Anda di halaman 1dari 46

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Aqidah adalah dasar, pondasi untuk mendirikan bangunan. Semakin tinggi

bangunan yang akan di dirikan, harus semakin kokoh pondasi yang kuat. Kalau

pondasinya lemah bangunan itu akan cepat ambruk. Tidak ada bangunan tanpa

pondasi.

Aqidah adalah inti daripada pendidikan Islam yang merupakan tujuan

diutusnya para Rosul di muka bumi ini. Pendidikan aqidah ini di bawa oleh setiap

para Nabi dan Rosul, dengan seiringnya penyebaran agama Islam di muka bumi

ini, maka pendidikan aqidah tidak pernah terabaikan, karena Islam yang di

sebarkan oleh para Nabi adalah Islam yang masih murni atau masih utuh, yaitu

keutuhan dalam Islam kemudian iman dan ihsan. Aqidah yang benar adalah yang

tercermin dari kemurnian seluruh amal perbuatan manusia dan ibadahnya semata-

mata hanya untuk Allah Swt semata. Akhir-akhir ini hampir setiap orang banyak

yang membutuhkan.1

Kendidikan aqidah karena sekarang merupakan hal yang sangat mahal dan

sulit untuk di cari. Karena juga minimnya tentang pemahaman aqidah yang

terkandung di dalam al-Qur’an hadits akan semakin memperparah aqidah pada

seseorang. Oleh karena itu membentuk aqidah yang kuat dan benar, hendaknya

seorang guru maupun orang tua dalam menanamkan aqidah terhadap anak mulai

digalakkan sejak usia dini.

1
Yunahar Ilyas, Kuliah Aqidah Islam, (Yogyakarta: Heppy el Rais, 2011), hal. 8.

1
2

Karena menanamkan aqidah terhadap anak mulai di galakkan

sejak usia dini, karena menanamkan aqidah yang benar sangat mudah

ketika dalam menanamkannya sebelum anak itu menginjak dewasa.

Pendidikan aqidah ini sangat perlu di aplikasikan dalam kehidupan sehari-

hari, baik di lingkungan keluarga, lingkungan sekolah.Bahkan yang sangat

penting lagi adalah dilingkungan masyarakat sehingga akan tercipta

pribadi yang luhur, santun sesuai dengan kitab Allah yaitu al Qur’an dan

As-Sunnah.2

Pendidikan berarti menumbuhkan personalitas (kepribadian) menanamkan

rasa tanggung jawab bahwa kependidikan bagi manusia menyserta makanan yang

berkongsi memberikan vitamin bagi pertumbuhan manusia3 Pendidikan sering

diartikan sebagai usaha untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai

di dalam masyarakat dan kebudayaan Pendidikan juga berarti bimbingan atau

pertolongan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa agar menjadi

dewasa.4

Guru tidak hanya menyampaikan pelajaran akan tetapi harus memnanam

kan aqidah kepada murid nya dalam peroses belajar mengajar karna aqidah

sangat penting untuk dintanam kan mulai dari kecil karna aqidah inilah pokok

yang utama dalam hidup, karna aqidah seorang anak mudah goyan, karna

keyakinan seorang anak itu sangan mudah berubah dengan apa yang dia lihat dan

ia dengar dan peran orang tua sngat lah peng dalam mendidik anak karna orang

2
Murtadho Naufal, Konsep Pendidikan Aqidah Perspektif Syaikh Shalih Fauzan Al
Fauzan, ( Lampung : Brama Sari, 2017
33
.M.Arifin Ilmu pendidkan Islam (Jakarta:Bumi Aksara,2003),hlm7
4
Hasbullah,Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan ,(Jakarta PT Raja Grafindo Persada,2011)hlm.1
3

tua yang utama dalam menanam kan aqidah kepada seorang anak guru hanya

memperdalam dan memberi pemhaman dan pengertian aqidah tersebut .

Alqamah rahimahullah berkata, “Segala sesuatu yang kuhafal sejak aku

masih belia, maka sekarang seakan-akan aku melihatnya di atas kertas atau

lembaran catatan. Usia dini adalah saat terpenting untuk penanaman pondasi

akidah karena saat itu fitrah anak masih bersih. Ibarat memahat di atas kayu,

begitulah saat mengajarkan ilmu di usia belia.

Inilah tanggung jawab ayah ibu dan para guru agar anak tumbuh di atas

fitrah yang lurus. Akidah merupakan kunci kebahagiaan dan keselamatan di dunia

dan akhirat. Para nabi dan rasul pun telah menyeru kepada anak pada akidah yang

lurus dengan menanamkan pemahaman akidah sejak dini.

Firman Allah,

        


       
Artinya:“Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya,
demikian pula Ya’qub. (Ibrahim berkata): “Hai anak-anakku!
Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, maka janganlah
kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam” (QS. Al-Baqarah :
132)5

Jadi, akidah Islam adalah perkara yang wajib diajarkan terlebih dahulu.

Banyak faidah yang akan dirasakan anak ketika memiliki akidah shahihah. Ia akan

terbiasa tawaduk dan selalu meminta pertolongan hanya kepada Allah terutama

saat mengalami kesulitan. Ia akan menyandarkan kesuksesan dan kebahagiaan

hidup dengan selalu bersyukur kepada Allah Ta’ala. Ia akan mampu menerima

segala kejadian yang menimpanya, yang menyenangkan maupun sebaliknya

5
Al-quran Al-karim Cetakan PT.Karya Toha putra
4

karena semua adalah kehendak-takdir-Nya.Ubaidah bin Shamit berkata kepada

putranya.

‫ك‬َ ‫ك لَ ْم يَ ُك ْن لِي ُْخ ِطَئ‬ َ َ‫اب‬Q ‫ص‬َ ‫ا َأ‬QQ‫ان َحتَّى تَ ْعلَ َم َأ َّن َم‬
ِ ‫ي ِإنَّكَ لَ ْن تَ ِج َد طَ ْع َم َحقِيقَ ِة اِإْل ي َم‬
َّ َ‫َ ا بُن‬
‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم يَقُو ُل ِإ َّن َأ َّو َل‬
َ ِ ‫ُول هَّللا‬
َ ‫ْت َرس‬ ُ ‫صيبَكَ َس ِمع‬ ِ ُ‫ك لَ ْم يَ ُك ْن لِي‬َ ‫َو َما َأ ْخطََأ‬
‫ ْي ٍء‬Q‫لِّ َش‬QQ‫ا ِدي َر ُك‬QQَ‫ا َل ا ْكتُبْ َمق‬QQَ‫ال َربِّ َو َما َذا َأ ْكتُبُ ق‬
َ َ‫ال لَهُ ا ْكتُبْ ق‬َ َ‫ق هَّللا ُ ْالقَلَ َم فَق‬
َ َ‫َما َخل‬
‫و ُل َم ْن‬QQُ‫لَّ َم يَق‬Q‫ ِه َو َس‬Q‫لَّى هَّللا ُ َعلَ ْي‬Q‫ص‬
َ ِ ‫ول هَّللا‬ َّ َ‫َحتَّى تَقُو َم السَّا َعةُ يَا بُن‬
ُ ‫ي ِإنِّي َس ِمع‬
َ Q‫ْت َر ُس‬
َ ‫َماتَ َعلَى َغي ِْر هَ َذا فَلَي‬
‫ْس ِمنِّي‬
Artinya:“Wahai anakku, sesungguhnya engkau tidak akan dapat merasakan
lezatnya iman hingga engkau bisa memahami bahwa apa yang
ditakdirkan menjadi bagianmu tidak akan meleset darimu, dan apa yang
tidak ditakdirkan untuk menjadi bagianmu tidak akan engkau dapatkan.
Aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda: “Pertama kali yang Allah ciptakan adalah pena, lalu Allah
berfirman kepadanya: “Tulislah!” pena itu menjawab, “Wahai Rabb,
apa yang harus aku tulis?” Allah menjawab: “Tulislah semua takdir
yang akan terjadi hingga datangnya hari kiamat.” Wahai anakku, aku
pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Barangsiapa meninggal tidak di atas keyakinan seperti ini maka ia
bukan dari golonganku.” (HR. Abu Dawud)6

Dengan landasan akidah yang kokoh di atas Al-Qur`an dan al-hadits, insya

allah anak akan terjaga dan senantiasa dalam lindungan Allah. Praktik

pengukuhan akidah perlu terus menerus dibiasakan agar anak merasakan

manfaatnya dengan menjauhkan kisah-kisah atau cerita yang menodai ke-shahih-

an akidah, termasuk film atau game yang menyimpang.

Seperti halnya dalam tayangan-tayangan tersebut terdapat permohonan

kepada dewa-dewa, peri, atau sosok lain yang dianggap memiliki kekeuatan

layaknya Tuhan. Tak kalah pentingnya, menjauhkan anak dari pengaruh teman

buruk agar fitrah anak tak tercemar. Maka tak sepantasnya para orang tua atau
6
Hadits Abu Dawud,( Kitabus Sunnah, no. 4078, di-hasan-kan oleh Syu’aib al-Arnauth
dalam Takhrij Sunah Abi Dawud no.4700)
5

pendidik menakut-nakuti anak dengan hal-hal tahayul dan perkara lain yang

dilarang syariat.

Ketika akidah telah tertancap kuat di sanubari anak, ia kan menjadi sosok

orang beriman yang berkepribadian kuat, baik sikap dan perbuatannya karena

selalu merasa dalam pengawasan Allah, serta meminimalisasi anak melakukan

perbuatan buruk, seperti berkata kotor, menipu, dan lainnya. Orang tua akan

memperoleh manfaat besar dengan keberadaan anak shalih. Namun, orang tua

yang melalaikan pendidikan untuk buah hatinya, ia akan menuai kesengsaraan.

Imam Ibnu al-Qayyim rahimahullah berkata, “Siapa saja yang

mengabaikan pendidikan anaknya dalam hal-hal yang berguna baginya, lalu dia

membiarkan begitu saja, berarti dia telah berbuat kesalahan yang fatal. Mayoritas

penyebab kerusakan anak adalah akibat orang tua mengabaikan mereka, serta

tidak mengajarkan berbagai kewajiban dan ajaran agama. Orang tua yang

menelantarkan anak-anaknya ketika mereka kecil telah membuat mereka tidak

berfaedah bagi diri sendiri dan bagi orang tua ketika mereka telah dewasa. Ada

orang tua yang mencela anaknya yang durjana, lalu anaknya berkata, “Ayah,

engkau durjana kepadaku ketika kecil, maka aku pun durjana kepadamu setelah

aku besar. Engkau menelantarkanku ketika kecil, maka aku pun menelantarkanmu

ketika engkau tua renta.7

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas ,maka rumusan maslah yang dibahas

dalam skripi ini sebagai berikut:

7
(Tuhfah al-Maudud) hlm. 125
6

1. Bagai mana setrategi guru dalam menanamkan Aqidah kepada siswa di

SDN100221 Dusun Bina Sari Kecamatan Angkola Selatan Kabupaten Tapanuli

Selatan

2. Apa saja kendala guru dalam menaanam kan aqidah kepada siswa di

SDN100221 Dusun Bina Sari Kecamatan Angkola Selatan Kabupaten Tapanuli

Selatan

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang diatas ,maka rumusan maslah yang dibahas

dalam skripi ini sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui upaya guru dalam meningkatkan Aqidah siswa di

SDN100221 Dusun Bina Sari Kecamatan Angkola Selatan Kabupaten Tapanuli

Selatan.

2. Untuk mengetahui kendala guru dalam meningkat kan Aqidah anak siswa di

SDN100221 Dusun Bina Sari Kecamatan Angkola Selatan Kabupaten Tapanuli

Selatan.

D. Manfaat Penelitian
Berdasarkan rumusan maslah diatas maka dapat di ambil rumusan masalah

nya sebagai berikut:

1. Agar mengetauhi implementasikan pendidikan aqidah dalam meningkat kan

kesadaran siswa dalam melakukan ibadah di SDN100221 Dusun Binasari

Kecamatan Angkola Selatan

2. Agar mengetahui paktor apa yg menghambat dan mendukung implementasikan

pendidikan aqidah dalam meningkatkan ibadah di SDN100221 Dusun Binasari

Kecamatan Angkola Selatan Kabupaten Tapanuli Selatan


7

E. Batasan istilah
Untuk menghindari terjadinya kesalah pahaman dalam mengartikan judul

skripsi ini, maka penulis akan menjelaskan beberapa pengertian judul skripsi ini

antara lain:

1. Strateg dapat dipahami sebagai rencana atau kehendak yang mendahului dan

mengendalikan kegiatan8

2. Guru adalah seorang pengajar atau seorang pendidik yang menyampaikan ilmu
kepada pesertadidik
3. Aqidah (Keyakinan) adalah suatu pokok atau dasar keyakinan yang harus

dipegang orang yang mempercayainya.

4. Siswa adalah orang yang secara resmi terdaftar untuk mengikuti pelajaran

didunia pendidikan.

F. Penelitian Terdahulu yang Relevan

Untuk menghindari kesamaan terhadap penelitian yang sudah ada, maka

penulis melakukan penelurusan terhadap penelitian-penelitian yang telah ada.

Penulis berkeyakinan bahwa hasil penelitian ini belumpernah diteliti sebelumnya.

Adapun penelitian yang relevan adalah:

1. Pendekatan Pembinaan Aqidah pada Anak Panti Asuhan Nurul Huda Mon

Malem Ingin Jaya Aceh Besar”. Ditulis oleh Ayuni Savitri Jurusan Pendidikan

Agama Islam Fakultas Tarbiyah UIN Ar-Raniry, 2018. Hasil Penelitian ini

menunjukkan bahwa pendekatan pembinaan aqidah anak telah diterapkan

dengan baik, melalui 5 pendekatan tetapi hasil yang didapat belum sepenuhnya

maksimal, masih ada kendala yang dihadapi dalam membina akidah anak Panti

8
Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosda karya, 2013), hlm 3
8

Asuhan Nurul Huda di Mon Malem Aceh Besar. Kendala yang dihadapi yaitu

kurangnya kesadaran anak terhadap pentingnya akidah dan kurangnya

kerjasama orang tua atau keluarga dengan pembina dalam membina aqidah

anak. Solusi yang dilakukan pembina yaitu memberi sanksi yang mendidik.9

2. Pendidikan Aqidah Anak Usia Sekolah Dasar dalamLingkungan Keluarga di

Lingkungan Rw 01 Kelurahan Meruyung Kecamatan Limo Kota Depok”.

Ditulis oleh Ade Irma Gunawan Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas

Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2009. Hasil

Penelitian ini menujukkan bahwa aqidah anak usia sekolah dasar dalam

keluarga masih rendah. Hal tersebut disebabkan karena kurangnya kesadaran

orang tua tentang pentingnya penanaman aqidah semenjak usia dini, disamping

kurangnnya pengetahuan dan waktu bagi orang tua untuk berdiskusi seputar

pengetahuan agamanya.10

3. Upaya Penanaman Nilai-Nilai Aqidah dalam Menanggulangi Kenakalan

Remaja di Pondok Pesantren Muhammadiyah Kudus Tahun 2017”. Ditulis oleh

Ahmad Rizky Fakhruddin Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama

Islam Universitas Muhammadiyah Kudus, 2017. Hasil Penelitian menunjukkan

bahwa proses penanaman aqidah di Pondok PesantrenMuhammadiyah Kudus

adalah dengan internalisasi, pembiasaan, nasihat dan hukuman. Berkaitan

tentang kendala penanggulan kenakalan remaja di Pondok Pesantren

9
Ayuni Savitri, “Pendekatan Pembinaan Akidah pada Anak Panti Asuhan Nurul Huda di
Mon Malem Ingin Jaya Aceh Besar”, Skripsi (Banda Aceh: Jurusan Pendidikan Agama Islam
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Ar-Raniry, 2018), h. V. 5
10
Ade Irma Gunawan, “Pendidikan Aqidah Anak Usia Sekolah Dasar dalam Lingkungan
Keluarga di Lingkungan Rw 01 Kelurahan Meruyung Kecamatan Limo Kota Depok”, Skripsi
(Jakarta:Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah, 2009), h. 3.
9

Muhammadiyah Kudus adalah pengaruh teknologi yang semakin maju,

pengaruh lingkungan dan kurangnya pengawasan pada remaja.11

Sama-sama meneliti tentang aqidah. Perbedaan pada penelitian ini dengan

penelitian di atas adalah pada pendekatan pembinaan aqidah, penanaman nilai-

nilai aqidah, serta pendidikan aqidah pada anak.

G. Sistematika Penulisan

Untuk memperoleh bahasan penelitian yang sistematis dan terarah, peneliti

perlu membuat sistematika penulisan yang mengantarkan peneliti kepada arah

yang telah tersusun dan sesuai rencana. Adapun sistematika penulisan sebagai

berikut :

Bab I, Pendahuluan berisi latar belakang masalah, rumusan masalah,

tujuan penelitian, manfaat penelitian

Bab II, Membahas landasan teori yang akan di gunakan untuk menganalisa

permasalahan yang sudah dirumuskan

Bab III, Metode penelitian membahas bagaimana metode penelitian yang

dilakukan

11
Ahmad Rizky Fakhruddin, “Upaya Penanaman Nilai-Nilai Aqidah dalam Menanggulangi
Kenakalan Remaja di Pondok Pesantren Muhammadiyah Kudus Tahun 2017”, Skripsi (Surakarta:
Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam Universitas Islam Surakarta, 2017), h. 2.
10

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Strategi Pembelajaran

Pada mulanya istilah strategi digunakan dalam dunia militer dan diartikan

sebagai cara menggunakan seluruh kekuaatan militer untuk memenangkan dalam

10
11

perperangan.12 Strategi berasal dari bahasa Yunani strategos yang berarti jenderal

atau panglima, sehingga strategi diartikan sebagai ilmu kejenderalan atau ilmu

panglima. Strategi dalam pengertian kemiliteran untuk mencapai tujuan perang.

Lebih lanjut lagi ,jika kita ingin memenangkan suatu peperangan terlebih

dahulu kita lihat dulu sejauh apa persiapan dan kekuatan pasukan kita terlebih

dahulu baik ia dari segi kualitas atau kuantitas .Setelah itu semua sudah di ketahui

baru kita pikirkan siasat atau taktik apa yang akan dipakai,dan tehnik apa yang

kita gunakan untuk menyerang musuh. Akan tetapi, penyusunan strategi

memperhitungkan berbagai faktor, baik internal maupun eksternal. Untuk itulah

suatu strategi digunakan untuk memperoleh keberhasilan dalam mencapai tujuan

yang diinginkan dalam suatu peperangan.

Menurut Ensiklopedia Pendidikan strategi adalah the art of forces to the

battle field in favourable position. Dalam pengertian ini strategi adalah suatu seni,

yaitu seni dalam memebawa pasukan ke medan tempur dalam posisi yang paling

menguntungkan.13Strategi dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang

rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuanpendididkan tertentu.14

Ada dua hal yang patut kita cermati pertama, strategi pembelajaran

merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan) termaksud penggunaan metode

dan pemanfaatan berbagai sumber daya/kekuatan dalam pembelajaran. Ini berarti

penyusunan suatu strategi baru sampai pada proses penyusunan rencana kerja

12
Ngalimun, Strategi dan Model Pengajaran, (Yogyakarta: Aswaja Pressindo,2014), h. 4.
13
W. Gulo, Strategi Belajar, (t.t.: Grasindo, 2008), h. 2.
14
Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013).
12

belum sampai pada tindakan. Kedua, strategi untuk mencapai tujuan tertentu.

Artinya, arah dari semua keputusan penyusunan strategi adalah mencapa tujuan.15

Strategi pembelajaran merupakan salah satu unsur utama dalam proses

belajar-mengajar, khususnya di era millenial ini. Kurangnya pemahaman strategi

pembelajaran, mengakibatkan proses transfer ilmu antara guru dan murid menjadi

tidak sempurna. Oleh sebab itu, pemahaman tentang strategi pembelajaran harus

dimiliki oleh setiap guru, agar dapat mengikuti setiap perkembangan zaman.Karna

kita dapat melihat bahwa pendidikan di negri kita ini sagat jauh tertinggal dengan

Negara yang ada di benua Eropa karna di indonesia husus nya banyak guru yang

belum bisa memahami sterategi pendidikan tersebut dengan baik dan terutama di

pelosok pelosok desa bnyak guru yang belum di bilang layak menjadi guru yang

sebenar nya karna minim nya pendidkan disana .

B. Guru

1. Pengertian Guru

Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,

mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi

peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal,

pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.16

15
Abdul Majid, Strategi Pembelajaran...,h. 8.
16
Muhammad Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional (Bandung: PT. Remaja Rosdakrya,
2002), hlm.3.
13

Guru adalah orang yang kerjanya mengajar.17Menurut Syaiful Bahri

Djamarah mengemukakan bahwa guru adalah tenaga pendididk yang

memberikan sejumlah ilmu pengetahuan kepada anak didik disekolah.18

Menurut Syiful Bahri Djamarah dalam buku yang lain mengatakan

bahwa; “

Guru adalah orangyang memberikan ilmu pengetahuan kepada anak


didik, guru dalam pandangan masyarakat orang yang melaksanakan
pendidikan di tempat-tempat tertentu, tiidak mesti di lembaga
pendidikan formal, tetapi bias juga di mesjid, di surau/musholla,
dirumah dan sebagainya”.19

Guru adalah seorang pemimpin. Dalam pengertian sederhana guru

adalah orang yang memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didik. Guru

dalam pandangan masyarakat adalah orang yang melaksanakan pendidikan di

tempat-tempat tertentu, tidak mesti dilembaga pendidikan formal, tetapi bias

juga di mesjid, surau,musholla, rumah dan tempat-tempat lainnya.20

Guru secara etimologi di sebut sebagai pendidik. Menurut Ramiliyus

secara terminologi guru sering diartikan sebagai seorang yang

bertanggungjawab terhadap perkembangan siswa dengan mengupayakan

perkembangan seluruh potensi (kemampuan dan kualitas yang dimiliki oleh

seseorang), (fitrah) siswa, baik potensi kognitif suatau proses berfikir yang

melibatkan kemampuan anak untuk munghubungkan , menilai,

mempertimbangkan suatu kejadian aytau peristiwa), potensi afektif (yang

17
Ibid.,hlm.1132
18
Syaiful Bahri Djamarah, Strategi Belajarb Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta ,2006),
hlm.112.
19
.Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta:
Rineka Cipta, 2005), hlm.31.
20
9.Syaifuddin Nurdin, Guru Profesional & Implementasi kurikulum (Jakarta:Ciputat Press
2002)hlm.31.
14

berkaitan denga sikap dan nilai dan juga yang mencangkup dengan watak

perilaku, seperti perasaan, minat, sikap, emosi dan nilai), maupun potensi

psikomotorik (yang berkaitan denga kemampuan bertindak setelah seseorang

menerima pengalaman belajar tertentu).

Selain itu menurut Ahmad Tafsir, guru juga berati orang dewasa yang

bertanggung jawab memberikan pertolongan pada siswa dalam perkembangan

jasmani dan rohaninya agar mencapai tingkat kedewasaan, maupun berdiri

sendiri memenuhi tugasnya sebagai hambadan khalifah Allah, dan mampu

sebagai makhluk sosial dan sebagai makhluk individual yang mandiri.21

Zakiah Dradjat menyatakan bahwa :

Guru adalah seseorang yang memiliki kemampuan dan pengalaman


yang dapat memudahkan dalam melaksanakan peranannya dalam
membimbing siswanya, ia harus sanggup menilai diri sendiri tanpa
berlebih-lebihan, sanggup berkomunikasi dan berkerja sama dengan
orang lain, selain itu perlu diperhatikan.22

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang

guru dan dosen, pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa guru adalah pendidik

profesional dengna tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,

mengarahkan, melatih, menilai, dan mesngevaluasi pesert didik pada

pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan

pendidikan menengah.

2. Tugas Guru

Guru adalah figure seorang pemimpin. Guru adalah sosok arsitektur

yang dapat membentuk jiwa dan watak anak didik. Guru mempunyai
21
Khusnul Wardan, Guru Sebagasi Profesi..., h. 108-109.
22
Zakiyah Dradjat, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996),h.
266.
15

kekuaasan untukmembentuk dan membangun kepribadian anak didik menjadi

seorang yang berguna bagi agama, nusa,dan bangsa. Guru bertugas

mempersiapkan manusia susila yang cakap yang dapat diharapkan dapat

membangun dirinya dan membangun bangsa dan negara.23 Adapun peran dan

tugas guru tersebut iyalah:

a. Guru sebagai pendidin

Sebagai seorang pendidik guru memiliki tugas untuk

mengembangkan kepribadian dan membina budi pekerti serta memberikan

pengarahan kepada siswa agar menjadi seorang anak yang berbudi luhur.

b. Guru sebagai pengajar

Mengajar yaitu memberikan ilmu pengetahuan kepada siswa,

melatih keterampilan,memberikan pedoman, membimbing, merancang

pengajaran, melaksanakan pembelajaran dan menilai aktivitas pembelajaran.

c. Guru sebagai fasilitator

Sebagai fasilitator adalahmemotivasi siswa, menyediakan bahan

pembelajaran, mendorong siswa untuk mencari bahan ajar, membimbing

siswa dalam proses pembelajarandan menggunakan ganjaran hukuman

sebagai alat pendidikan.

d. Guru sebagai pelayanan

Pelayanan disini memberikan sesuatu kenyamanan terhadap siswa

dalam belajar yaitu menyediakan fasilitas pembelajaran dari sekolah seperti

23
Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik, (PT.Rineka Cipta Jakarta), hlm.36.
16

ruangan, meja, kursi, papan tulis, alat peraga dan lainnya serta memberikan

layanan sumber belajar agar siswa nyaman dan aman dalam belajar.

e. Guru sebagai perancang

Sebagai perancang bertugas untuk menyusun prongram pengajaran

dan pembelajaran sesuai ajaran kurikulum, menyusun rencana mengajar,

menentukan strategi atau metode yang akan digunakan dalam proses belajar

mengajar.

f. Guru sebagai pengelola

Dalam perannya sebagai pengelola guru bertugas untuk

melaksanakan administrasi kelas seperti mengisi buku, mengisi raportdan

sebagainya. Bahkan guru harus memiliki rencana mengajar, prongram

semester,, prongram tahunan, silabus dan metode pembelajaran yang efektif.

g. Guru sebagai penilai

Penilai adalah suatu kegiatan yang dilakukan setelah proses belajara

guna untuk memberikan hasil belajar siswa tugas guru sebagai penilai yaitu

menyususn tes dan instrument penilaian, melaksanakan penilaian terhadap

siswa secara objektif, mengadakan pembelajaran remedial dan mengadakan

pengayaan dalam pembelajaran.24

3. Kompetensi Guru

Dalam pendidikan guru dikenal dengan adanya “Pendidikan Guru

Berdasarkan Kompetensi”.Mengenai kompetensi guru ini, ada berbagai model

mengklasifikasikan.Untuk S1 salah satunya dikenal adanya “sepuluh


24
Syaifuddin Nurdin, Op.Cit, hlm.35.
17

kompetensi guru” yang merupakan profil kemampuan dasar bagi seorang guru.

Menurut Sardiman sepuluh kompetensi guru meliputi Sebagai berikut:

a. Menguasai bahan.

Sebelum guru tampil di depan kelas untuk mengelola interaksi

belajar mengajar, terlebih dahulu harus menguasai bahan-bahan apa yang

dapat mendukung jalanya proses belajar mengajar. Dalam hal ini yang

dimaksud menguasai bahan, mengandung dua lingkup penguasaan materi,

yaitu menguasai bahan bidang studi dalam kurikulum sekolah dan

menguasai bahan pengayaan/penunjang studi.

b. Mengelola Prongram Belajar Mengajar

Guru yang kompeten juga harus mampu mengelola prongrap belajar

mengajar. Dalam hal ini ada beberapa langkah yang harus ditempuh guru

yaitu

1) Merumuskan tujuan intruksional/pembelajaran

2) Mengenal dan dapat menggunakan proses intruksional yang tepat

3) Melaksanakan program belajar mengajar

4) Mengenal kemampuan anak didik

5) Merencanakan dan melaksanakan program remedi.

c. Mengelola Kelas

Untuk mengajar suatu kelas, guru dituntut mampu mengelola

kelas.yakni menyediakan kondisi yang kondusif untuk berlangsungnya


18

proses belajar mengajar. Kalau belum kondusif, guru harus berusaha

seoptimal mungkin untuk membenahinya.

d. Menggunakan Media/Sumber

Hal-hal yang harus diperhatikan guru dalam menggunakan media

1) Mengenal, memilih dan menggunakan sesuatu media.

2) Membuat alat-alat bantu pelajaran yang sederhana

3) Menggunakan dan mengelola laboratorium

4) Menggunakan buku pengangan/sumber belajar

e. Mengetahui Landasan-landasan Kependidikan.

Landasan-landasan kependidikan terdapat dalam rumusan

pendidikan nasional yang didasari pada pancasila dan UUD 1945.Pancasila

sebagai landasan dan UUD 1945 merupakan landasan konstitusional.

f. Mengelola Intraksi Belajara Mengajar

Di dalam proses belajar mengajar, kegiatan intraksi antara guru dan

siswa merupakan kegiatan yang cukup dominan. Kemudian di dalam

kegiatan interaksi antara guru dan siswa dalam rangka transfer of

knowledge.

g. Melalui prestasi siswa untuk kepentingan pengajaran

Dalam menilai prestasi siswa secara konkret guru mengambil

langkah-langkah sebagai berikut:

1) Mengumpulkan data hasil belajar siswa.

2) Menganalisis data hasil belajar siswa.

3) Menggunakan data hasil belajar siswa.


19

h. Mengenal fungsi dan prongram bimbingan dan penyuluhan di sekolah.

Beberapa prinsip konseling yang dapat digunakan untuk

mengembangkan program bimbingan dan penyuluhan di lembaga

pendidikan/sekolah yaitu:

1) Konseling/penyuluhan merupakan bantuan yang diberikan secara

sengaja.

2) Prosesnya dilaksanakan melalui hubungan antarpersonal.

3) Sasaran konseling yaitu siswa agar dapat mengatasi hambatan yang

dialami pada proses perkembangannya.

i. Mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah.

Guru di sekolah selain berperan sebagai pengajar, pendidik dan

pembimbing juga sebagai administrasi. Dengan demikian, guru harus

mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah.

j. Memahami prinsip-prinsip dan hasil penelitian pendidikan guna keperluan

pengajaran.

Disamping bertugas sebagai pendidik dan pembimbing anak didik

dalam rangka pengabdiannya kepada masyarakat, nusa dan bagsa, guru juga

harus memahami hal-hal yang berkaitan dengan penelitian.Hal ini dalam

rangka menumbuhkan penalaran dan mengembangkan proses belajar

mengajar.25

Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa guru harus

memiliki beberapa kompetensi agar dalam melaksanakan tugasnya baik

25
Sardiman. A.M, interaksidan motivasi belajar mengajar,(Jakarta:PT Raja Grapindo
Persada, 2012), hlm.163.
20

sebagai pendidik, pembimbing dan ada juga administrasi. Dalam proses

belajar mengajar, guru memerlukan keterampilan dasar mengajar,.

Kompetensi berarti suatu hal yang menggambarkan kualifikasi atau

kemampuan seseorang, baik yang kualitatif maupun yan kuantitatif.Untuk

mengetahui maksud kompetensi tersebut, setidaknya menurut Moh.Uzer

Usman dan JJ. Hasibuan dan Moedjiono harus memiliki delapan kompetensi

dasar mengajar yaitu:26

1) Mengelola Kelas. Sebelum melakukan proses belajar mengajar sebaiknya

guru menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan

mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses belajar mengajar.

Supaya proses belajar mengajar berjalan secara optimal, maka peran guru

dalam menciptakan suasana kelas harus benar-benar siap menjadi tempat

belajar.

2) Keterampilam Menjelaskan Materi. Dalam proses pengajaran, seorang

guru di haruskan dapat menyajikan materi secara lisan yang

diorganisakan secara sistematis untuk menunjukkan adanya hubungan

yang satu dengan yang lainnya. Penyampaian materi yang terencana

dengan baik dan disajikan dengan urutan yang cocok merupakan salah

satu aspek yang sangat penting dari kegiatan guru dalam interaksinya

dengan siswa di dalam kelas. Tujuan dari keterampilan menjelaskan

guru, membimbing murid untuk mendapat dan memahami defenisi,

komsep, hokum, fakta, prinsip secara objektif dan bernalar, dan

melibatkan siswa untuk berpikir dengan memecahkan masalah atau


26
Mujtahid, pengembangan profesi guru,( Gajayana 50 Malang:2011),hlm. 55.
21

pertanyaaan dapat mengatasi permasalahan kesalapahaman mereka, dan

membimbing untuk menghayati dan mendapat proses penalaran dan

menggunakan bukti-bukti dalam pemecahan masalah. Keempat tujuan

tersebut pada hakikatnya untuk meningkatkan keefektifan pengajaran.

3) Keterampilan bertanya. Sebagai guru kempuan untuk membuat suatu

pertanyaan itu bagian dari keterampilan, seni dalam proses belajar

mengajar. Dalam proses belajar mengajar, bertanya memainkan peranan

penting sebab sebuah pertanyaan yang tersusun dengan baik dan teknnik

penyampaiannya yang tepat pula akan memberikan dampak positif

terhadap siswa.

4) Keterampilan Membuka dan Menutup Pembelajaran. Suatu kegiatan

pengajaran yang perlu diperhatikan guru adalah melakukan cara

membukan dan menutup pelajaran. Untuk memasuki pembelajaran yang

dinamis, guru perlu menciptakan prakondisi bagi siswa agar mental

maupun perhatian terpusat pada apa yang akan dipelajarinya sehingga

usaha tersebut akan memberi efek yang positif terhadap kegiatan belajar

mengajar.

5) Keterampilan mengadakan Variasi. Untuk mengatasi kejenuhan dan

kebosanan siswa, guru harus bias mengembalikan situasi proses belajar

mengajar dengan cara mengadakan variatif. Usaha untuk mengadakan

variatif ini senantiasa diciptakan guna menunjukkan kegiatan belajar

mengajar siswa dikelas belajar secara tekun, antusias, serta penuh

partisipasi.
22

6) Keterampilan Memberi Penguatan. Penguatan adalah segala respon,

apakah bersifat verbal ataupun nonverbal, yang merupakan bagian dari

modivikasi tingkah laku guru terhadap tingkah laku siswa yang bertujuan

untuk memberikan informasi atau umpan balik bagi siswa atas

perbuatannya sebagai suatu tindakan dorongan ataupun koreksi.

7) Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok kecil. Dalam kegiatan

belajar mengajar, diskusi merupakan salah satu metode, cara atau

pendekatan. Diskusi diartikan sebagai prosesteratur yang melibatkan

sekelompok orang dalam interaksi tatap muka yan informa dengan

berbagai pengalaman atau informasi, pengambilan kesimpulan, atau

pemecahan masalah.

8) Keterampilan Mengajar perseorangan. Selain mengajar dalam system

kelas, guru juga dituntut bias melayani proses kegiatan belajar

perseorangan. Guru sangat terbatas untuk bias melayani bimbingan dan

pengajaran khusus dalam system kelas. Karena itu, keterampilan

diperlukan supaya terjadi hubungan interpersonalantara guru dengan

siswa dan juga siswa dengan siswa siswa belajar sesuai dengan kecepatan

dan kemampuan masing-masing, siswa mendapatkan bantuan dari guru

sesuai kebutuhannya, dan siswa dilibatkan dalam perancanaai balajar

mengajar.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan kompetensi dasar

mengajar guru. Seorang pendidik harus mempunyai ketarampilan mengajar

agar nantinya memperoleh hasil yang baik ketika mengajar. Keterampilan yang
23

di uraikandiatas merupakan penunjang yang menjadikan seorang guru yang

professional dan menyenangkan. Menjadi seorang guru sangat menyenagkan

jikalau mempunyai dan memahami keterampilan tersebut.

4. Tujuan Strategi Pembelajaran

Secara umum strategi mempunyai pengertian suatu garis-garis besar

haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan.

Dalam pengertian yang lain strategi dapat diartikan pula sebagai cara dan seni

menggunakan sumber daya untuk mencapai tujuan tertentu.27

Sedangkan guru secara etimologi sering disebut pendidik. Secara

terminologi guru sering diartikan sebagai seorang yang bertanggungjawab

terhadap perkembangan siswa dengan mengupayakan perkembangan seluruh

potensi (fitrah) siswa, baik potensi kognitif, potensi efektif maupun potensi

psikomotorik.28

Guru juga berarti orang dewasa yang bertanggungjawab memberikan

pertolongan pada siswa dalam perkembangan jasmani dan rohaninya agar

mencapai tingkatkedewasaan, maupun berdiri sendiri memenuhi tugasnya

sebagai hambadan khalifah Allah Swt, dan mampu sebagai makhluk sosial dan

sebagai makhluk individual yang mandiri. Apabila dihubungkan denganbelajar

mengajar hubungan strategi dan guru strategi bisa diartikan sebagai pola-pola

umum kegiatan guru dan anak didik dalamperwujudan kegiatan belajar

mengajar untuk mencapai tujuan yang telah digariskan.29


27
Saekun, “Peningkatan Hasil Belajar Mata Pelajaran Akidah Akhlak Materi Tentang
Asmaul Husna Melalui Strategi Make A Match di Kelas VI C MI Negeri Wonoketingal Tahun
2014/2015..., h. 61.
28
Khusnul Wardan, Guru Sebagai Profesi, (Yogyakarta: Deepublish, 2019), h.108.
29
Khusnul Wardan, Guru Sebagai Profesi..., h. 109.
24

Dalam proses belajar mengajar strategi pembelajaran merupakan cara-

cara yang akan dipilih dan digunakan oleh seorang guru untuk menyampaikan

materi pembelajaran, sehingga akan memudahkan siswa menerima dan

memahami materi pembelajaran yang padaakhirnya tujuan pembelajaran dapat

dikuasainya di akhir kegiatanbeajar.

Guru mempunyai peranan penting yang turut mendukung upaya

peningkatan pelaksanaan pendidikan di sekolah. Oleh karena itu, guru dituntut

untuk meningkatkan dan mengembangkan diri baik ilmu pengetahuan,

keterampilan, maupun kesiapan mentalnya, dan juga guru harus mengelola

proses pembelajaran yang memungkinkan keterlibatan siswa secara optimal,

serta mampu mempergunakan berbagai metode pengajaran yang membuat anak

termotivasi untuk meningkatkan aktivitasnya dalam kegiatan belajar. Di

samping itu guru juga melaksanakan berbagai upaya yang dapat meningkatkan

prestasi belajar siswa.

Sterategi belajar-mengajar dapat dikelompokkan beberap jenis,

tergantung dari segi apa kita mengelompokkannya. Ada strategi belajar

mengajar dikelompokkan berdasarkan komponen yang terdapat tekanan dalam

program pengajaran, seperti telah disebutkan sebelumnya. Dalam hal ini

dikenal tiga macam strategi belajar-mengajar, yaitu:30

a. Strategi belajar-mengajar yang berpusat pada guru.

b. Strategi belajar-mengajar yang berpusat pada peserta didik.

c. Sterategi belajar-mengajar yang berpusat pada materi pengajaran.

30
W Gulo,Strategi Belajar Mengajar..., h. 11.
25

Dilihat dari kegiatan pengolahan pesan atau materi, maka strategi

belajar-mengajar dapat kita bedakan dalam dua jenis, yaitu:

a. Strategi belajar-mengajar ekspositori dimana guru mengelola secara tuntas

pesan/materi sebelum disampaikan di kelas sehingga peserta didik tinggal

menerima saja.

b. Strategi belajar-mengajar heuristik atau kurioristik, di mana peserta didik

mengelola sendiri pesan/materi dengan.

Strategi belajar-mengajar dapat pula dilihat dari cara pengolahan atau

memproses pesan atau materi. Dari segi ini, strategi belajar-mengajar dapat

dibedakan dalam dua jenis, yaitu strategi belajar mengajar deduksi dan strategi

belajar mengajar induksi. Strategi belajarmengajar deduksi, yaitu pesan diolah

mulai dari umum menuju kepada yang khusus, dari hal-hal yang abstrak

kepada hal yang kongkret, dari konsep-konsep yang abstrak kepada contoh-

contoh yang konkret.

Mengajar sebagai usaha untuk menciptakan situasi lingkungan yang

membelajarkan peserta didik, menuju strategi belajar-mengajar heuristik.

Dengan strategi heuristik, diharapkan peserta didik dapat memproses sendiri

penemuannya melalui simulasi dan pengarahan dari guru. Karena itu, dilihat

dari cara memperoses penemuan maka strategi belajar-mengajar dibedakan atas

strategi ekspositori dan strategi discovery.31

Dari penjelasan di atas, terlihat bahwasannya tujuan dari strategi

pembelajaran adalah agar proses transfer ilmu antara guru dan anak didik

31
W Gulo, Strategi Belajar Mengajar..., h. 12.
26

berjalan dengan baik sehingga apa yng digagas atau dicitacitakan oleh yayasan

atau guru dapat tercapai.

5. Implementasi Strategi dalam Pembelajaran

Penerapan atau implementasi strategi dalam pembelajaran, terbagi dalam

tiga tahap yang harus diperhatikan secara seksama, yaitu.32

a. Tahap Permulaan

Tahap permulaan adalah tahapan yang ditempuh guru pada saat ia

memulai kegiatan pembelajaran. Ada beberapa kegiatan yang dapat

dilakukan oleh guru atau peserta didik pada tahapan ini, diantaranya:

1) Guru menanyakan kehadiran peserta didik dan mencatat siapa yang tidak

hadir;

2) Bertanya kepada peserta didik sampai di manapembahasan pembelajaran

sebelumnya dengan tujuan menguji dan mengecek kembali ingatannya

terhadap bahan pelajaran yang telah dipelajarinya;

3) Mengajukan pertanyaan kepada peserta didik untuk mengetahui sampai

dimana pemahaman materi yang telahdiberikan;

4) Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya mengenai

bahan pelajaran yang belum dikuasainya dari pengajaran yang telah

dilaksanakan sebelumnya;

5) Mengulang kembali bahan pelajaran yang lalu secara singkat akan tetapi

mencakup semua aspek yang telah dibahasan sebelumnya. Hal ini

dilakukan sebagai dasarbagi pelajaran yang akan dibahasan di hari

32
Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran (Bandung: CV. Alfabeta, 2011), h.
219.
27

berikutnya dan sebagai usaha dalam menciptakan kondisi belajar peserta

didik;

b. Tahap Pengajaran

Tahap pengajaran merupakan tahapan yang memberikan bahan

pelajarayang telah disusun guru sebelumnya. Secara umum dapat

diidentifikasinya beberapa kegiatan sebagai berikut:

1) Menjelaskan tujuan pengajaran yang harus dicapai peserta didik;

2) Menuliskan pokok materi yang akan dibahas hari itu yang diambil dari

buku sumber yang telah disiapkan sebelumnya;

3) Membahas pokok materi yang telah dituliskan;

4) Pada setiap pokok materi yang dibahas sebaiknya diberikan contoh-

contoh konkrit

5) Penggunaan alat bantu pengajaran untuk memperjelas pembahasan setiap

pokok materi;

6) Menyimpulkan hasil pembahasan dari pokok;

c. Tahap Penilaian dan Tindak Lanjut

Tahap pnilaian dan tindak lanjut bertujuan untuk mengetahui tingkat

keberhasilan dari tahap pengajaran. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini

antara lain:

1) Mengajukan pertanyaan kepada beberapa peserta didik mengenai semua

pokok materi yang telah dibahas pada tahapan pengajaran;


28

2) Apabila pertanyaan yang diajukan belum dapat dijawab oleh peserta

didik 70%, maka guru harus mengulang kembali materi yang belum

dikuasai peserta didik;

3) Untuk memperkaya pengetahuan peserta didik, guru dapat memberikan

pekerjaan rumah yang ada hubungannya dengan pokok materi yang telah

dibahas;

4) Akhiri pelajaran dengan menjelaskan atau memberikan pokok materi

yang akan dibahas pada pelajaran berikutnya.

Implementasi strategi pembelajaran terbagi kepada tiga bentuk: Tahap

permulaan, tahap pengajaran, tahap penilaian dan tindak lanjut, dimana seorang

guru harus mampu menjalakannya, dan dewan pengawas harus mampu

mengevaluasi setiap implementasi strategi pembelajaran secara obyektif, sebab

hal ini merupakan unsur utama dalam proses pembelajaran.

C. Pembelajaran Aqidah

1. Makna Aqidah

Aqidah secara bahasa (etimologi): kata “aqidah” diambil dari kata dasar

“al-‘aqdu” yaitu ar-rabt (ikatan), al-ibrām (pengesahan), alihkamm

(penguatan), at-tawaththuq (menjadi kokoh, kuat), asy-syaddu biquwwah

(pengikatan dengan kuat), at-tamāsuk (pengokohan), dan al- ’ithbātu

(penetapan). Di antaranya juga mempunyai arti al-yaqīnm (keyakinan) dan al-

jazmu (penetapan).33 Sedangkan menurut istilah, aqidah ialah keyakinan penuh

yang dibenarkan oleh hati, diucapkan oleh lidah dan diwujudkan oleh amal

33
Asep Saepul Hamdi, Dasar-Dasar Agama Islam, (Yogyakarta:Deepublish Publisher,
2016, h. 1.
29

perbuatan.34 Menurut Hasan Al-Bana, aqidah adalah landasan atau asas

kepercayaan di mana di atasnya dibina iman yang mengharuskan hati

meyakininya. Membuat jiwa menjaditentram, bersih dari kebimbangan dan

keraguan menjadi sendi pokokbagi kehidupan manusia.35

Aqidah atau iman itu mempunyai peran dan pengaruh dalam hati. Ia

akan mendorong manusia untuk melakukan amal-amal yang baik dan

meninggalkan perbuatan keji dan mungkar. Ia akan mengawal dan

membimbing manusia ke jalan yang lurus dan benar serta menjaganya untuk

tidak tergelincir ke dalam lembah kesesatan, dan juga menanamkan hidayah

Allah Swt hanya diberikan kepada manusia yang hatinya telah dimasuki

iman.36

Pada hakikatnya, iman yang ada di dalam hati atau aqidah ibarat cahaya

yang menerangi hati dan yang sangat diperlukan oleh manusia dalam

kehidupannya di dunia ini. Tanpa cahaya itu, hati akan gelap, sehingga

manusia akan sangat mudah tergelincir dalam lembah maksiat. Ibarat orang

yang berjalan pada waktu malam tanpa cahaya itu hati akan sangat gelap,

sehingga manusia akan sangat mudah tergelincir dalam lembah maksiat. Ibarat

orang yang berjalan pada waktu malam tanpa cahaya, ia akan mudah

terperosok kedalam lubang atau jurang. Demikianlah perananan iman yang

merupakan bangunan bawah dari kepribadian yang kokoh dan sehat dan yang

selalu mengawal dan membuat hati agar selalu baik dan bersih, sehingga dapat
34
Abu Ahmadi, Noor Salimi, Dasar-Dasar Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2004), h. 255.
35
Tentram, bersih dari kebimbangan dan keraguan menjadi sendi pokok bagi kehidupan
manusia
36
Ahmad Daudy, Kuliah Aqidah Islam, (Jakarta: Bulan Bintamg, 1997), h. 25.
30

memberi bimbingan bagi manusia ke arah kehidupan yang lebih tentram dan

bahagia.37

Pada intinya, aqidah mengandung keyakinan terhadap KeEsaan Allah

Swt, dan hari kiamat atau akhirat. Kedua inti aqidah Islam ini terkait pula

dengan ajaran tentang malaikat, kitab suci, para Rasul, dan takdir Allah Swt,

sehingga ajaran pokok dalam aqidah mencakup enam elemen, yaitu iman

kepada Allah Swt, iman kepada Malaikat, iman kepada kitab, iman kepada

Rasul, iman kepada hari kiamat (hari akhir), dan iman kepada qadha dan

qadhar.

Kesimpulan dari pembahasan ini adalah kita harus memper erat atau

memantap kan aqidah apa lagi dalam era modren sekarang karna kita sudah

melihat bahwa minim nya Aqidah, husus nya pada anak anak karna kita sudah

melihat jaman anak anak sekarang kebanyakan sudah memegang hp karna jika

anak anak sudah memegang hapi lupa akan belajar.Otomatis mereka akan

minim akan aqidah tersebut karna pepatah mengatakan kuatkan lah pondasimu

agar bangunan yang engkau bangun akan kokoh demikian pula dengan anak

tersebut.

2. Materi Pokok Pendidikan Aqidah

Islam adalah agama Allah Swt yang diwahyukan kepada Nabi

Muhammad Saw dan ia adalah agama yang berintikan keimanan dan perbuatan

amal, dan keimanan merupakan aqidah pokok yang di atasnya berdiri syari’at

Islam. Islam adalah agama tauhid yang membekas pada diri manusia dengan

pandangan tidak sempit, sebab manusia akan percaya kepada Tuhan yang
37
Ahmad Daudy, Kuliah Aqidah Islam…, h. 26.
31

menciptakan segalanya, memberi rezeki, yang menuntun hidup manusia kearah

yang benar, yang selalu belas kasih sayang. Dia telah menyediakan apa saja

yang terbentang luas di bumi untuk kepentingan manusia.38

Aqidah dalam Islam adalah pokok-pokok keimanan yang wajib diyakini

oleh setiap muslim. Sedangkan, pokok-pokok keimanan itu disebut dengan

rukun iman.Pokok keimanan atau rukun iman yaitu:39

a. Iman kepada Allah Swt.

b. Iman kepada Malaikat Allah Swt.

c. Iman kepada Kitab-kitab Allah Swt.

d. Iman kepada Rasul-rasul Allah Swt.

e. Iman kepada Hari akhir.

f. Iman kepada Qadha dan qadar.40

Keenam hal tersebut di atas adalah sebagai landasan pokok dan menjadi

suatu kewajiban bagi penganut agam Islam untuk mempelajari dan mengetahui

serta meyakininya,Uraiannya sebagai berikut:

a. Iman Kepada Allah Swt

Keimanan kepada Allah Swt yang dimaksud adalah kita wajib

mempercayai ke-Esaan zat, sifat, dan ad’alnya Allah Swt. artinya Allah Swt

sajalah yang patut dan berhak disembah, karena Dia yang menciptakan alam

ini. Dialah yang bersifat dengan segala sifatkesempurnaan, jauh berbeda

dengan segala sifat kesempurnaan, jauh berbeda dengan segala makhluk.

Segala apa yang diciptakan Allah Swt, diciptakan dengan sendiri-Nya, tidak
38
Ali Yafi, Menggagas Fiqih Sosial, (Bandung: Mizan, 2000), h. 1.
39
Dewi Mulyani, Akidah, (Bandung: Mizan Media Utama, 2010), h. 8
40
Abu Ahmadi, Noor Salami, Dasar-Dasar Pendidikan…, h. 146.
32

dengan bantuan siapapun.41 Sehubungan dengan hal tersebut di atas, Allah

Swt berfirman dalamsurat al-Ikhlas ayat 1-4:

          
       
Artinya: Katakanlah: “Dia-lah Allah, yang Maha Esa. Dia adalah Tuhan
yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tidak beranak dan
tidak pula diperanakkan, dan tidak seorang pun setara dengan Dia”.
(Qs. Al-Ikhlas: 1-4)

Mentauhidkan Allah Swt merupakan hak-Nya yang harus ditunaikan

seorang hamba yang beriman kepada-Nya. Bertauhid kepada Allah Swt juga

merupakan satu indikasi konkrit dalam kehidupan umat manusia, baik yang

muslim maupun bukan. Ketentuan ini dinisbahkankepada prinsip dasar dari

pada hakikat diutusnya Nabi dan Rasul kepada setiap kaum yang menghuni

jagad raya ini. Dengan demikian setiap utusan Allah Swt itu membawa

ajaran tauhid untuk menegaskan Allah, mengikrarkan bahwa Tuhan itu satu

yaitu Allah Swt.42

b. Iman Kepada Malaikat Allah Swt

Iman kepada Malaikat yaitu percaya terhadap adanya

malaikatmalaikat Allah swt. Kita diwajibkan beriman kepada malaikat

sekalipun tidak pernah melihatnya. Malaikat itu bersifat tidak pernah

bermaksiat dan durhaka kepada Allah Swt. Iman kepada malaikat Allah Swt

sesuai dengan perintah Allah Swt dalam firman dalam surah al-Baqarah

ayat:285

41
Thaib Thahir, Ilmu Kalam, (Jakarta: Lentera Hati, 2002), h. 207.
42
Fauzi Shaleh, Menegakkan Pilar-Pilar Tauhid…, h. 23.
33

        


       
        
    
Artinya:Rasul telah beriman kepada Al Quran yang diturunkan kepadanya
dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman.
semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-
kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (mereka mengatakan): "Kami tidak
membeda-bedakan antara seseorangpun (dengan yang lain) dari
rasul-rasul-Nya", dan mereka mengatakan: "Kami dengar dan Kami
taat." (mereka berdoa): "Ampunilah Kami Ya Tuhan Kami dan
kepada Engkaulah tempat kembali." (QS. al-Baqarah ayat 285)

Dengan ayat al-Quran di atas, memberi pemahaman kepada kita

sebagai muslim untuk senantiasa percaya dan beriman kepada Malaikat

Allah Swt, karena setiap tindak tanduk kita di dunia ini tidak terlepas dari

pengawasan Allah Swt dan pencatatan dari Malaikat yang ditugaskan oleh

Allah Swt.

c. Iman Kepada Kitab-Kitab Allah Swt

Allah Swt telah menurunkan kitab kepada Rasul-rasul-Nya. Kitab-

kitab tersebut sebagai pedoman hidup manusia. Dengan kita-kitab para rasul

mengajarkan kebenaran dan syariat dari Allah Swt. Kitabkitab tersebut

merupakan firman Allah Swt yang telah diwahyukan. Seorang muslim

mengimani kitab-kitab Allah Swt sebagaimana firman-Nya:43” (QS. an-Nisa

ayat 136)

     


      
43
Hamsah Hasan, Buku Panduan Lengkap Agama Islam, (Jakarta:QultumMedia, 2010),
h. 18.
34

         


         
       
Artinya: Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah
dan rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada rasul -
Nya serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barangsiapa
yang kafir kepada Allah, malaikat - malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya,
rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, sesungguhnya orang itu telah
sesat sejauh - jauhnya.” (QS. an-Nisa ayat 136)

Kitab-kitab suci yang diturunkan oleh Allah Swt sehubungan dengan

ayat diatas adalah, Nasaruddin Razak mengatakan: “Ummat Islam wajib

percaya kepada semua kitab yang diturunkan, kitab suci yang Allah

turunkan kepada makhluknya adalah kitab Taurat, Zabur, Injil, dan al-Quran

bagi umat Islam, kedudukan kitab Taurat, Zabur, dan Injil hanya dituntut

untuk mempercayainya tidak wajib untuk melaksanakannya”.44

Dengan demikian jelas bahwa semua umat mempercayai al- Qur’an

sebagai wahyu Allah Swt serta mengamalkannya. Kitab al-Qur’an diberikan

kepada Rasulullah Saw. sebagai Nabi, isinya memuat syariat yang

menghapus sebagian isi kitab-kitab terdahulu yang sudah tidak relevan lagi

dengan zamannya dan melengkapi segala sesuatu yang sesuai dengan

zamannya, oleh karena itu al-Qur’an merupakan menyempurna syariat-

syariat sebelumnya.45

d. Iman Kepada Rasul Allah Swt

Beriman kepada Rasulullah Saw artinya meyakini bahwa Allah Swt

telah mengutus para rasul-Nya untuk memberikan kabar gembira dan

44
Nazaruddin Razak, Dienul Islam, (Bandung: Al-Maarif, 2010), h. 152.
45
Hamsah Hasan, Buku Panduan Lengkap Agama Islam..., h. 19.
35

peringatan kepada umat manusia. Rasul membimbing manu siamenuju

kebahagian hidup di dunia dan akhirat. Sebagaimana firman Allah Swt

dalam surah Faathir ayat 24:46

         


   
Artinya: Sungguh, kami mengutus engkau dengan membaca kebenaran
sebagai peristiwa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan.
(QS. Faathir ayat 24)

Rasul adalah manusia pilihan yang sengaja diutus oleh Allah Swt

untuk membimbing manusia ke jalan yang lurus dan benar dan di ridhai-

Nya. Nabi dan Rasul banyak jumlahnya, dan Nabi pertama adalah Nabi

Adam As dan Nabi yang terakhir yaitu Nabi Muhammad Saw. Nabi dan

Rasul yang wajib diketahui ada 25, yaitu yang tersebut dalamal-Qur’an yang

lainnya tidak wajib diketahui. Salah satu kewajiban orang tua adalah

mengajarkan anak-anaknya agar mencintai Nabi Saw. Dengan cara

menyebutkan sifatnya, kemuliaan akhlaknya, dan sebagaimana Allah Swt

mengutusnya sebagai pembawa rahmat untuk seluruh alam. Allah Swt

berfirman dalam surah an-Nisa ayat 152:

       


       
  
Artinya: Dan orang -orang yang beriman kepada Allah dan para rasul - Nya
dan tidak membeda-bedakan seorang di antara mereka. Kelak Allah
akanmemberikan kepada mereka pahalanya, dan adalah Allah
Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. an-Nisa ayat 152)

e. Iman Kepada Hari Akhir

46
Bachrul Ilmy, Pendidikan Agama Islam Untuk Kelas XI SMK, (Bandung: Grafindo
Media Pratama, 2008), h. 18
36

Seorang muslim beriman bahwa kehidupan di dunia akan musnah

dan berakhir, kemudian berganti dengan kehidupan yang kedua di alam

akhirat. Keyakinan ini merupakan bagian dari rukun iman Iman kepada hari

akhir menjadi salah satu syarat sahnya iman individu. Orang yang

mengingkari ataupun meragukannya, maka imannya tidak sah dan dia

menjadi keluar daripada Islam. Perkara ini disepakati oleh semua ulama36.

Allah Swt menjelaskan dalam surah an-Nisa ayat 136:

     


      
        
       
Artinya: Wahai orang-orang yang beriman! Percayalah kamu kepada Allah,
Rasulnya dan kitab yang diturunkan kepada rasul -Nya serta kitab
yang diturunkan sejak dahulu. Sesiapa yang kufur dengan Allah,
malaikat-Nya, kitab-Kitab-Nya, rasul-rasul- Nya dan hari akhirat,
maka sesungguhnya sesatlah dia dengan kesesatan yang jauh. (QS.
an-Nisa ayat 136)

Hari akhir adalah saat selesainya segala problema umat manusia,

yang memberikan solusi kepada manusia, saat diberikannya kebahagiaan

dan kesejahteraan yang telah sempurna daripada kehidupan dunia.

Disamping itu, keyakinanan terhadap hari akhir memberikan dorongan

semangat kepada manusia agar selalu melakukan kebaikan, baik secara

individual maupun sosial.

Materi ini sulit disampaikan karena bersifat ghaib, namun orang tua

harus menyampaikannya dengan memberikan contoh-contoh nyata seperti

kematian, rusaknya suatu benda dan lain-lain. Hamid Ahmad Ath-Tharir

menambahkan “orang yang beriman kepada hari akhir berarti dia percaya
37

akan kekuasaan Allah dalam membangkitkan manusia dari kubur mereka

setelah mereka meninggal.47

f. Iman Kepada Qadha dan Qadar

Qadha ialah ketetapan atau ketentuan Allah Swt atas seluruh

makhluk-Nya. Sedangkan qadar ialah qadha yang telah menjadi kenyataan

atau terlaksana. Jadi iman kepada qadha dan qadar ialah percaya adanya

ketetapan atau ketentuan Allah Swt yang berlaku terhadap seluruh makhluk-

Nya, baik yang telah terjadi, yang sedang terjadi maupun yang akan

terjadi.48

Sehubungan dengan iman kepada qadha dan qadar, yaitu firman

Allah Swt dalam surah al-Hadiid ayat 22-23.49

          
           
       
        
Artinya: Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan (tidak pula)
pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul
Mahfuz) sebelum kami menciptakannya. Sesungguhnya yang
demikian itu adalah mudah bagi Allah. Kami jelaskan yang
demikian itu supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa
yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap
orang yang sombong lagi membanggakan diri. (QS. al-Hadiid ayat
22-23)

Beriman kepada ketentuan Allah Swt adalah meyakini segala

kejadian, musibah yang terjadi adalah sebuah ketetapan yang telah

digariskan oleh Allah Swt. Beriman kepada takdir, baik itu buruk atau tidak
47
Hamid Ahmad, Fiqh Sunnah Untuk Anak, (Bandung: Irsyad Baitus Salam, 2006), h.50.
48
Raras Huraerah, RIPAIL Rangkuman Ilmu Pengetahuan Agama Islam Lengkap)Untuk
SD, SMP, SMA dan Umum, (t.t.: Jal Publishing, t.th.), h. 39.
49
Rina Ulfatul Hasanah, Buku Pintar Muslim dan Muslimah, (t.t.: Medpress Digital,
2012.), h. 20.
38

itu adalah wajib. Beriman kepada qadha dan qadar, percaya kepada Allah

Swt dan kekuasaannya, serta bertawakal kepada-Nya dapat mengembangkan

kekuatan yang terpendam dalam jiwa seseorang.50

Dapat dipahami bahwasanya materi pokok dalam aqidah termuat

dalam rukun iman, yaitu iman kepada Allah Swt, Malaikat, Rasul Allah

Swt, Kitab Allah Swt, Hari Akhir dan Qadha dan Qadhar. Materi ini harus

disampaikan secara efektif kepada anak didik, salah satunya untuk

membentengi mereka terhadap arus pemikiran dan pemahaman sekuralisme,

yaitu meniadakan keberadaan Allah Swt dan tidak mengakui hal-hal yang

bersifat ghaib.

50
Muhammad Al-Gazzali, Aqidah Muslim, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1986),
39

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

Adapun lokasi dari penelitian ini adalah di. SDN100221 dusun Bina sari

Kecamatan Angkola selatan kabupaten Tapanuli selatan. Dan waktu penelitian

pada bulan Januari 2022 sampai selesai.

B. Jenis dan Metode Penelitian

Penelitian ini digolongkan pada penelitian kualitatif deskriptif. Tujuan

penelitian deskriptif adalah mendeskripsikan apa yang saat ini berlaku dan untuk

memproleh informasi-informasi mengenai keadaan saat ini. Penelitian ini tidak

menggunakan hipotesa melainkan hanya mendeskripsikan informasi apa adanya

sesuai dengan hasil peneliti. Studi ini bertujuan untuk menggambarkan

pengembangan keprofesian berkelanjutan guru Pendidikan Agama Islam.

C. Unit Analisis/ Subjek Penelitian

1. Subjek Penelitian

Menentukan subjek penelitian ini adalah hal yang penting dalam

penelitian. Dimana subjek penelitian yang menjadi target untuk diteliti. Subjek

yang kita ambil sesuai dengan apa yang peneliti lakukan. Sehingga

mempermudah pelaksanaan dalam penelitian. Dalam penelitian ini subjek

penelitiannya adalah siswa di SDN100221 dusun Bina Sari Kecamatan

Angkola Selatan kabupaten Tapanuli selatan

39
40

2. Sumber Data

Sumber data penelitian terdiri dari dua macam data primer dan

sekunder. Sumber data dalam penelitian ini adalah subjek dari mana data dapat

diperoleh, yaitu:

a. Sumber data primer adalah sumber data pokok. Dalam penelitin ini yang

menjadi sumber data primer adalah guru pendidikan agama Islam, yang

berjumlah empat orang.

b. Sumber data sekunder atau data pelengkap yang di butuhkan dalam

penelitian untuk memperkuat primer. Sumber data sekunder dalam

penelitian ini adalah Kepala Sekolah dan guru mata pelajaran lain di

Sekolah SDN100221 dusun Bina sari Kecamatan Angkola selatan

kabupaten Tapanuli selatan

D. Teknik Pengumpulan Data

Instrument pengumpulan adalah alat bantu yang digunakan pengumpulan

pengumpulan data dalam pengumpulan data. Maka digunakan instrument sebagai

berikut:

1. Observasi

Observasi yaitu teknik pengumpulan data yang mengharuskan peneliti

turun kelapangan mengamati hal-hal yang berkaitan dengan ruang, tempat,

perilaku, kegiatan, waktu, peristiwa, tujuan dan perasaan. Observasi yang

dimaksud dalam penelitian ini adalah pertama-tama mengobservasi keadaan di

Sekolah Dasar.
41

2. Wawancara

Teknik wawancara yang digunakan dalam penelitian kualitatif adalah

wawancara mendalam. Wawancara yang dimaksud peneliti adalah melakukan

wawancara kepada guru. Metode yang digunakan peneliti adalah wawancara

terstruktur.

Metode ini digunakan untuk memperoleh data dan informasi yang

lengkap tentang upaya guru pendidikan agama Islam dalam membentuk

akhlakul karimah peserta didik. Dalam metode ini peneliti melakukan

wawancara dengan kepala sekolah, guru pendidikan agama Islam dan staf- staf

guru.

3. Dokumentasi

Metode dokumentasi yaitu metode pengumpulan data dengan mencari

data mengenai hal-hal atau variabelnya yang berupa catatan, transkip, buku,

surat kabar, majalah, prasasti, notulen, rapat, agenda dan sebagainya. Dan

mengumpulkan data-data tentang pengembangan keprofesian berkelanjutan

guru Pendidikan agama Islam51

E. Teknik Menjamin Keabsahan Data

Penjaminan keabsahan data menggunakan teknik triangulasi. Teknik

triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan di luar

data yang diperoleh untuk keperluan pengecekan sebagai perbandingan.Hal ini

dapat dicapai dengan:

51
Suharsimi Arikuntono, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: Rineka
Cipta 2002), hlm. 202.
42

1. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara.

2. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang (informan) didepan umum

dengan apa yang dikatakan secara pribadi

3. Membandingkan dengan apa yang dikatakan orang-orang (informan) tentang

situasi penelitian dengan apa yang dikatakan sepanjang waktu.

4. Membandingkan keadaan dan prespektif sesorang dengan berbagai pandangan

orang, seperti rakyat, orang yang berpendidikan menengah umum atau tinggi

dan orang pemerintahan.

F. Teknik Pengelolahan Analisis Data

Analisis data adalah suatu proses mengola dan menginterprestasikan

dengan tujuan untuk mendudukan berbagai informasi sesuai dengan tujuan dan

fungsinya sehingga memiliki makna dan arti yang jelas yang sesuai dengan tujuan

penelitian. Adapun analisis data dari penelitian ini adalah analisis data kualitatif.

Analisis data penelitian ini menggunakan analisis data model miles dan

huberman, menyatakan bahwa alur analisis data melalui tiga tahap, yaitu reduksi

data, penyajian data dan data kesimpulan atau ferivikasi.

1. Data Reduction (reduksi data)

Reduksi data merupakan proses berfikir sensitive yang memerlukan

kecerdasan dan keluasan dan kedalaman wawancara yang tinggi.

2. Penyajian data

Teknik penyajian data dalam penelitian ini dilakuakn dalam berbagai

bentuk seperti uraian singkat, bagan, hubungan atau kategori, flowchart dan

sejenisnya. Dalam hal ini Miles dan Huberman menyatakan yang paling sering
43

digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan

teks yang bersifat naratif.

3. Penarikan Kesimpulan

Kesimpulan awal yang diterima masih bersifat sementara, dan akan

berubah lebih tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada

tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang

ditemukan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan

konsisten saat penelitian kembali kelapangan pengumpulan data. Kesimpulan

yang dimaksud adalah kesimpulan yang kredibel.

Dengan demikian kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat

menjawab rumusan masalah pada sejak awal, tetapi mungkin juga tidak,

Karena seperti telah ditemukan bahwa masalah dan rumusan masalah dalam

penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah

penelitian berada di lapangan.

4. Dokumentasi

Metode dokumentasi yaitu metode pengumpulan data dengan mencari

data mengenai hal-hal atau variabelnya yang berupa catatan, transkip, buku,

surat kabar, majalah, prasasti, notulen, rapat, agenda dan sebagainya. 52 Dan

mengumpulkan data-data tentang pengembangan keprofesian berkelanjutan

guru Pendidikan agama Islam.

52
Suharsimi Arikuntono, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: Rineka
Cipta 2002), hlm. 202.
44

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosda karya, 2013)

Abu Ahmadi, Noor Salimi, Dasar-Dasar Pendidikan Agama Islam, (Jakarta:


Bumi Aksara, 2004)

Ade Irma Gunawan, “Pendidikan Aqidah Anak Usia Sekolah Dasar dalam
Lingkungan Keluarga di Lingkungan Rw 01 Kelurahan Meruyung
Kecamatan Limo Kota Depok”, Skripsi (Jakarta:Jurusan Pendidikan
Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah,
2009)

Ahmad Daudy, Kuliah Aqidah Islam, (Jakarta: Bulan Bintamg, 1997)

Ahmad Rizky Fakhruddin, “Upaya Penanaman Nilai-Nilai Aqidah dalam


Menanggulangi Kenakalan Remaja di Pondok Pesantren Muhammadiyah
Kudus Tahun 2017”, Skripsi (Surakarta: Jurusan Pendidikan Agama Islam
Fakultas Agama Islam Universitas Islam Surakarta, 2017)

Ali Yafi, Menggagas Fiqih Sosial, (Bandung: Mizan, 2000)

Al-quran Al-karim Cetakan PT.Karya Toha putra

Asep Saepul Hamdi, Dasar-Dasar Agama Islam, (Yogyakarta:Deepublish


Publisher, 2016

Ayuni Savitri, “Pendekatan Pembinaan Akidah pada Anak Panti Asuhan Nurul
Huda di Mon Malem Ingin Jaya Aceh Besar”, Skripsi (Banda Aceh:
Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Ar-Raniry, 2018), h. V. 5

Bachrul Ilmy, Pendidikan Agama Islam Untuk Kelas XI SMK, (Bandung:


Grafindo Media Pratama, 2008)

Dewi Mulyani, Akidah, (Bandung: Mizan Media Utama, 2010)

Hadits Abu Dawud,( Kitabus Sunnah, no. 4078, di-hasan-kan oleh Syu’aib al-
Arnauth dalam Takhrij Sunah Abi Dawud no.4700)

Hamid Ahmad, Fiqh Sunnah Untuk Anak, (Bandung: Irsyad Baitus Salam, 2006)

Hamsah Hasan, Buku Panduan Lengkap Agama Islam, (Jakarta:QultumMedia,


2010)
45

Hasbullah, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan ,(Jakarta PT Raja Grafindo


Persada,2011)

Khusnul Wardan, Guru Sebagai Profesi, (Yogyakarta: Deepublish, 2019)

M.Arifin Ilmu pendidkan Islam (Jakarta:Bumi Aksara,2003)

Muhammad Al-Gazzali, Aqidah Muslim, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1986),

Muhammad Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional (Bandung: PT. Remaja


Rosdakrya, 2002)

Mujtahid, pengembangan profesi guru,( Gajayana 50 Malang:2011)

Murtadho Naufal, Konsep Pendidikan Aqidah Perspektif Syaikh Shalih Fauzan Al

Nazaruddin Razak, Dienul Islam, (Bandung: Al-Maarif, 2010)

Ngalimun, Strategi dan Model Pengajaran, (Yogyakarta: Aswaja Pressindo,2014)

Raras Huraerah, RIPAIL Rangkuman Ilmu Pengetahuan Agama Islam


Lengkap)Untuk SD, SMP, SMA dan Umum, (t.t.: Jal Publishing, t.th.)

Rina Ulfatul Hasanah, Buku Pintar Muslim dan Muslimah, (t.t.: Medpress Digital,
2012.)

Saekun, “Peningkatan Hasil Belajar Mata Pelajaran Akidah Akhlak Materi


Tentang Asmaul Husna Melalui Strategi Make A Match di Kelas VI C MI
Negeri Wonoketingal Tahun 2014/2015

Sardiman. A.M, interaksidan motivasi belajar mengajar,(Jakarta:PT Raja


Grapindo Persada, 2012)

Suharsimi Arikuntono, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta:


Rineka Cipta 2002)

Syaifuddin Nurdin, Guru Profesional & Implementasi kurikulum (Jakarta:Ciputat


Press 2002)

Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta:
Rineka Cipta, 2005)

Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik, (PT.Rineka Cipta Jakarta)

Syaiful Bahri Djamarah, Strategi Belajarb Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta,


2006)
46

Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran (Bandung: CV. Alfabeta, 2011)

Thaib Thahir, Ilmu Kalam, (Jakarta: Lentera Hati, 2002)

W. Gulo, Strategi Belajar, (t.t.: Grasindo, 2008)

Yunahar Ilyas, Kuliah Aqidah Islam, (Yogyakarta: Heppy el Rais, 2011)

Zakiyah Dradjat, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara,


1996)

Anda mungkin juga menyukai