Anda di halaman 1dari 3

Classical

Ancient Greek (Athens)& ancient Rome 8th bc, 450-350 bc, to early Christian era 6 th ad

Naturalism, idealism, restraint

Sculpture, freeze, pottery, stele, and sarcophagus

Mainly marble

naturalism, natural form, shapes, visuals.

Idealism, beauty standard, idealized form, lifelike enough, but not specific likeness to an individual.

Restraint (compositional) no figure dominates (balanced)

Restraint (emotional) nothing dramatic (thoughts/action)

Classical architecture order. Doric (simple & shortest), ionic (tall, thinner, decorative volute), Corinthian
(like ionic, but more complex and decorative)

Roman art is less idealistic and more realistic

Dogmatic (early Christian)

Less restraint, more dramaticism

Begin after Christ death until 313 AD

Christianity in Rome

Glorify spiritual

No representation imagery of divine only sculpture

Relief painting and other medium not sculpture

Catacomb’s fresco

Pain on top of one another no blending. Impressionistic

Blend of pagan & roman myth & traditions and biblical myths

Important figure big

Cross is symbol of protection. kept hidden & disguised as something else. (Anchor, ankhs, etc.)

Chi Ro symbol (X = ch, P = r. Chi Ro = Chr = Christ)

Christ depiction is ambiguous to avoid sus

Edict of Milan emperor Constantine no more hidden symbolism


Klasik

Berawal pada abad ke-8 SM sampai abad ke-6 masehi. Ditandai oleh karya tulis Homer, munculnya
agama Kristen, dan runtuhnya kekaisaran romawi.

Memiliki 3 karakteristik; Naturalisme, Idealisme, pembatasan/pengendalian (restraint)

Naturalisme adalah pengambaran secara alami. Baik bentuk, figure, pencahayaan, anatomi, warna, dan
lain sebagainya.

Idealisme adalah penggambaran yang didasarkan oleh standar estetika, kecantikan, bentuk, dan rupa
yang ideal pada masanya. Lebih mementingkan estetika daripada kemiripan.

pembatasan/pengendalian (restraint) dibagi 2, yaitu komposisi dan emosi.

Pembatasan secara komposisi adalah dimana pada satu karya tidak ada figure yang mendominasi,
sehingga karya lebih mudah dilihat secara keseluruhan.

Pembatasan secara emosi adalah dimana figure dalam karya tidak melakukan hal yang terlalu dramatis
atau tidak diperlihatkan secara terlalu dramatis.

Karya periode klasik biasanya berupa patung, fresco, pot, stele, relief, dan ukiran pada sarcophagus.

Umumnya terbuat dari batu marmer dan terkadang logam lunak.

Arsitektur klasik Yunani dan Romawi mengikuti aturan-aturan arsitektur (classical architecture orders)
yang kemudian dijelaskan dalam tulisan dari arsitek Vitruvius. Vitruvius menyatakan bahwa sebuah
bangunan harus memiliki 3 atribut, yaitu: firmitas (kekuatan), utilitas (kegunaan), dan venustas
(keindahan).

Contoh dari classical orders adalah pillar doric, ionic, dan Corinthian.

Pillar doric dianggap maskulin karena bentuknya yang sederhana dan tebal.

Pillar ionic dianggap feminim karena bentuknya yanf lebih kurus dan tinggi, juga bagian atasnya lebih
dekoratif dengan bentuk menyerupai gulungan.

Pillar Corinthian memiliki struktur mirip dengan pillar ionic, namun bagian atasnya lebih rumit dan
dekoratif dengan motif dedaunan.

Secara umum, seni Yunani dan Romawi keduanya menjadi lebih realistis. Perbedaanya adalah seniman
Yunani tetap mengikuti idealism sedangkan seniman Romawi semakin mengarah pada realisme.

Dogmatik

Pada masa dogmatic, seni klasik dipengaruhi dengan muncul dan beredarnya agama Kristen di
kekaisaran Romawi.

Pada masa ini, karakteristik pembatasan komposisi dan emosi perlahan menurun. Seniman-seniman
lebih mengutamakan idealisme spiritual yang dimulia-muliakan dan diagung-agungkan.
Penggambaran tokoh-tokoh religius dilarang, namun hanya sebatas patung, yang bisa dilihat dari segala
arah, yang biasa dijadikan berhala. Sehingga seniman-seniman membuat karya Lukis, pahat, relief, dan
sebagainya terkecuali patung.

Salah satu contoh karya dogmatic yang paling awal adalah ukiran-ukiran sarcophagus yang bercampur
antara kepercayaan pagan, mitologi romawi, dan agama Kristen. Juga lukisan fresco pada dinding-
dinding dan langit-langit katakombe yang lebih bersifat impresionisme daripada realisme.
Menggambarkan tokoh-tokoh dan adegan-adegan religius.

Tokoh yang penting digambarkan lebih besar dari figur-figur yang lain. Adegan-adegan dari kisah religius
digambarkan dengan lebih dramatis.

Tanda salib dianggab sebagai simbol perlindungan. Digunakan untuk saling mengenali antar penganut
agama.

Penggambaran simbol-simbol dan tokoh-tokoh Kristen dengan sengaja dibuat ambigu, disembunyikan
atau disamarkan sebagai simbol dan tokoh berbeda untuk mencegah kecurigaan. Harus demikian karena
agame Kristen yang monotheis berlawanan dengan idealisme romawi yang memuja banyak dewa dewi.

Salah satu simbol pengganti untuk agama Kristen pada masa ini adalah simbol Chi Ro (dibaca Kai Ro)

X = Chi (Ch) dan P = Ro (R), sehingga Chi Ro atau “Chr” melambangkan dua huruf pertama dari nama
Christ (Yesus Kristus).

Seni-seni dogmatic dibuat secara tersembunyi, terselubung, dan tersamar sampai keluarnya dekrit Milan
oleh Kaisar Constantine yang mendukung agama Kristen. Setelah ini penggambaran tokoh-tokoh dan
simbol-simbol religi dibuat dengan jelas dan terang-terangan. Bahkan Kaisar Constantine
memerintahkan untuk dibangunkan gereja-gereja.

Anda mungkin juga menyukai