Anda di halaman 1dari 4

TUGAS

“MATA KULIAH BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN BUKAN BANK”

OLEH :

Nama : Putu Agus Darsana

Absen : 20

Kelas : IA

NIM : 2017011036

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI

UNRVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

SINGARAJA

2020
TUGAS MANDIRI

1. Berikan 1 contoh kasus penerapan dana pensiun!


Jawaban :

Kasus penerapan dana pensiun

Dari Lokataru, Kantor Hukumdan HAM, juga menjadi Kuasa Hukum, dan Forum Perjuangan
Pensiunan (FPP) BNI, menyampaikan sejumlah hal terkait dengan Penyalahgunaan Keuangan
dan Ketenagakerjaan di lingkungan Perusahaan Terbatas Bank Negara Indonesia (BNI). Ada 5
masalah dalam pola penyalahgunaan keuangan oleh BNI, terutama keuangan yang menjadi hak
para tenaga kerja. Kelima hal tersebut salah satunya yaitu,

1. Pembayaran uang pesangon.


Tentang kekurangan bayar uang pesangon karena pensiun, meliputi tiga jenis pensiun yakni:

a. Pada awalnya telah terjadi kesalahan dari pihak BNI dalam menerapkan penggunaan
rumus perhitungan uang pesangon pasal 167 ayat 3 UU No. 13 tahun 2003 tentang
Ketenaga kerjaan sebagai mana dituangkan dalam Surat Divisi HCT yang ditujukan
kepada Dana Pensiun BNI cf Surat No. HCT/4/04277 tertanggal 29 November 2011.
Penerapan ini salah karena program dana pensiun BNI dibayar tidak hanya oleh
pengusaha melainkan dibayar bersama-sama dengan pekerja. Sebaliknya yang tepat
diberlakukan seharusnya adalah pasal 167 ayat (3) UU no. 13 tahun 2003 sesuai rumus
perhitungannya yang ada dalam penjelasan pasal.
b. Dalam perkembangannya, pihak BNI setuju untuk menggunakan pasal 167 ayat (3),
namun penerapan atas ketentuan tersebut dilakukan menyimpang. BNI memberlakukan
perhitungan dimana iuran pensiun yang berasal dari BNI ditarik kembali dari Uang
Pensiun. Dengan kata lain, seolah-olah seluruh Iuran Dana Pensiun menjadi beban
pekerja atau dibayar penuh pekerja. Hal ini tentu bertentangan dengan UU No. 11 Tahun
1992 tentang Dana Pensiun bagian III pasal 15 Iuran Dana Pensiun Pemberi Kerja
berupa:
a) Iuran Pemberi Kerjadan Peserta, atau
b) Iuran pemberi kerja’. Dampak dari pemberlakuan rumus tersebut adalah
berkurangnya jumlah uang pesangon yang diterima pegawai atau hanya diterima
sekitar 20% nya dan bahkan ada pegawai yang hasil perhitungannya minus.
c. Dalam upaya non hukum telah dilakukan pertemuan Tripartit di Disnaker Surabaya dan
kemenaker Jakarta, dimana pihak BNI telah menjelaskan detil penghitungan pesangon
dengan merujuk pasal 167 ayat 3 UU No: 13 tahun 2003. Merujuk pada dokumen Tri
partit tersebut tampak bahwa seolah-olah pihak BNI telah melakukan perhitungan yang
benar sesuai pasal 167 ayat 3, namun total nilai hak para tenaga kerja yang disebut dalam
dokumen tersebut tidak seluruhnya dibayarkan, sehingga patut untuk dipertanyakan
kemana sisa total nilai yang tidak dibayarkan kepada para tenaga kerja tersebut?
2. Tentang Tunjangan Tabungan Hari Tua (THT)
Bahwamerujukpada UU No. 11/1992 tentang Dana Pensiuntanggal 20 April 1992, terdapat
program pensiunmanfaatpasti (PPMP) danatau program pensiuniuranpasti (PPIP)
denganprodukpensiunyaitu:

 Dana Pensiunpemberikerja (DPPK) sesuaidengan UU No. 11/1992 tanggal 20 April 1992


tentang Dana Pensiun. Pegawai BNI diikutkansebagaipesertadari DPPK
sejakmasukbekerja di BNI
 Dana PensiunLembagaKeuangan (DPLK), di manaPegawai BNI diikutsertakan program
inisekitartahun 2002/2003

Sebelumberlakunya UU No. 11/1992 Tentang Dana Pensiun, BNI


telahmelaksanakandanaPensiundan THT yaitu:

 Iuranbulanan Dana Pensiunsetiappegawaitetap = 22,5 % beban BNI + 7,5%


bebanpegawai x gajibruto/TC kemudiandiubahmenjadiberbasis PDP.
Jikapegawaimemasukipensiunakanmendapatmanfaatpensiunbulanandenganrumus = 2,25
% x MasaKerja x Gajibruto/TC terakhir.
 Iurantunjanganharituapegawaitetap = 3,5 % beban BNI + 1,5%
Jikapegawaimemasukipensiunakanmendapat THT = 20 x gajibruto/TC

Setelahberlaku UU no. 11/1992 iuran per bulandalam program pensiuninibesarnya 7,5%


bebanpegawaidan 22,5% beban BNI x PenghasilanDasarPensiun (PDP). BNI barumelaksanakan
UU no. 11/1992 Tentang Dana PensiunsejakJuli 2000 yaknidengansistem PDP
namunditerapkankepadaseluruhpegawaitetap. Dampakdaripemberlakuanini,
penerimaanuangpensiunbulanandan THT ketikapegawaipensiunmenjadijauhberkurang.

Pemberlakuankebijakanberbasis PDP inisangatmerugikanpegawai yang


memasukipensiunsetelahJuli 2000. Contohpegawai yang pensiuntahun 2004,
dimanamerekatelahmembayardanapensiundan THT berbasisgajibruto (TC) selama 26
tahundanberbasis PHDP (turunhingga 27% x TC) selama 4 tahuntetapiketikapensiunhak-
haknyaberkurangdrastiskarena basis penghitungannyadari PHDP

.
DAFTAR PUSTAKA

Lokataru. “Ekspose Kasus Penyalahgunaan PEmbayaran Dana Pensiun oleh PT Bank Negara
Indonesia (Persero) Tbk” diakses dari https://lokataru.id/ekspose-kasus-penyalahgunaan-
pembayaran-dana-pensiun-oleh-pt-bank-negara-indonesia-persero-tbk/. Pada Senin, 7
Deesember 2020 pukul 09.00

Anda mungkin juga menyukai