manual Perjanjian Kinerja (PK)…………………….. 31
4. Petunjuk Dokumen Manual Pengisian Perjanjian Kinerja (PK)……… 31
E. Rencana Aksi (Renaksi)……………………………………………………… 33
1. Format Rencana Aksi (Renaksi)………………………………………… 35
2. Petunjuk Pengisian Rencana Aksi (Renaksi)………………………….. 35
F. Laporan Kinerja (LAKIN)……………………………………………………... 38
1. Format Laporan Kinerja (LAKIN)………………………………………… 38
2. Petunjuk Pengisian Laporan Kinerja (LAKIN)…………………………. 38
G. Laporan Tahapan Kegiatan (LTK)………………………………………….. 40
1. Format Laporan Tahapan Kegiatan Identifikasi Masalah……………. 40
2. Petunjuk Pengisian Laporan Tahapan Kegiatan Identifikasi Masalah 41
3. Format Laporan Tahapan Kegiatan Analisis Kebijakan………………. 42
4. Petunjuk Pengisian Laporan Tahapan Kegiatan Analisis Kebijakan… 43
5. Format Laporan Tahapan Kegiatan Penyusunan Rekomendasi
Kebijakan………………………………………………………………….. 44
6. Petunjuk Pengisian Laporan Tahapan Kegiatan Penyusunan
Rekomendasi Kebijakan…………………………………………………. 46
7. Format Laporan Tahapan Kegiatan Tindaklanjut Rekomendasi
Kebijakan………………………………………………………………….. 47
8. Petunjuk Pengisian Laporan Tahapan Kegiatan Tindaklanjut
Rekomendasi Kebijakan…………………………………………………. 48
BAB V PENUTUP…………………………………………………………………….. 53
LAMPIRAN……………………………………………………………………………. 54
Lampiran 1. Format Rencana Strategis (Renstra)………………………………… 54
Lampiran 2. Format Indikator Kinerja Utama (IKU)……………………………….. 55
Lampiran 3. Format Rencana Kinerja Tahunan (RKT)…………………………… 56
iii
Lampiran 4. Format Narasi Rencana Kinerja Tahunan (RKT)…………………… 57
Lampiran 5. Format Perjanjian Kinerja (PK)……………………………………….. 58
Lampiran 6. Format Dokumen Manual Perjanjian Kinerja (PK)…………………. 60
Lampiran 7. Format Rencana Aksi (Renaksi)……………………………………… 61
Lampiran 8. Format Laporan Kinerja (LAKIN)…………………………………….. 62
Lampiran 9. Format Laporan Tahapan Kegiatan Identifikasi Masalah…………. 63
Lampiran 10. Format Laporan Tahapan Kegiatan Analisis Kebijakan………….. 64
Lampiran 11. Format Laporan Tahapan Kegiatan Penyusunan Rekomendasi
Kebijakan……………………………………………………………………………… 65
Lampiran 12. Format Laporan Tahapan Kegiatan Tindaklanjut Rekomendasi
Kebijakan……………………………………………………………………………… 66
Lampiran 13. Format Term of Reference (TOR)………………………………….. 67
Lampiran 14. Format Rincian Anggaran Belanja (RAB)………………………….. 68
Lampiran 15. Daftar Mata Anggaran Keluaran (MAK) Kemenko Polhukam…... 69
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam upaya meningkatkan kualitas manajemen kinerja dan mewujudkan
akuntabilitas kinerja Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan
Keamanan (Kemenko Polhukam), perlu disusun Pedoman Akuntabilitas Kinerja
Kemenko Polhukam. Pedoman Akuntabilitas Kinerja Kemenko Polhukam
merupakan petunjuk dan acuan bagi seluruh unit kerja di lingkungan Kementerian
Koordinator dalam menyusun dokumen Akuntabilitas Kinerja di lingkungan
Kemenko Polhukam.
Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014
tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah, seluruh instansi pemerintah diwajibkan untuk
menyusun Rencana Strategis (Renstra), Rencana Kinerja Tahunan (RKT), dan
Penetapan Kinerja (PK) yang dilaporkan setiap tahunnya dalam bentuk Laporan
Kinerja Instansi Pemerintah.
Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) merupakan
salah satu kebijakan pemerintah dalam rangka mendorong terwujudnya
transparansi, akuntabilitas, dan kinerja instansi pemerintah baik pusat maupun
daerah. Peningkatan pemahaman terhadap SAKIP kepada seluruh unit kerja di
lingkungan Kemenko Polhukam merupakan hal penting dalam upaya penguatan
implementasi SAKIP di lingkungan Kemenko Polhukam. Oleh karena itu, perlu
disusun suatu pedoman yang dapat dijadikan acuan oleh seluruh unit kerja di
lingkungan Kemenko Polhukam. Dengan demikian, setiap unit kerja memiliki
pemahaman yang sama terhadap SAKIP sehingga dapat diimplementasikan
secara optimal.
B. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara
yang Bersih dan Bebas dari Kolusi, Korupsi, dan Nepotisme;
1
2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 2.871);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan
Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian
dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 6.631);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan
Rencana Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2006 Nomor 97, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 6.641);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2017 tentang Sinkronisasi Proses
Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan Nasional;
7. Peraturan Presiden Nomor 73 Tahun 2020 tentang Kementerian Koordinator
Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan;
8. Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah;
9. Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah (AKIP)
10. Peraturan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Nomor
4 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Koordinator
Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan; dan
11. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 53 Tahun 2014
tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara
Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.
C. Tujuan
Pedoman Akuntabilitas Kinerja Kemenko Polhukam ini dimaksudkan
sebagai acuan bagi seluruh unit kerja di lingkungan Kemenko Polhukam dalam
melaksanakan SAKIP. Sehingga setiap unit kerja dapat menyusun seluruh
dokumen SAKIP dengan benar dan diimplementasikan dengan baik.
2
D. Ruang Lingkup
Ruang lingkup Pedoman Akuntabilitas Kinerja Kemenko Polhukam ini
meliputi:
1. Prinsip-Prinsip Dokumen SAKIP;
2. Mekanisme Penyusunan Dokumen SAKIP;
3. Sistem Informasi Perencanaan dan Pelaporan; dan
4. Evaluasi Kinerja.
E. Sistematika Penyajian
Buku Pedoman Akuntabilitas Kinerja Kemenko Polhukam disusun dengan
sistematika sebagai berikut:
BAB I : Pendahuluan, berisi latar belakang, dasar hukum, tujuan, dan
ruang lingkup.
BAB II : Prinsip-Prinsip Dokumen SAKIP, terdiri dari Rencana
Strategis, Indikator Kinerja Utama, Rencana Kinerja Tahunan,
Perjanjian Kinerja, Rencana Aksi, dan Laporan Kinerja Instansi
Pemerintah.
BAB III : Mekanisme Penyusunan Dokumen SAKIP, menjelaskan
penyusunan dokumen-dokumen SAKIP sesuai prinsip-prinsip
yang telah dijelaskan pada Bab II.
BAB IV : Evaluasi Akuntabilitas Kinerja.
BAB V : Penutup.
LAMPIRAN
F. Pengertian
Dalam Pedoman Akuntabilitas Kinerja Kemenko Polhukam ini, yang
dimaksud dengan:
1. Akuntabilitas adalah kewajiban untuk menyampaikan pertanggung
jawaban atau untuk menjawab dan menerangkan kinerja dan tindakan
seseorang/badan hukum/pimpinan kolektif suatu organisasi kepada pihak
yang memiliki hak atau kewenangan untuk meminta keterangan atau
pertanggungjawaban;
2. Kinerja Instansi Pemerintah adalah gambaran mengenai tingkat
pencapaian sasaran ataupun tujuan instansi pemerintah sebagai
3
penjabaran dari visi, misi, dan strategi instansi pemerintah yang
mengindikasikan tingkat keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan
kegiatan-kegiatan sesuai dengan program dan kebijakan yang ditetapkan;
3. Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) adalah perwujudan
kewajiban suatu instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan
keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam
mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan melalui sistem
pertanggungjawaban secara periodik;
4. Kementerian adalah lembaga pemerintah Kementerian Koordinator
Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan;
5. Unit Kerja Eselon I adalah unit kerja eselon I di lingkungan Kemenko
Polhukam;
6. Satuan Kerja Eselon II adalah satuan kerja eselon II di lingkungan
Kemenko Polhukam; dan
7. Satuan Kerja Eselon II Mandiri adalah satuan kerja eselon II yang
mengelola anggaran tersendiri dan/atau satuan kerja yang bertanggung
jawab langsung kepada Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan
Keamanan.
4
BAB II
PRINSIP-PRINSIP DOKUMEN SAKIP
5
5. IKU Kementerian, IKU Unit Kerja Eselon I, dan IKU Satuan Kerja Eselon II
Mandiri ditetapkan dengan Permenko Polhukam.
6. IKU Kementerian, IKU Unit Kerja Eselon I, dan IKU Satuan Kerja Eselon II
Mandiri wajib direviu secara berkala dan secara berjenjang.
6
c) Sebagai dasar penilaian keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan dan
sasaran organisasi yaitu penghargaan dan sanksi (reward and
punishment); dan
d) Sebagai dasar bagi atasan untuk melakukan monitoring, evaluasi dan
supervisi atas perkembangan/kemajuan kinerja bawahan.
4. PK Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan terdiri dari
PK Kementerian, PK Unit Kerja Eselon I, PK Satuan Kerja Eselon II, PK Unit
Eselon III, dan PK Unit Eselon IV.
5. PK Unit Kerja Eselon I, PK Satuan Kerja Eselon II, PK Unit Eselon III, dan PK
Unit Eselon IV disusun secara berjenjang (cascading) dengan memperhatikan
PK Kementerian.
6. PK Kementerian, PK Unit Kerja Eselon I, dan PK Satuan Kerja Eselon II
mencantumkan Sasaran Strategis, Indikator Kinerja, Target, dan anggaran
yang sesuai dengan program/kegiatannya. Sedangkan PK Unit Eselon III, dan
PK Unit Eselon IV hanya mencantumkan Sasaran Strategis, Indikator Kinerja,
dan Target.
7. PK disusun dan ditetapkan setelah Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA)
disahkan.
8. PK disusun dengan mengacu pada Rencana Kinerja Tahunan (RKT) dan
Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) Kementerian.
9. PK disusun setiap tahun dan ditandatangani paling lambat setiap tanggal 31
Januari setiap tahunnya.
10. Dokumen hardcopy Perjanjian Kinerja (PK) disimpan oleh Biro Perencanaan
dan Organisasi sebagai arsip dan disampaikan kepada Sekretaris
Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan jika
diperlukan.
11. PK dapat direvisi atau disesuaikan dalam hal jika terjadi kondisi sebagai
berikut:
a) Terjadinya pergantian atau mutasi pejabat;
b) Perubahan dalam strategi yang mempengaruhi pencapaian tujuan dan
sasaran (perubahan program, kegiatan dan alokasi anggaran); dan
c) Perubahan prioritas atau asumsi yang berakibat secara signifikan dalam
proses pencapaian tujuan dan sasaran.
7
E. Rencana Aksi (Renaksi)
1. Rencana Aksi merupakan rencana kegiatan yang disusun secara terjadwal,
baik tahunan maupun triwulanan, dalam rangka pencapaian target kinerja
yang telah ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja.
2. Rencana Aksi Kemenko Polhukam meliputi Rencana Aksi Kementerian,
Rencana Aksi Unit Kerja Eselon I, Rencana Aksi Satuan Kerja Eselon II,
Rencana Aksi Unit Eselon III, dan Rencana Aksi Unit Eselon IV, yang masing-
masing disusun secara berjenjang (cascading).
3. Rencana Aksi disusun setelah PK ditetapkan.
4. Rencana Aksi digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan monitoring
terhadap pencapaian target kinerja sesuai jadwal waktu yang telah ditetapkan,
yaitu triwulanan dan tahunan.
8
b. Laporan Kinerja Triwulanan Kementerian, Unit Kerja Eselon I, Satuan
Kerja Eselon II, Unit Eselon III, dan Unit Eselon IV disampaikan paling
lambat setiap tanggal 15 bulan pertama Triwulan berikutnya.
c. Laporan Kinerja Tahunan Unit Kerja Eselon I dan Satuan Kerja Eselon
II disampaikan kepada Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan
Keamanan melalui Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Politik,
Hukum, dan Keamanan paling lambat tanggal 20 bulan Januari setelah
tahun anggaran berakhir.
d. Laporan Kinerja Kementerian disampaikan kepada Presiden melalui
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
paling lambat 2 (dua) bulan setelah tahun anggaran berakhir.
e. Laporan Kinerja Triwulanan Satuan Kerja Eselon II dijadikan sebagai
salah satu dasar penilaian kinerja pegawai.
9
BAB III
MEKANISME PENYUSUNAN DOKUMEN SAKIP
10
e) Penyusunan Arah Kebijakan dan Strategi
Arah kebijakan ditetapkan untuk mencapai sasaran strategis. Agar
kebijakan dapat diterapkan dengan efektif dan efisien, maka perlu disusun
strategi implementasi kebijakan. Strategi implementasi kebijakan
dirumuskan dengan mempertimbangkan faktor budaya organisasi
Kemenko Polhukam.
f) Penyusunan Program dan Kegiatan
Program ditetapkan untuk mendukung arah kebijakan dan strategi
organisasi Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan
Keamanan, kemudian diuraikan dalam bentuk beberapa kegiatan. Selain
mengacu pada arah kebijakan dan strategi organisasi, program dan
kegiatan yang disusun juga mengacu pada tugas dan fungsi organisasi
Kemenko Polhukam.
g) Penyusunan Target Kinerja dan Penganggaran
Setiap kegiatan harus memiliki target kinerja. Berdasarkan pada target
kinerja tersebut, dapat ditentukan besaran dan alokasi anggaran terhadap
kegiatan yang ada dalam organisasi.
1. Format Rencana Strategis (Renstra)
Sistematika penyusunan Rencana Strategis (Renstra) menggunakan
format sebagai berikut:
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Kondisi Umum……………………………………………… (1)
1.2 Lingkungan dan Isu Strategis…………………………….. (2)
1.3 Capaian Kemenko Polhukam…………………………….. (3)
1.4 Potensi dan Permasalahan……………………………….. (4)
BAB II VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN STRATEGIS
2.1 Visi…………………………………………………………... (5)
2.2 Misi………………………………………………………….. (6)
2.3 Tujuan………………………………………………………. (7)
2.4 Sasaran Strategis………………………………………….. (8)
BAB III ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA
REGULASI, DAN KERANGKA KELEMBAGAAN
3.1 Arah Kebijakan dan Strategi Nasional…………………… (9)
11
3.2 Arah Kebijakan dan Strategi Kemenko Polhukam……. (10)
3.3 Kerangka Regulasi………………………………………… (11)
3.4 Kerangka Kelembagaan…………………………………... (12)
BAB IV TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN
4.1 Target Kinerja……………………………………………… (13)
4.2 Kerangka Pendanaan…………………………………….. (14)
BAB V PENUTUP………………………………………………….. (15)
LAMPIRAN 1) Kerangka Kelembagaan Kemenko Polhukam…… (16)
2) Peta Strategis Kemenko Polhukam……………….. (17)
3) Road Map Reformasi Birokrasi Kemenko
Polhukam………………………………………………. (18)
4) Kerangka Regulasi Kemenko Polhukam…………. (19)
5) Matriks Target Kinerja Kemenko Polhukam……… (20)
6) Kerangka Pendanaan Kemenko Polhukam………. (21)
7) Kerangka Logis Renstra Kemenko Polhukam…… (22)
NO. URAIAN
(1) Diisi dengan uraian penjelasan terkait kondisi atau gambaran umum
Indonesia dalam bidang politik, hukum, pertahanan dan keamanan
selama kurun waktu 5 (lima) tahun sebelumnya.
(2) Diisi dengan uraian penjelasan mengenai dinamika lingkungan dan isu
strategis yang berkembang terkait dengan bidang politik, hukum,
pertahanan dan keamanan, baik pada tingkatan global, regional,
dan/atau nasional.
(3) Diisi dengan uraian capaian kinerja Kemenko Polhukam terkait bidang
politik, hukum, pertahanan dan keamanan pada 5 (lima) tahun
sebelumnya.
(4) Diisi dengan uraian kemungkinan potensi dan permasalahan yang
akan dihadapi Kemenko Polhukam dalam melaksanakan
pembangunan bidang politik, hukum, pertahanan dan keamanan.
12
(5) Diisi dengan uraian visi Kemenko Polhukam selama 5 (lima) tahun ke
depan dalam bidang politik, hukum, pertahanan dan keamanan.
(6) Diisi dengan uraian misi Kemenko Polhukam dalam mendukung visi
Kemenko Polhukam 5 (lima) tahun ke depan dalam bidang politik,
hukum, pertahanan dan keamanan.
(7) Diisi dengan uraian tujuan yang ingin dicapai oleh Kemenko Polhukam
5 (lima) tahun ke depan dalam bidang politik, hukum, pertahanan dan
keamanan.
(8) Diisi dengan uraian sasaran strategis beserta indikator-indikator
kinerja yang digunakan untuk mencapai tujuan Kemenko Polhukam
selama 5 (lima) tahun ke depan dalam bidang politik, hukum,
pertahanan dan keamanan.
(9) Diisi dengan uraian arah kebijakan dan strategi nasional dalam bidang
politik, hukum, pertahanan dan keamanan yang tercakup dalam
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 5
(lima) tahun ke depan.
(10) Diisi dengan uraian arah kebijakan dan strategi Kemenko Polhukam
dalam mendukung dan mengawal arah kebijakan dan strategi
nasional dalam bidang politik, hukum, pertahanan dan keamanan
yang tercakup dalam RPJMN selama 5 (lima) tahun ke depan.
(11) Diisi dengan uraian rencana regulasi yang akan dihasilkan Kemenko
Polhukam selama 5 (lima) tahun ke depan dalam mendukung tujuan
dan sasaran strategis Kemenko Polhukam dalam pembangunan
bidang politik, hukum, pertahanan dan keamanan. Baik yang bersifat
internal seperti Peraturan Menteri Koordinator (Permenko) dan/atau
Surat Edaran (SE), ataupun yang bersifat eksternal seperti Peraturan
Perundang-Undangan.
(12) Diisi dengan uraian susunan organisasi Kemenko Polhukam untuk 5
(lima) tahun ke depan dengan tetap memperhatikan kebutuhan
organisasi akan lembaga yang fit dan purpose.
(13) Diisi dengan uraian penjelasan mengenai hasil dan satuan hasil yang
akan dicapai dari setiap Indikator Kinerja, baik itu Indikator Kinerja
Sasaran Strategis, Indikator Kinerja Program, dan Indikator Kinerja
13
Kegiatan, sebagai tolak ukur keberhasilan pelaksanaan sasaran
strategis, program, dan kegiatan Kemenko Polhukam selama 5 (lima)
tahun ke depan.
(14) Diisi dengan uraian penjelasan mengenai kebutuhan pendanaan
untuk 5 (lima) tahun ke depan secara keseluruhan dalam mencapai
target Sasaran Strategis Kemenko Polhukam, Sasaran Program, dan
Sasaran Kegiatan.
Selain itu, dijabarkan juga pemenuhan kebutuhan pendanaan yang
bersumber dari APBN baik yang bersumber dari Rupiah Murni,
Pendapatan Nasional Bukan Pajak (PNBP), Pinjaman dan/atau Hibah
Luar Negeri (PHLN) serta sumber/skema lainnya seperti Kerja sama
Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) dan Corporate Social
Responsibility (CSR).
Kemudian untuk rincian penghitungan Prakiraan Maju, disajikan
dalam bentuk Tabel Penghitungan Prakiraan Maju.
(15) Diisi dengan uraian simpulan secara singkat mengenai dokumen
Renstra Kemenko Polhukam yang telah disusun dan arahan dari
pimpinan Kemenko Polhukam dalam pelaksanaan perencanaan
strategis Kementerian/Lembaga sehingga hasil pencapaiannya dapat
diukur dan dipergunakan sebagai acuan dalam penyusunan laporan
kinerja tahunan Kementerian/Lembaga.
Selain itu, dijelaskan pula mengenai mekanisme evaluasi terhadap
proses pelaksanaan perencanaan strategis Kementerian/Lembaga
yang bersangkutan.
(16) Diisi dengan kerangka atau susunan organisasi Kemenko Polhukam
untuk 5 (lima) tahun ke depan.
(17) Diisi dengan gambaran terkait peta strategis Kemenko Polhukam
selama 5 (lima) tahun ke depan, dengan memperhatikan visi dan misi,
sasaran strategis, dan tujuan Kemenko Polhukam.
(18) Diisi dengan matriks Reformasi Birokrasi Kemenko Polhukam selama
5 (lima) tahun ke depan, dengan berpedoman pada 8 (delapan) Area
Perubahan beserta kegiatan dan indikator-indikatornya.
14
(19) Diisi dengan matriks rencana regulasi yang akan dihasilkan oleh
Kemenko Polhukam untuk 5 (lima) tahun ke depan, disertai dengan
urgensi pembuatan regulasi, unit kerja yang menjadi penanggung
jawab, dan target penyelesaian regulasi.
(20) Diisi dengan matriks target kinerja yang akan dicapai Kemenko
Polhukam untuk 5 (lima) tahun ke depan, disertai dengan program,
sasaran, indikator, unit pelaksana, dan perkiraan alokasi dana yang
dibutuhkan.
(21) Diisi dengan matriks perkiraan dana yang dibutuhkan oleh setiap unit
di lingkungan Kemenko Polhukam untuk 5 (lima) tahun ke depan,
disertai dengan kegiatan, Klasifikasi Rincian Output (KRO), dan unit
pelaksananya.
(22) Diisi dengan kerangka alur logis Renstra Kemenko Polhukam selama
5 (lima) tahun ke depan, dengan tetap memperhatikan keterkaitan
arah kebijakan dan strategi nasional sampai dengan sasaran program
Kemenko Polhukam.
15
INDIKATOR KINERJA UTAMA
TAHUN 20XX-20XX
ttd.
NO. URAIAN
(1) Diisi dengan nomenklatur Unit Organisasi (Kementerian, Unit Kerja Eselon I,
atau Satuan Kerja Eselon II).
Contoh:
• Deputi Bidang Koordinasi Politik Dalam Negeri (Kedeputian Eselon I)
• Asisten Deputi Bidang Koordinasi Otonomi Khusus (Kedeputian
Eselon II)
• Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan
Keamanan (Kesekretariatan Eselon I)
16
• Biro Perencanaan dan Organisasi (Kesekretariatan Eselon II)
(2) Diisi dengan tugas pokok dari Unit Organisasi (Kementerian, Unit Kerja
Eselon I, atau Satuan Kerja Eselon II) yang tercantum di dalam Peraturan
Menteri Koordinator Polhukam (Permenko) terbaru tentang Organisasi dan
Tata Kerja (OTK).
Contoh:
• Menyelenggarakan koordinasi dan sinkronisasi perumusan,
penetapan, dan pelaksanaan serta pengendalian pelaksanaan
kebijakan kementerian/lembaga yang terkait dengan isu di bidang
politik dalam negeri (Kedeputian Eselon I)
• Melaksanakan penyiapan koordinasi dan sinkronisasi perumusan,
penetapan, dan pelaksanaan serta pengendalian pelaksanaan
kebijakan kementerian/lembaga yang terkait dengan isu di bidang
penguatan demokrasi dan organisasi kemasyarakatan (Kedeputian
Eselon II)
• Menyelenggarakan koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan, dan
pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unsur organisasi di
lingkungan Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan
Keamanan (Kesekretariatan Eselon I)
• Melaksanakan penyusunan rencana, program, dan anggaran, serta
penataan organisasi dan tata laksana (Kesekretariatan Eselon II)
(3) Diisi dengan fungsi dari Unit Organisasi (Kementerian, Unit Kerja Eselon I,
atau Satuan Kerja Eselon II) yang tercantum di dalam Peraturan Menteri
Koordinator Polhukam (Permenko) terbaru tentang Organisasi dan Tata Kerja
(OTK).
Contoh:
• Pembinaan dan pemberian dukungan administrasi yang meliputi
ketatausahaan, kepegawaian, keuangan, kerumahtanggaan, kerja
sama, hubungan masyarakat, arsip, dan dokumentasi Kementerian
Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Kesekretariatan
Eselon I)
• Evaluasi dan penataan organisasi dan tata laksana serta koordinasi
reformasi birokrasi internal (Kesekretariatan Eselon II)
17
• Pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan di bidang politik dalam
negeri (Kedeputian Eselon I)
• Penyiapan koordinasi dan sinkronisasi perumusan, penetapan, dan
pelaksanaan kebijakan kementerian/ lembaga yang terkait dengan isu
di bidang penguatan demokrasi, kelembagaan demokrasi, dan
organisasi kemasyarakatan (Kedeputian Eselon II)
(4) • Kolom 1: Diisi dengan nomor urut sasaran strategis.
• Kolom 2: Diisi dengan Sasaran Strategis Unit Organisasi (Kementerian,
Unit Kerja Eselon I, atau Satuan Kerja Eselon II).
Contoh:
- Penanganan Permasalahan Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan
dalam Memperkuat Stabilitas Polhukhankam dan Transformasi
Pelayanan Publik (Program Teknis)
- Tata Kelola Kemenko Polhukam yang Baik (Program Generik)
- Koordinasi, Sinkronisasi, dan Pengendalian Bidang Politik Dalam
Negeri Lintas Sektoral yang Efektif (Kedeputian Program Teknis)
- Pemenuhan Layanan Dukungan Manajemen yang Optimal pada
Deputi Bidang Koordinasi Politik Dalam Negeri (Kedeputian
Program Generik )
- SDM yang Kompetitif (Kesekretariatan), Layanan Dukungan
Sekretariat dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya yang Optimal
(Kesekretariatan)
• Kolom 3: Diisi dengan Indikator Kinerja Utama Unit Organisasi
(Kementerian, Unit Kerja Eselon I, atau Satuan Kerja Eselon II).
Contoh:
- Persentase (%) Capaian Target Pembangunan Bidang Politik
Dalam Negeri pada K/L di bawah Koordinasi Kemenko Polhukam
yang Sesuai dengan Dokumen Perencanaan Nasional (Kedeputian
Program Teknis), Nilai SAKIP (Kedeputian Program Generik)
- Persentase (%) Pegawai yang Telah Memenuhi Persyaratan
Informasi Jabatan (Kesekretariatan), Indeks Kepuasan Layanan
Dukungan Sekretariat (Kesekretariatan)
18
• Kolom 4: Diisi dengan target tahunan selama lima tahun yang akan
dicapai masing-masing Unit Organisasi (Kementerian, Unit Kerja Eselon
I, atau Satuan Kerja Eselon II).
• Kolom 5: Diisi dengan rumus/cara/kategori/skala untuk menghitung atau
mengukur keberhasilan Unit Organisasi (Kementerian, Unit Kerja Eselon
I, atau Satuan Kerja Eselon II).
Contoh:
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑅𝑒𝑘𝑜𝑚𝑒𝑛𝑑𝑎𝑠𝑖 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝐷𝑖𝑡𝑖𝑛𝑑𝑎𝑘𝑙𝑎𝑛𝑗𝑢𝑡𝑖
- ∑= x 100% (Kedeputian)
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑅𝑒𝑘𝑜𝑚𝑒𝑛𝑑𝑎𝑠𝑖 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝐷𝑖ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙𝑘𝑎𝑛
19
1. Format Rencana Kinerja Tahunan (RKT)
Sistematika penyusunan Rencana Kinerja Tahunan (RKT)
menggunakan format sebagai berikut:
RENCANA KINERJA TAHUNAN
TAHUN 20XX
1. KEMENTERIAN/LEMBAGA : ..…………………………………(1)
2. SASARAN STRATEGIS K/L
YANG DIDUKUNG : ..…………………………………(2)
3. PROGRAM : ..…………………………………(3)
4. UNIT ORGANISASI (ESELON I) : ..…………………………………(4)
5. SASARAN PROGRAM (OUTCOME) DAN INDIKATOR KINERJA
PROGRAM…………………………………………………………………(5)
SASARAN PROGRAM DAN
KODE TARGET SATUAN ALOKASI
INDIKATOR KINERJA PROGRAM
1 2 3 4 5
TOTAL
TOTAL
ttd.
20
2. Petunjuk Pengisian Rencana Kinerja Tahunan (RKT)
Petunjuk pengisian format Rencana Kinerja Tahunan (RKT) pada poin
sebelumnya adalah sebagai berikut:
NO. URAIAN
(1) Diisi dengan nomenklatur Kementerian/Lembaga.
Contoh:
Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan
(2) Diisi dengan sasaran strategis Kementerian/Lembaga yang didukung
oleh unit organisasi bersangkutan.
Contoh:
• Penanganan Permasalahan Bidang Politik, Hukum, dan
Keamanan dalam Memperkuat Stabilitas Polhukhankam dan
Transformasi Pelayanan Publik (Program Teknis)
• Tata Kelola Kemenko Polhukam yang Baik (Program Generik)
(3) Diisi dengan nomenklatur Program.
Contoh:
• Program Koordinasi Pelaksanaan Kebijakan (Kedeputian)
• Program Dukungan Manajemen (Kesekretariatan)
(4) Diisi dengan nomenklatur Unit Eselon I.
Contoh:
• Deputi Bidang Koordinasi Politik Dalam Negeri (Kedeputian)
• Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum,
dan Keamanan (Kesekretariatan)
(5) • Kolom 1: Diisi dengan kode urut. Misalnya 01, 02, 03, dan
seterusnya.
• Kolom 2: Diisi dengan sasaran program dan indikator kinerja
program yang dikaitkan dengan nomenklatur Eselon I.
Contoh:
- Sasaran Program: Koordinasi, Sinkronisasi, dan
Pengendalian Bidang Politik Dalam Negeri Lintas Sektoral
yang Efektif (Kedeputian Program Teknis), Pemenuhan
Layanan Dukungan Manajemen yang Optimal pada Deputi
21
Bidang Koordinasi Politik Dalam Negeri (Kedeputian
Program Generik)
- Indikator Kinerja Program: Persentase (%) Capaian
Target Pembangunan Bidang Politik Dalam Negeri pada K/L
di bawah Koordinasi Kemenko Polhukam yang Sesuai
dengan Dokumen Perencanaan Nasional, Nilai SAKIP
- Sasaran Program: SDM yang Kompetitif (Kesekretariatan),
Layanan Dukungan Sekretariat dan Pelaksanaan Tugas
Teknis Lainnya yang Optimal (Kesekretariatan)
- Indikator Kinerja Program: Persentase (%) Pegawai yang
Telah Memenuhi Persyaratan Informasi Jabatan, Indeks
Kepuasan Layanan Dukungan Sekretariat
• Kolom 3: Diisi dengan jumlah target yang akan dicapai pada tahun
berjalan, berdasarkan pada Indikator Kinerja Program
• Kolom 4: Diisi dengan satuan dari target berdasarkan pada
Indikator Kinerja Program.
Contoh:
- Persentase (%)
- Jumlah
- Nilai
- Skor
- Indeks
• Kolom 5: Diisi dengan jumlah alokasi anggaran pada tahun berjalan
(6) • Kolom 1: Diisi dengan kode urut. Misalnya 01, 02, 03, dan
seterusnya.
• Kolom 2: Diisi dengan output program dan indikator output program
yang dikaitkan dengan nomenklatur Eselon I.
Contoh:
- Output Program: Rekomendasi Kebijakan Bidang Politik
Dalam Negeri (Kedeputian Program Teknis), Layanan
Dukungan Manajemen Deputi Bidang Koordinasi Politik
Dalam Negeri (Kedeputian Program Generik)
22
Indikator Output Program: Jumlah Rekomendasi
Kebijakan Bidang Politik Dalam Negeri, Jumlah
Rekomendasi Penyelesaian Tugas Khusus, Pemenuhan
Layanan Dukungan Manajemen yang Optimal
- Output Program: Layanan Pengembangan Rencana Kerja,
Evaluasi, Organisasi dan Tata Laksana, Perpustakaan dan
Data (Kesekretariatan), Layanan Pengelolaan Pengawasan
Internal (Kesekretariatan)
Indikator Output Program: Jumlah Laporan Layanan
Pengembangan Rencana Kerja, Evaluasi, Organisasi dan
Tata Laksana, Perpustakaan dan Data, Jumlah Laporan
Layanan Pengelolaan Pengawasan Internal
• Kolom 3: Diisi dengan jumlah target yang akan dicapai pada tahun
berjalan, berdasarkan pada Indikator Output Program
• Kolom 4: Diisi dengan satuan dari target berdasarkan pada
Indikator Output Program.
Contoh:
- Persentase (%)
- Jumlah
- Nilai
- Skor
- Indeks
• Kolom 5: Diisi dengan jumlah alokasi anggaran pada tahun berjalan
(7) Diisi dengan tempat dan tanggal disetujuinya RKT.
(8) Diisi dengan nomenklatur jabatan Unit Kerja Eselon I.
Contoh:
• Deputi Bidang Koordinasi Politik Dalam Negeri (Kedeputian)
• Sekretaris Kementerian Koordinator (Kesekretariatan)
(9) Diisi dengan nama lengkap penanda tangan RKT.
(10) Diisi dengan NIP/NRP penanda tangan RKT.
23
3. Format Narasi Rencana Kinerja Tahunan (RKT)
Sistematika penyusunan Narasi Rencana Kinerja Tahunan (RKT)
menggunakan format sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Kondisi Umum……………………………………………….. (1)
1.2 Potensi dan Permasalahan………………………………… (2)
BAB II PRIORITAS NASIONAL, PROGRAM PRIORITAS,
KEGIATAN PRIORITAS, DAN ISU PRIORITAS……….. (3)
BAB III STRATEGI DAN INDIKATOR CAPAIAN STRATEGI…... (4)
BAB IV TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN
4.1 Target Kinerja………………………………………………... (5)
4.2 Kerangka Pendanaan………………………………………. (6)
BAB V PENUTUP……………………………………………………. (7)
NO. URAIAN
(1) • Diisi dengan uraian penjelasan terkait kondisi atau gambaran
umum Indonesia dalam bidang politik, hukum, pertahanan dan
keamanan yang diampu oleh unit kerja di lingkungan Kemenko
Polhukam pada tahun sebelumnya.
• Diisi dengan uraian penjelasan mengenai dinamika lingkungan dan
isu strategis yang berkembang terkait dengan bidang politik,
hukum, pertahanan dan keamanan yang diampu oleh unit kerja di
lingkungan Kemenko Polhukam, baik pada tingkatan global,
regional, dan/atau nasional.
• Diisi dengan uraian capaian kinerja unit kinerja di lingkungan
Kemenko Polhukam terkait bidang politik, hukum, pertahanan dan
keamanan pada tahun sebelumnya.
(2) Diisi dengan uraian kemungkinan potensi dan permasalahan yang
akan dihadapi unit organisasi di lingkungan Kemenko Polhukam
24
dalam melaksanakan pembangunan bidang politik, hukum,
pertahanan dan keamanan.
(3) Diisi dengan uraian penjelasan mengenai penjabaran atau cascading
dari Prioritas Nasional (PN), Program Prioritas (PP), Kegiatan Prioritas
(KP), sampai rumusan Isu Prioritas (IP) yang diampu oleh masing-
masing unit organisasi di Kemenko Polhukam mengenai isu yang
akan diselesaikan pada akhir tahun perencanaan anggaran. Dalam
menyusun isu prioritas unit organisasi mengacu pada PN, KP, dan PP
serta memedomani Renstra Kemenko Polhukam.
(4) Diisi dengan uraian penjelasan Isu Prioritas (IP) yang diampu unit
organisasi di lingkungan Kemenko Polhukam untuk kemudian
dirumuskan strategi penyelesaian permasalahannya dilengkapi
dengan indikator pada setiap strategi yang telah dirumuskan. Bab ini
disusun sebagai pendekatan dalam memecahkan permasalahan yang
penting dan mendesak untuk segera dilaksanakan dalam kurun waktu
satu tahun serta memiliki dampak yang besar terhadap pencapaian
sasaran nasional serta sasaran strategis Kementerian/Lembaga
dengan menjelaskan melalui strategi-strategi yang ter-gambarkan
secara komprehensif dilengkapi indikator capaian setiap pelaksanaan
strateginya untuk memudahkan monitoring dan evaluasi.
(5) Diisi dengan uraian penjelasan mengenai hasil dan satuan hasil yang
akan dicapai dari setiap Indikator Kinerja, baik berupa Indikator Kinerja
Sasaran Strategis, Indikator Kinerja Program, dan Indikator Kinerja
Kegiatan.
(6) Diisi dengan uraian penjelasan mengenai kebutuhan pendanaan
secara keseluruhan untuk mencapai target Sasaran Strategis
Kementerian/Lembaga, Sasaran Program, dan Sasaran Kegiatan.
Selain itu, dijabarkan juga pemenuhan kebutuhan pendanaan yang
bersumber dari APBN dan memperhatikan kerangka pendanaan
Renstra Kemenko Polhukam. Kemudian untuk rincian penghitungan
Prakiraan Maju, disajikan dalam bentuk Tabel Penghitungan
Prakiraan Maju.
25
(7) Diisi dengan uraian simpulan secara singkat mengenai dokumen RKT
yang telah disusun dan arahan dari pimpinan Kementerian/Lembaga
yang bersangkutan dalam pelaksanaan perencanaan strategis
Kementerian/Lembaga sehingga hasil pencapaiannya dapat diukur
dan dipergunakan sebagai acuan dalam penyusunan laporan kinerja
tahunan Kementerian/Lembaga. Selain itu, dijelaskan pula mengenai
mekanisme evaluasi terhadap proses pelaksanaan perencanaan satu
tahun anggaran unit organisasi yang bersangkutan.
26
Nama : ………………………………………………………………......... (3)
Jabatan : ………………………………………………………………......... (4)
Selanjutnya disebut Pihak Kedua,
Pihak Pertama pada tahun 20xx ini berjanji akan mewujudkan target kinerja
tahunan sesuai lampiran perjanjian ini dalam rangka mencapai target kinerja
jangka menengah seperti yang telah ditetapkan dalam dokumen
perencanaan. Keberhasilan dan kegagalan pencapaian target kinerja tersebut
menjadi tanggung jawab pihak pertama.
ttd. ttd.
27
Jumlah Anggaran Program:
……………………………….……………: Rp………………(terbilang)…………. (12)
ttd. ttd.
NO. URAIAN
(1) Diisi dengan nama pejabat yang akan membuat/menerima komitmen sesuai
dengan jabatannya. Ditulis dengan huruf kapital, tanpa gelar, dan ditebalkan.
Contoh:
• NIZHAMUL
• IRMA PUSPITA
(2) Diisi dengan nomenklatur jabatan yang akan diampu oleh pembuat/penerima
komitmen. Ditulis dengan tebal (bold).
Contoh:
• Kepala Biro Perencanaan dan Organisasi
• Analis Anggaran Ahli Madya (Fungsional)
• Kepala Bagian Perencanaan (Struktural)
(3) Diisi dengan nama pejabat yang memberikan komitmen (atasan pembuat/
penerima komitmen atau atasan Pihak Pertama). Ditulis dengan huruf kapital,
tanpa gelar, dan ditebalkan.
Contoh:
• TRI SOEWANDONO (Atasan dari Nizhamul pada contoh poin 1)
• NIZHAMUL (Atasan dari Irma Puspita pada contoh poin 1)
28
(4) Diisi dengan nomenklatur jabatan dari pemberi komitmen (atasan pembuat/
penerima komitmen atau atasan Pihak Pertama). Ditulis dengan tebal (bold).
Contoh:
• Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan
Keamanan
• Kepala Biro Perencanaan dan Organisasi
(5) Diisi dengan tempat dan tanggal disetujuinya PK.
(6) Diisi dengan nama lengkap Pihak Kedua. Ditulis dengan huruf kapital, tanpa
gelar, dan ditebalkan.
(7) Diisi dengan nama lengkap Pihak Pertama. Ditulis dengan huruf kapital, tanpa
gelar, dan ditebalkan.
(8) Diisi dengan nomenklatur Unit Kerja yang membuat/menerima komitmen
(Pihak Pertama).
Contoh:
• TINGKAT UNIT ORGANISASI ESELON I/II/III/IV (Struktural)
• TINGKAT JABATAN FUNGSIONAL (Fungsional)
(9) Diisi dengan nomenklatur jabatan Unit Kerja yang memberikan komitmen
(Pihak Kedua). Ditulis dengan tebal (bold).
Contoh:
• Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan
Keamanan (Kesekretariatan Eselon I)
• Kepala Biro Perencanaan dan Organisasi (Kesekretariatan Eselon
II)
• Deputi Bidang Koordinasi Politik Dalam Negeri (Kedeputian Eselon
I)
• Asisten Deputi Bidang Koordinasi Otonomi Khusus (Kedeputian
Eselon II)
(10) Diisi dengan tahun yang akan dilaksanakan penetapan kinerja.
(11) • Kolom 1: Diisi dengan Sasaran Strategis Pihak Pertama.
Contoh:
- Koordinasi, Sinkronisasi, dan Pengendalian Bidang Politik Dalam
Negeri Lintas Sektoral yang Efektif (Kedeputian Eselon I)
29
- Koordinasi, Sinkronisasi, dan Pengendalian Bidang Otonomi
Khusus Lintas Sektoral yang Efektif (Kedeputian Eselon II)
- Tata Kelola Kemenko Polhukam yang Baik (Kesekretariatan
Eselon I)
- Layanan Dukungan Sekretariat dan Pelaksanaan Tugas Teknis
Lainnya yang Optimal (Kesekretariatan Eselon II)
• Kolom 2: Diisi dengan Indikator Kinerja Pihak Pertama.
Contoh:
- Persentase (%) Capaian Target Pembangunan Bidang Politik
Dalam Negeri pada K/L di bawah Koordinasi Kemenko Polhukam
yang Sesuai dengan Dokumen Perencanaan Nasional (Kedeputian
Eselon I)
- Jumlah Rekomendasi Kebijakan Bidang Otonomi Khusus
(Kedeputian Eselon II)
- Nilai SAKIP (Kesekretariatan Eselon I)
- Indeks Kepuasan Layanan Dukungan Sekretariat (Kesekretariatan
Eselon II)
• Kolom 3: Diisi dengan target dari masing-masing Indikator Kinerja atas
Sasaran Strategis pada tahun penetapan kinerja.
(12) Diisi dengan nomenklatur Kegiatan yang akan dilaksanakan oleh Pihak
Pertama, serta dengan jumlah alokasi anggaran yang diterima (angka dan
kalimat).
Contoh:
• Program Koordinasi Bidang Politik Dalam Negeri (Kedeputian Eselon
I)
• Kegiatan Koordinasi Bidang Otonomi Khusus (Kedeputian Eselon II)
• Kegiatan Penyusunan dan Pengembangan Rencana Kerja, Evaluasi,
Organisasi dan Tata Laksana, Perpustakaan dan Data
(Kesekretariatan Eselon II)
CATATAN:
- Poin ini hanya diperuntukkan bagi Eselon I dan/atau Eselon II.
(13) Diisi dengan tempat dan tanggal disetujuinya PK.
30
(14) Diisi dengan nomenklatur jabatan Pihak Kedua. Ditulis dengan ditebalkan.
(15) Diisi dengan nomenklatur jabatan Pihak Pertama. Ditulis dengan ditebalkan.
(16) Diisi dengan nama lengkap Pihak Kedua. Ditulis dengan huruf kapital, tanpa
gelar, dan ditebalkan.
(17) Diisi dengan nama lengkap Pihak Pertama. Ditulis dengan huruf kapital, tanpa
gelar, dan ditebalkan.
DOKUMEN MANUAL
PERJANJIAN KINERJA TAHUN 20XX
…………………………………………………………………………………… (1)
Sasaran Strategis ……………………………………………………………. (2)
Indikator Kinerja ……………………………………………………………. (3)
Definisi ……………………………………………………………. (4)
Sumber Data ……………………………………………………………. (5)
Cara Menghitung ……………………………………………………………. (6)
ttd.
NAMA…………………………………… (9)
NO. URAIAN
(1) Diisi dengan nomenklatur jabatan yang membuat/menerima komitmen atau
Pihak Pertama. Ditulis dengan huruf kapital dan ditebalkan.
31
Contoh:
• SEKRETARIS KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG POLITIK,
HUKUM, DAN KEAMANAN (Kesekretariatan Eselon I)
• KEPALA BIRO PERENCANAAN DAN ORGANISASI
(Kesekretariatan Eselon II)
• DEPUTI BIDANG KOORDINASI POLITIK DALAM NEGERI
(Kedeputian Eselon I)
• ASISTEN DEPUTI BIDANG KOORDINASI OTONOMI KHUSUS
(Kedeputian Eselon II)
• ANALIS ANGGARAN AHLI MADYA (Fungsional)
• KEPALA BAGIAN PERENCANAAN (Struktural)
(2) Diisi dengan Sasaran Strategis Pihak Pertama. Ditulis dengan tebal (bold).
Contoh:
• Koordinasi, Sinkronisasi, dan Pengendalian Bidang Politik Dalam
Negeri Lintas Sektoral yang Efektif (Kedeputian Eselon I)
• Koordinasi, Sinkronisasi, dan Pengendalian Bidang Otonomi
Khusus Lintas Sektoral yang Efektif (Kedeputian Eselon II)
• Tata Kelola Kemenko Polhukam yang Baik (Kesekretariatan Eselon
I)
• Layanan Dukungan Sekretariat dan Pelaksanaan Tugas Teknis
Lainnya yang Optimal (Kesekretariatan Eselon II)
(3) Diisi dengan Indikator Kinerja Pihak Pertama. Ditulis dengan tebal (bold).
Contoh:
• Persentase (%) Capaian Target Pembangunan Bidang Politik
Dalam Negeri pada K/L di bawah Koordinasi Kemenko Polhukam
yang Sesuai dengan Dokumen Perencanaan Nasional (Kedeputian
Eselon I)
• Jumlah Rekomendasi Kebijakan Bidang Otonomi Khusus
(Kedeputian Eselon II)
• Nilai SAKIP (Kesekretariatan Eselon I)
• Indeks Kepuasan Layanan Dukungan Sekretariat (Kesekretariatan
Eselon II)
32
(4) Diisi dengan uraian penjelasan mengenai definisi atau pengertian dari
Indikator Kinerja untuk mendapatkan definisi yang sama atau kesepahaman
bersama atas definisi dari Indikator Kinerja.
(5) Diisi dengan subjek atau sumber data yang dijadikan sebagai dasar untuk
menghitung atau mengukur keberhasilan Unit Organisasi atas Indikator
Kinerja.
Contoh:
• Jumlah Rekomendasi yang Dihasilkan (Kedeputian)
• Nilai Evaluasi SAKIP oleh Inspektorat Kemenko Polhukam
(Kesekretariatan)
(6) Diisi dengan rumus/cara/kategori/skala untuk menghitung atau mengukur
keberhasilan Unit Organisasi atas Indikator Kinerja.
Contoh:
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑅𝑒𝑘𝑜𝑚𝑒𝑛𝑑𝑎𝑠𝑖 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝐷𝑖𝑡𝑖𝑛𝑑𝑎𝑘𝑙𝑎𝑛𝑗𝑢𝑡𝑖
• ∑= x 100% (Kedeputian)
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑅𝑒𝑘𝑜𝑚𝑒𝑛𝑑𝑎𝑠𝑖 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝐷𝑖ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙𝑘𝑎𝑛
33
• Sasaran strategis untuk unit Eselon III dan unit Eselon IV masing-
masing sesuai dengan sasaran strategis dalam Perjanjian Kinerja
unit Eselon III dan unit Eselon IV.
2) Indikator Kinerja
• Indikator kinerja Rencana Aksi Unit Kerja Eselon I dan Satuan Kerja
Eselon II masing-masing ditetapkan sesuai dengan indikator kinerja
dalam Perjanjian Kinerja Unit Kerja Eselon I dan Satuan Kerja
Eselon II.
• Indikator kinerja Rencana Aksi Unit Eselon III dan Unit Eselon IV
ditetapkan sesuai dengan indikator kinerja dalam Perjanjian Kinerja
Unit Eselon III dan Unit Eselon IV.
3) Target
Target merupakan target kinerja yang harus dicapai sesuai dengan
target dalam Perjanjian Kinerja yang telah ditetapkan.
4) Kegiatan
Kegiatan merupakan kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka
mencapai target kinerja yang telah ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja.
5) Rencana Pelaksanaan
Rencana pelaksanaan kegiatan merupakan jadwal kegiatan yang akan
dilaksanakan dalam kurun waktu tertentu (Triwulan I sampai dengan
Triwulan IV).
6) Pelaksana
• Pelaksana Rencana Aksi Unit Kerja Eselon I adalah Satuan Kerja
Eselon II di bawahnya.
• Pelaksana Rencana Aksi Satuan Kerja Eselon II adalah Unit Eselon
III di bawahnya.
• Pelaksana Rencana Aksi unit Eselon III adalah Unit Eselon IV di
bawahnya.
• Pelaksana Rencana Aksi unit Eselon IV adalah Staf pada Unit
Eselon IV di bawahnya.
7) Penanggung Jawab
• Penanggung jawab Rencana Aksi Unit Kerja Eselon I adalah
Sesmenko/Deputi/Staf Ahli.
34
• Penanggung jawab Rencana Aksi Satuan Kerja Eselon II adalah
pimpinan Satuan Kerja Eselon II.
• Penanggung jawab Rencana Aksi Unit Eselon III adalah pimpinan
Unit Eselon III.
• Penanggung jawab Rencana Aksi Unit Eselon IV adalah pimpinan
Unit Eselon IV.
1. Format Rencana Aksi (Renaksi)
Sistematika penyusunan Rencana Aksi (Renaksi) menggunakan format
sebagai berikut:
RENCANA AKSI
TAHUN 20XX
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
ttd.
35
NO. URAIAN
(1) Diisi dengan sasaran strategis Kementerian/Lembaga.
Contoh:
• Penanganan Permasalahan Bidang Politik, Hukum, dan
Keamanan dalam Memperkuat Stabilitas Polhukhankam dan
Transformasi Pelayanan Publik (Program Teknis)
• Tata Kelola Kemenko Polhukam yang Baik (Program Generik)
(2) Diisi dengan nomenklatur Unit Eselon I.
Contoh:
• Deputi Bidang Koordinasi Politik Dalam Negeri (Kedeputian)
• Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum,
dan Keamanan (Kesekretariatan)
(3) • Kolom 1: Diisi dengan sasaran program yang dikaitkan dengan
nomenklatur Eselon I.
Contoh:
- Koordinasi, Sinkronisasi, dan Pengendalian Bidang Politik
Dalam Negeri Lintas Sektoral yang Efektif (Kedeputian
Program Teknis),
- Pemenuhan Layanan Dukungan Manajemen yang Optimal
pada Deputi Bidang Koordinasi Politik Dalam Negeri
(Kedeputian Program Generik)
- SDM yang Kompetitif (Kesekretariatan), Layanan Dukungan
Sekretariat dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya yang
Optimal (Kesekretariatan)
• Kolom 2: Diisi dengan indikator kinerja program yang dikaitkan
dengan nomenklatur Eselon I.
Contoh:
- Persentase (%) Capaian Target Pembangunan Bidang
Politik Dalam Negeri pada K/L di bawah Koordinasi
Kemenko Polhukam yang Sesuai dengan Dokumen
Perencanaan Nasional, Nilai SAKIP
36
- Persentase (%) Pegawai yang Telah Memenuhi Persyaratan
Informasi Jabatan, Indeks Kepuasan Layanan Dukungan
Sekretariat
• Kolom 3: Diisi dengan jumlah target yang akan dicapai pada tahun
berjalan, berdasarkan pada Indikator Kinerja Program
• Kolom 4: Diisi dengan satuan dari target berdasarkan pada
Indikator Kinerja Program.
Contoh:
- Persentase (%)
- Jumlah
- Nilai
- Skor
- Indeks
• Kolom 5: Diisi dengan prakiraan persentase yang akan dicapai
selama kurun waktu Triwulan I.
• Kolom 6: Diisi dengan uraian tahapan kegiatan yang akan
dilaksanakan selama kurun waktu Triwulan I.
• Kolom 7: Diisi dengan prakiraan persentase yang akan dicapai
selama kurun waktu Triwulan II.
• Kolom 8: Diisi dengan uraian tahapan kegiatan yang akan
dilaksanakan selama kurun waktu Triwulan II.
• Kolom 9: Diisi dengan prakiraan persentase yang akan dicapai
selama kurun waktu Triwulan III.
• Kolom 10: Diisi dengan uraian tahapan kegiatan yang akan
dilaksanakan selama kurun waktu Triwulan III.
• Kolom 11: Diisi dengan prakiraan persentase yang akan dicapai
selama kurun waktu Triwulan IV.
• Kolom 12: Diisi dengan uraian tahapan kegiatan yang akan
dilaksanakan selama kurun waktu Triwulan IV.
(4) Diisi dengan tempat dan tanggal disetujuinya Renaksi.
(5) Diisi dengan nomenklatur jabatan Unit Kerja Eselon I.
Contoh:
37
• Deputi Bidang Koordinasi Politik Dalam Negeri (Kedeputian)
• Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum,
dan Keamanan (Kesekretariatan)
(6) Diisi dengan nama lengkap penanda tangan Renaksi.
(7) Diisi dengan NIP/NRP penanda tangan Renaksi.
38
NO. URAIAN
(1) Diisi dengan uraian mengenai gambaran singkat sebagai pengantar berkaitan
dengan Laporan Kinerja.
(2) Diisi dengan uraian ringkasan berupa pokok-pokok isi dari seluruh Laporan
Kinerja.
(3) Diisi dengan uraian mengenai gambaran singkat Kementerian Koordinator/
Unit Kerja Eselon I/Satuan Kerja Eselon II yang melaporkan dan sekilas
pengantar lainnya.
Misalnya berupa kedudukan, tugas dan fungsi, dan hal-hal lain yang
berpengaruh terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi pada tahun yang
bersangkutan
(4) Diisi dengan Visi dan Misi Kementerian Koordinator sebagaimana
dicantumkan dalam Dokumen Rencana Strategis.
(5) Diisi dengan Tujuan dan Sasaran yang terkait dengan tugas dan fungsi
Kementerian Koordinator/Unit Kerja Eselon I/Satuan Kerja Eselon II.
Isinya adalah memuat uraian dari tujuan dan sasaran pada tahun yang
bersangkutan, serta program dan kegiatan beserta penetapan kinerja yang
telah ditetapkan.
(6) Diisi dengan uraian pencapaian sasaran-sasaran Kementerian
Koordinator/Unit Kerja Eselon I/Satuan Kerja Eselon II dengan pengungkapan
dan penyajian dari hasil pengukuran kinerja.
Analisis Pencapaian Kinerja menguraikan hal-hal yang berkaitan dengan
kinerja unit kerja yang diuraikan secara sistematis keberhasilan/kegagalan
dan hambatan/kendala yang dihadapi dan melaksanakan kegiatan-kegiatan.
(7) Diisi dengan uraian sumber perolehan dan penggunaan dana bagi
pelaksanaan tugas dan fungsi unit kerja. Aspek keuangan hendaknya
memperhatikan prinsip-prinsip melaporkan keuangan yang lazim.
(8) Diisi dengan uraian tinjauan secara umum dengan mengemukakan
keberhasilan/kegagalan, permasalahan, dan kendala yang berkaitan dengan
kinerja unit kerja yang bersangkutan.
(9) Diisi dengan data dan informasi pendukung untuk memperjelas Laporan
Kinerja, terkait pengukuran kinerja dan capaian kinerja lainnya.
39
G. Laporan Tahapan Kegiatan (LTK)
1. Format Laporan Tahapan Kegiatan Identifikasi Masalah
Sistematika penyusunan Laporan Tahapan Kegiatan Identifikasi
Masalah menggunakan format sebagai berikut:
LAPORAN TAHAPAN KEGIATAN
IDENTIFIKASI MASALAH
40
ttd.
NO. URAIAN
(1) Diisi dengan nomenklatur Unit Kerja Eselon I.
Contoh:
• Deputi Bidang Koordinasi Politik Dalam Negeri
• Deputi Bidang Koordinasi Kesatuan Bangsa
(2) Diisi dengan nomenklatur output (keluaran) Unit Kerja Eselon II.
Contoh:
• Rekomendasi Kebijakan Bidang Otonomi Khusus
• Rekomendasi Kebijakan Bidang Kewaspadaan Nasional
(3) Diisi dengan nomenklatur Unit Kerja Eselon III.
Contoh:
• Bidang Otonomi Khusus Papua
• Bidang Potensi Ancaman
(4) Diisi dengan uraian penjelasan mengenai latar belakang kajian output.
(5) Diisi dengan rumusan permasalahan yang akan dikaji.
(6) Diisi dengan uraian penjelasan mengenai isu strategis yang akan
dikawal, dan wajib dikaitkan dengan Prioritas Nasional (PN).
Lengkapi dengan data-data pendukung berupa tabel, grafik, dan/atau
gambar.
(7) Diisi dengan uraian penjelasan dalam bentuk kuantitatif mengenai
impact (dampak) atau manfaat yang akan dihasilkan dari
penyelesaian masing-masing isu strategis yang dikawal.
(8) Diisi dengan uraian penjelasan rumusan sub isu strategis yang terkait
dengan Prioritas Nasional (PN), berdasarkan indikator dan variabel
yang lemah (rendah) dalam upaya mewujudkan impact atau manfaat
pada poin 6.
41
(9) Diisi dengan uraian penjelasan rumusan kegiatan-kegiatan yang perlu
dilakukan dari masing-masing isu strategis untuk menyusun
rekomendasi, serta menunjuk PIC (penanggung jawab) pada K/L di
bawah koordinasi Kemenko Polhukam.
(10) Diisi dengan uraian penjelasan mengenai simpulan dan langkah-
langkah yang akan ditempuh selanjutnya.
(11) Diisi dengan tempat dan tanggal disetujuinya laporan.
(12) Diisi dengan nomenklatur jabatan yang membuat laporan.
Contoh:
• Kepala Bidang Otonomi Khusus Papua (Struktural)
• Analis Kebijakan Ahli Pertama/Muda/Madya (Fungsional)
(13) Diisi dengan nama lengkap pembuat laporan. Ditulis dengan
menyertakan gelar akademis.
42
a) Sub Isu 1
b) Sub Isu 2
c) Dst.…
4. MANFAAT …………………………………… (8)
A. Sub Isu 1
B. Sub Isu 2
C. Dst.…
5. METODE …………………………………… (9)
A. Sub Isu 1
B. Sub Isu 2
C. Dst.…
6. PENUTUP …………………………………… (10)
ttd.
NO. URAIAN
(1) Diisi dengan nomenklatur Unit Kerja Eselon I.
Contoh:
• Deputi Bidang Koordinasi Politik Dalam Negeri
• Deputi Bidang Koordinasi Kesatuan Bangsa
(2) Diisi dengan nomenklatur output (keluaran) Unit Kerja Eselon II.
Contoh:
• Rekomendasi Kebijakan Bidang Otonomi Khusus
• Rekomendasi Kebijakan Bidang Kewaspadaan Nasional
(3) Diisi dengan nomenklatur Unit Kerja Eselon III.
43
Contoh:
• Bidang Otonomi Khusus Papua
• Bidang Potensi Ancaman
(4) Diisi dengan uraian penjelasan mengenai latar belakang kajian output.
(5) Diisi dengan rumusan permasalahan yang akan dikaji.
(6) Diisi dengan uraian analisis mengenai sub isu terkait dengan Prioritas
Nasional (PN) yang menjadi prioritas untuk diselesaikan.
Lengkapi dengan data-data pendukung berupa tabel, grafik, dan/atau
gambar.
(7) Diisi dengan uraian analisis regulasi terkait regulasi (peraturan) sub
isu prioritas penyelesaian untuk menghindari tumpang tindih peraturan
(regulasi).
(8) Diisi dengan uraian penjelasan mengenai manfaat atau impact dari
penyelesaian dari masing-masing sub isu dalam upaya mendukung
Prioritas Nasional (PN).
(9) Diisi dengan uraian penjelasan mengenai metode yang digunakan
dalam melakukan analisis kebijakan dari masing-masing sub isu.
(10) Diisi dengan uraian penjelasan mengenai simpulan dan langkah-
langkah yang akan ditempuh selanjutnya.
(11) Diisi dengan tempat dan tanggal disetujuinya laporan.
(12) Diisi dengan nomenklatur jabatan yang membuat laporan.
Contoh:
• Kepala Bidang Otonomi Khusus Papua (Struktural)
• Analis Kebijakan Ahli Pertama/Muda/Madya (Fungsional)
(13) Diisi dengan nama lengkap pembuat laporan. Ditulis dengan
menyertakan gelar akademis.
44
LAPORAN TAHAPAN KEGIATAN
PENYUSUNAN REKOMENDASI KEBIJAKAN
ttd.
45
6. Petunjuk Pengisian Laporan Tahapan Kegiatan Penyusunan
Rekomendasi Kebijakan
Petunjuk pengisian format Laporan Tahapan Kegiatan Penyusunan
Rekomendasi Kebijakan pada poin sebelumnya adalah sebagai berikut:
NO. URAIAN
(1) Diisi dengan nomenklatur Unit Kerja Eselon I.
Contoh:
• Deputi Bidang Koordinasi Politik Dalam Negeri
• Deputi Bidang Koordinasi Kesatuan Bangsa
(2) Diisi dengan nomenklatur output (keluaran) Unit Kerja Eselon II.
Contoh:
• Rekomendasi Kebijakan Bidang Otonomi Khusus
• Rekomendasi Kebijakan Bidang Kewaspadaan Nasional
(3) Diisi dengan nomenklatur Unit Kerja Eselon III.
Contoh:
• Bidang Otonomi Khusus Papua
• Bidang Potensi Ancaman
(4) Diisi dengan uraian penjelasan mengenai latar belakang kajian output.
(5) Diisi dengan rumusan permasalahan yang akan dikaji.
(6) Diisi dengan uraian analisis mengenai rumusan rekomendasi
kebijakan berdasarkan sub isu yang menjadi prioritas untuk
diselesaikan.
Sinkronisasi rekomendasi kebijakan dalam rangka mendukung
Prioritas Nasional (PN) perlu ditampilkan di dalam laporan.
(7) Diisi dengan uraian penjelasan mengenai metode yang digunakan
untuk menyusun rekomendasi kebijakan.
(8) Diisi dengan uraian penjelasan mengenai keterlibatan K/L di bawah
koordinasi Kemenko Polhukam dalam menyusun rekomendasi
kebijakan.
(9) Diisi dengan uraian penjelasan mengenai langkah strategis yang
dilakukan dalam pelaksanaan rekomendasi kebijakan.
46
(10) Diisi dengan uraian penjelasan mengenai rumusan tolak ukur
keberhasilan pelaksanaan rekomendasi kebijakan.
(11) Diisi dengan uraian penjelasan mengenai simpulan dan langkah-
langkah yang akan ditempuh selanjutnya.
(12) Diisi dengan tempat dan tanggal disetujuinya laporan.
(13) Diisi dengan nomenklatur jabatan yang membuat laporan.
Contoh:
• Kepala Bidang Otonomi Khusus Papua (Struktural)
• Analis Kebijakan Ahli Pertama/Muda/Madya (Fungsional)
(14) Diisi dengan nama lengkap pembuat laporan. Ditulis dengan
menyertakan gelar akademis.
47
b) Rencana Aksi
c) Manfaat
d) Evaluasi
C. Rekomendasi Kebijakan dst….
a) Timeline
b) Rencana Aksi
c) Manfaat
d) Evaluasi
4. PENUTUP ………………. (10)
ttd.
NO. URAIAN
(1) Diisi dengan nomenklatur Unit Kerja Eselon I.
Contoh:
• Deputi Bidang Koordinasi Politik Dalam Negeri
• Deputi Bidang Koordinasi Kesatuan Bangsa
(2) Diisi dengan nomenklatur output (keluaran) Unit Kerja Eselon II.
Contoh:
• Rekomendasi Kebijakan Bidang Otonomi Khusus
• Rekomendasi Kebijakan Bidang Kewaspadaan Nasional
(3) Diisi dengan nomenklatur Unit Kerja Eselon III.
Contoh:
• Bidang Otonomi Khusus Papua
48
• Bidang Potensi Ancaman
(4) Diisi dengan uraian penjelasan mengenai latar belakang kajian output.
(5) Diisi dengan rumusan permasalahan yang akan dikaji.
(6) Diisi dengan uraian penjelasan mengenai rumusan agenda
penyelesaian rekomendasi kebijakan.
(7) Diisi dengan uraian penjelasan mengenai rumusan manfaat secara
kuantitatif dari penyelesaian isu Prioritas Nasional (PN).
(8) Diisi dengan uraian penjelasan mengenai manfaat dan data faktual
yang dihasilkan dari pelaksanaan rekomendasi kebijakan dalam
upaya mendukung Prioritas Nasional (PN).
(9) Diisi dengan uraian penjelasan mengenai evaluasi pelaksanaan
rekomendasi kebijakan yang telah disusun.
(10) Diisi dengan uraian penjelasan mengenai simpulan dan langkah-
langkah yang akan ditempuh selanjutnya.
(11) Diisi dengan tempat dan tanggal disetujuinya laporan.
(12) Diisi dengan nomenklatur jabatan yang membuat laporan.
Contoh:
• Kepala Bidang Otonomi Khusus Papua (Struktural)
• Analis Kebijakan Ahli Pertama/Muda/Madya (Fungsional)
(13) Diisi dengan nama lengkap pembuat laporan. Ditulis dengan
menyertakan gelar akademis.
49
BAB IV
EVALUASI AKUNTABILITAS KINERJA
A. Definisi
Evaluasi Akuntabilitas Kinerja merupakan serangkaian kegiatan dengan
membandingkan antara hasil kinerja yang dicapai dengan target kinerja yang telah
ditetapkan berdasarkan rencana, standar, dan norma yang berlaku.
50
3. Pelaporan Kinerja meliputi (i) Pemenuhan Pelaporan; (ii) Kualitas
Pelaporan; dan (iii) Implementasi Pelaporan. Hal-hal yang harus
diperhatikan terkait dengan Pelaporan Kinerja antara lain:
• Laporan Kinerja agar disusun dan disampaikan tepat waktu;
• Laporan Kinerja menyajikan informasi kinerja yang andal; dan
• Laporan Kinerja harus mampu menyajikan realisasi anggaran
tahun ini dan tahun sebelumnya per sasaran strategis.
4. Evaluasi Kinerja meliputi (i) Pemenuhan Evaluasi; (ii) Kualitas Evaluasi;
dan (iii) Pemantauan Hasil Evaluasi. Hal-hal yang harus diperhatikan terkait
dengan Evaluasi Kinerja antara lain:
• Perlu adanya pemantauan mengenai kemajuan pencapaian kinerja
beserta hambatannya; dan
• Supervisi perlu dilakukan terhadap Laporan Kinerja melalui
pembahasan-pembahasan yang reguler dan bertahap serta
didokumentasikan.
5. Pencapaian Kinerja meliputi (i) Kinerja yang Dilaporkan (Output); (ii) Kinerja
yang Dihasilkan (Outcome); dan (iii) Kinerja Tahun Berjalan (Benchmark).
Hal-hal yang harus diperhatikan terkait dengan Pencapaian Kinerja yaitu
informasi capaian kinerja harus memenuhi kriteria berupa diperoleh dari
dasar perhitungan yang valid, dihasilkan dari basis data yang dapat
dipercaya, dapat ditelusuri sumber datanya, serta dapat diverifikasi dan up
to date.
51
Peraturan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan;
dan
c) Akuntabilitas Kinerja Satuan Kerja Eselon II, Unit Eselon III, dan Unit
Eselon IV dievaluasi oleh Tim Evaluasi berdasarkan Surat Keputusan
Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan
Keamanan.
52
BAB V
PENUTUP
Nizhamul
53
LAMPIRAN
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Kondisi Umum
1.2 Lingkungan dan Isu Strategis
1.3 Capaian Kemenko Polhukam
1.4 Potensi dan Permasalahan
BAB II VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN STRATEGIS
2.1 Visi
2.2 Misi
2.3 Tujuan
2.4 Sasaran Strategis
BAB III ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA
REGULASI, DAN KERANGKA KELEMBAGAAN
3.1 Arah Kebijakan dan Strategi Nasional
3.2 Arah Kebijakan dan Strategi Kemenko Polhukam
3.3 Kerangka Regulasi
3.4 Kerangka Kelembagaan
BAB IV TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN
4.1 Target Kinerja
4.2 Kerangka Pendanaan
BAB V PENUTUP
LAMPIRAN 1) Kerangka Kelembagaan Kemenko Polhukam
2) Peta Strategis Kemenko Polhukam
3) Road Map Reformasi Birokrasi Kemenko
Polhukam
4) Kerangka Regulasi Kemenko Polhukam
5) Matriks Target Kinerja Kemenko Polhukam
6) Kerangka Pendanaan Kemenko Polhukam
7) Kerangka Logis Renstra Kemenko Polhukam
54
Lampiran 2. Format Indikator Kinerja Utama (IKU)
ttd.
Nama
NIP/NRP
55
Lampiran 3. Format Rencana Kinerja Tahunan (RKT)
TOTAL
TOTAL
ttd.
Nama
NIP/NRP
56
Lampiran 4. Format Narasi Rencana Kinerja Tahunan (RKT)
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Kondisi Umum
1.2 Potensi dan Permasalahan
BAB II PRIORITAS NASIONAL, PROGRAM PRIORITAS,
KEGIATAN PRIORITAS, DAN ISU PRIORITAS
BAB III STRATEGI DAN INDIKATOR CAPAIAN STRATEGI
BAB IV TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN
4.1 Target Kinerja
4.2 Kerangka Pendanaan
BAB V PENUTUP
57
Lampiran 5. Format Perjanjian Kinerja (PK)
Nama : ……………………………………………………………….........
Jabatan : ……………………………………………………………….........
Selanjutnya disebut Pihak Pertama,
Nama : ……………………………………………………………….........
Jabatan : ……………………………………………………………….........
Selanjutnya disebut Pihak Kedua,
Pihak Pertama pada tahun 20xx ini berjanji akan mewujudkan target kinerja
tahunan sesuai lampiran perjanjian ini dalam rangka mencapai target kinerja
jangka menengah seperti yang telah ditetapkan dalam dokumen
perencanaan. Keberhasilan dan kegagalan pencapaian target kinerja
tersebut menjadi tanggung jawab pihak pertama.
ttd. ttd.
NAMA NAMA
58
FORMULIR PERJANJIAN KINERJA
TINGKAT UNIT ORGANISASI ESELON.....
KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN
KEAMANAN
Unit Organisasi : ……………………………………………………………….
Tahun Anggaran : ……………………………………………………………….
ttd. ttd.
NAMA NAMA
59
Lampiran 6. Format Dokumen Manual Perjanjian Kinerja (PK)
DOKUMEN MANUAL
PERJANJIAN KINERJA TAHUN 20XX
DEPUTI BIDANG KOORDINASI…………………………………………
Sasaran Strategis 1
Indikator Kinerja 1
Definisi
Sumber Data
Cara Menghitung
Indikator Kinerja 2
Definisi
Sumber Data
Cara Menghitung
Indikator Kinerja 3
Definisi
Sumber Data
Cara Menghitung
Sasaran Strategis 2
Indikator Kinerja 1
Definisi
Sumber Data
Cara Menghitung
Indikator Kinerja 2
Definisi
Sumber Data
Cara Menghitung
60
Lampiran 7. Format Rencana Aksi (Renaksi)
RENCANA AKSI
TAHUN 20XX
Rencana Aksi
Indikator
Sasaran
Kinerja Target Satuan Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV
Program
Program % Uraian % Uraian % Uraian % Uraian
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
ttd.
Nama
NIP/NRP
61
Lampiran 8. Format Laporan Kinerja (LAKIN)
KATA PENGANTAR
IKHTISAR EKSEKUTIF
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PERENCANAAN KINERJA TAHUN 20XX
2.1 Visi dan Misi
2.2 Tujuan dan Sasaran
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
3.1 Capaian Kinerja
3.2 Aspek Keuangan
BAB IV PENUTUP
LAMPIRAN
62
Lampiran 9. Format Laporan Tahapan Kegiatan Identifikasi Masalah
KEGIATAN ……..…………………………………..
TAHUN 20XX
1. PENDAHULUAN
2. PERMASALAHAN
3. ISU STRATEGIS
A. Isu Strategis 1
B. Isu Strategis 2
C. Dst.…
4. MANFAAT
A. Isu Strategis 1
B. Isu Strategis 2
C. Dst.…
5. RUMUSAN SUB ISU
A. Isu Strategis 1
B. Isu Strategis 2
C. Dst.…
6. AGENDA SETTING
A. Isu Strategis 1
B. Isu Strategis 2
C. Dst.…
7. PENUTUP
63
Lampiran 10. Format Laporan Tahapan Kegiatan Analisis Kebijakan
KEGIATAN ……..…………………………………..
TAHUN 20XX
1. PENDAHULUAN
2. PERMASALAHAN
3. ANALISIS
A. SUB ISU PRIORITAS
a) Sub Isu 1
b) Sub Isu 2
c) Dst.…
B. SINKRONISASI REGULASI
a) Sub Isu 1
b) Sub Isu 2
c) Dst.…
4. MANFAAT
A. Sub Isu 1
B. Sub Isu 2
C. Dst.…
5. METODE
A. Sub Isu 1
B. Sub Isu 2
C. Dst.…
6. PENUTUP
64
Lampiran 11. Format Laporan Tahapan Kegiatan Penyusunan Rekomendasi
Kebijakan
KEGIATAN ……..…………………………………..
TAHUN 20XX
1. PENDAHULUAN
2. PERMASALAHAN
3. REKOMENDASI KEBIJAKAN
A. Rekomendasi Kebijakan 1
a) Metode
b) Stakeholder
c) Langkah Strategis
d) Ukuran Keberhasilan
B. Rekomendasi Kebijakan 2
a) Metode
b) Stakeholder
c) Langkah Strategis
d) Ukuran Keberhasilan
C. Rekomendasi Kebijakan dst….
a) Metode
b) Stakeholder
c) Langkah Strategis
d) Ukuran Keberhasilan
4. PENUTUP
65
Lampiran 12. Format Laporan Tahapan Kegiatan Tindaklanjut Rekomendasi
Kebijakan
KEGIATAN ……..…………………………………..
TAHUN 20XX
1. PENDAHULUAN
2. PERMASALAHAN
3. TINDAKLANJUT REKOMENDASI KEBIJAKAN
A. Rekomendasi Kebijakan 1
a) Timeline
b) Rencana Aksi
c) Manfaat
d) Evaluasi
B. Rekomendasi Kebijakan 2
a) Timeline
b) Rencana Aksi
c) Manfaat
d) Evaluasi
C. Rekomendasi Kebijakan dst….
a) Timeline
b) Rencana Aksi
c) Manfaat
d) Evaluasi
4. PENUTUP
66
Lampiran 13. Format Term of Reference (TOR)
Kementerian/Lembaga : ……………………………………
Unit Eselon I : ……………………………………
Program : ……………………………………
Hasil (Outcome) : ……………………………………
Unit Eselon II : ……………………………………
Kegiatan : ……………………………………
Keluaran (Output) : ……………………………………
Volume Keluaran (Output) : ……………………………………
Satuan Ukur Keluaran (Output) : ……………………………………
A. Latar Belakang
1. Dasar Hukum
2. Gambaran Umum
B. Penerima Manfaat
C. Strategi Pencapaian Keluaran
1. Metode Pelaksanaan
2. Tahapan dan Waktu Pelaksanaan
D. Waktu Pencapaian Keluaran
E. Biaya Yang Diperlukan
F. Rencana Penarikan Dana
ttd.
Nama
NIP/NRP
67
Lampiran 14. Format Rincian Anggaran Belanja (RAB)
5xxxxx
05x
X
5xxxxx
5xxxxx
ttd.
Nama
68
Lampiran 15. Daftar Mata Anggaran Keluaran (MAK) Kemenko Polhukam
A. Belanja Pegawai
69
511126 Belanja Tunjangan Beras PNS Digunakan untuk mencatat
pengeluaran pembayaran tunjangan
beras berbentuk uang maupun natura.
511129 Belanja Uang Makan PNS 1. Digunakan untuk mencatat
pengeluaran pembayaran
tunjangan uang makan PNS.
Dirinci sesuai jumlah PNS
berdasarkan golongan/hari;
2. Uang makan diberikan sebanyak
jumlah kehadiran pegawai pada
hari kerja;
3. Sesuai dengan PMK Nomor
72/PMK.05/2016 tentang Uang
Makan Bagai Aparatur Sipil
Negara.
51115 Belanja Tunjangan-tunjangan
IV PNS
511151 Belanja Tunjangan Umum PNS Digunakan untuk mencatat
pembayaran tunjangan
umum/tambahan tunjangan umum
PNS, termasuk PNS TNI/Polri sesuai
Peraturan Presiden No. 12 Tahun
2006.
5115 Belanja Gaji dan Tunjangan
Pegawai Non PNS
51151 Belanja Gaji dan Tunjangan
Pegawai Non PNS
511512 Belanja Tunjangan Pegawai Digunakan untuk mencatat
Non PNS pembayaran tunjangan Pegawai Non
PNS pada Lembaga/Komisi.
512 Belanja
Honorarium/Lembur/Tunjangan
70
Khusus dan Belanja Pegawai
Transito
5121 Belanja Honorarium
51211 Belanja Honorarium
512111 Belanja Uang Honor Tetap Digunakan untuk pembayaran honor
tetap, termasuk honor Pegawai
honorer yang akan diangkat menjadi
Pegawai dalam rangka mendukung
Tugas Pokok dan Fungsi unit
organisasi yang bersangkutan.
512211 Belanja Uang Lembur 1. Digunakan untuk mencatat
pembayaran uang lembur
termasuk uang makan yang
dibayarkan dalam rangka lembur;
2. Dialokasikan sebesar estimasi
jumlah pegawai yang
melaksanakan lembur dan jumlah
jam lembur dengan besaran per
golongan pegawai mengacu
kepada nilai SBM;
3. Pembayaran uang lembur dan
uang makan lembur harus dapat
dibuktikan dengan adanya Surat
Perintah Kerja Lembur (SPKL) dari
atasan yang berwenang;
4. Uang makan lembur diberikan
setelah bekerja lembur paling
kurang 2 jam berturut-turut.
5124 Belanja Tunjangan Khusus &
Belanja Pegawai Transito
51241 Belanja Tunjangan Khusus &
Belanja Pegawai Transito
71
512411 Belanja Pegawai (Tunjangan 1. Digunakan untuk mencatat
Khusus/Kegiatan/Kinerja) pembayaran tunjangan
khusus/kegiatan/kinerja dan
pembiayaan kepegawaian lainnya
dalam negeri sesuai dengan
ketentuan yang berlaku;
2. Besaran per kelas jabatan
disesuaikan dengan ketentuan
yang berlaku.
B. Belanja Barang
72
cleaning service, sopir, tenaga
lepas (yang dipekerjakan secara
kontraktual), telex, internet,
komunikasi khusus diplomat,
pengurusan penggantian sertifikat
tanah yang hilang, pembayaran;
3. Pengeluaran untuk membiayai
pengadaan/penggantian inventaris
yang berhubungan dengan
penyelenggaraan administrasi
kantor/satker di bawah nilai
kapitalisasi.
521113 Belanja Penambah Daya Digunakan untuk mencatat membiayai
Tahan Tubuh pengadaan bahan
makanan/minuman/obat-obatan yang
diperlukan dalam menunjang
pelaksanaan kegiatan operasional
kepada pegawai.
521114 Belanja Pengiriman Surat Digunakan untuk mencatat membiayai
Dinas Pos Surat pengiriman surat menyurat dalam
rangka kedinasan yang dibayarkan
oleh Kementerian Negara/Lembaga.
521115 Belanja Honor Operasional 1. Honor tidak tetap yang digunakan
Satuan Kerja untuk kegiatan yang terkait dengan
operasional kegiatan satuan kerja
seperti:
- honor pejabat kuasa pengguna
anggaran
- honor pejabat pembuat
komitmen
- honor pejabat penguji SPP dan
penanda tangan SPM
73
- honor bendahara
pengeluaran/pemegang uang
muka
- honor staf pengelola keuangan
- honor Pengelola PNBP (honor
atasan langsung, bendahara
dan sekretariat),
- honor pengelola satuan kerja
(yang mengelola gaji pada
Kementerian Pertahanan)
- honor Tim SAI (Pengelola SAK
dan SIMAKBMN).
2. Honor Operasional Satuan Kerja
merupakan honor yang menunjang
kegiatan operasional yang
bersangkutan dan pembayaran
honornya dilakukan secara terus
menerus dari awal sampai dengan
akhir tahun anggaran.
521119 Belanja Barang Operasional 1. Digunakan untuk mencatat
Lainnya membiayai pengadaan barang
yang tidak dapat ditampung dalam
mata anggaran 521111, 521112,
521113, 521114, 521115 dalam
rangka kegiatan operasional satker
dan tidak menghasilkan barang
persediaan;
2. Belanja Barang Operasional
Lainnya dapat digunakan untuk
belanja bantuan transport dalam
kota, dalam rangka kegiatan
operasional satker.
74
3. Pengeluaran untuk biaya e-toll
pada kendaraan operasional
Satker, pengadaan kartu pass
bandara (dengan catatan
sepanjang telah memenuhi
ketentuan penganggaran dan
pelaksanaan anggaran).
5212 Belanja Barang Non
Operasional
52121 Belanja Barang Non
Operasional
521211 Belanja Bahan 1. Digunakan untuk mencatat
pengeluaran yang digunakan untuk
pembayaran biaya bahan
pendukung kegiatan (yang habis
pakai) seperti:
- Konsumsi/bahan makanan
- Dokumentasi
- Spanduk
- Biaya fotokopi
- Seminar kit
2. Digunakan untuk mencatat
pengeluaran yang diperlukan
dalam pelaksanaan kegiatan non
operasional seperti:
- Pameran
- Seminar
- Sosialisasi
- Rapat
- Diseminasi
3. Digunakan untuk mencatat
pengeluaran yang terkait langsung
dengan output suatu kegiatan dan
75
tidak menghasilkan barang
persediaan.
521213 Honor Output Kegiatan 1. Honor tidak tetap yang dibayarkan
kepada pegawai yang
melaksanakan kegiatan dan terkait
dengan output seperti :
- Honor untuk Pelaksana
Kegiatan Penelitian
- Honor penyuluh non PNS
- Honor Tim Pelaksana Kegiatan
(pengarah, penanggung jawab,
koordinator, ketua, sekretaris,
anggota dan staf sekretariat)
- Honor Pejabat Pengadaan
Barang/Jasa
- Honor Panitia Pengadaan
Barang/Jasa
- Honor Panitia Pemeriksa
Penerima Barang/Jasa, untuk
pengadaan yang tidak
menghasilkan Aset Tetap/Aset
Lainnya
2. Honor Output Kegiatan dapat
digunakan untuk biaya honor yang
timbul sehubungan dengan/dalam
rangka penyerahan barang kepada
masyarakat;
3. Honor Output Kegiatan merupakan
honor yang dibayarkan atas
pelaksanaan kegiatan yang
insidental dan dapat dibayarkan
tidak terus menerus dalam satu
tahun;
76
4. Pembayaran honor output kegiatan
dilaksanakan berdasarkan Surat
Keputusan pejabat yang
berwenang/Kuasa Pengguna
Anggaran Satker;
5. Pembayaran Honorarium Panitia
sesuai dengan SBM, jumlah panitia
yang dapat diberikan honorarium
maksimal 10% dari jumlah peserta.
Dalam hal jumlah peserta kurang
dari 40 orang, jumlah panitia yang
dapat diberikan honorarium paling
banyak 4 orang.
521219 Belanja Barang Non 1. Digunakan untuk pengeluaran yang
Operasional Lainnya tidak dapat ditampung dalam
kelompok Akun Belanja Barang
Non Operasional (521211, 521212,
521213, 521214);
2. Belanja Barang Non Operasional
Lainnya dapat digunakan untuk
biaya-biaya Crash Program
(belanja yang diperuntukkan
bantuan pemerintah);
3. Belanja Barang Non Operasional
Lainnya dapat digunakan untuk
pemberian beasiswa kepada
pegawai di lingkup K/L atau di
lingkup satker;
4. Belanja Barang Non Operasional
Lainnya tidak menghasilkan barang
persediaan.
5218 Belanja Barang Persediaan
77
52181 Belanja Barang untuk
Persediaan
521811 Belanja Barang Persediaan Digunakan untuk mencatat belanja
Barang Konsumsi barang yang menghasilkan
persediaan berupa barang konsumsi,
seperti :
- ATK
- Bahan cetakan
- Alat-alat rumah tangga
- dll.
C. Belanja Jasa
78
pembayaran tagihan langganan daya
dan jasa lainnya
522121 Belanja Jasa Pos dan Giro Digunakan untuk pembayaran jasa
perbendaharaan yang telah
dilaksanakan oleh kantor pos di
seluruh Indonesia.
522131 Belanja Jasa Konsultan 1. Digunakan untuk pembayaran jasa
konsultan secara kontraktual
termasuk jasa pengacara yang
outputnya tidak menghasilkan Aset
Lainnya;
2. Jasa konsultasi adalah jasa
layanan profesional yang
membutuhkan keahlian tertentu di
berbagai bidang keilmuan yang
mengutamakan adanya olah pikir
(brainware).
522141 Belanja Sewa 1. Digunakan untuk pembayaran
sewa (misalnya sewa
kantor/gedung/ruangan, sewa
kendaraan, sewa mesin fotokopi,
dll.);
2. Ketentuan mengenai besaran
satuan biaya sewa mengacu
kepada SBM.
522151 Belanja Jasa Profesi 1. Belanja untuk pembayaran
honorarium narasumber yang
diberikan kepada pegawai
negeri/non pegawai negeri sebagai
narasumber, pembicara, praktisi,
pakar yang memberikan
informasi/pengetahuan kepada
79
pegawai negeri
lainnya/masyarakat;
2. Honorarium narasumber pegawai
negeri dapat diberikan dengan
ketentuan:
- berasal dari luar lingkup unit
eselon I penyelenggara
- berasal dari lingkup unit eselon
I penyelenggara sepanjang
peserta yang menjadi sasaran
utama kegiatan berasal dari
luar lingkup unit eselon I
berkenaan/masyarakat.
3. Honorarium narasumber Pegawai
Negeri dapat diberikan mengacu
pada ketentuan tentang standar
biaya (SBM).
522191 Belanja Jasa Lainnya 1. Digunakan untuk pembayaran jasa
yang tidak bisa ditampung pada
kelompok akun 52211, 52212,
52213, 52214, dan 52215;
2. Jasa lainnya adalah jasa yang
membutuhkan kemampuan tertentu
yang mengutamakan keterampilan
(skillware) dalam suatu sistem tata
kelola yang telah dikenal luas di
dunia usaha untuk menyelesaikan
suatu pekerjaan atau segala
pekerjaan dan/atau penyediaan
jasa selain jasa konsultasi,
pelaksanaan pekerjaan konstruksi
dan pengadaan barang.
80
D. Belanja Pemeliharaan
81
Mahkamah Agung/ Ketua
Pengadilan Negeri/ Pengadilan
Tinggi/ Kejaksaan Agung/
Kejaksaan Tinggi/ Kejaksaan
Negeri/ Pimpinan/ Ketua
Lembaga Non Kementerian
termasuk TNI/ Polri
- Aula yang pisah dengan Gedung
Kantor/Gedung Kesenian, Art
Center/ Gedung Museum beserta
isinya termasuk taman, pagar
agar berada dalam kondisi
normal.
523121 Belanja Pemeliharaan Digunakan untuk mencatat
Peralatan dan Mesin pemeliharaan/perbaikan untuk
mempertahankan peralatan dan mesin
agar berada dalam kondisi normal
yang tidak memenuhi syarat kriteria
kapitalisasi aset tetap peralatan dan
mesin seperti :
- Biaya pemeliharaan/ servis
kendaraan dinas operasional
roda 2 dan roda 4 termasuk
pembelian bahan bakar
- Biaya pemeliharaan AC/
komputer/ Mesin fotokopi
- Biaya Pengurusan STNK
- Khusus kendaraan dinas sewa
hanya diperuntukkan untuk
pembelian bahan bakar
- Biaya Pemeliharaan tidak
diperuntukkan untuk kendaraan
yang rusak berat
82
523133 Belanja Biaya Pemeliharaan Digunakan untuk mencatat
Jaringan pemeliharaan/perbaikan untuk
mempertahankan jaringan agar
berada dalam
kondisi normal yang tidak memenuhi
kriteria kapitalisasi jaringan.
83
penguji kesehatan pegawai
negeri
- Mengikuti pendidikan setara
Diploma/S1/S2/S3
- Mengikuti diklat
- Pelaksanaan tugas dan fungsi
yang tidak dalam rangka
mengikuti meeting
524113 Belanja Perjalanan Dinas 1. Digunakan untuk mencatat
Dalam Kota perjalanan dinas yang
dilaksanakan di dalam kota sesuai
dengan PMK yang mengatur
mengenai perjalanan dinas dalam
negeri bagi pejabat negara,
pegawai negeri, dan pegawai tidak
tetap.
2. Perjalanan dinas jabatan yang
dilaksanakan di dalam kota
meliputi:
- Pelaksanaan tugas dan fungsi
yang melekat pada jabatan
- Pengumandahan/detasering
(penugasan sementara)
- Menempuh ujian dinas/ujian
jabatan
- Menghadap majelis penguji
kesehatan pegawai negeri atau
menghadap seorang dokter
penguji kesehatan
- Memperoleh pengobatan
- Mendapatkan pengobatan
berdasarkan keputusan majelis
84
penguji kesehatan pegawai
negeri
- Mengikuti pendidikan setara
Diploma/S1/S2/S3
- Mengikuti diklat/ sosialisasi
yang dilaksanakan di dalam
kota
3. Biaya di dalamnya adalah uang
transport dalam kota dan uang
harian dengan besaran mengacu
pada SBM
524114 Belanja Perjalanan Dinas 1. Digunakan untuk mencatat
Paket Meeting Dalam Kota perjalanan dinas dalam rangka
kegiatan rapat, seminar, dan
sejenisnya yang dilaksanakan di
dalam kota satker penyelenggara,
di dalam kantor dan di biayai
seluruhnya oleh satker
penyelenggara, serta yang di
laksanakan di dalam kota satker
peserta dengan biaya perjalanan
dinas yang ditanggung oleh satker
peserta, meliputi:
- Biaya transportasi peserta,
panitia/moderator, dan/atau
narasumber baik yang berasal
dari dalam kota maupun luar
kota;
- Biaya paket meeting
(halfday/fullday/fullboard);
- Uang saku peserta,
panitia/moderator, dan/atau
narasumber baik yang berasal
85
dari dalam kota maupun luar
kota termasuk uang saku rapat
dalam kantor di luar jam kerja;
- Uang harian dan/atau biaya
penginapan peserta,
panitia/moderator, dan/atau
narasumber yang mengalami
kesulitan transportasi.
2. Besaran nilai biaya paket meeting,
uang transport, uang saku, dan
uang harian mengikuti ketentuan
yang mengatur mengenai standar
biaya tahun berkenaan.
524119 Belanja Perjalanan Dinas 1. Digunakan untuk mencatat
Paket Meeting Luar Kota perjalanan dinas dalam rangka
kegiatan rapat, seminar, dan
sejenisnya yang dilaksanakan di
luar kota satker penyelenggara dan
di biayai seluruhnya oleh satker
penyelenggara, serta yang
dilaksanakan di luar kota satker
peserta di biayai perjalanan dinas
yang di tanggung oleh satker
peserta meliputi:
- Biaya transportasi peserta,
panitia/moderator, dan/atau
narasumber baik yang berasal
dari dalam kota maupun luar
kota;
- Biaya paket meeting (fullboard)
- Uang saku peserta,
panitia/moderator, dan/atau
narasumber baik yang berasal
86
dari dalam kota maupun luar
kota;
- Uang harian dan/atau biaya
penginapan peserta,
panitia/moderator, dan/atau
narasumber yang mengalami
kesulitan transportasi.
2. Besaran nilai biaya paket meeting,
uang transport, uang saku, dan
uang harian mengikuti ketentuan
yang mengatur mengenai standar
biaya tahun berkenaan.
524211 Belanja Perjalanan Dinas Digunakan untuk mencatat perjalanan
Biasa – Luar Negeri dinas seperti perjalanan dalam rangka
pembinaan/konsultasi,
perjalanan dinas dalam rangka
pengawasan/pemeriksaan, mutasi
pegawai, mutasi pensiun, pengiriman
jenazah untuk kepentingan dinas di /
ke luar negeri.
524219 Belanja Perjalanan Lainnya – Digunakan untuk mencatat perjalanan
Luar Negeri lainnya dalam rangka pendukung
kegiatan kementerian negara/lembaga
yang tidak tertampung di dalam pos
belanja perjalanan biasa dan tetap
antara lain biaya perjalanan teknis
operasional kegiatan bagi kedutaan
besar atau atase di luar negeri.
87
532 Belanja Modal Peralatan dan
Mesin
53211 Belanja Modal Peralatan dan
Mesin
532111 Belanja Modal Peralatan dan Digunakan untuk mencatat pengadaan
Mesin peralatan dan mesin yang digunakan
dalam pelaksanaan kegiatan antara
lain biaya pembelian, biaya
pengangkutan, biaya instalasi, serta
biaya langsung lainnya untuk
memperoleh dan mempersiapkan
sampai peralatan dan mesin tersebut
siap digunakan.
532117 Belanja Modal Pemasangan Digunakan untuk mencatat
Peralatan dan Mesin pembayaran biaya pemasangan dan
instalasi pada saat pengadaan
peralatan dan mesin secara swakelola
sampai dengan peralatan dan mesin
tersebut siap digunakan.
88
masa yang akan datang dalam bentuk
peningkatan kapasitas, produksi atau
peningkatan standar kinerja; dan
memenuhi batasan minimum
kapitalisasi sesuai dengan peraturan
menteri keuangan yang mengatur
batasan minimum kapitalisasi.
89
4. Belanja Modal Lainnya dapat
digunakan untuk pembangunan
aset tetap renovasi yang akan
diserahkan kepada entitas lain dan
masih di lingkungan pemerintah
pusat;
5. Untuk Aset Tetap Renovasi yang
nantinya akan diserahkan kepada
entitas lain berupa Gedung dan
Bangunan mengikuti ketentuan
batasan minimal kapitalisasi;
6. Termasuk dalam belanja modal
lainnya: pengadaan/pembelian
barang-barang kesenian, dan
koleksi perpustakaan.
90
internet untuk ASN dan Anggota
Polri/TNI;
- Biaya karantina/isolasi mandiri
instansi pemerintah untuk
penanganan COVID-19;
- Pengadaan masker/hand sanitizer
diperuntukkan bagi kegiatan
tertentu, termasuk yang
dilaksanakan dalam rangka
mendukung operasional kantor
agar dapat berjalan dengan baik
dan mendukung pelayanan serta
tidak memenuhi kriteria Aset
Tetap Peralatan dan
Mesin/Persediaan;
- Pengeluaran biaya penyemprotan
desinfektan di area kantor dan
sekitarnya yang dilaksanakan
swakelola;
- Pengadaan thermogun/
thermometer infared yang
memiliki masa manfaat lebih dari
satu tahun dan nilainya tidak
memenuhi satuan minimum
kapitalisasi Peralatan dan Mesin;
- Pengadaan bilik desinfektan non
permanen yang tidak memenuhi
kriteria sebagai suatu Aset Tetap;
- Pengadaan lisensi aplikasi video
conference sampai 1 tahun;
- Pembelian vitamin dan penambah
daya tahan tubuh.
91
52184 Belanja Barang Persediaan -
Darurat Bencana
521841 Belanja Barang Persediaan - Digunakan untuk mencatat
Penanganan Pandemi COVID- Belanja Barang yang menghasilkan
19 persediaan sebagaimana diatur
dalam Peraturan Menteri Keuangan
mengenai pelaksanaan kebijakan
keuangan negara untuk penanganan
COVID-19 dan/atau menghadapi
ancaman yang membahayakan
perekonomian nasional dan/atau
stabilitas sistem keuangan. Contoh
penggunaan akun :
- Pengadaan masker/hand sanitizer,
APD/Alat Uji Medis/Rapid Test, dan
sejenisnya yang diniatkan sebagai
persediaan.
Belanja Pemeliharaan Gedung
52311
dan Bangunan
523114 Belanja Pemeliharaan Gedung Digunakan untuk mencatat Belanja
dan Bangunan Penanganan Pemeliharaan Gedung dan Bangunan
Pandemi COVID-19 sebagaimana diatur dalam Peraturan
Menteri Keuangan mengenai
pelaksanaan
kebijakan keuangan negara untuk
penanganan COVID-19 dan/atau
menghadapi ancaman yang
membahayakan perekonomian
nasional dan/atau stabilitas sistem
keuangan. Contoh penggunaan akun:
- Pengadaan/pembangunan
tempat cuci tangan portabel
maupun permanen.
92
53211 Belanja Modal Peralatan dan
Mesin
532119 Belanja Modal Peralatan dan Digunakan untuk mencatat pengadaan
Mesin – Penanganan Pandemi peralatan dan mesin yang digunakan
COVID-19 dalam pelaksanaan kegiatan antara
lain biaya pembelian, biaya
pengangkutan, biaya instalasi, serta
biaya langsung lainnya untuk
memperoleh dan mempersiapkan
sampai peralatan dan mesin tersebut
siap digunakan sesuai Peraturan
Menteri Keuangan mengenai
pelaksanaan kebijakan keuangan
negara untuk penanganan COVID-19
dan/atau menghadapi ancaman yang
membahayakan perekonomian
nasional dan/atau stabilitas sistem
keuangan. Contoh penggunaan akun:
- Pengadaan alat kesehatan (yang
memenuhi kriteria Aset Tetap
Peralatan dan Mesin);
- Pengadaan thermogun/
thermometer infrared yang
memiliki masa manfaat lebih dari
satu tahun dan nilainya
memenuhi satuan minimum
kapitalisasi Peralatan dan mesin;
- Pengadaan bilik desinfektan
permanen/portabel yang dapat
dikenali dan memenuhi kriteria
sebagai suatu Aset Tetap
Peralatan dan Mesin.
93