Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PRESEPSI DAN MOTIVASI

KELOMPOK 5
1.ALNI RAMADHANI ALSART.A (2317103)
2. SRI INDAH AGUSTINA (2317142)
3. SITI YUNIWARDHANI PUTRI (2317141)
4. INCE TRI RIDVANI APRIANTI (2317115)
5.PUTRI HANDAYANI (2317136)
6.MUTIARA (2317125)
7.FIRDA (2317112)
8.NURDINI (2317130)

D3-KEPERAWATAN
AKPERMAPPAOUDANG MAKASSAR
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..........................................................................................

PENDAHULUAN.................................................................................
LATAR BELAKANG...........................................................................
RUMUSAN MASALAH.....................................................................

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................
MOTIVASI.........................................................................................
PERSEPSI..........................................................................................

PENUTUP.........................................................................................
KESIMPULAN..................................................................................

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Motivasi adalah sebuah kemampuan kita untuk memotivasi diri kita tanpa memerlukan
bantuan orang lain. Memotivasi diri adalah proses menghilangkan faktor yang melemahkan
dorongan kita. Rasa tidak berdaya dihilangkan menjadi pribadi yang lebih percaya diri.
Sementara harapan dimunculkan kembali dengan membangun keyakinan bahwa apa yang
diinginkan bisa kita capai.

Persepsi merupakan proses yang menggabungkan dan mengorganisir data-data indera kita
untuk dikembangkan sedemikian rupa sehingga kita dapat menyadari di sekeliling kita,
termasuk sadar dengan diri kita sendiri. Sedangkan motivasi juga merupakan kekuatan yang
mendorong dan mengarahkan keberhasilan perilaku yang tetap ke arah tujuan tertentu.

Manusia adalah makhluk yang dilahirkan paling sempurna. Manusia memiliki kemampuan
kognitif untuk memproses informasi yang diperoleh dari lingkungan di sekelilingnya melalui
indera yang dimilikinya, membuat persepsi terhadap apa yang dilihat atau dirabanya, serta
berfikir untuk memutuskan apa yang hendak dilakukan untuk mengatasi keadaan yang
dihadapinya. Hal-hal yang dapat mempengaruhi kemampuan kognitif pada manusia meliputi
tingkat intelegensi, kondisi fisik, serta kecepatan sistem pemrosesan informasi terganggu,
maka akan berpengaruh pada reaksi manusia dalam mengatasi berbagai kondisi yang
dihadapi.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian motivasi?

2. Apa pengertian persepsi?


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Motivasi
Merupakan dorongan, dari bahasa Latin “Movere” yang berarti mendorong atau
menggerakan, sehingga seseorang berprilaku, beraktivitas dalam pencapaian tujuan.
Motivasi bersifat alami dan sebagai kebutuhan menurut Maslow sesuai dengan
teorinya tentang kebutuhan manusia ini akan sangat mempengaruhi dorongan atau
motivasi seseorang, misalnya: “Seseorang sarapan pagi, berarti individu tersebut
berperilaku dalam memenuhi kebutuhan dasar atau kebutuhan biologis. Oleh karena
itu motivasi sering disebut penggerak perilaku atau “the energizer of behaviour”.

Motivasi adalah penentu atau determinan perilaku, suatu konstruk teoritis


mengenai terjadinya prilaku.

Menurut para tokoh :


1. Menurut Wahjosumidjo (1987), motivasi adalah semua hal verbal, fisik atau
psikologis yang membuat seseorang melakukan sesuatu dengan respon dan juga
merupakan proses psikologis yang mencerminkan interaksi antara sikap, kebutuhan,
persepsi, dan keputusan yang terjadi pada diri seseorang.
2. Menurut Herlina, adalah kekuatan, tanaga, keadaan yang komplek, kesiapsediaan
dalam diri individu dalam bergerak (motion) ke arah tujuan tertentu, baik disadari
atau pun tidak disadari.
Ada tiga aspek dalam motivasi, yaitu :
1. Keadaan yang mendorong, yang ada dalam organisme, yang muncul karena adanya
kebutuhan tubuh, stimulus lingkungan, atau kejadian mental seperti berpikir dan
ingatan
2. Tingkah laku, yang dibangkitkan dan diarahkan oleh keadaan tadi.
3. Tujuan yang menjadi arah dari tingkah laku. Jadi motif membangkitkan tingkah
laku dan mengarahkannya pada tujuan yang sesuai.
B. Ciri-ciri motivasi dalam perilaku
1. Pergerakan perilaku menggejala dalam bentuk tanggapan-tanggapan yang
bervariasi.
2. Kekuatan dan efisiensi perilaku mempunyai hubungan yang bervariasi dengan
kekuatan determinan.
3. Motivasi mengarahkan perilaku kepada tujuan tertentu
4. Penguatan positif atau positive reinforcement menyebabkan suatu perilaku tertentu
cenderung untuk diulangi kembali
5. Kekuatan prilaku akan melemah bila akibat dari perbuatan itu bersifat tidak enak
C. Bentuk-Bentuk Motivasi
1. Motivasi Instrinsik atau motivasi yang datangnya dari dalam diri sendiri “Saya
ingin lulus dari D3 Keperawatan, maka muncul dorongan dari dalam dirinya untuk
belajar dua kali lebih giat daripada waktu masih di SMU.” takut dimarahin orang lain,
takut kehilangan sayang dari kekasih, dll
2. Motivasi Ekstrinsik atau motivasi yang datang dari luar individu “Karena melihat
kedua orang tua banting tulang mencari uang untuk membiayai sekolahnya, maka
muncul motivasi untuk giat belajar dan lebih cepat selesai pendidikan.”
3. Motivasi terdesak, yaitu motivasi yang muncul dalam kondisi terjepit dan
munculnya serentak cepat sekali pada prilaku seseorang
4. Motivasi yang berhubungan dengan ideology politik, ekonomi, sosial budaya dan
Hankam yang sering menonjol adalah motivasi sosial karena individu memang
mahluk sosial. “Motivasi untuk bergabung dengan kelompok sukarelawan yang ada,
dengan adanya kerusuhan yang menimbulkan korban jiwa, ingin membantu
meringankan beban orang lain.”
D. Proses Motivasi
1. Tahap pertama, keadaan yang mendorong, yang biasa disebut drive. Istilah drive
sering digunakan saat keadaan motif memiliki dasar biologis atau fisiologis. Drive
dapat muncul bila organisme kekurangan sesuatu atau memiliki kebutuhan. Drive
juga bisa muncul bila ada stimulus dari lingkungan.
2. Tahap kedua, tingkah laku, yang ditimbulkan oleh karena adanya Drive. Sebagai
contoh rasa lapar mendorong manusia untuk mencari makanan. Cepat atau lambat,
bila tingkah laku itu berhasil, maka kebutuhan maupun drive akan berkurang. Dengan
perkataan lain, tingkah laku pencarian makanan oleh manusia, merupakan alat untuk
mendapatkan makanan dan mengurangi dorongan lapar.
3. Tahap ketiga, tingkah laku manusia diarahkan pada tahap ketiga dari siklus
motifasional, yaitu mencapai tujuan. Contoh siklus motivasi ini adalah pada rasa haus.
E. Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi
1. Fisik dan proses mental
2. Usia
3. Kematangan
4. Lingkungan
5. Hereditas
6. Fasilitas: sarana & prasarana ‘
7. Audio Visual Aid (AVA/Media)
8. Instrinsik seseorang
9. Program aktivitas

Motivasi & Konflik

Dorongan-dorongan atau kebutuhan-kebutuhan tidak muncul satu per satu, seringkali


dua kebutuhan atau lebih muncul berbarengan atau pada saat yang sama, inilah yang
disebut “konflik.”
Motivasi & Frustrasi
Apabila muncul suatu kebutuhan atau dorongan untuk bertindak, tetapi karena sesuatu
hal, maka kebutuhan tidak dapat terpenuhi atau dorongan untuk bertindak terhambat,
menimbulkan situasi yang disebut “frustrasi.”
F. Faktor-Faktor Penyebab Frustrasi
1. Hambatan fisik individu, berarti karena untuk memenuhi kebutuhan itu fisik
individu terlalu lemah atau karena hal-hal lain, misalnya cacat: keadaan fisik tidak
mendukung prilaku individu.
2. Hambatan fisik di luar individu, misalnya ada larangan tertentu atau hal-hal yang
sederhana seperti terkunci dalam ruangan, dibawa pergi oleh seseorang, dll.
3. Hilangnya rangsang yang memperkuat timbulnya kebutuhan.
4. Dilakukan tindakan yang kurang tepat sehingga kebutuhan tidak terpenuhi.

Motivasi dan Emosi

Emosi mempunyai kaitan yang amat erat dengan motivasi, karena emosi merupakan
pendorong terjadinya prilaku. Hilgard, dkk menganggap bahwa motivasi adalah
pendorong perilaku yang determinan-determinanya berasal dari dalam diri individu
atau rangsang-rangsang internal, sedangkan determinan-determinan emosi berasal dari
luar individu atau rangsang-rangsang eksternal.
Motivasi Belajar Minat
Kaitanya dengan belajar dan minat, para ahli psikologi membedakan dua macam
motivasi berdasarkan sumber dorongan terhadap perilaku, yaitu motivasi instrinsik
dan motivasi ekstrinsik, dimana motivasi instrinsik mempunyai sumber dorongan dari
dalam diri individu yang bersangkutan, sedangkan motivasi ekstrinsik mempunyai
sumber dorongan dari luar diri individu.
G. Gangguan Motivasi
1. Hyperactive/hiperaktif
Ciri anak ini tidak bisa duduk diam dikelas. Kadang anak ini berlarian, meloncat,
bahkan berteriak-triak.
2. Distractibility child
Tipe anak ini cenderung cepat bosan, mudah mengalihkan perhatiannya keberbagai
objek lain dikelas, mudah dipengaruhi, dan sulit memusatkan perhatian pada kegiatan-
kegiatan yang berlangsung di kelas.
3. Poor self concept
Ciri anak ini pendiam, sangat perasa atau sensitif, mudah tersinggung, sikapnya pasif
dan cenderung tidak berani bertanya karena merasa diri tidak mampu dan kurang
bergaul.
4. Impulsive
Ciri anak ini cepat bereaksi. Anak jenis ini langsung berbicara, tanpa menghiraukan
pertanyaan guru, jawaban spontan, kurang mendukung kemampuan berfikir logis.
Anak ini berteriak pada saat menjawab, ingin menunjukan diri sebagai anak yang
pandai, namun jawaban atau reaksinya mencerminkan ketidakmampuanya,
jawabannya tidak sesuai dengan pertanyaan yang diajukan.
5. Distractive behavior
Anak ini tipe perusak, sikapnya agresif kearah negatif, suka membanting atau
melempar.
6. Dependency
Ciri anak ini tidak dapat tinggal dikelas tanpa ditemani oleh ibunya, ketergantungan
ini dapat disebabkan oleh sikap ibu yang sangat melindungi anak sehingga saat di
sekolahpun harus ditemani oleh ibu.
7. Withdrawl
Ciri anak ini adalah pemalu dan menganggap dirinya bodoh, sehingga malu pergi
kesekolah. Harga diri rendah yang disebabkan karena latar belakang sosial ekonomi
orang tua yang rendah.
8. Underachiever
Anak ini tidaklah termasuk anak “bodoh”atau “tolol”. Meskipun semangat belajarnya
sangat rendah, sering melipakan PR dan hasil ulangannya selalu rendah.
9. Overrachiever
Anak ini memiliki motivasi belajar yang tinggi, cepat merespon dan sering tidak
menerima kritik. Sikapnya agak sombong serta merespon dengan sangat cepat. Anak
ini tidak bisa menerima kegagalan dirinya.
10. Slow learner
Anak ini acapkali malas, kalau ditanya biasanya membutuhkan waktu lama untuk
menjawabnya, sering lupa mengerjakan tugasnya, kalaupun dikerjakan biasanya tidak
tuntas dan cara berfikirnya lamban.
11. Social interception
Sikap anak ini seperti “cuek” ia kurang peka terhadap lingkungannya, sulit membaca
ekspresi guru dan teman-temannya.
H. Coping Behaviour Gangguan Motivasi
1. Motivasi dengan kekerasan (motivating by force), yaitu cara memotivasi dengan
menggunakan ancaman hukuman atau kekerasan agar yang dimotivasi dapat
melakukan apa yang harus dilakukan. Contoh : seorang komandan akan memberikan
hukuman pada anak buahnya apabila tidak disiplin.
2. Motivasi dengan bujukan atau memberi hadiah agar melakukan sesuatu sesuai
harapan yang dimotivasi. Contoh : mahasiswa berprestasi akan mendapat hadiah
berupa bebas membayar SPP selama 2 semester.
3. Motivasi dengan identifikasi (motivating by identification or ego-involvement),
yaitu cara memotivasi dengan menambahkan kesadaran sehingga individu berbuat
sesuatu karena adanya keinginan yang timbul dari dalam dirinya sendiri dalam
mencapai tujuan. Contoh: seorang mahasiswa belajar giat karena termotivasi bila
belajar dengan baik hingga berprestasi, yang akan memetik hasilnya adalah diri
sendiri.

A. Pengertian Persepsi
Secara etimologis persepsi berasal dari bahasa latin preceptio ; dari preceptio, yang
artinya menerima atau mengambil. Adapun proses dari persepsi itu sendiri adalah
yang menafsirkan stimulus yang telah ada didalam otak. Persepsi adalah suatu proses
aktivitas seseorang dalam memberikan kesan, penilaian, pendapat, merasakan dan
menginterpretasikan sesuatu berdasarkan informasi yang ditampilkan dari sumber lain
(yang dipersepsi).
B. Jenis-Jenis Persepsi
Proses pemahaman terhadap rangsang atau stimulus yang diperoleh oleh indera
menyebabkan persepsi terbagi menjadi beberapa jenis :
1. Persepsi Visual : Persepsi visual didapatkan dari indera penglihatan. Persepsi ini
adalah persepsi yang paling awal berkembang pada bayi, dan mempengaruhi bayi dan
balita untuk memahami dunianya.
2. Persepsi Auditori : Persepsi auditori didapatkan dari indera pendengaran yaitu
telinga.
3. Persepsi Perabaan : Persepsi pengerabaan didapatkan dari indera taktil yaitu kulit.
4. Persepsi Penciuman : Persepsi penciuman atau olfaktori didapatkan dari indera
penciuman yaitu hidung.
5. Persepsi Pengecapan : Persepsi pengecapan atau rasa didapatkan dari indera
pengecapan yaitu lidah.
C. Bentuk-Bentuk Persepsi
Menurut Walgito (1995: 22) terdapat dua yaitu faktor ektern dan intern.
1. Faktor Internal
Faktor yang mempengaruhi persepsi berkaitan dengan kebutuhan psikologis, latar
belakang pendidikan, alat indera, syaraf atau pusat susunan syaraf, kepribadian dan
pengalaman penerimaan diri serta keadaan individu pada waktu tertentu.
2. Faktor Eksternal
Faktor ini digunakan untuk obyek yang dipersepsikan atas orang dan keadaan,
intensitas rangsangan, lingkungan, kekuatan rangsangan akan turut menentukan
didasari atau tidaknya rangsangan tersebut.
D. Proses Persepsi
Walgito (dalam Hamka, 2002) menyatakan bahwa tahap-tahap persepsi antara lain:
1. Tahap pertama
Merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses kealaman atau proses fisik,
merupakan proses ditangkapnya suatu stimulus oleh alat indera manusia.
2. Tahap kedua
Merupakan tahap yang dikenal dengan proses fisiologis, merupakan proses
diteruskannya stimulus yang diterima oleh reseptor (alat indera) melalui saraf-saraf
sensoris
3. Tahap ketiga
Merupakan tahap yang dikenal dengan proses psikologik, merupakan proses
timbulnya kesadaran individu tentang stimulus yang diterima reseptor.
4. Tahap keempat
Merupakan hasil yang diperoleh dari proses persepsi yaitu berupa tanggapan dan
perilaku.
E. Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi
Menurut David Krech dan Ricard Crutfield dalam Jalaludin Rahmat (2003:55)
membagi faktor-faktor yang menentukan persepsi dibagi menjadi 2 yaitu:
1. Faktor Fungsional
Faktor Fungsional adalah faktor yang berasal dari kebutuhan, pengalaman masa lalu
dan hal-hal lain yang kita sebut sebagai faktor personal.
2. Faktor Struktural
Faktor Struktural adalah faktor-faktor yang berasal dari sifat stimulus fisik terhadap
efek-efek syarat yang ditimbulkan pada sistem saraf individu.
F. Gangguan Persepsi
Gangguan persepsi (dispersepsi) adalah kesalahan atau gangguan persepsi. Menurut
Maramis (1999), terdapat 7 macam gangguan persepsi, yaitu:
1. Halusinasi atau maya
Halusinasi adalah pencerapan (persepsi) tanpa adanya rangsang apapun pada
pancaindera seseorang, yang terjadi pada keadaan sadar/bangun dasarnya mungkin
organik, fungsional psikotik ataupun histerik. Secara singkat halusinasi adalah
persepsi atau pengamatan palsu.
2. Ilusi
Ilusi adalah interpretasi yang salah atau menyimpang tentang penyerapan (persepsi)
yang sebenarnya sunguh terjadi karena adanya rangsang pada pancaindera. Secara
singkat ilusi adalah persepsi atau pengamatan yang menyimpang. Contoh : bayangan
daun pisang dilihatnya seperti seorang pejahat, bunyi angin terdengar seperti ada
orang yang memanggil namanya, suara binatang disemak-semak terdengar seperti ada
tangisan bayi.
3. Depersonalisasi
Depersonalisasi adalah perasaan yang aneh tentang dirinya sudah tidak seperti biasa
lagi, tidak menurut kenyataan atau kondisi patologis seseorang. Contoh : perasaan
bahwa dirinya seperti sudah di luar badannya, perasaan bahwa kaki kanannya bukan
miliknya lagi.
4. Derealisasi
Derealisasi adalah perasaan aneh tentang lingkungan di sekitar dan tidak menurut
kenyataan sebenarnya. Contoh: segala sesuatu dirasakan seperti mimpi.
5. Gangguan somatosensorik pada reaksi konversi
Somatosensorik adalah suatu keadaan menyangkut tubuh yang secara simbolik
menggambarkan adanya suatu konflik emosional. Contoh : anestesia yaitu kehilangan
sebagian atau seluruh kepekaan indera peraba pada kulit, perestesia yaitu perubahan
pada indera peraba (seperti ditusuk-tusuk jarum), gangguan penglihatan atau
pendengaran, makropsia, dan mikropsia.
6. Gangguan psikofisiologik
Gangguan psikofisiologik adalah gangguan pada tubuh yang disyarafi oleh susunan
syaraf yang berhubungan dengan kehidupan dan disebabkan oleh gangguan emosi.
Contoh:
Kulit : radang kulit, biduran, gatal-gatal, dan banyak cairan pada kulit.
Otot dan tulang : otot tegang sampai kaku dikepala dan punggung.
Alat pernafasan: sindrom hiperventilasi (nafas berlebihan).
Jantung dan pembuluh darah : debaran jantung yang cepat, dan tekanan darah
meningkat.
Alat pencernaan : lambung perih, mual, muntah, kembung, dll.
7. Agnosia
Agnosia adalah ketidakmampuan untuk mengenal dan mengartikan persepsi, baik
sebagian maupun total sebagai akibat kerusakan otak.
G.Coping Behavior Gangguan Persepsi
Tingkah laku coping yang berhasil maka terjadi penyesuaian antara diri individu
dengan lingkungannya (adaptasi). Otto Soemarwoto (1987), mengungkapkan bahwa
adaptasi itu ada tiga macam, yaitu:
1. Adaptasi Fisiologi, adalah proses adaptasi melalui faal. Contohnya : orang yang
hidup di lingkungan yang tercemar dalam tubuhnya berkembang kekebalan terhadap
infeksi.
2. Adaptasi Morfologi, yaitu terjadi perubahan bentuk fisik pada dirinya. Contohnya :
orang eskimo yang hidup di daerah dingin mempunyai bentuk tubuh yang pendek
dan kekar.
3. Adaptasi kultural / adjusment, yaitu adaptasi yang terjadi dengan melakukan
perubahan pada lingkungan tempat hidup agar tercapai keseimbangan dengan dirinya.
Contohnya : penggunaan alat pendingin ruangan.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Motivasi merupakan sesuatu hal yang membangkitkan, mempertahankan, mengelola
dan membawa tingkah laku pada suatu tujuan tertentu.
Ciri-ciri motivasi dalam prilaku :
1. Pergerakan perilaku menggejala dalam bentuk tanggapan-tanggapan yang
bervariasi. Motivasi tidak hanya merangsang suatu prilaku tertentu saja tetapi
merangsang berbagai kecenderungan berperilaku yang memungkinkan tanggapan
yang berbeda-beda
2. Kekuatan dan efisiensi perilaku mempunyai hubungan yang bervariasi dengan
kekuatan determinan. Rangsang yang lemah mungkin menimbulkan reaksi hebat atau
sebaliknya
3. Motivasi mengarahkan perilaku kepada tujuan tertentu
4. Penguatan positif atau positive reinforcement menyebabkan suatu perilaku tertentu
cenderung untuk diulangi kembali
5. Kekuatan prilaku akan melemah bila akibat dari perbuatan itu bersifat tidak enak
Persepsi adalah suatu proses aktivitas seseorang dalam memberikan kesan, penilaian,
pendapat, merasakan dan menginterpretasikan sesuatu berdasarkan informasi yang
ditampilkan dari sumber lain (yang dipersepsi).

DAFTAR PUSTAKA
Ibadina,Azkia.MotivasiPsikologi2014.
http//tugasku4free.blogspot.com/2014/12/psikologi-motivasi.html
Khadiyanto, Parfi. 2009.
PemahamantentangPersepsi.http://parfikblogspot.com/2009/02/pemahaman-tentang-
persepsi.html
http://psikologimotivasi.blogspot.com/200905/masalah-motivasi-dalam-ilmu-
psikologi.html
Medical Stuff. 2013. Gangguan Persepsi. http://xianide.blogspot.com
/2013/03/gangguan-persepsi_5.html
Setiawan, Agus. 2012. Gangguan Persepsi. http://agusetiawan-
onpapers.blogspot.com/2012/01/pengertian-persepsi.html
Tedjo.2012.PersepsidanMotivasi. https://tedjho.wordpress.com/2012/04/15/motivasi-
dan-persepsi.html
West sinjai. 2009. Masalah motivasi dalam ilmu psikologi.
http://psikologimotivasi.blogspot.com/2009/05/masalah-motivasi-dalam-ilmu-
psikologi.html
https://tedjho.wordpress.com/2012/04/15/motivasi-dan-persepsi/

Anda mungkin juga menyukai