Bab 1 dari Referensi: Wong, Wucius (1996). Beberapa Asas Merancang Trimatra. Bandung: Penerbit ITB
Intisari dan Presentasi oleh Dosen Pengampu:
Moh. Saiful Hakiki, S.T., M.MT. Prodi Arsitektur Universitas Merdeka Surabaya (2021) Dunia dwimatra • Dunia dwimatra terdiri dari dua matra, panjang dan lebar, membentuk bidang dua dimensi. • Dunia dwimatra pada dasarnya merupakan ciptaan manusia yang terwujud dalam gambar, lukisan, cetakan, bahkan tulisan. • Terkadang benda trimatra terlihat seperti dwimatra. Pemandangan nampak seperti sebuah lukisan, dan kemajuan teknologi membuat benda trimatra berada di dalam bidang dwimatra (layar). • Pola barik pada bahan alami seperti batu, kayu, terkesan seperti trimatra. Dunia trimatra • Kita hidup di dunia trimatra. • Kita dapat memandang ke depan, ke belakang, ke kiri, ke kanan, ke atas dan ke bawah. • Kita dapat bergerak menyentuh benda yang dekat, dan juga benda yang jauh apabila kita mencoba menjangkaunya. Merancang dwimatra dan trimatra • Tujuan utamanya adalah mencapai keserasian, keteraturan rupa, atau membangkitkan keasyikan rupa tertentu. Merancang trimatra • Dalam dunia trimatra, merancang bisa lebih sukar daripada dwimatra dikarenakan berbagai sudut pandang harus dipertimbangkan secara serempak. • Selain itu, merancang trimatra juga lebih mudah daripada dwimatra karena berurusan dengan bemtuk dan bahan yang nyata di dalam ruang yang sebenarnya; sehingga segala masalah yang berhubungan dengan ketidakseimbangan bentuk trimatra yang maya pada kertas atau bidang dua dimensi yang lain dapat dihindarkan. Merancang trimatra • Ada perbedaan sikap antara cara berpikir dwimatra dan trimatra. • Perancang bentuk trimatra harus mampu membayangkan keseluruhan bentuk sebuah benda, lalu memutar-mutarnya seolah benda itu ada di tangannya. Tidak boleh membatasi sudut pandang hanya pada satu atau dua tampak saja, tapi harus menjelajahi kedalaman dan arah rongga, massa solid, dan karakteristik bahan/material yang berlainan. Tiga Arah Utama • Ada perbedaan sikap antara cara berpikir dwimatra dan trimatra. • Perancang bentuk trimatra harus mampu membayangkan keseluruhan bentuk sebuah benda, lalu memutar-mutarnya seolah benda itu ada di tangannya. Tidak boleh membatasi sudut pandang hanya pada satu atau dua tampak saja, tapi harus menjelajahi kedalaman dan arah rongga, massa solid, dan karakteristik bahan/material yang berlainan. Tiga Arah Utama • Ketiga arah utama terdiri atas arah tegak ke atas dan ke bawah, arah kiri dan kanan, dan arah ke depan dan ke belakang. • Pada setiap arah dapat dibuat bidang papar. • Apabila bidang papar digeser, dapat membentuk kubus. Tampak dasar • Bentuk trimatra dapat diletakkan dalam sebuah kubus (khayal) sehingga tiga tampak dasarnya dapat ditentukan (4) • Tampak denah – bentuk terlihat dari atas (5) • Tampak muka – bentuk terlihat dari depan (6) • Tampak samping – bentuk telihat dari samping (7) • Dengan sendirinya, diperlukan pengetahuan tentang menggambar Teknik untuk dapat membangun kembali bentuk asal berdasarkan gambar-gambar tampak. Unsur rancang trimatra • Unsur konsep: titik, garis, bidang, dan gempal • Unsur rupa: raut, ukuran, warna, dan tekstur • Unsur pertalian: posisi, arah, ruang dan gaya berat Unsur Konsep • Rancang trimatra dapat dibayangkan lebih dulu dalam pikiran sebelum diwujudkan. • Titik sebagai konsep menunnjukkan posisi dalam ruang (8) • Garis, bila sebuah titik bergerak, jalan yang dilaluinya membentuk garis (9) • Garis bergerak membentuk bidang (10) • Bidang bergerak membentuk gempal/solid (11) Unsur Rupa • Bentuk trimatra tidak sama jika dilihat dari sudut dan jarak yang berlainan dan di bawah pencahayaan yang berbeda. • Raut/shape merupakan rupa keliling sebuah rancang dan jatidiri utama rancang tersebut (12) • Ukuran, bisa berupa besar atau kecil, panjang atau pendek, bisa juga ditetapkan berdasarkan perbandingan (skala dan proporsi) (13) • Warna, atau nilai gelap terang, membedakan sebuah bentuk dari lingkungannya. Dapat berupa warna alami atau warna buatan (14) Unsur Rupa • Barik/tekstur (15) ialah karakteristik permukaan bahan yang digunakan untuk membuat sebuah obek rancang. Tekstur dapat dibiarkan sebagaimana adanya atau dioleh secara khusus. • Dapat licin atau kasar, kusam, berkilap sesuai dengan kehendak perancangnya. Tekstur dapat berukuran kecil atau berukuran besar. Unsur Pertalian (Relational Elements) • Unsur pertalian pada trimatra menggunakan kubus khayal untuk menetapkan pertalian tersebut. • Posisi/kedudukan (16), bagaimana sebuah titik bertalian dengan bidang-bidang pada kubus khayal. • Arah-arah (17) juga harus dilihat berdasarkan pertaliannya dengan kubus khayal. • Ruang-ruang (18) dapat dilihat sebagai benar- benar ditempati, tidak ditempati atau berongga. Unsur Pertalian • Gaya berat (19), berpengaruh pada keberhasilan sebuah obyek rancang. Mustahil sebuah bentuk berada di udara tanpa ditopang, digantung atau dipancangkan (tanpa teknologi tertentu yang bisa membuat benda terbang/melayang) • Bahan juga ada yang berat dan ada juga yang ringan, dipakai juga untuk mengesankan bobot sebuah bentuk. • Segala bangun trimatra tunduk pada hukum gaya berat, sehingga ada susunan dan penempatan yang tidak mungkin untuk bisa terwujud. Unsur Ragang • Unsur Ragang penting untuk memahami zat padat geometri (bentuk) • Sudut/ujung (20) terbentuk jika beberapa bidang bertemu pada satu titik konsep. • Garis (21), dibentuk oleh dua bidang tak sejajar yang bertemu sepanjang garus konsep. • Sisi (22), bidang konsep yang menjelma menjadi permukaan. Sisi adalah permukaan luar yang melingkupi gempal/bentuk geometri. Unsur Ragang (Constructional Elements) • Unsur Ragang dapat membantu menentukan bentuk gempal dengan tepat. Misalnya, kubus terdiri atas delapan sudut/ujung, dua belas garis, dan enam sisi. Bentuk dan susunannya • Raut adalah salah satu unsur dari bentuk. • Racana (susunan/struktur) menentukan cara sebuah bentuk dibangun atau cara beberapa bentuk tersusun. • Begitu racana bisa ditangkap oleh penikmat, maka bentuk bentuk dapat dipahami dan dinikmati dengan lebih baik. Gatra (Unit Forms) • Gatra merupakan bentuk di dalam bentuk, atau bentuk-bentuk yang diperulangkan secara modular. • Gatra dapat terdiri dari bagian yang lebih kecil (upagatra) • Gatra dapat disusun membentuk gatra yang lebih besar (adigatra) Perulangan (repetisi) dan transisi (roncet) • Dalam perulangan, gatra memiliki raut, ukuran, warna, dan tektur yang sama. Raut dapat berbeda, namun ukuran tidak. Warna dan tekstur dapat beragam bisa diinginkan. • Roncet (transisi) berarti perubahan secara berangsur-angsur dan teratur. Dalam bentuk transisional, susunan yang beruntun sangat penting. • Kita memperoleh bentuk transisional jika raut berubah sedikit demi sedikit dari satu gatra ke gatra yang lain, atau bisa juga berupa transisi ukuran menjadi lebih kecil atau lebih besar dengan raut yang sama.