KERJASAMA ANTARA
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
KABUPATEN PESISIR BARAT
DAN
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (LPPM)
UNIVERSITAS LAMPUNG
2019
KATA PENGANTAR
Puji Syukur atas kehadirat Allah SWT, karena hanya atas kehendak-Nya
dokumen Laporan Akhir Grand Design Pembangunan Kependudukan
(GDPK) Kabupaten Pesisir Barat ini dapat diselesaikan.
Laporan Akhir penyusunan GDPK Kabupaten Pesisir Barat ini memuat hasil
akhir dari serangkaian kegiatan penyusunan GDPK Kabupaten Pesisir Barat
yang telah direncanakan. Dokumen Laporan Akhir ini berisikan hasil
identifikasi dan analisis terhadap kondidi umum dan kinerja pembangunan
kependudukan, tinjauan kebijakan pembangunan kependudukan nasional
dan daerah, perumusan tujuan, sasaran, strategi, arah kebijakan, dan
program prioritas pembangunan kependudukan Kabupaten Pesisir Barat.
Semoga GDPK Kabupaten Pesisir Barat ini dapat menjadi pedoman utama
dalam pembangunan kependudukan di Kabupaten Pesisir Barat sehingga
dapat sesuai dengan arah kebijakan pembangunan kependudukan baik
Nasional maupun Daerah. Dengan segala kekurangan yang terdapat
dalam dokumen ini, semoga Laporan Akhir ini bermanfaat bagi semua
pihak terutama Pemerintah daerah Kabupaten Pesisir Barat.
Bandarlampung, 2019
Penyusun,
Laporan Akhir
i
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kabupaten Pesisir Barat
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR .......................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................... ii
DAFTAR TABEL............................................................................... v
DAFTAR GRAFIK ............................................................................. vii
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ............................................................... 1-1
1.2. Tujuan dan Kegunaan ..................................................... 1-3
1.3. Keluaran (Output ) .......................................................... 1-4
1.4. Dasar Hukum ................................................................. 1-4
1.5. Ruang Lingkup ............................................................... 1-6
1.6. Sistematika Penulisan...................................................... 1-6
Laporan Akhir
ii
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kabupaten Pesisir Barat
2.5.3. Misi Pembangunan Dan Pengembangan
Perumahan Dan Kawasan Permukiman Kabupaten
Pesisir Barat ....................................................... 2-11
2.5.4. Pembangunan Rumah dan Prasarana, Sarana, dan
Utilitas Umum ..................................................... 2-11
2.5.5. Rencana Penyediaan Tanah Untuk Pembangunan
Dan Pengembangan Perumahan Dan Kawasan
Permukiman ....................................................... 2-12
2.5.6. Penetapan Lokasi dan RP3KP (Rencana
Pembangunan dan Pengembangan Perumahan
dan Kawasan Permukiman) ................................. 2-13
2.5.7. Rencana Pembangunan dan Pengembangan
Perumahan dan Kawasan Permukiman Baru ......... 2-14
2.5.8. Penyediaan Rumah ............................................. 2-17
2.5.9. Lokasi Pembangunan Perumahan Baru ................. 2-17
2.5.10. Daerah Terlarang (Negative List) Untuk
Pembangunan dan Pengembangan Perumahan
dan Kawasan Permukiman Baru ........................... 2-21
Laporan Akhir
iii
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kabupaten Pesisir Barat
IV. PERMASALAHAN DAN ISU STRATEGIS
4.1. Permasalahan ................................................................. 4-1
4.1.1. Kuantitas Penduduk ............................................. 4-1
4.1.2. Kualitas Penduduk ................................................ 4-3
4.1.3. Persebaran dan Mobilitas Penduduk ...................... 4-6
4.1.4. Administrasi Penduduk .......................................... 4-7
4.2. Isu Strategis ................................................................... 4-7
Lampiran-Lampiran
Laporan Akhir
iv
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kabupaten Pesisir Barat
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Kebutuhan Lahan PKP dan Alokasinya Tahun 2037 ....... 2-12
Tabel 2.2. Tabel Lokasi dan RP3KP Prioritas Penanganan .............. 2-14
Tabel 2.3. Alternatif Penanganan Pembangunan Perumahan dan
Permukiman Baru di Kabupaten Pesisir Barat ................ 2-19
Tabel 2.4. Kawasan Negative List Kabupaten Pesisir Barat ............ 2-21
Tabel 3.1. Rata-rata Laju Pertumbuhan Penduduk per Tahun
Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Lampung
Tahun 2014 – 2018 (Persen) ....................................... 3-2
Tabel 3.2. Jumlah Penduduk Kabupaten Pesisir Barat Berdasarkan
Kecamatan ................................................................. 3-3
Tabel 3.3. Jumlah penduduk Kabupaten Pesisir Barat
berdasarkan kelompok umur tahun 2014-2017 ............. 3-4
Tabel 3.4. Jumlah Penduduk Kabupaten Pesisir Barat
Menurut Jenis Kelamin tahun 2014-2017 ...................... 3-5
Tabel 3.5. Proyeksi Penduduk Kabupaten Pesisir Barat menurut
RTRW Kabupaten Pesisir Barat .................................... 3-7
Tabel 3.6. jumlah sekolah di Kabupaten Pesisir Barat berdasarkan
Kecamatan tahun 2018 ............................................... 3-9
Tabel 3.7. Angka Partisipasi Sekolah Kabupaten Pesisir
Barat Tahun 2015-2018 .............................................. 3-10
Tabel 3.8. Angka Partisipasi Kasar Kabupaten Pesisir Barat
Tahun 2015-2018 ....................................................... 3-12
Tabel 3.9. Angka Partisipasi Murni (APM)
Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2015-2018. .................. 3-13
Tabel 3.10. Data Penduduk Kabupaten Pesisir Barat
Berdasarkan Jenjang Pendidikan
Per Kecamatan Tahun 2016......................................... 3-14
Tabel 3.11. Jumlah Sarana Kesehatan
di Kecamatan Kabupaten Pesisir Barat.......................... 3-18
Tabel 3.12. PDRB Atas Dasar Harga Berlaku
dan PDRB Atas Dasar Harga Konstan
Kabupaten Pesisir Barat
Tahun 2012-2017 (dalam juta rupiah) .......................... 3-25
Tabel 3.13. Persentase Penduduk Usia 15 Tahun
ke Atas Menurut Sektor Bekerja
Kabupaten Pesisir Barat tahun 2015-2018 .................... 3-28
Tabel 3.14. Persentase Status Perkawinan
Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2015-2018 ................... 3-31
Tabel 3.15. Persentase Penduduk Berumur 15-45
Tahun menurut Status Perkawinan ............................. 3-32
Laporan Akhir
v
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kabupaten Pesisir Barat
Tabel 3.16. Penolong Proses Kelahiran Penduduk
Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2015-2018 ................... 3-34
Tabel 3.17. Luas Wilayah, Jumlah Penduduk dan
Kepadatan Penduduk Di Kabupaten
Pesisir Barat Tahun 2015, 2016 dan 2017 .................... 3-35
Tabel 3.18. Sebaran Rumah di Kabupaten Pesisir Barat .................. 3-38
Tabel 3.19. Status Kepemilikan Rumah di Kabupaten Pesisir Barat... 3-39
Tabel 5.1. Tujuan dan Sasaran Pembangunan Kependudukan
Kabupaten Pesisir Barat .............................................. 5-1
Tabel 6.1. Tujuan, Sasaran, Strategi, Arah Kebijakan, dan Program
Pembangunan Kependudukan ..................................... 6-2
Tabel 7.1. Strategi, Arah Kebijakan, dan Program Pembangunan
Kependudukan Kabupaten Pesisir Barat........................ 7-2
Laporan Akhir
vi
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kabupaten Pesisir Barat
DAFTAR GAMBAR
Laporan Akhir
vii
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kabupaten Pesisir Barat
Gambar 3.17. Persentase Anak Berumur 17 Tahun Keatas Yang
Mempunyai Nomor Induk Kependudukan (NIK)
di Kabupaten Pesisir Barat ......................................... 3-42
Laporan Akhir
viii
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kabupaten Pesisir Barat
BAB I
PENDAHULUAN
Laporan Akhir
1-1
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kabupaten Pesisir Barat
`
demografi yang memiliki implikasi meledaknya penduduk usia kerja dapat
menguntungkan pertumbuhan ekonomi melalui empat hal. Pertama, suplai
tenaga kerja yang besar meningkatkan pendapatan per kapita apabila
mendapat kesempatan kerja yang produktif. Kedua, melalui peran
perempuan. Jumlah anak sedikit memungkinkan perempuan memasuki
pasar kerja sehingga membantu peningkatan pendapatan. Ketiga,
tabungan masyarakat yang diinvestasikan secara produktif. Keempat,
modal manusia yang besar apabila terdapat investasi untuk itu.
Sejalan dengan apa yang telah diungkapkan oleh para ekonom tersebut,
Presiden Joko Widodo mengibaratkan bonus demografi sebagai pedang
bermata dua, bisa mendatangkan berkah, juga bisa mendatangkan
masalah. Akan menjadi masalah jika bangsa Indonesia lalai. Penduduk
yang termasuk angkatan kerja pada masa mendatang harus terserap
dalam lapangan kerja agar penduduk usia produktif memiliki kekuatan
ekonomi untuk menanggung penduduk usia tidak produktif, bahkan lebih
dari itu, untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Laporan Akhir
1-2
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kabupaten Pesisir Barat
`
sebagai persiapan dalam menghadapi era bonus demografi yang mungkin
hanya akan terjadi sekali dalam siklus kependudukan sebuah negara,
entah kapan lagi kondisi ini akan terjadi. Pembangunan kependudukan
harus diupayakan untuk mewujudkan sinergi, sinkronisasi, dan
harmonisasi pengendalian kuantitas, peningkatan kualitas, pembangunan
keluarga, penataan persebaran dan pengarahan mobilitas, serta penataan
administrasi kependudukan.
Laporan Akhir
1-3
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kabupaten Pesisir Barat
`
Grand Design Kependudukan Kabupaten Pesisir Barat ini adalah sebagai
acuan utama bagi seluruh pihak terkait dalam pembangunan daerah,
terutama yang berkaitan langsung dengan kependudukan.
Laporan Akhir
1-4
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kabupaten Pesisir Barat
`
13. Undang-Undang No. 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan
Kependudukan dan Pembangunan Keluarga;
14. Undang-Undang No. 13 Tahun 2011 tentang Penanganan Fakir;
15. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2012 tentang Pembentukan
Kabupaten Pesisir Barat di Provinsi Lampung (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 231, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5364);
16. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013 Tentang Perubahan Atas
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 Tentang Administrasi
Kependudukan;
17. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587),
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
18. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 153 Tahun 2014
Tentang Grand Design Pembangunan Kependudukan;
19. Peraturan Daerah Kabupaten Pesisir Barat Nomor 15 Tahun 2016
tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten
Pesisir Barat Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Kabupaten Pesisir
Barat Tahun 2016 Nomor 15, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten
Pesisir Barat Nomor 15);
20. Peraturan Daerah Kabupaten Pesisir Barat Nomor 8 Tahun 2017
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Tahun 2017-2035;
Laporan Akhir
1-5
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kabupaten Pesisir Barat
`
1.5. Ruang Lingkup
BAB I PENDAHULUAN
Memuat latar belakang kajian, tujuan dan keguanaan,
keluaran (output) kegiatan, dasar hukum pelaksanaan
kegiatan, ruang lingkup, serta sistematika penulisan.
Laporan Akhir
1-6
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kabupaten Pesisir Barat
`
BAB III GAMBARAN UMUM KEPENDUDUKAN
Memuat deskripsi tentang kondisi kependudukan Kabupaten
Pesisir Barat, mencakup aspek kuantitas penduduk, kualitas
penduduk, pembangunan keluarga, persebaran dan mobilitas
penduduk, dan administrasi kependudukan (adminduk).
Laporan Akhir
1-7
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kabupaten Pesisir Barat
`
BAB VII PROGRAM PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN
Memuat deskripsi tentang program-program prioritas
pembangunan kependudukan yang terdistribusi pada seluruh
OPD terkait. Rumusan program pembangunan bertujuan untuk
menggambarkan keterkaitan antara bidang urusan
pemerintahan daerah dengan rumusan indikator kinerja
sasaran yang menjadi acuan penyusunan program
pembangunan jangka menengah daerah berdasarkan strategi
dan arah kebijakan yang ditetapkan.
Laporan Akhir
1-8
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kabupaten Pesisir Barat
`
BAB II
TINJAUAN KEBIJAKAN KEPENDUDUKAN
Laporan Akhir
2-1
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kabupaten Pesisir Barat
amant pada poin kesatu, serta tidak berpihak kepada satu
golongantertentu seperti yang tertera pada poin ke dua diatas
bahwasanya pembangunan kependudukan harus mengakomodir seluruh
pemangku kepentingan dan masyarakat, dalam poin ketiga menjelaskan
bahwasanya pembangunan kependudukan harus menitik beratkan kepada
penduduk sebagi pelaku dan penikmat pembangunan penduduk,
pembangunan penduduk juga harus menjadi pembangunan yang
berkelanjutan yang berpedoman pada rencana pembangunan jangka
menengah dan rencana pembangunan jangka panjang nasional dan
daerah.
2.1.2. Tujuan
Laporan Akhir
2-2
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kabupaten Pesisir Barat
lingkungan, serta mampu mewujudkan administrasi kependudukan
yang tertib, akurat, dan dapat di percaya
2.1.3. Strategi
2.2.1. Visi
2.2.2. Misi
Laporan Akhir
2-3
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kabupaten Pesisir Barat
3. Menciptakan sinkronisasi antar berbagai peraturan perundangan dan
kebijakan pemerintah di tingkat pusat dan daerah tentang
kependudukan;
4. Memfasilitasi perkembangan kependudukan ke arah yang seimbang
antara jumlah, struktur, dan persebaran penduduk dengan lingkungan
hidup, baik yang berupa daya dukung alam maupun daya tampung
lingkungan serta kondisi perkembangan sosial dan budaya;
5. Mengintegrasikan kegiatan ekonomi secara sinergis antara wilayah
pertumbuhan dengan wilayah perdesaan menjadi suatu sistem
wilayah pengembangan ekonomi yang mampu menarik gerak
keruangan penduduk yang aman, nyaman, cepat, dan terjangkau;
6. Membangun potensi dan sinergi aktor kependudukan, baik pada level
individu, keluarga maupun masyarakat untuk meningkatkan kualitas
penduduk yang mendukung pembangunan berkelanjutan;
7. Membangun keluarga yang sejahtera, sehat, maju, mandiri, dan
harmonis yang berkeadilan dan berkesetaraan gender serta mampu
merencanakan sumber daya keluarga dan jumlah anak yang ideal;
8. Mewujudkan migrasi tenaga kerja internal dan internasional secara
terarah, tertib, teratur, dan terlindungi
9. Membuka peningkatan partisipasi masyarakat dan transparansi
kebijakan dalam membangun tata kelola kependudukan yang berpusat
pada manusia, termasuk membangun sistem informasi dan data
kependudukan yang transparan dan akuntabel
10. Membangun kesadaran, sikap, dan kebijakan bagi kesamaan hak dan
kewajiban antarkelompok, termasuk kesadaran gender bagi
terciptanya kehidupan yang serasi, selaras, dan seimbang demi
tercapainya tujuan-tujuan pembangunan
Laporan Akhir
2-4
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kabupaten Pesisir Barat
2.2.3. Arah Kebijakan
2.2.4. Tujuan
Laporan Akhir
2-5
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kabupaten Pesisir Barat
2.2.5. Sasaran
Laporan Akhir
2-6
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kabupaten Pesisir Barat
2. Terwujudnya penduduk tumbuh seimbang;
3. Penurunan tingkat pengangguran dan perluasan kesempatan kerja;
4. Peningkatan Pembangunan Berkesetaraan Gender dan Perlindung
Anak;
5. Peningkatan aksesibilitas PMKS dalam pemenuhan kebutuhan dasar
dan pelayanan sosial;
6. Peningkatan Pembinaan dan Pemberdayaan Pemuda;
7. Peningkatan Pembinaan Olahraga.
Laporan Akhir
2-7
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kabupaten Pesisir Barat
2. pengembangan sistem permukiman yang berhirarki dan terpadu
antara sistem perdesaan dan perkotaan dan pengembangan sistem
prasarana wilayah;
3. pengembangan kawasan minapolitan dengan pengelolaan sumber
daya lokal berbasis pengelolaan komoditas unggulan melalui proses
industrialisasi modern yang ramah lingkungan;
4. pengembangan kawasan pertanian dalam mewujudkan agroindustri
yang kompetitif dan terintegrasi antar sektor;
5. perwujudan kelestarian fungsi lingkungan hidup melalui
pengembangan kawasan lindung sesuai fungsi masing–masing dengan
memperhatikan kearifan lokal; dan
6. peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan negara.
Laporan Akhir
2-8
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kabupaten Pesisir Barat
Kawasan peruntukan permukiman perkotaan meliputi: Kecamatan
Bangkunat, Kecamatan Pesisir Selatan, Kecamatan Pesisir Tengah,
dan Kecamatan Lemong.
2. Kawasan peruntukan permukiman perdesaan
Kawasan peruntukan permukiman perdesaan meliputi: Kecamatan
Pulau Pisang, Kecamatan Ngaras, Kecamatan Ngambur, Kecamatan
Krui Selatan, Kecamatan Way Krui, Kecamatan Karya Penggawa,
Kecamatan Pesisir Utara.
Ketentuan Umum:
Peruntukan kawasan permukiman diperkenankan untuk
dialihfungsikan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku;
Pada kawasan permukiman diperkenankan adanya sarana dan
prasarana pendukung fasilitas permukiman sesuai dengan petunjuk
teknis dan peraturan yang berlaku;
Dalam kawasan permukiman masih diperkenankan dibangun
prasarana wilayah sesuai dengan ketentuan peraturan yang berlaku;
Kawasan permukiman harus dilengkapi dengan fasilitas sosial dan
fasilitas umum termasuk Ruang Terbuka Hijau (RTH) perkotaan;
Dalam kawasan permukiman masih diperkenankan adanya kegiatan
industri skala rumah tangga dan fasilitas sosial ekonomi lainnya
dengan skala pelayanan lingkungan;
Laporan Akhir
2-9
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kabupaten Pesisir Barat
Kawasan permukiman tidak diperkenankan dibangun di dalam
kawasan lindung/konservasi dan lahan pertanian dengan irigasi teknis;
Dalam kawasan permukiman tidak diperkenankan dikembangkan
kegiatan yang mengganggu fungsi permukiman dan kelangsungan
kehidupan sosial masyarakat;
Pengembangan kawasan permukiman harus dilakukan sesuai
ketentuan peraturan yang berlaku di bidang perumahan dan
permukiman;
Pembangunan hunian dan kegiatan lainnya di kawasan permukiman
harus sesuai dengan peraturan teknis dan peraturan lainnya yang
berlaku ( KDB, KLB, sempadan bangunan, dan lain sebagainya).
Laporan Akhir
2 - 10
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kabupaten Pesisir Barat
2.5.2. Visi Pembangunan Dan Pengembangan Perumahan Dan Kawasan
Permukiman Kabupaten Pesisir Barat
Laporan Akhir
2 - 11
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kabupaten Pesisir Barat
dan perizinan. Prasarana, sarana, dan utilitas umum yang telah selesai
dibangun oleh setiap orang harus diserahkan kepada Pemerintah
Kabupaten/Kota sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan. Penyerahan dilakukan setelah berakhirnya masa pemeliharaan
dan perawatan prasarana, sarana dan utilitas umum.
Laporan Akhir
2 - 12
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kabupaten Pesisir Barat
Eksisting Alokasi Kebutuhan Kebutuhan Kebutuhan Kebutuhan
No Kecamatan Pengunaan RTRW 2022 2027 2032 2037
(Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha)
10 Ngaras 75.02 218.69 46.9 66.22 88.59 114.21
11 Bengkunat 245.07 1069.89 183.25 271.75 378.72 508.01
Kab. Pesisir Barat 1.342,20 5.052,61 890,95 1.22,29 1.606,39 2.056,05
Sumber: BPS Kabupaten Pesisir Barat, 2019 (diolah)
Penetapan lokasi dan RP3KP dilakukan atas beberapa kriteria seperti: (i)
lingkungan hunian baru perkotaan dan/atau perdesaan; (ii) perumahan
kumuh dan permukiman kumuh; (iii) pembangunan perumahan dan
kawasan permukiman yang akan direvitalisasi fungsinya; (pemugaran);
(iv) bagian perkotaaan atau perdesaan yang berfungsi sebagai pusat
kegiatan wilayah (PKW), dan pusat kegiatan lokasi (PKL), atau PKN; (v)
kantung-kantung kegiatan fungsi lain (kawasan industri, kawasan
perdagangan, dan lain-lain); (vi) kawasan nelayan/perikanan, kawasan
pariwisata, kawasan industri, dan di kawasan lainnya yang mempunyai
tingkat pertumbuhan tinggi sebagai pusat kegiatan baru; dan (vii)
perumahan dan kawasan permukiman strategis di perkotaan dan/atau
perdesaan yang mempunyai potensi sektor unggulan
Laporan Akhir
2 - 13
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kabupaten Pesisir Barat
Tabel 2.2. Tabel Lokasi dan RP3KP Prioritas Penanganan
No Kriteria KECAMATAN
Pesisir Pesisir Lemong Pesisir Karya Pulau Way Pesisir Ngambur Ngaras Beng-
Tengah Selatan Utara Punggaw Pisang Krui Selata kunat
a n
1 Lingkungan √ - - - - - - - - - -
hunian baru
perkotaan
dan/atau
perdesaan
2 Perumahan √ - - √ √ √ - - √ - √
kumuh dan
kawasan
permukiman
3 Pembangunan √ - - - - - - - √ - -
perumahan
dan kawasan
permukiman
yang akan di
revitalisasi
fungsinya
(pemugaran)
4 Bagian √ √ √ - - - - - - - √
perkotaan atau
perdesaan
yang berfungsi
sebagai pusat
kegiatan lokasi
(PKL)
5 Kantung- √ √ √ √ - √ - - √ √ √
kantung
kegiatan fungsi
lain (kawasan
pariwisata,
kawasan
perdagangan
dal lai-lain)
Skor 5 2 2 2 1 2
prioritas 1 3 3 3 4 3 2 4 2
Sumber: BPS Kabupaten Pesisir Barat, 2019 (diolah)
Laporan Akhir
2 - 14
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kabupaten Pesisir Barat
diperuntukkan untuk kawasan permukiman. Luas lahan tersebut sebagian
besar adalah kawasan permukiman pesisir, yang meliputi Kecamatan
Lemong, Pesisir Utara, Karya Penggawa, Way Krui, Pesisir Tengah, Krui
Selatan, Pesisir Selatan, Ngambur, Ngaras, dan Bangkunat. Di mana tetap
memperhatikan perkembangan kawasan permukiman perkotaan dan
perdesaan di masing-masing Kecamatan.
2. Penyediaan Rumah
Laporan Akhir
2 - 15
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kabupaten Pesisir Barat
Tanah dengan status sebagai tanah desa, tanah milik, dan tanah
Negara;
Tanah yang bukan berada pada kawasan rawan bencana;
Tanah disekitar perkotaan yang mempunyai perkembangan sebagai
pusat pertumbuhan;
Lokasinya mempunyai akses yang dapat dijangkau dengan mudah;
Tidak berlokasi pada kawasan konservasi;
Tidak berlokasi pada kawasan yang masih dalam sengketa;
Mempunyai sumber air baku yang memadai (kualitas dan kuantitas)
atau terhubungkan dengan jaringan pelayanan air bersih serta
jaringan sanitasi dan pematusan berskala kota;
Terletak pada hamparan dengan luasan yang cukup, yang
memungkinkan terselenggarakannya pola hunian yang berimbang;
Tidak terganggu oleh kebisingan;
Memiliki pola permukiman yang kompak;
Memiliki kemudahan mencapai fasilitas umum.
Lokasi tidak terlalu jauh dari tempat-tempat yang dapat memberikan
pekerjaan bagi buruh-buruh kasar atau tenaga tidak terampil;
Status kepemilikan lahan dan rumah jelas, sehingga tidak ada rasa
ketakutan penghuni untuk digusur;
Bentuk dan kualitas bangunan tidak perlu terlalu baik, tetapi cukup
memenuhi fungsi dasar yang diperlukan penghuninya;
Harga atau biaya pembangunan rumah harus sesuai dengan tingkat
pendapatan mereka.
Laporan Akhir
2 - 16
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kabupaten Pesisir Barat
rencana pola ruang Kabupaten Pesisir Barat untuk tahun 2030 yang telah
ditetapkan, di mana terdapat lahan seluas 5.052,61 Ha atau 1,74 % yang
diperuntukkan untuk kawasan permukiman. Luas lahan tersebut sebagian
besar adalah kawasan permukiman pesisir, yang meliputi Kecamatan
Lemong, Pesisir Utara, Karya Penggawa, Way Krui, Pesisir Tengah, Krui
Selatan, Pesisir Selatan, Ngambur, Ngaras, dan Bangkunat. Di mana tetap
memperhatikan perkembangan kawasan permukiman perkotaan dan
perdesaan di masing-masing Kecamatan.
Laporan Akhir
2 - 17
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kabupaten Pesisir Barat
Tanah datar dengan kemiringan berkisar antara 0-15%;
Tanah dengan penggunaan sebagai lahan permukiman dan tegalan;
Tanah dengan status sebagai tanah desa, tanah milik, dan tanah
Negara;
Tanah yang bukan berada pada kawasan rawan bencana;
Tanah disekitar perkotaan yang mempunyai perkembangan sebagai
pusat pertumbuhan;
Lokasinya mempunyai akses yang dapat dijangkau dengan mudah;
Tidak berlokasi pada kawasan konservasi;
Tidak berlokasi pada kawasan yang masih dalam sengketa;
Mempunyai sumber air baku yang memadai (kualitas dan kuantitas)
atau terhubungkan dengan jaringan pelayanan air bersih serta
jaringan sanitasi dan pematusan berskala kota;
Terletak pada hamparan dengan luasan yang cukup, yang
memungkinkan terselenggarakannya pola hunian yang berimbang;
Tidak terganggu oleh kebisingan;
Memiliki pola permukiman yang kompak;
Memiliki kemudahan mencapai fasilitas umum.
Lokasi tidak terlalu jauh dari tempat-tempat yang dapat memberikan
pekerjaan bagi buruh-buruh kasar atau tenaga tidak terampil;
Status kepemilikan lahan dan rumah jelas, sehingga tidak ada rasa
ketakutan penghuni untuk digusur;
Bentuk dan kualitas bangunan tidak perlu terlalu baik, tetapi cukup
memenuhi fungsi dasar yang diperlukan penghuninya;
Harga atau biaya pembangunan rumah harus sesuai dengan tingkat
pendapatan mereka.
Laporan Akhir
2 - 18
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kabupaten Pesisir Barat
Pembangunan perumahan baru perlu memperhatikan lokasi yang bebas
dari banjir dan perlu dibangunnya drainase, adanya RTH (Ruang Terbuka
Hijau) sebesar 30%, serta adanya sumur resapan. Kondisi ini juga terkait
dengan lokasi-lokasi perumahan yang rawan banjir, selain itu juga dapat
dibangun embung. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2.3.
Laporan Akhir
2 - 19
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kabupaten Pesisir Barat
Klasifikasi Definisi, Kriteria dan Alternatif
Arahan Lokasi
Kawasan Tujuan Perlindungan Penanganan
melindungi kawasan
lindung /konservasi
Kawasan Kawsan yang Pembangunan Pembangunan RSH, 1. Pesisir Selatan
permukiman mempunyai arahan perumahan baru RSS, menegah dan 2. Ngaras
di wilayah kegiatan utaman diperioritaskan di lokasi besar lebih ditamakan 3. Bengkunat
yang pertanian termasuk tegalan RSH dan RSS yang 4. Ngambur
bercirikan pengelolaan sumber Sesuai dengan RTRW diprioritaskan untuk 5. Way krui
perdesaan daya alam. kawasan yang masyarakat 6. Krui selatan
baik sudah Tujuan: mempunyai kelerengan berpenghasilan rendah 7. Karya penggawa
terbangun Pemenujan kebutuhan 25% -40% atau lebih (MBR) pembangunan 8. Pesisir utara
maupun perumahan untuk tidak digunakan untuk Sarana dan Prasarana 9. lemong
kawasan pembangunan baru permukiman dasar perumahan dan
siap bangun Kabupaten Pesisir Barat Lokasi pembangunan permukiman, seperti
dengan tidak merusak baru diprioritaskan untuk jalan, sanitasi drainase,
sumber daya alam/ kelurahan/desa yang air bersih, telepon,
kawasan lindung memiliki tegalan dengan listrik dan fasilitas
persyaratan tidak rawan pendukung seperti
bencana, memiliki pendidikan kesehatan
kelerengan 2%-15% peribadatan, ruang
memiliki kelengkapan publik di pusat
fasilitas sosial dan pertumbuhan desa
umum, adanya sumber
air serta kesesuaian
dengan RTRW
Menghubungan jalur-
jalur pusat pertumbuhan
desa
mempertahankan Represif bagi pelanggar
karakteristik
perKecamatan yang ada
dan adanya larangan
membangun tanpa
mempertimbangkan
RUTRK yang ada
mengendalikan para
developer (resmi) yang
menjual bebas kavling
dengan luasan yang
melebihi luasan dari luas
kavling maksimal di
RTRW
Pengawasan dan
pengendalian
pengendalian unit
rumah baru di
sepanjang bantaran
sungai, pembangunan
tanggul di tepi sungai
agar tidak longsor
Kawasa dapat
terakomodir dan
terkoneksi dengan baik
Mempetakan kawasan Pengaturan jarak lokasi
perumahan dan industry dengan
permukiman yang perumahann dan
terletak disekitar permukiman serta
kawasan industri dengan melakukan
pembangunan
penghalang yang
berupa jalur atau jalur
terbuka hijau
Mengoptimalkan lahan Pembangunan rumah
perumahan perkotaan baru oleh masyarakat
yang masih memiliki secara swasembada
kepadatan rendah dan atau developer/
kepadatan sedang pengembang
Mengembangkan perumahan dengan
Laporan Akhir
2 - 20
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kabupaten Pesisir Barat
Klasifikasi Definisi, Kriteria dan Alternatif
Arahan Lokasi
Kawasan Tujuan Perlindungan Penanganan
perumahan sesuai pendekatan
dengan RTRW Kabupaten kasiba/lisiba
Pesisir Barat Mencegah
pembangunan massal
individu atau broker
ngen penjualan
kavling bebas
Pembuatan peraturan
tentang tata cara
mendirikan bangunan
di pusat kota: IMB,
Sempadan Bangunan,
Sempadan Jalan, KDB,
KLB, dan Ktinggian
Bangunan
Mengkaitkan antara Membangun jaringan
pusat-pusat kota dan jalan/ mengembangkan
pusat-pusat jalan yang beerpotensi
pertumbuhan baru untuk menghubungkan
pusat-pusat
pertumbuhan
Mempertahankan Membuat sumur
kawasan resapan air resapan, embung untuk
Membangun di kawsan lokasi yang tidak
memiliki sumber air
bersih
Sumber: BPS Kabupaten Pesisir Barat, 2019 (diolah)
Laporan Akhir
2 - 21
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kabupaten Pesisir Barat
BAB III
GAMBARAN UMUM KEPENDUDKAN
153.743
152.529
151.288
149.890
148.412
Laporan Akhir
3-1
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kabupaten Pesisir Barat
Kabupaten Pesisir Barat menjadi 153.743, sejak tahun 2014 – tahun 2018
perkembangan jumlah penduduk Kabupaten Pesisir Barat sebesar 5331,
tabel 3.1 menunjukkan Rata-rata Laju Pertumbuhan Penduduk per Tahun
Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Lampung Tahun 2014-2018 (Persen)
Laporan Akhir
3-2
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kabupaten Pesisir Barat
tahun 2014. Secara umum rata-rata laju pertumbuhan penduduk
Kabupaten Pesisir Barat masih berada dibawah laju pertumbuhan
penduduk Provinsi Lampung.
Laporan Akhir
3-3
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kabupaten Pesisir Barat
3.1.3. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur
Berdasarkan data pada tabel 3.3 Penduduk Kabupaten Pesisir barat usia 0-
14 Tahun sebesar 46.795 pada tahun 2014, dan Penduduk Kabupaten
Pesisir barat usia 0-14 Tahun 2017 menjadi 47.151 kabupaten pesisir
barat memiliki jumlah penduduk usia produktif yang besar, dibandingkan
dengan jumlah penduduk usia tidak produktif, yaitu jumlah penduduk usia
15-64 tahun lebih banyak dari pada usia tidak produktif yaitu 0-14 tahun
dan 65- 75+ tahun. Tabel 2.4 menunjukan bahwa Kabupaten Pesisir Barat
memiliki penduduk usia produktif yang besar, hal ini dapat menjadi
Laporan Akhir
3-4
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kabupaten Pesisir Barat
peluang bagi Kabupaten Pesisir Barat dalam pemenuhan kebutuhan
tenaga kerja, karena banyaknya penduduk usia produktif.
Laporan Akhir
3-5
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kabupaten Pesisir Barat
3.1.5. Jumlah Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas
Penduduk yang termasuk angkatan kerja adalah penduduk usia kerja (15
tahun dan lebih) yang bekerja, atau punya pekerjaan namun sementara
tidak bekerja dan pengangguran. Penduduk yang termasuk bukan
angkatan kerja adalah penduduk usia kerja (15 tahun dan lebih) yang
masih sekolah, mengurus rumah tangga atau melaksanakan kegiatan
lainnya selain kegiatan pribadi. Penduduk tergolong tenaga kerja jika
penduduk tersebut telah memasuki usia kerja. Batas usia kerja yang
berlaku di Indonesia adalah berumur 15 tahun – 64 tahun. Menurut
pengertian ini, setiap orang yang mampu bekerja disebut sebagai tenaga
kerja, dengan banyaknya penduduk berumur 15 tahun keatas
mengharuskan pemerintah daerah membuat kebijakan yang mampu
menjadikan penduduk dengan usia 15 tahun keatas menjadi produktif.
Penduduk Kabupaten Pesisir Barat berumur 15 tahun keatas di jelaskan
pada Gambar 3.2
106.563
107.000
105.378
106.000
105.000 104.185
104.000 102.906
103.000 101.617
102.000
101.000
100.000
99.000
2014 2015 2016 2017 2018
Laporan Akhir
3-6
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kabupaten Pesisir Barat
berumur 15 tahun keatas adalah 106.563, sejak tahun 2014-2018
pertambahan jumlah penduduk Kabupaten Pesisir Barat Berusia 15 tahun
keatas sebesar 4.946. dari tabel 3.4 pemerintah perlu segera membuat
prioritas ekonomi kedalam sektor-sektor yang dapat menyerap penduduk
usia kerja produktif, seperti industri, jasa, dan teknologi. Selain itu
diperlukan juga kebijakan ekonomi yang mendukung dan mendorong
pertumbuhan sektor perekonomian.
Laporan Akhir
3-7
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kabupaten Pesisir Barat
3.2. KUALITAS PENDUDUK
3.2.1. Pendidikan
Laporan Akhir
3-9
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kabupaten Pesisir Barat
Berdasarkan data pada Tabel 3.6 Kabupaten Pesisir Barat hanya memiliki
1 perguruan tinggi, jumlah sekolah terbanyak di Kecamatan Bangkunat
dengan jumlah Sekolah Dasar sebanyak 14, sekolah Sekolah Menengah
Pertama (SMP) 8 sekolah, Sekolah Menengah Atas (SMA) 3 sekolah, dan
sekolah menengah Kejuruan (SMK)1 sekolah, jumlah sekolah dasar paling
sedikit berada di kecamatan pulau pisang dengan hanya memiliki 1
sekolah dasar dan 1 Sekolah Menengah Pertama (SMP), Kecamtan Pulau
Pisang tidak memiliki sekolah Menengah atas (SMA).
Laporan Akhir
3 - 10
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kabupaten Pesisir Barat
kelompok umur 13-15 tahun hanya 93,71 % yang berpartisipasi sebagai
peserta didik di sekolah,dan terus mengalami penurunan sampai 2018
menjadi 87,46 %. Kelompok umur 16-18 tahun angka partisipasi
sekolahnya fluktuatif, 75,82 % di tahun 2015 turun menjadi 71,87 % di
2016, meningkat menjadi 78,20 % di 2017 dan kembali menurun di 2018
menjadi 72,13 %. Penurunan dan kenaikan nilai APS sangat dipengaruhi
oleh banyaknya jumlah murid usia sekolah. Namun, naiknya persentase
jumlah murid tidak dapat langsung diartikan sebagai semakin
meningkatnya partisifasi sekolah. Kenaikan tersebut dapat pula
dipengaruhi oleh semakin besarnya jumlah penduduk usia sekolah yang
tidak diimbangi dengan penambahan infrastruktur sekolah serta
peningkatan akses masuk sekolah sehingga partisipasi sekolah seharusnya
tidak berubah atau malah semakin rendah.
Laporan Akhir
3 - 11
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kabupaten Pesisir Barat
Tabel 3.8. Angka Partisipasi Kasar Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2015-
2018
APK 2015 2016 2017 2018
SD 108,59 109,38 114,34 107,47
SMP 105,87 94,01 84,56 81,41
SMA 76,31 85,35 88,91 88,66
Perguruan Tinggi 3,34 7,49 7,78 4,33
Sumber: BPS Kabupaten Pesisir Barat, 2019
Berdasarkan data pada tabel 3.8 ada 8,59 % pelajar sd yang usianya di
luar usia batas sekeloh, hal ini bisa terjadi dikarenakan pelajar tersebut
tinggal kelas atau terlambat untuk menjadi peserta didik, Angka Partisipasi
Kasar (APK) penduduk Kabupaten Pesisir Barat jengjang Sekolah
Menengah Pertama (SMP) terus mengalami penurunan, di tahun 2015 APK
SMP sebesar 105,87 % menjadi 81,41 % di tahun 2015, untuk Angka
Partisipasi Kasar (APK) jenjang SMA terus mengalami peningkatan, 76,31
% di tahun 2015 menjadi 88,66 % di tahun 2018, untuk jenjang
Perguruan Tinggi ANgka Partisipasi Kasar (APK) Penduduk Kabupaten
Pesisir Barat Mengalami Peningkatan dari 3,34 % di 2015 menjadi 7,49 %
di 2016, 7,78 % di 2017, namun menurun di 2018 menjadi 4,33 %. Nilai
APK bisa lebih dari 100%. Hal ini disebabkan karena populasi murid yang
bersekolah pada suatu jenjang pendidikan mencakup anak berusia di luar
batas usia sekolah pada jenjang pendidikan yang bersangkutan. Adanya
siswa dengan usia lebih tua dibanding usia standar di jenjang pendidikan
tertentu menunjukkan terjadinya kasus tinggal kelas atau terlambat
masuk sekolah. Sebaliknya, siswa yang lebih muda dibanding usia standar
yang duduk di suatu jenjang pendidikan menunjukkan siswa tersebut
masuk sekolah di usia yang lebih muda.
Laporan Akhir
3 - 12
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kabupaten Pesisir Barat
pada kelompok usia sekolah yang bersangkutan Bila APK digunakan untuk
mengetahui seberapa banyak penduduk usia sekolah yang sudah dapat
memanfaatkan fasilitas pendidikan di suatu jenjang pendidikan tertentu
tanpa melihat berapa usianya, maka Angka Partisipasi Murni (APM)
mengukur proporsi anak yang bersekolah tepat waktu. Angka Partisipasi
Murni (APM) Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2015-2018 di tunjukan pada
tabel 3.9.
Tabel 3.9. Angka Partisipasi Murni (APM) Kabupaten Pesisir Barat Tahun
2015-2018.
APM 2015 2016 2017 2018
SD 97,46 97,66 99,32 100
SMP 70,75 84,44 83,10 81,41
SMA 58,22 69,12 73,97 72,13
Perguruan Tinggi 2,26 7,49 5,87 4,33
Sumber: BPS Kabupaten Pesisir Barat, 2019
Laporan Akhir
3 - 13
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kabupaten Pesisir Barat
d) Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan
1 Pesisir
3.822 14.261 1.271 19.354
Tengah
2 Pesisir
5.097 18.736 552 24.375
Selatan
3 Lemong 1.723 8.616 263 10.602
4 Pesisir
1.654 6.393 197 8.244
Utara
5 Karya
3.154 11.897 359 15.410
Penggawa
6 Pulau
280 1.284 48 1.612
Pisang
7 Way Krui 1.826 7.121 309 9.256
8 Krui Selatn 2.174 7.559 260 9.993
9 Ngmbur 4.513 15.413 292 20.218
10 Ngaras 1.922 6.438 134 8.494
11 Bangkunat 6.009 21.611 319 27.939
JUMLAH 32.164 119.329 4.004 15.497
Sumber: Disdukcapil Kabupaten Pesisir Barat, 2017 (diolah)
3.2.2. Kesehatan
Laporan Akhir
3 - 15
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kabupaten Pesisir Barat
Gambar 3.3. Angka Harapan Hidup Penduduk Kabupaten Pesisir Barat
tahun 2014-2017
Laporan Akhir
3 - 16
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kabupaten Pesisir Barat
Gambar 3.4. Persentase penduduk yang Mempunyai Keluhan Kesehatan
Sebulan Terakhir Kabupaten Pesisir Barat tahun 2014-2017
40,00 28,37
17,51 20,14
14,13
20,00
0,00
2014 2015 2016 2017
Laporan Akhir
3 - 17
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kabupaten Pesisir Barat
penduduk, Jumlah Sarana Kesehatan di Kecamatan Kabupaten Pesisir
Barat di tunjukan pada tabel 3.11
Laporan Akhir
3 - 18
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kabupaten Pesisir Barat
diabndingkan dengan jumlah penduduk tentu saja kondisi tersebut masih
dalam kategori jauh dari mencukupi, Seluruh Kecamatan di kabupaten
Pesisir Barat Sudah memiliki sarana kesehatan berupa Puskesmas, kecuali
untuk Kecamatan Way Krui yang tidak memiliki Puskesmas. Jumlah Bayi di
Kabupaten Pesisir Barat tahun 2014-2018 di tunjukkan dalam gambar 3.5
di bawah ini.
3200 3136
3089
3100 3059 3036
3000
2900
2014 2015 2016 2017 2018
Laporan Akhir
3 - 19
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kabupaten Pesisir Barat
masyarakat yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan
bersama masyarakat, dalam rangka penyelenggaraan pembangunan
kesehatan, guna memberdayakan masyarakat dan memberikan
kemudahan kepada masyarakat, dalam memperoleh pelayanan dasar
untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan anak, Jumlah
Posyandu di Kabupaten Pesisir Barat tahun 2014-2018 di tunjukkan dalam
Gambar 3.6
Jumlah Posyandu
180
173 174
175
169 170
170
165
160
160
155
150
2014 2015 2016 2017 2018
Berdasarkan data pada gabmabr 3.6 dapat kita ketahui bahwa jumlah
Posyandu di Kabupaten Pesisir Barat terus bertambah jumlahnya, di tahun
2014 jumlah posyandu di Kabupaten Pesisir Barat sebanyak 160
Posyandu,dan pada tahun 2018 jumlah posyandu di Kabupaten Pesisir
Bart menjadi 174, pertambahan jumlah posyandu di harapkan dapat
membantu menjaga kesehatan ibu dan bayi, dan menjadi pencegahan
terhadap penyakit yang rentan terhadap bayi. Rasio posyandu per 100
balita di kabupaten pesisir barat di tampilkan dalam gambar 3.7
Laporan Akhir
3 - 20
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kabupaten Pesisir Barat
Gambar 3.7. Rasio Posyandu per 100 Balita di Kabupaten Pesisir Barat
tahun 2014-2018
0,5
0
2014 2015 2016 2017 2018
Berdasarkan data pada gambar 3.7 dapat kita ketahui bahwa rasio
posyandu per 100 balita fluktuatif, di tahun 2014 rasio posyandu per 100
balita sebesar 0,95, menurun menjadi 0,86 di 2015, naik sampai tahun
2017 menjadi 1,46, dan kembali turun di 2018 menjadi 1,09. Tahun 2017
menjadi kenaikan tertinggi yang terjadi, Tetapi besarnya kenaikan trend
ini, belum terlalu besar, sehingga ditakutkan besarnya jumlah balita yang
akan terus bertambah kurang diseimbangi oleh banyaknya jumlah
posyandu, ditakutkan dapat menurunkan angka rasio posyandu per satuan
balita di Kabupaten Pesisir Barat. Hal ini guna mewujudkan lebih terhadap
wadah peranserta masyarakat untuk menyampaikan dan memperoleh
pelayanan kesehatan dasarnya.
Laporan Akhir
3 - 21
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kabupaten Pesisir Barat
Gambar 3.8. Perkembangan Angka Kelahiran Kasar Kabupaten Pesisir
Barat Tahun 2013-2018
50
40
30
19,80 19,06
20 17,23
10
0
2013 2014 2015
Laporan Akhir
3 - 22
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kabupaten Pesisir Barat
menyebabkan mayoritas kasus kematian ibu sekitar 75% dari total kasus
kematian ibu-adalah pendarahan, infeksi, tekanan darah tinggi saat
kehamilan, komplikasi persalinan, dan aborsi yang tidak aman (WHO,
2014). Perkembangan Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian
Ibu (AKI) Kabupaten Pesisir Barat tahun 2015 hingga tahun 2019 disajikan
dalam Gambar berikut:
Laporan Akhir
3 - 23
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kabupaten Pesisir Barat
3.2.3. Pedapatan Perkapita
pendapatan perkapita
Rp30.000,00 Rp25.995,34
Rp23.806,75
Rp25.000,00 Rp21.561,20
Rp19.684,31
Rp20.000,00 Rp17.664,66
Rp15.000,00
Rp10.000,00
Rp5.000,00
Rp-
2013 2014 2015 2016 2017
Laporan Akhir
3 - 24
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kabupaten Pesisir Barat
laju capaian nilai tambah riil daerah yang menggambarkan kemajuan
perkekonomian yang dihasilkan.
Tabel 3.12. PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan PDRB Atas Dasar Harga
Konstan Kabupaten Pesisir BaratTahun 2012-2017 (dalam juta
rupiah)
PDRB
Tahun
Atas Dasar Harga Berlaku Atas Dasar Harga Konstan
2012 2,390,013.03 2,165,799.28
2013 2,586,638.50 2,274,505.72
2014 2,913,745.75 2,381,143.45
2015* 3,217,838.81 2,496,719.64
2016* 3.553.668,54 2.617.905,68
2017* 3.844.582,42 2.730.932,28
Sumber: BPS Kabupaten Pesisir Barat, 2019
Laporan Akhir
3 - 25
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kabupaten Pesisir Barat
tahun 2014 naik menjadi 2.913.745,75 (dalam juta rupiah) dan pada
tahun 2015 di perkirakan naik menjadi 3.217.838,81 (dalam juta rupiah)
dan diproyeksikan kembali pada tahun 2016 menjadi 3.553.668,54 (dalam
juta rupiah) serta pada tahun 2017 menjadi 3.844.582,43 (dalam juta
rupiha). Jika dilihat dari PDRB atas dasar harga berlaku, pertumbuhan
ekonomi Kabupaten Pesisir Barat pada tahun 2013 naik 8,23% dan pada
Tahun 2014 dapat naik minimal 12,65%, untuk Tahun 2015 diproyeksikan
laju pertumbuhan hanya 10,44%, sementara untuk tahun 2016 kembali
diproyeksikan berada pada angka 10,44% dan 7,57% pada tahun 2017.
Asumsi ini didasarkan pada rata-rata kenaikan PDRB 3 tahun sebelumnya.
Laporan Akhir
3 - 26
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kabupaten Pesisir Barat
Gambar 3.11. Perkembangan Rasio Ketergantungan Usia Anak-anak (< 15
tahun); produktif (15-64 tahun), Lansia (>65 tahun) serta
Rasio Ketergantungan Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2014-
2018
58,95
60
58
52
50
2015 2016 2017 2018
Mata pencaharian adalah suatu tugas atau kerja yang menghasilkan uang
bagi seseorang dan keluarganya, permintaan terhadap suatu barang atau
jasa dalam kesehatan sangat ditentukan oleh faktor pendapatan keluarga
dan faktor harga. Kemampuan ekonomi menjadi salah satu faktor penting
yang mempengaruhi seseorang memanfaatkan fasilitas kesehatan atau
aktifitas sosial.
Laporan Akhir
3 - 27
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kabupaten Pesisir Barat
(Kabupaten Induk sebesar 82,50%, sebanyak 77,32% TPAK bertempat
tinggal di Perkotaan dan 82,76% di daerah pedesaan. Berdasarkan jenis
kelamin, TPAK penduduk laki-laki sebesar 90,43% dan TPAK penduduk
perempuan sebesar 73,26%. TPAK laki-laki lebih tinggi daripada
perempuan karena 17,32% wanita yang masuk dalam usia kerja (15-64
tahun) memiliki kegiatan utama menurus rumah tangga.
Laporan Akhir
3 - 28
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kabupaten Pesisir Barat
Penduduk Kabupaten Pesisir Barat yang bekerja di sektor Pertanian.
Sektor pekerjaan bidang informal terus mengalami peningkatan dari tahun
2015-2018, di tahun 2015 sektor Informal sebesar 47,40 menjadi 57,95 di
tahun 2018, sektor formal tahun 2015 sebesar 4,81 meningkat menjadi
8,73 di tahun 2018.
Laporan Akhir
3 - 29
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kabupaten Pesisir Barat
sikap dan semangat kemandirian serta ketahanan yang tinggi dan memiliki
kemampuan fisik materiil, psikis, mental spiritual untuk mengembangkan
diri dan keluarganya dapat hidup layak dan harmonis baik lahir maupun
batin. Banyaknya konflik sosial yang terjadi di masyarakat bisa jadi akibat
dari pembangunan keluarga yang tidak dilakukan dengan benar, yang
kemudian mengakibatkan anggota keluarga tidak memiliki rasa cinta kasih
kepada sesama anggota keluarga maupun sesama anggota masyarakat.
3.3.1. Perkawinan
11,02
12
10,06 9,82
10
8
5,91
6
0
2015 2016 2017 2018
Laporan Akhir
3 - 30
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kabupaten Pesisir Barat
tahun 2015 sebesar 5,91 %, meningkat di tahun 2016 menjadi 10,06 %
dan terus meningkat sampai tahun 2018 menjadi 11,02 %.hal ini
menunjukan pernikahan anak berumur kurang dari 16 tahun terus
meningkat di Kabupaten Pesisir Barat.
Kawin adalah seseorang mempunyai istri (bagi laki-laki) atau suami (bagi
perempuan) pada saat pencacahan, baik tinggal bersama maupun
terpisah. Dalam hal ini yang dicakup tidak saja mereka yang kawin sah
secara hukum (adat, agama, negara dan sebagainya), tetapi juga mereka
yang hidup bersama dan oleh masyarakat sekelilingnya dianggap sebagai
suami-istri, Cerai hidup adalah seseorang yang telah berpisah sebagai
suami-istri karena bercerai dan belum kawin lagi. Dalam hal ini termasuk
mereka yang mengaku cerai walaupun belum resmi secara hukum.
Sebaliknya tidak termasuk mereka yang hanya hidup terpisah tetapi masih
berstatus kawin, misalnya suami/istri ditinggalkan oleh istri/suami ke
tempat lain karena sekolah, bekerja, mencari pekerjaan, atau untuk
keperluan lain. Wanita yang mengaku belum pernah kawin tetapi pernah
hamil, dianggap cerai hidup. Cerai mati adalah seseorang ditinggal mati
oleh suami atau istrinya dan belum kawin lagi. Berikut Persentase Status
Perkawinan Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2015-2018 di tunjukan dalam
Tabel 3.14.
Laporan Akhir
3 - 31
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kabupaten Pesisir Barat
2016 sebesar 1,81, dan terus menurun sampai tahun 2018 menjadi 1,07.
Persentase perkawinan Penduduk Kabupaten Pesisir Barat berusia 10
tahun mengalami penurunan di tahun 2018 sebesar 4,5 % dari tahun
2017. Persentase Penduduk Berumur 15-45 Tahun menurut Status
Perkawinan di tunjukan dalam tabel 3.15.
Lahir hidup (live birth) adalah anak yang dilahirkan hidup (menunjukkan
tanda-tanda kehidupan) pada saat dilahirkan, tanpa memperhatikan
lamanya di kandungan, walaupun akhirnya meninggal dunia.Suatu
kelahiran disebut “lahir hidup” (liva birth) apabila pada waktu lahir
terdapat tanda-tanda kehidupan, misalnya menangis, bernafas, jantung
berdenyut. Jika tidak ada tanda-tanda kehidupan tersebut disebut “lahir
mati” (still birth) yang tidak diperhitungkan sebagai kelahiran dalam
fertilitas. Persentase Rata-rata Jumlah Anak yang Dilahirkan Hidup (ALH)
di Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2015-2018 di tunjukan pada Gambar
3.13.
Laporan Akhir
3 - 32
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kabupaten Pesisir Barat
Gambar 3.13. Persentase Rata-rata Jumlah Anak yang Dilahirkan Hidup
(ALH) di Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2015-2018
2,55
2,6 2,52
2,5
2,37
2,4 2,32
2,3
2,2
2015 2016 2017 2018
Proses kelahiran adalah proses lahirnya janin dari dalam kandungan ibu ke
dunia, dimulai dari tanda-tanda kelahiran (rasa mulas yang berangsur-
angsur makin sering, makin lama dan makin kuat, rahim terasa kencang,
keluarnya lendir bercampur darah dari jalan lahir (vagina), keluarnya
cairan ketuban yang berwarna jernih kekuningan dari jalan lahir dan
merasa seperti mau buang air besar bila bayi akan lahir),hingga lahirnya
bayi, pemotongan tali pusat, dan keluarnya plasenta. Seorang ibu yang
melahirkan bisa ditolong oleh lebih dari satu jenis penolong (misalnya
dukun bersalin dan bidan). Kelahiran adalah ketika lahirnya janin berusia 5
bulan (22 minggu) ke atas, bila lahirnya janin kurang dari 5 bulan
dinamakan abortus/keguguran, Penolong Proses Kelahiran Penduduk
Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2015-2018 di tunjukan pada tabel 3.16.
Laporan Akhir
3 - 33
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kabupaten Pesisir Barat
Tabel 3.16. Penolong Proses Kelahiran Penduduk Kabupaten Pesisir Barat
Tahun 2015-2018
Penolong Proses Kelahiran
2015 2016 2017 2018
Terakhir
1 Dokter Kandungan 5.46 5,67 7,7 9,17
2 Dokter Umum 0 0 2,34 0,68
3 Bidan 49.54 77,17 65,54 76,18
4 Perawat 0 0 5,5 2,32
5 Dukun Beranak/Paraji 0 17,16 18,92 11,65
Sumber: BPS Kabupaten Pesisir Barat, 2019
Laporan Akhir
3 - 34
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kabupaten Pesisir Barat
semakin tinggi kepadatan penduduk mengindikasikan pada tingkat
kerapatan penggunaan lahan untuk kawasan terbangun, sehingga bisa
dikatakan semakin tinggi beban lingkungan hidup. Kepadatan Penduduk
Kabupaten Pesisir Barat di tunjukan oleh tabel 3.17.
2 Pesisir 409,17 14,07 23.499 15,53 57,43 24.375 15,68 59,57 24.836 15,92 60,70
Selatan
3 Lemong 454,97 15,65 11.344 7,50 24,93 10.602 6,82 23,30 10.966 7,03 24,10
4 Pesisir 84,27 2,90 8.166 5,40 96,90 8.244 5,30 97,83 8.332 5,34 98,87
Utara
5 Karya 211,11 7,26 14.998 9,91 71,04 15.410 9,91 73,00 15.423 9,89 73,06
Penggawa
6 Pulau 64,00 2,20 1.527 1,01 23,87 1.612 1,04 25,19 1.644 1,05 25,69
Pisang
7 Way Krui 40,92 1,41 8.941 5,91 218,49 9.256 5,95 226,20 9.180 5,89 224,34
8 Krui 36,25 1,25 9.527 6,30 262,80 9.993 6,43 275,67 9.979 6,40 275,28
Selatan
9 Ngambur 327,17 11,25 19.465 12,87 59,50 20.218 13,00 61,80 20.218 12,96 61,80
10 Ngaras 215,03 7,40 8.199 5,42 38,13 8.494 5,46 39,50 8.560 5,49 39,81
11 Bangkunat 943,7 32,46 26.479 17,63 28,27 2.939 17,97 29,61 27.372 17,55 29,00
JUMLAH 2.907,23 100 151.288 100 52,04 155.497 100 53,49 155.964 100 53,65
Sumber: Disdukcapil Kabupaten Pesisir Barat, 2017 (diolah)
Laporan Akhir
3 - 35
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kabupaten Pesisir Barat
Gambar 3.14. Peta Kepadatan Pendudu Kabupaten Pesisir Barat
Laporan Akhir
3 - 36
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kabupaten Pesisir Barat
3.4.2. Permukiman penduduk
Rumah selain berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan sarana
pembina keluarga yang mendukung perikehidupan dan penghidupan, juga
mempunyai fungsi sebagai pusat pendidikan keluarga, persemaian budaya
dan penyiapan generasi muda. Oleh karena itu, pengembangan
perumahan dengan lingkungan yang layak dan sehat merupakan wadah
untuk pengembangan sumber daya bangsa Indonesia di masa depan.
Sehubungan dengan hal tersebut pemerintah wajib memberikan akses
kepada masyarakat untuk dapat memperoleh permukiman yang layak
huni, sejahtera, berbudaya, dan berkeadilan sosial.
Laporan Akhir
3 - 37
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kabupaten Pesisir Barat
Sebaran rumah dengan persentase tertinggi berada di Kecamatan Pesisir
Selatan yaitu sebesar 17,10 % dan sebaran rumah terendah berada di
Kecamatan Pulau Pisang yaitu sebesar 1,13 %. Sebaran Rumah di
Kabupaten Pesisir Barat di tunjukan dalam Tabel 3.18
Laporan Akhir
3 - 38
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kabupaten Pesisir Barat
Tabel 3.19. Status Kepemilikan Rumah di Kabupaten Pesisir Barat
KEPEMILIKAN RUMAH/ BANGUNAN
TEMPAT TINGGAL
NO
KECAMATAN RUMAH MILIK SEWA/
LAINNYA
SENDIRI KONTRAK
1 Pesisir Tengah 4.075 3.278 228 569
2 Pesisir Selatan 5.605 4.771 15 819
3 Lemong 3.441 3.116 28 297
4 Pesisir Utara 1.913 1.642 19 252
5 Karya 3.404 2.901 19 484
Penggawa
6 Pulau Pisang 371 328 2 41
7 Way Krui 1.990 1.604 47 339
8 Krui Selatan 2.016 1.699 8 309
9 Ngambur 2.805 2.534 44 227
10 Ngaras 1.949 1.753 6 190
11 Bangkunat 5.206 4.819 28 359
TOTAL 32.775 28.445 444 3.886
Sumber: RP3KP Kab. Pesisir Barat, 2019
Laporan Akhir
3 - 39
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kabupaten Pesisir Barat
Gambar 3.15. Persentase Anak Berumur 0-17 Tahun yang milikan Akte
Kelahiran di Kabupaten Pesisir Barat
80,62
82
80
78 75,14
76
74
70,32
72 68,81
70
68
66
64
62
2015 2016 2017 2018
Salah satu hal penting dalam Undang Undang Nomor 24 Tahun 2013
tentang Perubahan Atas 23 Tahun 2006 tentang Administrasi
Kependudukan adalah diberlakukannya Nomor Induk Kependudukan
(NIK).
NIK yang terdiri atas 16 digit itu bersifat unik dan khas, tunggal, serta
melekat pada seseorang (dan hanya pada orang itu) sepanjang masa. NIK
akan dikenakan pada setiap orang ketika terdaftar sebagai penduduk
Indonesia, dan NIK itu tidak dapat diubah sampai orang itu meninggal
dunia. Sesuai amanat Undang-undang Adminduk, ketentuan
pemberlakuan NIK tersebut dijalankan secara bertahap. Undang-undang
Adminduk, NIK mulai diberlakukan secara nasional pada tahun 2011.
Laporan Akhir
3 - 40
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kabupaten Pesisir Barat
kependudukan akan selalu dimutakhirkan melalui layanan pendaftaran
penduduk dan pencatatan sipil di Dinas Kependudukan dan Pencatatan
Sipil, Kecamatan dan Kelurahan.
Dengan pemberlakuan NIK itu, kelak tolok ukur dalam pelayanan publik
adalah NIK, karena posisi NIK itu sangat penting untuk memperbaiki
sistem dan pengelolaan informasi administrasi kependudukan.
Ketunggalan NIK dijaga melalui sistim identifikasi biometrik, sidik jari, iris
mata dan wajah pada program Penerapan KTP Elektronik. Persentase
Penduduk Berumur 5 Tahun Ke Atas Yang Mempunyai Nomor Induk
Kependudukan (NIK) di Kabupaten Pesisir Barat di tunjukan pada Gambar
3.16.
Laporan Akhir
3 - 41
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kabupaten Pesisir Barat
Gambar 3.17. Persentase Anak Berumur 17 Tahun Keatas Yang
Mempunyai Nomor Induk Kependudukan (NIK) di
Kabupaten Pesisir Barat
101 99,83
99,2 99,45
100
99
98
97
96
95 94,3
94
93
92
91
2015 2016 2017 2018
Laporan Akhir
3 - 42
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kabupaten Pesisir Barat
BAB IV
PERMASALAHAN DAN ISU STRATEGIS
4.1. Permasalahan
Meskipun selama kurun waktu lima tahun terakhir tren laju pertumbuhan
penduduk di Kabupaten Pesisir Barat cenderung melambat, namun tetap
saja secara absolut jumlahnya meningkat. Diperkirakan lebih dari 60
persen penduduk Kabupaten Pesisir Barat merupakan penduduk usia
produktif (usia 15-64 tahun) yang akan menjadi potensi tenaga kerja.
Peningkatan terhadap jumlah penduduk memiliki dampak secara langsung
terhadap pembangunan daerah baik itu positif atau bahkan negatif,
tergantung pada kemampuan menyerap dan secara produktif
memanfaatkan tambahan tenaga kerja tersebut. Apabila tidak dikelola
dengan baik, dapat menyebabkan tingginya tingkat penganguran, konflik
sosial, serta tekanan pada pangan dan lingkungan.
Laporan Akhir
4-1
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kabupaten Pesisir Barat
melahirkan anak. Dengan demikian dapat diduga bahwa laju pertumbuhan
penduduk pada beberapa tahun kedepan akan meningkat.
Laporan Akhir
4-2
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kabupaten Pesisir Barat
akan sulit tercapai. Keluarga tidak dapat menyisihkan uangnya untuk
pengembangan SDM dan bagi peningkatan kualitas hidup.
1. Pendidikan
Laporan Akhir
4-3
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kabupaten Pesisir Barat
c. Ditinjau berdasarkan jenis kelaminnya, rasio APS maupun APM
penduduk laki-laki dan perempuan sudah cukup baik pada jenjang
pendidikan SD dan SMP. Namun pada jenjang pendidikan SMA ke atas
justru APS maupun APM perempuan lebih tinggi jika dibandingkan
dengan laki-laki. Diperkirakan pada jenjang tersebut penduduk laki-
laki banyak yang putus sekolah untuk membantu orang tua bekerja.
d. Rata-rata lama sekolah penduduk Kabupaten Pesisir Barat masih
sebesar 7,59 tahun. Kondisi tersebut berarti secara rata-rata
penduduk Kabupaten Pesisir Barat yang berusia 25 tahun ke atas
telah menempuh pendidikan selama 7,59 tahun atau hampir
menamatkan kelas VIII (2 SMP).
e. Sementara itu, untuk anak-anak yang pada tahun 2018 berusia 7
tahun memiliki harapan dapat menikmati pendidikan selama 11,97
tahun atau kelas 3 SMA.
f. Pada tahun 2018 masih terdapat 1,74 persen penduduk berumur 15
Tahun ke atas yang buta huruf.
Laporan Akhir
4-4
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kabupaten Pesisir Barat
b. Hingga tahun 2018 masih terdapat 13,23 persen perempuan yang
pernah kawin berumur 15-49 tahun yang melahirkan anak dengan
berat badan anak lahir hidup rendah (<2,5 kg).
c. Persentase penduduk yang belum memiliki jaminan kesehatan masih
tinggi, yaitu sebesar 51,43 persen.
d. Lebih dari setengah perempuan yang pernah kawin berumur 15-49
tahun melahirkan anak lahir hidup bertempat di rumah, yaitu sebesar
52,84 persen. Jumlah tersebut merupakan yang tertinggi di Provinsi
Lampung. Melairkan anak dirumah tentu memiliki resiko yang lebih
besar jika dibandingkan dengan jika melahirkan di tempat fasilitas
kesehatan seperti klinik bersalin, puskesmas, atau praktik bidan.
e. Pada tahun 2018, di Kabupaten Pesisir Barat masih terdapat 20 persen
lebih perempuan yang pernah kawin berumur 15-49 tahun yang tidak
pernah menggunakan Alat/Cara KB.
3. Ketenagakerjaan
Laporan Akhir
4-5
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kabupaten Pesisir Barat
c. Kabupaten/kota dengan tingkat pengangguran terbuka (TPT)
terendah pada tahun 2018 adalah Kabupaten Pesisir Barat (1,9
persen), namu sayangnya jumlah tersebut justru berasal dari
penduduk dengan tingkat pendidikan menegah yang seharusnya
berada pada usia produktif.
4. Pendapatan
Laporan Akhir
4-6
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kabupaten Pesisir Barat
4.1.4. Administrasi Penduduk
1. Bonus Demografi
2. Tingkat Pendidikan
Laporan Akhir
4-7
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kabupaten Pesisir Barat
pendidikan yang rendah kualitas hidupnya juga kemungkinan besar akan
rendah. Apalagi jika dibebani dengan angka ketergantungan yang tinggi.
3. Tingkat Kesehatan
4. Pembangunan Keluarga
Laporan Akhir
4-8
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kabupaten Pesisir Barat
segera diupayakan penyelesaiannya. Kemiskinan merupakan suatu kondisi
ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan,
pakaian, tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat
disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun
sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan.
Laporan Akhir
4-9
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kabupaten Pesisir Barat
rendahnya toleransi antarumat beragama, penggunaan obat-obat
terlarang, pornografi yang sudah merambah pada anak-anak kecil,
rendahnya partisipasi masyarakat dalam pembangunan, rendahnya
kepatuhan hukum dan peraturan perundang undangan, rendahnya
sportivitas dalam berkompetisi, dan banyaknya kejadian negatif lainnya
yang menjadi rangkaian fenomena dan realitas yang dihadapi oleh
generasi muda saat ini.
Laporan Akhir
4 - 10
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kabupaten Pesisir Barat
Di tengah pesatnya perkembangan teknologi khususnya teknologi
informasi dan komunikasi (TIK) inilah lahir dan tumbuh generasi yang
dikenal dengan istilah Generasi Y atau dikenal dengan Generasi Milenial.
Generasi milenial dianggap sebagai generasi yang lebih akrab dengan
teknologi jika dibandingkan dengan generasi-generasi sebelumnya seperti
Generasi X dan Generasi Baby Boom. Tidak dapat dipungkiri bahwa
perkembangan TIK inilah yang membesarkan generasi milenial, sehingga
generasi milenial dan TIK seperti dua hal yang tidak terpisahkan. Generasi
milenial tumbuh di era teknologi yang telah menyentuh setiap sendi
kehidupan dan memang sudah seharusnya dapat menjawab setiap
kebutuhan dan gaya hidup generasi milenial yang semakin menantang
dan lebih dinamis. Dengan menggunakan TIK memungkinkan generasi
milenial saling terhubung dan berkomunikasi serta menawarkan
kemudahan dalam melakukan aktivitas seharihari. Setiap pekerjaan
menjadi lebih efektif dan efisien jika mampu memanfaatkan TIK secara
optimal.
Laporan Akhir
4 - 11
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kabupaten Pesisir Barat
BAB V
TUJUAN DAN SASARAN
Tujuan adalah suatu kondisi yang akan dicapai atau dihasilkan dalam
jangka waktu tertentu. Rumusan tujuan pembangunan kependudukan
diturunkan secara lebih operasional dari masing-masing misi
pembangunan yang telah ditetapkan dengan memperhatikan visi
pembangunan daerah. Selain itu rumusan tujuan juga disusun dengan
memperhatikan permasalahan dan isu-isu strategis pembangunan
kependudukan, serta kebijakan pembangunan kependudukan Nasional
dan Provinsi Lampung. Sementara itu, sasaran adalah rumusan kondisi
yang menggambarkan tercapainya tujuan, berupa hasil pembangunan
yang diperoleh dari pencapaian outcome. Rumusan tujuan dan sasaran
pembangunan kependudukan Kabupaten Pesisir Barat disajikan pada
Tabel 5.1.
Laporan Akhir
5-1
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kabupaten Pesisir Barat
Kondisi
Target
Tujuan Sasaran Indikator Awal
2018 2025
(1) (2) (3) (4) (5)
3) Tercapainya status - Tingkat 1,9 1
ekonomi masyarakat Pengengguran
yang tinggi dan Terbuka (TPT)
merata - Tingkat kemiskinan 14,98 10
- Ideks Gini (Gini Ratio) - < 0,3
3 Mewujudkan Terwujudnya keluarga Indeks Ketahanan - “tinggi”
keluarga yang yang berketahanan Keluarga (70,36 s/d
berketahanan, tinggi 74,96)
sejahtera, dan
harmoni
4 Mewujudkan Terwujudnya persebaran Rata-rata tingkat 116 151-200
keseimbangan penduduk yang merata kepadatan penduduk jiwa/ha jiwa/ha
persebaran sesuai arah penataan kecamatan
penduduk yang ruang daerah
serasi dengan
dayadukung
alam dan daya
tampung
lingkungan
5 Mewujudkan Terwujudnya - Persentase anak 75,14 98
administrasi administrasi berumur 0 s/d 17
Kependudukan kependudukan yang tahun yang memiliki
yang tertib, tertib, akurat, dan akte kelahiran
akurat, dan dapat dipercaya - Persentase penduduk 93,95 98
dapat dipercaya berumur 5 tahun ke
atas yang mempunyai
Nomor Induk
Kependudukan (NIK)
- Persentase penduduk 82 100
yang telah memiliki
KTP Elektronik (E-
KTP)
Laporan Akhir
5-2
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kabupaten Pesisir Barat
Rate/ TFR) nasional sampai pada tingkat replacement rate yaitu 2,1 per
perempuan.
Laporan Akhir
5-3
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kabupaten Pesisir Barat
penduduk usia 16-18 tahun sebesar 80 persen pada tahun 2025, APS
penduduk usia 19-24 tahun sebesar 30 persen pada tahun 2025, dan rata-
rata lama sekolah hingga 13 tahun pada tahun 2025.
Laporan Akhir
5-4
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kabupaten Pesisir Barat
Perkembangan kependudukan dilakukan untuk mewujudkan keserasian,
keselarasan, dan keseimbangan antara kuantitas, kualitas, dan persebaran
penduduk dengan daya dukung alam dan daya tampung lingkungan guna
menunjang pelaksanaan pembangunan nasional yang berkelanjutan. Yang
dimaksud dengan "daya dukung alam" adalah kemampuan lingkungan
alam beserta segenap unsur dan sumbernya untuk menunjang
perikehidupan manusia serta makhluk lain secara berkelanjutan. Yang
dimaksud dengan "daya tampung lingkungan" adalah kemampuan
lingkungan hidup buatan manusia untuk memenuhi perikehidupan
penduduk.
Laporan Akhir
5-5
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kabupaten Pesisir Barat
pelayanan publik dan pembangunan sektor lain. Administrasi
Kependudukan yang tertib, akurat, dan dapat dipercaya akan melahirkan
kebijakan, penyelenggaraan, dan pembangunan kependudukan yang tepat
sasaran. penataan administrasi kependudukan dilakukan melalui penataan
dan pengelolaan database kependudukan, serta penataan dan penerbitan
dokumen kependudukan.
Laporan Akhir
5-6
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kabupaten Pesisir Barat
BAB VI
STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
Laporan Akhir
6-1
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kabupaten Pesisir Barat
Tabel 6.1. Tujuan, Sasaran, Strategi, Arah Kebijakan, dan Program
Pembangunan Kependudukan
Kondi Target
si Kinerj
Tujuan Sasaran Indikator Strategi Arah Kebijakan
Awal a
2018 2025
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1 Mewujudkan Terwujudnya - Laju 0,8 1 Pengendalian 1) Pengaturan fertilitas,
penduduk penduduk pertumbuhan Kuantitas melalui:
tumbuh tumbuh penduduk Penduduk a Pendewasaan usia
seimbang seimbang perkawinan
(minimum 19 tahun)
- Total Fertility 2,3 2,1 b Pengaturan
Rate (TFR)/ kehamilan yang
perempuan diinginkan
c Pembinaan
kesertaan keluarga
berencana
d Peningkatan
kesejahteraan
keluarga
e Penggunaan alat,
obat, dan atau cara
pengaturan
kehamilan
f Peningkatan akses
pelayanan keluarga
berencana
g Peningkatan
pendidikan dan
peran wanita
2) Penurunan mortalitas
a Penurunan angka
kematian ibu hamil
b Penurunan angka
kematian ibu
melahirkan
c Penurunan angka
kematian pasca
melahirkan
d Penurunan angka
kematian bayi dan
anak
2 Mewujudkan 1) Tercapainya - Usia harapan 62,85 70 Peningkatan 1) Menurunkan tingkat
penduduk derajat hidup akses dan kematian dan
yang sehat kesehatan mutu peningkatan kualitas
jasmani dan dan status pelayanan hidup ibu dan anak,
rohani, gizi kesehatan melalui:
cerdas, masyarakat - Jumlah 6 0 pada seluruh a Peningkatan
mandiri, yang tinggi kematian bayi kasus kasus siklus cakupan dan kualitas
beriman, (kasus) kehidupan pelayanan
bertakwa, baik pada kesehatan ibu dan
berakhlak tingkat anak
mulia, dan - Jumlah 6 0 individu, b Peningkatan peran
memiliki etos kematian ibu kasus kasus keluarga, pemerintah daerah
kerja yang melahirkan maupun dan swasta
tinggal (kasus) masyarakat c Pemberdayaan
keluarga dan
masyarakat;
Laporan Akhir
6-2
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kabupaten Pesisir Barat
Kondi Target
si Kinerj
Tujuan Sasaran Indikator Strategi Arah Kebijakan
Awal a
2018 2025
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
2) Peningkatan status
gizi masyarakat,
melalui:
a Penguatan
perbaikan gizi
masyarakat
b Peningkatan
ketersediaan serta
aksesibilitas pangan
penduduk
c Peningkatan
pengendalian
penyakit menular
dan tidak menular
d Peningkatan akses
air bersih dan
sanitasi yang layak
e Peningkatan
perilaku hidup
bersih dan sehat
2) Tercapainya - Angka Peningkatan 1) Peningkatan akses
derajat Partisipasi akses dan penduduk terhadap
pendidikan Sekolah : mutu pendidikan baik dari sisi
masyarakat Usia 13-15 87,46 95 pendidikan ekonomi dan fisik
yang tinggi Usia 16-18 72,13 90 2) Peningkatan
Usia 19-24 12 30 kompetensi penduduk
melalui pendidikan
formal, nonformal
maupun informal
- Rata-rata lama 7,59 12 3) Pengurangan
sekolah kesenjangan pendidikan
menurut jenis kelamin
3) Tercapainya - Tingkat 1,9 1 Peningkatan 1) Perluasan kesempatan
status Pengengguran status kerja dan mengurangi
ekonomi Terbuka (TPT) ekonomi pengganguran
masyarakat penduduk
yang tinggi - Persentase 14,98 10 2) Pengurangan
dan merata Penduduk kesenjangan ekonomi
Miskin sebagai salah satu
- Ideks Gini (Gini - < usaha untuk
Ratio) 0,3 menurunkan angka
kemiskinan
3 Mewujudkan Terwujudnya Indeks Ketahanan - “tinggi” Pembangunan 1) Memperkuat landasan
keluarga yang keluarga yang Keluarga (70,36 keluarga legalitas rumah tangga
berketahanan berketahanan s/d dan keutuhan keluarga
, sejahtera, tinggi 74,96)
dan harmoni 2) Memperkuat ketahanan
fisik anggota keluarga
3) Meningkatkan
ketahanan ekonomi
rumah tangga
4) Meningkatkan
ketahanan sosial
psikologi anggota
keluarga
Laporan Akhir
6-3
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kabupaten Pesisir Barat
Kondi Target
si Kinerj
Tujuan Sasaran Indikator Strategi Arah Kebijakan
Awal a
2018 2025
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
5) Meningkatkan
ketahanan sosial,
budaya, dan agama
4 Mewujudkan Terwujudnya Rata-rata tingkat 116 151- Penataan 1) Pengarahan mobilitas
keseimbanga persebaran kepadatan jiwa/ 200 persebaran penduduk yang
n persebaran penduduk yang penduduk ha jiwa/ dan mendukung
penduduk merata kecamatan ha pengarahan pembangunan daerah
yang serasi mobilitas yang berkeadilan
dengan penduduk 2) Pengelolaan urbanisasi
dayadukung yang mengarah pada
alam dan pembangunan
daya perkotaan yang
tampung berkelanjutan
lingkungan 3) Pengarahan persebaran
penduduk sesuai
dengan RTRW dan
RP3KP (Rencana
Pembangunan dan
Pengembangan
Perumahan dan
Kawasan Permukiman)
5 Mewujudkan Terwujudnya - Persentase anak 75,14 98 Penataan 1) Penataan dan
administrasi - administrasi berumur 0 s/d administrasi pengelolaan database
Kependuduk- kependuduk 17 tahun yang kependudukan kependudukan
an yang tertib, an yang memiliki akte 2) Penataan dan
akurat, dan tertib, kelahiran penerbitan dokumen
dapat akurat, dan - Persentase 93,95 98 kependudukan
dipercaya dapat penduduk
dipercaya berumur 5
tahun ke atas
yang
mempunyai
Nomor Induk
Kependudukan
(NIK)
- Persentase 82 100
penduduk yang
telah memiliki
KTP Elektronik
(E-KTP)
Laporan Akhir
6-4
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kabupaten Pesisir Barat
BAB VII
PROGRAM PRIORITAS
Laporan Akhir
7-1
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kabupaten Pesisir Barat
Tabel 7.1. Strategi, Arah Kebijakan, dan Program Pembangunan
Kependudukan Kabupaten Pesisir Barat
Program OPD
No Strategi Arah Kebijakan
Pembangunan Penanggungjawab
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Pengendalian 1) Pengaturan fertilitas, Program Keluarga Dinas Pengendalian
Kuantitas Penduduk melalui: Berencana Penduduk dan KB
a Pendewasaan usia
perkawinan (diatas 16
tahun)
b Pengaturan
kehamilan yang
diinginkan
c Pembinaan kesertaan
keluarga berencana
d Peningkatan
kesejahteraan
keluarga
e Penggunaan alat,
obat, dan atau cara
pengaturan
kehamilan
f Peningkatan akses
pelayanan keluarga
berencana
g Peningkatan
pendidikan dan peran
wanita
2) Penurunan mortalitas Program Keluarga Dinas Pengendalian
a Penurunan angka Berencana Penduduk dan KB
kematian ibu hamil
b Penurunan angka
kematian ibu
melahirkan
c Penurunan angka
kematian pasca
melahirkan
d Penurunan angka
kematian bayi dan
anak
2 Peningkatan akses dan 1) Menurunkan tingkat Program Bina Gizi Dinas Kesehatan
mutu pelayanan kematian dan dan Kesehatan Ibu
kesehatan pada peningkatan kualitas dan Anak
seluruh siklus hidup ibu dan anak,
kehidupan baik pada melalui:
tingkat individu, a Peningkatan cakupan
keluarga, maupun dan kualitas
masyarakat pelayanan kesehatan
ibu dan anak
b Peningkatan peran
pemerintah daerah
dan swasta
Laporan Akhir
7-2
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kabupaten Pesisir Barat
Program OPD
No Strategi Arah Kebijakan
Pembangunan Penanggungjawab
(1) (2) (3) (4) (5)
c Pemberdayaan
keluarga dan
masyarakat;
2) Peningkatan status gizi Program Perbaikan Dinas Kesehatan
masyarakat, melalui: Gizi Masyarakat
a Penguatan perbaikan
gizi masyarakat
b Peningkatan
ketersediaan serta
aksesibilitas pangan
penduduk
c Peningkatan
pengendalian
penyakit menular dan
tidak menular
d Peningkatan akses air
bersih dan sanitasi
yang layak
e Peningkatan perilaku
hidup bersih dan
sehat
3 Peningkatan akses dan 1) Peningkatan akses Program Pendidikan Dinas Pendidikan dan
mutu pendidikan penduduk terhadap Anak Usia Dini dan Kebudayaan
pendidikan baik dari sisi Pendidikan
ekonomi dan fisik Masyarakat
2) Peningkatan kompetensi Program Pendidikan Dinas Pendidikan dan
penduduk melalui Dasar Kebudayaan
pendidikan formal, Program Perluasan
nonformal maupun Akses Pendidikan
informal Menengah dan Tinggi
3) Pengurangan kesenjangan
pendidikan menurut jenis
kelamin dengan cara
meningkatkan akses
perempuan untuk
memperoleh pendidikan
4 Peningkatan status 1) Perluasan kesempatan Program Peningkatan Dinas Sosial, Tenaga
ekonomi penduduk kerja dan mengurangi Kesempatan Kerja Kerja dan
pengganguran Transmigrasi
2) Pengurangan kesenjangan Program Peningkatan
ekonomi sebagai salah Kompetensi dan
satu usaha untuk Produktivitas Tenaga
menurunkan angka Kerja
kemiskinan
5 Pembangunan 1) Memperkuat landasan Program Dinas Pengendalian
keluarga legalitas rumah tangga Kependudukan, Penduduk dan KB
dan keutuhan keluarga Keluarga Berencana,
2) Memperkuat ketahanan dan Pembangunan
fisik anggota keluarga Keluarga
3) Meningkatkan ketahanan
ekonomi rumah tangga
Laporan Akhir
7-3
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kabupaten Pesisir Barat
Program OPD
No Strategi Arah Kebijakan
Pembangunan Penanggungjawab
(1) (2) (3) (4) (5)
4) Meningkatkan ketahanan
sosial psikologi anggota
keluarga
5) Meningkatkan ketahanan
sosial, budaya, dan agama
5 Penataan persebaran 1) Pengarahan mobilitas Program Dinas Kependudukan
dan pengarahan penduduk yang Kependudukan, dan Pencatatan Sipil
mobilitas penduduk mendukung Keluarga Berencana,
pembangunan daerah dan Pembangunan
yang berkeadilan Keluarga
2) Pengelolaan urbanisasi Dinas Pengendalian
yang mengarah pada Penduduk dan KB
pembangunan perkotaan
yang berkelanjutan
3) Pengarahan persebaran
penduduk sesuai dengan
kebutuhan setiap wilayah
4) Pencegahan munculnya
faktor yang dapat
menyebabkan terjadinya
perpindahan paksa
5) Pemberian perlindungan
kepada tenaga kerja
Indonesia yang bekerja di
luar negeri secara
maksimal
6 Penataan administrasi 1) Penataan dan Program Penataan Dinas Kependudukan
kependudukan pengelolaan database Administrasi dan Pencatatan Sipil
kependudukan Kependudukan dan
2) Penataan dan penerbitan Pencatatan Sipil
dokumen kependudukan
Laporan Akhir
7-4
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kabupaten Pesisir Barat