Anda di halaman 1dari 2

Siaran Pers

Kompas Pekanbaru

Peringati Hari Tani, Kompas Pekanbaru Serukan Keadilan untuk Petani di Riau

Pekanbaru, 26 September 2022–Dalam memperingati Hari Tani ke-62, Koalisi Mahasiswa


Pecinta Alam se-Pekanbaru (Kompas Pekanbaru) suarakan kesejahteraan dan keadilan petani
di Riau. Koalisi ini membuat kegiatan aksi kreatif di CFD. Kegiatan tersebut diikuti oleh
puluhan anak muda yang tergabung di dalamnya.

Kompas Pekanbaru terbentuk atas inisiatif beberapa lembaga penggiat alam di Pekanbaru
yang prihatin terhadap banyaknya permasalahan yang mengancam kesehjateraan para petani
di Riau. Adapun beberapa lembaga penggagas terbentuknya koalisi yang difasilitasi oleh
WALHI Riau ini yaitu Wanapalhi, Mapala Gaharu, Mapala Suluh, Mafakumpala UIR,
Mapala Natural, Mapala Humendala, dan Brimapala Sungkai. Berangkat dari banyaknya
permasalahan mengenai para petani di Riau, Kompas Pekanbaru mendukung dan mengawal
para petani untuk menyuarakan aspriasi serta berbagai masalah yang dihadapi.

Beberapa isu yang diangkat oleh Kompas Pekanbaru yaitu konflik masyarakat dengan
beberapa perusahaan kelapa sawit. “Mengutip data yang dimiliki WALHI Riau dan media,
ada sejumlah konflik agraria yang melibatkan perusahaan besar kelapa sawit, di antaranya
kasus Duta Palma Group, PT Wana Subur Sawit Indah (WSSI), PT Teguh Karsa Wana
Lestari (TKWL), PT Trisetia Utama Mandiri (TUM), PT Setia Agrindo Lestari (SAL), dan
PTPN V,” sebut Redi, Koordinator Aksi Kreatif Hari Tani.

Jonrio Pakpahan, Koordinator Kompas Pekanbaru menyampaikan, “Kompas Pekanbaru ingin


menyuarakan bahwa di Riau masih banyak konflik agraria yang harus diselesaikan. Salah
satunya adalah kasus korupsi Duta Palma Group. Pemerintah harus mengalokasikan lahan
kebun Duta Palma Group yang disita untuk diberikan kepada para buruh tani dan masyarakat
lokal agar dapat dikelola secara mandiri.”

Jonrio menyebutkan, tindak pidana korupsi kegiatan usaha perkebunan kelapa sawit yang
dilakukan oleh Duta Palma Group di Indragiri Hulu telah merugikan para petani dan buruh.
Dilansir dari Tempo (08/08), perusahaan tersebut telah merugikan perekonomian negara
karena telah melakukan pengelolaan lahan seluas 37.095 hektare secara ilegal dengan total
kerugian mencapai 86,5 Triliun Rupiah. Kelompok yang terdampak akibat konflik ini adalah
para buruh tani yang tidak memiliki lahannya sendiri sehingga nasib mereka tergantung pada
lahan-lahan yang dimiliki oleh Duta Palma Group.

Agus Tri Nurhuda, salah satu inisiator Kompas Pekanbaru, menegaskan bahwa tujuan utama
aksi ini adalah mengangkat suara untuk petani.

“Beberapa hari lalu kami mendengar salah seorang pejuang lingkungan dan HAM bernama
Said Abu Supian meninggal akibat kecelakaan dalam perjalanannya ke Jakarta untuk
menuntut pencabutan HGU PT Trisetia Utama Mandiri di Pulau Mendol. Aksi kami hari ini
adalah perpanjangan suara untuk Said dan seluruh masyarakat Riau yang kehilangan hak-
haknya atas lahan,” kata Agus.
Agus berharap aksi yang dilakukan oleh Kompas Pekanbaru pada peringatan Hari Tani
Nasional kali ini dapat mendorong pemerintah untuk segera menyelesaikan berbagai konflik
agraria yang telah menyengsarakan para petani. Di sisi lain, para anak muda ini juga berharap
dapat berkontribusi bagi perjuangan para petani di Provinsi Riau untuk memperoleh hak-
haknya.

Narahubung:

Jonrio (081275584295)

Agus (082287100403)

Anda mungkin juga menyukai