Anda di halaman 1dari 87

1

PENGARUH DISIPLIN BELAJAR DAN LINGKUNGAN KELUARGA


TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DI SMP NEGERI 1

BUAY PEMUKA BANGSA RAJA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna


Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
Pada STKIP Nurul Huda Sukaraja
Oleh:

EDI SURYANTO

Nomor Induk Mahasiswa: 14.872030.13


Program Studi Pendidikan Ekonomi

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


STKIP NURUL HUDA
SUKARAJA BUAY MADANG OKU TIMUR
2018
2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam rangka peningkatan mutu pendidikan, disiplin merupakan suatu

masalah penting dan salah satu faktor internal yang berpengaruh terhadap hasil

belajar seseorang. Tanpa adanya kesadaran akan keharusan melaksanakan aturan

yang sudah ditentukan sebelumnya pengajaran tidak mungkin mencapai target

yang maksimal. Disiplin dapat tumbuh dan dibina melalui latihan, pendidikan

atau penanaman kebiasaan yang harus dimulai sejak dalam lingkungan keluarga,

mulai pada masa kanak-kanak dan terus berkembang sehingga menjadi disiplin

yang kuat.

Sikap perilaku seseorang tidak dibentuk dalam sekejap. Diperlukan

pembinaan, pembelajaran yang terus-menerus sejak dini. Melalui pembelajaran

manusia akan menjadi kuat, melalui pembelajaran mental dan moral seseorang

akan teruji, memiliki pengalaman dalam mengatasi masalah-masalah dengan

penuh ketabahan dan kegigihan. Melalui pembelajaran pula mereka memperoleh

nilai tambah. Disiplin tersebut akan terwujud melalui pembinaan sejak dini, sejak

usia muda, dimulai dari lingkungan keluarga melalui pendidikan yang tertanam

sejak usia muda yang semakin lama semakin menyatu dalam dirinya dengan

bertambahnya usia. Seorang siswa perlu memiliki sikap disiplin yang

memperkuat dirinya sendiri untuk selalu terbiasa patuh dan mempertinggi daya

1
3

kendali diri. Sikap disiplin yang timbul dari kesadarannya sendiri akan dapat

lebih memacu dan tahan lama dibandingkan dengan sikap disiplin yang timbul

karena adanya pengawasan dari orang lain. Sehingga dalam hal ini dalam

pendidikan khususnya di dalam sekolah disiplin harus bisa diterapkan kepada

para siswa tentu saja dengan proses dan cara penerapan serta pembinaan yang

berlanjut yang menjadikan siswa mempunyai kedisiplinan dalam dunia sekolah

yang berlaku dalam dunia pendidikan.

Keberhasilan siswa dalam mencapai hasil belajar dipengaruhi oleh


beberapa faktor yaitu tingkat kecerdasan yang baik, pelajaran sesuai
dengan bakat yang dimiliki, ada minat dan perhatian yang tinggi
dalam pembelajaran, motivasi yang baik dalam belajar, cara belajar
yang baik dan strategi pembelajaran yang dikembangkan oleh guru.
Suasana Keluarga yang mendorong anak untuk maju, selain itu
lingkungan sekolah yang tertib, teratur dan disiplin merupakan
pendorong dalam proses pencapaian hasil belajar (Tulus Tu’u
2015:81).

Prestasi belajar siswa tidak hanya dipengaruhi oleh disiplin tetapi juga

dipengaruhi oleh lingkungan keluarga. Siswa yang mempunyai disiplin belajar

yang kuat memiliki kaitan yang erat dengan pendidikan atau penanaman

kebiasaan disiplin yang dimulai dari lingkungan keluarga sejak masa kanak-

kanak dan terus berkembang sehingga menjadi disiplin yang semakin kuat.

Pengaruh lingkungan sangat besar dalam proses belajar mengajar,

lingkungan merupakan laboraturium kehidupan yang dapat berdampak positif

sehingga memperlancar proses belajar mengajar, namun disisi lain juga

berdampak negatif yang menimbulkan kesulitan belajar bagi anak. Dalam

kenyataannya guru hanya bertanggung jawab pada saat pelaksanaan proses


4

belajar mengajar di sekolah, sedangkan sebagian besar waktu siswa lebih banyak

di lingkungan keluarga dan lingkungan masyarakat. Sehingga untuk mencapai

keberhasilan pendidikan bagi siswa akan menuntut dukungan dan keterlibatan

peran serta dari keluarga dan masyarakat.

Lingkungan sosial ekonomi merupakan salah satu faktor eksternal yang

berpengaruh terhadap hasil belajar seseorang. Namun disini peneliti hanya

memfokuskan lingkungan keluarga saja. Lingkungan keluarga memberikan

pengaruh pertama terhadap pembentukkan kepribadian seseorang. Keluarga

sebagai lingkungan dimana proses pembelajaran itu pertama berlangsung

diharapkan mampu menanamkan kebiasaan belajar yang baik, sehingga dapat

menghantarkan anak meraih hasil belajar yang sesuai dengan harapan. Apabila

lingkungan keluarga dan orang tua kurang atau tidak memperhatikan kebiasaan

belajar dan disiplin belajar anak, tentu hal ini dapat berdampak negatif terhadap

hasil belajar yang dicapai.

Lingkungan keluarga terutama orang tua berperan besar, karena merekalah

yang langsung atau tidak langsung berhubungan dengan anak. Faktor orang tua

sangat besar pengaruhnya terhadap keberhasilan anak di dalam belajar.

Menurut Indrakusuma dan Amir Daien (2003: 123) di kutip dari jurnal
Ni nyoman, JPPE Volume:7 Nomor 2 tahun: 2016 menyatakan bahwa
Tinggi rendahnya pendidikan orang tua, besar kecilnya penghasilan
orang tua, akrab tidaknya hubungan orang tua dengan anak, semua itu
mempengaruhi keberhasilan belajar anak, sehingga orang tua dapat
didefinisikan sebagai hal ikhwal, keberhasilan anak dengan dalam
belajar tergantung cara orang tua memperhatikan anak di dalam
belajar untuk mencapai prestasi.
5

Berdasarkan survei pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti selama

melakukan pelaksanaa Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMP Negeri 1

Buay Pemuka Bangsa Raja bahwa tingkat kedisiplinan belajar siswa masih

rendah, baik disiplin belajar di rumah maupun disiplin belajar di sekolah seperti:

sering pindah-pindah tempat duduk dengan alasan yang tidak penting, siswa

tidak mengerjakan tugas, siswa belajar jika akan menghadapi ulangan harian

saja, siswa sering keluar kelas pada saat jam pelajaran, siswa sering terlambat

sampai di sekolah dan masuk ke dalam kelas, siswa mengumpulkan tugas tidak

tepat waktu, siswa sering pulang lebih awal tanpa alasan yang penting dan tanpa

ada izin dari guru piket serta disiplin belajar di rumah yang diketahui dari hasil

observasi langsung selama melakukan Program Pengalaman Lapangan (PPL),

ada beberapa siswa kurang disiplin dalam mengerjakan tugas dan tidak

memperhatikan dengan baik tugas yang dikerjaan, kurang adanya perhatian

orang tua dan keluarga tentang kebiasaan belajar dan disiplin belajar anak, serta

tidak mencatat materi yang diberikan. Kurangnya disiplin belajar siswa di atas

selaras dengan pendapat Moenir (2010:96) yang menyatakan tentang idikator

disiplin. Pada kenyataannya faktor dari dalam diri saja tidak sepenuhnya

menunjang dalam proses prestasi belajar tanpa adanya dukungan dari orang tua

dan keluarga sebagai pendidik utama yang membentuk kepribadian anak dalam

proses belajar.

Sedangkan lingkungan keluarga, keadaan ekonomi orang tua siswa rata-

rata menengah kebawah, orang tua siswa kurang memperhatikan pendidikan


6

anaknya. Terbukti dari kelengkapan belajar yang di miliki siswa yaitu buku

pelajaran dan buku tulis yang di miliki siswa tidak lengkap, ada sebagian siswa

yang hanya membawa satu buku tulis untuk semua mata pelajaran dalam satu

hari belajar, juga ditemukan ada anak yang memakai celana biru dari hari senin

sampai sabtu dengan alasan celana sobek, pakaian siswa kusut tidak pernah

disetrika. Sehingga perhatian orang tua terhadap pendidikan anaknya kurang.

Berdasarkan observasi awal, menunjukan bahwa hasil belajar Ilmu

Pengetahuan Sosial siswa kelas VII SMP Negeri 1 Buay Pemuka Bangsa Raja

belum optimal hal ini terbukti dengan hasil nilai ulangan harian yang belum

merata. Dari kelas VII/d yang berjumlah 32 siswa terdapat siswa yang

memperoleh nilai ulangan 85 yang berarti sudah di atas standar yang ditetapkan

yaitu 75 Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) tetapi ada juga siswa yang

memperoleh nilai 30 yang berarti belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum

(KKM) dalam belajar. Jika di persentasekan dari 32 siswa tersebut 75% siswa

telah tuntas dari Kriteria Ketuntasan Minimun (KKM) mata pelajaran Ilmu

Pengetahuan Sosial dan 25% siswa tindak tuntas dari Kriteria Ketuntasan

Minimun (KKM) mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial yang artinya mereka

harus melakukan remedial.

Belum optimalnya hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial siswa tersebut

maka perlu diteliti mengenai “Pengaruh Disiplin Belajar dan Lingkungan

Keluarga Terhadap Hasil Belajar Siswa di SMP Negeri 1 Buay Pemuka Bangsa

Raja”.
7

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas teridentifikasi masalah sebagai

berikut:

1. Tingkat disiplin belajar siswa di SMP Negeri 1 Buay Pemuka Bangsa Raja

masih rendah, baik disiplin belajar di sekolah maupun disiplin belajar di

rumah.

2. Lingkungan keluarga siswa kurang memperhatikan pendidikan anaknya

selama anak mengikuti proses belajar di sekolah.

3. Hasil belajar siswa di SMP Negeri 1 Buay Pemuka Bangsa Raja belum

optimal, meskipun jika di persentasekan sudah sebagian besar siswa

memperoleh nilai yang baik namun masih ada juga siswa yang memperoleh

nilai sangat kecil.

1.3 Batasan Masalah

Mengingat sangat terbatasnya waktu, tenaga, dan begitu kompleks

permasalahan yang terjadi dalam proses pencapaian hasil belajar serta supaya

penelitian ini terarah dalam pelaksanaannya maka perlu diadakan batasan

masalah. Adapun batasan masalah dalam penelitian ini yaitu hanya membahas

tentang pengaruh disiplin belajar dan lingkungan keluarga terhadap hasil belajar

siswa di SMP N 1 Buay Pemuka Bangsa Raja Kabupaten OKU Timur.


8

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti dapat merumuskan

masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana disiplin belajar siswa di SMP Negeri 1 Buay Pemuka

Bangsa Raja?

2. Bagaimana lingkungan keluarga siswa di SMP Negeri 1 Buay Pemuka

Bangsa Raja?

3. Bagaimanakah hasil belajar siswa di SMP Negeri 1 Buay Pemuka Bangsa

Raja?

4. Apakah ada pengaruh disiplin belajar dan lingkukngan keluarga terhada hasil

belajar siswa di SMP Negeri 1 Buay Pemuka Bangsa Raja?

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah

untuk mengetahui:

1. Disiplin belajar siswa di SMP Negeri 1 Buay Pemuka Bangsa Raja.

2. Lingkungan keluarga siswa di SMP Negeri 1 Buay Pemuka Bangsa Raja.

3. Hasil belajar siswa di SMP Negeri 1 Buay Pemuka Bangsa Raja.

4. Pengaruh disiplin belajar dan lingkungan keluarga terhadap hasil belajar siswa

di SMP Negeri 1 Buay Pemuka Bangsa Raja.


9

1.6 Manfaat Penelitian

Penelitian yang penulis lakukan ini diharapkan dapat memiliki manfaat,

yaitu sebagai berikut:

1. Bagi Peserta Didik

Bagi peserta didik akan dapat memotivasi semangat belajar dengan

meningkatkan disiplin belajar masing-masing dengan latar belakang keluarga

yang berbeda-beda untuk meningkatkaan prestasi belajar.

2. Bagi Pendidik

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pendidik di SMP Negeri

1 Buay Pemuka Bangsa Raja agar :

a. Menjadi masukan bagi para guru SMP Negeri 1 Buay Pemuka Bangsa Raja

khususnya dan masyarakat pada umumnya tentang pembinaan disiplin

belajar siswa dan lingkungan keluarga dalam rangka mencari strategi

belajar mengajar yang baik untuk mencapai peningkatan hasil belajar

siswa.

b. Untuk menumbuhkaan kesadaran bagi guru agar membina dan

membimbing disiplin belajar siswanya agar berkembang semaksimal

mungkin.

3. Bagi Sekolah (Stackholder)

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi kepala

sekolah untuk dapat lebih tegas terhadap pelaksanaan disiplin disekolah secara

optimal baik bagi siswa, guru dan seluruh komponen sekolah dan menentukan
10

kebijaksanaan-kebijaksanaan baru yang lebih baik untuk pelaksanaan disiplin

tersebut.

4. Bagi Peneliti

Bagi peneliti, penelitian ini dapat digunakan sebagai wahana untuk

dapat menerapkan dan mengaplikasikan teori-teori yang diperoleh selama

mengikuti perkuliahan, dibanding dengan kenyataan-kenyataan yang

dijumpai dilapangan dan sebagai wahana untuk mengembangkan wawasan

yang telah miliki dan upaya menemukan jawaban dari permasalahan yang

diteliti.

5. Bagi Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Nurul Huda Sukaraja

Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat dipakai untuk menambah

bahan bacaan pada perpustakaan Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Nurul Huda Sukaraja, Program Studi Pendidikan Ekonomi.

6. Bagi Peneliti Selanjutnya

Untuk peneliti selanjutnya diharapkan bisa dijadikan rujukan atau

referensi dan mampu melengkapi atas kekurangan penelitian ini.

1.7 Sistematika Penulisan

Untuk mendapatkan pembahasan yang maksimal dan sistematis dalam

penelitian ini, maka dalam penyajian tulisan penulis menggunakan sistematika

penyusunan penelitian sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan, dalam pendahuluan ini terdiri dari: latar belakang


11

masalah, identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan

Bab II Kajian Pustaka, dalam kajian pustaka ini terdiri dari: hasil belajar,

pengertian hasil belajar, faktor-faktor yang mempengaruh hasil belajar, disiplin

belajar, pengertian disiplin belajar, unsur-unsur disiplin, perlunya disiplin, fungsi

disiplin, indikator disiplin, pelanggaran disiplin, penanggulangan disiplin,

lingkungan keluarga, pengertian lingkungan keluarga, faktor-faktor keluarga,

fungsi-fungsi keluarga, peranan keluarga sebagai perkembangan anak, penelitian

terdahulu, kerangka berpikir dan hipotesis penelitian

Bab III Metodologi Penelitian, dalam metodologi penelitian ini terdiri dari:

variabel penelitian, populasi dan sampel penelitian, teknik pengumpulan data, uji

instrumen penelitian, uji prasarat, teknik analisis data dan uji hipotesis

Bab IV Hasil Dan Pembahasan, dalam hasil dan pembahasan ini terdiri

dari: hasil penelitian dan pembahasan

Bab V Simpulan dan Saran, dalam simpulan dan saran ini terdiri dari:

simpulan dan saran.


12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Disiplin Belajar

2.1.1 Pengertian disiplin belajar

Menurut Rahman (2011:64) mengungkapkan bahwa:

disiplin berasal dari bahasa Inggris discipline yang


mengandung beberapa arti. Diantaranya adalah pengendalian
diri, membentuk karakter yang bermoral, memperbaiki dengan
sanksi, serta kumpulan beberapa tata tertib untuk mengatur
tingkah laku.

Dalam proses belajar sangatlah diperlukan sikap disiplin, Slameto

(2015: 2) mengungkapkan bahwa: belajar merupakan suatu proses usaha

yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah

laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri

dalam interaksi dengan lingkungannya.

Jadi disiplin belajar adalah sikap patuh siswa dalam belajar yang

ditunjukkan dengan perbuatan yang mematuhi tata tertib yang berlaku di

tempat ia berada sehingga ia mampu membuktikan bahwa ia dapat

menyesuaikan diri dengan lingkungannya guna pembentukan watak yang

baik dan selalu bergerak ke arah yang lebih maju sehingga dapat

tercapainya prestasi belajar yang memuaskan.

11
13

2.1.2 Unsur-unsur disiplin

Menurut Tulus Tu’u (2010:33) menyebutkan unsur – unsur disiplin

adalah sebagai berikut:

1. Mengikuti dan menaati peraturan, nilai dan hukum yang


berlaku.
2. Pengikutan dan ketaatan tersebut terutama muncul karena
adanya kesadaran diri bahwa hal itu berguna bagi kebaikan
dan keberhasilan dirinya. Dapat juga muncul karena rasa
takut, tekanan, paksaan dan dorongan dari luar dirinya.
3. Sebagai alat pendidikan untuk mempengaruhi, mengubah,
membina, dan membentuk perilaku sesuai dengan nilai-nilai
yang ditentukan atau diajarkan.
4. Hukuman yang diberikan bagi yang melanggar ketentuan
yang berlaku, dalam rangka mendidik, melatih,
mengendalikan dan memperbaiki tingkah laku.
5. Peraturan-peraturaan yang berlaku sebagai pedoman dan
ukuran perilaku

2.1.3 Perlunya disiplin

Disiplin diperlukan oleh siapa pun dan di mana pun. Hal itu

disebabkan di mana pun seseorang berada, di sana selalu ada peraturan atau

tata tertib. Jadi, manusia mustahil hidup tanpa disiplin.

Tulus Tu’u (2015:37) mengatakan disiplin berperan penting


dalam membentuk individu yang berciri keunggulan. Disiplin
itu penting karena alasan berikut ini.
1. Dengan disiplin yang muncul karena kesadaran diri, siswa
berhasil dalam belajarnya. Sebaliknya, siswa yang kerap kali
melanggar ketentuan sekolah pada umumnya terhambat
optimalisasi potensi dan prestasinya.
2. Tanpa disiplin yang baik, suasana sekolah dan juga kelas,
menjadi kurang kondusif bagi kegiatan pembelajaran. Secara
positif, disiplin memberi dukungan lingkungan
yang tenang dan tertib bagi proses pembelajaran.
14

2.1.4 Fungsi disiplin

Disiplin sangat penting dan dibutuhkan oleh setiap siswa. Disiplin

menjadi prasyarat bagi pembentukan sikap, perilaku dan tata kehidupan

berdisiplin, yang akan mengantar seorang siswa sukses dalam belajar dan

kelak ketika bekerja.

Berikut ini akan dibahas beberapa fungsi disiplin menurut Tulus Tu’u

(2010:38) yaitu:

a. Menata Kehidupan Bersama


Fungsi disiplin adalah mengatur tata kehidupan manusia,
dalam kelompok tertentu atau dalam masyarakat. Dengan
begitu, hubungan antara individu satu dengan yang lain
menjadi baik dan lancar.
b. Membangun Kepribadian
Lingkungan yang berdisiplin baik, sangat berpengaruh
terhadap kepribadian seseorang. Apalagi seorang siswa yang
sedang tumbuh kepribadiannya, tentu lingkungan sekolah
yang tertib, teratur, tenang, tenteram, sangat berperan dalam
membangun kepribadian yang baik.
c. Melatih Kepribadian
Sikap, perilaku dan pola kehidupan yang baik dan berdisiplin
tidak terbentuk serta-merta dalam waktu singkat. Namun,
terbentuk melalui satu proses yang membutuhkan waktu
panjang. Salah satu proses untuk membentuk kepribadian
tersebut dilakukan melalui latihan.
d. Pemaksaan
Dari pendapat itu, disiplin dapat terjadi karena dorongan
kesadaran diri. Disiplin dengan motif kesadaran diri ini lebih
baik dan kuat. Dengan melakukan kepatuhan dan ketaatan
atas kesadaran diri, bermanfaat bagi kebaikan dan kemajuan
diri. Sebaliknya, disiplin dapat pula terjadi karena adanya
pemaksaan dan tekanan dari luar.
e. Hukuman
Tata tertib sekolah biasanya berisi hal-ha1 positif yang harus
dilakukan oleh siswa. Sisi lainnya berisi sanksi atau hukuman
bagi yang melanggar tata tertib tersebut. Ancaman sanksi /
hukuman sangat penting karena dapat memberi dorongan dan
15

kekuatan bagi siswa untuk menaati dan mematuhinya. Tanpa


ancaman hukuman / sanksi, dorongan ketaatan dan kepatuhan
dapat diperlemah. Motivasi untuk hidup mengikuti aturan
yang berlaku menjadi lemah.
f. Menciptakan Lingkungan yang Kondusif
Disiplin sekolah berfungsi mendukung terlaksananya proses
dan kegiatan pendidikan agar berjalan lancar. Ha1 itu
dicapai dengan merancang peraturan sekolah, yakni
peraturan bagi guru-guru, dan bagi para siswa, serta
peraturan-peraturan lain yang dianggap perlu. Kemudian
diimplementasikan secara konsisten dan konsekuen.
Dengan demikian, sekolah menjadi lingkungan pendidikan
yang aman, tenang, tenteram, tertib dan teratur. Lingkungan
seperti ini adalah lingkungan yang kondusif bagi
pendidikan.

2.1.5 Indikator disiplin

Disiplin dalam penentuan seseorang dapat dikatakan memiliki sikap

disiplin tentu ada beberapa sikap yang mencerminkan kedisiplinannya

seperti indikator disiplin yang dikemukaan Tu’u (2015: 91) dalam

penelitian mengenai disiplin sekolah mengemukakan bahwa “indikator

yang menunjukan perubahan hasil belajar siswa sebagai kontribusi

mengikuti dan menaati peraturan sekolah adalah meliputi: dapat mengatur

waktu belajar di rumah, rajin dan teratur belajar, perhatian yang baik saat

belajar di kelas, dan ketertiban diri saat belajar di kelas”. Untuk mengukur

tingkat disiplin belajar siswa diperlukan indikator-indikator mengenai

disiplin belajar seperti yang diungkapkan Moenir (2010:96) indikator-

indikator yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat disiplin belajar

siswa berdasarkan ketentuan disiplin waktu dan disiplin perbuatan, yaitu:


16

a. Disiplin Waktu, meliputi :


1. Tepat waktu dalam belajar, mencakup datang dan pulang
sekolah tepat waktu, mulai dari selesai belajar di rumah
dan di sekolah tepat waktu
2. Tidak meninggalkan kelas/membolos saat pelajaran
3. Menyelesaikan tugas sesuai waktu yang ditetapkan.
b. Disiplin Perbuatan, meliputi :
1. Patuh dan tidak menentang peraturan yang berlaku
2. Tidak malas belajar
3. Tidak menyuruh orang lain bekerja demi dirinya
4. Tidak suka berbohong
5. Tingkah laku menyenangkan, mencakup tidak mencontek,
tidak membuat keributan, dan tidak mengganggu orang
lain yang sedang belajar.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas peneliti menyimpulkan

indikator disiplin belajar berdasarkan ketentuan disiplin waktu dan

disiplin perbuatan sebagai berikut, yaitu:

1. Disiplin di lingkungan sekolah (luar kelas)

2. Disiplin di dalam kegiatan belajar di kelas

2.1.6 Pelanggaran disiplin

Menurut Tulus Tu’u (2010:53) menyatakan sebagai berikut.

Pelanggaran disiplin dapat terjadi karena tujuh hal berikut ini:

1. Disiplin sekolah yang kurang direncanakan dengan baik dan


mantap.
2. Perencanaan yang baik, tetapi implementasinya kurang baik
dan kurang dimonitor oleh kepala sekolah.
3. Penerapan disiplin yang tidak konsisten dan tidak konsekuen.
4. Kebijakan kepala sekolah yang belum memprioritaskan
peningkatan dan pemantapan disiplin sekolah.
5. Kurang kerjasama dan dukungan guru-guru dalam
perencanaan dan implementasi disiplin sekolah.
17

6. Kurangnya dukungan dan partisipasi orang tua dalam


menangani disiplin sekolah, secara khusus siswa yang
bermasalah.
7. Siswa di sekolah tersebut banyak yang berasal dari siswa
bermasalah dalam disiplin diri. Mereka ini cenderung
melanggar dan mengabaikan tata tertib sekolah.

Berdasarkan uraian tersebut, pelanggaran disiplin terjadi karena sikap

dan perbuatan guru kurang bijak dan kurang baik dalam persiapan

mengajar. Guru tidak mampu menguasai kelas dan menarik perhatian siswa

pada pembelajarannya. Lalu, sikap dari perbuatan siswa yang kurang

terpuji karena problem dalam diri serta lingkungan sekolah yang kurang

kondusif untuk kegiatan pembelajaran.

2.1.7 Penanggulangan disiplin

Dalam penanggulangan disiplin, beberapa hal berikut ini perlu

mendapat perhatian, yaitu:

1. Adanya tata tertib. Untuk mendisiplinkan siswa, tata tertib sangat

bermanfaat untuk membiasakannya dengan standar perilaku yang sama

dan diterima oleh individu lain dalam ruang lingkupnya. Karena standar

yang sama ini, diharapkan tidak ada diskriminasi dan rasa ketidakadilan

pada individu-individu yang ada di lingkungan tersebut. Selain itu,

adanya tata tertib, para siswa tidak dapat lagi bertindak dan berbuat

sesuka hatinya.

2. Konsisten dan konsekuen. Masalah umum yang muncul dalam disiplin

adalah tidak konsistennya penerapan disiplin. Ada perbedaan antara tata


18

tertib yang tertulis dengan pelaksanaan di lapangan. Untuk sanksi atau

hukuman ada perbedaan antara pelanggar yang satu dengan yang lain.

Hal seperti ini akan membingungkan siswa. Perlu sikap konsisten dan

konsekuen orang tua dan guru dalam implementasi disiplin.

3. Hukuman. Hukuman bertujuan mencegah tindakan yang tidak baik atau

tidak diinginkan.

4. Kemitraan dengan orang tua. Pembentukan individu berdisiplin dan

penanggulangan masalah-masalah disiplin tidak hanya menjadi

tanggung jawab sekolah, tetapi juga tanggung jawab orang tua atau

keluarga.

2.2 Lingkungan Keluarga

2.2.1 Pengertian lingkungan keluarga

Untuk mengadakan pembahasan lebih lanjut tentang sumbangan dan

peranan keluarga dalam mempengaruhi proses belajar dan perkembangan

anak, maka perlu dikaji pengertian lingkungan keluarga. Pengertian

lingkungan keluarga berasal dari kata lingkungan dan keluarga. Imam

Supardi (2003:2) menyatakan “lingkungan adalah jumlah semua benda

hidup dan mati serta seluruh kondisi yang ada di dalam ruang yang kita

tempati”.

Menurut Abu Ahmadi (1991:167) menyebutkan “keluarga adalah

kelompok sosial kecil yang umumnya terdiri atas ayah, ibu dan anak yang
19

mempunyai hubungan sosial relatif tetap dan didasarkan atas ikatan darah,

perkawinaan dan atau adopsi”.

Jadi, lingkungan keluarga adalah jumlah semua benda hidup dan mati

serta seluruh kondisi yang ada di dalam kelompok sosial kecil tersebut,

yang terdiri atas ayah, ibu, dan anak yang mempunyai hubungan sosial

karena adanya ikatan darah, perkawinan dan atau adopsi.

2.2.2 Faktor-faktor keluarga

Slameto (2014:60) menyatakan “anak akan menerima pengaruh dari

keluarga berupa: Cara orang tua mendidik anak, relasi antara anggota

keluarga, suasana rumah tangga dan keadaan ekonomi keluarga”.

Faktor-faktor tersebut apabila dapat menjalankan sesuai dengan

fungsi dan peranannya masing-masing dengan baik, kemungkinan dapat

menciptakan situasi dan kondisi yang dapat mendorong anak untuk lebih

giat belajar.

2.2.3 Peranan keluarga bagi perkembangan anak

Keluarga merupakan wadah dimana sifat-sifat kepribadian anak

terbentuk pertama kali, dalam keluarga pula anak pertama kali mengenal

nilai dan norma dalam hidupnya. Keluarga juga merupakan lembaga

pendidikan tertua yang bersifat informal dan kodrati.


20

2.3 Hasil Belajar

2.3.1 Pengertian hasil belajar

Proses pembelajaran diharapkan dapat mencapai tujuan

pembelajaran yang disebut hasil belajar. Hasil belajar yang diharapkan

dicapai oleh peserta didik adalah terjadinya perubahan perilaku secara

menyeluruh. Kemampuan yang dimiliki siswa berbeda-beda setelah ia

menerima pengalaman belajarnya.

Menurut Bloom (dalam Suprijono 2013:6) hasil belajar


mencakup kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik.
Kemampuan kognitif terdiri dari knowledge (pengetahuan,
ingatan); comprehension (pemahaman, menjelaskan,
meringkas, contoh); application (menerapakan); analysis
(menguraikan, menentukan hubungan); synthesis
(mengorganisasikan, merencanakan); dan evaluating (menilai).
Kemampuan afektif terdiri dari receiving (sikap menerima);
responding (memberikan respon), valuing (nilai); organization
(organisasi); characterization (karakterisasi. Kemampuan
psikomotorik meliputi initiatory, pre-rountie, dan rountinized.

Menurut Suprijono (2013:7) “hasil belajar adalah perubahan

perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi

kemanusiaan saja.” Menurut Jihad dan Haris (2012:14) “hasil belajar

merupakan pencapaian bentuk perubahan perilaku yang cenderung

menetap dari ranah kognitif, afektif, dan psikomotoris dari proses belajar

yang dilakukan dalam waktu tertentu”.

Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia

menerima pengalaman belajarnya. Setelah suatu proses belajar berakhir,

maka siswa memperoleh suatu hasil belajar. Hasil belajar mempunyai


21

peranan penting dalam proses pembelajaran. Tujuan utama yang ingin

dicapai dalam kegiatan pembelajaran adalah hasil belajar. Hasil belajar

digunakan untuk mengetahui sebatas mana siswa dapat memahami serta

mengerti materi tersebut. Menurut Hamalik (2004: 31) “hasil belajar adalah

pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengetahuan-pengetahuan, sikap-sikap,

apresiasi, abilitas, dan keterampilan”.

Menurut Dimyati dan Mudjiono (2013:3) hasil belajar


merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak
mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan
proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar
merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar.

Menurut Hamalik (2004: 49) “mendefinisikan hasil belajar sebagai

tingkat penguasaan yang dicapai oleh pelajar dalam mengikuti proses

belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan yang ditetapkan”. 

Sedangkan,  Winkel  (2009)  mengemukakan  bahwa  “hasil belajar

merupakan bukti keberhasilan yang telah dicapai oleh seseorang”.

Hasil belajar merupakan pengukuran dari penilaian kegiatan belajar

atau proses belajar  yang dinyatakan dalam simbol, huruf maupun kalimat

yang  menceritakan  hasil  yang  sudah  dicapai  oleh  setiap  anak  pada

periode  tertentu.  Menurut  Susanto  (2013: 5) “perubahan  yang terjadi

pada  diri  siswa,  baik  yang  menyangkut  aspek  kognitif,  afektif,  dan

psikomotor sebagai hasil dari belajar”.

Pengertian tentang hasil belajar dipertegas oleh Nawawi (dalam

Susanto, 2013: 5) yang menyatakan bahwa “hasil belajar dapat diartikan


22

sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di

sekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenal

sejumlah materi pelajaran tertentu”.

Menurut  Sudjana  (2009:  3)  “mendefinisikan  hasil  belajar  siswa 

pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dalam

pengertian yang lebih luas mencakup bidang kognitif, afektif dan

psikomotor”.

Berdasarkan pengertian hasil belajar di atas, dapat ditarik

kesimpulan bahwa hasil belajar adalah suatu hasil yang diperoleh siswa

setelah siswa tersebut melakukan kegiatan belajar dan pembelajaran serta

bukti keberhasilan yang telah dicapai oleh seseorang dengan melibatkan

aspek kognitif, afektif maupun psikomotor, yang dinyatakan dalam simbol,

huruf maupun kalimat.

2.3.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar

Belajar adalah usaha untuk menyesuaikan diri terhadap kondisi-

kondisi atau situasi-situasi di sekitar kita. Dalam menyesuaikan diri itu

termasuk mendapat kecekatan-kecekatan, pengertian-pengertian yang baru,

dan sikap yang baru. Berhasil atau tidaknya seseorang dalam belajar

disebabkan beberapa faktor yang mempengaruhi pencapaian hasil belajar,

yaitu berasal dari dalam diri orang yang belajar dan ada pula dari luar

dirinya.
23

Faktor - faktor yang mempengaruhi hasil belajar dapat dibedakan

menjadi dua macam, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern

adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan

faktor ekstern adalah faktor yang ada diluar diri individu. Untuk lebih

rincinya dapat dijabarkan sebagai berikut:

1. Faktor Intern

Faktor intern yang menjadi pengaruh keberhasilan kegiatan

pembelajaran yaitu sebagai berikut:

a. Faktor jasmani, seperti kesehatan dan cacat tubuh

1) Faktor kesehatan

Kesehatan merupakan hal pokok yang harus


dipenuhi dalam kegiatan pembelajaran, bagaimana
peserta didik dapat belajar jika kondisi mereka tidak
sehat. Sehat berarti dalam keadaan baik segenap
badan beserta bagian-bagiannya/bebas dari penyakit
(Slameto, 2015:54).

2) Cacat tubuh

Peserta didik yang mengalami cacat tubuh bukan


berarti mereka tidak dapat mengikuti kegiatan
pembelajaran, namun keterbatasan fisik yang
mereka alami tentu sedikit banyaknya berpengaruh
terhadap hasil belajar yang mereka peroleh. Cacat
tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang
baik atau kurang sempurna mengenai tubuh/badan
(Slameto, 2015:55).

b. Faktor psikologis, seperti intelegensi, perhatian, minat, bakat,

motivasi, kematangan, dan kesiapan.


24

1) Intelegensi

Intelegensi adalah suatu kecakapan global atau rangkuman

kecakapan untuk dapat bertindak secara terarah, berfikir secara

baik, dan bergaul dengan lingkungan secara efisien (wichler

dalam Dimyati dan mudjiono, 2013:239).

Intelegensi adalah kecakapan yang terdiri dari tiga


jenis yaitu kecakapan untuk menghadapi dan
menyesuaikan ke dalam situasi yang baru dengan
cepat dan efektif, mengetahui/menggunakan konsep-
konsep yang abstrak secara efektif, mengetahui
relasi dan mempelajarinya dengan cepat (Slameto,
2015:55).
Dari pendapat para ahli diatas dapat ditarik kesimpulan

bahwa Intelegensi dapat dikatakan sebagai daya tangkap dan

kepekaan yang dimiliki oleh setiap peserta didik dalam

menyikapi segala situasi yang terjadi di sekitar mereka.

2) Perhatian

Menurut Gazali dalam buku karangan Slameto (2015:56)

menyatakan bahwa:

Perhatian adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa


itu semata-mata tertuju kepada suatu objek
(benda/hal) atau sekumpulan objek. Untuk dapat
menjamin hasil belajar yang baik, maka peserta didik
harus mempunyai perhatian terhadap bahan yang
dipelajarinya, jika bahan pelajaran tidak menjadi
perhatian peserta didik maka timbul kebosanan,
sehingga peserta didik tidak lagi suka belajar. Agar
peserta didik dapat belajar dengan baik, usahakan
bahan pelajaran selalu menarik perhatian dengan cara
mengusahakan pelajaran itu sesuai dengan hobi atau
bakatnya.
25

Dari pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa

Perhatian merupakan titik fokus yang harus dimiliki oleh peserta

didik, fokus yang dimaksudkan disini ialah fokus terhadap apa

yang sedang mereka pelajari.

3) Minat

Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk


memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan.
Kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan
terus-menerus disertai dengan rasa senang. Minat
besar pengaruhnya terhadap belajar, karena jika
bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan
minat siswa, siswa tidak akan belajar dengan sebaik-
baiknya karena minat menambah kegiatan belajar
(Slameto, 2015:57).

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahawa minat

yaitu rasa keinginan yang muncul dalam diri peserta didik untuk

mengikuti proses pembelajaran.

4) Bakat

Bakat adalah kemampuan untuk belajar.


Kemampuan itu baru terealisasi menjadi kecakapan
yang nyata sesudah belajar atau berlatih. Jika bahan
yang dipelajari siswa sesuai dengan bakatnya, maka
hasil belajarnya lebih baik karena siswa senang
belajar dan selanjutnya siswa lebih giat lagi dalam
belajarnya itu (Slameto, 2015:57).

Dari pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa

bakat merupakan sebuah kemampuan yang dimiliki oleh peserta

didik yang merupakan bawaan sejak ia dilahirkan.


26

5) Motivasi

Motivasi belajar merupakan kekuatan mental yang


mendorong terjadinya proses belajar. Motivasi
belajar pada diri peserta didik dapat menjadi lemah.
Lemahnya motivasi, atau tiadanya motivasi belajar
akan melemahkan kegiatan belajar (Dimyati dan
mudjiono, 2013:239).

Oleh karena itu motivasi pada diri siswa perlu diperkuat

terus-menerus agar peserta didik memiliki motivasi belajar yang

kuat, pada tempatnya diciptakan suasana belajar yang

menggembirakan.

Dalam proses belajar harus diperhatikan apa yang


dapat mendorong siswa agar dapat belajar dengan
baik atau padanya mempunyai motif untuk berfikir
dan memusatkan perhatian, merencanakan dan
melaksanakan kegiatan yang berhubungan/
menunjang belajar (Slameto, 2015:58).
6) Kematangan

Kematangan adalah suatu tingkat/fase dalam


pertumbuhan seseorang, dimana alat-alat tubuhnya
sudah siap untuk melaksanakan kecakapan baru.
Misalnya anak dengan kakinya sudah siap untuk
berjalan, tangan dengan jari-jarinya sudah siap untuk
menulis, dengan otaknya sudah siap untuk berfikir
abstrak dan lain-lain (Slameto, 2015:58).

7) Kesiapan

Kesiapan adalah kesediaan untuk memberi respon


atau reaksi. Kesediaan itu timbul dari dalam diri
seseorang dan juga berhubungan dengan
kematangan, karena kematangan berarti kesiapan
untuk melaksanakan kecakapan (Slameto, 2010:55).
27

c. Faktor kelelahan

Kelelahan pada seseorang walaupun sulit untuk


dipisahkan tetapi dapat dibedakan menjadi dua macam,
yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan rohani. Kelelahan
jasmani terlihat dengan lemah lunglainya tubuh dan
timbul kecenderungan untuk membaringkan tubuh.
Kelelahan rohani dapat dilihat dengan adanya kelesuan
dan kebosananan, sehingga minat dan dorongan untuk
menghasilkan sesuatu hilang (Slameto, 2015:59).

2. Faktor Ekstern

Faktor ekstern yang juga menjadi penyebab keberhasilan dalam

kegiatan pembelajaran peserta didik yaitu faktor keluarga, faktor

sekolah dan faktor masyarakat.

a. Faktor keluarga

Orang tua memiliki tanggung jawab yang besar terhadap

pendidikan anaknya terutama dalam mendidik anak agar memiliki

hasil belajar yang baik sebagaimana orang tua memberikan

pendidikan akhlak atau moral kepada anaknya.

“Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga

berupa: cara orang tua mendidik, relasi antaranggota keluarga,

suasana rumah tangga, keadaan ekonomi keluarga”. (Slameto,

2015:60)

b. Faktor sekolah

Sekolah merupakan faktor kedua yang mempengaruhi hasil

belajar siswa, karena di sekolah anak dididik dan banyak belajar


28

mengenai banyak ilmu pengetahuan, adapun faktor sekolah yang

mempengaruhi hasil belajar siswa tersebut adalah: metode mengajar,

kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa,

disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran

diatas ukuran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah.

1. Metode mengajar

“Metode mengajar adalah suatu cara/jalan yang harus

dilalui dalam mengajar”. (Slameto, 2015:65). Jadi metode

mengajar dapat mendorong tercapainya secara maksimal hasil

pembelajaran dengan menggunakan cara mengajar yang tepat,

efesien dan efektif.

2. Kurikulum

“Kurikulum diartikan sebagai sejumlah kegiatan yang

diberikan kepada siswa”. (Slameto, 2015:65). Jadi kurikulum

sangat dibutuhkan dalam sekolah guna untuk mendukung dalam

proses pembelajaran agar siswa dapat menerima, menguasai, dan

mengembangkan bahan pelajaran. Kurikulum yang baik adalah

kurikulum yang sesuai dengan bakat, kemampuan, minat,

perhatian dan kebutuhan siswa.

3. Relasi guru dengan siswa

“Proses belajar mengajar terjadi antara guru dengan siswa.


29

Proses tersebut juga dipengaruhi oleh relasi yang ada dalam proses

itu sendiri”. (Slameto, 2015:66)

Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa relasi

antara guru dan siswa harus terjalin dengan baik karena dengan

adanya relasi yang baik maka akan berjalan proses belajar

mengajar dengan baik pula dan juga akan menjadikan hasil belajar

yang maksimal.

4. Relasi siswa dengan siswa

Dalam kelas seorang guru harus memahami kondisi


kelasnya, karena dalam kelas relasi siswa dengan
siswa harus terjaga dengan baik supaya proses
pembelajaran bisa berjalan dengan baik antara siswa,
karena mengingat sangat beragamnya macam latar
belakang siswa. (Slameto, 2015:66)

5. Disiplin sekolah

Kedisiplinan sekolah erat hubungannya dengan


kerajinan siswa dalam sekolah dan juga dalam
belajar. Tetapi disiplin itu sebaiknya diterapkan
terlebih dahulu oleh warga sekolah tersebut baru
siswa termotivasi untuk berperilaku yang disiplin
pula, karena dengan disiplin siswa akan dapat lebih
maju dalam belajarnya. (Slameto, 2015:67)

6. Alat pelajaran

“Alat pelajaran erat hubungannya dengan cara belajar

siswa, karena alat pelajaran tersebut digunakan oleh guru pada

waktu mengajar, dipakai pula oleh siswa untuk menerima bahan

yang diajarkan itu”.(Slameto, 2015:67) Jadi, Semakin lengkap alat


30

pelajaran yang ada di sekolah tersebut maka semakin maksimal

pula hasil belajar yang diperoleh siswa dan menjadikan siswa

lebih giat dan maju dalam belajarnya.

7. Waktu sekolah

“Waktu sekolah ialah waktu terjadinya proses belajar

mengajar di sekolah, waktu itu dapat pagi hari, siang , sore/malam

hari”. (Slameto, 2015: 68) Dari waktu tersebut waktu pagi hari

merupakan waktu yang sangat baik untuk sekolah siswa karena

pada waktu pagi hari pikiran siswa masih segar dan kondisi rohani

siswa masih baik. q

8. Standar pelajaran di atas ukuran

“Guru berpendirian untuk mempertahankan kewibawaanya,

perlu memberi pelajaran di atas ukuran standar. Akibatnya siswa

merasa kurang mampu dan takut kepada guru”(Slameto, 2015:68).

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa seharusnya guru

itu tidak boleh berpendirian mempertahankan kewibawaannya

karena sebenarnya guru harus menyesuaikan materi yang akan

diberikan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki oleh siswa.

Yang penting tujuan yang telah dirumuskan dapat tercapai.

9. Keadaan gedung

Keadaan gedung yang ada dalam sekolah haruslah


sesuai dengan jumlah siswa yang ada, karena tidak
mungkin gedung yang ada tidak layak dan harus
31

menampung siswa dengan kapasitas yang melebihi


ukuran seharusnya. (Slameto, 2015: 69)

10. Metode belajar

Metode belajar yang tepat akan membawa hasil


belajar yang baik, tetapi terkadang siswa tidak dapat
menggunakan metode yang tepat, maka metode
belajar yang tepat harus diterapkan dalam belajar
siswa. (Slameto, 2015:69)

c. Faktor masyarakat

Masyarakat merupakan faktor eksternal ketiga yang

mempengaruhi hasil belajar siswa, karena siswa berada dalam

masyarakat dan kegiatan-kegiatan siswa dalam masyarakat itu

adalah: kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media dan teman

bergaul.

1. Kegiatan siswa dalam masyarakat

Kegiatan siswa dalam masyarakat dapat


menguntungkan terhadap perkembangan pribadinya.
Tetapi jika siswa ambil kegiatan yang ada di
masyarakat yang terlalu banyak, misalnya
berorganisasi, kegiatan-kegiatan sosial, keagamaan
dan lain-lain, belajarnya akan terganggu lebih-lebih
jika tidak bijaksana dalam mengaturnya. (Slameto,
2015: 70).

Dari pendapat dia atas dapat ditarik kesimpulan bahwa

siswa perlu membatasi partisipasinya dalam kegiatan di

masyarakat dan harus pandai memilih kegiatan yang bermanfaat

bagi pendidikannya.
32

2. Mass media

Massa media dapat memberikan dampak yang positif


dan negatif terhadap siswa, massa media yang baik
tentu akan memberikan manfaat yang baik bagi siswa
begitu pula media massa yang tidak baik maka akan
memberikan manfaat yang tidak baik juga bagi siswa
tersebut, dari massa media tersebut sebaiknya
haruslah ada pengawasan dari orang tua. (Slameto,
2015: 70)

3. Teman bergaul

Pengaruh teman bergaul siswa lebih cepat masuk


dalam jiwanya daripada yang kita duga. Teman
bergaul yang baik akan memberikan pengaruh yang
baik pula terhadap diri siswa begitu pula sebaliknya.
Jadi agar siswa dapat belajar dengan baik, maka siswa
perlu memilih teman bergaul yang baik. (Slameto,
2015:71)

2.4 Penelitian Terdahulu

Untuk pedoman penelitian maka peneliti menggunakan penelitian

terdahulu sebagai referensi, adapun penelitian terdahulu yang peneliti gunakan

ialah sebagai berikut:

1. Khafid, Muhammad dan Suroso, fakultas Ekonomi UNNES. “Pengaruh

Disiplin Belajar dan Lingkungan Keluarga terhadap Hasil Belajar Ekonomi”.

Hasil penelitian pada jurnal ini disimpulkan bahwa Secara bersama-sama atau

simultan disiplin belajar dan lingkungan keluarga berpengaruh terhadap hasil

belajar ekonomi siswa kelas VIII SMPN 1 Jatinegara Kab. Tegal Tahun

Pelajaran 2006/2007.
33

Perbedaan jurnal ini dengan penelitian yang dilakukan sekarang adalah bukti

empiris yang di peroleh, pada jurnal ini bukti empiris yang diperoleh adalah

pengaruh disiplin belajar dan lingkungan keluarga terhadap hasil belajar

ekonomi peserta didik secara parsial maupun secara simultan sedangkan pada

penelitian ini hanya akan memperoleh data empiris mengenai pengaruh

disiplin belajar dan lingkungan keluarga terhadap hasil belajar siswa secara

simultan saja. Sedangkan untuk persamaannya yaitu teknik pengumpulan data

sama-sama menggunakan angket dan dokumentasi dan teknik analisis data

menggunakan regresi ganda.

2. Mulyasih, Puji Sri dan Suryani, Ninik “Pengaruh Disiplin Belajar,

Lingkungan Keluarga dan Motivasi Belajar terhadap Prestasi Belajar Mata

Pelajaran Pengantar Administrasi”. Hasil penelitian ini ada pengaruh positif

antara disiplin belajar, lingkungan keluarga dan motivasi belajar secara

bersama-sama atau simultan terhadap prestasi belajar mata pelajaran

pengantar administrasi kantor pada kelas XI Administrasi Perkantoran di

SMK Gatra Praja Pekalongan. Perbedaan jurnal ini dengan penelitian yang

dilakukan sekarang adalah jumlah variabelnya pada jurnal ini jumlah

variabelnya ada tiga sedangkan pada penelitian ini hanya dua varibel,

kemudian bukti empiris yang di peroleh mengenai pengaruh disiplin belajar,

lingkungan keluarga dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar mata

pelajaran pengantar administrasi pada jurnal ini secara parsial maupun secara

simultan sedangkan pada penelitian ini hanya akan memperoleh data empiris
34

secara simultan saja. Sedangkan untuk persamaannya yaitu teknik

pengumpulan data sama-sama menggunakan angket dan dokumentasi dan

teknik analisis data menggunakan regresi ganda.

3. Sasmito, Agus , Drs. FX Sukardi , Drs. Tarsis Tarmudji, M.M “Pengaruh

Disiplin Belajar dan Lingkungan Keluarga Terhadap Hasil Belajar Mata

Pelajaran Ekonomi Kompetensi Dasar Menafsirkan Persamaan Akuntansi

Pada Siswa Kelas XI IPS SMA Mardisiswa Semarang Tahun Pelajaran

2011/2012”. Hasil penelitian ini menyatakan ada pengaruh disiplin belajar

terhadap hasil belajar mata pelajaran ekonomi kompetensi dasar menafsirkan

persamaan akuntansi pada siswa kelas XI IPS SMA Mardisiswa Semarang

Tahun Pelajaran 2011/2012. Perbedaan jurnal ini dengan penelitian yang

dilakukan sekarang adalah bukti empiris yang diperoleh, pada jurnal ini bukti

empiris yang diperoleh hanya secara parsial saja sedangkan pada penelitian ini

bukti empiris yang diperoleh secara simultan. Sedangkan untuk persamaannya

yaitu teknik pengumpulan data sama-sama menggunakan angket dan

dokumentasi dan teknik analisis data menggunakan regresi ganda.

4. Anggreani, Rian Ayu dan Kustini, Ayu Sri “ Pengaruh Disiplin Belajar dan

Lingkungan Keluarga terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Pengantar

Akuntansi dan Keuangan Siswa Kelas X Akuntansi SMK Palebon Semarang

Tahun Ajaran 2014/2015. Hasil penelitian ini menyatakan ada pengaruh

disiplin belajar dan lingkungan keluarga terhadap prestasi belajar mata

pelajaran pengantar akuntansi dan keuangan siswa kelas X akuntansi SMK


35

Palebon Semarang tahun ajaran 2014/2015. Perbedaan jurnal ini dengan

penelitian yang dilakukan sekarang adalah bukti empiris yang diperoleh, pada

jurnal ini bukti empiris yang diperoleh secara parsial dan simultan sedangkan

pada penelitian ini bukti empiris yang diperoleh hanya secara simultan saja.

Sedangkan untuk persamaannya yaitu teknik pengumpulan data sama-sama

menggunakan angket dan dokumentasi dan teknik analisis data menggunakan

regresi ganda.

5. Widana, Ni Nyoman Wulan Swidiana Sari “Pengaruh Disiplin Belajar dan

Lingkungan Keluarga terhadap Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial

Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Singaraja”. Hasil penelitian ini menyatakan

bahwa ada pengaruh disiplin belajar dan lingkungan keluarga terhadap Hasil

Belajar Mata Pelajaran Ekonomi Kompetensi Dasar Menafsirkan Persamaan

Akuntansi. Perbedaan jurnal ini dengan penelitian yang dilakukan sekarang

adalah jenis penelitiannya pada jurnal ini jenis penelitiannya adalah kausalitas

sedangkan pada penelitian ini jenis penelitiannya deskriptip kuantitatif dan

data empiris yang diperoleh pada jurnal ini yaitu secara parsial dan simultan

sedangkan pada penelitian ini hanya secara simultan saja. Sedangkan untuk

persamaannya yaitu teknik pengumpulan data sama-sama menggunakan

angket dan dokumentasi dan teknik analisis data menggunakan regresi ganda.

6. Sulastri, Desy Anggraini “Pengaruh Lingkungan Keluarga dan Disiplin

Belajar terhadap Prestasi Belajar Pada Mata Pelajaran Akuntansi”. Hasil

penenelitian menyatatakan ada pengaruh lingkungan keluarga dan disiplin


36

belajar terhadap prestasi belajar pada mata pelajaran akuntansi. Perbedaan

jurnal ini dengan penelitian yang dilakukan sekarang adalah Metode

penyampelan menggunakan purposive sampling dan menggunakan regresi

linear untuk menganalisis data dan pada penelitian ini penyampelan

menggunakan clauster simple random sampling dan menggunakan regresi

ganda untuk analisis datanya. Sedangkan untuk persamaannya yaitu teknik

pengumpulan data sama-sama menggunakan angket dan dokumentasi dan

teknik analisis data menggunakan regresi ganda.

7. Sudikno, Iyut Sustiasih dan Yusina Sri Aminah “Pengaruh Lingkungan

Keluarga, Lingkungan Sekolah, Disiplin Belajar dan Motivasi Belajar

terhadap Prestasi Belajar Ekonomi Siswa SMA kelas XI IPS SMA PGRI 1

Taman Pemalang”. Hasil penelitian menyatakan ada pengaruh lingkungan

keluarga, lingkungan sekolah, disiplin belajar dan motivasi belajar terhadap

prestasi belajar ekonomi siswa SMA kelas XI IPS SMA PGRI 1 taman

pemalang. Perbedaan jurnal ini dengan penelitian yang dilakukan sekarang

adalah analisis uji jalur (Ipath analisis) sedangkan analisis pada penelitian ini

tidak mengunakan analisis uji jalur (Ipath analisis). Sedangkan untuk

persamaannya yaitu teknik pengumpulan data sama-sama menggunakan

angket dan dokumentasi dan teknik analisis data menggunakan regresi ganda.

8. Culsum, Umi “Pengaruh Lingkungan Keluarga, Kedisiplinan Siswa, dan

Motivasi Belajar terhadap Hasil Belajar Ekonomi Siswa di SMA Negeri 7

Surabaya”. Hasil penelitian ini menyatakan ada pengaruh yang signifikan dan
37

positif antara lingkungan keluarga, kedisiplinan siswa dan motivasi belajar

terhadap hasil belajar ekonomi siswa SMA Negeri 7 Surabaya. Perbedaan

jurnal ini dengan penelitian yang dilakukan sekarang adalah jumlah

variabelnya pada jurnal ini jumlah variabelnya ada tiga sedangkan pada

penelitian ini hanya ada dua variabel dan teknik pengumpulan data

menggunakan wawancara pada jurnal ini sedangkan pada penelitian ini tidak

menggunakan wawancara. Sedangkan untuk persamaannya yaitu teknik

pengumpulan data sama-sama menggunakan angket dan dokumentasi dan

teknik analisis data menggunakan regresi ganda.

9. Wulandari, Putri “Pengaruh Disiplin Belajar dan Lingkungan Belajar terhadap

Prestasi Belajar Mata Pelajaran Ekonomi Siswa Kelas VIII Semester 3 SMP

Tri Bhakti Pekanbaru Tahun Ajaran 2010/2011”. Hasil penelitian ini

menyatakan bahwa ada pengaruh lingkungan keluarga, kedisiplinan siswa,

dan motivasi belajar terhadap hasil belajar ekonomi siswa di sma negeri 7

surabaya. Perbedaan jurnal ini dengan penelitian yang dilakukan sekarang

adalah pada analisis data dengan menggunakan program komputer Statistical

Product and Service Solution (SPSS). Sedangkan pada penelitian ini

menggunakan regresi ganda. Sedangkan untuk persamaannya yaitu teknik

pengumpulan data sama-sama menggunakan angket dan dokumentasi dan

teknik analisis data menggunakan regresi ganda.

10. Panaehan dan Prof. Dr. Bustari Muchtar “Pengaruh Lingkungan Keluarga,

Motivasi Belajar dan Disiplin Belajar terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran
38

Ekonomi Siswa SLTA di Kecamatan Panti”. Hasil penelitian ini menyatakan

terdapat pengaruh yang signifikan lingkungan keluarga, motivasi belajar dan

disiplin belajar terhadap prestasi belajar mata pelajaran ekonomi siswa slta di

kecamatan panti. Perbedaan jurnal ini dengan penelitian yang dilakukan

sekarang adalah analisis uji jalur (Ipath analisis) sedangkan analisis pada

penelitian ini tidak mengunakan analisis uji jalur (Ipath analisis). Sedangkan

untuk persamaannya yaitu teknik pengumpulan data sama-sama menggunakan

angket dan dokumentasi dan teknik analisis data menggunakan regresi ganda.

2.5 Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir dalam penelitian disamping berfungsi sebagai

pedoman yang memperjelas jalan, arah dan tujuan penelitian juga akan

membantu pemilihan konsep-konsep yang diperlukan guna pembentukan

hipotesis. Dalam penelitian ini, kerangka berpikir akan menjadi landasan untuk

menjelaskan bagaimana disiplin belajar dan lingkungan keluarga mempengaruhi

hasil belajar siswa. Untuk itu akan dijelaskan bagaimana rasionalisasi kerangka

berpikir sebagai berikut :

Hasil belajar atau prestasi belajar dipengaruhi oleh beberapa hal,

diantaranya yaitu: disiplin belajar siswa dan lingkungan keluarga. Disiplin

belajar yang baik juga akan meberikan hasil belajar yang baik pula untuk hasil

belajar siswa serta pengaruh pertama dan utama bagi kehidupan, pertumbuhan
39

dan perkembangan seseorang adalah pengaruh keluarga. Hal ini disebabkan

keluarga merupakan orang-orang terdekat bagi seorang anak.

Berdasarkan uraian diatas maka kerangka berpikir dalam penelitian ini

adalah untuk menganalisis dan membuktikan pengaruh disiplin belajar da

lingkunga keluarga terhadap hasil belajar siswa di SMP Negeri 1 Buay Pemuka

Bangsa Raja.

Kerangka berpikir tersebut digambarkan sebagai berikut:

Disiplin belajar
Indikator
-Taat terhadap tata tertib
sekolah
-Taat terhadap kegiatan
belajar di sekolah
-Taat dalam mengerjakan
tugas-tugas pelajaran Hasil belajar siswa
Indikator
- Hasil nilai rata-rata
rapor seluruh mata
Lingkungan keluarga pelajaran kelas VII/d
Indikator semester I tahun
- Cara orang tua mendidik pelajaran 2017/2018
anak
- Relasi antar anggota
keluarga
- Suasana rumah
- Keadaan ekonomii
keluarga
- Pengertian orang tua
- Latar belakang dan
kebudayaan

Gambar kerangka berpikir (Moenir, 2010:96)

2.6 Hipotesis penelitian


40

Istilah hipotesis berasal dari bahasa yunani yang mempunyai dua kata

“hipo” (sementara) dan “thesis” (pernyataan atau teori). Karena hipotesis

merupakan pernyataan sementara yang masih lemah kebenarannya, maka perlu

di uji kebenarannya. Kemudian para ahli menafsirkan arti hipotesis adalah

dugaan terhadap hubungan antara dua variabel atau lebih. Jadi bisa di tarik

kesimpulan hipotesis adalah jawaban atau dugaan sementara yang harus di uji

kebenarannya (Siregar, 2012:151)

Didalam penelitian dikenal adanya dua jenis hipotesis yaitu:

1. Hipotesis penelitian/kerja (Ha).

2. Hipotesis nol (null hypotheses) disingkat Ho.

Berdasarkan penjelasan tersebut maka hipotesis dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

Ho: Tidak ada pengaruh disiplin belajar dan lingkungan keluarga terhadap hasil

belajar siswa di SMP Negeri 1 Buay Pemuka Bangsa Raja.

Ha : Ada pengaruh disiplin belajar dan lingkungan keluarga terhadap hasil belajar

siswa di SMP Negeri 1 Buay Pemuka Bangsa Raja.

Kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis penelitian :

Ho diterima, jika: – ttabel ≤ t hitung ≤ tabel. Dan Ha ditolak, jika: thitung > ttabel
41

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini tergolong dalam penelitian deskriptif kuantitatif.

“Penelitian deskriptif kuantitatif adalah penelitian yang dituntut menjelaskan

data menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data

dan penampilan hasilnya” (Arikunto 2014:27). Penelitian ini dilakukan untuk

mengolah data hasil angket disiplin belajar dan lingkungan keluarga serta

dokumentasi hasil belajar siswa yang akan disajikan hasilnya dan dapat ditarik

kesimpulannya.

3.2 Desain Penelitian

Penelitian kuantitatif dilaksanakan dengan berbagai desain. Pada penelitian

ini digunakan desain korelasional. Sukardi (2008:166) menyatakan “penelitian

korelasional merupakan bagian bagian penelitian ex post facto karena tidak

memanipulasi keadaan variabel dan langsung mencari tingkat hubungan variabel

yang direfleksikan pada koefesien korelasi”.

Berdasarkan penjelasan diatas maka desain penelitian ini adalah desain

kuantitatif korelasional, sebab penelitian ini dirancang untuk menentukan

besarnya pengaruh variabel independen teradap variabel dependen yaitu hasil

belajar siswa di SMP Negeri 1 Buay Pemuka Bangsa Raja.


40
42

3.3 Variabel Penelitian

“Variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan

peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut,

kemudian ditarik kesimpulannya” (Sugiyono, 2012:2). Variabel merupakan teks

khusus yang dapat digunakan dalam penyuntingan dan sewaktu ditampilkan akan

menghasilkan atau diganti dengan suatu nilai tertentu berdasarkan proyek atau

situs, waktu atau halaman dimana variabel tersebut digunakan.

“Secara teoritis variabel dapat didefinisikan sebagai atribut seseorang, atau

objek, yang mempunyai variasi antara satu orang dengan yang lain atau satu

objek dengan objek yang lain” (Hatch dan Farhady, 1981 dalam Sugiyono

2012:3). Dinamakan variabel karena ada variasinya. Variasi yang dimaksud

adalah adanya perbedaan atau keragaman antara satu objek dengan objek lain.

Variabel yang tidak ada variasinya bukan dikatakan sebagai variabel. Untuk

dapat bervariasi, maka penelitian harus didasarkan pada sekelompok sumber data

atau objek yang bervariasi.

Kesimpulan dari pengertian-pengertian diatas dapat dirumuskan bahwa

variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau

kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Didalam penelitian ini terdapat dua

variabel yang akan dipelajari dan ditarik kesimpulannya, yaitu variabel terikat

(dependent) dan variabel bebas (independent).


43

3.3.1 Variabel bebas

“Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang

menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependent (terikat)”

(Sugiyono, 2012:4). “Variabel bebas juga dapat diartikan sebagai variabel

yang menjadi sebab / berubah atau mempengaruhi suatu variabel lain

(dependent)”. (Siregar, 2012:110). Kesimpulan dari pendapat diatas bahwa

variabel bebas adalah variabel yang dapat mempengaruhi dan merubah

variabel terikat.

Yang menjadi varibel bebas dalam penelitian ini adalah disiplin

belajar dan lingkungan keluarga yang dilambangkan dengan variabel X

atau variabel independent.

3.3.2 Variabel terikat

“Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi

akibat, karena adanya variabel bebas” (Sugiyono, 2012:4). Yang dimaksud

variabel terikat adalah variabel yang diikat oleh variabel lain atau variabel

yang muncul sebagai akibat dari variabel lain. Variabel ini dapat berubah

karena pengaruh variabel bebas.

“Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi

akibat karena adanya variabel lain (variabel bebas)” (Siregar, 2012:110).

Variabel ini juga sering disebut sebagai variabel respon atau endogen.

Variabel inilah yang akan lebih dalam pembahasannya karena merupakan

implikasi dari hasil penelitian. Yang menjadi variabel terikat dalam


44

penelitian ini adalah hasil belajar siswa didik di SMP Negeri 1 Buay

Pemuka Bangsa Raja diambil dari hasil dokumentasi nilai rata-rata rapor

siswa dilambangkan dengan variabel Y atau variabel dependent.

3.4 Definisi Operasional Variabel

“Definisi operasional adalah definisi yang didasarkan atas sifat-sifat hal

yang didefinisikan yang dapat diamati (diobservasi)” (Fathoni 2011:28). Jadi

yang dimaksud dengan definisi operasional adalah definisi yang terdapat dalam

hipotesis atau definisi yang pada intinya merupakan penjabaran lebih lanjut

secara lebih konkrit dan tegas dari suatu konsep. Berdasarkan definisi tersebut

difinisi operasional dari variabel penelitian ini yaitu sebagai berikut:

3.4.1 Disiplin belajar

Disiplin belajar merupakan faktor yang mempengaruhi tingkat

keberhasilan belajar siswa, karena dengan disiplin baik disiplin waktu,

disiplin sikap maupun disiplin dalam menegakkan aturan siswa dapat

mengendalikan dirinya serta dapat membentuk karakter yang baik dan

bermoral sehingga tujuan pembelajaran akan tercapai secara maksimal.

3.4.2 Lingkungan keluarga

Lingkungan keluarga juga sangat berpengaruh terhadap

keberhasilan belajar siswa karena lingkungan keluarga yang baik dan ada

perhatian orang tua terhadap belajar anak maka dapat menjadikan anak

tenang dan semangat dalam belajar.


45

3.4.3 Hasil belajar

Hasil belajar siswa adalah kecakapan dan perubahan dalam diri

peserta didik memahami berbagai konsep ilmu-ilmu sosial dan humanoria

dan mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Hasil belajar dalam

penelitian ini adalah jumlah total nilai rata-rata rapor siswa semester I

tahun pelajaran 2017/2018 yang diperoleh siswa selama belajar satu

semester. Hal tersebut sesuai penjelasan bahwa “hasil belajar adalah

prestasi belajar peserta didik yang termanifestasikan pada nilai hasil

evaluasi pada buku raport atau daftar nilai” (Purwanto 2010:29).

3.5 Populasi dan Sampel Penelitian

3.5.1 Populasi Penelitian

“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek /

subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentuyang ditetapkan

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya” (Sugiyono

2012:61). “Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian” (Arikunto,

2014:173) Sedangkan menurut Siregar (2012:144) yang dikutip dari

Bungin (2006:99) “Populasi penelitian merupakan keseluruhan

(universum) dari objek penelitian yang dapat berupa manusia, hewan,

tumbuh-tumbuhan, udara, gejala, nilai, peristiwa, sikap hidup dan

sebagainya sehingga objek-objek ini dapat menjadi sumber data

penelitian”.
46

Dari pengertian tentang populasi tersebut, maka yang dimaksud

dengan populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa Kelas VII SMP

Negeri 1 Buay Pemuka Bangsa Raja Semester II Tahun Pelajaran

2017/2018 yang akan terinci pada tabel berikut ini:

Tabel 3.1
Populasi Penelitian
Jumlah Total
No Kelas
Laki-laki Perempuan Jumlah
1. VII a 13 20 33
2. VII b 20 13 33
3. VII c 21 12 33
4. VII d 21 11 32
5. VII e 21 12 33
Jumlah 96 68 164
Sumber: TU SMP Negeri 1 Buay Pemuka Bangsa Raja Tahun 2018

3.5.2 Sampel Penelitian

“Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti”

(Arikunto 2014:174). Sebagai wakil dari populasi maka sampel harus

benar-benar dapat mewakili. Sedangkan menurut Sukmadinata (2011:205)

“Sampel adalah kelompok kecil yang secara nyata kita teliti dan tarik

kesimpulan dari padanya”.

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah Cluster

Sample. Arikunto (2014:185) menjelaskan, “cluster sample merupakan

bagian dari random sampling. Cluster sample adalah teknik pengambilan

sampel yang dilakukan terhadap sampling unit yang berada dalam satu

kelompok”. Berdasarkan langkah-langkah sebagaimana tersebut, kelas


47

yang keluar sebagai sampel penelitian adalah kelas VII d SMP Negeri 1

Buay Pemuka Bangsa Raja dengan karakteristik sebagaimana pada tabel

berikut:

Tabel 3.2
Sampel Penelitian
Jumlah
No Kelas Total
Laki-laki Perempuan
1. VII d 21 11 32
Jumlah 21 11 32
Sumber: TU SMP Negeri 1 Buay Pemuka Bangsa Raja Tahun 2018

3.6 Teknik Pengumpulan Data

“Data artinya informasi yang didapat melalui pengukuran tertentu, untuk

digunakan sebagai landasan dalam menyusun argumentasi logis menjadi fakta”

(Fathoni 2011:104). “Data juga dapat diartikan sebagai bahan mentah yang perlu

diolah sehingga menghasilkan informasi atau keterangan, baik kuantitatif

maupun kualitatif yang menunjukkan fakta” (Siregar 2012:128). Sedangkan

“Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis dan standar untuk

memperoleh data yang diperlukan” (Siregar 2013:130). Untuk memperoleh data

yang dibutuhkan dalam penelitian ini, penulis menggunakan alat pengumpul data

sebagai berikut:

3.6.1 Angket

Instrumen pengumpulan data selanjutnya adalah menggunakan

angket atau kuesioner. “Angket atau kuesioner (question naire)

merupakan suatu teknik atau cara pengumpulan data secara tidak


48

langsung (peneliti tidak langsung bertanya jawab dengan responden)”

(Sukmadinata 2011:291). Angket berisi sejumlah pertanyaan atau

pernyataan yang harus dijawab atau direspon oleh responden. Responden

mempunyai kebebasan untuk memberikan jawaban atau respon sesuai

dengan persepsinya atau mengikuti kriteria yang terdapat dalam angket

tersebut.

Angket atau kuesioner adalah suatu teknik pengumpulan


informasi yang memungkinkan analisis mempelajari sikap-
sikap, keyakinan, perilaku dan karakteristik beberapa orang
utama di dalam organisasi yang bisa terpengaruh oleh
sistem yang diajukan atau oleh sistem yang sudah ada.
(Siregar 2012:132).

Kuesioner juga dapat diartikan sejumlah pertanyaan atau

pernyataan tertulis yang digunakan untuk memperoleh nformasi dari

responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia

ketahui.

Ada dua macam kuesioner yang dapat digunakan dalam


proses pengumpulan data, yaitu kuesioner tertutup dan
kuesioner terbuka. Kuesioner tertutup adalah kuesioner
yang diberikan kepada responden sudah dalam bentuk
pilihan ganda. Kuesioner jenis ini responden tidak diberi
keleluasaan untuk mengeluarkan pendapat Sedangkan
kuesioner terbuka ialah kuesioner yang angket atau
pertanyaan-pertanyaan yang diberikan kepada responden
yang memberikan keleluasaan kepada responden untuk
memberikan pendapat sesuai dengan keinginan mereka
(Siregar 2012:133).

Metode kuesioner digunakan dengan cara mengajukan sejumlah

pertanyaan-pertanyaan berstruktur kepada responden. Kuesioner


49

digunakan dalam penelitian ini bersifat tertutup, artinya jawabannya

sudah disediakan dan responden tinggal memilih jawaban menurutnya

paling cocok. Angket dibuat sebanyak 20 item soal pertanyaan dengan 4

alternatif jawaban yaitu a, b, c, dan d dengan penskoran jawaban a=4,

b=3, c=2 dan d=1. Angket diberikan kepada seluruh responden yang

menjadi sampel dalam penelitian untuk mengetahui tentang respon

responden terhadap pengaruh disiplin belajar dan lingkungan keluarga

terhadap hasil belajar.

Setelah melalui tahapan editing, maka selanjutnya peneliti

memberikan skor terhadap pertanyaan maupun pernyataan pada angket.

Adapun pemberian skor untuk tiap-tiap jawaban dapat dilihat pada tabel

berikut:

Tabel 3.3
Skor Jawaban Angket
Pengaruh Disiplin Belajar dan Lingkungan Keluarga
Jawaban Skor
Selalu 4
Sering 3
Kadang-kadang 2
Tidak Pernah 1
Sumber: Sudrajat (2005:32)

Dalam penyampaian angket ini penulis tujukan kepada peserta

didik kelas VII/d untuk mengetahui persepsi mereka tentang disiplin

belajar dan lingkungan keluarga.


50

Tabel 3.4
Kisi-kisi angket disiplin belajar
Nomor
No. Indikator Pernyataan
Soal
1. Ketaatan terhadap Memakai seragam sekolah 1
tata tertib sekolah Memakai kelengkapan seragam
2
sekolah
Datang ke sekolah tepat waktu ( tak
3
pernah terlambat)
Mengotori kelas / lingkungan
4
sekolah
Celana/baju seragam dicoret-
5
coret/disobek/tidak dijahit
Mengikuti upacara bendera 6
Datang terlambat atau tidak tepat
7
waktu
Membayar sumbangan lainnya
8
tepat waktu
Berbicara sopan pada kepala
9
sekolah, guru, karyawan dan teman
Melaksanakan tugas piket dengan
10
penuh tanggung jawab
Mambung sampah pada tempatnya 11
2. Ketaatan terhadap Terlibat dalam kegiatan jumat
12
kegiatan belajar bersih/jumat sehat
di sekolah Tidak meludah di kelas 13
Meminta izin kepada guru mata
pelajaran ketika ingin 14
meninggalkan pelajaran
Meminta izin kepada guru piket
15
ketika ingin meninggalkan sekolah
Tidak makan dikelas pada saat
16
mengikuti pelajaran
Memberi keterangan saat tidak
17
hadir
Masuk ke kelas tepat waktu 18
3. Ketaantan dalam Tidak menyontek saat ulangan
19
mengerjakan /ujian
tugas-tugas Mengerjakan tugas dari guru tepat
20
pelajaran waktu
51

Tabel 3.5
Kisi-kisi angket lingkungan keluarga
Nomor
No. Indikator Pernyataan
Soal
1. Cara Orang Orang tua siswa memberi teladan yang
1
Tua Mendidik baik
Anak Siswa diajarkan sikap disiplin oleh
2
orang tua
Orang tua menegur siswa jika
3
bermalas-malasan
2. Relasi antar Orang tua selalu memperhatikan
4
anggota pendidikan siswa
keluarga Orang tua selalu memotivasi siswa
5
dalam menjalani pendidikan
Orang tua memotivasi siswa agar lebih
6
semangat dalam belajar
Siswa meluangkan waktu untuk
7
ngobrol bersama keluarga
Siswa selalu berselisih paham dengan
8
anggota keluarga
3. Suasana rumah Suasana rumah tenang ketika siswa
9
sedang belajar
Orang tua menyuruh anggota keluarga
yang lain untuk tenang ketika siswa 10
sedang belajar
Orang tua melarang siswa belajar
11
sambil menonton TV
Orang tua memarahi adik/kakak jika
12
mengganggu siswa pada waktu belajar
4. Keadaan Orang tua memberi uang yang cukup
13
ekonomi untuk membiayai sekolah siswa
keluarga Siswa meminta hadiah jika mendapat
14
nilai yang baik
Orang tua memberi uang untuk
15
membeli buku paket
Orang tua memberi uang membeli
16
perlengkapan sekolah
Siswa membayar uang buku tepat pada
17
waktunya
5. Pengertian Orang tua tidak memberikan tugas
orang tua untuk mengerjakan pekerjaan rumah 18
ketika siswa sedang belajar
52

6 Latar belakang Orang tua bekerja keras untuk


19
dan membiayai pendidikan siswa
kebudayaan Siswa membantu orang tua bekerja
20
untuk memenuhi kebutuhan sekolah

3.6.2 Dokumentasi

“Studi dokumentasi adalah teknik pengumpulan data dengan

mempelajari catatan-catatan mengenai data pribadi responden” (Fatoni

2011:112). Selain itu “Studi dokumentasi dapat diartikan sebagai suatu

teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis

dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik”

(Sukmadinata 2011:221).

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa metode

dokumentasi adalah suatu metode pengumpulan data dengan cara melihat

atau mencatat data yang telah tersedia atau dibukukan.

Metode ini digunakan untuk mendapatkan data tentang hasil

belajar, yang berupa nilai rata-rata siswa Semester I SMP Negeri 1 Buay

Pemuka Bangsa Raja Tahun Pelajaran 2017/2018.

3.7 Uji Instrumen

“Instrumen adalah suatu alat yang dapat digunakan untuk memperoleh,

mengolah dan menginterpretasikan informasi-informasi yang diperoleh dari para

responden yang dilakukan dengan menggunakan pola ukur yang sama” (Siregar

2012:161). Untuk dapat dikatakan instrumen yang baik maka harus di lakukan
53

pengujian terhadap instrumen yang digunakan, adapun alat uji instrumen yang

peneliti gunakan ialah validitas, reliabilitas dan analisis tingkat kesukaran soal tes

dan daya pembeda.

3.7.1 Validatas

“Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk

mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut

dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur”

(Sugiyono 2010:348). “Validitas atau kesahihan adalah menunjukkan

sejauh mana suatu alat ukur mampu mengukur apa yang ingin diukur”

(Siregar 2012:162). Validitas instrumen menunjukkan bahwa hasil dari

suatu pengukuran menggambarkan segi atau aspek yang diukur.

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat


kevalidan atau kesahihan suatu instrumen suatu instrumen
yang valid mempunyai validitas yang tinggi, sebaliknya
instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas yang
rendah. (Arikunto, 2014: 211).

Pengujian validitas untuk instrumen disiplin belajar dan lingkungan

keluarga menggunakan rumus korelasi product moment yaitu :

r xy =N ∑ XY −( ∑ X ) ¿ ¿ ¿ (Arikunto, 2014: 213).


Keterangan:

rxy = Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y

N = Jumlah responden

ΣX = Jumlah skor variabel bebas

ΣY = Jumlah skor variabel terikat


54

Penafsiran harga koefisien korelasi dilakukan dengan berkonsultasi

ke tabel harga product moment sehingga dapat diketahui signifikan

tidaknya korelasi tersebut. “Jika harga r lebih kecil dari harga kritik dalam

tabel, maka korelasi tersebut tidak signifikan, begitu juga sebaliknya”

(Arikunto 2009:147). Adapun rtabel dapat ditentukan dengan r(α; , taraf


n-2)

signifikan sebesar 5% (α=5%).

Tabel . 3.4
Interpetasi Nilai r
Besarnya nilai r Interprestasi
Angka 0,800 – 1,000 Tinggi
0,600 – 0,800 Cukup
0,400 – 0,600 Agak rendah
0,200 – 0,400 Rendah
0,000 – 0,200 Sangat Rendah
Sumber: (Arikunto, 2014 : 319)

“Kriteria suatu instrumen dikatakan valid apabila koefesien

korelasi product moment (rhit) > (rtabel). Adapun rtabel dapat di tentukan

dengan r (x; n-2). Taraf signifikansi sebesar 5% (α =5 % ¿ “. (Siregar,

2010:164)

3.7.2 Reliabilitas

Selain harus memenuhi syarat valid, suatu alat instrumen harus

reliabel. Tingkat reliabilitas instrumen penelitian akan mempengaruhi

hasil penelitian dimana suatu instrumen penelitian yang digunakan harus

reliabel untuk menghasilkan hasil penelitian terpercaya.

Arikunto (2009:178) mengatakan reliabilitas menunjuk pada


suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat
55

dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data


karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang baik
tidak akan bersifat tendensius mengarahkan responden untuk
memilih jawaban tertentu.
Instrumen yang sudah dapat dipercaya, reliabel akan menghasilkan

data dapat dipercaya juga. Apabila datanya memang benar sesuai dengan

kenyataan, maka berapa kali pun diambil tetap akan sama. Reliabilitas

menunjuk pada tingkat keterandalan sesuatu. Untuk mengetahui koefisien

reliabilitas tes bentuk pilihan ganda menggunakan rumus korelasi product

moment dan rumus r 11sebagai berikut:

[ ][ ∑σ
]
2
k
r 11= 1− 2 b (Arikunto, 2014: 239)
k −1 σt
Keterangan :
r11 = Reliabilitas instrumen
k = Banyaknya butir soal
∑ σ b = Jumlah varians butir
2

2
σt = Varians total
Kriteria Reliabilitas :
a. 0,00 – 0,20 : Reliabilitas sangat rendah atau dianggap tidak ada
b. 0,20 – 0,40 : Reliabilitas rendah
c. 0,40 – 0,70 : Reliabilitas sedang atau cukup
d. 0,70 – 0,90 : Reliabilitas tinggi
e. 0,90 – 1,00 : Reliabilitas sangat tinggi (Arikunto, 2009:192)

3.8 Uji Prasarat Analisis Data

Sebagai prasyarat untuk pengujian hipotesis pada statistik


inferensial, dilakukan pengujian tentang asumsi distribusi normal
dan homogenitas. Pengajuan asumsi distribusi normal bertujuan
untuk mempelajari apakah distribusi sampel yang terpilih berasal
dari sebuah distribusi populasi normal atau tak normal. Sedangkan
uji homogenitas menjadi bermakna untuk menjaga komparabilitas
terutama untuk pengujian hipotesis tentang hipotesis perbedaan rata-
rata melalui statistik uji-t, dan uji-F. (Kadir, 2016:143)
56

Adapun uji prasarat yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji

normalitas dan homogenitas yang akan di uraikan dibawah ini:

1. Uji normalitas

Statistik parametris itu bekerja berdasarkan asumsi bahwa data pada


setipa variabel yang akan dianalisis berdasarkan distribussi normal.
Untuk itu sebelum peneliti menggunakan teknik statistik parametris,
maka kenormalan data harus diuji terlebih dahulu. Bila data tidak
normal, maka statistik parametris tidak dapat digunakan, untuk itu
perlu digunakan statistik nonparametris. (Sugiyono, 2012:79)

Uji normalitas yang digunakan pada penelitian ini adalah uji Chi Quradrad

sebagai berikut:
2
2 ( f o−f h )
x= (Sugiyono, 2012:81)
fh

Keterangan:

x2 = Chi Kuadrad.

fo = Frekuensi yang diperoleh dari data penelitian.

fh = Frekuensi yang diharapkan

2. Uji homogenitas

“Dalam penelitian eksperimental dan non-eksperimental homogenitas

sering diartikan dalam tiga hal, yaitu: homogenitas teori/konsep, homogenitas

kelompok/grup, dan homogenitas data” (Kadir, 2016:158). Namun uji

homogenitas yang akan diuji dalam penelitian ini adalah homogenitas data.

Uji homogenitas yang di gunakan adalah uji F dengan rumus:

Varianterbesar S 12
F= = (Kadir, 2016:162)
Variansterkecil S 22
57

3.9 Teknik Analisis Data

Analisis data adalah suatu proses dalam memperoleh data ringkasan atau

angka ringkasan dengan menggunakan cara-cara rumus-rumus tertentu. “Analisis

data adalah upaya mengolah data menjadi informasi sehingga karakteristik data

dapat dipahami dan bermanfaat untuk menjawab masalah yang berkaitan dengan

penelitian” (Amin 2009:44).

Berdasarkan penjelasan tersebut dapat diperoleh pengertian teknik analisis

data adalah cara melaksanakan analisis terhadap data dengan tujuan mengolah

data tersebut menjadi informasi sehingga karakteristik data dapat dipahami untuk

menjawab masalah penelitian.

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis korelasi

dan regresi ganda dua variabel. Rumus sebagai berikut:

1. Korelasi

∑ ∑ ∑
N XY −( X )( Y)
r = √ {(N ∑ X )−(
xy 2
∑ X ) }{(N ∑ Y )−( ∑ Y ) }
2 2 2
(Arikunto, 2014: 317).

Keterangan:

rxy = Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y.

N = Banyak responden.

∑X = Jumlah skor variabel bebas.

∑Y = Jumlah skor variabel terikat.


58

2. Regresi ganda

Y’ = bo + b1 X1 + b2 X2 (Kadir, 2016:187).

Keterangan:

Y’ = Subjek dalam variabel dependen yang di prediksikan

bo = Konstanta

b1 X1 = Masing-masing koefesien regresi X1

b2 X2 = Masing-masing koefesien regresi X2

3.10 Uji Hipotesis

Selanjutnya ialah melakukan uji hipotesis dengan menggunakan uji t. “Uji

t ini digunkan untuk mengetahui kebenaran pernyataan atau dugaan yang

dihipotesiskan oleh si peneliti” (Siregar 2011:257).

Adapun rumus yang dapat digunakan dalam melakukan uji t ini adalah:

r √n−2
t= (Hasan 2010:88)
√1−r 2
Keterangan.

t = Uji hipotesis t

r = Angka indeks regresi

n = Jumlah sampel

Kriteria Pengujian.

1. Ho diterima (Ha ditolak) apabila thitung ≤ ttabel.


59

2. Ho ditolak (Ha diterima) apabila thitung > ttabel

Adapun nilai r di dapat dari hasil perhitungan koefisien regresi yang telah

dihitung diatas.

Kriteria penerimaan atau penolakan bila t hitung ≥ t tabel maka Ha

diterima dan Ho ditolak, bila t hiung ≤ t tabel maka Ha ditolak dan Ho

diterima. Langkah terakhir adalah menarik kesimpulan berdasarkan

interprestasi angka indeks korelasi product moment dan uji tingkat signifikansi t

yang telah dilakukan pada langkah sebelumnya.


60

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

4.1.1 Sejarah Berdirinya Sekolah

SMP Negeri 1 Buay Pemuka Bangsa Raja berdiri sejak tahun 1998

dan mulai beroperasi tahun 1999 dengan nama SLTP Negeri 8 Buay

Madang. Sekolah ini sudah beberapa kali mengalami perubahan nama yaitu

dari SLTP Negeri 8 Buay Madang menjadi :

1. Pada tanggal 01 januari 2003 berubah nama menjadi SLTP N 59 OKU.

2. Pada tanggal 01 januari 2005 berubah nama menjadi SMP N 3 Buay

Madang.

3. Pada tanggal 01 januari 2006 berubah nama menjadi SMP N 2 Buay

Madang.

4. Pada tanggal 01 November 2008 berubah nama menjadi SMP N 1 Buay

Pemuka Bangsa Raja.

4.1.2 Visi dan Misi

1. Visi

“ Unggul Dalam Mutu Dan Budaya Berdasarkan Iman dan Takwa “

Indikator Visi :

 Terwujudnya kurikulum yang adaftif dan produktif


61

 Terwujudnya proses pembelajaran yang efektif dan efisien

 Terwujudnya lulusan yang cerdas dan kompetitif

 Terwujudnya media pembelajaran yang interaktif

 Terwujudnya manajemen-manajemen yang tangguh.

2. Misi

1. Mewujudkan perangkat kurikulum yang lengkap, mutakhir dan

berwawasan kedepan.

2. Mewujudkan penyelenggaraan pembelajaran aktif aktif, kreatif,

efektif dan menyenangkan.

3. Mewujudkan pendidikan yang menghasilkan lulusan cerdas,

terampil, beriman, taqwa.

4. Mewujudkan fasilitas sekolah yang relevan, mutakhir dan

berwawasan kedepan.

5. Mewujudkan nilai-nilai solidaritas bagi kehidupan sekolah.

6. Mewujudkan nilai-nilai agama bagi kenikmatan hidup peserta didik.

7. Mewujudkan nilai olah raga yang tangguh.

8. Mewujudkan kepramukaan yang menjadi suri tauladan.

9. Mewujudkan pelestarikan seni budaya adat-istiadat daerah komering.

4.1.3 Letak Geografis

SMP Negeri 1 Buay Pemuka Bangsa Raja terletak di Anyar

Kecamatan Buay Pemuka Bangsa Raja Kabupaten Ogan Komering Ulu


62

Timur dengan letak geografisnya :

1. Sebelah Utara berbatasan dengan SDN Sribunga

2. Sebelah Selatan berbatasan dengan SMK N1 BP Bangsa Raja dan POS

Polisi

3. Sebelah Barat berbatasan dengan Jalan Lintas Komering

4. Sebelah Timur berbatasan dengan Saluran Irigasi Komering dan

Perkebunan warga

4.1.4 Keadaan Guru dan Karyawan

Guru dan karyawan yang dimaksud adalah tenaga pendidikan dan

tenaga non pendidik yang menjadi satu kesatuan yang masing-masing

mempunyai tugas, wewenang dan tanggung jawab terhadap sekolah. Data

guru yang masih aktif sampai saat ini adalah sebagai berikut :

1. Keadaan Guru
Keadaan Karyawan

Karyawan yang ada di SMP N 1 Mdang Suku II pada tahun pelajaran

2014/2015 berjumlah 15 orang, terdiri atas: 1 orang kepala urusan Tata Usaha,

12 orang anggota, 1 orang petugas koperasi sekolah dan 1 orang penjaga

sekolah. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.3.

Tabel 4.3
63

Keadaan Pegawai SMP N 1 Madang Suku II Berdasarkan Jenjang


Pendidikannya

PENDIDIKAN
TEMPAT JLH
NO NAMA GURU L/P TERAKHIR MENGAJAR
TANGGAL LAHIR JAM
/JURUSAN

Bathni
OKU,
1 L SLTA Ka. TU
1966031119990310
11-03-66
04

Pandan Agung,
2 Misbah P SMA TU
24-10-1964

Pd. Agung,
3 Asnawi Effendi L SMA TU
08-03-69

Kotanegara,
4 Surya Dewi P SMEA TU
05-01-76

Palembang,
5 Hermanto L SMA TU
10-07-60

Cirebon,
6 Suyitno L SMEA TU
05-01-62

Muara Meo,
S1/Ekonomi
7 Sartini,S.Pd P TU
Akuntansi
10-11-88

Sukanegara,
8 Hayuna P SPG Koperasi
12-08-64

Kotanegara,
9 Indrayani P SMA TU
13-08-1988

Riang Bandung,
10 Jevitalia Hepsari P SMA TU
24-06-1992
64

Kotanegara,
11 Zainuddin L MTS Satpam
12-12-50

Pandan Agung,
12 M. Widyal Despa L SMA TU
08-12-1992

Riang Bandung,
13 Desy Sapriani P SMA TU
26-12-1992

Serang,
14 Ramba Irawan L SMA TU
17-08-1991

Sidomulyo,
15 Astuti,SE P S1/Ekonomi TU
06-12-1989

4.1.5 Keadaan Siswa

Keadaan siswa di SMP N 1 Madang Suku II pada tahun pelajaran

2014/2015 berjumlah 587 siswa, 296 siswa laki-laki, 291 siswa perempuan. Dari

jumlah siswa tersebut dapat dilihat pada tabel 4.4.

Tabel 4.4

Keadaan Siswa Tahun Pelajaran 2014/2015

No Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah

1 VII-A 16 16 32

2 VII-B 17 16 33

3 VII-C 16 17 33

4 VII-D 16 17 33

5 VII-E 17 16 33
65

6 VIII-A
17 19 36
7 VIII-B
15 21 36
8 VIII-C
18 19 37
9 VIII-D
17 20 37
10 VIII-E
18 19 37
11 VIII-F
17 20 37
12 IX-A 19 15 34

13 IX-B 19 15 34

14 IX-C 19 15 34

15 IX-D 18 15 33

16 IX-E 19 15 34

17 IX-F 18 16 34

Jumlah 296 291 587

4.1.6 Keadaan Sarana Dan Prasarana

Prasarana yang menunjang pada SMP N 1 Madang Suku II sampai dengan

tahun pelajaran 2014/2015 dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 4.5

Keadaan Sarana

Jumlah ruang kelas Jlh Ruang lain yang Total


digunakan untuk Ruang
Ukuran
NAMA Ruang Kelas Untuk
Ukuran Ukuran Jumlah
RUANG 7x9 m2 Ruang
< 63 m2 > 63 m2 = a+b+c Nama
Jumlah Kelas
  Ruang
d+f
  A B C D E F G
66

Ruang  18       17
 
Kelas              

Tabel 4.6

Keadaan Ruang lainnya

Nama Ruang Ukuran Jumlah Nama Ruang Ukuran Jumlah

R. Perpustakaan 9 X12 1   R. Kesenian      

R. Lab IPA   9X12 1   R. Kasek 9X9 1  

R. Lab. Bahasa 8X9 1   R. Guru 8x9 1  

R. Multimedia 9 x12 1   R.        

R. Lab Komputer 8x9 1   R. UKS 4x4 1  

R.
R. Keterampilan 8x9 1   Wc/Jamban 4 x9 1  

R
R. mushalla 8x8 1 Administrasi 6x10

Prasarana yang menunjang pada SMP N 1 Madang Suku II sampai dengan

tahun pelajaran 2014/2015 dapat di lihat pada tabel.

Tabel 4.7

Keadaan Prasarana

No Komputer Papan Tulis Meja Kursi

1 45 unit 37 buah 316 buah (siswa) 528 buah (siswa)


67

2 - - 35 buah (guru kelas) 18 buah (guru


kelas)

3 - - 5 buah (pegawai) 5 buah (pegawai)

4 - - 17 buah (guru 17 buah (guru


Kantor) kantor)

5 - - 5 set (Perpus) 5 set (Perpus)

4.1.7 Jenis Kegiatan-Kegiatan di Sekolah

Selain Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) secara umum SMP N 1 Madang

Suku II juga memberikan kegiatan ekstrakurikuler kepada siswa-siswinya dengan

tujuan untuk memberikan kecakapan dan keterampilan khusus kepada siswa

sehingga mereka memiliki motivasi belajar yang tinggi dan mampu bersosialisasi

dengan baik dengan masyarakat sekitarnya. Dalam mencapai misinya dalam

pendidikan dan olahraga, maka SMP Negeri 1 Madang Suku II melakukan

kegiatan ekstrakurikuler diantaranya yaitu:

1. Pramuka

2. Paskibraka

3. Olahraga

4. Kursus komputer

5. Rohis
68

4.2 Hasil Penelitian

4.2.1 Analisis Validitas Instrumen Tes

Hasil perhitungan analisis validitas soal tes dilampirkan dalam lampiran.

Adapun hasil perhitungannya dilampirkan dalam tabel 4.8.

Tabel 4.8

Hasil Perhitungan Validitas Soal Tes

No Item
r-hitung r-tabel Keterangan Kriteria
Soal

1 0,439 0,339 Valid cukup

2 0,406 Valid cukup


0,339
3 0,439 Valid cukup
0,339
4 0,484 Valid cukup
0,339
5 0,348 Valid rendah
0,339
6 0, 374 Valid rendah
0,339
7 0,371 Valid rendah
0,339
8 0,374 Valid rendah
0,339
9 0,400 0,339 Valid rendah
69

10 0,344 Valid rendah


0,339
11 0,382 Valid rendah
0,339
12 0,394 Valid rendah
0,339
13 0,339 Valid rendah
0,339
14 0,406 Valid cukup
0,339
15 0,369 Valid rendah
0,339
16 0,367 Valid rendah
0,339
17 0,439 Valid cukup
0,339
18 0,348 Valid rendah
0,339
19 0,371 Valid rendah
0,339
20 0,400 Valid rendah
0,339
Kriteria soal dikatakan valid jika rhitung > rtabel = 0,339

Dari tabel 4.8 dapat dijelaskan bahwa dari 20 butir soal didapat semua soal

valid, maka dari segi kevalidannya soal tersebut dapat digunakan dalam penelitian

sehingga dapat menghasilkan data penelitian yang baik.

4.2.2 Analisis Reliabilitas Instrumen

Hasil perhitungan reliabilitas soal tes dilampirkan dalam lampiran. Adapun

hasil perhitungan diperoleh nilai reliabilitas tes sebesar 0,991. Nilai 0,991 lebih

besar dari 0,700. Dengan demikian instrumen tersebut dapat dipercaya dan dapat

digunakan dalam penelitian.

4.2.3 Analisis Taraf Kesukaran Instrumen


70

Hasil perhitungan analisis taraf kesukaran soal dilampirkan dalam lampiran.

Adapun hasil perhitungannya dilampirkan dalam tabel 4.9

Tabel 4.9

Analisis Taraf Kesukaran Instrumen

Item Soal Angka Indeks Kesukaran Keterangan

1 Soal mudah
0,78
2 Soal mudah
0,78
3 Soal mudah
0,81
4 Soal mudah
0,81
5 Soal sedang
0,31
6 Soal mudah
0,86
7 Soal mudah
0,81
8 Soal mudah
0,86
9 Soal mudah
0,86
10 Soal sedang
0,61
11 Soal mudah
0,83
12 Soal mudah
0,81
13 Soal mudah
0,72
14 Soal mudah
0,83
15 Soal mudah
0,89
16 Soal sedang
0,58
17 Soal mudah
0,81
18 0,86 Soal mudah
71

19 Soal mudah
0,81
20 Soal mudah
0,86

Berdasarkan tabel 4.9 pengujian taraf kesukaran instrumen penelitian

tersebut menunjukkan bahwa proporsi tingkat kesulitan mencakup keseluruhan

perangkat instrumen penelitian dengan proporsi soal sedang (15%), dan soal mudah

(85%), dengan demikian tingkat kesukaran soal sudah baik dan dapat digunakan

dalam penelitian.

4.2.4 Analisis Daya Pembeda Soal

Nilai daya pembeda yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal dengan

D>0,20 dengan kriteria cukup, baik dan sangat baik. Bisa dilihat dilampiran dan lebih

jelasnya dapat dilihat ditabel 4.10.

Tabel 4.10

Analisis Daya Pembeda Soal

Item Soal Nilai Daya Interpretasi Keterangan


Pembeda

1 0,44 Daya pembeda baik Digunakan

2 0,55 Daya pembeda baik

3 0,38 Daya pembeda cukup

4 0,27 Daya pembeda cukup

5 0,27 Daya pembeda cukup

6 0,38 Daya pembeda cukup

7 0,61 Daya pembeda baik


72

8 0,38 Daya pembeda cukup

9 0,61 Daya pembeda baik

10 0,77 Daya pembeda sangat baik

11 0,22 Daya pembeda cukup

12 0,27 Daya pembeda cukup

13 0,33 Daya pembeda cukup

14 0,22 Daya pembeda cukup

15 0,66 Daya pembeda baik

16 0,27 Daya pembeda cukup

17 0,50 Daya pembeda baik

18 0,83 Daya pembeda sangat baik

19 0,72 Daya pembeda sagat baik

20 0,27 Daya pembeda cukup

4.2.5 Analisis Validitas Instrumen Angket

Hasil perhitungan analisis validitas soal tes dilampirkan dalam lampiran.

Adapun hasil perhitungannya dilampirkan dalam tabel 4.11.

Tabel 4.11

Hasil Perhitungan Validitas Soal Angket

r-hitung r-tabel Keterangan Kriteria


No Item
73

Soal

1 0,471 0,339 Valid cukup

2 0,770 Valid tinggi


0,339
3 0,568 Valid cukup
0,339
4 0,639 Valid tinggi
0,339
5 0,616 Valid tinggi
0,339
6 0, 720 Valid tinggi
0,339
7 0,810 Valid tinggi
0,339
8 0,409 Valid cukup
0,339
9 0,383 Valid rendah
0,339
10 0,494 Valid cukup
0,339
11 0,475 Valid cukup
0,339
12 0,615 Valid tinggi
0,339
13 0,412 Valid cukup
0,339
14 0,354 Valid rendah
0,339
15 0,387 Valid rendah
0,339
16 0,377 Valid rendah
0,339
17 0,397 Valid rendah
0,339
18 0,451 Valid cukup
0,339
19 0,562 Valid cukup
0,339
20 0,466 Valid cukup
0,339

4.3 Analisa Data


74

4.3.1 Hasil Angket

Proses penilaian strategi pembelajaran berorientasi aktivitas peserta didik

peneliti menggunakan angket yang berguna untuk mengetahui apakah ada

hubungan pembelajaran berorientasi aktivitas peserta didik dengan hasil belajar

peserta didik. Angket yang disebarkan kepada peserta didik berjumlah 20

pertanyaan dengan pilihan jawaban a, b, c,d dan e.

Data yang diperoleh dari hasil angket berupa data kuantitatif, jawaban angket

tersebut diberi skor (nilai) yaitu:

1. Jawaban a (SS) diberi skor 5

2. Jawaban b (S) diberi skor 4

3. Jawaban c (KS) diberi skor 3

4. Jawaban d (TS) diberi skor 2

5. Jawaban e (STS) diberi skor 1

Berdasarkan penskoran tersebut akan diperoleh skor terendah apabila peserta

didik menjawab Sangat Tidak Setuju (STS) untuk setiap pertanyaan, sehingga

skornya adalah 1. Demikian juga apabila siswa menjawab Sangat Setuju (SS) untuk

setiap pertanyaan, maka akan diperoleh skor maksimal yaitu 5. Setelah dilakukan

penskoran diperoleh skor jumlah angket masing-masing siswa dapat dilihat pada

tabel 4.12
75

Tabel 4.12

Hasil Angket

Siswa Kelas VIII-B SMP Negeri 1 Madang Suku II

No. Kode Siswa Skor No. Kode Siswa Skor

1 001 19 019
59 73
2 002 20 020
63 78
3 003 21 021
56 62
4 004 22 022
62 70
5 005 23 023
69 77
6 006 24 024
63 54
7 007 25 025
61 68
8 008 26 026
65 81
9 009 27 027
59 54
10 010 28 028
64 63
11 011 29 029
72 78
12 012 30 030
65 68
13 013 31 031
59 58
14 014 32 032
66 69
15 015 33 033
58 79
16 016 34 034
74 70
17 017 35 035
75 76
18 018 36 036
61 72
Jumlah Jumlah 1250
1151
76

Jumlah 2401

Berdasarkan data hasil angket dilakukan perhitungan untuk menjawab

rumusan masalah apakah ada pengaruh penerapan Model Pembelajaran SAVI

terhadap hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran IPS di SMP Negeri 1

Madang Suku II Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur Tahun Pelajaran 2014 /

2015. Hasil angket akan dijadikan sebagai indikator Pengaruh Model Pembelajaran

SAVI yang disebut sebagai variabel bebas yang dilambangkan X.

4.3.2 Hasil Belajar Siswa

Tes adalah untuk mengetahui hasil belajar peserta didik dengan

memberikan tes soal objektif. Tes disusun pada materi sesuai ketika penelitian

dilaksanakan. Tes disusun sebanyak 20 soal berbentuk pilihan ganda dengan

empat opsi jawaban. Apabila siswa menjawab benar mendapatkan skor 5 dan

apabila salah mendapatkan skor 0. Oleh karena itu, skor maksimal yang dapat

diperoleh siswa adalah 100. Adapun data hasil belajar peserta didik dapat dilihat

pada tabel sebagai berikut:

Tabel 4.13

Hasil Belajar Siswa Kelas VIII-B SMP Negeri 1 Madang.Suku II

No Kode Siswa Nilai No Kode Siswa Nilai

1 001 19 019
80 65
2 002 20 020
65 95
3 003 65 21 021 65
77

4 004 22 022
100 100
5 005 23 023
90 60
6 006 24 024
65 60
7 007 25 025
95 95
8 008 26 026
65 85
9 009 27 027
65 70
10 010 28 028
60 95
11 011 29 029
65 65
12 012 30 030
65 65
13 013 31 031
95 85
14 014 32 032
65 55
15 015 33 033
95 90
16 016 34 034
95 55
17 017 35 035
100 95
18 018 36 036
65 90
Jumlah 1395 Jumlah 1390

Jumlah 2785

Hasil belajar peserta didik akan dijadikan sebagai indikator hasil belajar

peserta didik yang disebut sebagai variabel terikat yang dilambangkan Y.

4.4 Pembahasan

Dalam pembahasan ini data yang digunakan adalah data hasil angket sebagai

variabel X, dan data hasil belajar peserta didik sebagai variabel Y. Data tersebut
78

digunakan untuk menjawab rumusan masalah apakah ada pengaruh antara penerapan

model pembelajaran SAVI terhadap hasil belajar IPS peserta didik di SMP Negeri 1

Madang Suku II. Untuk menghitung pengaruh antara variabel X dan variabel Y

digunakan rumus regresi sederhana. Kemudian hasil perhitungan regresi sederhana

tersebut dihitung uji hipotesis menggunakan uji t.

4.4.1 Pengaruh Model Pembelajaran SAVI Terhadap Hasil Belajar IPS Peserta

Didik (Variabel X dan Variabel Y)

Analisis untuk mengetahui apakah ada pengaruh model pembelajarn SAVI

terhadap hasil belajar IPS peserta didik di SMP Negeri 1 Madang Suku II OKU

Timur, maka langkah-langkah yang ditempuh dalam kaitannya dengan

pengklasifikasian tersebut maka analisis data pada penelitian ini dilakukan

melalui rumus regresi sederhana. Adapun langkah-langkahnya yaitu sebagai

berikut:

1. Menentukan Persamaan Regresi Linier Sederhana

Persamaan umum regresi linear sederhana :

Ý = a + bX

Keterangan:

Ý = Subjek dalam variabel yang diprediksikan

a = Nilai Y ketika Nilai X = 0 (harga konstan)

b = Angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukkan angka

peningkatan atau penurunan variabel dependen yang didasarkan pada perubahan

variabel independen.
79

X = Subyek pada variabel independen yang mempunyai nilai tetentu.

(ΣYi ) (ΣXi2 ) – ( ΣXi ) ( ΣXi Yi )


a=
n ΣXi2 – ( ΣXi )2

nΣXi Yi – ( ΣXi ) ( ΣYi )


b=
nΣXi2 – ( ΣXi ) 2

Keterangan

Y = Hasil belajar IPS peserta didik

X = Model pembelajaran SAVI

Adapun tabel persiapan untuk perhitungan Hasil Regresi Linear

Sederhana untuk mengetahui apakah ada pengaruh model pembelajarn SAVI

terhadap hasil belajar IPS peserta didik di SMP Negeri 1 Madang Suku II OKU

Timur disajikan dalam tabel 4.14 berikut:

Tabel 4.14
Pengaruh Model Pembelajaran SAVI Terhadap Hasil Belajar IPS
Peserta Didik di SMP Negeri 1 Madang Suku II
No Responden X Y X2 Y2 XY
1 1 59 80 3481 3600 3540
2 2 63 65 3969 4225 4095
3 3 56 65 3136 4225 3640
4 4 62 65 3844 4225 4030
5 5 69 90 4761 8100 6210
6 6 63 65 3969 4225 4095
7 7 61 95 3721 9025 5795
8 8 65 65 4225 4225 4225
9 9 59 65 3481 4225 3835
10 10 64 60 4096 3600 3840
80

11 11 72 65 5184 4225 4680


12 12 65 65 4225 4225 4225
13 13 59 95 3481 9025 5605
14 14 66 65 4356 4225 4290
15 15 58 95 3364 9025 5510
16 16 74 95 5476 9025 7030
17 17 75 100 5625 10000 7500
18 18 61 65 3721 4225 3965
19 19 73 65 5329 4225 4745
20 20 78 95 6084 9025 7410
21 21 62 65 3844 4225 4030
22 22 70 100 4900 10000 7000
23 23 77 90 5929 8100 6930
24 24 54 60 2916 3600 3240
25 25 68 95 4624 9025 6460
26 26 81 85 6561 7225 6885
27 27 54 70 2916 4900 3780
28 28 63 95 3969 9025 5985
29 29 78 65 6084 4225 5070
30 30 68 65 4624 4225 4420
31 31 58 85 3364 7225 4930
32 32 69 55 4761 3025 3795
33 33 79 90 6241 8100 7110
34 34 70 55 4900 3025 3850
35 35 76 95 5776 9025 7220
36 36 72 90 5184 8100 6480
JUMLAH 2401 2760 162121 219950 185450
(2760) (162121) – (2401) (185450)
a=
(36) (162121) – (2401)2

2188510
=
71555

= 30,585

(36) (185450) – (2401) (2760)


b=
81

(36) (162121) – (2401)2

49440
=
71555

= 0,691

Jadi persamaan regresi model pembelajaran SAVI terhadap hasil belajar IPS

peserta didik di SMP Negeri 1 Madang Suku II adalah sebagai berikut :

Ý = 30,585 + 0,691 X

Nilai X adalah rata-rata hasil angket persepsi peserta didik tentang penerapan

model pembelajaran SAVI yang nilainya adalah sebesar jumlah seluruh sekor

perolehan di bagi jumlah peserta didik, yaitu (2401:36 = 66,69)

Dari persamaan regresi di atas, dapat diartikan bahwa jika tanpa

menggunakan model pembelajaran SAVI, maka hasil belajar peserta didik di SMP

Negeri 1 Madang suku II OKU Timur adalah sebesar 30,585.

Ý = 30,585 + 0,691 X

X=0

Ý = 30,585 + 0,691. (0)

Ý = 30,585 + 0

Ý = 30,585

Namun jika menggunakan model pembelajaran savi hasil belajar peserta didik

di SMP Negeri 1 Madang suku II OKU Timur adalah 76,67 atau bertambah sebesar

46,085
82

Ý = 30,585 + 0,691 X

X = 66,69

Ý = 30,585 + 0,691 . (66,69)

Ý = 30,585 + 46,085

Ý = 76,67

4.5 Pengujian Hipotesis

Dalam penelitian ini uji hipotesis menggunakan uji t dengan taraf signifikansi 5

%. Adapun perhitungannya ialah sebagai berikut:

Rumus Uji t

r √ n−2
=
√ 1−r 2
t

0.691 √36−2
=
√ 1−(0,691)2
t

4029

t=

0,729

t = 5,573
83

Langkah selanjutnya adalah memberikan interprestasi pada nilai t yang telah

didapatkan, terlebih dahulu diperhitungkan derajat bebas (db) dengan rumus :

df = n – 2

keterangan :

df = derajat bebas

n = jumlah sampel

df = 36 – 2

df = 34

Jadi untuk nilai derajat bebas (db) adalah 34.

Setelah menghitung nilai db langkah selanjutnya adalah membandingkan

dengan nilai t tabel. Kriteri pengujian hipotesisnya adalah :

Ho diterima apabila : t hitung ≤ t tabel : tolak Ha

Ho ditolak apabila : t hitung ≥ t tabel : terima Ha

Berdasarkan perhitungan diatas diperoleh nilai ttabel pada taraf signifikansi 5 %

= 2,027 . Sedangkan nilai thitung = 5,573. Karena thitung lebih besar dari pada t tabel maka

ha di terima dan ho di tolak.

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah dilakukan,

menunjukan adanya pengaruh model pembelajaran SAVI terhadap hasil belajar IPS
84

peserta didik di SMP Negeri 1 Madang Suku II OKU Timur, di tunjukan dengan t hitung

> t tabel, yaitu t hitung 5,573 > ttabel 2,027 pada taraf signifikansi 5 %.
85

BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil pembahasan dari BAB I sampai dengan IV maka

dapat peneliti simpulkan bahwa:

1. Penerapan model pembelajaran SAVI sangat tepat sebagai strategi

pembelajaran IPS terbukti dari 36 peserta didik kelas VIIIA SMP Negeri 1

Madang Suku II Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur, berdasarkan skor

angket yang diperoleh peserta didik dengan jawaban yang memuaskan. Hal

tersebut membuktikan bahwa peserta didik dapat menerima penerapan model

pembelajaran SAVI.

2. Terdapat pengaruh yang signifikan antara hasil belajar IPS peserta didik SMP

Negeri 1 Madang Suku II Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur, pada taraf

signifikasi 5% diperoleh harga t tabel = 2,027. Menunjukan bahwa t hitung >t

tabel yaitu 5,573 > 2,027 sehingga H a yang menyatakan terdapat pengaruh

antara variabel X dengan variabel Y diterima. Hal tersebut berarti terdapat

pengaruh yang signifikan antara penerapan model pembelajaran SAVI

terhadap hasil belajar IPS peserta didik SMP Negeri 1 Madang Suku II

Kabupaten OKU Timur.

5.2 Saran
86

Setelah menarik kesimpulan terhadap hasil penelitian yang telah

dilakukan, selanjutnya penulis memberikan saran-saran demi tercapainya hasil

belajar yang lebih maksimal bagi siswa SMP Negeri 1 Madang suku II pada

khususnya dan seluruh siswa sekolah seindonesia pada umumnya, adapun

saran-saran yang dapat penulis sampiakan ialah:

1. Bagi siswa SMP Negeri 1 madang Suku II supaya senantiasa meningkatkan

minat untuk selalu belajar dengan giat dan tekun menggali dan mengasah

kemampuan yang dimiliki demi tercapainya masa depan yang cerah.

2. Bagi Guru IPS SMP Negeri 1 Madang Suku II Kabupaten Ogan Komering

Ulu Timur, hendaknya menggunakan model pembelajaran yang bervariasi

serta mengutamakan pada keaktifan dan penggunaan minimal empat unsur

dalam pembelajaran peserta didik yaitu unsur somatic, auditory, visual and

intelectual agar pembelajaran yang dilaksanakan dapat meningkatkan

kemandirian dan pemahaman yang mendalam bagi setiap peserta didik.

3. Bagi SMP Negeri 1 Madang Suku II Kabupaten Ogan Komering Ulu

Timur hendaknya memberikan sarana dan prasarana yang memadai agar

dalam proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan mencapai hasil

belajar yang diharapkan. Misalnya mengadakan sarana dalam pembelajaran

yang menggunakan audio dan visual agar peserta didik mampu melihat,

mendengar lalu mengingat lebih dalam tentang apa yang sedang mereka

pelajari.
87

4. Harapan penulis, kiranya skripsi ini dapat memberikan sumbangsih

pemikiran untuk sama-sama dilaksanakan dan dikembengkan dalam rangka

mengupayakan peningkatan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran

IPS dimasa sekarang dan dimasa yang akan datang.

Anda mungkin juga menyukai