Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PERCOBAAN

ANALISIS SEDIAAN FARMASI


Analisis Aspirin Dan Kafein (Dalam Tablet)

Tanggal Percobaan : 28 September 2022


Tanggal Pengumpulan : 21 Oktober 2022
Disusun Oleh :
Kelompok – 4
Nama - NPM Pembagian Tugas
Wulan Indria Fitri - 7120004 Perhitungan, pembahasan Teori
Elsa Nurkamal - 7120006 Pembahasan prosedur,
pembahasan hasil
Ryan Yudistira - 7120007 Editor. tujuan
Yuni Khaerunnisa - 7120010 Pembahasan prosedur, hasil
Elia Ardianti - 7120011 Prosedur, kesimpulan
Nama Dosen Pengampu : Anissa Susilawati, S.Tr., M.S.Farm

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


FAKULTAS FARMASI
INSTITUT KESEHATAN RAJAWALI
SEPTEMBER – 2022
I. TUJUAN PERCOBAAN
Tujuan dari percobaan ini adalah:
A. Menentukan konsentrasi aspirin dalam tablet
B. Menentukan konsentrasi kafein dalam tablet

II. PROSEDUR PERCOBAAN


A. Cara Kerja Analisa Aspirin dalam Tablet
Tahap awal yang di lakukan yaitu tablet aspirin ditimbang,kemudian
dicatat beratnya. Tablet digerus dalam lumping porselen dan dimasukan ke
dalam erlenmeyer. Lumping porselen dicuci dengan menggunakan alkohol 95%
sebanyak 25ml,kemudian dimasukan kedalam erlenmeyer. Erlenmeyer digoyang
selama kurang lebih lima menit, kemudian dipanaskan hingga mendidih.
Larutan yang ada di dalam erlenmeyer dimasukan ke dalam labu ukur
dan ditambahkan dengan aquadest hingga mencapai tanda batas. Larutan di
ambil sebanyak 20ml, kemudian dimasukan ke dalam erlenmeyer dan
ditambahkan dengan 5ml aquadest dan indikator PP sebanyak 20 tetes pada labu
erlenmeyer yang telah dingin. Larutan kemudian dititrasi dengan larutan NaOH
0,1 N sampai warna berubah menjadi merah jambu dan bila dibiarkan selama 1
menit warnanya akan tetap stabil, dan titrasi dilakukan sebanyak dua kali. Hasil
yang telah diamati kemudian di catat untuk menentukan kadar aspirin.
B. Cara Kerja Analisi Kafein dalam Tablet
Tahap awal yang di lakukan yaitu tablet bodrex di timbang, kemudian
dicatat dan kadarnya (50 mg). Tablet digerus dengan lumping porselen dan
dimasukian ke dalam labu erlenmeyer 100ml. Lumping porselen kemudian
dicuci dengan alkohol 95% sebanyal 25ml. Laurutan kemudian dimasukan
kedalam labu erlenmeyer dan digoyang selama kurang lebih 10 menit.
Larutan dalam labu ukur ditambahkan dengan larutan H2SO4 10%
sebanyak 5ml dan KI 0,1 sebanyak 20ml, kemudian diencerkan dengan
menggunakan aquadest lalu di masukan ke dalam labu erlenmeyer hingga
mencapai tanda batas kemudian dikocok selama kurang lebih 10 menit.
Kemudian larutan dipanaskan hingga mendidih setelah dingin larutan dititrasi
dengan Na2S2O3 sebanyak dua kali hingga warnanya menjadi bening. Hasil
yang telah diamati kemudian di catat untuk menentukan kadar Bodrex.
III. PERHITUNGAN DAN HASIL

A. Perhitungan
Perhitungan Larutan
1. Larutan primer
Natrium oksalat
𝑀𝑜𝑙
gram/Mr
𝐿 = L

0,1 gram/12l
1 = 1

0,1 x 1 = gram
126

0,0582
0,1 = 820

Gram = 12,6 gram


2. Larutan sekunder
Mol NaOH
𝑀𝑜𝑙
𝑔𝑟𝑎𝑚/𝑚𝑟
𝐿 = 𝑙

0,1 𝑔𝑟𝑎𝑚/40
1 = 1

0,1 x 1 = 𝑔𝑟𝑎𝑚
40

0,1 = 𝑔𝑟𝑎𝑚
= 4 gram
40

3. Natrium tiosulfat
𝑀𝑜𝑙
𝐿 𝑔𝑟𝑎𝑚/𝑚𝑟
= 𝐿

0,1 𝑔𝑟𝑎𝑚/158
1 = 1

0,1 x 1 = 𝑔𝑟𝑎𝑚
158
𝑔𝑟𝑎𝑚
0,1 = = 15,8 gram
158

 Perhitungan
Larutan Larutan
KlO3
N=M.V
= 0,1 . 100 ml
= 10
Larutan KI
N=M.V
= 0,1 = 250
= 25
Larutan Hcl 95%
V1 . M1 = V2 . M2
95% . V1 . = 10% . 60 ml
95% V1 . = 600% / ml
600 %
= = 6,32
95 %

Massa = N . Mr
= 10 . 190
= 1190 mg
Massa = N . Mr
= 25 . 166
= 4150 mg

Perhitungan Kadar Aspirin dan Kafein dalam Tablet


1. Aspirin ( Kadar Aspirin )
Dik : Massa Tablet = 80
mg
V NaOH = 4,5 ml
M NaOH = 0,1
V Aspirin = 25 ml
M aspirin ?

Massa Aspirin

M =
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 1000
𝑀𝑟 x 𝑉

0,081 = 𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎
180,2 1000
x 25


V1 . M1 = V2 . M2
4,5 . 0 : 1 = 28 . M2
0,45 = 22 M2
0,45
M2 = = 0,018 mg
25

% Aspirin = 𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑎𝑠𝑝𝑖𝑟𝑖𝑛 x 100 %
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑇𝑎𝑏𝑙𝑒𝑡

0,08109
= 218 x 100 %
= 0,037 %
2. Kadar Kafein
Titrasi 1
Massa Tablet = 820
V . Na2SO3 = 5 ml
M . Na2SO3 = 0,1
ml
V . Borex = 25 ml
Dit M bodrex ?
Di jawab :
V1 . M1 = V2 .
M2 5 . 0,1 = 25 .
M2
0,5 = 25 . M2
0,5
M2 = 25

= 0,012 M

Massa Kafein
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎
M= 𝑀𝑟 1000
x 𝑉

0,02 =
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎
x
1000
194 25

1000 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎
0,02 = 4,850

Massa = 97
1000 = 0,097 mg
% Kafein = 0,097 𝑚𝑔
820
x 100 % =
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 % x 100 % = 0,011 %
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎
𝑇𝑎𝑏𝑙𝑒𝑡

Titrasi 2

Massa Tablet = 820 mg
V . Na2SO3 = 3 ml
M . Na2SO3 = 0,1 M
V . Bodrex = 25 ml
Dit . M . bodrex ?
Di jawab :
V1 . M1 = V2 . M2
3 . 0,1 = 25 . M2
0,3 = 25 M2
0,3
M2 = 25 = 0,012 M

Massa Kafein

M=
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 1000
𝑀𝑟 x 𝑉

0,012 = 𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎
194 1000
x 25

1000 𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎
0,012 = 4.850
58,2
Massa =
1000 = 0,0582 mg

% Kafein = 0,0582 x 100 %
820

= 0,007%

B. Hasil
Berdasarkan percobaan yang dilakukan, berikut dibawah ini tabel hasil
analisa kadar aspirin dan hasil analisa kadar kafein :
1. Tabel Analisa Kadar Aspirin
No Volume NaOH Berat Tablet Kadar Aspirin
(ml) (gram) % mg/tablet
1. 4,5 0,08 0,037 0,018

2. Tabel Analisa Kadar Kafein


No Volume Na2SO3 Berat Tablet Kadar Aspirin
(ml) (gram) % mg/tablet
1. 5 0,82 0,011 0,097
2. 3 0,82 0,007 0,058

IV. PEMBAHASAN
A. Pembahasan Teori
1. Aspirin
Aspirin atau asam asetilsalisilat (asetosal) adalah sejenis obat turunan
dari salisilatyang sering digunakan sebagai senyawa analgesik (penahan rasa
sakit atau nyeri minor),antipiretik (terhadap demam), dan anti-inflamasi
(peradangan). Aspirin juga memiliki efekantikoagulan dan dapat digunakan
dalam dosis rendah dalam tempo lama untuk mencegahserangan jantung.
(Anonim, 2013)
Aspirin merupakan senyawa ester fenil yang tersubstitusi
Sebagaimana bentuke ster aromatik pada umunya. Aspirin mempunyai gugus
rawan yang sangat peka. Dengankata lain, aspirin relatif tidak stabil terhadap
pengaruh hidrolisis dan proses pemindahanhasil yang lain, profil laju pH nya
terkesan sebagai reaksi hidrolisis terhatifis asam spesifikdan basa spesifik.
Ditambah bentuk kurva yang sigmoid sebagai hasil dari hidrolisis antaraspirin.
(Gisvold, 1982)
Aspirin dapat dibuat dari asam salisilat yang diasetilasikan dengan asetil
klorida atau anhidrid asam asetat. Senyawa ini bersifat asam dan rumus
bangunnya adalah sebagai berikut:

Untuk mengetahui konsentrasi aspirin dilakukan titrasi dengan larutan NaOH


0,1 N. Gugus asetil dalam reaksi netralisasi ini lebih sukar lepas daripada gugus
karbonil sehingga terjadi reaksi sebagai berikut:

Aspirin (asam asetil salisilat)


Titrasi menggunakan indicator fenolftalein diakhiri saat terjadi perubahan warna yang
konstan selama satu menit. Jika NaOH berlebih akan terjadi reaksi sebagai berikut:

2. Kafein
Kafein adalah suatu senyawa organik yang mempunyai nama lain yaitu
tein. Kristal kafein dalam air berupa jarum-jarum bercahaya. Bila tidak
mengandung air, kafein menyublim pada suhu yang lebih rendah. Kafein mudah
larut dalam air panas dan kloroform, tetapi sedikit larut dalam air dingin dan
alkohol (Nehlig et al, 1992).
Kafeina merupakan golongan alkaloid yang diturunkan dari aspirin.
Nama lain kafeina adalah 1,3,7-trimetil xanthine yang mempunyai rumus:

Kafeina terdapat pada biji kopi (0,5%), teh (2-4%) yang mempunyai
fisiologi sebagai stimulant. Ikatan rangkap dari kafeina dapat mengadisi ion.
Untuk mengetahui kadar atau konsentrasi kafeina, maka larutan yang
mengandung kafeina ditambah larutan iod yang telah diketahui volume dan
konsentrasinya. Kelebihan iod setelah terjadi reaksi adisi dititrasi dengan larutan
natrium tiosulfat (Na2S203), sehingga iod yang teradisi oleh kafeina dapat
diketahui.
Kafein merupakan alkaloid yang tergolong turunan dari puring dalam
keluarga methylxanthine bersama-sama senyawa terfilin teobrumin. Pada
keadaan awal kafein adalah serbuk putih yang pahit. Nama sistematik kafein
adalah 1,3,7
- trimetil xanthine dan 3,7 - dihidro - 1,3,7 - trimetil - 1 - H - puring - 2,6 - diode.
Kafein diproduksi tanaman sebagai pestisida alami untuk pertahanan diri
terhadap serangga yang memakan tanaman tersebut (Fredholm et al, 1999).
B. Pembahasan Prosedur
Pada praktikum 1 dapat ditentukan konsentrasi aspirin dan kafein dalam
tablet Bodrex, dilakukan dua percobaan titrasi yaitu titrasi asam basa netralisasi
pada titrasi larutan aspirin dan titrasi asam basa ioda pada larutan Bodrex.
Prosedur pertama menentukan konsentrasi aspirin, diawali dengan
menimbang satu tablet aspirin, lalu digerus halus pada mortir untuk memudahkan
tablet larut. Setelah dihaluskan lalu dimasukkan ke dalam erlenmeyer,
ditambahkan 25 ml alkohol sebagai pelarut karena aspirin bersifat polar sehingga
digunakan pelarut polar agar saling melarutkan. Tidak menggunakan pelarut air
karena aspirin akan terurai menjadi asam asetat dan asam salisilat yang
menyebabkan aspirin tidak stabil.
Erlenmeyer yang berisi serbuk aspirin dan alkohol dikocok atau digoyang-
goyangkan kurang lebih selama 5 menit agar aspirin dan alkohol tercampur
homogen. Campuran dipanaskan sampai mendidih pada penangas air. Pemanasan
dilakukan untuk memudahkan dan mempercepat reaksi atau mengaktifkan
senyawa, karena senyawa organik sukar bereaksi. Setelah mendidih, larutan
didiamkan sampai dingin lalu ditambahkan indikator PP (fenolftalein) sebanyak
15 tetes dan dititrasi menggunakan larutan NaOH 0,1 M. Digunakan larutan
NaOH karena aspirin bersifat asam sehingga harus dinetralkan dengan basa.
Indikator yang digunakan adalah PP sehingga pada saat PP ditambahkan pada
larutan campuran aspirin dan alkohol, akan menghasilkan warna kuning. Dan
ketika akan mencapai titik ekivalen, akan terjadi perubahan dari kuning menjadi
merah muda. Jika telah terjadi perubahan warna menjadi merah muda yang
konstan selama 1 menit, titrasi langsung dihentikan dan dicatat volume NaOH
yang berkurang. Volume yang berkurang menandakan banyaknya volume NaOH
yang bereaksi dengan larutan campuran aspirin dan alkohol. Dengan diketahui
besar volume yang bereaksi, maka dapat dihitung besarnya konsentrasi aspirin
dalam satu tablet aspirin.
Pada percobaan kedua yaitu menentukan konsentrasi kafein dalam tablet
Bodrex. Pertama ditimbang satu tablet bodrex, lalu digerus halus pada mortir
untuk
memudahkan tablet larut. Setelah dihaluskan lalu dimasukkan ke dalam
erlenmeyer, ditambahkan 25 ml alkohol sebagai pelarut karena kafain bersifat
polar sehingga digunakan pelarut polar agar saling melarutkan. Lalu dikocok atau
digoyang-goyangkan selama kurang lebih 10 menit. Lalu ditambahkan 5 ml
H2SO4 10% dan 20 ml KI 0,1 M dikocok selama 10 menit. H2SO4 10% sebagai
titran, pemilihan H2SO4 sebagai titran karena asam sulfat bersifat asam kuat yang
dapat bereaksi dengan kafein yang bersifat basa lemah. KI sebagai larutan baku
primer Kemudian larutan dipanaskan pada penangas air sampai mendidih. Setelah
itu didiamkan sampai dingin, selanjutnya ditambahkan 4 ml KIO3 + 10 ml
alkohol. Lalu dilakukan titrasi dengan larutan Na2SO3 0,1 M. Sebagai larutan
penetralisasi dikarenakan kelebihan iodium pada titrasi setelah terjadi reaksi adisi
dan iodium yang telah diisi pada kafein dapat diketahui. Iodium merupakan
jenis larutan oksidator
C. Pembahasan Hasil
Berdasarkan percobaan yang telah dilaksanakan, di dapat hasil kadar
aspirin dalam suatu tablet sebesar 0,037% dan 0,018 mg/tablet. Sedangkan kadar
kafein dalam suatu tablet sebesar 0,011% dan 0,097 mg/tablet untuk percobaan
titasi pertama, pada titasi ke dua didapat hasil kadar kafein dalam suatu tablet
sebesar 0,007% dan 0,058 mg/tablet.
Dilakukan perbandingan data hasil praktikum kimia organik oleh
Yunisha Febriani mengenai Analisa Aspirin dan Kafein didapat hasil kadar aspirin
dalam tablet sebesar 73,704% dan 441,49 mg/tablet dan didapat kadar 2,005% dan
16,905 mg/tablet.
Hasil analisa berbeda dengan kadar aspirin yang terdapat di dalam
kemasan yaitu sebesar 80 mg dan kadar kafein pada kemasan sebesar 50 mg.
Perbedaan ini dapat disebabkan karena dalam suatu tablet zat yang terdapat tidak
hanya aspirin atau kafein saja tetapi terdapat juga campuran seperti paracetamol
dan zat tambahan lainnya. Hal itulah yang dapat menyebabkan perbedaan saat
dihitung kadarnya tidak tepat seperti yang tertera di kemasan serta dapat
disebabkan oleh kesalah dari praktikan atau human error seperti kesalahan dalam
menimbang, kesalahan dalam proses titrasi dan instrumental error.
V. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil percobaan dapat disimpulkan dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1. Pada percobaan titrasi aspirin menggunakan titrasi asam basa dengan
menggunakan indicator fenolftalein (PP). pada titrasi dihunakan larutan NaOH
karena aspirin bersifat asam sehingga harus dinetralkan dengan basa.
2. Pada percobaan titrasi kafein pada tablet bodrex digunakan larutan Na2SO3 0,1
M sebagai larutan penitrasi dikarenakan kelebihan iodium pada titrasi setelah
terjadi reaksi adisi dan iodium yang teradisi pada kafein dapat diketahui.
3. Didapat kadar Aspirin 0,037% dengan berat mg/tablet sebesar 0,018 mg.
4. Didapat kadar kafein dengan 2 kali titrasi yaitu 0,011% dengan mg/tablet
sebesar 0,097 mg dan pada titasi kedua didapat kadar 0,007% dengan mg/tablet
sebesar 0,058 mg.

VI. DAFTAR PUSTAKA

Febriani Wulan. (2015). Laporan Praktikum Analisa Aspirin dan Kafein dalam
Tablet. Yogyakarta. Universitas Atma Jaya.

Lock, John H. dan Beale, John M. Jr. 2011. Buku Ajar Kimia Medisinal Organik
dan Kimia Farmasi Edisi 11. Jakarta, Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Winarto Haryadi., Indriana Kartini., Sri Sudiono., 2012. Petunjuk Praktikum


Kimia Dasar II/ Kimia Organik.

Wulan Tresnawati, d. (2016). Penentuan Kadar Bahan Baku Kafein


Menggunakan Titrasi Bebas Air. Bandung: Universitas Padjajaran.

Anda mungkin juga menyukai