PERUSAHAAN
DAN
LINGKUNGANNYA
Menurut Undang-Undang Nomor “3 Tahun 1982 tentang Wajib Daftar Perusahaan
Pasal 1 huruf b yang dimaksud dengan perusahaan adalah setiap bentuk usaha
yang menjalankan setiap jenis usaha yang bersifat tetap dan terus menerus yang
didirikan, bekerja serta berkedudukan dalam wilayah Negara Indonesia dengan
tujuan memperoleh keuntungan dan atau laba (Muhammad, 2002:8) . Definisi
perusahaan terdapat pula dalam Undang-Undang Nomor : 1 Tahun 1987 tentang
Kamar Dagang dan Industri, pasal 1 huruf c yaitu setiap bentuk usaha yang
menjalankan setiap jenis usaha yang bersifat tetap dan terus menerus yang
didirikan dan bekerja serta berkedudukan dalam wilayah Republik Indonesia untuk
tujuan memperoleh keuntungan dan atau laba. Sedangkan yang dimaksud dengan
usaha dalam Pasal 1 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1982 tentang Wajib Daftar
Perusahaan adalah, setiap tindakan, perbuatan atau kegiatan apapun dalam
bidang perekonomian yang dilakukan oleh setiap pengusaha untuk tujuan
memperoleh keuntungan dan/atau laba. Adapun yang dimaksud dengan
pengusaha adalah setiap orang perseorangan atau persekutuan atau badan
hukum yang menjalankan suatu jenis perusahaan" (Salam, 2001:118).
Perusahaan adalah suatu kesatuan unit produksi yang kegiatan
utamanya menyediakan barang dan jasa sebagai pemenuh kebutuhan
masyarakat luas. Jadi tujuan perusahaan bukan hanya untuk
mencapai keuntungan yang maximal akan tetapi mempunyai tujuan
lain seperti:
• membuka kesempatan kerja,
• pertimbangan politik dan
• upaya pengabdian kepada masyarakat.
Adapun tujuan dari pengusaha mendirikan perusahaan dikategorikan
menjadi dua yaitu:
• Tujuan ekonomis
Berkaitan dengan segala upaya yang dilakukan oleh perusahaan
untuk mempertahankan eksistensinya didalam berbisnis. Contoh:
Mendapatkan laba, pelanggan, keinginan konsumen, tenaga
produk, kualitas, harga, kuantitas, inovatif.
• Tujuan social
Selain tujuan mencari keuntungan perusahaan juga memiliki
tujuan sosial, hal ini dilakukan dalam rangka tanggung jawab
perusahaan kepada lingkungan dimana tempat kedudukan
perusahaan berada, bisanya bentuk tanggung jawab sosial ini
terbentuk lembaga atau divisi Corporate Social responsibility (CSR)
yang ada di perusahaan. Dalam hal ini perusahaan juga
mempedulikan apa yang menjadi keinginan investor, karyawan,
penyedia faktor-faktor produksi, maupun masyarakat luas. Kedua
tujuan tersebut saling mendukung untuk mencapai tujuan utama
perusahaan, yaitu memberi kepuasan kepada keinginan konsumen
ataupun pelanggan.
Adapun sifat dari sistem sebuah perusahaan yaitu:
2. Fungsi Manajemen
Yaitu fungsi Perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan
pengendalian.
Menurut apa yang diungkapkan oleh Muhammad (2002 : 9) didalam
menjalankan operasinya perusahaan memiliki 2 (dua) unsur pokok
yaitu:
a. Bentuk usaha
Bentuk usaha adalah organisasi usaha atau badan usaha yang
menjadi wadah penggerak setiap, jenis usaha. Bentuk usaha atau
bentuk hukum perusahaan dapat berupa perusahaan perseorangan
persekutuan dan badan hukum yang didirikan, bekerja
berkedudukan dalam wilayah negara Indonesia.
• Sosial,
• Ekonomi,
• Politik,
• Budaya,
• Teknologi, dan
• Alam.
Secara garis besarnya lingkungan usaha yang mempengaruhi opeasi
dikelompokan kedalam dua golongan, golongan pertama adalah
lingkungan pasar dan yang kedua adalah lingkungan bukan pasar.
Yang termasuk kedalam lingkungan pasar adalah komponen-
komponen dalam aktifitas sistem pasar yang berpengaruh pada
kegiatan suatu perusahaan, komponen tersebut adalah:
• Pelanggan
• Perusahaan lain yang menyediakan bahan mentah
• Karyawan
• Perusahaan lain yang bersaing dengan perusahaan tersebut atau
yang bukan perusahaan pesaing
Sedangkan lingkungan bukan pasar diantaranya termasuk indikator-
indikator yang dapat mempengaruhi keseluruhan kegiatan perusahaan
dalam suatu proses perekonomian. Indikator ini menimbulkan efek
yang menyeluruh kepada semua perusahaan dalam perekonomian
suatu negara. Lingkungan bukan pasar yang paling penting
diantaranya:
• Kegiatan perekonomian secara keseluruhan.
• Peraturan perundang-undangan dan pelaksanaannya.
• Kesetabilan dalam gejolak politik dan ketepatan dalam kebijakan
pemerintah.
• Faktor sosial dan kebudayaan dalam masyarakat.
• Organisasi perburuhan dan organisasi kemasyarakatan lainnya.
• Situasi kondisi serta perekembangan ekonomi global.
Lokasi perusahaan merupakan faktor vital didalam menentukan aktifitas usaha.
Oleh karena itu bagi pengusaha tidak dapat mengabaikan faktor lokasi ini. Ada
usaha yang sukses dijalankan di tempat tertentu, namun akan gagal jika
dijalankan di tempat lain. Suatu tempat akan sangat cocok untuk satu usaha, akan
tetapi tidak cocok untuk jenis usaha yang lainnya.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan pada saat menentukan lokasi operasi
usaha, diantaranya adalah:
1. Kecukupan bahan baku
Kecukupan bahan baku adalah langkah awal bagi sebuah usaha terutama jika
produk yang produksi oleh perusahaan yang bersangkutan berupa barang fisik.
Kegiatan produksi barang yang dimulai dari pengadaan barang mentah
kemudian diolah menjadi barang setengah jadi dan kemudian diproses lagi
menjadi barang jadi yang siap dijual tentunya bermula dari adanya
ketersediaan bahan mentah yang didapatkan oleh perusahaan.
Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan berkaitan dengan bahan
baku di suatu wilayah, diantranya adalah:
a. Kuantitas bahan baku yang diperlukan perusahaan
Salah satu ciri yang baik dari lokasi usaha adalah ketersediaan
bahan baku yang mencukupi untuk keperluan usaha. Berapa
banyak pun kebutuhan perusahaan, di lokasi tersebut sangat
memadai dalam pasokan bahan mentahnya. Dengan demikian
jumlah bahan mentah tidak akan menimbulkan masalah bagi proses
produksi perusahaan yang bersangkutan.
b. Mutu dan kualitas bahan baku yang diperlukan
Banyak ditemuka lokasi usaha yang menyediakan bahan mentah
secara besar dan cukup bagi operasi usaha, namun demikian jika
dilihat dari mutu dan kualitasnya tidak mendukung bagi jalannya
usaha. Dengan demikian bukan hanya sekedar di tempat tersebut
banyak tersedia bahan mentah, juga harus memenuhi standard
kualitas yang dibutuhkan oleh perusahaan. Kualitas bahan mentah
yang baik diharapkan akan menghasilkan produk yang baik juga.
c. Keberlanjutan jumlah persediaan bahan baku
Banyak lokasi usaha yang telah memenuhi kriteria baik dari segi
jumlah bahan baku maupun mutu dan kkualitas yang bagus.
Walaupun demikian kita harus memperhitungkan pasokan bahan
mentah yang memenuhi kedua kriteria tersebut dapat terjamin dalam
berapa lama. Kualitas, kuantitas, dan kontinuitas (K3) merupakan
suatu paket yang terintegrasi, saling mendukung, saling melengkapi
antara ketiga kriteria tersebut.
d. Harga bahan baku
Jika harga bahan baku tinggi makan akan berdampak pada harga
produk yang dihasilkan menjadi tinggi pula, hal ini akan sangat
berpengaruh pada penjualan produk dimana pelanggan akan
berusaha membandingkan dengan produk lain sejenis dari
perusahaan pesaing. Salah satu faktor yang turut mempengaruhi
total harga perolehan bahan mentah adalah besarnya biaya
transportasi dari lokasi bahan mentah ke pabrik tempat bahan
mentah tersebut diolah. Usaha-usaha tersebut antara lain pabrik
gula tebu, tambak ikan, pertambangan, dan lain lain.
2. Target Pasar
Hal lain yang tidak kalah pentingnya didalam menetukan lokasi
usaha adalah target pasar yang dituju. Sebelum memilih target pasar
seorang pengusaha hendaknya membagi target pasar ke dalam
segmen.
Adapun segmen pasar dapat diidentifikasi berdasarkan pada
beberapa variabel berikut ini:
a. Variabel geografi meliputi indikator-indikator berikut ini:
• Wilayah pembagian waktu, dimana Indonesia terbagi kedalam
3 zona waktu yaitu: WIB, WITA dan WIT.
• Perkembangan kota, Contoh: kota metropolitan Jakarta,
Bandung, Surabaya, lalu kota kecil seperti Garut, Ciamis,
Cimahi, dll.
• Tingkat pendapatan daerah, misal: pendapatan daerah tinggi,
sedang, dan rendah.
b. Variabel demografi meliputi indikator-indikator berikut ini:
• Gender, ada laki-laki dan perempuan.
• Umur, ada balita, anak-anak, remaja, dewasa, lansia.
• Profesi, PNS, pegawai swasta, TNI, POLRI, profesional, pensiunan,
dll.
• Pendidikan terakhir, SD, SLTP, SLTA, Diploma, SI, S2/S3.
• Banyaknya anggota keluarga, keluarga kecil atau keluarga besar.
• Tingkat kemakmuran keluarga yang dinilai dari pendapatan.
c. Variabel psikografi
• Kelas ekonomi,
• Gaya hidup,
• Sikap dan kepribadian.
d. Variabel kebiasaan
• Intensitas penggunaan produk, preferensinya: jarang, sering, selalu.
• Kapan melakukan pembelian produk preferensinya: tiap awal bulan,
tiap akhir pekan, atau tiap akhir bulan, dll.
• Kuantitas pemakaian produk preferensinya: sedikit, cukup banyak,
banyak, dan sangat banyak.
3. Ketersediaan Jumlah Pegawai
Faktor lainnya yang perlu dipertimbangkan dalam memilih lokasi
usaha adalah ketersediaan jumlah pegawai. Beberapa jenis usaha
tertentu memerlukan jumlah tenaga kerja yang cukup banyak.
Garment, pabrik rokok, jenis usaha kerajinan, dan Iain-lain
merupakan contoh usaha yang memerlukan banyak tenaga kerja.
Sehubungan dengan itu daerah yang memiliki banyak sumber tenaga
kerja menjadi pilihan utama saat menentukan lokasi tempat usaha.
4. Angkutan
Ketersediaan fasilitas transportasi yang lengkap seperti angkutan
darat, laut dan udara sangat penting peranannya dalam menunjang
segala kegiatan perusahaan. Transportasi penting saat melakukan
pengangkutan bahan mentah, dan bahan pendukung lainnya ke
lokasi pabrik. Transportasi juga sangat vital dalam mendistribusikan
produk jadi kepada para pelanggan.
5. Sumber Air dan Energi Listrik
Semua jenis usaha memerlukan adanya sumber air dan energi listrik
yang memadai. Beberapa jenis usaha tertentu bahkan memerlukan
jumlah kapasitas air dan listrik dalam angka yang besar. Walaupun
pada kenyataannya tidak semua tempat menyediakan atau terdapat
sumber air dan listrik yang dapat memenuhi kebutuhan industri.