Anda di halaman 1dari 3

ISBD dalam Tantangan Globalisasi

Perubahan sosial adalah keadaan dinamis yang terjadi pada kelompok sosial, interaksi sosial,
stratifikasi sosial dan institusi sosial. Dengan kata lain, perubahan sosial adalah keadaan
dinamis dalam masyarakat. Wiraatmaja (1972) yang dimaksud dengan perubahan sosial
adalah perubahan terhadap proses-proses sosial atau mengenai susunan masyarakat. 
Sedangkan perubahan budaya lebih luas dan mencakup segala segi kebudayaan, seperti
kepercayaan, pengetahuan, bahasa, teknologi, dan sebagainya.  Dalam pengertian lain,
perubahan sosial dapat diartikan sebagai perubahan dalam masyarakat yang mempengaruhi
sistem sosial, nilai, sikap dan pola perilaku sosial individu dan kelompok masyarakat.
Sementara, perubahan budaya diartikan sebagai perubahan yang terjadi dalam sistem ide
yang dimiliki bersama dalam berbagai bidang kehidupan dari masyarakat yang bersangkutan.
Dalam kaitannya dengan perubahan sosial dan perubahan budaya di atas, maka konsep
perubahan sosial budaya mencakup kedua unsur dari perubahan tersebut, di mana, perubahan
sosial budaya merupakan keadaan dinamis yang terjadi dalam proses-proses sosial dan
budaya yang mempengaruhi struktur dan kebudayaan masyarakat.

Menurut teori “Hukum Tiga Tahap”, Comte melihat perubahan sosial budaya masyarakat
melalui tiga tahap. Pada tahap pertama Comte melihat bahwa semua hubungan sosial bersifat
militer dan masyarakat senantiasa bertujuan menundukkan masyarakat lain. Tahap pertama
ini disebut sebagai tahap Teologis dan Militer. Kemudian pada tahap kedua, yaitu tahap
Metafisik dan Yuridis, manusia sudah mulai melakukan imajinasi yang bersifat abstrak yang
sesungguhnya dibuat oleh manusia itu juga. Selanjutnya pada tahap ketiga, yang disebut
sebagai tahap Ilmu Pengetahuan dan Industri, manusia sudah mulai melakukan studi tentang
hukum-hukum alam dan menjadikan pemikiran-pemikiran yang ilmiah dan positif
(positivisme) sebagai dasar kehidupannya, sehingga imajinasi telah digeser oleh pengamatan
dan konsepsi-konsepsi teoretik yang bersifat positif (ilmiah).

Ada berbagai macam proses yang menyebabkan perubahan sosial budaya, di antaranya
adalah akulturasi, asimilasi, difusi, inovasi, modernisasi dan globalisasi. Sedangkan dilihat
dari bentuknya, perubahan sosial budaya dapat terjadi dalam 3 bentuk, yaitu 1) Perubahan
secara lambat dan Perubahan secara cepat, 2) Perubahan yang pengaruhnya kecil dan
Perubahan yang pengaruhnya besar, dan 3) Perubahan yang dikehendaki/direncanakan dan
Perubahan yang tidak dikehendaki/direncanakan

Modernisasi adalah proses perubahan tradisi, sikap, dan sistem nilai dalam rangka
menyesuaikan diri dengan kemajuan yang telah dicapai oleh bangsa lain. Sedangkan
globalisasi adalah suatu sistem atau tatanan yang menyebabkan seseorang atau negara tidak
mungkin untuk mengisolasikan diri sebagai akibat dari kemajuan teknologi dan komunikasi
dunia. Konsep modernisasi sering dengan konsep westernisasi, industrialisasi, demokrasi, dan
ekonomi pasar.

Koenjaraningrat mendefinisikan modernisasi sebagai usaha penyesuaian hidup dengan


konstelasi dunia yang dilandasi oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, tidak hanya
bersifat fisik material saja, tetapi lebih jauh daripada itu, dan dilandasi oleh sikap mental yang
mendalam yang maju, berpikir rasional, berjiwa wiraswasta, berorientasi ke masa depan dan
seterusnya. Schorrl juga memberikan definisi yang tidak jauh berbeda penekanannya, di
mana ia mendefinisikan modernisasi sebagai proses penerapan ilmu pengetahuan dan
teknologi ke dalam semua segi kehidupan manusia dengan tingkat yang berbeda-beda tetapi
tujuan utamanya untuk mencari taraf hidup yang lebih baik dan nyaman dalam arti yang
seluas-luasnya, sepanjang masih dapat diterima oleh masyarakat yang bersangkutan. Definisi
yang hampir serupa juga dikemukan oleh Smith, di mana modernisasi didefinisikan sebagai
proses yang dilandasi oleh seperangkat rencana dan kebijakan yang disadari untuk mengubah
masyarakat ke arah kehidupan masyarakat yang kontemporer yang menurut penilaian lebih
maju dalam derajat kehormatan tertentu. Dengan kata lain, modernisasi mengandung unsur-
unsur 1) perubahan yang bergerak maju secara linier, 2) adanya pengaruh perkembangan
ilmu pengetahuan, 3) didukung dengan adanya perkembangan teknologi di berbagai
kehidupan manusia, serta 4) mempengaruhi pola pikir dan perilaku manusia yang berusaha
mengejar kehidupan yang lebih maju dan modern.

Arief Budiman melihatnya adanya lima varian teori Modernisasi yaitu (1) teori Harrod-
Domar, yang menekankan bahwa pembangunan hanya merupakan masalah penyediaan
modal untuk investasi. (2) teori McClelland yang menekankan pada aspek-aspek psikologi
individu, yaitu melalui pendidikan individual kepada anak-anak di lingkungan keluarga, dan
pembangunan akan terlaksana apabila terdapat jumlah wiraswasta yang banyak. (3) teori
Weber yang menekankan pada nilai-nilai budaya yang mempunyai peran yang menentukan
dalam mempengaruhi tingkah laku individu, (4) Teori Rostow, yang menekankan pada
adanya lembaga-lembaga sosial dan politik yang mendukung proses pembangunan, dan (5)
teori Inkeles dan Smith yang menekankan lingkungan material, dalam hal ini lingkungan
pekerjaan, sebagai salah satu cara terbaik untuk membentuk manusia modern yang dapat
membangun.

Kata "globalisasi" diambil dari kata global, yang maknanya ialah universal. Ada yang
memandang globalisasi sebagai suatu proses sosial, atau proses sejarah, atau proses alamiah
yang akan membawa seluruh bangsa dan negara di dunia makin terikat satu sama lain,
mewujudkan satu tatanan kehidupan baru atau kesatuan ko-eksistensi dengan menyingkirkan
batas-batas geografis, ekonomi dan budaya masyarakat. Anthony Giddens, memberikan
definisi yang menarik tentang globalisasi. Gidden mendefinisikan globalisasi sebagai ”the
intensivication of world-wide social relations which link distant localities in such a way that
lokal happenings are shaped by events occurring many miles away and vice verse”. Dengan
demikian terdapat 3 konsep utama dari globalisasi tersebut, yaitu 1) Disembedding, yaitu
hubungan-hubungan sosial yang tidak lagi berada pada konteks lokal tetapi lebih pada situasi
yang global, 2) Space-time distanciation, yaitu proses melalui mana jarak dan waktu
menjadi lebih padat sehingga kejadian-kejadian di dunia dapat dirasakan dengan cepat
melalui media, dan 3) Localisation, yaitu proses yang menempatkan suku bangsa, bahasa,
budaya, ekonomi, dan gaya hidup muncul sebagai identitas individu yang penting.

Globalisasi juga dapat dilihat sebagai suatu proses mendunia yang ditandai dengan semakin
hilangnya batas-batas dunia (a borderlles world: one world, different but never divide), tidak
lepas dari perkembangan pemikiran manusia. Akan tetapi, secara umum, globalisasi terdiri
atas 3 (tiga) dimensi, yaitu 1) Ekonomi, 2) Politik, dan 3) Budaya.

Implikas dari globalisasi maka persaingan antar manusia tidak hanya terjadi di dalam satu
wilayah negara, akan tetapi menjangkau wilayah di seluruh dunia. Untuk dunia pendidikan,
adanya tuntutan dalam dunia ketenagakerjaan, baik di tingkat lokal maupun global,
memberikan dampak cukup besar. Sementara di dunia kerja, globalisasi memberikan dampak
yang lebih berat pada tuntutan profesionalisme yang tinggi dan kinerja yang dapat
diunggulkan di dunia internasional.
Pada dasarnya perubahan itu dilakukan dalam upaya meningkatkan kualitas hidup, peradaban
(civilzation) dan kesempurnaan hidup. Perubahan adalah hasil dari perkembangan pemikiran
manusia itu sendiri yang pada akhirnya memberikan dampak pada dinamika kehidupan yang
dijalaninya. Derasnya pengaruh dari luar masuk ke Indonesia datang dari berbagai saluran.
Yang paling signifikan selain media massa dan kemajuan teknologi komunikasi dan
informasi adalah dunia pariwisata. Salah satu tanggung jawab sosial kaum intelektual adalah
menjadi agen perubahan masyarakat atau perubahan sosial budaya. Oleh karena itu,
keberadaan mata kuliah ISBD sebagai suatu ilmu yang memiliki kompetensi penguasaan
pengetahuan tentang keragaman, kesederajatan, dan kemartabatan manusia sebagai individu
dan makhluk sosial dalam kehidupan bermasyarakat, serta memahami dan menghormati
estetika, etika dan nilai-nilai budaya yang menjadi pedoman bagi keteraturan dan
kesejahteraan hidup dalam menata hidup kebersamaan dalam masyarakat, menjadi sangat
penting.

Anda mungkin juga menyukai