Anda di halaman 1dari 4

Bioenergetika dan Metabolisme

Kata “metabolisme” berasal dari bahasa Yunani metabolismos yang memiliki arti ‘perubahan’.
Secara istilah, metabolisme merupakan proses kompleks yang melibatkan berbagai jalur lintasan reaksi kimia.
Metabolisme dan jalur metabolisme ini telah banyak diteliti oleh para ahli sehingga telah banyak
menghasilkan terobosan dan ilmu terkini yang dapat menjelaskan jalur-jalur metabolisme secara lebih detail.
Dalam ilmu Biologi definisi metabolisme bertujuan untuk menjelaskan seluruh perubahan zat kimia
di dalam tubuh dengan jalur-jalur reaksi kimia yang terlibat, keterkaitan masing-masing zat kimia yang,
mekanisme pengaturan reaksi-reaksi kimia, serta jalur perubahan dan transpor zat-zat kimia dalam suatu
proses reaksi. Reaksi-reaksi kimia tersebut terus berlangsung secara berkesinambungan di dalam setiap sel
untuk menjamin keberlangsungan kehidupan sel. Berdasarkan beberapa penjelasan di atas, secara ringkasnya
metabolisme juga dapat didefenisikan sebagai proses reaksi kimia yang terjadi dalam tingkatan organisme
yang terkecil atau sampai ke level selular.
Secara umum, terdapat empat fungsi dari metabolisme di dalam sel, yaitu:
1. menghasilkan energi kimia yang berasal dari energi matahari atau pemecahan zat-zat nutrisi yang
diperoleh dari lingkungan luar sel,
2. perubahan zat-zat nutrisi menjadi senyawa yang dibutuhkan sel,
3. pembentukan senyawa-senyawa makromolekul yang berasal dari senyawa-senyawa mikromolekul di
dalam sel,
4. sintesis dan pemecahan biomolekul yang dibutuhkan untuk menjalankan fungsi sel.

Biokimia, seperti namanya, adalah kimia dari makhluk hidup. Oleh karena itu biokimia
menjembatani antara ilmu kimia, ilmu yang mempelajari tentang struktur dan interaksi atom
dan molekul dengan ilmu biologi, ilmu yang mempelajari tentang struktur dan interaksi sel
dan organisma. Oleh karena makhluk hidup tersusun dari molekul yang sangat kecil,
kehidupan, pada level dasar, merupakan fenomena biokimia.

Meskipun makhluk hidup sangat beraneka ragam, mereka menunjukkan kemiripan dalam
 biokimia. Misalnya, informasi genetik dikode dan diekspresikan dalam cara yang hampir
sama pada semua sel. Lebih lanjut, serangkaian reaksi biokimia, yang dikenal dengan jalur
metabolisma, begitu juga dengan enzim yang mengkatalisisnya, hampir sama pada seluruh
organisma.

1. Bioenergetika

Bioenergetika adalah studi tentang proses bagaimana sel menggunakan, menyimpan


dan melepaskan energi. Komponen utama dalam bioenergetik adalah transformasi
energi, atau konversi energi dari suatu bentuk ke bentuk energi yang lain. Organisme
hidup tidak berada dalam keseimbangan, melainkan membutuhkan masukan energi
secara kontinyu. Jadi seluruh sel selalu mentransformasi energi.

Bioenergetika mempelajari dinamika/ perubahan energi pada reaksi biokimiawi


(reaksi kimia pada organisme). Bioenergetika adalah studi tentang berbagai macam
variasi transformasi energi yang terjadi pada makhluk hidup. Sebuah sel hidup
disibukkan oleh aktivitas. Semua jenis makromolekul dibentuk dari materi-materi
kasar, produk buangan di produksi dan diekresikan, aliran petunjuk genetik dari
nukleus ke sitoplasma, vesikel berpindah melalui jalur sekretori, ion dipompa
melewati membran plasma dan masih banyak lagi.

Energi didefinisikan sebagai kapasitas untuk melakukan kerja. Termodinamika


adalah studi tentang perubahan energi yang terjadi di alam. Hukum pertama
termodinamika
 berisi tentang konversi energi. Energi tidak dapat diciptakan ataupun di musnahkan.
Energi hanya dapat diubah dari bentuk satu ke bentuk lainnya.
Sel mampu mengubah energi dari satu bentuk ke bentuk lain. Sebagai contohnya
yaitu energi yang tersimpan sebagai ATP dalam sel yang dapat dikonversi menjadi
energi mekanik saat sel melakukan perpindahan. Perubahan energi yang terpenting
dalam dunia biologi adalah konversi dari cahaya matahari ke energi kimia yang
terjadi saat fotosintesis.

Dalam transformasi energi terdapat dua kata yang sering digunakan yaitu sistem dan
lingkungan. Sistem mungkin saja adalah sebuah sel hidup. Sedangkan lingkungan
bisa
 berupa apa yang ada di sekitar sel tsb. Perubahan energi pada sistem mempunyai dua
kemungkinan perubahan. Pertama, energi dalam sistem berubah menjadi panas dari
sistem tersebut, dan yang kedua yaitu berubah menjadi kerja.

Energi dalam adalah energi yang ada pada sistem. Energi Dalam pada akhir
transformasi akan lebih banyak daripada permulaan jika panas diserap dan lebih
sedikit jika panas di keluarkan dari sistem. Reaksi yang kehilangan panas dinamakan
eksotermik, sedangkan apabila sistem menyerap panas dari lingkungan dinamakan
endotermik.

Hukum kedua termodinamika menyatakan konsep bahwa kejadian yang ada di alam
ini mempunyai arah, dari keadaan energi yang lebih tinggi menuju ke keadaan energi
yang lebih rendah. Suatu kejadian bisa terjadi secara spontan yang berarti bahwa
dapat terjadi tanpa input dari eksternal energi. Konsep hukum kedua termodinamika
diterapkan untuk mesin panas.

Dalam suatu reaksi tidak bisa mempunyai efisiensi 100%, hal ini karena terjadi
hilangnya energi menjadi panas. Hilangnya energi dalam suatu proses adalah hasil
dari kecenderungan untuk ke posisi tidak teratur dari alam. Derajat ketidakteraturan
ini disebut sebagai entropi. Entropi berhubungan dengan perpindahan secara
sembarang partikel. Munculnya panas dari oksidasi glukosa dalam sel atau gesekan
antara darah dan pembuluh darah adalah contoh dari kenaikan entropi.

Kehidupan juga diatur oleh prinsip yang sama. Organisme hidup mampu untuk
menurunkan entropi mereka dengan menaikkan entropi lingkungan mereka.

Hukum pertama dan kedua termodinamika mengindikasikan bahwa energi yang ada
di alam adalah konstan, tetapi entropi terus menuju suatu titik maksimum. Semua
tranformasi energi yang terjadi secara spontan harus memiliki perubahan energi
bebas
 bernilai negatif. Proses yang terjadi secara spontan yang sesuai hukum
termodinamika dideskripsikan sebagai proses eksergonik. Sebaliknya, jika perubahan
energi bebasnya
 positif dan tidak berlangsung secara spontan maka proses tersebut disebut
endergonik. Proses endergonik bisa berlangsung jika ada energi yang dimunculkan.

Total energi bebas dari reaktan lebih besar daripada total energi bebas produk,
sehingga perubahan energi bebas bernilai negatif dan reaksi mempunyai arah lebih
menuju ke produk. Semakin besar perubahan energi bebas, reaksi lebih jauh dari
keadaan setimbang dan lebih banyak kerja yang dilakukan oleh sistem. Saat
 berlangsung suatu reaksi, perbedaan energi bebas antara reaktan dan produk menurun,
 perubahan energi bebas menjadi lebih negatif, dan selama keadaan kesetimbangan
 perbedaannya bernilai 0, dan tidak ada kerja yang dihasilkan.

Dalam reaksi metabolik, perubahan energi bebas juga terjadi. Dan salah satu reaksi
kimia terpenting dalam sel yaitu proses hidrolisis ATP. Sel banyak melibatkan reaksi
yang perubahan energi bebasnya bernilai positif dikarenakan konsentrasi relatif
reaktan dan produk mempengaruhi keberlangsungan reaksi. Ratusan reaksi terjadi
secara serentak dalam sel. Semua reaksi ini berlangsung bersamaan dengan reaksi-
reaksi lainnya karena produk dari satu reaksi menjadi sebuah reaktan untuk reaksi
selanjutnya pada waktu yang bersamaan dan hal itu terjadi secara terus-menerus
dalam rangkaian reaksi metabolik.

Hidrolisis ATP digunakan untuk mengendalikan kebanyakan proses endergonik


dalam sel. ATP dapat digunakan untuk bermacam-macam proses karena grup pada
terminal fosfat dapat diubah menjadi banyak varietas molekul berbeda-beda, seperti
asam amino, gula, lemak, dan protein.
Karena reaksi terus menuju keadaan kesetimbangan, energi bebasnya digunakan
untuk melakukan kerja menuju keadaan minimum dan entropi naik menuju nilai
maksimum. Metabolisme seluler adalah metabolisme non-kesetimbangan yang
sangat
 penting. Ini bukan berarti bahwa beberapa reaksi tidak dapat terjadi pada saat
kesetimbangan atau mendekati kesetimbangan dalam sel. Faktanya, banyak reaksi
 jalur metabolik terjadi saat mendekati kesetimbangan.

Prinsip dasar dari termodinamika adalah diterapkan pada benda tak hidup, sistem
yang tertutup dalam kondisi kesetimbangan bolak-balik (reversibel). Sebaliknya,
metabolisme seluler utamanya terjadi pada kondisi tidak bolak-balik (irreversibel),
tidak pada kesetimbangan karena tidak seperti pada tabung tes reaksi, tetapi sel
adalah sistem terbuka. Materi dan energi terus mengalir ke dalam sel dari pembuluh
darah atau media kultural. Aliran kontinu dari oksigen dan materi lain ke dalam atau
ke luar sel mengijinkan metabolisme seluler dalam keadaan tetap. Dalam keadaan
tetap, konsentrasi dari reaktan dan produk relatif konstan, walaupun reaksi tidak
mendekati kesetimbangan. Sel mampu mempertahankan keadaannya agar tetap stabil
mengikuti
 perubahan keadaan lingkungan. Dalam kata lain, sel tetap dalam keadaan dinamik
tidak dalam kesetimbangan, laju maju atau mundur suatu reaksi dapat meningkat atau
turun secara langsung menurut respon dari perubahan lingkungan.

Anda mungkin juga menyukai