Akidah Dulu

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 1

Usia dini adalah saat terpenting untuk penanaman pondasi akidah karena saat itu

fitrah anak masih bersih. Ibarat memahat di atas kayu, begitulah saat mengajarkan
ilmu di usia belia. Inilah tanggung jawab ayah ibu dan para guru agar anak tumbuh
di atas fitrah yang lurus.

Akidah merupakan kunci kebahagiaan dan keselamatan di dunia dan akhirat. Para nabi
dan rasul pun telah menyeru kepada anak pada akidah yang lurus dengan menanamkan
pemahaman akidah sejak dini.

Firman Allah,

َ ‫ين َفل َا تَ ُموتُ َّن ِإ لَّا َوَأنْتُ ْم ُم ْسلِ ُم‬


‫ون‬ َ ‫الد‬ ْ ‫وب يَا بَ ِن َّي ِإ ّ َن الل ّ َ َه‬
ّ ِ ‫اص َطفَ ٰى لَك ُُم‬ ِ ‫يم بَ ِن‬
ُ ُ‫يه َوي َ ْعق‬ ِ ‫َو َو َّص ٰى ب َِها ِإ بْ َر‬
ُ ‫اه‬
“Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula
Ya’qub. (Ibrahim berkata): “Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama
ini bagimu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam”.” (QS. Al-
Baqarah : 132)

Jadi, akidah Islam adalah perkara yang wajib diajarkan terlebih dahulu.

Ketika akidah telah tertancap kuat di sanubari anak, ia kan menjadi sosok orang
beriman yang berkepribadian kuat, baik sikap dan perbuatannya karena selalu merasa
dalam pengawasan Allah, serta meminimalisasi anak melakukan perbuatan buruk,
seperti berkata kotor, menipu, dan lainnya. Orang tua akan memperoleh manfaat besar
dengan keberadaan anak shalih. Namun, orang tua yang melalaikan pendidikan untuk
buah hatinya, ia akan menuai kesengsaraan.

Imam Ibnu al-Qayyim rahimahullah berkata, “Siapa saja yang mengabaikan pendidikan
anaknya dalam hal-hal yang berguna baginya, lalu dia membiarkan begitu saja,
berarti dia telah berbuat kesalahan yang fatal. Mayoritas penyebab kerusakan anak
adalah akibat orang tua mengabaikan mereka, serta tidak mengajarkan berbagai
kewajiban dan ajaran agama. Orang tua yang menelantarkan anak-anaknya ketika mereka
kecil telah membuat mereka tidak berfaedah bagi diri sendiri dan bagi orang tua
ketika mereka telah dewasa. Ada orang tua yang mencela anaknya yang durjana, lalu
anaknya berkata, “Ayah, engkau durjana kepadaku ketika kecil, maka aku pun durjana
kepadamu setelah aku besar. Engkau menelantarkanku ketika kecil, maka aku pun
menelantarkanmu ketika engkau tua renta.” (Tuhfah al-Maudud hlm. 125)(*)

#wahdahinspirasizakat #bersamaberbagiberkah #nasihat #motivasi #posterislami


#quotes #selfreminder #muslim #islam #laznaswiz #motivasiislam #hadits #renungan
#semangatpositif #hikmah

Anda mungkin juga menyukai