Anda di halaman 1dari 4

10.

1 PENDAHULUAN

Fungsi eksponen dapat diterapkan pada bidang ekonomi dan bisnis berups proses pertumbuhan
(growth) dan penurunan (decay) terhadap variabel-variabel ekonomi dan bisnis. Apabila terjadi suatu
kenaikan nilai pada variabel ekonomi dan bisnis dengan persentase yang konstan atau tetap ini
menunjukkan suatu proses pertumbuhan secara ekponensial. Sebaliknya, apabila terjadi suatu
penurunan nilai pada variabel ekonomi dan bisnis dengan persentase yang tetap ini menunjukkan suatu
proses penurunan secara ekponensial.

Sebagaimana telah disebutkan pada Bab 9 sebelumnya bahwa fungsi eksponen yang berbentuk Y = b'
kurvanya akan meningkat apabila b> 1 dan ini disebut dengan proses pertumbuhan secara eksponensial,
sedangkan jika b < 1 kurvanya akan menurun dan ini disebut sebagai proses penurunan secara
eksponensial.

Bab ini akan menyajikan penerapan fungsi eksponen dalam bentuk proses pertumbuhan dan penurunan
(penyusutan). Bentuk proses pertumbuhan terdiri atas pertumbuhan yang tidak terbatas (unlimited
growth) dan pertumbuhan terbatas (limited growth). Kemudian, penggunaan fungsi logaritma untuk
penyelesaian atau pemecahan persamaan-persamaan yang berbentuk eksponensial. Terakhir, rata rata
pertumbuhan yang terdiri atas tingkat pertumbuhan rata-rata sepanjang waktu tertentu dan rata-rata
geometrik.

10.2 PERTUMBUHAN TIDAK TERBATAS

Pertumbuhan yang tidak terbatas, artinya bila domain dari variabel bebas meningkat terus, jangkauan
dari variabel terikat akan terus meningkat tanpa batas. Sebagai contoh: bunga majemuk, pertumbuhan
penduduk, dan lainnya.

Bunga Majemuk

Nilai uang yang ditabung di sebuah bank, misalnya, akan meningkat jumlahnya seiring bertambahnya
waktu. Hal ini sangat beralasan karena si penabung akan mendapat balas jasa dari pihak bank berupa
pembayaran bunga terhadap jumlah uang yang ditabungnya. Selain itu, jumlah uang yang ditabung
nilainya akan bertambah apabila waktu yang ditabung semakin lama. Oleh karena itu, dapat dikatakan
bahwa salah satu variabel yang memengaruhi jumlah uang adalah variabel waktu. Dengan demikian,
secara matematis dapat dikatakan bahwa nilai uang adalah fungsi dari waktu, atau dapat ditulis sebagai
berikut.

F=g(n)

di mana:

F = Jumlah uang di masa datang n = Jumlah periode waktu


Untuk menjelaskan pertumbuhan uang ini atau yang lebih dikenal dengan sebutan bunga majemuk,
dapat dimisalkan bahwa modal awal adalah Rp1 pada tahun pertama dibunga majemukkan sebesar
100% per tahun, maka nilai pada akhir tahun akan menjadi Rp2, yaitu:

F(1) Modal awal + (Modal awal x 100%)

F(1) Rp1 + (Rp1 x 100 %) F(1) = 1( 1 + 100 % ) = (1+¹)=2

Tetapi, bila bunga majemuk dibayarkan untuk setengah tahun berarti pembayaran bungannya hanya
50% dari modal awal, yaitu (1 x 50 % ) dan nilai di akhir pertengahan tahun adalah (1+0,5) = 1,5.
Kemudian, setengah tahun berikutnya akan dibayarkan bunganya lagi, yaitu (1,5 x 50 %), sehingga nilai
di akhir tahun adalah (1,5+ (1,5 x 50%)], atau

F(2) = 1,5(1 + 50 %) = (1+0,5) (1+0,5) = (1+0,5)²= (1 + ¹)²

Dengan cara serupa, jika bunga majemuk dibayarkan 3 kali dalam satu tahun nilai pada akhir tahunnya
adalah (1+). Jika bunga majemuk dibayarkan 4 kali dalam satu tahun nilai pada akhir tahunnya adalah
(1+), dan seterusnya. Dengan demikian, persamaan umumnya dapat ditulis sebagai berikut.

F(m)-(1+1)

di mana m adalah frekuensi pembayaran bunga dalam satu tahun. Persamaan (10.2) ini sebenarnya
sama seperti persamaan (9.2) di Bab 9 terhahulu.

Jadi, bila m dibayarkan secara kontinu sepanjang waktu atau m menjadi tak terhingga (o), maka nilai di
akhir tahun pertama akan menjadi sama dengan bilangan e = 2,71828 Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa bila nilai Rp1 dibunga-majemukkan dengan bunga nomimal 100% dan selama satu
tahun secara kontinu akan menghasilkan nilai Rp2,71828,-.

Selanjutnya, misalkan modal awal bukan Rp1 melainkan nilai lain, katakanlah Rp Pe bunga nominal
bukan 100%, katakanlah 1%, dan pembayaran bunga majemuk dibayarkan lebih dari satu tahun, maka
nilal di masa datang dari bunga majemuk akan berubah menjadi.

F(m) =

Persamaan (10.3) ini bila diubah ke dalam bentuk basis e akan menjadi.

F(m) -

(10.4)

Jika dimisalkan m dan disubstitusi pada persamaan (10.4), maka dapat ditulis menjadi.

F(m) -

Ingat kembali pada persamaan (9.2) bahwa -, maka nilai masa datang dari modal awal RpPO dan dibunga
majemukkan i% selama n tahun secara kontinu adalah,
di mana;

(10.5)

F= Jumlah di masa datang

Po Modal awal

Konstanta 2,71828

i Tingkat bunga per tahun (%) n Jumlah periode waktu

Akan tetapi, nilai di masa datang yang dibunga-majemukan secara diskrit nilainya akan berbeda. Nilainya
akan menjadi. P. + (PXi) - P(1+i) pada akhir tahun pertama; P(1+0) pada akhir tahun kedua; P,(1+1)' pada
akhir tahun ketiga dan seterusnya. Dengan demikian, secara umum rumus dari nilai masa datang yang
dibunga majemukkan secara diskrit dapat ditulis menjadi.

F = P₂ (1+0)

di mana;

F-Jumlah di masa datang

Po= Modal awal

i Tingkat bunga per tahun (%)

n Jumlah periode waktu

Perbedaan antara bunga majemuk yang dibayarkan secara kontinu dan diskrit terletak pada basis atau
bilangan pokok dari fungsi eksponen, yaitu untuk kontinu dan untuk diskrit. Hal ini dapat dilihat pada
persaman (10.5) dan (10.6).

Misalkan seorang pengusaha menabung uangnya di sebuah bank sebanyak Rp100.000.00 dengan
tingkat bunga 8 persen per tahun. Berapa besarkah nilai uangnya setelah 3

apabila:

a) bunga-maicmuk dibayar secara tahunais

b) bunga-majemuk dibayar secara semesteran, dan e) bunga majemuk


dibayar secara kontinu?

Penyelesaian:

P=1.000; 1= 8% per tahun; n=31

a) Bunga dibayar secara tahunan adalah, F, 100.000.000 (1+0,08)

= 100.000.000 (1.25971) 125.971.200 b) Bunga dibayar secara semesteran adalah,

F,= 100.000.000 (1 + 0,08 (10)100.000.000(1,04)

F₁100.000.000 (1,26531) 126.531.901.90 c) Bunga dibayar secara kontinu adalah, F₁ = 100.000.000


(2,71828)0,083)

F, 100.000.000 (2.71828) (024) 100.000.000 (1,27124)127.124.894,51

Pertumbuhan Penduduk

Fungsi eksponen untuk pertumbuhan yang tidak terbatas dapat diterapkan juga pab pertumbuhan
penduduk dari suatu wilayah. Untuk mengetahui pertumbuhan pendud dari suatu wilayah dapat
digunakan dua model rumus pertumbuhan, yaitu model ruma pertumbuhan kontinu dan diskrit. Model
rumus pertumbuhan penduduk yang kontin adalah,

P₁ = Pe

di mana;

P₁ = Jumlah penduduk tahun ke-n

P=Jumlah penduduk mula-mula

e Konstanta 2,71828

i = Tingkat pertumbuhan penduduk per tahun (%)

n = Jumlah periode waktu (tahun)

dan model rumus pertumbuhan penduduk yang diskrit, hasilnya adalah,

P₁ = P, (1+i)"

Anda mungkin juga menyukai