a. Pendahuluan
Pelayanan kesehatan yang baik merupakan kebutuhan bagi setiap orang.
Semua orang ingin dilayani dan mendapatkan kedudukan yang sama dalam
pelayanan kesehatan. Dalam Undang Undang Dasar Tahun 1945 Pasal 28 dan
Pasal 34 menyatakan negara menjamin setiap warga negara mendapatkan hidup
sejahtera, tempat tinggal, kesehatan dan pelayanan kesehatan yang ada di
Indonesia. Oleh sebab itu puskesmas diharapkan mampu menjadi garda terdepan
dengan mencoba dan menggunakan terobosan baru dari pelayanan pemerintah
yang ada ditengah-tengah masyarakat.
b. Latar belakang
Semakin tingginya kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan
membawa konsekuensi bagi puskesmas untuk meningkatkan sistem manajemen
pelayanan puskesmas yang baik. Oleh sebab itu puskesmas harus bisa
memberikan pelayanan dan informasi yang berkualitas seperti cepat dan akurat.
Selain itu puskesmas juga harus dapat menjamin terhadap keselamatan,
keamanan dan kenyamaan pasien.
Melihat data yang ada, kunjungan masyarakat ke Puskesmas Jatibarang dari
tahun ke tahun selalu mengalami peningkatan. Oleh karena itu kami yakin bahwa
masyarakat akan tetap dapat memanfaatkan pelayanan yang diberikan
puskesmas.
Pukesmas sebagai penyedia pelayanan kesehatan dasar perlu memberikan
peluang inovasi kepada pelaksana, lintas program, dan lintas sektoral terkait untuk
perbaikan kinerja pengelolaan dan pelaksanaan mutu dan keselamatan pasien
puskesmas.
Tujuan khusus :
1. Mengidentifikasi peluang inovasi
2. Mengetahui umpan balik tentang mutu pelayanan
3. Mengetahui umpan balik kinerja pelayanan
4. Mengetahui umpan balik tentang kepuasan pelayanan puskesmas
Rincian kegiatan:
1. Menyampaikan kebutuhan inovasi
2. Pelaksanaan penyampaian peluang inovasi
3. Menetapkan peluang inovasi
4. Mengevaluasi peluang inovasi
f. Sasaran
Sasaran program dalam kegiatan ini adalah:
1. Pelaksana dan lintas program
2. Lintas sektoral
3. Masyarakat
2016
No Kegiatan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
1 Menyampaikan x x
kebutuhan
inovasi
2 Pelaksanaan x
penyampaian
Peluang inovasi
3 Menetapkan x
peluang inovasi
4 Mengevaluasi x x
peluang inovasi
dr.Rofiqoh,MM.
NIP.19680228 200701 2 010
KERANGKA ACUAN KEGIATAN
TENTANG UMPAN BALIK MASYARAKAT
a. Pendahuluan
Pelayanan publik oleh aparatur negara dewasa ini telah menjadi isu
strategis karena tingkat kualitas kinerja pelayanan publik akan menentukan
baik buruknya pelayanan kepada masyarakat dan pada gilirannya akan
menentukan citra dari aparatur pemerintah. Peningkatan kualitas pelayanan
publik diharapkan akan memperbaiki citra pemerintah di mata masyarakat,
karena dengan kualitas pelayanan publik yang semakin baik, kepuasan dan
kepercayaan masyarakat akan dapat diwujudkan.
Upaya peningkatan kualitas pelayanan publik perlu dilakukan melalui
pembenahan berbagai aspek, antara lain kelembagaan, kepegawaian,
tatalaksana, akuntabilitas dan pengawasan guna menghasilkan pelayanan
publik yang prima yaitu pelayanan yang cepat, murah, aman, berkeadilan dan
akuntabel.
Sehubungan dengan hal itu, langkah strategis untuk mendorong upaya
perbaikan dalam peningkatan kualitas pelayanan publik ialah dengan
mengetahui umpan balik masyarakat terhadap pelayanan yang diberikan
puskesmas.
b. Latar belakang
Dalam konteks mutu, pelanggan adalah raja. Oleh karena itu pemberi
pelayanan kesehatan sebagai pelayan raja harus memperhatikan apa yang
diinginkan oleh raja. Oleh sebab itu pemberi pelayanan harus mengidentifikasi
bagaimana penilaian pelanggan terhadap jasa yang telah ia terima.
Kegiatan untuk mengetahui penilaian pelanggan terhadap pelayanan yang
ia terima mengacu pada Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
Nomor 16 tahun 2014 tentang Pedoman tentang Survei Kepuasan Masyarakat
terhadap penyelenggaraan pelayanan publik.
Mutu dan Kinerja Pelayanan perlu diupayakan untuk ditingkatkan secara
berkesinambungan, oleh karena itu umpan balik dari masyarakat dan
pengguna pelayanan Puskesmas secara aktif diidentifikasi sebagai bahan
untuk penyempurnaan pelayanan Puskesmas.
Tujuan khusus:
Mengidentifikasi tanggapan masyarakat
Menganalisis umpan balik masyarakat
f. Sasaran
Sasaran program dalam kegiatan ini adalah:
1. Terlaksananya survei mawas diri
2. Terlaksananya musyawarah masyarakat desa
No Kegiatan 2018
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
1 Persiapan
2 SMD
3 MMD
A. Pendahuluan
Awalnya penilaian kinerja puskesmas merupakan bagian dari
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 128 tahun 2004 tentang kebijakan
dasar puskesmas. Dalam perkembangannya, kebijakan dasar puskesmas
mengalami pergeseran yaitu dengan terbitnya Keputusan Menteri
Kesehatan Nomor 75 tahun 2014 yang tentunya telah disesuaikan dengan
kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan. Namun demikian
penilaian kinerja merupakan bagian yang tetap dipertahankan mengingat
indikator penilaian ini telah mencakup ketiga aspek yang dibutuhkan yaitu,
aspek manajemen, aspek mutu dan hasil pencapaian program.
B. Latar belakang
Evaluasi kinerja puskesmas sangat penting dilakukan untuk mengetahui
permasalahan yang ditemui. Unsur penilaian dalam kinerja puskesmas
tergabung dalam tiga indikator yaitu mutu pelayanan, manajemen
pelayanan dan cakupan kegiatan. Oleh sebab itu dengan diketahuinya
permasalahan yang ada diharapkan akan terjadi perbaikan dari waktu ke
waktu.
C. Tujuan
Tujuan umum:
Terselenggaranya penilaian kinerja puskesmas
Tujuan khusus:
a. Menyusun indikator penilaian
b. Menetapkan standar untuk mengukur kinerja puskesmas
F. Sasaran
Terlaksananya penilaian kinerja puskesmas dengan target untuk
manajemen dan mutu pelayanan > 8,4. Sedangkan cakupan pelayanan
diatas 90 %.
G. Jadwal pelaksanaan kegiatan
No Kegiatan No
Des Jan Feb Mar Apr
Me
Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
v i
1 Membuat SK
kepala
puskesmas
2 Merumuskan
indikator
penilaian
3 Menetapkan
standar
pengukuran
kinerja
4 Penilaian
kinerja
A. Pendahuluan
B. Latar belakang
Penilaian kinerja diatur menurut Peraturan Pemerintah Nomor 46
tahun 2011 tentang Penilaian prestasi kerja pegawai negerai sipil.
Sebagai bentuk operasional dikeluarkan pula Peraturan Kepala Badan
Kepegawaian Negara Nomor 1 tahun 2013 tentang Ketentuan
pelaksanaan PP Nomor 46 tahun 2011. Penilaian prestasi kerja tersebut
terdiri atas sasaran kerja pegawai (SKP) dengan bobot 60 % dan
perilaku dengan bobot 40 %.
Sumber daya manusia puskesmas umumnya berlatar belakang
profesi kesehatan. Setiap profesi memiliki kompetensi yang harus
dijalankan oleh setiap anggotanya. Dalam menjalankan aktifitas
keseharian, seorang petugas harus mengacu pada uraian tugas yang
diberikan kepadanya. Sedangkan untuk melakukan tindakan pelayanan
seorang petugas harus mengacu pada prosedur tetap (protap).
Untuk melihat keberhasilan pelaksanaan program oleh penanggung
jawab dan pelaksana program perlu dilakukan penilaian kinerja.
C. Tujuan
Tujuan umum:
Monitoring pengelolaan dan pelaksanaan program-program puskesmas
Tujuan khusus:
1. Menetapkan kebijakan monitoring pengelolaan dan pelaksanaan
program-program puskesmas
2. Menetapkan prosedur monitoring pengelolaan dan pelaksanaan
program-program puskesmas
3. Mengukur sasaran kerja pegawai (SKP)
4. Menilai perilaku kerja pegawai
No Kegiatan No Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
v
1 Membuat
SK kepala
puskesmas
2 Pelaksana
an
monitoring
3 Pelaporan
hasil
monitoring
A. Pendahuluan
Sehubungan dengan adanya Penataan organisasi yang menyebabkan
beberapa tenaga/karyawan dilakukan mutasi baik karena promosi atau
penyegaran ataupun karena adanya karyawan baru masuk maka perlu dilakukan
pelatihan orientasi karyawan baru di instansi kerja. Hal ini dilakukan untuk
memberikan orientasi tentang tempat, aturan serta larangan yang ada ditempat
kerja serta tentang tugas pokok fungsi yang akan menjadi tanggungjawab
karyawan tersebut sehingga dapat cepat beradaptasi dan dapat menjalankan
tugas pokok fungsinya dengan baik.
B. Latar Belakang
Karyawan Baru di suatu instansi yang baru pertama kali tentu mengalami
kesulitan dalam hal orientasi tempat maupun ketugasannya tanpa diberikan suatu
pelatihan orientasi karyawan baru yang memberikan gambaran tentang visi misi
organisasi, aturan larangan serta tugas pokok fungsi yang nanti akan menjadi
tanggung jawabnya.
Karyawan baru harus mengikuti orientasi supaya memahami tugas pokok
dan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Karyawan wajib mengikuti
kegiatan pendidikan dan pelatihan yang dipersyaratkan untuk menunjang
keberhasilan Upaya Puskesmas.
Penanggungjawab Upaya Puskesmas dan Pelaksana yang baru ditugaskan
di Puskesmas harus mengikuti kegiatan orientasi pelaksanaan Upaya Puskesmas
agar memahami tugas pokok dan tanggung jawab.
C. Tujuan
Tujuan umum
Penanggungjawab dan pelaksana yang baru ditugaskan agar dapat
memahami apa yang menjadi tugas, peran, tanggung jawab mereka,
keterkaitan dengan Upaya Puskesmas yang lain, maupun keterkaitan dengan
keseluruhan tugas pokok dan fungsi Puskesmas
Tujuan khusus
1. Karyawan baru dapat mengetahui visi misi organisasi tempat kerja
2. Karyawan baru mengetahui tugas pokok fungsi Puskesmas
3. Mengetahui tugas pokok fungsi yang diberikan kepadanya
4. Mengetahui perannya dalam organisasi tempat kerja
5. Mengetahui tanggung jawab dalam organisasi
6. Mengetahui lingkungan tempat kerja
7. Mengetahui Upaya upaya yang dilakukan di Puskesmas.
No Kegiatan Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
1 Persiapan
2 Pelaksana
an
3 Tindak
lanjut
A. Pendahuluan
B. Latar belakang
Organisasi publik sudah saatnya menjadi perhatian para pemimpin untuk
diberdayakan dalam rangka meningkatkan pelayanan publik. Dalam
mewujudkan kinerja organisasi publik maka peran pemimpin sangat
substansial untuk menentukan segala kebijakan dan implementasinya serta
dalam menciptakan lingkungan yang kondusif. Berbagai terobosan perlu
dilakukannya, mulai dari perubahan struktural, aspek ketrampilan dalam
pemahaman kerjasama internal dengan para bawahanya maupun eksternal
yakni dengan pihak lembaga swasta, para stakeholder. Di samping itu perlu
memahami dan melakukan integrative culture dan berbagai transformasi nilai
yang harus dilakukan untuk pengembangan organisasi serta mengantisipasi
lingkungan yang berkembang. Yang tidak kalah penting adalah pemahaman
adanya akuntabilitas moral/mental yang. Pimpinan Puskesmas dan
Penanggungjawab Upaya Puskesmas mempunyai wewenang untuk
melaksanakan strategi, mendelegasikan wewenang apabila meninggalkan
tugas dan memberikan pengarahan dalam pelaksanaan kegiatan, sesuai
dengan tata nilai, visi, misi, tujuan Puskesmas.
C. Tujuan
Tujuan umum
Menyelenggarakan penilaian akuntabilitas kinerja pimpinan.
Tujuan khusus
1. Mampu melaksanakan strategi untuk meningkatkan kinerja Puskesmas;
2. Mampu mendelegasikan wewenang apabila meninggalkan tugas;
3. Mampu memberikan pengarahan dalam pelaksanaan kegiatan sesuai
dengan tata nilai, visi,misi dan tujuan Puskesmas
4. Mampu mencapai target kinerja sesuai dengan indikator SPM BLUD
5. Mampu melakukan tindak lanjut untuk perbaikan;
F. Sasaran
1. Kepala Puskesmas
2. Penanggung jawab program/ upaya Puskesmas
No Kegiatan Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
1 Persiapan
Rapat
koord
tim
Penyusu
nan SPO
Penyusu
nan
instrume
n
penilaian
akuntabil
itas
2 Pelaksana
an
Monev
SPM
BLUD
Monev
RFK
Monev
lap
keuanga
n
Melakuk
an
analisa
capaian
spm dan
keuanga
n
A. Pendahuluan
Struktur organisasi ditetapkan dengan kejelasan tugas dan tanggung jawab,
ada alur kewenangan dan komunikasi, kerjasama, dan keterkaitan dengan
pengelola yang lain. Komunikasi internal antara Pimpinan Puskesmas,
Penanggungjawab Upaya Puskesmas dan Pelaksana, dilaksanakan agar
Upaya Puskesmas dan kegiatan Puskesmas dilaksanakan secara efektif dan
efisien.
Perencanaan kegiatan Upaya Puskesmas disusun berdasarkan
perencanaan Puskesmas dan mengacu pada pedoman untuk memenuhi
kebutuhan dan harapan masyarakat.
B. Latar belakang
Untuk melaksanakan Upaya/Kegiatan Puskesmas secara efektif dan efisien,
Pimpinan Puskesmas perlu melakukan komunikasi internal dengan
Penanggungjawab, Pelaksana kegiatan. Komunikasi internal dapat dilakukan
dalam bentuk pertemuan-pertemuan yang diselenggarakan secara periodik
maupun sesuai kebutuhan, dan menggunakan media dan tehnologi
komunikasi yang tersedia.
Rencana kegiatan dalam pelaksanaan Upaya Puskesmas terintegrasi
dengan rencana pelaksanaan Upaya Puskesmas yang lain, dan disusun
melalui proses perencanaan Puskesmas dengan indikator kinerja yang jelas,
dan mencerminkan visi, misi, dan tujuan Puskesmas.
C. Tujuan
Tujuan umum
Upaya/Kegiatan Puskesmas dapat berjalan secara efektif dan efisien serta
Upaya Puskesmas dapat dilaksanakan dengan lancar dan mencapai tujuan
organisasi.
Tujuan khusus
1. Terjalinnya komunikasi internal yang baik antara pimpinan dan pelaksana
kegiatan;
2. Kontinuitas upaya /kegiatan Puskesmas
3. Terjalinnya kesinambungan antar upaya/kegiatan Puskesmas
4. Ada ketetapan tentang pelaksanaan komunikasi internal di semua tingkat
manajemen.;
5. SK Kepala Puskesmas tentang komunikasi internal
6. Tersusunnya upaya/kegiatan Puskesmas rencana terintegrasi melalui
tahapan perencanaan Puskesmas dengan indikator kinerja yang jelas.
7. Kerangka Acuan tiap Upaya Puskesmas disusun oleh Penanggungjawab
Upaya Puskesmas
F. Sasaran
1. Penanggung jawab pelayanan
2. Penanggung jawab program/ upaya Puskesmas
3. Pelaksana kegiatan
a. Pendahuluan
Puskesmas adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan
Kabupaten Sleman yang bertanggung jawab menyelenggarakan
pembangunan kesehatan di sebagian wilayah kecamatan Ngemplak.
Sebagai fasilitas pelayanan publik, maka puskesmas diharapkan bisa
menyajikan pelayanan publik yang prima bagi masyarakat. Standar
Pelayanan Minimal (SPM) merupakan salah satu cara yang ditempuh untuk
mendorong puskesmas melakukan pelayanan publik yang tepat bagi
masyarakat dan sekaligus mendorong masyarakat untuk melakukan kontrol
terhadap kinerja puskesmas di bidang pelayanan kesehatan.
b. Latar Belakang
Kinerja puskesmas dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain
sumber daya manusia, sarana prasarana dan pendanaan. Untuk
membandingkan dan mengukur terhadap proses yang dilakukan
Puskesmas Turi terhadap kompetitor/puskesmas lain, dilakukan kegiatan
kaji banding pengelolaan dan pelaksanaan Upaya/Kegiatan Puskesmas
dengan Puskesmas lain. Kegiatan kajibanding merupakan kesempatan
untuk belajar dari pengelolaan dan pelaksanaan di Puskesmas yang lain,
dan akan memberi manfaat bagi kedua belah pihak untuk perbaikan
pelaksanaan upaya/kegiatan puskesmas.
Tujuan Khusus :
1. Mengetahui kinerja petugas puskesmas Turi
2. Mengetahui kinerja puskesmas tujuan kaji banding
3. Menetahui strategi untuk meningkatkan kinerja puskesmas Turi
f. Sasaran
Sasaran program dalam kegiatan ini adalah
melakukan kaji
banding/membandingkan pencapaian SPM puskesmas Depok 3 dengan
puskesmas lain yang lebih baik agar bisa saling belajar tentang pengelolaan dan
pelaksanaan kegiatan pelayanan antar puskesmas sehingga bisa meningkatkan
tercapainya kepuasan pelanggan.
No Kegiatan Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
1 Pembentukan
tim
2 Pembuatan
SK tim
3 Menyusun
instrument kaji
banding
4 Melakukan kaji
banding
5 Membuat
laporan
a. Pendahuluan
b. Latar Belakang
Tujuan Khusus :
1. Membangun kesehatan warga melalui pendekatan pemberdayaan
masyarakat
2. Melibatkan masyarakat dalam proses-proses peningkatan derajat
kesehatan masyarakat
Rincian Kegiatan :
1. Pemberdayaan masyarakat.
2. Komunikasi dengan masyarakat
e. Cara Melaksanakan Kegiatan
Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, maka langkah berikutnya
adalah:
f. Sasaran
Sasaran program dalam kegiatan fasilitasi pemberdayaan masyarakat ini
adalah penanggung jawab program, tokoh/pemuka masyarakat, lintas
sektor, kader kesehatan dan kelompok masyarakat/karang taruna.
No Kegiatan Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
1 Membuat SK
penanggung
jawab
program
2 Membuat
perencanaan
kegiatan
3 Membuat SPO
pemberdayaa
n
masyarakat/S
MD
4 Membuat SPO
komunikasi dg
masyarakat
dan sasaran
program
5 Pelaksanaan
SMD
6 Monitoring
dan evaluasi
h. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan dan Pelaporan
Setiap kegiatan yang tercantum dalam jadwal pelaksanaan dievaluasi.
Evaluasi terhadap jadwal kegiatan nomor 1 sampai 2 dilakukan oleh kepala
puskesmas, sedangkan kegiatan nomor 3 sampai 6 dilakukan oleh
penanggung jawab program.
1. SK kepala puskesmas
2. Rencana, kerangka acuan dan SPO pemberdayaan masyarakat
3. SPO pelaksanaan SMD, dokumentasi pelaksanaan dan hasil SMD
4. SPO komunikasi dengan masyarakat dan sasaran program
KERANGKA ACUAN KEGIATAN
TENTANG PELATIHAN GAWAT DARURAT (TRIASE)
a. Pendahuluan
Pelayanan kesehatan adalah upaya yang diselenggarakan oleh
suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan,
mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan
individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat. Pelayanan kesehatan yang
bermutu adalah pelayanan kesehatan yang dapat memuaskan setiap
pemakai jasa pelayanan kesehatan sesuai dengan tingkat kepuasan rata-
rata penduduk, serta yang penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik
dan standar pelayanan profesi yang telah ditetapkan.
Pelayanan gawat darurat merupakan pelayanan yang dapat
memberikan tindakan yang cepat dan tepat pada seorang atau kelompok
orang agar dapat meminimalkan angka kematian dan mencegah terjadinya
kecacatan yang tidak perlu. Upaya peningkatan gawat darurat ditujukan
untuk menunjang pelayanan dasar, sehingga dapat menanggulangi pasien
gawat darurat baik dalam keadaan sehari-hari maupun dalam keadaaan
bencana.
b. Latar belakang
Dengan semakin meningkatnya jumlah penderita gawat darurat,
maka diperlukan peningkatan pelayanan gawat darurat baik yang
diselenggarakan ditempat kejadian, selama perjalanan ke fasilitas
pelayanan kesehatan maupun di fasilitas pelayanan kesehatan.
Tujuan khusus
Meningkatkan kemampuan petugas di ruang gawat darurat (ruang tindakan)
1. Triase
Adalah pengelompokan korban yang berdasarkan atas berat ringannya
trauma/ penyakit serta kecepatan penanganan / pemindahannya.
2. Prioritas
Adalah penentuan mana yang harus didahulukan mengenai penanganan
dan pemindahan yang mengacu tingkat ancaman jiwa yang timbul.
3. Survey Primer
Adalah deteksi cepat dan koreksi segera terhadap kondisi yang mengancam
jiwa.
4. Survey Sekunder
Adalah melengkapi survei primer denganmencariperubahan –
perubahananatomi yang akan berkembang menjadi semakin parah dan
memperberat perubahan fungsi vital yang ada berakhir dengan mengancam
jiwa bila tidak segera diatasi.
9. Kecelakaan (Accident)
Suatu kejadian dimana terjadi interaksi berbagai faktor yang datangnya
mendadak, tidak dikehendaki sehingga menimbulkan cedera fisik, mental
dan sosial.
Kecelakaan dan cedera dapat diklasifikasikan menurut :
1. Tempatkejadian :
Kecelakaan lalulintas
Kecelakaan di lingkungan rumahtangga
Kecelakaan di lingkungan pekerjaan
Kecelakaan di sekolah
Kecelakaan di tempat – tempat umum lain
sepertihalnya :tempatrekreasi, perbelanjaan, di area olah raga, dan
lain – lain.
2. Mekanisme kejadian
Tertumbuk, jatuh, terpotong, tercekik oleh benda asing, tersengat,
terbakar baik karena efek kimia, fisik maupun listrik atau radiasi.
3. Waktu kejadian
a. Waktu perjalanan ( travelling / transport time )
b. Waktu bekerja, waktu sekolah, waktu bermain dan lain – lain.
10. Cidera
Masalah kesehatan yang didapat / dialami sebagai akibat kecelakaan.
11. Bencana
Peristiwa atau rangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam dan atau
manusia yang mengakibatkan korban dan penderitaaan manusia, kerugian
harta benda, kerusakan lingkungan, kerusakan sarana dan prasarana
umum serta menimbulkan gangguan terhadap tata kehidupan masyarakat
dan pembangunan nasional yang memerlukan pertolongan dan bantuan.
f. Sasaran
Sasaran program ini adalah tercapainya program pelayanan gawat darurat
bagi pasien yang memerlukan
No Kegiatan Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
1 Pembentuk
sn Tim Unit
Gawat
Darurat
2 Pembuatan
SK tim
3 Pelaksana
an
kegiatan
4 Membuat
laporan
kegiatan
5 Evaluasi
kegiatan
a. Pendahuluan
Prosedur keselamatan kerja di laboratorium sangat penting untuk
diperhatikan mengingat hasil penelitian menunjukkan telah terjadi
kecelakaan kerja dengan intensitas yang mengkhawatirkan yaitu 9
orang/hari. Keselamatan semua pihak merupakan tanggung jawab semua
pengguna laboratorium. Namun, banyak pekerja yang meremehkan risiko
kerja, sehingga tidak menggunakan alat-alat pengaman walaupun sudah
tersedia.
Laboratorium merupakan ruangan yang memiliki risiko yang cukup
besar. Disana banyak terdapat bahan kimia yang merupakan bahan mudah
meledak, mudah terbakar, beracun, dll. Selain itu terdapat juga benda
mudah pecah dan menggunakan listrik. Maka dari itu, kita harus sangat
berhati-hati dalam menggunakan laboratorium.
b. Latar belakang
Beberapa peristiwa yang pernah terjadi di laboratorium dapat
merupakan cermin bagi setiap orang untuk meningkatkan kewaspadaannya
ketika bekerja di laboratorium. Peristiwa-peristiwa tersebut kadang-kadang
terlalu pahit untuk dikenang, namun meninggalkan kesan pendidikan yang
baik, agar tidak melakukan kesalahan dua kali pada peristiwa yang sama.
Peristiwa terbesar dalam sejarah Departemen Kimia adalah kejadian 27
tahun yang lalu, ketika itu Gedung Departemen terbakar pada malam
menjelang pagi hari, itu terjadi karena ada bahan kimia yang meledak di
gedung tersebut. Walaupun tidak terdapat korban manusia, namun kerugian
materi sangat banyak dan mahasiswa agak ”terhambat” melakukan proses
pendidikan karena diperlukan waktu yang tidak sedikit untuk dapat
memenuhi keperluan fasilitas yang terbakar.
c. Tujuan
Tujuan umum
Keselamatan/keamaNan laboratorium yang mengatur risiko keselamatan
yang potensial.
Tujuan khusus
Petugas laboratorium yang melaksanakan dipastikan mendapatkan
pelatihan secara baik dan adequat, berpengalaman dan punya ketrampilan
dan diorentasikan pada pekerjaannya.
2014 2015
No Kegiatan Nov Des Ja Fe Mar Apr Mei Ju Ju Ags Se Okt Nov De
n b n l p s
1 Pembentuk X X
sn Tim
Keselamat
an
Laboratoriu
m
2 Pembuatan X
SK tim
3 Pelaksana x x x x x x x x x x x x x
an
kegiatan
4 Membuat x
laporan
kegiatan
5 Evaluasi X
kegiatan
a. Pendahuluan
Keselamatan pasien (patient safety) adalah suatu sistem dimana
puskesmas membuat asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut meliputi:
asesmen risiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan
risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari
insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan
timbulnya risiko. Sistem ini mencegah terjadinya cidera yang disebabkan
oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan dan tidak mengambil
tindakan yang seharusnya diambil.
b. Latar belakang
Tidak ada satupun dokter atau petugas kesehatan lainnya yang ingin
pasiennya celaka. Oleh karena itu, keselamatan pasien menjadi isu penting
dan terus menerus disosialisasikan dalam lingkungan fasilitas kesehatan.
Berbagai metode dan pendekatan diciptakan dan terus-menerus
disempurnakan untuk mencapai titik terendah angka kejadian tak diinginkan
yang masih mungkin untuk dicapai. Penggunaan teknologi dan sistem
keselamatan dimaksimalkan untuk meningkatkan outcome pelayanan.
Perencanaan, monitoring dan evaluasi mutu pelayanan klinis serta
keselamatan pasien menjadi tanggung jawab tenaga yang bekerja di
pelayanan klinis.
c. Tujuan
Tujuan umum
Memberikan pelayanan yang aman, nyaman dalam rangka menjamin
kesalamatan pasien
Tujuan khusus
o Terciptanya budaya keselamatan pasien di puskesmas
o Meningkatnya akuntabilitas puskesmas terhadap pasien dan masyarakat
o Menurunkan Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) di rumah sakit
o Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi
pengulangan Kejadian Tidak Diharapkan ( KTD )
f. Sasaran
Terciptanya keselamatan pasien selama di pelayanan klinis.
2014 2015
No Kegiatan Nov Des Ja Fe Mar Apr Mei Ju Ju Ags Se Okt Nov De
n b n l p s
1 Pembentuk x
an Tim
Keselamat
an Pasien
2 Pembuatan x
SK tim
3 Pelaksana x x x x x x x x x x x X
an
kegiatan
4 Membuat X
laporan
kegiatan
5 Evaluasi X
kegiatan
A. Pendahuluan
Tujuan pembangunan kesehatan adalah tercapainya kemampuan untuk
hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan
masyarakat yang optimal, sehingga peningkatan mutu pelayanan kesehatan
yang baik dengan biaya yang terjangkau oleh masyarakat harus di upayakan.
Meningkatnya pendidikan dan sosial ekonomi masyarakat menuntut
perubahan pelayanan kesehatan yang lebih baik, lebih ramah dan lebih
bermutu. Dengan semakin meningkatnya tuntutan masyarakat akan mutu
pelayanan maka fungsi pelayanan kesehatan termasuk pelayanan
puskesmas secara bertahap perlu terus ditingkatkan agar menjadi lebih
efektif, efisien serta memberikan kepuasan terhadap pasien, keluarga
maupun masyarakat dengan tetap mengedepankan keselamatan pasien.
Dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, seluruh unit
pelayanan yang ada dan seluruh karyawan berkomitmen untuk memberikan
pelayanan yang bermutu dan peduli terhadap keselamatan pasien,
pengunjung, masyarakat, dan karyawan yang bekerja di Puskesmas.
Program mutu dan keselamatan pasien merupakan program yang wajib
direncanakan, dilaksanakan, dimonitor, dievaluasi dan ditindak lanjuti
diseluruh jajaran yang ada di Puskesmas, mulai dari pemilik, Kepala
puskesmas, penanggung jawab pelayanan klinis, dan seluruh karyawan.
Oleh karena itu perlu disusun program peningkatan mutu dan keselamatan
pasien Puskesmas Depok 3. yang menjadi acuan dalam pelayanan klinis
yang akan dilaksanakan pada tahun 2015.
B. Latar Belakang
Jumlah pengunjung Puskesmas Depok 3 rata-rata setiap harinya
sebanyak 100 orang. Pengunjung terbanyak adalah di poli umum, urutan
berikutnya adalah poli gigi, poli KIA, laboratorium, konsultasi psikologi,
konsultasi gizi dan konsultasi sanitasi. Pengorganisasian program
peningkatan mutu dan kesalamatan pasien dilakuka oleh tim Jaga mutu.
Untuk mengevaluasi pelayanan yang telah diberikan, maka setiap bulan tim
ini melakukan RCD atau Reflection Case Discussion (diskusi refleksi kasus).
C. Tujuan
Tujuan umum:
Meningkatkan mutu dan keselamatan pasien di Puskesmas Depok 3
Tujuan khusus:
1. Meningkatkan mutu pelayanan klinis
2. Meningkatkan mutu manajemen
3. Meningkatkan pemenuhan sasaran keselamatan pasien