Anda di halaman 1dari 4

MATERI ISTILAH DALAM PRODUKSI FILM\

ACTION = Selain diartikan sebagai perintah sutradara saat pengambilan gambar, ACTION juga
bisa diartikan sebagai gerak laku pemeran, yang terjadi dalam suatu adegan. Selain itu, kata
ACTION juga bisa dipakai untuk menentukan jenis sebuah film, yang diartikan sebagai film laga.

BIG CLOSE UP (BCU) = pengambilan gambar pada jarak sangat dekat. Misalnya, dalam gambar
orang hanya terlihat bibirnya saja. Contoh pemakaian dalam skenario, untuk menunjukkan sebuah
cincin di jari manis tokoh, kita bisa pakai BCU untuk cincin. Namun jika ini sudah diperjelas dalam
deskripsi, tidak perlu ditulis BCU lagi, sebab ini adalah tugas sutradara.

CLOSE UP (CU) = Pengambilan gambar pada jarak dekat. Dalam gambar orang terlihat wajahnya
saja. Untuk pemakaian dalam skenario, CU bisa untuk menegaskan ekspresi tokoh. Namun,
penggunaan CU sebisa mungkin untuk hal-hal yang sangat penting saja, misalnya menegaskan
sebuah lirikan mata dan senyum sinis A pada B. Jika tidak terlalu penting, jangan gunakan tanda
CU ini karena masalah shot adalah wilayah sutradara.

COMMERCIAL BREAK = Jeda dalam tayangan sinetron yang diisi iklan. Biasanya penulis
skenario juga harus memperhitungkan saat jeda ini, dengan memberikan suspense pada cerita–
sebelum commercial break–agar penonton tetap menunggu kelanjutan cerita kita, tanpa berpindah
ke channel lain.

CREDIT TITLE = Penayangan nama tim kreatif dan para ahli, serta semua orang yang terlibat
dalam pembuatan sinetron/ film tersebut.

CUT BACK TO = Transisi dengan tempo cepat, tapi kembali ke adegan/ lokasi yang telah dilihat
sebelumnya. Contoh penggunaannya dalam skenario, misalnya seorang anak menangis karena
terpisah dari ibunya di mal, CUT TO: Ibu sedang mencari anaknya dengan gelisah di sudut yang
lain, maka ketika akan kembali ke gambar anak yang menangis tadi, yang saat ini mungkin sudah
dibantu satpam, transisinya kita pakai CUT BACK TO.

CUT TO = Transisi/ peralihan dengan tempo yang cepat, misalnya untuk menggambarkan
kejadian yang terjadi bersamaan tapi pada tempat yang berbeda. Atau juga kelanjutan adegan,
tapi masih pada hari yang sama.

DISSOLVE TO = Transisi yang menunjukkan gambar menjadi kabur, kemudian masuk ke gambar
adegan berikutnya. Dalam skenario, ini biasanya dipakai untuk menggambarkan sebuah mimpi,
mengenang masa lalu, atau flash back, membayangkan sesutau yang akan terjadi.

DIALOG = Kalimat yang diciptakan oleh penulis skenario, yang nantinya diucapkan oleh seorang
aktor. DIALOG harus mewakili peran, karakter, dan perasaan si tokoh dalam cerita.

DURASI = waktu tayang di televise sudah termasuk commercial break. Durasi yang umum: 30
menit, biasanya untuk sinetron serial komedi. Durasi 60 menit, biasanya untuk sinetron serial
drama, durasi ni paling umum kita lihat di televise. Durasi 90 menit, biasanya untuk sinetron cerita
lepas, semacam telesinema dan FTV.

ESTABLISHING SHOT = Biasa disingkat ESTABLISH saja, artinya pengambilan gambar secara
penuh, terlihat secara keseluruhan. Biasanya pengambilan dari jarak jauh sehingga gambar terlihat
kecil. Contoh, jika kita ingin memasuki setting sebuah kamar dalam rumah sakit, biasanya kita beri
dulu ESTABLISH gedung rumah sakit secara keseluruhan. Namun, jika tempat itu sudah
diperlihatkan secara keseluruhan, tidak perlu ada ESTABLISH berulang kali.

EXT. Singkatan dari EXTERIOR, biasanya dalam scenario ditulis pada deretan judul scene, untuk
menunjukkan keterangan tempat di luar ruangan. Tulisan EXT. dan INT. bisa digabung menjadi
misalnya: EXT./INT. yang menunjukkan adegan di jalanan/ dalam mobil. Bisa juga gabungan itu
dipakai jika menunjukkan adegan pada teras sebuah rumah.

FADE OUT = Transisi gambar dari terang ke gelap dengan cara lambat.

1
FADE IN: Transisi gambar dari gelap ke terang dengan cara lambat. Dalam scenario, penulisan
FADE OUT dan FADE IN biasanya bersamaan untuk transisi yang menujukkan perubahan waktu,
bisa dari malam ke pagi, atau dalam hitungan hari, minggu, bulan, bahkan tahun. Selain
menujukkan perubahan waktu, bisa juga menggambarkan perubahan keadaan dan perubahan
lokasi.

FLASH BACK = Bisa diartikan sebagai kilas balik. Cerita yang kembali pada waktu sebelum
kejadian berlangsung. FLASH BACK bisa menunjukkan kemunduran waktu beberapa tahun ke
belakang, bisa juga hanya dalam waktu beberapa saat sebelumnya.

FREEZE = Menghentikan aksi atau bertahan pada posisi akhir adegan. Dalam penulisan scenario
biasanya digunakan untuk akhir sebuah episode, di mana gambar berhenti mengakhiri  sebuah
cerita.Akhir cerita ini pada sinetron serial biasanya diambil gambar yang paling menegangkan
sehingga akan terjadi suspense bagi penonton. FREEZE umumnya untuk gambar tokoh sentralnya.

INSERT: Sisispan adegan pendek dan singkat tapi penting, di dalam sebuah scene. Misalnya,
pada adegan beberapa orang ngobrol di dalam ruang tamu, tiba-tiba di luar ada orang yang
mengintip dan menguping pembicaraan mereka. Meskipun setting berubah, kita tak perlu
membuat scene baru untuk adegan mengintip itu, cukup dengan INSERT saja.

INTERCUT = Perpindahan dengan cepat, dari satu adegan ke adegan lain yang berada dalam
satu kesatuan cerita. Misalnya adegan telepon, dua setting yang bergantian ditampilkan, maka kita
bisa menggunakan INTERCUT untuk pergantian cepat setiap dialog si penelepon dan orang yang
ditelepon.

INT. = Singkatan dari INTERIOR, penulisannya dalam scenario sama dengan EXT., tapi ini untuk
menujukkan keterangan tempat di dalam ruangan.

LONG SHOT (LS) = Pengambilan gambar pada jarak jauh. Biasanya untuk gambar yang harus
terlihat keseluruhan. Misalnya gambar orang akan terlihat seluruh badan berikut latar belakangnya.
Namun, jika tak terlalu penting jangan cantumkan LS dalam scenario karena sama seperti CU dan
BCU, ini juga wewenang sutradara.

MAIN TITLE = Judul cerita pada sebuah tayangan sinetron/ film. Dalam penulisan scenario
biasanya ditampilkan atau ditulis setelah adegan teaser. Dan dilanjutkan dengan penayangan
credit titles.

MONTAGE = Beberapa gambar yang menujukkan adegan berkesinambungan dan mengalir, bisa
beberapa lokasi yang berbeda, tapi menyatu dalam rangkaian. Dalam penulisan scenario, misalna
seorang sedang putus cinta, maka ia mulai mengenang masa indahnya dulu bersama mantan
kekasihnya. Dalam hal ini kita pakai MONTAGE dengan menampilkan beberapa adegan indah
anatara si tokoh dan mantan kekasihnya ketika masih bersama, kita tampilkan mereka sedang
berkejaran di pantai, lalu kita tampilkan juga saat mereka berduaan di taman bunga, lalu saat
mereka saling menukar barang kenangan, dsb.

RATING = Ini kita istilahkan sebagai survey jumlah penonton yang menyaksikan tayangan di
televise, dalam hal ini termasuk tayangan sinetron yang cerita dan skenarionya kita tulis. Survei ini
dilakukan oleh sebuah lembaga bernama AC NIELSON, yang sudah diakui kredibilitasnya oleh
masyarakat pertelevisian di Indonesia. Setiap minggunya pihak ini akan memebrikan lembaran
hasil surveinya ke semua stasiun televise dan PH, di lembaran itu akan terlihat urutan tayangan
mulai dari yang terbanyak penontonnya, hingga yang paling sedikit. RATING sampai saat ini masih
menjadi tolok ukur tayangan di Indonesia. RATING tinggi berarti tayangan dianggap laku dan
secara bisnis menguntungkan PH/ Broadcast, sehingga diproduksi terus, sebaliknya bila RATING
rendah maka tayangan akan cepat dihentikan agar tidak merugikan produksi.

SCENE = Kata lain dari adegan, yaitu bagian terkecil dari sebuah cerita.

SCENARIO = Artinya sama dengan scenario, hanya masalah perbedaan bahasa saja, penulisan
menggunakan “K” karena sudah diindonesiakan.

SCREENPLAY = Artinya juga sama dengan Scenario/ Skenario.

2
SCRIPTWRITER = Orang yang kerjanya membuat/ menulis scenario atau disebut juga Penulis
Skenario.

SEQUENCE = Kata lain dari Babak, yaitu kumpulan dari beberapa adegan.

SLOW MOTION = Gerakan yang terlihat lebih lambat dari biasanya. Hal ini biasanya digunakan
untuk menampilkan adegan yang sangat dramatis. Misalnya, adegan seorang tokoh ditembak dari
belakang. Saat si tokoh jatuh, gerakan bisa saja dibuat SLOW MOTION agar lebih terkesan dan
menyentuh perasaan penontonnya.

SOUND EFFECT = Biasanya dalam penulisan digunakan istilah FX, maksudnya suara yang
dihasilkan di luar suara mausia dan ilustrasi musik. Misalnya, suara telepon berdering, bel tanda
masuk sekolah, suara alat dapur berjatuhan, dsb.

SPLIT SCREEN = Dua adegan berbeda yang muncul pada satu layer. Bisa kita pisahkan dengan
garis vertical atau horizontal. Pada penulisan dalam scenario bisa kita pakai saat ingin
menggambarkan adegan telepon yang menampilkan ekspresi kedua tokoh secara bersama-sama.

TEASER = Adegan gebrakan, ditampilkan pada pembukaan/ awal cerita, yang tujuannya
memancing penonton untuk menyaksikan kelanjutan cerita di belakangnya. Teaser bisa berupa
sebuah scene/ adegan baru yang diciptakan oleh penulis scenario, bisa juga cuplikan adegan
paling menarik/ konflik utama yang sudah ada dalam scenario.

VOICE OVER (VO) = Dialog yang terdengar tapi tidak tampak di gambar, misalnya terdengar
orang berbicara dari ruang sebelah. Atau, bisa juga orangnya tampak, suaranya terdengar, tapi
bibirnya tidak bergerak, jadi dia terlihat berbicara dalam hati.

Teknis lainnya yang umum digunakan, antara lain adalah :


1. BCU (BIG CLOSE UP): Pengambilan gambar dengan jarak yang sangat dekat. Biasanya,
untuk gambar-gambar kecil agar lebih jelas dan detail, seperti anting tokoh.
2. CAMERA FOLLOW: Petunjuk pengambilan gambar dengan cara mengikuti pergerakan obyek
3. CAMERA PAN TO: Petunjuk pengambilan gambar dengan cara mengalihkan kamera kepada
obyek yang dituju dari obyek sebelumnya
4. COMMERCIAL BREAK: Jeda iklan. Penulis skenario harus memperhitungkan jeda ini, dengan
memberi kejutan atau suspense agar penonton tetap menunggu adegan berikutnya.
5. CREDIT TITLE: Penayangan nama tim kreatif dan orang yang terlibat dalam sebuah produksi
6. CU (CLOSE UP): Pengambilan gambar dengan jarak yang cukup dekat. Biasanya, untuk
menegaskan detail sesuatu seperti ekspresi tokoh yang penting, seperti senyum manis atau
lirikan mata. Tokoh biasanya muncul gambar wajah saja.
7. CUT BACK TO: Transisi perpindahan dalam waktu yang cepat untuk kembali ke tempat
sebelumnya. Jadi, ada satu kejadian di satu tempat, lalu berpindah ke tempat lain, dan
kembali ke tempat semula.
8. CUT TO FLASH BACK: Petunjuk mengalihkan gambar ke adegan flash back
9. CUT TO: Mengakhiri adegan secara langsung tanpa proses transisi
10. CUT TO: Perpindahan untuk menggambarkan peristiwa yang terjadi bersamaan, tetapi di
tempat yang berbeda atau kelanjutan adegan di hari yang sama.
11. DISSOLVE TO: Perpindahan dengan gambar yang semakin lama semakin kabur sebelum
berpindah ke adegan berikutnya.
12. ESTABLISHING SHOT: Pengambilan gambar secara keseluruhan, biasa disingkat ESTABLISH
saja.
13. EXT.(EXTERIOR): Menunjukan tempat pengambilan gambar diluar ruangan.
14. FADE IN: Petunjuk transisi memasuki adegan secara perlahan
15. FADE OUT: Petunjuk transisi mengakhiri adegan secara perlahan dari layar
16. FLASH BACK CUT TO: Petunjuk untuk mengakhiri adegan flash back
17. FLASHBACK: Ulangan atau kilas balik peristiwa. Biasanya, gambarnya dibedakan dengan
gambar tayangan sekarang.
18. FLASHES: Penggambaran sesuatu yang belum terjadi dalam waktu cepat; contohnya: orang
melamun.

3
19. FREEZE: Aksi pada posisi terakhir. Harus diambil adegan yang terjadi pada tokoh utama dan
dapat membuat penonton penasaran sehingga membuat penonton bersedia menunggu
kelanjutannya.
20. INSERT: Sisipan adegan pendek, tetapi penting di dalam satu scene.
21. INT. (INTERIOR): Pengambilan gambar pada jarak jauh. Biasanya untuk gambar yang
terlihat secara keseluruhan.
22. INTERCUT: Perpindahan dengan cepat dari satu adegan ke adegan lain yang berbeda dalam
satu kesatuan cerita.
23. LS (LONG SHOT): Pengambilan gambar pada jarak jauh. Biasanya untuk gambar yang
terlihat secara keseluruhan.
24. MAIN TITLE: Judul cerita pada sinetron atau film.
25. MONTAGE: Beberapa gambar yang menunjukkan adegan berurutan dan mengalir. Bisa juga
menunjukkan beberapa lokasi yang berbeda, tetapi merupakan satu rangkaian cerita.
26. OS (ONLY SOUND): Suara orang yang terdengar dari tempat lain; berbeda tempat dengan
tokoh yang mendengarnya.
27. PAUSE: Jeda sejenak dalam dialog, untuk memberi intonasi ataupun nada dialog.
28. POV (POINT OF VIEW): Sudut pandang satu atau beberapa tokoh terhadap sesuatu yang
memegang peranan penting untuk tokoh yang bersangkutan.
29. SCENE: Berarti adegan atau bagian terkecil dari sebuah cerita.
30. SFX (SOUND EFFECT): Untuk suara yang dihasilkan di luar suara manusia dan ilustrasi
musik. Misalnya, suara telepon berdering, bel sekolah, dll.
31. SLOW MOTION: Gerakan yang lebih lambat dari biasanya. Untuk menunjukkan hal yang
dramatis.
32. SPLIT SCREEN: Adegan berbeda yang muncul pada satu frame atau layar.
33. TEASER: Adegan gebrakan di awal cerita untuk memancing rasa penasaran penonton agar
terus mengikuti cerita.
34. VO (VOICE OVER): Orang yang berbicara dalam hati. Suara yang terdengar dari pelakon
namun bibir tidak bergerak.
35. ZOOM IN: Petunjuk gerakan kamera dengan menyorot obyek dari jauh sampai dekat
atau close-up
36. ZOOM OUT: Petunjuk gerakan kamera dengan menyorot obyek dari dekat sampai jauh.

Anda mungkin juga menyukai