A. Perhitungan
Perhitungan Larutan
1. Larutan primer
Natrium oksalat
𝑀𝑜𝑙
gram/Mr
𝐿 = L
0,1 gram/12l
1 = 1
0,1 x 1 = gram
126
0,0582
0,1 = 820
0,1 𝑔𝑟𝑎𝑚/40
1 = 1
0,1 x 1 = 𝑔𝑟𝑎𝑚
40
0,1 = 𝑔𝑟𝑎𝑚
= 4 gram
40
3. Natrium tiosulfat
𝑀𝑜𝑙
𝐿 𝑔𝑟𝑎𝑚/𝑚𝑟
= 𝐿
0,1 𝑔𝑟𝑎𝑚/158
1 = 1
0,1 x 1 = 𝑔𝑟𝑎𝑚
158
𝑔𝑟𝑎𝑚
0,1 = = 15,8 gram
158
Perhitungan
Larutan Larutan
KlO3
N=M.V
= 0,1 . 100 ml
= 10
Larutan KI
N=M.V
= 0,1 = 250
= 25
Larutan Hcl 95%
V1 . M1 = V2 . M2
95% . V1 . = 10% . 60 ml
95% V1 . = 600% / ml
600 %
= = 6,32
95 %
Massa = N . Mr
= 10 . 190
= 1190 mg
Massa = N . Mr
= 25 . 166
= 4150 mg
Massa Aspirin
M =
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 1000
𝑀𝑟 x 𝑉
0,081 = 𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎
180,2 1000
x 25
V1 . M1 = V2 . M2
4,5 . 0 : 1 = 28 . M2
0,45 = 22 M2
0,45
M2 = = 0,018 mg
25
% Aspirin = 𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑎𝑠𝑝𝑖𝑟𝑖𝑛 x 100 %
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑇𝑎𝑏𝑙𝑒𝑡
0,08109
= 218 x 100 %
= 0,037 %
2. Kadar Kafein
Titrasi 1
Massa Tablet = 820
V . Na2SO3 = 5 ml
M . Na2SO3 = 0,1
ml
V . Borex = 25 ml
Dit M bodrex ?
Di jawab :
V1 . M1 = V2 .
M2 5 . 0,1 = 25 .
M2
0,5 = 25 . M2
0,5
M2 = 25
= 0,012 M
Massa Kafein
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎
M= 𝑀𝑟 1000
x 𝑉
0,02 =
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎
x
1000
194 25
1000 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎
0,02 = 4,850
Massa = 97
1000 = 0,097 mg
% Kafein = 0,097 𝑚𝑔
820
x 100 % =
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 % x 100 % = 0,011 %
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎
𝑇𝑎𝑏𝑙𝑒𝑡
Titrasi 2
Massa Tablet = 820 mg
V . Na2SO3 = 3 ml
M . Na2SO3 = 0,1 M
V . Bodrex = 25 ml
Dit . M . bodrex ?
Di jawab :
V1 . M1 = V2 . M2
3 . 0,1 = 25 . M2
0,3 = 25 M2
0,3
M2 = 25 = 0,012 M
Massa Kafein
M=
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 1000
𝑀𝑟 x 𝑉
0,012 = 𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎
194 1000
x 25
1000 𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎
0,012 = 4.850
58,2
Massa =
1000 = 0,0582 mg
% Kafein = 0,0582 x 100 %
820
= 0,007%
B. Hasil
Berdasarkan percobaan yang dilakukan, berikut dibawah ini tabel hasil
analisa kadar aspirin dan hasil analisa kadar kafein :
1. Tabel Analisa Kadar Aspirin
No Volume NaOH Berat Tablet Kadar Aspirin
(ml) (gram) % mg/tablet
1. 4,5 0,08 0,037 0,018
IV. PEMBAHASAN
A. Pembahasan Teori
1. Aspirin
Aspirin atau asam asetilsalisilat (asetosal) adalah sejenis obat turunan
dari salisilatyang sering digunakan sebagai senyawa analgesik (penahan rasa
sakit atau nyeri minor),antipiretik (terhadap demam), dan anti-inflamasi
(peradangan). Aspirin juga memiliki efekantikoagulan dan dapat digunakan
dalam dosis rendah dalam tempo lama untuk mencegahserangan jantung.
(Anonim, 2013)
Aspirin merupakan senyawa ester fenil yang tersubstitusi
Sebagaimana bentuke ster aromatik pada umunya. Aspirin mempunyai gugus
rawan yang sangat peka. Dengankata lain, aspirin relatif tidak stabil terhadap
pengaruh hidrolisis dan proses pemindahanhasil yang lain, profil laju pH nya
terkesan sebagai reaksi hidrolisis terhatifis asam spesifikdan basa spesifik.
Ditambah bentuk kurva yang sigmoid sebagai hasil dari hidrolisis antaraspirin.
(Gisvold, 1982)
Aspirin dapat dibuat dari asam salisilat yang diasetilasikan dengan asetil
klorida atau anhidrid asam asetat. Senyawa ini bersifat asam dan rumus
bangunnya adalah sebagai berikut:
2. Kafein
Kafein adalah suatu senyawa organik yang mempunyai nama lain yaitu
tein. Kristal kafein dalam air berupa jarum-jarum bercahaya. Bila tidak
mengandung air, kafein menyublim pada suhu yang lebih rendah. Kafein mudah
larut dalam air panas dan kloroform, tetapi sedikit larut dalam air dingin dan
alkohol (Nehlig et al, 1992).
Kafeina merupakan golongan alkaloid yang diturunkan dari aspirin.
Nama lain kafeina adalah 1,3,7-trimetil xanthine yang mempunyai rumus:
Kafeina terdapat pada biji kopi (0,5%), teh (2-4%) yang mempunyai
fisiologi sebagai stimulant. Ikatan rangkap dari kafeina dapat mengadisi ion.
Untuk mengetahui kadar atau konsentrasi kafeina, maka larutan yang
mengandung kafeina ditambah larutan iod yang telah diketahui volume dan
konsentrasinya. Kelebihan iod setelah terjadi reaksi adisi dititrasi dengan larutan
natrium tiosulfat (Na2S203), sehingga iod yang teradisi oleh kafeina dapat
diketahui.
Kafein merupakan alkaloid yang tergolong turunan dari puring dalam
keluarga methylxanthine bersama-sama senyawa terfilin teobrumin. Pada
keadaan awal kafein adalah serbuk putih yang pahit. Nama sistematik kafein
adalah 1,3,7
- trimetil xanthine dan 3,7 - dihidro - 1,3,7 - trimetil - 1 - H - puring - 2,6 - diode.
Kafein diproduksi tanaman sebagai pestisida alami untuk pertahanan diri
terhadap serangga yang memakan tanaman tersebut (Fredholm et al, 1999).
B. Pembahasan Prosedur
Pada praktikum 1 dapat ditentukan konsentrasi aspirin dan kafein dalam
tablet Bodrex, dilakukan dua percobaan titrasi yaitu titrasi asam basa netralisasi
pada titrasi larutan aspirin dan titrasi asam basa ioda pada larutan Bodrex.
Prosedur pertama menentukan konsentrasi aspirin, diawali dengan
menimbang satu tablet aspirin, lalu digerus halus pada mortir untuk memudahkan
tablet larut. Setelah dihaluskan lalu dimasukkan ke dalam erlenmeyer,
ditambahkan 25 ml alkohol sebagai pelarut karena aspirin bersifat polar sehingga
digunakan pelarut polar agar saling melarutkan. Tidak menggunakan pelarut air
karena aspirin akan terurai menjadi asam asetat dan asam salisilat yang
menyebabkan aspirin tidak stabil.
Erlenmeyer yang berisi serbuk aspirin dan alkohol dikocok atau digoyang-
goyangkan kurang lebih selama 5 menit agar aspirin dan alkohol tercampur
homogen. Campuran dipanaskan sampai mendidih pada penangas air. Pemanasan
dilakukan untuk memudahkan dan mempercepat reaksi atau mengaktifkan
senyawa, karena senyawa organik sukar bereaksi. Setelah mendidih, larutan
didiamkan sampai dingin lalu ditambahkan indikator PP (fenolftalein) sebanyak
15 tetes dan dititrasi menggunakan larutan NaOH 0,1 M. Digunakan larutan
NaOH karena aspirin bersifat asam sehingga harus dinetralkan dengan basa.
Indikator yang digunakan adalah PP sehingga pada saat PP ditambahkan pada
larutan campuran aspirin dan alkohol, akan menghasilkan warna kuning. Dan
ketika akan mencapai titik ekivalen, akan terjadi perubahan dari kuning menjadi
merah muda. Jika telah terjadi perubahan warna menjadi merah muda yang
konstan selama 1 menit, titrasi langsung dihentikan dan dicatat volume NaOH
yang berkurang. Volume yang berkurang menandakan banyaknya volume NaOH
yang bereaksi dengan larutan campuran aspirin dan alkohol. Dengan diketahui
besar volume yang bereaksi, maka dapat dihitung besarnya konsentrasi aspirin
dalam satu tablet aspirin.
Pada percobaan kedua yaitu menentukan konsentrasi kafein dalam tablet
Bodrex. Pertama ditimbang satu tablet bodrex, lalu digerus halus pada mortir
untuk
memudahkan tablet larut. Setelah dihaluskan lalu dimasukkan ke dalam
erlenmeyer, ditambahkan 25 ml alkohol sebagai pelarut karena kafain bersifat
polar sehingga digunakan pelarut polar agar saling melarutkan. Lalu dikocok atau
digoyang-goyangkan selama kurang lebih 10 menit. Lalu ditambahkan 5 ml
H2SO4 10% dan 20 ml KI 0,1 M dikocok selama 10 menit. H2SO4 10% sebagai
titran, pemilihan H2SO4 sebagai titran karena asam sulfat bersifat asam kuat yang
dapat bereaksi dengan kafein yang bersifat basa lemah. KI sebagai larutan baku
primer Kemudian larutan dipanaskan pada penangas air sampai mendidih. Setelah
itu didiamkan sampai dingin, selanjutnya ditambahkan 4 ml KIO3 + 10 ml
alkohol. Lalu dilakukan titrasi dengan larutan Na2SO3 0,1 M. Sebagai larutan
penetralisasi dikarenakan kelebihan iodium pada titrasi setelah terjadi reaksi adisi
dan iodium yang telah diisi pada kafein dapat diketahui. Iodium merupakan
jenis larutan oksidator
C. Pembahasan Hasil
Berdasarkan percobaan yang telah dilaksanakan, di dapat hasil kadar
aspirin dalam suatu tablet sebesar 0,037% dan 0,018 mg/tablet. Sedangkan kadar
kafein dalam suatu tablet sebesar 0,011% dan 0,097 mg/tablet untuk percobaan
titasi pertama, pada titasi ke dua didapat hasil kadar kafein dalam suatu tablet
sebesar 0,007% dan 0,058 mg/tablet.
Dilakukan perbandingan data hasil praktikum kimia organik oleh
Yunisha Febriani mengenai Analisa Aspirin dan Kafein didapat hasil kadar aspirin
dalam tablet sebesar 73,704% dan 441,49 mg/tablet dan didapat kadar 2,005% dan
16,905 mg/tablet.
Hasil analisa berbeda dengan kadar aspirin yang terdapat di dalam
kemasan yaitu sebesar 80 mg dan kadar kafein pada kemasan sebesar 50 mg.
Perbedaan ini dapat disebabkan karena dalam suatu tablet zat yang terdapat tidak
hanya aspirin atau kafein saja tetapi terdapat juga campuran seperti paracetamol
dan zat tambahan lainnya. Hal itulah yang dapat menyebabkan perbedaan saat
dihitung kadarnya tidak tepat seperti yang tertera di kemasan serta dapat
disebabkan oleh kesalah dari praktikan atau human error seperti kesalahan dalam
menimbang, kesalahan dalam proses titrasi dan instrumental error.
V. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil percobaan dapat disimpulkan dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1. Pada percobaan titrasi aspirin menggunakan titrasi asam basa dengan
menggunakan indicator fenolftalein (PP). pada titrasi dihunakan larutan NaOH
karena aspirin bersifat asam sehingga harus dinetralkan dengan basa.
2. Pada percobaan titrasi kafein pada tablet bodrex digunakan larutan Na2SO3 0,1
M sebagai larutan penitrasi dikarenakan kelebihan iodium pada titrasi setelah
terjadi reaksi adisi dan iodium yang teradisi pada kafein dapat diketahui.
3. Didapat kadar Aspirin 0,037% dengan berat mg/tablet sebesar 0,018 mg.
4. Didapat kadar kafein dengan 2 kali titrasi yaitu 0,011% dengan mg/tablet
sebesar 0,097 mg dan pada titasi kedua didapat kadar 0,007% dengan mg/tablet
sebesar 0,058 mg.
Febriani Wulan. (2015). Laporan Praktikum Analisa Aspirin dan Kafein dalam
Tablet. Yogyakarta. Universitas Atma Jaya.
Lock, John H. dan Beale, John M. Jr. 2011. Buku Ajar Kimia Medisinal Organik
dan Kimia Farmasi Edisi 11. Jakarta, Penerbit Buku Kedokteran EGC.