Anda di halaman 1dari 3

Nama : Ratna Sukmawati

Kelas : I A
NIM : PO7120222033

A. Persepsi
1. Pengertian Persepsi
a. Menurut Matlin (1998), persepsi adalah proses aplikasi pengetahuan sebelumnya untuk
memperoleh/mengumpulkan dan menginterpretasikan stimulus yang ditangkap panca indera
(sensory register).
b. Menurut Davidoff (1981), persepsi adalah stimulus yang diterima indera oleh individu di
organisasikan, kemudian diinterpretasikan sehingga individu menyadari, mengerti apa yang
diindera.

2. Proses Persepsi
Walgito (dalam Hamka, 2002) menyatakan bahwa tahap-tahap persepsi antara lain:
a. Tahap pertama
Merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses kealaman atau proses fisik, merupakan proses
ditangkapnya suatu stimulus oleh alat indera manusia.
b. Tahap kedua
Merupakan tahap yang dikenal dengan proses fisiologis, merupakan proses diteruskannya stimulus
yang diterima oleh reseptor (alat indera) melalui saraf-saraf sensoris.
c. Tahap ketiga
Merupakan tahap yang dikenal dengan proses psikologik, merupakan proses timbulnya kesadaran
individu tentang stimulus yang diterima reseptor.
d. Tahap keempat
Merupakan hasil yang diperoleh dari proses persepsi yaitu berupa tanggapan dan perilaku.
3. Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi
Menurut David Krech dan Ricard Crutfield dalam Jalaludin Rahmat (2003:55) membagi
faktor-faktor yang menentukan persepsi dibagi menjadi 2 yaitu:
a. Faktor Fungsional
Faktor Fungsional adalah faktor yang berasal dari kebutuhan, pengalaman masa lalu dan hal-hal
lain yang kita sebut sebagai faktor personal. Faktor fungsional yang menentukan persepsi adalah
obyek-obyek yang memenuhi tujuan individu yang melakukan persepsi.

b. Faktor Struktural
Faktor Struktural adalah faktor-faktor yang berasal dari sifat stimulus fisik terhadap efek-efek
syarat yang ditimbulkan pada sistem saraf individu.

B. Motivasi
1. Pengertian Motivasi
a. Menurut Wahjosumidjo (1987), motivasi adalah semua hal verbal, fisik atau psikologis yang
membuat seseorang melakukan sesuatu dengan respon dan juga merupakan proses psikologis yang
mencerminkan interaksi antara sikap, kebutuhan, persepsi, dan keputusan yang terjadi pada diri
seseorang.
b. Menurut Herlina, adalah kekuatan, tanaga, keadaan yang komplek, kesiapsediaan dalam diri
individu dalam bergerak (motion) ke arah tujuan tertentu, baik disadari atau pun tidak disadari.

2. Proses Motivasi
a. Tahap pertama, keadaan yang mendorong, yang biasa disebut drive. Istilah drive sering digunakan
saat keadaan motif memiliki dasar biologis atau fisiologis. Drive dipandang sebagai pendorong
seseorang untuk bertindak. Drive dapat muncul bila organisme kekurangan sesuatu atau memiliki
kebutuhan. Drive juga bisa muncul bila ada stimulus dari lingkungan.
b. Tahap kedua, tingkah laku, yang ditimbulkan oleh karena adanya Drive. Sebagai contoh rasa lapar
mendorong manusia untuk mencari makanan. Cepat atau lambat, bila tingkah laku itu berhasil,
maka kebutuhan maupun drive akan berkurang. Dengan perkataan lain, tingkah laku pencarian
makanan oleh manusia, merupakan alat untuk mendapatkan makanan dan mengurangi dorongan
lapar.
c. Tahap ketiga, tingkah laku manusia diarahkan pada tahap ketiga dari siklus motifasional, yaitu
mencapai tujuan. Contoh siklus motivasi ini adalah pada rasa haus. Kekurangan air pada tubuh
menimbulkan kebutuhan dan dorongan (tahap I), memunculkan tingkah laku mencari air minum
(tahap II), yang merupakan tujuan (tahap III). Minum meredakan kebutuhan air dalam tubuh
sehingga rasa haus terpuaskan, dan siklus motifasional berhenti. Tetapi dengan segera kebutuhan
akan air timbul kembali, maka manusia akan memulai kembali siklus motifasionalnya.

3. Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi


Menurut Porter dan Miles, ada 3 faktor utama yang berpengaruh pada motivasi antara lain :
a. Ciri-ciri pribadi seseorang.
b. Tingkat dan jenis pekerjaan.
c. Lingkungan kerja.

Anda mungkin juga menyukai