BAB I
PENDAHULUAN
bangunan yang akan di dirikan, harus semakin kokoh pondasi yang kuat. Kalau
pondasinya lemah bangunan itu akan cepat ambruk. Tidak ada bangunan tanpa
pondasi.
diutusnya para Rosul di muka bumi ini. Pendidikan aqidah ini di bawa oleh setiap
para Nabi dan Rosul, dengan seiringnya penyebaran agama Islam di muka bumi
ini, maka pendidikan aqidah tidak pernah terabaikan, karena Islam yang di
sebarkan oleh para Nabi adalah Islam yang masih murni atau masih utuh, yaitu
keutuhan dalam Islam kemudian iman dan ihsan. Aqidah yang benar adalah yang
tercermin dari kemurnian seluruh amal perbuatan manusia dan ibadahnya semata-
mata hanya untuk Allah Swt semata. Akhir-akhir ini hampir setiap orang banyak
yang membutuhkan.1
Kendidikan aqidah karena sekarang merupakan hal yang sangat mahal dan
sulit untuk di cari. Karena juga minimnya tentang pemahaman aqidah yang
seseorang. Oleh karena itu membentuk aqidah yang kuat dan benar, hendaknya
seorang guru maupun orang tua dalam menanamkan aqidah terhadap anak mulai
1
Yunahar Ilyas, Kuliah Aqidah Islam, (Yogyakarta: Heppy el Rais, 2011), hal. 8.
1
2
sejak usia dini, karena menanamkan aqidah yang benar sangat mudah
pribadi yang luhur, santun sesuai dengan kitab Allah yaitu al Qur’an dan
As-Sunnah.2
rasa tanggung jawab bahwa kependidikan bagi manusia menyserta makanan yang
pertolongan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa agar menjadi
dewasa.4
kan aqidah kepada murid nya dalam peroses belajar mengajar karna aqidah
sangat penting untuk dintanam kan mulai dari kecil karna aqidah inilah pokok
yang utama dalam hidup, karna aqidah seorang anak mudah goyan, karna
keyakinan seorang anak itu sangan mudah berubah dengan apa yang dia lihat dan
ia dengar dan peran orang tua sngat lah peng dalam mendidik anak karna orang
2
Murtadho Naufal, Konsep Pendidikan Aqidah Perspektif Syaikh Shalih Fauzan Al
Fauzan, ( Lampung : Brama Sari, 2017
33
.M.Arifin Ilmu pendidkan Islam (Jakarta:Bumi Aksara,2003),hlm7
4
Hasbullah,Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan ,(Jakarta PT Raja Grafindo Persada,2011)hlm.1
3
tua yang utama dalam menanam kan aqidah kepada seorang anak guru hanya
masih belia, maka sekarang seakan-akan aku melihatnya di atas kertas atau
lembaran catatan. Usia dini adalah saat terpenting untuk penanaman pondasi
akidah karena saat itu fitrah anak masih bersih. Ibarat memahat di atas kayu,
Inilah tanggung jawab ayah ibu dan para guru agar anak tumbuh di atas
fitrah yang lurus. Akidah merupakan kunci kebahagiaan dan keselamatan di dunia
dan akhirat. Para nabi dan rasul pun telah menyeru kepada anak pada akidah yang
Firman Allah,
Jadi, akidah Islam adalah perkara yang wajib diajarkan terlebih dahulu.
Banyak faidah yang akan dirasakan anak ketika memiliki akidah shahihah. Ia akan
terbiasa tawaduk dan selalu meminta pertolongan hanya kepada Allah terutama
hidup dengan selalu bersyukur kepada Allah Ta’ala. Ia akan mampu menerima
5
Al-quran Al-karim Cetakan PT.Karya Toha putra
4
putranya.
كَ ك لَ ْم يَ ُك ْن لِي ُْخ ِطَئ َ َابQ صَ ا َأQQان َحتَّى تَ ْعلَ َم َأ َّن َم
ِ ي ِإنَّكَ لَ ْن تَ ِج َد طَ ْع َم َحقِيقَ ِة اِإْل ي َم
َّ ََ ا بُن
صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم يَقُو ُل ِإ َّن َأ َّو َل
َ ِ ُول هَّللا
َ ْت َرس ُ صيبَكَ َس ِمع ِ ُك لَ ْم يَ ُك ْن لِيَ َو َما َأ ْخطََأ
ْي ٍءQلِّ َشQQا ِدي َر ُكQQَا َل ا ْكتُبْ َمقQQَال َربِّ َو َما َذا َأ ْكتُبُ ق
َ َال لَهُ ا ْكتُبْ قَ َق هَّللا ُ ْالقَلَ َم فَق
َ ََما َخل
و ُل َم ْنQQُلَّ َم يَقQ ِه َو َسQلَّى هَّللا ُ َعلَ ْيQص
َ ِ ول هَّللا َّ ََحتَّى تَقُو َم السَّا َعةُ يَا بُن
ُ ي ِإنِّي َس ِمع
َ Qْت َر ُس
َ َماتَ َعلَى َغي ِْر هَ َذا فَلَي
ْس ِمنِّي
Artinya:“Wahai anakku, sesungguhnya engkau tidak akan dapat merasakan
lezatnya iman hingga engkau bisa memahami bahwa apa yang
ditakdirkan menjadi bagianmu tidak akan meleset darimu, dan apa yang
tidak ditakdirkan untuk menjadi bagianmu tidak akan engkau dapatkan.
Aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda: “Pertama kali yang Allah ciptakan adalah pena, lalu Allah
berfirman kepadanya: “Tulislah!” pena itu menjawab, “Wahai Rabb,
apa yang harus aku tulis?” Allah menjawab: “Tulislah semua takdir
yang akan terjadi hingga datangnya hari kiamat.” Wahai anakku, aku
pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Barangsiapa meninggal tidak di atas keyakinan seperti ini maka ia
bukan dari golonganku.” (HR. Abu Dawud)6
Dengan landasan akidah yang kokoh di atas Al-Qur`an dan al-hadits, insya
allah anak akan terjaga dan senantiasa dalam lindungan Allah. Praktik
kepada dewa-dewa, peri, atau sosok lain yang dianggap memiliki kekeuatan
layaknya Tuhan. Tak kalah pentingnya, menjauhkan anak dari pengaruh teman
buruk agar fitrah anak tak tercemar. Maka tak sepantasnya para orang tua atau
6
Hadits Abu Dawud,( Kitabus Sunnah, no. 4078, di-hasan-kan oleh Syu’aib al-Arnauth
dalam Takhrij Sunah Abi Dawud no.4700)
5
pendidik menakut-nakuti anak dengan hal-hal tahayul dan perkara lain yang
dilarang syariat.
Ketika akidah telah tertancap kuat di sanubari anak, ia kan menjadi sosok
orang beriman yang berkepribadian kuat, baik sikap dan perbuatannya karena
perbuatan buruk, seperti berkata kotor, menipu, dan lainnya. Orang tua akan
memperoleh manfaat besar dengan keberadaan anak shalih. Namun, orang tua
mengabaikan pendidikan anaknya dalam hal-hal yang berguna baginya, lalu dia
membiarkan begitu saja, berarti dia telah berbuat kesalahan yang fatal. Mayoritas
penyebab kerusakan anak adalah akibat orang tua mengabaikan mereka, serta
tidak mengajarkan berbagai kewajiban dan ajaran agama. Orang tua yang
berfaedah bagi diri sendiri dan bagi orang tua ketika mereka telah dewasa. Ada
orang tua yang mencela anaknya yang durjana, lalu anaknya berkata, “Ayah,
engkau durjana kepadaku ketika kecil, maka aku pun durjana kepadamu setelah
aku besar. Engkau menelantarkanku ketika kecil, maka aku pun menelantarkanmu
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas ,maka rumusan maslah yang dibahas
7
(Tuhfah al-Maudud) hlm. 125
6
Selatan
2. Apa saja kendala guru dalam menaanam kan aqidah kepada siswa di
Selatan
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang diatas ,maka rumusan maslah yang dibahas
Selatan.
2. Untuk mengetahui kendala guru dalam meningkat kan Aqidah anak siswa di
Selatan.
D. Manfaat Penelitian
Berdasarkan rumusan maslah diatas maka dapat di ambil rumusan masalah
E. Batasan istilah
Untuk menghindari terjadinya kesalah pahaman dalam mengartikan judul
skripsi ini, maka penulis akan menjelaskan beberapa pengertian judul skripsi ini
antara lain:
1. Strateg dapat dipahami sebagai rencana atau kehendak yang mendahului dan
mengendalikan kegiatan8
2. Guru adalah seorang pengajar atau seorang pendidik yang menyampaikan ilmu
kepada pesertadidik
3. Aqidah (Keyakinan) adalah suatu pokok atau dasar keyakinan yang harus
4. Siswa adalah orang yang secara resmi terdaftar untuk mengikuti pelajaran
didunia pendidikan.
1. Pendekatan Pembinaan Aqidah pada Anak Panti Asuhan Nurul Huda Mon
Malem Ingin Jaya Aceh Besar”. Ditulis oleh Ayuni Savitri Jurusan Pendidikan
Agama Islam Fakultas Tarbiyah UIN Ar-Raniry, 2018. Hasil Penelitian ini
dengan baik, melalui 5 pendekatan tetapi hasil yang didapat belum sepenuhnya
maksimal, masih ada kendala yang dihadapi dalam membina akidah anak Panti
8
Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosda karya, 2013), hlm 3
8
Asuhan Nurul Huda di Mon Malem Aceh Besar. Kendala yang dihadapi yaitu
kerjasama orang tua atau keluarga dengan pembina dalam membina aqidah
anak. Solusi yang dilakukan pembina yaitu memberi sanksi yang mendidik.9
Ditulis oleh Ade Irma Gunawan Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas
Penelitian ini menujukkan bahwa aqidah anak usia sekolah dasar dalam
orang tua tentang pentingnya penanaman aqidah semenjak usia dini, disamping
kurangnnya pengetahuan dan waktu bagi orang tua untuk berdiskusi seputar
pengetahuan agamanya.10
9
Ayuni Savitri, “Pendekatan Pembinaan Akidah pada Anak Panti Asuhan Nurul Huda di
Mon Malem Ingin Jaya Aceh Besar”, Skripsi (Banda Aceh: Jurusan Pendidikan Agama Islam
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Ar-Raniry, 2018), h. V. 5
10
Ade Irma Gunawan, “Pendidikan Aqidah Anak Usia Sekolah Dasar dalam Lingkungan
Keluarga di Lingkungan Rw 01 Kelurahan Meruyung Kecamatan Limo Kota Depok”, Skripsi
(Jakarta:Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah, 2009), h. 3.
9
G. Sistematika Penulisan
yang telah tersusun dan sesuai rencana. Adapun sistematika penulisan sebagai
berikut :
Bab II, Membahas landasan teori yang akan di gunakan untuk menganalisa
dilakukan
11
Ahmad Rizky Fakhruddin, “Upaya Penanaman Nilai-Nilai Aqidah dalam Menanggulangi
Kenakalan Remaja di Pondok Pesantren Muhammadiyah Kudus Tahun 2017”, Skripsi (Surakarta:
Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam Universitas Islam Surakarta, 2017), h. 2.
10
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Strategi Pembelajaran
Pada mulanya istilah strategi digunakan dalam dunia militer dan diartikan
10
11
perperangan.12 Strategi berasal dari bahasa Yunani strategos yang berarti jenderal
atau panglima, sehingga strategi diartikan sebagai ilmu kejenderalan atau ilmu
Lebih lanjut lagi ,jika kita ingin memenangkan suatu peperangan terlebih
dahulu kita lihat dulu sejauh apa persiapan dan kekuatan pasukan kita terlebih
dahulu baik ia dari segi kualitas atau kuantitas .Setelah itu semua sudah di ketahui
baru kita pikirkan siasat atau taktik apa yang akan dipakai,dan tehnik apa yang
battle field in favourable position. Dalam pengertian ini strategi adalah suatu seni,
yaitu seni dalam memebawa pasukan ke medan tempur dalam posisi yang paling
Ada dua hal yang patut kita cermati pertama, strategi pembelajaran
penyusunan suatu strategi baru sampai pada proses penyusunan rencana kerja
12
Ngalimun, Strategi dan Model Pengajaran, (Yogyakarta: Aswaja Pressindo,2014), h. 4.
13
W. Gulo, Strategi Belajar, (t.t.: Grasindo, 2008), h. 2.
14
Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013).
12
belum sampai pada tindakan. Kedua, strategi untuk mencapai tujuan tertentu.
Artinya, arah dari semua keputusan penyusunan strategi adalah mencapa tujuan.15
pembelajaran, mengakibatkan proses transfer ilmu antara guru dan murid menjadi
tidak sempurna. Oleh sebab itu, pemahaman tentang strategi pembelajaran harus
dimiliki oleh setiap guru, agar dapat mengikuti setiap perkembangan zaman.Karna
kita dapat melihat bahwa pendidikan di negri kita ini sagat jauh tertinggal dengan
Negara yang ada di benua Eropa karna di indonesia husus nya banyak guru yang
belum bisa memahami sterategi pendidikan tersebut dengan baik dan terutama di
pelosok pelosok desa bnyak guru yang belum di bilang layak menjadi guru yang
B. Guru
1. Pengertian Guru
peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal,
15
Abdul Majid, Strategi Pembelajaran...,h. 8.
16
Muhammad Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional (Bandung: PT. Remaja Rosdakrya,
2002), hlm.3.
13
bahwa; “
adalah orang yang memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didik. Guru
seseorang), (fitrah) siswa, baik potensi kognitif suatau proses berfikir yang
17
Ibid.,hlm.1132
18
Syaiful Bahri Djamarah, Strategi Belajarb Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta ,2006),
hlm.112.
19
.Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta:
Rineka Cipta, 2005), hlm.31.
20
9.Syaifuddin Nurdin, Guru Profesional & Implementasi kurikulum (Jakarta:Ciputat Press
2002)hlm.31.
14
berkaitan denga sikap dan nilai dan juga yang mencangkup dengan watak
perilaku, seperti perasaan, minat, sikap, emosi dan nilai), maupun potensi
Selain itu menurut Ahmad Tafsir, guru juga berati orang dewasa yang
guru dan dosen, pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa guru adalah pendidik
pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan
pendidikan menengah.
2. Tugas Guru
yang dapat membentuk jiwa dan watak anak didik. Guru mempunyai
21
Khusnul Wardan, Guru Sebagasi Profesi..., h. 108-109.
22
Zakiyah Dradjat, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996),h.
266.
15
membangun dirinya dan membangun bangsa dan negara.23 Adapun peran dan
pengarahan kepada siswa agar menjadi seorang anak yang berbudi luhur.
23
Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik, (PT.Rineka Cipta Jakarta), hlm.36.
16
ruangan, meja, kursi, papan tulis, alat peraga dan lainnya serta memberikan
layanan sumber belajar agar siswa nyaman dan aman dalam belajar.
menentukan strategi atau metode yang akan digunakan dalam proses belajar
mengajar.
guna untuk memberikan hasil belajar siswa tugas guru sebagai penilai yaitu
3. Kompetensi Guru
kompetensi guru” yang merupakan profil kemampuan dasar bagi seorang guru.
a. Menguasai bahan.
dapat mendukung jalanya proses belajar mengajar. Dalam hal ini yang
mengajar. Dalam hal ini ada beberapa langkah yang harus ditempuh guru
yaitu
c. Mengelola Kelas
d. Menggunakan Media/Sumber
knowledge.
pendidikan/sekolah yaitu:
sengaja.
pengajaran.
dalam rangka pengabdiannya kepada masyarakat, nusa dan bagsa, guru juga
mengajar.25
25
Sardiman. A.M, interaksidan motivasi belajar mengajar,(Jakarta:PT Raja Grapindo
Persada, 2012), hlm.163.
20
Usman dan JJ. Hasibuan dan Moedjiono harus memiliki delapan kompetensi
Supaya proses belajar mengajar berjalan secara optimal, maka peran guru
belajar.
dengan baik dan disajikan dengan urutan yang cocok merupakan salah
satu aspek yang sangat penting dari kegiatan guru dalam interaksinya
penting sebab sebuah pertanyaan yang tersusun dengan baik dan teknnik
terhadap siswa.
usaha tersebut akan memberi efek yang positif terhadap kegiatan belajar
mengajar.
partisipasi.
22
modivikasi tingkah laku guru terhadap tingkah laku siswa yang bertujuan
pemecahan masalah.
siswa dan juga siswa dengan siswa siswa belajar sesuai dengan kecepatan
mengajar.
agar nantinya memperoleh hasil yang baik ketika mengajar. Keterampilan yang
23
haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan.
Dalam pengertian yang lain strategi dapat diartikan pula sebagai cara dan seni
potensi (fitrah) siswa, baik potensi kognitif, potensi efektif maupun potensi
psikomotorik.28
sebagai hambadan khalifah Allah Swt, dan mampu sebagai makhluk sosial dan
mengajar hubungan strategi dan guru strategi bisa diartikan sebagai pola-pola
cara yang akan dipilih dan digunakan oleh seorang guru untuk menyampaikan
samping itu guru juga melaksanakan berbagai upaya yang dapat meningkatkan
30
W Gulo,Strategi Belajar Mengajar..., h. 11.
25
menerima saja.
memproses pesan atau materi. Dari segi ini, strategi belajar-mengajar dapat
dibedakan dalam dua jenis, yaitu strategi belajar mengajar deduksi dan strategi
mulai dari umum menuju kepada yang khusus, dari hal-hal yang abstrak
kepada hal yang kongkret, dari konsep-konsep yang abstrak kepada contoh-
penemuannya melalui simulasi dan pengarahan dari guru. Karena itu, dilihat
pembelajaran adalah agar proses transfer ilmu antara guru dan anak didik
31
W Gulo, Strategi Belajar Mengajar..., h. 12.
26
berjalan dengan baik sehingga apa yng digagas atau dicitacitakan oleh yayasan
a. Tahap Permulaan
dilakukan oleh guru atau peserta didik pada tahapan ini, diantaranya:
1) Guru menanyakan kehadiran peserta didik dan mencatat siapa yang tidak
hadir;
dilaksanakan sebelumnya;
5) Mengulang kembali bahan pelajaran yang lalu secara singkat akan tetapi
32
Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran (Bandung: CV. Alfabeta, 2011), h.
219.
27
didik;
b. Tahap Pengajaran
2) Menuliskan pokok materi yang akan dibahas hari itu yang diambil dari
contoh konkrit
pokok materi;
keberhasilan dari tahap pengajaran. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini
antara lain:
didik 70%, maka guru harus mengulang kembali materi yang belum
pekerjaan rumah yang ada hubungannya dengan pokok materi yang telah
dibahas;
permulaan, tahap pengajaran, tahap penilaian dan tindak lanjut, dimana seorang
C. Pembelajaran Aqidah
1. Makna Aqidah
Aqidah secara bahasa (etimologi): kata “aqidah” diambil dari kata dasar
yang dibenarkan oleh hati, diucapkan oleh lidah dan diwujudkan oleh amal
33
Asep Saepul Hamdi, Dasar-Dasar Agama Islam, (Yogyakarta:Deepublish Publisher,
2016, h. 1.
29
Aqidah atau iman itu mempunyai peran dan pengaruh dalam hati. Ia
membimbing manusia ke jalan yang lurus dan benar serta menjaganya untuk
Allah Swt hanya diberikan kepada manusia yang hatinya telah dimasuki
iman.36
Pada hakikatnya, iman yang ada di dalam hati atau aqidah ibarat cahaya
yang menerangi hati dan yang sangat diperlukan oleh manusia dalam
kehidupannya di dunia ini. Tanpa cahaya itu, hati akan gelap, sehingga
manusia akan sangat mudah tergelincir dalam lembah maksiat. Ibarat orang
yang berjalan pada waktu malam tanpa cahaya itu hati akan sangat gelap,
sehingga manusia akan sangat mudah tergelincir dalam lembah maksiat. Ibarat
orang yang berjalan pada waktu malam tanpa cahaya, ia akan mudah
merupakan bangunan bawah dari kepribadian yang kokoh dan sehat dan yang
selalu mengawal dan membuat hati agar selalu baik dan bersih, sehingga dapat
34
Abu Ahmadi, Noor Salimi, Dasar-Dasar Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2004), h. 255.
35
Tentram, bersih dari kebimbangan dan keraguan menjadi sendi pokok bagi kehidupan
manusia
36
Ahmad Daudy, Kuliah Aqidah Islam, (Jakarta: Bulan Bintamg, 1997), h. 25.
30
memberi bimbingan bagi manusia ke arah kehidupan yang lebih tentram dan
bahagia.37
Swt, dan hari kiamat atau akhirat. Kedua inti aqidah Islam ini terkait pula
dengan ajaran tentang malaikat, kitab suci, para Rasul, dan takdir Allah Swt,
sehingga ajaran pokok dalam aqidah mencakup enam elemen, yaitu iman
kepada Allah Swt, iman kepada Malaikat, iman kepada kitab, iman kepada
Rasul, iman kepada hari kiamat (hari akhir), dan iman kepada qadha dan
qadhar.
Kesimpulan dari pembahasan ini adalah kita harus memper erat atau
memantap kan aqidah apa lagi dalam era modren sekarang karna kita sudah
melihat bahwa minim nya Aqidah, husus nya pada anak anak karna kita sudah
melihat jaman anak anak sekarang kebanyakan sudah memegang hp karna jika
anak anak sudah memegang hapi lupa akan belajar.Otomatis mereka akan
minim akan aqidah tersebut karna pepatah mengatakan kuatkan lah pondasimu
agar bangunan yang engkau bangun akan kokoh demikian pula dengan anak
tersebut.
Muhammad Saw dan ia adalah agama yang berintikan keimanan dan perbuatan
amal, dan keimanan merupakan aqidah pokok yang di atasnya berdiri syari’at
Islam. Islam adalah agama tauhid yang membekas pada diri manusia dengan
pandangan tidak sempit, sebab manusia akan percaya kepada Tuhan yang
37
Ahmad Daudy, Kuliah Aqidah Islam…, h. 26.
31
yang benar, yang selalu belas kasih sayang. Dia telah menyediakan apa saja
Keenam hal tersebut di atas adalah sebagai landasan pokok dan menjadi
suatu kewajiban bagi penganut agam Islam untuk mempelajari dan mengetahui
mempercayai ke-Esaan zat, sifat, dan ad’alnya Allah Swt. artinya Allah Swt
sajalah yang patut dan berhak disembah, karena Dia yang menciptakan alam
Segala apa yang diciptakan Allah Swt, diciptakan dengan sendiri-Nya, tidak
38
Ali Yafi, Menggagas Fiqih Sosial, (Bandung: Mizan, 2000), h. 1.
39
Dewi Mulyani, Akidah, (Bandung: Mizan Media Utama, 2010), h. 8
40
Abu Ahmadi, Noor Salami, Dasar-Dasar Pendidikan…, h. 146.
32
Artinya: Katakanlah: “Dia-lah Allah, yang Maha Esa. Dia adalah Tuhan
yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tidak beranak dan
tidak pula diperanakkan, dan tidak seorang pun setara dengan Dia”.
(Qs. Al-Ikhlas: 1-4)
seorang hamba yang beriman kepada-Nya. Bertauhid kepada Allah Swt juga
merupakan satu indikasi konkrit dalam kehidupan umat manusia, baik yang
pada hakikat diutusnya Nabi dan Rasul kepada setiap kaum yang menghuni
jagad raya ini. Dengan demikian setiap utusan Allah Swt itu membawa
ajaran tauhid untuk menegaskan Allah, mengikrarkan bahwa Tuhan itu satu
bermaksiat dan durhaka kepada Allah Swt. Iman kepada malaikat Allah Swt
sesuai dengan perintah Allah Swt dalam firman dalam surah al-Baqarah
ayat:285
41
Thaib Thahir, Ilmu Kalam, (Jakarta: Lentera Hati, 2002), h. 207.
42
Fauzi Shaleh, Menegakkan Pilar-Pilar Tauhid…, h. 23.
33
Allah Swt, karena setiap tindak tanduk kita di dunia ini tidak terlepas dari
pengawasan Allah Swt dan pencatatan dari Malaikat yang ditugaskan oleh
Allah Swt.
kitab tersebut sebagai pedoman hidup manusia. Dengan kita-kitab para rasul
ayat 136)
percaya kepada semua kitab yang diturunkan, kitab suci yang Allah
turunkan kepada makhluknya adalah kitab Taurat, Zabur, Injil, dan al-Quran
bagi umat Islam, kedudukan kitab Taurat, Zabur, dan Injil hanya dituntut
menghapus sebagian isi kitab-kitab terdahulu yang sudah tidak relevan lagi
syariat sebelumnya.45
44
Nazaruddin Razak, Dienul Islam, (Bandung: Al-Maarif, 2010), h. 152.
45
Hamsah Hasan, Buku Panduan Lengkap Agama Islam..., h. 19.
35
Rasul adalah manusia pilihan yang sengaja diutus oleh Allah Swt
untuk membimbing manusia ke jalan yang lurus dan benar dan di ridhai-
Nya. Nabi dan Rasul banyak jumlahnya, dan Nabi pertama adalah Nabi
Adam As dan Nabi yang terakhir yaitu Nabi Muhammad Saw. Nabi dan
Rasul yang wajib diketahui ada 25, yaitu yang tersebut dalamal-Qur’an yang
lainnya tidak wajib diketahui. Salah satu kewajiban orang tua adalah
46
Bachrul Ilmy, Pendidikan Agama Islam Untuk Kelas XI SMK, (Bandung: Grafindo
Media Pratama, 2008), h. 18
36
akhirat. Keyakinan ini merupakan bagian dari rukun iman Iman kepada hari
akhir menjadi salah satu syarat sahnya iman individu. Orang yang
menjadi keluar daripada Islam. Perkara ini disepakati oleh semua ulama36.
Materi ini sulit disampaikan karena bersifat ghaib, namun orang tua
menambahkan “orang yang beriman kepada hari akhir berarti dia percaya
37
atau terlaksana. Jadi iman kepada qadha dan qadar ialah percaya adanya
ketetapan atau ketentuan Allah Swt yang berlaku terhadap seluruh makhluk-
Nya, baik yang telah terjadi, yang sedang terjadi maupun yang akan
terjadi.48
Artinya: Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan (tidak pula)
pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul
Mahfuz) sebelum kami menciptakannya. Sesungguhnya yang
demikian itu adalah mudah bagi Allah. Kami jelaskan yang
demikian itu supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa
yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap
orang yang sombong lagi membanggakan diri. (QS. al-Hadiid ayat
22-23)
digariskan oleh Allah Swt. Beriman kepada takdir, baik itu buruk atau tidak
47
Hamid Ahmad, Fiqh Sunnah Untuk Anak, (Bandung: Irsyad Baitus Salam, 2006), h.50.
48
Raras Huraerah, RIPAIL Rangkuman Ilmu Pengetahuan Agama Islam Lengkap)Untuk
SD, SMP, SMA dan Umum, (t.t.: Jal Publishing, t.th.), h. 39.
49
Rina Ulfatul Hasanah, Buku Pintar Muslim dan Muslimah, (t.t.: Medpress Digital,
2012.), h. 20.
38
itu adalah wajib. Beriman kepada qadha dan qadar, percaya kepada Allah
dalam rukun iman, yaitu iman kepada Allah Swt, Malaikat, Rasul Allah
Swt, Kitab Allah Swt, Hari Akhir dan Qadha dan Qadhar. Materi ini harus
yaitu meniadakan keberadaan Allah Swt dan tidak mengakui hal-hal yang
bersifat ghaib.
50
Muhammad Al-Gazzali, Aqidah Muslim, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1986),
39
BAB III
METODE PENELITIAN
Adapun lokasi dari penelitian ini adalah di. SDN100221 dusun Bina sari
penelitian deskriptif adalah mendeskripsikan apa yang saat ini berlaku dan untuk
1. Subjek Penelitian
penelitian. Dimana subjek penelitian yang menjadi target untuk diteliti. Subjek
yang kita ambil sesuai dengan apa yang peneliti lakukan. Sehingga
39
40
2. Sumber Data
Sumber data penelitian terdiri dari dua macam data primer dan
sekunder. Sumber data dalam penelitian ini adalah subjek dari mana data dapat
diperoleh, yaitu:
a. Sumber data primer adalah sumber data pokok. Dalam penelitin ini yang
menjadi sumber data primer adalah guru pendidikan agama Islam, yang
penelitian ini adalah Kepala Sekolah dan guru mata pelajaran lain di
berikut:
1. Observasi
Sekolah Dasar.
41
2. Wawancara
terstruktur.
wawancara dengan kepala sekolah, guru pendidikan agama Islam dan staf- staf
guru.
3. Dokumentasi
data mengenai hal-hal atau variabelnya yang berupa catatan, transkip, buku,
surat kabar, majalah, prasasti, notulen, rapat, agenda dan sebagainya. Dan
51
Suharsimi Arikuntono, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: Rineka
Cipta 2002), hlm. 202.
42
orang, seperti rakyat, orang yang berpendidikan menengah umum atau tinggi
dengan tujuan untuk mendudukan berbagai informasi sesuai dengan tujuan dan
fungsinya sehingga memiliki makna dan arti yang jelas yang sesuai dengan tujuan
penelitian. Adapun analisis data dari penelitian ini adalah analisis data kualitatif.
Analisis data penelitian ini menggunakan analisis data model miles dan
huberman, menyatakan bahwa alur analisis data melalui tiga tahap, yaitu reduksi
2. Penyajian data
bentuk seperti uraian singkat, bagan, hubungan atau kategori, flowchart dan
sejenisnya. Dalam hal ini Miles dan Huberman menyatakan yang paling sering
43
3. Penarikan Kesimpulan
berubah lebih tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada
ditemukan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan
menjawab rumusan masalah pada sejak awal, tetapi mungkin juga tidak,
Karena seperti telah ditemukan bahwa masalah dan rumusan masalah dalam
4. Dokumentasi
data mengenai hal-hal atau variabelnya yang berupa catatan, transkip, buku,
surat kabar, majalah, prasasti, notulen, rapat, agenda dan sebagainya. 52 Dan
52
Suharsimi Arikuntono, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: Rineka
Cipta 2002), hlm. 202.
44
DAFTAR PUSTAKA
Ade Irma Gunawan, “Pendidikan Aqidah Anak Usia Sekolah Dasar dalam
Lingkungan Keluarga di Lingkungan Rw 01 Kelurahan Meruyung
Kecamatan Limo Kota Depok”, Skripsi (Jakarta:Jurusan Pendidikan
Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah,
2009)
Ayuni Savitri, “Pendekatan Pembinaan Akidah pada Anak Panti Asuhan Nurul
Huda di Mon Malem Ingin Jaya Aceh Besar”, Skripsi (Banda Aceh:
Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Ar-Raniry, 2018), h. V. 5
Hadits Abu Dawud,( Kitabus Sunnah, no. 4078, di-hasan-kan oleh Syu’aib al-
Arnauth dalam Takhrij Sunah Abi Dawud no.4700)
Hamid Ahmad, Fiqh Sunnah Untuk Anak, (Bandung: Irsyad Baitus Salam, 2006)
Rina Ulfatul Hasanah, Buku Pintar Muslim dan Muslimah, (t.t.: Medpress Digital,
2012.)
Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta:
Rineka Cipta, 2005)
Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik, (PT.Rineka Cipta Jakarta)
Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran (Bandung: CV. Alfabeta, 2011)