Anda di halaman 1dari 4

EDITING 2

CONTINUITY EDITING 2 (Transisi Lanjutan)


Kamis, 12 Oktober 2006

Transisi Lanjutan
Dissolve adalah transisi diantara dua shot dimana gambar pertama perlahan-lahan
menghilang dan pada saat yang bersamaan gambar kedua perlahan-lahan muncul sehingga
terdapat saat-saat terjadi pembauran diantara keduanya.

Dissolve

a. Dissolve secara umum digunakan untuk mengalirkan adegan A ke adegan B tanpa


mengakibatkan kesan perpotongan adegan. Unsur pencampuran yang terjadi dalam
teknik tersebut bersifat halus dan tidak menimbulkan persepsi bahwa sebenarnya
adegan A dan B adalah berbeda.
b. Dissolve dapat digunakan untuk menyingkat/memangkas waktu filmis antara transisi
adegan A, B, C dan seterusnya dalam sebuah cerita yang menggambarkan perjalanan
waktu yang sangat panjang.
c. Dalam konteks kreatif, Dissolve dapat digunakan untuk mengajak penonton masuk ke
dalam dunia imajinasi atau hal-hal lain yang bersifat penekanan terhadap dramatika
cerita.
contoh sekuen diatas diambil dari film The Stendhal Syndrome (La Sindrome di Stendhal, Dario
Argento, 1996), dimana seorang wanita melihat ke arah lukisan tersebut. Saat perhatiannya
terkonsentrasi pada lukisan digambarkan secara zoom-in dan kemudian disambung gambar air
laut secara dissolve. Hal tersebut menggambarkan seolah-olah wanita yang melihat air dalam
lukisan seperti masuk ke dalam air yang sesungguhnya.
Fade adalah pergantian gambar secara gradual yang diawali atau diakhiri dengan gambar
gelap (black screen). Sedangkan fade yang diawali dan diakhiri dengan gambar white screen
(fade to white) dengan pola irama cepat secara spesifik sering disebut flash. Flash lebih
menekankan ke aspek estetika dan dramatika daripada fungsi.

Fade

a. Fade pada umumnya digunakan untuk mengawali atau mengakhiri adegan. Black
screen yang menyertai teknik fade dapat dianalogikan seperti sebuah kain penutup di
panggung teater dimana saat kain hitam penutup panggung terbuka merupakan awal
dimulainya pementasan dan saat kain tersebut perlahan-lahan menutup merupakan
akhir dari babak tersebut.
b. Fade merupakan cara termudah untuk mengawali dan mengakhiri scene. Teknik ini
sering dipakai pada film-film konvensional karena secara estetika menimbulkan
kesan formal dan sopan. Namun banyak pembuat film yang sudah tidak lagi
menggunakan teknik ini untuk mengalirkan continuity. Para sutradara maupun editor
lebih sering menggunakan teknik L-Cut, yaitu teknik perpindahan gambar atau
transisi yang mendahulukan suara adegan B masuk dalam adegan A agar penonton
secara tidak sadar dibawa masuk ke adegan selanjutnya tanpa menimbulkan kesan
mendadak.
c. Secara estetik fade juga dapat digunakan sebagai subjective-shot, yaitu gambar yang
nampak di layar seolah-olah merupakan refleksi dari mata salah seorang tokoh dalam
film tersebut. Misalnya adegan orang yang terbangun dari tidur, orang siuman dari
pingsan dan sebagainya.

Wipe adalah transisi gambar A dan B dengan pola menghapus.Wipe merupakan transisi
yang paling nyata dan dinamis karena menggunakan pendekatan grafis..

Wipe

a. Secara umum wipe juga digunakan untuk transisi perpindahan adegan A dan B,
namun wipe lebih cenderung pada hal-hal yang sifatnya artistik dan berkaitan dengan
camera- movement, grafis dan hal-hal lain yang bersifat dinamis.
b. Wipe tidak menimbulkan dampak berarti pada keterkaitan adegan karena teknik ini
pada umumnya murni untuk menyambung adegan saja.
c. Wipe mempunyai beragam pola transisi yang biasanya terdiri dari bentuk-bentuk
tertentu sesuai dengan makna yang ingin disampaikan editor atau sutradara. Misalnya
transisi wipe berbentuk “jantung hati” digunakan untuk menyatakan bahwa adegan
tersebut berisi kisah-kisah cinta dan romantisme.

Superimpose merupakan penggabungan/penumpukan/layering dua obyek pada satu


exposure atau gambar.
Superimpose

Superimpose berbeda dengan dissolve, superimpose tidak mencitrakan pergantian gambar secara
perlahan-lahan dari A ke B namun murni penumpukan dengan maksud untuk memberikan
penekan atau dramatika terhadap satu adegan.
a. Superimpose dapat digunakan untuk menampilkan adegan eksplorasi imajinatif
misalnya tokoh A membayangkan tokoh B yang ternyata sudah mati.
b. Superimpose juga dapat digunakan untuk membawa penonton kedalam pemikiran
tokoh yang sedang ditampilkan dalam film tersebut. Dalam film “Neighbours”
ditampilkan seorang tokok yang memegang cincin. Saat tokoh tersebut memegang
cincin segara timbul asosiasi dalam pikirannya yang teringat toko emas “5 and Dim”.
Dalam benak penonton juga pasti akan timbul asosiasi bahwa kemungkinan tokoh
tersebut akan berbuat jahat dengan mengambil cincin tersebut untuk dijual ke toko
emas “5 and Dim”.

arif sulistiyono©2006

Anda mungkin juga menyukai