Anda di halaman 1dari 11

EDITING ELEKTRONIK

Editing merupakan sebuah terminologi yang dapat bermakna ganda yaitu


secara teknik dan konsep. Pada akhir tahun 1890 saat film pertama dibuat, film
hanya terdiri dari sebuah shot panjang dengan satu take. Durasi shot yang
panjang dengan durasi film itu sendiri. Kemudia pada abad 20, George Melies
yang berasal dari Prancis dan D.W. Griffith yang berasal dari Amerika
menemukan teknik – teknik memecah shot pada setiap babak yang kemudian
dikenal dengan istilah CUTTING TO CONTINUITY. Film ini menggunakan teknik
tersebut salah satunya adalah A trip to The Moon pada tahun 1902 karya Melies
dan Great Train Robbery karya Griffth. Continuity Cutting merupakan usaha
untuk melancarkan aliran cerita atau peristiwa tanpa menampilkan keseluruhan
cerita tersebut. Dalam hal ini teori-teori klasik tentang film mengklafikasikan
editing menjadi dua pendekatan fundamental yaitu : Continuity Editing dan
Discontinuity Editing. Continuity Editing pendekatan yang umum dulakuka pada
gaya-gaya film naritif atau gaya – gaya film Hollywood.
Griffith juga mengembangkan gaya Cross Cutting sebagai pembangkit
ketegangan, melalui cara menyajikan shots yang semakin close, menuju ke
kilmaks adegan. Ia juga mengembangkan moving shot, melalui pengguanaan
kereta. Griffith adalah orang pertama menyadari empat kemungkinan
menggerakkan kamera, dengan cara mendekatkannya ( C U ), menjauhkannya
( L S ), menengadah – menundukan kamera ( Tilt Up – Tilt Down) dan melalui
menerakan kamera pada poros verikal, panomic shot atau yang kemudian
dikenal sebagai dengan Pan shot. Berbagai metode penempatan kamera,
menggerakan kamera, editing dan unsur lainny, Griffith memberikan kesadaran
baru bagi para pembuat film. Bukan sekedar merekam atau memotret adegan.
Dalam dirinya secara intuitif berkembanglah semua itu menjadi metode
sinematik. Yang hingga kini dimanfaatkan dalam unsur film. Dengan munculnya
Griffith, berakhirlah suatu gaya dalam pembuatan film, yang disebut era primitif.
Melalui dia, sebuah produksi film dan film itu sendiri menjadi sebuah ilmu. Yang
terpenting dalam pokok bahasan filosofi dasar editing film ini adalah pendapat
D.W. Griffith bahwa editing film adalah proses penyusunan gambar-gambar
sehingga dapat menimbulkan tekanan dramatik dari cerita yang dihasilkan.
Dengan metode yang ia cetuskan sebuah film drama harus ada unsur sinematik.
Manipulasi spasial dengan cutting, sudah sangat lazim dalam
dokumentasi yang merupakan kompilasi dari rekaman gambar sebuah berita.
Manipulasi spasial semacam ini di teliti oleh pembuat film dari Soviet, Lev
Kuleshov.
Sebuah manipulasi mengenai ruang dan waktu dengan cara mengedit
agar terlihat wajar dan umum. Di dalam mendokummentasikan untuk meng-
compile dari film atau sebuah berita yang berdurasi panjang. Hal seperti itu
disebut sebuah manipulasi mengenai ruang dan waktu hal ini yang dikemukkan
oleh Soviet filmaker Lev Kuleshov, sepanjang tahun 1902an sebuah gambar
dan editing adalah" eksperimen" adanya perbandingan ruang yang membangun
oleh mood dari sebuah gambar / shot. Yang paling penting dalam mengedit
sebuah gambar agar terkesan alami pada wajah sang aktor (dengan cara
resported seperti pengambilan gambar sup, [peristiwa; pemandangan] alami,
seorang perempuan mati, dan bayi). hasil Yang didapat adalah khalayak dengan
seketika mengasumsikan tidak hanya para aktor, " saling memandang (eyeline
macth)" tetapi akan mengansumsikan juga behwa Moscow berjalan dengan
miles lalu terpisah, kemudian bertemu dan berjalan-jalan bersama-sama dan
pemandangan di Gedung putih di (dalam) Washington. Maka dari itu filmmakers
yang telah menggunakan teknik editing gaya Kuleshov akan mempengaruhi
rangkaian yang ada dalam sebuah cerita agar penonton menduga sebuah
kejadian yang ada yang menyangkut dalam manupulasi sebuah ruang dan
waktu.

Kuleshov mempengaruhi suatu gambar sinematic ilusi . dalam film Corey


Legenda Fong Yuen'S Sai-Yuk, suatu serangan yang berhubungan dengan
perang antara pahlawan dan seorang perempuan ahli dalam teknik bela diri
mulai beraksi dan menuai platform akan tetapi perpindah antara aksi – aksi
tersebut membuat sebuah gambar yang selaras pengambilan gambarnya
sehingga penonton terpengaruh dari potongan gambar yang dibuat. Editng yang
Cepat Yuen's menyampaikan sebuah peristiwa / pandangan atas gaya edit
Kuleshov mempengaruhi mood penonton.
Di dalam penelitian Kuleshov hal yang mempengaruhi, pengeditan
dengan sebuah isyarat penonton akan diperlihatkan dalam sebuah peristiwa
yang terjadi. Editing dapat juga menekankan sebauh peristiwa yang sedang
berlangsung dalam suatu tempat yang terpisah. Di dalam gaya D.W. Griffith
dalam memotong gambar dari sebuah peristiwa Babilonia ke Gethsemane. Dari
Perancis yang pada tahun 1572 ke Amerika pada tahun 1916. . hal seperti itu
disebut editing paralel, atau crosscutting, adalah suatu film yang secara umum
membangun berbagai ruang dan waktu.
Uni- Sovyet, negara yang terlahir setelah revolusi Bolsyevil juga
dipengaruhi oleh Avant Gardisme. Inovasi dan revolusinya pun berkembang
seiring dengan teknologi film saat itu. pemikiran-pemikiran dan gagasan untuk
membuat film menjadi lebih menarik dikembangkan oleh tokoh-tokoh film dunia.
“The Battleship of Potemkin “ pada tahun 1925 yang disutradarai oleh Sergey
Mikhaylovich Eisenstein ( 1898 – 1948 ), seorang pembuat film dari Rusia,
merupakan salah satu film yang terkenal dalam sejarah. Film Eisenstein dibuat
untuk memperingati Revolusi Rusia tahun 1905 mampu menampilkan teknik-
teknik yang kemudian dikenal dengan nama Montage / Montase. Ensenstein,
sesungguhnya termasuk dalam kelompok Avant Garde, karena dia
mengembangkan metode editing Griffith. Ia melihat dan menyadari bahwa
editing yang ia gunakan istilah Prancis Montage adlah unsur sinematik yang
utama. Ia mengatakan : “ satu shot ditambah satu shot adalah ide”.
Berkembanglah apa yang disebut intelectual motage. Inilah keistimewaan
Eisenstein karena ia membuat eksperiment khas dan inovasi berani. Dalam film
“The Battleship of Potemkin” Eisenstein menyusun gambar secara berlawanan
dan dirangkai secara sepat sehingga menimbulkan kesan ketegangan. Hal
tersebut menjadi salah satu tonggak sejarah aplikasi montase pada film yang
saat ini dikenal dengan istilah Penyuntingan atau Editing.
Andre Bazin adalah seorang kritikus film yang berasal dari Prancis
menyebutkan dengan gaya dekupase analitis. Dekupase berasal dari kata
Decoupage (berasal dari bahasa Prancis Dècouper : to cut up ) atau pemisahan
atau pemecahan dalam arti sebuah scene atau sequence dipecah menjadi shot-
shot yang lebih kecil untuk mengarahkan perhatian penonton hanya pada
bagian-bagian dramatis dari aksi yang dilakukan. Transisi diantara
penyambungan shot-shot tersebut dilakukan secara grafis dan ritmis sehingga
persepsi penonton tidak merasa gambar-gambar tersebut terpotong, hal tersebut
dinamakan invisible editing atau dengan kata lain sebagai penyambungan
potongan-potongan gambar yang tidak menimbulkan kesan gambar tersebut
terpotong-potong. Tujuan dari gaya ini untuk menghubungkan shot-shot agar
aliran adegan menjadi jelas, halus atau lancar (smooth and seamless).
Dalam continuity editing, shot menjadi komponen terkecil pembentukan
efek logis gaya naratif. Shot juga sekaligus menjadi bagian dari kesatuan adegan
yang kita sebut sebagai scene. Sebenarnya, istilah dekupase dan montase untuk
saat ini sudah tidak populer. Orang Prancis menyebutkan gaya klasik editing film
Hollywood pada era tahun 30 – 40an dengan istilah “ Decoupage Classique “ (
gaya dekupase klasik ). Gaya ini dengan mudah dapat diidentifikasi karena
bentuknya yang lancara, gesit dan licin. Dekupase klasik biasanya bersifat
dedukatif yaitu penggambaran dari luas atau umum ke penggambaran secara
khusus atau menyempit. Bentuk klasik seperti ini bertujuan untuk mencapai
perpindahan shot yang dinamis serta untuk mengarahkan perhatian pada
kejadian yang sedang berlangsung.
Menurut Dr. J.M. Peters dalam bukunya Montage Bij Film En Televise,
dekupase adalah prosese penyuntingan yang melakukan pemisahan gerakan
melalui berbagai pengambilan gambar (shot) dan melakukan pemisahan gerakan
melalui berbagai pengmbilan gambar (angle).
DIMENSI GRAFIS ( GRAPHICAL CONTINUITY )

SHOT 1 SHOT 2

MUCTH ACTION

SHOT 1 SHOT 2 SHOT 3 SHOT 4 SHOT 5


MACTH

SHOT 1 SHOT 2

MUCTH CUT

SHOT 1 SHOT 2
TIME ELIPSIS

SHOT 1 SHOT 2 SHOT 3 SHOT 4

CUT AWAY

SHOT 1 SHOT 2 SHOT 3 SHOT 4 SHOT 5

CUT IN INSERT

SHOT 1 SHOT 2 SHOT 3


CROSS CUTTING

SHOT 1 SHOT 2 SHOT 3 SHOT 4 SHOT 5

SHOT 6 SHOT 7 SHOT 8 SHOT 9 SHOT 10

EYESLINE MACTH

SHOT 1 SHOT 2
JUMP CUT

SHOT 1 SHOT 2

LOGICAL CONNECTION

SHOT 1 SHOT 2

RITME EKSTERNAL

SHOT 1 SHOT 2 SHOT 3 SHOT 4 SHOT 5

SHOT 6 SHOT 7 SHOT 8 SHOT 9 SHOT 10


SHOT 11 SHOT 12 SHOT 14 SHOT 15 SHOT 16

SHOT 17 SHOT 18 SHOT 19 SHOT 20 SHOT 21

SHOT 22 SHOT 23 SHOT 24 SHOT 25 SHOT 26

SHOT 27 SHOT 28 SHOT 29 SHOT 30 SHOT 31


MONTAGE

SHOT 1 SHOT 2 SHOT 3 SHOT 4

Anda mungkin juga menyukai