A. Pendahuluan
Di Indonesia kasus DBD berfluaktuasi setiap tahunnya dan cenderung
semakin meningkat angka kesakitannya dan sebaran wilayah yang terjangkit
semakin luas . Pada tahun 20.. DBD terjangkit di … Kabupaten/Kota dengan angka
kesakitan sebesar 39… per 10000… penduduk. Namun angka kematian dapat
ditekan di bawah 1 persen, yaitu 0,.. persen.KLB DBD terjadi hampir setiap tahun di
tempat yang berbeda dan kejadiannya sulit di duga.
DBD diperkirakan akan masih cenderung meningkat dan meluas sebarannya.
Hal ini karena vector penularan DBD tersebar luas baik di tempat pemukiman
maupun di tempat umum. Selain itu kepadatan penduduk ,mobilitas
penduduk ,urbanisasi yang semakin meningkat terutama sejak 3 dekade yang
terakhir.
Faktor-faktor lain yang mempengaruhi penyebaran luasan DBD antara lain
adalah:
- Perilaku Masyarakat
- Peruabahan Iklim (Climate Change) global
- Pertumbuhan Ekonomi
- Ketersediaan air bersih
Sampai saat ini belum ada obat atau vaksin yang spesifik, tetapi biala pasien
berobat dini dan mendapat penata laksanaan yang akurat, umumnya kasus-kasus
penyakit ini dapat di selamatkan.
Cara yang dapat dilakukan saat ini dengan menghindari atau mencegah
gigitan nyamuk penularan DBD. Oleh karena itu upaya pengendalian DBD yang
penting pada saat ini adalah melalui upaya pengendalian nyamuk penular dan upaya
membatasi kematian karena DBD. Atas dasar itu maka upaya pengendalian DBD
memerlukan keja sama dengan program dan sektor terkait serta peran masyarakat.
Dalam pelaksaan kegiatan kesehatan ini tidak terlepas dari misi Puskesmas
Langkaplancar yaitu memeberdayakan masyarakat dalam bidang kesehatan serta
berpegang pada tata nilai Puskesmas Langkaplancar BERSINAR (B….E….R….S…
I…N…A..R)
B. Latar Belakang
Pelayanan Publik dewasa ini yang dilakukan oleh Aparatur Pemerintah
masih banyak dijumpai kelemahan-kelemahan, sehingga belum dapat memenuhi
kualitas yang diharapkan masyarakat. Hal ini ditandai dengan masih adanya
berbagai keluhan mayarakat yang disampaikan melalui media massa dan secara
perorangan, sehingga dapat menimbulkan citra yang kurang baik terhadap Aparatur
Pemerintah.
Buruknya kinerja pelayanan publik ini antara lain belum dilaksanakannya
transparansi dan akuntabilitas dalam penyelenggaraan pelayanan publik. Oleh
karena itu, pelayanan publik harus dilaksanakan secara transparan dan akuntabel
oleh setiap pelayanan Pemerintah di Kabupaten Pangandaran, karena kualitas
kinerja pelayanan publik memiliki implikasi yang luas dalam kesejahteraan
masyarakat. Hal ini dapat dilihat antara lain banyaknya pengaduan atau keluhan dari
masyarakat dan dunia usaha, baik melalui surat pembaca maupun media pengaduan
lainnya, seperti Prosedur dan mekanisme kerja pelayanan yang berbelit-belit, tidak
konsisten, terbatasnya fasilitas, sarana dan prasarana pelayanan, sehingga tidak
menjamin kepastian (hukum, waktu dan biaya) serta masih banyak jumpai praktek
pungutan liar dan tindakan-tindakan yang berindikasikan penyimpangan. Dengan
kata lain, penyelenggaraan pelayanan publik yang dilaksanakan oleh Aparatur
Pemerintah dalam berbagai sektor pelayanan, ternyata kinerjanya masih belum
seperti yang diharapkan.
Sejauh ini, kinerja pelayanan umum Pemerintah di mata masyarakat masih
dipandang kurang memadai. Padahal di era otonomi daerah sekarang ini, lebih dekat
dan memahami kebutuhan masyarakat serta lebih bersifat melayani. Oleh karena itu,
diperluksn paradigma baru dan sikap mental yang berorientasi melayani, bukan
dilayani. Selain itu, diperlukan pula pengetahuan dan keterampilan yang memadai
dalam melaksanakan pelayanan itu sendiri.
Mengingat fungsi utama Pemerintah adalah melayani masyarakat, maka
Pemerintah perlu terus berupaya meningkatkan kualitas pelayanan kepada
masyarakat sebagai penerima pelayanan publik. Dengan tetapkannya Keputusan
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 174/KEP/M.PAN/2014, tentang
Penetapan Sembilan Inovasi Terbaik Pelayanan Publik, diharapkan memberikan
dampak nyata yang luas terhadap peningkatan pelayanan publik kepada masyarakat
khususnya di UPTD Puskesmas Langkaplancar Dinas Kesehatan Kabupaten
Pangandaran.
Dalam rangka mengevaluasi kinerja pelayanan publik, Pemerintah telah
mengeluarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan dan Aparatur Negara RI Nomor 16
Tahun 2014 tentang Pedoman Survey Kepuasan Masyarakat. Oleh karena itu, Tim
Survey dan Pengolah Data Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) UPTD Puskesmas
Langkaplancar akan melakukan survey setiap tahun untuk mengukur mutu
pelayanan dan kepuasan pelanggan. Hasil survey tersebut menjadi acuan atau dasar
untuk melakukan perbaikan.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui sejauh mana kepuasan masyarakat terhadap kinerja
UPTD Puskesmas Langkaplancar, dan sebagai bahan untuk menetapkan
kebijakan dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan publik selanjutnya.
2. Tujuan Khusus
a) Untuk mengetahui perbandingan antara harapan dan kebutuhan dengan
pelayanan melalui Data dan Informasi tentang tingkat kepuasan masyarakat
yang diperoleh dari hasil pengukuran secara kuantitatif dan kualitatif atas
pendapat masyarakat dalam memperoleh pelayanan dari aparatur
penyelenggara pelayanan publik di UPTD Puskesmas Langkaplancar.
b) Untuk mengetahui tingkat kepuasan pelayanan melalui hasil pendapat dan
penilaian masyarakat terhadap kinerja pelayanan yang diberikan oleh
aparatur penyelenggara pelayanan publik di UPTD Puskesmas
Langkaplancar.
c) Untuk mengetahui kinerja Aparatur penyelenggaraan pelayanan yang
dilaksanakan oleh UPTD Puskesmas Langkaplancar.
d) Adanya data dan informasi untuk bahan pertimbangan kebijakan yang perlu
diambil pada waktu yang akan datang dan memacu persaingan positif, antar
unit penyelenggara pelayanan dalam upaya peningkatan kinerja pelayanan.
F. Sasaran
Sasaran kegiatan ini adalah masyarakat yang berkunjung dan menggunakan
layanan di UPTD Puskesmas Langkaplancar.