Anda di halaman 1dari 17

Bab III Metodologi Penelitian

III.1 Tahapan Penelitian


Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar
III.1 di bawah ini.

Gambar III.1. Diagram Alir Penelitian

28
III.2 Waktu dan Tempat Penelitian
Wilayah penelitian merupakan daerah dimana penelitian akan dilakukan dan
wilayah dimana terdapat sampel (obyek penelitian) yang akan diteliti. Masyarakat
yang tinggal di sekitar Sungai Kaligarang dipilih sebagai sampel dengan beberapa
anggapan, antara lain: masyarakat yang tinggal di sekitar Sungai Kaligarang akan
lebih dominan merasakan manfaat maupun dampak negatif dari Sungai
Kaligarang. Selain itu masyarakat di sekitar Sungai Kaligarang juga memiliki
peranan yang cukup penting dalam usaha peningkatan kualitas air Sungai
Kaligarang.

Penelitian dilakukan pada Bulan Oktober - November 2007 di Kelurahan


Barusari, Kecamatan Semarang Selatan, Kotamadya Semarang. Kelurahan
Barusari ditetapkan sebagai lokasi penelitian karena dilewati oleh Sungai
Kaligarang. Selain itu karena di daerah ini banyak warganya yang tinggal di
pinggir Sungai dan masih banyak beberapa warga di kelurahan ini yang
melakukan aktivitas berhubungan dengan Sungai Kaligarang. Sehingga
diharapkan penelitian ini akan tepat sasaran karena masyarakat yang tinggal di
sekitar Sungai Kaligarang akan lebih dominan merasakan manfaat maupun
dampak negatif dari kondisi Sungai Kaligarang.

29
Gambar III.2. Lokasi Penelitian di Kelurahan Barusari

30
III.3 Kebutuhan Data
III.3.1 Data Primer
Di dalam penelitian ini memerlukan data-data primer antara lain sebagai berikut:
a. Latar belakang masyarakat: umur, jenis kelamin, pendidikan, jumlah
anggota keluarga, pekerjaan, penghasilan, pengeluaran, lama tinggal dan
status kepemilikan rumah.
b. Sikap masyarakat terhadap upaya konservasi Sungai Kaligarang
c. Aktivitas masyarakat di Sungai Kaligarang
d. Pandangan/ persepsi masyarakat terhadap kondisi air Sungai Kaligarang.
e. Tingkat kesanggupan membayar (WTP) masyarakat jika dilakukan
program peningkatan kualitas air Sungai Kaligarang.

III.3.2 Data Sekunder


Data-data sekunder yang diperlukan di dalam pelaksanaan penelitian ini adalah
gambaran umum wilayah studi seperti: jumlah rumah tangga yang tinggal di
Kelurahan Barusari dan kualitas air Sungai Kaligarang Semarang.

III.4 Teknik Pengumpulan Data


III.4.1 Teknik Pengumpulan Data Primer
Pengumpulan data primer dilakukan melalui survei wawancara secara langsung ke
masyarakat yang dipandu dengan kuesioner yang telah disiapkan. Pertanyaan-
pertanyaan dalam kuesioner disusun secara sistematis untuk memudahkan
responden dalam menjawabnya. Responden adalah orang yang memberikan
tanggapan atau respon atas pertanyaan yang diajukan. Sampel dalam penelitian ini
selanjutnya dapat disebut sebagai responden.

Analisis tingkat kesanggupan membayar (WTP) masyarakat dilakukan dengan


metode Contingent Valuation Method (CVM). Yaitu suatu metode valuasi yang
menanyakan secara langsung kepada masyarakat tingkat kesanggupan membayar
masyarakat (WTP). Metode CVM yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode permainan penawaran (Bidding Game). Pada proses valuasi dengan
metode permainan penawaran (Bidding game) ini harga tertentu telah ditetapkan

31
oleh pewawancara, kemudian ditanyakan kepada responden. Bila responden
setuju pada harga yang ditawarkan maka harga dinaikkan dan terus dinaikkan
sampai responden menjawab tidak. Sebaliknya bila responden menjawab tidak
pada penawaran pertama, maka harga diturunkan dan terus diturunkan sampai
responden menjawab ya. Pada saat terjadi kesepakatan harga dengan konsumen/
responden, maka harga tersebut dianggap sebagai nilai lingkungan yang sanggup
dibayarkan oleh responden. Tahapan dalam teknik valuasi WTP dengan metode
permainan penawaran ini dapat dilihat pada Gambar III.3.

Gambar III.3. Tahapan dalam Valuasi WTP dengan Metode Permainan


Penawaran (Bidding Game)

32
III.4.1.1Penyusunan Hipotesis Pasar
Awal pelaksanaan metode CVM adalah membuat hipotesis pasar terhadap sumber
daya yang akan dievaluasi. Oleh karena itu perlu dibuat suatu skenario yang dapat
memberikan gambaran secara jelas kepada responden tentang kebijakan maupun
program yang dapat dilakukan untuk memastikan bahwa responden akan
memperoleh “barang” yang diinginkan dalam pasar. Gambaran mengenai
kebijakan yang akan diambil sebaiknya juga mengikutsertakan instrumen
pembayaran bagaimana responden dapat membayar barang yang diinginkan
tersebut.

Desain metode CVM yang baik adalah dengan membuat/ menyediakan skenario
dan kebijakan yang realistis dan tidak rumit yang mudah dimengerti oleh
responden. Sehingga diharapkan dapat tercapai suatu transaksi yang memuaskan,
dimana responden memperoleh seluruh informasi, tidak ada paksaan dan
responden dapat mengidentifikasi keinginan terbaiknya. Transaksi yang
memuaskan akan menghasilkan WTP yang valid dan reliabel.

Pada penelitian ini sebelum memulai proses valuasi dijelaskan terlebih dahulu
kepada responden mengenai gambaran kondisi Sungai Kaligarang saat ini.
Kemudian dijelaskan program-program atau kebijakan yang dapat diterapkan
untuk menjaga/ meningkatkan kualitas air Sungai Kaligarang. Setelah itu baru
dipaparkan kepada responden manfaat apa saja yang akan diperoleh bila program/
kebijakan-kebijakan tersebut diterapkan. Upaya-upaya yang dapat dilakukan
untuk meningkatkan kualitas air Sungai Kaligarang antara lain adalah:
a. Pembersihan Sungai Kaligarang dari sampah.
b. Adanya larangan yang cukup keras untuk membuang sampah di
pinggir mapun ke dalam sungai.
c. Pembersihan/ pengerukan Sungai Kaligarang dari pulau-pulau sungai
yang ada di sekitarnya.
d. Pengawasan yang lebih ketat terhadap industri yang membuang
limbahnya ke Sungai Kaligarang.

33
Manfaat yang akan diperoleh oleh warga jika ada program/ usaha untuk menjaga
& meningkatkan kualitas air Sungai Kaligarang ini antara lain adalah:
ƒ Air Sungai Kaligarang menjadi lebih jernih dan tidak kotor oleh
sampah-sampah.
ƒ Jumlah ikan yang hidup di Sungai Kaligarang akan semakin
bertambah, sehingga akan meningkatkan pendapatan para pencari ikan
di Sungai Kaligarang.
ƒ Mencegah kemungkinan terjangkitnya masyarakat dari penyakit-
penyakit seperti: diare, penyakit kulit, dll.
ƒ Beban pengolahan air baku PDAM Kota Semarang tidak terlalu tinggi
sehingga biaya pengolahan air baku dapat ditekan. Hal ini akan
berhubungan dengan kenaikan tarif retribusi PDAM pada pelanggan
yang tidak terlalu besar, karena biaya pengolahan dapat ditekan.
ƒ Mencegah potensi terjadinya banjir saat musim penghujan.
ƒ Sungai Kaligarang yang bersih dan nyaman akan membuka peluang
sebagai tempat rekreasi dan wisata air yang juga akan berdampak pada
meningkatnya sektor perekonomian daerah di sekitar Sungai
Kaligarang.

Mekanisme pembayaran juga perlu untuk dijelaskan yaitu dengan cara melalui
iuran bulanan yang dikumpulkan oleh aparat pemerintah misalnya kelurahan
untuk kemudian diserahkan kepada Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA).
Hal ini dilakukan untuk menggambarkan secara jelas skenario yang akan
dilakukan kepada responden untuk memastikan bahwa responden akan
memperoleh “barang” yang diinginkan dalam pasar.

III.4.1.2Pelaksanaan Survei
Survei dilakukan melalui 2 tahapan, yaitu survei pendahuluan dan survei utama.
Tujuan dilaksanakannya survei pendahuluan adalah untuk melakukan uji coba
terhadap kuesioner yang telah disusun. Apakah responden dapat memahami
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner serta untuk melihat
kesesuaian pertanyaan yang diajukan dengan sasaran yang diharapkan. Selain itu

34
survei pendahuluan juga dilakukan untuk menguji tanggapan responden terhadap
harga yang ditawarkan apakah sesuai atau tidak. Hasil survei pendahuluan ini
dievaluasi kemudian dilakukan perbaikan kuesioner bila memang diperlukan.
Tahap kedua adalah pelaksanaan survei utama untuk mendapatkan data yang
diperlukan.

III.4.2 Teknik Pengumpulan Data Sekunder


Data sekunder diperoleh dari instansi-instansi terkait seperti misalnya: Bapedal
Provinsi Jawa Tengah, Kantor Kelurahan Barusari dan Biro Pusat Statistik (BPS)
Kota Semarang. Data sekunder yang diperlukan dalam penelitian ini antara lain
adalah jumlah rumah tangga di Kelurahan Barusari, peta Sungai Kaligarang dan
data mengenai kualitas air Sungai Kaligarang Semarang.

III.5 Penyusunan Instrumen Penelitian


Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian ini adalah
kuesioner dan wawancara. Kuesioner mencakup sejumlah pertanyaan yang
berkaitan dengan penelitian dan disusun secara sistematis untuk mempermudah
responden dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. Target
responden untuk penyebaran kuesioner adalah warga yang tinggal di sekitar
Sungai Kaligarang Semarang. Kemudian kuesioner digunakan di dalam
wawancara tatap muka secara langsung kepada responden. Hal ini dilakukan
untuk menghindari kesalahpahaman terhadap maksud dari pertanyaan yang ada
pada kuesioner.

Keuntungan penggunaan kuesioner dalam wawancara tatap muka dengan


responden masyarakat yang tinggal di sekitar Sungai Kaligarang Semarang
adalah:
1. Rumusan petanyaan dapat disusun secara sistematis dan dipersiapkan
secara matang.
2. Dapat digunakan untuk pengumpulan data jumlah besar.
3. Waktu yang dibutuhkan untuk mengumpulkan seluruh data relatif singkat.

35
4. Dapat dilakukan pengecekan kembali karena semua pertanyaan dan
jawaban responden tertulis dalam lembar kuesioner.
5. Terhindar dari penafsiran pertanyaan yang salah.

Secara umum prosedur penelitian dengan menggunakan kuesioner dapat dilihat


pada Gambar III.4 berikut ini:

Gambar III.4. Prosedur Pengambilan Data

III.5.1 Perancangan Bentuk Kuesioner


Jenis pertanyaan yang digunakan dalam kuesioner ini sebagian besar adalah
pertanyaan tertutup dan beberapa pertanyaan terbuka.
• Pertanyaan tertutup
Jenis pertanyaan ini merupakan pertanyaan dengan pilihan jawaban yang
telah ditentukan. Tujuan dari penggunaan jenis pertanyaan ini adalah tidak
memberikan kesempatan kepada responden untuk memberikan jawaban
selain pilihan jawaban yang sudah ditetapkan. Hal ini akan memudahkan
dalam proses pengolahan data.
• Pertanyaan terbuka
Pada pertanyaan terbuka kemungkinan jawaban tidak ditentukan terlebih
dahulu sehingga responden bebas memberikan jawaban. Pertanyaan
terbuka ini digunakan dalam kuesioner hanya untuk pertanyaan-

36
pertanyaan yang berhubungan dengan jumlah uang dan alasan mengapa
tidak bersedia untuk membayar. Hal ini ditujukan agar responden
memberikan jawaban pasti mengenai pertanyaan yang diajukan.

III.5.2 Struktur Kuesioner


Materi-materi dalam kuesioner disusun berdasarkan variabel-variabel yang telah
ditentukan sebelumnya. Struktur kuesioner yang digunakan dalam penelitian
dapat dilihat pada Tabel III.1 berikut ini.

Tabel III.1. Struktur Kuesioner


Aspek Komponen Materi Pertanyaan Kode
Latar Belakang/ • Jenis kelamin Q3
Atribut Masyarakat • Usia Q4
• Pendidikan Q5
• Pekerjaan Q6
• Penghasilan Q7
• Jumlah anggota keluarga Q8
Q9
• Pengeluaran
Q10
• Status kepemilikan rumah
Q11
• Lama tinggal

Sikap & Perilaku Penilaian/ motif • Pencemaran Sungai Kaligarang merupakan Q12
Masyarakat terhadap masyarakat terhadap masalah penting meskipun tidak ada sama
Sungai Kaligarang konservasi Sungai sekali orang yang menggunakan (stewardship
Kaligarang value)
• Kewajiban menjaga Sungai Kaligarang untuk Q13
kepentingan generasi yang akan datang
(bequest value)
• Penurunan jumlah ikan merupakan masalah Q14
yang serius (existence value)
• Sungai Kaligarang yang bersih & nyaman akan Q15
membuka peluang ekonomi/ bisnis (indirect
value)

Aktivitas Masyarakat di • Frekuensi mengunjungi Sungai Kaligarang Q16


Sungai Kaligarang • Penggunaan Sungai Kaligarang untuk Q17
keperluan sehari-hari
• Aktivitas yang sering dilakukan di Sungai Q18
Kaligarang

Persepsi masyarakat • Kondisi air Sungai Kaligarang kotor Q19


terhadap kondisi air • Sungai Kaligarang menimbulkan bau Q20
Sungai Kaligarang • Banyak sampah di sekitar/ dalam Sungai Q21
Kaligarang
• Sumber pencemaran Sungai Kaligarang Q22
• Ketergangguan masyarakat dengan kondisi Q23
Sungai Kaligarang

Willingness To Pay • Tanggapan terhadap program peningkatan Q24


(WTP) masyarakat kualitas air Sungai Kaligarang

37
Aspek Komponen Materi Pertanyaan Kode
• Kesediaan untuk berpartisipasi dalam program Q25
peningkatan kualitas air Sungai Kaligarang
dengan cara membayar
• Jumlah rupiah yang sanggup dibayarkan oleh Q26-Q32
masyarakat (WTP)
• Jumlah rupiah yang mampu dibayarkan oleh Q33
masyarakat (ATP)
• Alasan tidak bersedia membayar Q34

Keterangan: Pilihan Jawaban; Q5 (tidak sekolah, SD, SMP, SMU, PT); Q6 (PNS/ TNI/ POLRI, wiraswasta/ perdagangan,
buruh pabrik/ industri, karyawan swasta, lain-lain); Q10 (milik sendiri, sewa/ kontrak, dinas); Q11 (< 1, 1-
5, 5-10, 10-20, >20); Q12-Q15 (setuju, ragu-ragu, tidak setuju), Q16 (tiap hari, tiap minggu, tiap 2 minggu
sekali, tiap bulan, tidak tentu); Q17 (ya, jarang, tidak pernah); Q18 (sekedar lewat, bersantai/ menikmati
pemandangan, berenang, memancing/ mencari ikan, piknik/ rekreasi keluarga, cuci baju/mandi, tidak
pernah melakukan aktivitas apapun); Q19-Q21 (ya, ragu-ragu, tidak); Q22 (limbah industri, limbah
domestik, pertanian, sampah sekitar sungai, lain-lain); Q23 (ya, ragu-ragu, tidak); Q24 (setuju, ragu-ragu,
tidak setuju); Q25 (bersedia, ragu-ragu, tidak bersedia).

III.5.3 Prosedur Penyebaran Kuesioner


Setelah dilakukan pengarahan kepada surveior yang bertujuan untuk
menyampaikan maksud dari pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner, maka
kuesioner siap disebarkan oleh surveior ke lokasi penelitian. Kuesioner kemudian
diisikan oleh surveior berdasarkan jawaban dari responden.

III.6 Teknik Sampling


Dalam suatu penelitian yang menggunakan metode survei, tidaklah perlu untuk
meneliti semua individu dalam populasi, karena di samping akan memerlukan
biaya yang sangat besar juga membutuhkan waktu yang lama (Sugiyono, 2004).
Oleh karena itu dilakukan pemilihan sampel untuk memperoleh sampel yang
representatif.

Teknik yang digunakan dalam pemilihan sampel pada penelitian ini adalah
pemilihan sampel secara acak sederhana atau simple random sampling. Pada
teknik ini, setiap individu dalam populasi memiliki kesempatan yang sama untuk
dipilih sebagai sampel. Prosedur yang dapat dilakukan pada simple random
sampling ini adalah:
1. Menentukan wilayah penelitian.
2. Mengetahui data jumlah penduduk di Kelurahan Barusari Semarang. Data
ini dapat diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Semarang.

38
3. Menentukan banyaknya sampel yang akan diambil.
4. Mengambil sampel secara acak.

III.6.1 Penentuan Jumlah Sampel


Penelitian ini berkaitan dengan kualitas air Sungai Kaligarang yang melewati
Kelurahan Barusari, sehingga populasi yang menjadi obyek survei adalah
penduduk Kelurahan Barusari. Pemilihan anggota populasi sebagai sampel
dilakukan dengan acak. Metode pengambilan sampel ini disebut dengan Simple
Random Sampling. Yaitu pengambilan sampel secara acak terhadap populasi
sehingga setiap anggota populasi memiliki kesempatan yang sama untuk terpilih
sebagai sampel.

Banyaknya sampel tergantung dari populasi yang ada pada wilayah penelitian.
Dalam penelitian ini, penentuan jumlah sampel mengacu pada rumus Slovin
dalam Sugiyono (2004).
Rumus Slovin yang dapat digunakan dalam penentuan jumlah sampel ini adalah
sebagai berikut:
n= N
1 + N e2
dimana:
n = ukuran sampel
N = ukuran populasi
e = tingkat kesalahan

Sehingga bila jumlah populasi di dalam penelitian ini adalah 1724 rumah tangga,
dengan tingkat kesalahan (e) = 10% maka akan diperoleh ukuran sampel sebanyak
94,5 atau dapat dibulatkan menjadi 100 rumah tangga.

III.7 Analisa Data


Analisis data pada penelitian ini dilakukan dalam 2 (dua) jenis statistik, yaitu
statistik deskriptif dan statistik induktif. Kedua jenis statistik ini dapat digunakan
secara bersama-sama. Biasanya dimulai dengan statistik deskriptif lalu dilanjutkan
dengan berbagai analisis statistik induktif.

39
1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif berhubungan dengan pengumpulan dan peringkasan data
serta penyajian hasil peringkasan data tersebut. Data-data statistik yang
diperoleh dari hasil sensus, survei, atau pengamatan lainnya, umumnya
masih acak, mentah dan tidak terorganisir dengan baik (raw data). Data-
data tersebut harus diringkas dengan baik dan teratur, yang dapat
ditampilkan dalam bentuk tabel atau grafik sebagai dasar untuk berbagai
pengambilan keputusan/ statistik inferensi. Selain itu untuk mengetahui
deskripsi data perlu juga dilakukan ukuran data atau ringkasan statistik
seperti mean, median dan modus.

Analisis statistik deskriptif pada penelitian ini dilakukan untuk mengetahui


nilai median WTP yang merupakan kemauan/ kesanggupan maksimal
responden untuk membayar (WTPmaks). Pemilihan median WTP sebagai
WTP maksimum ini didasarkan oleh karakteristik data yang bersifat
campuran antara nominal, ordinal dan rasio (Ma’ruf, 2002).

2. Statistik Induktif/ Inferensi


Pada statistik induktif dilakukan berbagai analisis yang mengarah ke sebuah
pengambilan keputusan melalui estimasi, peramalan (forecast) dan uji
hipotesis. Namun yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
peramalan dan uji hipotesis. Statistik induktif dapat dilakukan dengan
metode parametrik maupun non parametrik. Statistik non parametrik
digunakan untuk melengkapi metode statistik parametrik, agar tidak terjadi
kesalahan dalam memilih metode statistik yang akan digunakan untuk
kegiatan inferensi. Hal ini disebabkan data-data dengan ciri tertentu yang
tidak bisa memenuhi asumsi-asumsi pada penggunaan metode parametrik.
Statistik parametrik mensyaratkan pada suatu asumsi bahwa sampel (data)
diambil dari populasi yang mempunyai distribusi normal serta variabel
(data) yang diuji haruslah data bertipe interval atau rasio yang tingkatannya
lebih tinggi daripada tipe nominal atau ordinal. Sedangkan pada statistik

40
non parametrik tidak didasarkan pada asumsi bahwa data terdistribusi
normal dan dapat digunakan pada tipe data nominal atau ordinal.

Data yang diperoleh pada penelitian ini bersifat kualitatif sehingga analisis data
dengan statistik inferensi akan dilakukan menggunakan metode statistik non
parametrik.

III.7.1 Analisa Korelasi


Uji korelasi digunakan untuk mengetahui kekuatan hubungan antar variabel dalam
penelitian. Kekuatan hubungan ini dinyatakan melalui suatu nilai koefisien
korelasi yang berada antara 0 hingga 1. sedangkan bentuk/ arah hubungan, nilai
koefisien korelasi (R) dinyatakan dalam positif (+) dan negatif (-). Untuk
mengetahui besarnya derajat keeratan dari koefisien korelasi (R) dua variabel
terdapat dua hal yang harus diperhatikan, yaitu:
1. Melihat tanda dari derajat keeratan tersebut, positif atau negatif. Korelasi
kedua variabel akan negatif apabila salah satu variabel memiliki hubungan
yang bertolak belakang dengan variabel lainnya. Dengan kata lain apabila
nilai satu variabel membesar maka nilai variabel lainnya mengecil.
Sedangkan korelasi kedua variabel akan bernilai positif jika hubungan
kedua variabel searah atau dengan kata lain apabila satu variuabel
membesar nilainya maka variabel lainnya ikut membesar dan sebaliknya
jika satu variabel mengecil nilainya maka variabel lainnya ikut mengecil.
2. Melihat besarnya nilai dari koefisien korelasi. Untuk membaca nilai dari
koefisien korelasi dapat digunakan klasifikasi hubungan statistika menurut
Guilford berikut ini:

Tabel III.2. Klasifikasi Hubungan Statistik Antar Variabel


Nilai Hubungan Keterangan
Statistika antar variabel
< 0,2 Hubungan antar variabel sangat kecil bisa
diabaikan
0,2 - < 0,4 Hubungan antar variabel kecil
0,4 - < 0,7 Hubungan antar variabel sedang
0,70 - < 0,9 Hubungan antar variabel kuat
0,9 - < 1 Hubungan antar variabel sangat kuat
1 Hubungan antar variabel sempurna

41
Setelah angka koefisien korelasi diperoleh kemudian dilakukan pengujian apakah
angka korelasi yang diperoleh benar-benar signifikan atau dapat digunakan untuk
menjelaskan hubungan dua variabel.

Hipotesis yang digunakan dalam uji korelasi ini adalah sebagai berikut:
Ho : Tidak ada hubungan (korelasi) antara dua variabel atau angka korelasi 0.
Hi : Ada hubungan (korelasi) antara dua variabel atau angka korelasi tidak 0.

Dasar pengambilan keputusan yang dapat digunakan adalah dengan


membandingkan nilai probabilitas.
- Jika probabilitas > 0,05 maka Ho diterima
- Jika probabilitas < 0,05 maka Ho ditolak

III.7.2 Uji Sampel Bebas Kruskal-Wallis


Uji Kruskal-Wallis adalah sebuah pengujian yang dilakukan untuk
membandingkan beberapa kelompok yang berasal dari satu populasi namun
kelompok tersebut saling bebas atau tidak saling mempengaruhi. Persyaratan
untuk menggunakan uji ini adalah data bertipe nominal atau ordinal atau data
bertipe interval atau rasio namun tidak berdistribusi normal (Santosa, 2006).

Hipotesis yang digunakan bersifat komparatif atau perbandingan, yaitu:


Ho : Tidak ada perbedaan yang signifikan antara ketiga atau lebih kelompok
Hi : Ada perbedaan yang signifikan antara ketiga atau lebih kelompok.

Dasar pengambilan keputusan yang dapat digunakan adalah (Santosa, 2006):


1. Membandingkan statistik hitung dengan statistik tabel
- Jika statistik hitung < statistik tabel, maka Ho diterima
- Jika statistik hitung > statistik tabel, maka Ho ditolak
2. Berdasarkan probabilitas
- Jika probabilitas > 0,05 maka Ho diterima
- Jika probabilitas < 0,05 maka Ho ditolak

42
III.7.3 Analisa Diskriminan
Analisis diskriminan adalah suatu teknik statistik yang digunakan untuk
memprediksi probabilitas obyek-obyek yang menjadi milik dua atau lebih
kategori yang benar-benar berbeda yang terdapat dalam satu variabel tergantung
didasarkan pada beberapa variabel bebas (Narimawati, 2008). Analisis
diskriminan digunakan untuk membuat satu model prediksi keanggotaan
kelompok, berdasarkan pada karakteristik-karakteristik yang diobservasi untuk
masing-masing kasus. Prosedur ini akan menghasilkan fungsi diskriminan yang
dibuat berdasarkan pada kombinasi-kombinasi linear yang berasal dari variabel-
variabel bebas yang dapat menghasilkan perbedaan paling baik antara kelompok-
kelompok yang dianalisis. Analisis diskriminan merupakan bagian dari analisis
multivariat, yaitu metode statistik yang secara bersama-sama atau simultan
melakukan analisis terhadap lebih dari dua variabel pada setiap obyek.

Analisis diskriminan pada prinsipnya bertujuan untuk mengelompokkan setiap


obyek ke dalam dua atau lebih kelompok berdasar pada kriteria sejumlah variabel
bebas. Pengelompokkan ini bersifat mutually exclusive, yaitu jika obyek A sudah
masuk kelompok satu maka obyek tersebut tidak mungkin juga dapat masuk ke
dalam kelompok dua. Analisis kemudian dapat dikembangkan pada variabel bebas
mana saja yang membuat kelompok satu berbeda dengan kelompok dua.

Secara teknis analisis diskriminan mirip dengan analisis regresi, hanya pada
analisis diskriminan data variabel dependen harus berupa data kategori, sedangkan
untuk variabel independen berupa data non kategori (Santosa, 2006).

Tujuan analisis diskriminan secara umum adalah:


1. Mengetahui apakah ada perbedaan yang jelas antar grup pada variabel
dependen.
2. Jika ada perbedaan, variabel independen mana pada fungsi diskriminan
yang membuat perbedaan tersebut.
3. Membuat fungsi atau model diskriminan yang pada dasarnya mirip dengan
persamaan regresi.

43
4. Melakukan klasifikasi terhadap obyek sesuai dengan variabel bebas yang
dimilikinya.

Pada analisis diskriminan akan dibuat sebuah model seperti regresi, yaitu adanya
sebuah variabel dependen dan satu atau lebih variabel independen. Model analisis
diskriminan berhubungan dengan kombinasi linear yang bentuknya sebagai
berikut:
Yi = a+ b1x1 + b2x2 + b3x3 + ...... + bnxn
dengan :
Yi = variabel terikat yang merupakan nilai diskriminan dari responden ke-i
i = 1, 2, ......., n
a, b1, b2, b3, b = konstanta
x1, x2, x3, xn = variabel-variabel bebas

Dalam penelitian ini digunakan analisis diskriminan berganda karena ingin


diketahui hubungan secara bersama-sama atau simultan antara tingkat
kesanggupan membayar masyarakat (WTP) sebagai variabel terikat dengan usia,
pendidikan, pekerjaan, penghasilan, pengeluaran, jumlah anggota keluarga, lokasi
rumah, status kepemilikan rumah dan lama tinggal responden sebagai variabel
bebas.

44

Anda mungkin juga menyukai