0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
76 tayangan6 halaman
Dokumen tersebut membahas penyelenggaraan pelayanan di Puskesmas yang mencakup upaya kesehatan masyarakat dan perorangan. Pelayanan dirancang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat melalui perencanaan tahunan dan bulanan serta pengukuran kinerja berkala. Prosesnya melibatkan komunikasi dengan sasaran, penganggaran, pengendalian mutu, dan pemantauan kepuasan pelanggan secara teratur.
Dokumen tersebut membahas penyelenggaraan pelayanan di Puskesmas yang mencakup upaya kesehatan masyarakat dan perorangan. Pelayanan dirancang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat melalui perencanaan tahunan dan bulanan serta pengukuran kinerja berkala. Prosesnya melibatkan komunikasi dengan sasaran, penganggaran, pengendalian mutu, dan pemantauan kepuasan pelanggan secara teratur.
Dokumen tersebut membahas penyelenggaraan pelayanan di Puskesmas yang mencakup upaya kesehatan masyarakat dan perorangan. Pelayanan dirancang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat melalui perencanaan tahunan dan bulanan serta pengukuran kinerja berkala. Prosesnya melibatkan komunikasi dengan sasaran, penganggaran, pengendalian mutu, dan pemantauan kepuasan pelanggan secara teratur.
1. Perencanaan upaya kesehatan masyarakat, akses dan pengukuran kinerja (Penilaian Kinerja Puskesmas/PKP). a. Proses perencanaan tahunan dilakukan melalui pertemuan atau lokakarya untuk menentukan perencanaan yang mengakomodir kebutuhan dan harapan masyarakat. Sedangkan yang bulanan, yang menyesuaikan dengan perencanaan tahunan yang dijabarkan ke dalam perencanaan bulanan yang ditentukan pada setiap bulan. b. Sasaran Kegiatan UKM Puskesmas memperoleh akses yang mudah untuk tepat waktu berperan aktif pada saat pelaksanaan kegiatan. Oleh sebab itu, penanggungjawab UKM dan pelaksana program mengfasilitasi akses informasi dan kegiatan kepada sasaran/masyarakat, kemudian dievaluasi. c. Pengukuran kinerja atau penilaian kinerja Puskesmas/PKP dilakukan setiap setahun sekali untuk mengevaluasi kinerja. Sedangkan penilaian kinerja program setiap bulan diukur dan menjadi masukan untuk perbaikan kinerja setiap bulannya. 2. Proses yang berhubungan dengan sasaran: a. Penetapan persyaratan sasaran Petugas menyusun perencanaan kegiatan dan menentukan sasaran yang menerima kegiatan program UKM. b. Tinjauan terhadap persyaratan sasaran c. Komunikasi dengan sasaran Komunikasi perlu dilakukan untuk menyampaikan informasi tentang UKM Puskesmas kepada masyarakat, kelompok masyarakat maupun individu yang menjadi sasaran baik hak kewajiban, jadwal, alur, tata nilai, tahapan dan kegiatan UKM. Komunikasi dengan sasaran berupa pertemuan/lokakarya dengan masyarakat/ perwakilan masyarakat/ lintas sektor. Hal ini bertujuan untuk mengidentifikasi permasalahan dan hambatan dalam pelaksanaan kegiatan serta masukan untuk dalam perbaikan kinerja. 3. Pembelian/pengadaan/penganggaran Sumber pembiayaan untuk menunjang penyelenggaraan kegiatan bersumber dari Bantuan Operasional Kesehatan dan Jaminan Kesehatan Nasional. 4. Penyelenggaraan UKM a. Pengendalian proses penyelenggaraan upaya Dalam pelaksanaan kegiatan dapat terjadi ketidaktepatan waktu, ketepatan sasaran, maupun tidak tercapainya target kinerja yang diharapkan, oleh karena itu Kepala Puskesmas dan Penanggung jawab UKM Puskesmas perlu melakukan kajian terhadap permasalahan dan hambatan dalam pelaksanaan kegiatan, dan melakukan upaya tindak lanjut untuk mengatasi. b. Validasi proses penyelenggaraan upaya c. Pengedalian proses penyelenggaraan upaya dapat dilakukan melalui monitoring dan evaluasi setiap bulannya. d. Identifikasi dan mampu telusur e. Hak dan Kewajiban sasaran Hak dan kewajiban sasaran harus ditetapkan, dan menjadi pertimbangan dalam pengelolaan dan pelaksanaan UKM Puskesmas, sehingga terwujud proses pemberdayaan masyarakat sesuai dengan tujuan Puskesmas. f. Pemeliharaan barang milik pelanggan (jika ada) g. Manajemen risiko dan keselamatan. Upaya peningkatan mutu layanan, dan keselamatan menjadi tanggung jawab seluruh tenaga yang memberikan pelayanan/program UKM. 5. Pengukuran, analisis dan penyempurnaan: a. Umum Untuk mengukur kepuasan pelanggan, dilakukan survei pelanggan intenal dan eksternal. Kepuasan oelanggan eksternal sasaran pasiena yang berkunjung ke puskesmas. Sedangkan kepuasan pelanggan internal dengan sasaran semua karyawan puskesmas. b. Pemantauan dan pengukuran 1) Kepuasan pelanggan: dilaksanakan 2 kali setahun yaitu pada (bulan Februari 2017 dan September 2017). 2) Audit internal: dilaksanakan 2 kali setahun 3) Tinjauan manajemen: dilaksanakan 2 kali setahun 4) Penilaian Kinerja Puskesmas a) Pemantauan dan pengukuran proses: dilakukan 2 kali setahun b) Pemantauan dan pengukuran hasil layanan: dilakukan 2 kali setahun. c. Pengendalian jika ada hasil yang tidak sesuai dikukan oleh tim manajemen mutu pelayanan klinis. d. Analisis data: dikelompokan menurut capaian hasil kinerja kepuasan pelanggan, dicari unsur penyebab terhadap masalah kepuasan pelanggan e. Peningkatan berkelanjutan: seluruh karyawan puskesmas berkomitmen dalam upaya perbaikan yang berkesinambungan f. Tindakan korektif: diperlukan agar tidak terjadi pengulangan kesalahan yang sama g. Tindakan preventif: diperlukan untuk mencegah kesalahan yang dilakukan oleh petugas upaya puskesmas.
B. Upaya Kesehatan Perorangan Puskesmas:
1. Perencanaan upaya kesehatan masyarakat, akses dan pengukuran kinerja (Penilaian Kinerja Puskesmas/PKP). a. Proses perencanaan tahunan dilakukan melalui pertemuan atau lokakarya untuk menentukan perencanaan yang mengakomodir kebutuhan dan harapan masyarakat. Sedangkan yang bulanan, yang menyesuaikan dengan perencanaan tahunan yang dijabarkan ke dalam perencanaan bulanan yang ditentukan pada setiap bulan. b. Pengukuran kinerja atau penilaian kinerja Puskesmas/PKP dilakukan setiap setahun sekali untuk mengevaluasi kinerja. Sedangkan penilaian kinerja program setiap bulan diukur dan menjadi masukan untuk perbaikan kinerja setiap bulannya. 2. Proses yang berhubungan dengan sasaran: Komunikasi perlu dilakukan untuk menyampaikan informasi tentang UKM Puskesmas kepada masyarakat, kelompok masyarakat maupun individu yang menjadi sasaran baik hak kewajiban, jadwal, alur, tata nilai, tahapan dan kegiatan UKM. Komunikasi dengan sasaran berupa pertemuan/lokakarya dengan masyarakat/ perwakilan masyarakat/ lintas sektor. Hal ini bertujuan untuk mengidentifikasi permasalahan dan hambatan dalam pelaksanaan kegiatan serta masukan untuk dalam perbaikan kinerja. 3. Pembelian/pengadaan/penganggaran a. Proses Pembelian Sumber pembiayaan untuk menunjang penyelenggaraan kegiatan bersumber dari Bantuan Operasional Kesehatan dan Jaminan Kesehatan Nasional. b. Verifikasi barang yang dibeli c. Kontrak dengan pihak ketiga 4. Penyelenggaraan Pelayanan Klinis a. Pengendalian proses pelayanan Klinis Upaya peningkatan mutu layanan klinis dan keselamatan pasien hanya dapat terlaksana jika ada kejelasan siapa yang bertanggung jawab dalam upaya tersebut. Penanggung jawab pelaksanaan dapat dilakukan dengan membentuk tim peningkatan mutu layanan klinis dan keselamatan pasien di Puskesmas, yang mempunyai program kerja yang jelas. Untuk mengendalikan proses pelayanan klinis maka ditetapkan indikator dan standar mutu klinis untuk monitoring dan penilaian mutu klinis. b. Validasi proses pelayanan Proses pelayanan dapat dimonitor dengan pengumpulan data, analisis, pelaporan pencapaian indikator mutu klinis serta monitoring dan evaluasi mutu klinis yang telah dicapai agar bisa dilakukan rencana tindak lanjut dan tindak lanjut perbaikan. c. Identifikasi dan mampu telusur d. Hak dan Kewajiban pasien Hak pasien tersebut perlu dipahami baik oleh pasien maupun oleh petugas yang memberikan pelayanan, oleh karena itu pasien perlu mendapatkan informasi tentang hak dan kewajiban pasien sejak proses pendaftaran. e. Pemeliharaan barang milik pelanggan (spesimen, rekam medis, dsb). f. Manajemen risiko dan keselamatan. Pelaksanaan manajemen risiko klinis di Puskesmas: identifikasi risiko yang mungkin terjadi dalam pelayanan klinis, penyusunan risk register, dan pelaksanaan FMEA pada unit-unit pelayanan yang diprioritaskan. Risiko-risiko yang mungkin terjadi dalam pelayanan klinis diidentifikasi, dianalisis dan ditindaklanjuti. g. Peningkatan Mutu Pelayanan Klinis dan Keselamatan Pasien: a. Penilaian indikator kinerja klinis b. Pengukuran pencapaian sasaran keselamatan pasien c. Pelaporan insiden keselamatan pasien Pelaporan insiden keselamatan pasien dari setiap unit dikumpulkan dari buku telusur yang ada disetiap unit kemudian tim Mutu merekap laporan dan menganalisis keselamatan pasien (KTD, KTC, KPC, KNC) setiap bulannya. d. Analisis dan tindak lanjut Berdasarkan hasil pencapaian mutu klinis dan analisis risiko keselamatan pasien, adanya kejadian KTD, KTC, KPC, dan KNC, kana upaya peningkatan mutu dan keselamatan pasien direncanakan, dilaksanakan, dievaluasi, dan ditindaklanjuti. e. Penerapan manajemen resiko Pelaksanaan manajemen risiko klinis di Puskesmas berupa identifikasi risiko yang mungkin terjadi dalam pelayanan klinis, penyusunan risk register, dan pelaksanaan FMEA pada unit-unit pelayanan yang diprioritaskan. Risiko-risiko yang mungkin terjadi dalam pelayanan klinis diidentifikasi, dianalisis dan ditindaklanjuti.
h. Pengukuran, analisis dan penyempurnaan:
1) Umum Untuk mengukur kepuasan pelanggan, dilakukan survei pelanggan intenal dan eksternal. Kepuasan oelanggan eksternal sasaran pasiena yang berkunjung ke puskesmas. Sedangkan kepuasan pelanggan internal dengan sasaran semua karyawan puskesmas. 2) Pemantauan dan pengukuran a) Kepuasan pelanggan: dilaksanakan 2 kali setahun yaitu pada (bulan Februari 2017 dan September 2017). b) Audit internal: dilaksanakan 2 kali setahun c) Tinjauan manajemen: dilaksanakan 2 kali setahun d) Pemantauan dan pengukuran proses: dilakukan 2 kali setahun e) Pemantauan dan pengukuran hasil layanan: dilakukan 2 kali setahun. 3) Pengendalian jika ada hasil yang tidak sesuai dilakukan oleh tim manajemen mutu pelayanan klinis. 4) Analisis data: dikelompokan menurut capaian hasil kinerja kepuasan pelanggan, dicari unsur penyebab terhadap masalah kepuasan pelanggan 5) Peningkatan berkelanjutan: seluruh karyawan puskesmas berkomitmen dalam upaya perbaikan yang berkesinambungan 6) Tindakan korektif: diperlukan agar tidak terjadi pengulangan kesalahan yang sama 7) Tindakan preventif: diperlukan untuk mencegah kesalahan yang dilakukan oleh petugas upaya puskesmas.