Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PROGRAM PENGENDALIAN


BAHAYA DI SEKTOR INDUSTRI INFORMAL
WARUNG PECEL LELE BINTANG SARI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Terstruktur


Mata Kuliah : Promosi K3
Dosen Pengampu : Suzana Indragiri, S.KM, M.Kes

Disusun Oleh :

Kholif Rakhmawan (4102.0219.A.005)

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) CIREBON
2022
KATA PENGANTAR

Dengan mengucap puji syukur ke hadirat Allah SWT, yang telah


memberikan nikmat sehat kepada kami sehingga dapat menyelesaikan makalah ini
dengan tepat waktu guna memenuhi salah satu tugas mata kuliah Promosi
Kesehatan K3. Saya selaku penulis mengucapkan terimakasih kepada seluruh
pihak yang telah ikut andil membantu saya menyelesaikan makalah ini, terutama
kepada ibu Suzana Indragiri, S.KM., M.Kes. Selaku dosen pengampu mata kuliah
Promosi Kesehatan K3 yang telah membimbing kami.
Makalah ini disusun berdasarkan hasil penelitian yang membahas tentang
“Identifikasi Bahaya dan Program Pengendalian Bahaya di Sektor Industri
Informal Warung Pecel Lele Bintang Sari”, yang bersumber dari wawancara serta
dari referensi yang tersedia di media online sebagai referensi pendukung.
Dalam penyusunan makalah ini mungkin masih ada kekurangan yang
harus diperbaiki entah kekurangan yang saya sadari atau tidak, saya selaku penulis
mohon kritik serta saran dari pembaca supaya di kemudian hari kami dapat
membuat makalah yang lebih baik lagi.
Akhir kata, kami berharap semoga tulisan ini memberikan manfaat bagi
masyarakat pada umumnya dan pembaca pada khususnya.

Cirebon, Juni 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i

DAFTAR ISI..........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................2

1.1. LATAR BELAKANG..........................................................................2

1.2. PERUMUSAN MASALAH.................................................................3

1.3. TUJUAN...............................................................................................3

1.4. MANFAAT...........................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................4

2.1 BAHAYA DAN POTENSI BAHAYA...............................................4

2.1.1 BAHAYA FISIK........................................................................4

2.1.1.1 Kebisingan.......................................................................4

2.1.1.2 Tersetrum / Kelistrikan....................................................4

2.1.1.3 Minyak Panas dan Uap Panas..........................................4

2.1.2 BAHAYA KIMIA......................................................................5

2.1.2.1 Iritasi Sambal...................................................................5

2.1.2.2 Kebakaran dan Ledakan...................................................5

2.1.3 BAHAYA BIOLOGI.................................................................5

2.1.3.1 Binatang Ikan Lele (Patil lele).........................................5

2.1.3.2 Kutu Air...........................................................................6

2.1.4 BAHAYA ERGONOMI............................................................6

2.2 PROGRAM PENGENDALIAN BAHAYA......................................6

2.2.1 PENGENDALIAN BAHAYA DENGAN SUBTITUSI.............6

2.2.2 PENGENDALIAN BAHAYA DENGAN KONTROL TEKNIK


/ PERANCANGAN..............................................................................7

ii
2.2.3 PENGENDALIAN BAHAYA DENGAN KONTROL
ADMINISTRATIF................................................................................7

2.2.4 PENGENDALIAN BAHAYA DENGAN APD (ALAT


PELINDUNG DIRI).............................................................................8

2.2.5 HAZARD IDENTIFICATION AND RISK CONTROL............8

BAB III PENUTUP..............................................................................................10

3.1 KESIMPULAN.................................................................................10

3.2 SARAN.............................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................12

iii
2

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Pecak lele atau disebut Pecel Lele adalah sebuah makanan yang murah dan
meriah. Makanan ini sangat digemari di Pulau Jawa sebagai alternatif masakan
ayam, terutama ayam goreng. Di beberapa daerah memiliki julukan yang berbeda-
beda, di jember biasanya disebut pecek lele, malang menyebutnya lalapan lele.
Biasanya penyajian pecel lele ini seperti penyajian pada ikan gurami, nila dll.
yaitu sambal khas dengan aroma terasi, sayur lalapan seperti kacang panjang,
timun, kemangi. Warung pecel lele banyak berdiri di kota dan pinggir jalan
dengan sebutan PKL, lesehan lalapan pecek lele dan dibeberapa kampus seperti di
jawa banyak berdiri untuk melayani pelajar karena harganya tergolong murah.
Pecel lele, sebuah hidangan lele digoreng sedikit garing (kering) dengan
sambal khas jawa beserta lalapannya. Ini merupakan menu favorit saya dan sangat
popular di semua kalangan masyarakat. Biasanya banyak ditemukan di pinggir
jalan, berkoloni (kalau di daerah saya) dan kebanyakan penjualnya adalah orang
Jawa. Asal kata Pecak atau Pecek sendiri merujuk pada lauk yang dipenyet atau
digeprek lalu diberi sambal. Namun nama itu berubah ketika orang Jawa pergi ke
Jakarta dan sekitarnya menjadi Pecel. Padahal pecel sendiri merujuk pada
makanan lain yaitu aneka sayuran yang disiram dengan sambal kacang. Selain
terkenal di Jawa Barat, nama Pecel ini juga merujuk pada makanan yang sama di
Jawa Tengah dan Jawa Timur. Semua ini berubah cerita ketika pergi ke daerah
Jakarta dan sekitarnya. Antara beli pecel dan pecel lele merujuk pada dua
makanan yang berbeda.  Namun, sekali lagi itu bukanlah yang patut dipersoalkan
karena kini nama itu sudah dikenal luas.
Kecelakaan kerja diatur dalam Undang-Undang Nomor 1 tahun 1970 tentang
Keselamatan Kerja, yang bertujuan untuk melindungi pekerja atas keselamatannya
dalam melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan
produktivitasnya (UU RI Nomor 1 Tahun 1970, 1970). Untuk dapat mengontrol
bahaya-bahaya kesehatan dan bahaya-bahaya keselamatan, maka perlunya
manajemen kesehatan dan keselamatan kerja untuk mengurangi terjadinya potensi
3

kecelakaan kerja pada pekerja. Salah satu yang dapat diterapkan untuk mencegah
terjadinya kecelakaan kerja ialah Hazard Identification Risk Assessment and Risk
Control (Mayadilanuari, 2020).
Dalam industri sektor informal keselamatan, kesehatan kerja tentunya tidak
diperhatikan sedetail mungkin, asal aman saja industri tersebut tetap berjalan
tanpa memikiran kemungkinan bahaya yang terjadi secara tiba-tiba. Apakah
dalam identifikasi di industri kecil seperti ini terdapat bahaya yang bisa
menimbulkan dampak secara signifikan? Maka dari sinilah kita dapat melakukan
identifikasi bahaya berikut dengan program pengendaliannya.

1.2. PERUMUSAN MASALAH


Sesuai dengan latar belakang di atas, maka diambil rumusan masalah sebagai
berikut:
1. Apa saja bahaya yang terdapat pada sektor industri informal warung pecel
lele Bintang Sari ?
2. Bagaimana program pengendalian bahaya pada industri informal warung
pecel lele Bintang Sari ?

1.3. TUJUAN
Tujuan Umun dari makalah ini yaitu:
Untuk mengetahui Identifikasi .Bahaya dan Program Pengendalian Bahaya di
Sektor Industri Informal Warung Pecel Lele Bintang Sari.

Tujuan Khusus dari makalah ini yaitu:


1. Untuk mengetahui bahaya yang terdapat pada sektor industri informal warung
pecel lele Bintang Sari.
2. Mengetahui dan memberi tindakan program pengendalian bahaya pada
industri informal warung pecel lele Bintang Sar

1.4. MANFAAT
Adapun manfaat dari makalah ini adalah:
1. Bidang teoritis, untuk dapat dimanfaatkan sebagai salah satu referensi
penelitian selanjutnya mengenai Identifikasi .Bahaya dan Program
Pengendalian Bahaya di Sektor Industri Informal Warung Pecel Lele Bintang
Sari.
2. Pihak perusahaan/individu dapat menerapkan program pengendalian bahaya
untuk mengurangi terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja
4

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 BAHAYA DAN POTENSI BAHAYA


2.1.1 BAHAYA FISIK
2.1.1.1 Kebisingan
Nilai Ambang Batas (NAB) kebisingan yang
diperkenankan menurut Keputusan Menteri Tenaga
Kerja No. 13 Tahun 2011 adalah 85 dB dengan waktu
maksimum 8 jam perhari. Pada proses produksi Pecel
Lele terdapat kebisingan yang bersumber dari kompor
untuk memasak, namun kebisingan dibawah NAB yaitu
68 – 77 dB.

2.1.1.2 Tersetrum / Kelistrikan


Pada proses produksi Pecel Lele ditemukan alat
pemasak nasi / magic jar / rice cooker yang di beberapa
bagian dapat menghantarkan listrik dan menimbulkan
karyawan tersetrum listrik dengan tegangan tidak terlalu
tinggi. Dikarenakan alat pemasak nasinya sudah usang
namun masih dapat digunakan.

2.1.1.3 Minyak Panas dan Uap Panas


Bahaya minyak panas bersumber dari minyak
di penggorengan saat proses memasak yang keluar
atau memercik ke karyawan pada saat menggoreng,
ikan lele yang belum mati sempurna pada saat
digoreng juga akan menimbulkan pergerakan ikan saat
digoreng dan terjadi percikan minyak panas yang lebih
banyak.
5

Uap panas berasal dari pemasak nasi, pada saat membuka dan
memindahkan nasi terdapat uap panas yang keluar dari dalam pemasak nasi.
2.1.2 BAHAYA KIMIA
2.1.2.1 Iritasi Sambal
Pada saat proses membuat
sambal atau pada saat menguleg sambal
pastinya rasa pedas dari cabai apabila
terkena tangan akan menyebabkan rasa
panas ditangan bahkan bisa sampai gatal
dan perih.

2.1.2.2 Kebakaran dan Ledakan


Potensi kebakaran dan
ledakan di warung pecel lele ini
bisa mungkin terjadi, karena
kompor yang digunakan untuk
memasak atau menggoreng adalah
kompor dengan api yang besar atau tekanan gas elpiji yang kuat. Potensi ledakan
yang terjadi bisa bersumber dari gas elpiji yang digunakan dalam proses produksi
pecel lele ini.

2.1.3 BAHAYA BIOLOGI


2.1.3.1 Binatang Ikan Lele (Patil lele)
Di warung pecel lele ini ikan lele yang
digunakan adalah ikan yang masih segar atau
masih hidup yang diletakkan didalam sebuah
jerigen, tidak dipungkiri pada saat menyembelih
atau mematikan ikan lele bisa mematil ke tangan
pekerja dan menimgulkan luka atau cidera.
6

2.1.3.2 Kutu Air


Pada proses
produksi akhir di warung
pecel lele adalah
mencuci piring, peralatan
makan serta peralatan
memasak. Pada saat mencuci piring bisa menimbulkan potensi bahaya biologi
yaitu disebabkan oleh kutu air yang berasal dari air kotor cucian piring.

2.1.4 BAHAYA ERGONOMI


Dalam proses produksi pecel lele
bisa terjadi bahaya ergonomic yaitu postur
tubuh yang tidak sesuai saat melakukan
pekerjaan seperti berdiri terlalu lama saat
memasak dan melayani pelanggan, jongkok
saat mencuci piring, proses mengangkat
peralatan saat buka dan tutup warung

2.2 PROGRAM PENGENDALIAN BAHAYA


2.2.1 PENGENDALIAN BAHAYA DENGAN SUBTITUSI
 Bahaya Fisik
Pada bahaya fisik ini yaitu dalam
penggantian rice cooker yang sudah usang dengan
rice cooker yang baru atau yang normal. Rice
cooker yang usang perlu diganti karena
menimbulkan potensi tersetrum dari rice cooker
dan dikhawatirkan mengakibatkan konsleting
listrik dan arus pendek.
7

2.2.2 PENGENDALIAN BAHAYA DENGAN KONTROL TEKNIK /


PERANCANGAN
 Bahaya Kimia
 Kebakaran dan Ledakan
Pada bahaya kimia disini adalah kebakaran dan ledakan yang
bisa terjadi pada kompor dan gas elpiji. Dalam pengendalian bahaya
tersebut maka dilakukan control Teknik yaitu :
- Menempatkan kompor dan gas diruang terbuka
- Pemasangan klem pada selang dan pemasangan regulator gas
yang benar
- Memberi jarak antara kompor dan tabung gas elpiji dengan
panjang selang gas ±175cm
 Bahaya Ergonomi
Menggunakan kursi untuk duduk pada saat memasak dan pada saat
mencuci peralatan makan dan memasak.

2.2.3 PENGENDALIAN BAHAYA DENGAN KONTROL


ADMINISTRATIF
 Bahaya Fisik  Bahaya Biologi
 Kebisingan  Binatang Ikan Lele (Patil
lele)
 Minyak Panas dan Uap Panas  Kutu Air
Dibeberapa bahaya ini dapat dilakukan pengendalian bahaya dengan
control administrative yaitu dengan :
 Masa pelatihan / training karyawan agar terbiasa dan bisa menghindari
bahaya tersebut.
 Memberikan instruksi prosedur dalam proses produksi ikan lele.
 Menginspeksi peralatan-peralatan yang digunakan dalam proses
produksi pecel lele.
8

2.2.4 PENGENDALIAN BAHAYA DENGAN APD (ALAT PELINDUNG


DIRI)
 Bahaya Kimia  Bahaya Biologi
 Iritasi Sambal  Binatang Ikan Lele (Patil
lele)
 Kutu Air
Pada bahaya kimia dan biologi apabila karyawan tidak dapat
memahami atau tidak diberikan pengendalian bahaya dengan control
administrative maka bisa digunakan pengendalian bahaya dengan APD
yaitu pada saat menguleg sambal dan menyembelih ikan lele bisa dengan
menggunakan sarung tangan dan pada saat mencuci piring air
menggunakan alas kaki atau minimal sandal dan mencuci dengan air yang
mengalir, setelah mencuci piring bersihkan juga tangan dan kaki dengan
air yang mengalir.

2.2.5 HAZARD IDENTIFICATION AND RISK CONTROL


N
Aktivitas / Proses Bahaya S/H/E Risiko Program Pengendalian
o
1. Membuat / Tangan S Tangan Memakai sarung tangan
menguleg sambal teriritasi perih dan plastik
gatal
2. Menyembelih ikan Terpatil ikan S Luka Memakai tangan atau
lele lele ditangan memegang dengan benar
3. Memasak nasi Uap panas S Luka Jaga jarak saat memasak
melepuh dan mengambil nasi
Tersetrum S Luka Berhati hati saat
mengambil nasi dan
tempatkan pemasak nasi
ditempat yang benar
4. Memasak ikan lele Terpercik S Kulit Menjaga jarak saat
minyak panas tangan memasak
dan hawa melepuh
panas
Gas elpiji S Kebakaran Memasang kompor dan
meledak / luka gas elpiji dijarak yang
bakar aman
9

Kompor yang E Tuli Jangan terlalu lama


berisik memasak
Berdiri terlalu H Kesemuta Sesekali untuk duduk
lama n sebentar
5. Mencuci peralatan Kutu Air E Gatal Memakai alas kaki dan
makan dan mencuci di air mengalir
peralatan memasak
Iritasi air E Gatal Memakai alas kaki dan
cucian mencuci di air mengalir
Jongkok H Kesemuta Gunakan kursi kecil
terlalu lama n / Pegal untuk duduk
10

BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Berdasarkan hasil identifikasi di sector industri informal warung pecel lele
Bintang Sari, diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Jenis bahaya yang teridentifikasi di warung pecel lele Bintang Sari
sejumlah 4 jenis bahaya, yaitu : Fisik, Kimia, Biologi, dan Ergonomi.
2. Bahaya atau potensi bahaya yang teridentifikasi di warung pecel lele
Bintang Sari sejumlah 11 bahaya, yaitu : membuat/menguleg sambal
terdapat 1 bahaya, menyembelih ikan lele terdapat 1 bahaya, memasak nasi
terdapat 2 bahaya, memasak ikan lele terdapat 4 bahaya, mencuci peralatan
makan dan peralatan memasak terdapat 3 bahaya.
3. Hirarki pengendalian bahaya di warung pecel lele Bintang Sari, yaitu :
Substitusi, Kontrol Teknik/Perancangan, Administrasi, dan APD (Alat
Pelindung Diri).
4. Program pengendalian bahaya di warung pecel lele Bintang Sari sejumlah
11 program, yaitu : membuat/menguleg sambal terdapat 1 program
pengendalian, menyembelih ikan lele terdapat 1 program pengendalian,
memasak nasi terdapat 2 program pengendalian, memasak ikan lele
terdapat 4 program pengendalian, mencuci peralatan makan dan peralatan
memasak terdapat program pengendalian.

3.2 SARAN
Berdasarkan hasil identifikasi di sector industri informal warung pecel lele
Bintang Sari, terdapat beberapa saran sebagai berikut :
1. Bagi Pemilik Warung
Saran peneliti kepada pemilik warung yaitu menghilangkan atau
mengurangi bahaya yang sudah teridentifikasi di warung pecel lele
Bintang Sari, mengurangi tingkat risiko/bahaya yang ada di warung,
segera bertindak dalam pengendalian bahaya yang sudah direncanakan
11

dengan mengacu pada program pengendalian bahaya berdasarkan HIRA


yang telah dibuat.
2. Bagi Karyawan
Karyawan membantu pemilik warung untuk mengurangi bahaya dan
tingkat risiko yang ada di warung serta melakukan pengendalian bahaya
saat bekerja yang mengacu pada program pengendalian bahaya
berdasarkan HIRA yang telah dibuat.
12

DAFTAR PUSTAKA

1. https://makanan-indonesia.weebly.com. (2017, 19 Januari). Pecel Lele Mulai


dari Asal Usul dan Potensi Usahanya. Diakses pada 28 Juni 2022, dari
https://makanan-indonesia.weebly.com/home/pecel-lele-mulai-dari-asal-usul-
dan-potensi-usahany

2. Undang-undang RI Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja

3. Murdiyono. 2016. IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN DAN


PENGENDALIAN RISIKO DI BENGKEL PENGELASAN SMK N 2
PENGASIH. Skripsi. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA.
YOGYAKARTA

Anda mungkin juga menyukai