Anda di halaman 1dari 14

Melaksanakan Pengurusan

Jenazah
Kelompok 1:
1. Annida amalia fatin
2. Catur sukma dewi
3. Erika azzahra nasya
4. Puspita reni nurbaiti
5. Waldi aulida
6. Widri rahma chaila
7. Yoan astrid
1.PENGURUSAN JENAZAH

Umat islam dianjurkan menalkin atau membimbing orang yang akan


meninggal dengan mengucap kalimat la ilaha illallah.

Secara bahasa jenazah berarti mayat atau jasad. Hokum perawatan


jenazah adalah fardu kifayah, maksudnya kewajiban bagi umat Islam dapat
gugur apabila telah dikerjakan oleh sebagian atau beberapa orang muslim.

Sebelum jenazah disalatkan dan dikubur, ada beberapa tindakan yang


dilakukan umat islam yang masih hidup. Tindakan tersebut sebagi berikut
• Disunahkan memberi tahu keluarga, kerabat, dan teman-teman si
jenazah agar mereka memperoleh pahala dari mengurus dan
mendoakan jenazah.
• Boleh menangis karena kematian, tapi tidak boleh berlebihan
seperti berteriak-teriak atau menyobek-nyobek pakaian.
• Disunahkan bertakziah.
• Tidak mencela orang yang sudah meninggal dunia.
• Disunahkan mengiringi jenazah hingga kubur.
• Jika ada seorang muslim yang meninggal dunia disutau tempat,
orang muslim yang berada di tempat lain dibenarkan
melaksanakan salat gaib atas jenazah tersebut.
• Dilarang memperindah kuburan. Larangan tersebut berdasarkan
hadits berikut. Dari Jabir r.a berkata, Rasulullah saw. melarang
mngecat kuburan, duduk, dan membuat bangunan di atasnya.
(H.R Muslim)
2.MEMANDIKAN JENAZAH

Memandikan jenazah dilakukan untuk menyucikan dari kotoran atau


najis,. Cara memandikan jenazah yaitu menyiramkan air keseluruh
tubuhnya satu kali dan disunahkan 3 kali. jenazah yang wajib
dimandikan adalah jenazah muslim yang tidak gugur dalam
peperangan.
Jenazah yang hendak dimandikan harus memenuhi syarat-syarat
tertentu. Syarat-syarat jenazah yang harus dimandikan sebagai
nerikut :
• Jenazah beragama islam.
• Didapati tubuhnya walaupun sedikit.
• Bukan bayi yang lahir premature atau belum sempurna bentuknya.
• Tidak mati secara syahid yaitu mati membela agama islam.
Panduan dalam memandikan jenazah dijelaskan Rasulullah saw. pada hadits
berikut : Dari Ummu Atiyah r.a , ia berkata: telah dating kepada kami Rasulullah
saw., sedangkan kami masih memandikan jenazah putri beliau, lalu beliau
bersabda: Siramilah tiga kali atau lima kali atau jika perlu lebih dari itu, yaitu
dengan air dan sadr, campurilah dengan kapur atau sedikit dari kapur yang paling
akhir memandikanmu itu. Setelah kami memandikan kami serahkan kepada
beliau, lalu beliau menyodorkan sehelai kain sambil bersabda: Bungkuslah
bandanya dengan kain ini. (Muttafaq ‘Alaih)

Hadits tersebut menjelaskan diperbolehkanya penggunaan wangi-wangian seperti


air kapur dalam memandikan jenazah. Perhatikan langkah berikut:
• Memandikan jenazah dilakukan ditempat tertutup.
• Meletakan jenazah ditempat yang tinggi dengan memberikan alas dibawahnya.
• Memberikan kain basahan untuk menutupi aurat jenazah.
• Menekan dan mengurut bagian perut jenazah untuk mengeluarkaj kotoran.
• Mengalirkan air keseluruh tubuh jenazah minimal 3 kali siraman. Air yang
pertama digunakan adalah air sabun kemudia air bersih, dan kemudian yang
terkahir air yang dicampur kapur barus.
• Jenazah di wudhukan.
3. MENGAFANI JENAZAH
Mengafani jenazah hukumnya fardu kifayah. Kriteria kain kafan yang digunakan
untuk mengafani jenazah senagai berikut:

• Baik, bersih, dan menutupi seluruh tubuh jenazah.


• Bewarna putih.
• Kering dan berminyak wangi.
• Buka berbahan sutra bagi laki-laki.
• Tiga lapis untuk jenazah laki-laki dan lima lapis untuk jenazah perempuan.

Kain kafan dibeli menggunakan uang atau harta peninggalan jenazah. Jika
jenazah tidak meninggalkan harta, biaya membeli kain kafan menjadi tanggungan
keluarga yang di tinggalkan. Jika keluarga tidak mampu, biaya membeli kain
kafan dapat diambilkan dari baitul mal. Jika tidak ada baitul mal, uang untuk
membeli kain kafan menjadi tanggungan muslim yang mampu.
4. MENYALATI JENAZAH
Salat jenazah merupakan salat yang dilakukan untuk mendoakan jenazah
dengan cara berdiri dan 4 kali takbir, tanpa rukuk dan tanpa sujud. Salat
jenazah hanya dilakukan untuk menyalati jenazah muslim. Hokum salat
jenazah adalah fardu kifayah. Syarat bagi jenazah yang harus dipenuhi
antara lain :
• Jenazah beragama islam.
• Jasad ada ditempat. Jika kematianya disebabkan kecelakaan yang
menghancurkan bagian tubuhnya, hendaklah sebagian besar anggota
tubuh jenazah ada saat disalati.
• Hendaknya jenazah ada di hadapan orang-orang yang menyalati.
• Diketahui secara pasti bahwa ia pernah hidup.
• Jenazah itu suci, yaitu telah dimandikan dan di wudhui sebelum disalati.
• Jenazah meninggal dunia bukan karena mati syahid.
Terdapat syarat-syarat bagi orang akan menyalati jenazah. syarat-syarat tersebut
yaitu:
• Beragama islam.
• Berakal.
• Mumayyiz.
• Menutup aurat.
• Suci dari hadas besar dan kecil.
• Menghadap kiblat.

Para ulama berbeda pendapat tentang rukun dalam salat jenazah. Mazhab Maliki
berpendapat rukun salat jenazah ada 5 yaitu niat, takbir empat kali, berdoa
untuk jenazah di antara 4 takbir, berdiri, dan salam. Sementara itu, ulama
mazhab Hanafi berpendapat rukun salat jenazah ada dua yaitu berdiri dan takbir
sebanyak empat kali. dari kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa
rukun salat jenazah yaitu membaca niat, berdiri, takbir 4 kali, membaca Surah al-
Fatihah[1], membaca sholawat nabi, berdoa, dan salam.
Salat jenazah dapat dilakukan dengan tata cara berikut :
• Jenazah diletakan didepan orang yang akan menyakatkan.
Apabila jenazah laki-laki, imam salat berdiri sejajar dengan
kepala jenazah. Akan tetapi apabila jenazah perempuan,
imam salat berdiri sejajar dnegan perut jenazah.
• Imam berdiri paling depan dengan diikuti makmum dengan
jumlah saf diusahakan 3 baris.
• Niat, yaitu niat melaksanakan salat jenazah.
• Takbir pertama atau takbiratul ihram, yaitu mengucap
Allahuakbar sambil mengangkat kedua tangan seperti pada
salat fardu. Setelah takbir pertama musali membaca Surah
al-Fatihah[1]
5.MENGUBUR JENAZAH
Mengubur jenazah berarti memasukan jenazah ke liang lahat dengan
tanah. Pemakaman ini dilakukan untuk menutupi bau busuk serta
mencegah agar jenazah tidak dimakan binatang buas atau burung.
Mengubur jenazah sebaiknya dilakukan dengan segera. Ketentuan
tersebut sesuai perintah hadits yang artinya “Dari Abu Hurairah r.a
Nabi Muhammad saw. bersabda; Segerakanlah mengubur jenazah. .
.” (H.R Bukhari dan Muslim).

Ada beberapa waktu yang dianggap makruh oleh para ulama untuk
penguburan jenazah, yaitu saat matahari terbit, saat matahari tepat
berada diatas kepala, dan saat matahari terbenam. Jumhur ulama
juga berpendapat mengubur jenazah boleh dilakukan pada malam
hari jika dapat dipastikan hak-hak jenazah tidak ada yang tertinggal.
Terdapat tata cara penguburan jenazah yang sesuai syariat islam:

a) Membuat liang kubur yang dalam dan luas kurang lebih 2 meter
untuk menutupi bau busuk jenazah dan mecegah agar tidak
dimakan binatang buas.
b) Jenazah diturunkan secara perlahan-lahan, kemudian dibaringkan
miring menghadap kiblat. Disunahkan mendahulukan bagian kaki.
Akan tetapi, jika jenazah sulit dimasukan ke liang lahat, boleh
dilakukan dengan cara yang mudah dilakukan.
c) Membaca doa saat memasukan jenazah kemliamg lahat.
d) Membaringkan dan menghadapkan jenazah kearah kiblat dengan
posisi miring ke kanan.
e) Pada saat meletakan jenazah dalam kubur diperbolehkan
meletakan tanah yang di bulatkan atau dikeraskan untuk
mengganjal atau meyangga punggung dan kepala jenazah.
f) Melepas tali-tali yang mengikat jenazah, yaitu bagian muka serta
kaki dibuka sedikit agar pipi kanan dan ujung kaki jenezah
menempel di tanah.
g) Menutup liang lahat dengan papan atau kayu dan ditimbun
dengan tanah. Timbunan tanah pada liang lahat boleh ditinggikan
lebih kurang satu jengkal dengan tujuan memberi tanda.
h) Setelah ditimbun, orang yang hadir di sunahkan menaburkan
tanah dan bunga kearah posisi kepala jenazah sebanyak 3 kali.
Memohonkan ampunan bagi si jenazah, sesuai yang diterangkan
Rasulullah saw. pada hadits berikut:
“Dari Usman bin Affan r.a ia berkata : Rasulullah saw. ketika beliau
selesai dari mengikuti penguburan jenazah, beliau berhenti ditasnya
dan bersabda : Mintalah ampun untuk saudaramu dan mintalah
ketetapan iman untuknya karena ia sekarang dalam pertanyaan
malaikat.” (H.R Abu Daud)

Anda mungkin juga menyukai