Oleh
Rizki Dwi Putra
Universitas PGRI Yogyakarta rizkidwiputra95@gmail.com
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah dan faktor-faktor yang
menjadi pendukung dan penghambat dalam mengimplementasikan Manajemen Berbasis Sekolah di SD Karangjati
Tamantirto Kasihan Bantul pada tahun pelajaran 2016/2017.
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Informan atau narasumber dalam penelitian ini adalah kepala
sekolah, guru, karyawan, dan komite sekolah di SD Karangjati Tamantirto Kasihan Bantul. Teknik pengumpulan data dalam
penelitian ini adalah observasi, wawancara, dokumentasi, dan keabsahan data yang terdapat dalam triangulasi teknik dan
triangulasi sumber. Analisis data dalam penelitian ini menurut (Miles dan Huberman, 2009: 20) yaitu: reduksi data, penyajian
data, dan penarikan kesimpulan.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut: Implementasi manajemen berbasis sekolah di SD
Karangjati Tamantirto Kasihan Bantul pada tahun pelajaran 2016/2017 telah terlaksana dengan baik, sehingga berdampak pada
peningkatan kinerja guru dan prestasi belajar siswa. Pada setiap manajemen bidang telah dibentuk penanggungjawab oleh
kepala sekolah, sehingga masing-masing manajemen komponen sekolah dapat dikelola secara maksimal. Adapun manajemen
komponen sekolah sebagai berikut: manajemen kurikulum dan program pengajaran, manajemen tenaga kependidikan,
manajemen kesiswaan, manajemen keuangan dan pembiayaan, manajemen sarana dan prasarana pendidikan, manajemen
hubungan sekolah dengan masyarakat, dan manajemen layanan khusus (manajemen perpustakaan, manajemen kesehatan
(UKS), dan manajemen keamanan sekolah). Faktor pendukung dalam implementasi (MBS) diantaranya: tenaga
kependidikan sudah lengkap, seluruh guru turut berperan aktif dalam pelaksanaan program sekolah, keuangan sekolah lancar,
sarana dan prasarana sudah lengkap dan memadai, hubungan sekolah dengan masyarakat baik. Faktor penghambat dalam
implementasi (MBS), diantaranya: adanya penambahan jumlah siswa satu kelas sehingga terbatasnya ruangan kelas dan
guru, banyak guru yang memiliki kegiatan diluar kepentingan sekolah, tidak semua guru mengetahui seperti apa dan
bagaimana pelaksanaan MBS yang baik di sekolah.
Abstract
The research purpose is to discover the implementation of school-based management and various accompanying
factors that support or hinder the implementation of school-based management in Elementary School (SD) Karangjati Tamantirto
Kasihan Bantul academic year 2016/2017.
The research is a descriptive-qualitative study. Informants or research sources in this study were the headmaster,
teachers, clerks and member of school committee in SD Karangjati Tamantirto Kasihan Bantul. Data collection method relied
on observation, interview, documentation and data validation in triangulation technique and data source triangulation. Data
analysis in this research is Miles Huberman, comprises data reduction, data presentation, and drawing conclusion.
According to the result of the research it can be concluded that: the implementation of school-based management
in SD Karangjati Tamantirto Kasihan Bantul academic year 2016/2017 has been carried out properly that it contributed to the
rise of teacher’s performance and students’ academic achievement. In every managerial scope there was a responsible officer
appointed by the headmaster, so that each school’s managerial component could be fully handled. The school component
management were follows: curriculum management and teaching programs, management educational staff, student
management, financial management and financing, management of education ficilities and infrastructure, management of school
relationships with the community, and management of specialized service was decided into three parts: library management,
health management and school security management. Supporting factors of MBS ware: educational staff was complete, all
teachers participated actively in the implementation of school programs, school finance smoothly, excellent education
infrastructure and facility, good relation between the school and public. Several impending factors for MBS i.e. addition of one
class causing limited
available space and teachers, many teachers engaged in out-of-school activities, not all teachers know what kind and how
good MBS implementation in school.
PENDAHULUAN
meningkatkan mutu pendidikan di SD Karangjati
A. Latar Belakang Masalah
Tamantirto Kasihan Bantul.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara singkat 2. Manfaat Praktis
dengan kepala sekolah pada pra survei di SD Penelitian kualitatif ini diharapkan dapat
Karangjati Tamantirto Kasihan Bantul, diketahui bahwa
memberikan manfaat bagi semua pihak yang
manajemen berbasis sekolah (MBS) telah diterapkan berhubungan dengan penelitian. Adapun manfaat
sejak kepemimpinan kepala sekolah terdahulu guna
tersebut antara lain:
meningkatkan kualitas pendidikan. Adapun ciri-ciri a. Bagi Kepala Sekolah
bahwa SD Karangjati sudah menerapkan MBS seperti: Sebagai referensi bagi kepala sekolah dalam
lingkungan fisik sekolah nyaman dan terawat, adanya visi melaksanakan implementasi manajemen
misi sekolah, dan adanya kegiatan lomba budaya mutu. berbasis sekolah di SD Karangjati Tamantirto
Melalui implementasi manajemen berbasis sekolah Kasihan Bantul.
(MBS) di sekolah, kinerja guru dan prestasi belajar siswa b. Bagi Sekolah
di SD Karangjati mengalami peningkatan. Terlebih pada Hasil penelitian ini diharapkan dapat
kepemimpinan kepala sekolah saat ini, kinerja guru dan memberikan kontribusi positif bagi sekolah
prestasi belajar siswa di SD Karangjati semakin dalam rangka meningkatkan kualitas
meningkat secara signifikan. pendidikan, terutama dalam
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka mengimplementasikan manajemen berbasis
penulis tertarik untuk mengetahui seperti apa sekolah di SD Karangjati Tamantirto
pelaksanaan implementasi manajemen berbasis sekolah Kasihan Bantul.
(MBS) di SD Karangjati pada tahun pelajaran c. Bagi Guru
2016/2017 serta faktor-faktor yang menjadi Penelitian ini diharapkan guru dapat
pendukung dan penghambatnya. Untuk itu dilakukan menambah pengetahuan tentang
penelitian yang berjudul : “Implementasi Manajemen manajemen berbasis sekolah (MBS) untuk
Berbasis Sekolah di SD Karangjati Tamantirto Kasihan meningkatkan mutu sekolah.
Bantul pada Tahun Pelajaran 2016/2017”. d. Bagi Siswa
B. Rumusan Masalah Penelitian ini diharapkan dapat
Berdasarkan latar belakang dan fokus penelitian di atas, mengembangkan pengetahuan siswa dan
maka peneliti dapat merumuskan masalah penelitian membuat sikap kepribadian siswa menjadi
sebagai berikut : “Bagaimana Implementasi lebih baik.
Manajemen Berbasis Sekolah di SD Karangjati e. Bagi Peneliti
Tamantirto Kasihan Bantul pada Tahun Pelajaran Penelitian ini diharapkan dapat menambah
2016/2017”? dan “Faktor-faktor apa saja yang menjadi pengetahuan dan wawasan terutama
pendukung dan penghambat dalam menyangkut hal-hal yang berkaitan dengan
mengimplementasikan Manajemen Berbasis Sekolah di manajemen berbasis sekolah pada saat peneliti
SD Karangjati Tamantirto Kasihan Bantul pada Tahun menjadi seorang guru.
Pelajaran 2016/2017”?
C. Manfaat Penelitian Kajian Teori
1. Manfaat Teoritis A. Tinjauan Manajemen Berbasis Sekolah
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan 1. Pengertian Manajemen Berbasis Sekolah
sumbangan dalam aspek teoritis (keilmuan) yaitu Secara bahasa, Manajemen Berbasis Sekolah
bagi perkembangan pendidikan pada umumnya (MBS) berasal dari tiga kata, yaitu manajemen,
dan bagi guru khususnya. Sumbangan teoritis berbasis, dan sekolah. Manajemen adalah proses
yang dimaksud yaitu pelaksanaan implementasi menggunakan sumber daya secara efektif untuk
manajemen berbasis sekolah, terutama dalam mencapai sasaran. Berbasis memiliki kata dasar
melaksanakan manajemen komponen-komponen basis yang berarti dasar atau asas. Sekolah
sekolah beserta faktor-faktor yang mendukung dan adalah lembaga untuk belajar dan mengajar serta
menghambat proses implementasi manajemen tempat untuk menerima dan
berbasis sekolah sehingga pada akhirnya dapat memberikan pelajaran.
Berdasarkan makna leksikal tersebut, menurut Sri
Minarti (2012: 50), “Manajemen Berbasis Sekolah
(MBS) dapat diartikan sebagai
penggunaan sumber daya yang berdasarkan
pada sekolah dalam proses pengajaran atau 4. Tujuan Manajemen Berbasis Sekolah
pembelajaran”. Menurut Kustini Hardi (Sri Minarti, 2012: 69), ada
2. Konsep Dasar Manajemen Berbasis Sekolah tiga tujuan diterapkannya Manajemen Berbasis
Menurut Jamal Ma’mur Asmani (2012: 41), Sekolah (MBS), yaitu sebagai berikut.
konsep dasar Manajemen Berbasis Sekolah, a. Mengembangkan kemampuan kepala sekolah
yaitu: bersama guru dan komite sekolah dalam aspek
a. Otonomi, dimaknai sebagai kewenangan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) untuk
sekolah dalam mengatur dan mengurus meningkatkan mutu sekolah.
kepentingan sekolah dalam mencapai tujuan b. Mengembangkan kemampuan kepala sekolah
sekolah untuk menciptakan mutu pendidikan bersama guru dan unsur komite sekolah dalam
yang baik. pelaksanaan pembelajaran yang aktif dan
b. Kemandirian, dimaknai sebagai langkah dalam menyenangkan, baik di sekolah maupun di
pengambilan keputusan, tidak tergantung lingkungan masyarakat setempat.
pada birokrasi yang sentralistik dalam c. Mengembangkan peran serta masyarakat yang
mengelola sumber daya yang ada, mengambil lebih aktif dalam masalah umum
kebijakan, memilih strategi dan metode dalam persekolahan dari unsur komite sekolah dalam
memecahkan persoalan yang ada, sehingga membantu peningkatan mutu sekolah.
mampu menyesuaikan dengan kondisi 5. Manajemen Komponen-Komponen Sekolah
lingkungan dan dapat memanfaatkan peluang- Menurut Mulyasa (2012: 40-53), terdapat tujuh
peluang yang ada. komponen sekolah yang harus dikelola dengan baik
c. Demokratis, dimaknai sebagai keseluruhan dalam rangka MBS, yaitu:
elemen-elemen sekolah yang dilibatkan dalam 1) Manajemen Kurikulum dan Program
menetapkan, menyusun, melaksanakan, dan Pengajaran
mengevaluasi pelaksanaan untuk mencapai Manajemen kurikulum dan program
tujuan sekolah demi terciptanya mutu pengajaran mencakup kegiatan perencanaan,
pendidikan sehingga memungkinkan pelaksanaan, dan penilaian kurikulum.
tercapainya pengambilan kebijakan yang Perencanaan dan
mendapat dukungan dari seluruh elemen-elemen pengembangan kurikulum nasional pada
sekolah. umumnya telah dilakukan oleh Departemen
3. Karakteristik Manajemen Berbasis Sekolah Pendidikan Nasional pada tingkat pusat. Karena
Menurut Jamil Suprihatiningrum (2014: 322- 323), itu level sekolah yang paling penting adalah
karakteristik sekolah yang melaksanakan MBS di bagaimana merealisasikan dan menyesuaikan
antaranya: kurikulum tersebut dengan kegiatan
a. proses pembelajaran yang efektivitasnya pembelajaran. Di samping itu, sekolah juga
tinggi; bertugas dan berwewenang untuk
b. kepemimpinan sekolah kuat; mengembangkan kurikulum muatan lokal
c. lingkungan sekolah aman dan tertib; sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan
d. pengelolaan tenaga kependidikan efektif; lingkungan setempat.
e. memiliki budaya mutu;
Pengembangan kurikulum muatan lokal
f. memiliki tim kerja yang kompak, cerdas, dan dimaksudkan terutama untuk mengimbangi
dinamis;
kelemahan-kelemahan pengembangan
g. memiliki kewenangan (kemandirian);
kurikulum sentralisasi, dan bertujuan agar
h. partisipasi tinggi dengan warga sekolah dan
peserta didik mencintai dan mengenal
masyarakat;
lingkungannya, serta mau dan mampu
i. memiliki keterbukaan (transparansi)
melestarikan dan mengembangkan sumber daya
manajemen;
alam, kualitas sosial, dan kebudayaan yang
j. memiliki kemauan untuk berubah;
mendukung pembangunan nasional,
k. melakukan evaluasi dan perbaikan secara
pembangunan regional, maupun
berkelanjutan;
pembangunan lokal sehingga peserta didik
l. sekolah responsif dan antisipatif terhadap
tidak terlepas dari akan sosial budaya
kebutuhan;
lingkungannya. Jadi, dengan adanya
m. memiliki komunikasi yang baik;
kurikulum muatan lokal, sekolah diharapkan
n. memiliki akuntabilitas;
mampu mengembangkan program
o. memiliki kemampuan menjaga
pendidikan tertentu yang sesuai dengan keadaan
berkelanjutan.
dan tuntutan lingkungannya.
Sekolah merupakan ujung tombak dilakukan dengan meningkatkan perilaku
pelaksanaan kurikulum, baik kurikulum manusia di tempat kerja melalui aplikasi
nasional maupun muatan lokal, yang konsep dan teknik manajemen personalia
diwujudkan melalui proses belajar mengajar untuk modern. Manajemen tenaga kependidikan atau
mencapai tujuan pendidikan nasional, manajemen personalia pendidikan bertujuan
institusional, kurikuler dan instruksional. Agar untuk mendayagunakan tenaga kependidikan
proses belajar-mengajar dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien untuk mencapai hasil
secara efektif dan efisien, serta mencapai hasil yang optimal, namun tetap dalam kondisi yang
yang diharapkan, diperlukan kegiatan menyenangkan. Sehubungan dengan itu, fungsi
manajemen program pengajaran. Manajemen personalia yang harus dilaksanakan pimpinan
atau administrasi pengajaran adalah adalah menarik, mengembangkan, menggaji,
keseluruhan proses penyelenggaraan kegiatan dan memotivasi personil guna mencapai tujuan
di bidang pengajaran yang bertujuan agar sistem, membantu anggota mencapai posisi dan
seluruh kegiatan pengajaran terlaksana secara standar perilaku, memaksimalkan
efektif dan efisien. perkembangan karier tenaga kependidikan, serta
Untuk menjamin efektivitas pengembangan menyelaraskan tujuan individu dan organisasi.
kurikulum dan program pengajaran dalam Manajemen tenaga kependidikan (guru dan
MBS, kepala sekolah sebagai pengelola personil) mencakup (1) perencanaan
program pengajaran bersama dengan guru- guru pegawai, (2) pengadaan pegawai, (3)
harus menjabarkan isi kurikulum secara lebih pembinaan dan pengembangan pegawai,
rinci dan operasional ke dalam program tahunan, (4) promosi dan mutasi, (5) pemberhentian
catur wulan dan bulanan. Adapun program pegawai, (6) kompensasi, dan (7) penilaian
mingguan atau program satuan pelajaran, wajib pegawai. semua itu perlu dilakukan dengan
dikembangkan guru sebelum melakukan baik dan benar agar apa yang diharapkan
kegiatan belajar- mengajar. Berikut diperinci tercapai, yakni tersedianya tenaga
beberapa prinsip yang harus diperhatikan. kependidikan yang diperlukan dengan
a. Tujuan yang dikehendaki harus jelas, kualifikasi dan kemampuan yang sesuai serta
makin operasional tujuan, makin mudah dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik
terlihat dan makin tepat program- dan berkualitas.
program yang dikembangkan untuk Perencanaan pegawai merupakan kegiatan untuk
mencapai tujuan. menentukan kebutuhan pegawai, baik secara
b. Program itu harus sederhana dan kuantitatif maupun kualitatif untuk sekarang
fleksibel. dan masa depan. Penyusunan rencana
c. Program-program yang disusun dan personalia yang baik dan tepat memerlukan
dikembangkan harus sebagai dengan tujuan informasi yang lengkap dan jelas tentang
yang telah ditetapkan. pekerjaan atau tugas yang harus dilakukan
d. Program yang dikembangkan harus dalam organisasi.
menyeluruh dan harus jelas Pengadaan pegawai merupakan kegiatan untuk
pencapaiannya memenuhi kebutuhan pegawai pada suatu
e. Harus ada koordinasi antarkomponen lembaga, baik jumlah maupun kualitasnya.
pelaksana program di sekolah. Untuk mendapatkan pegawai yang sesuai
Dalam pada itu, perlu dilakukan pembagian dengan kebutuhan, dilakukan kegiatan
tugas guru, penyusunan kalender pendidikan rekruitment, yaitu usaha untuk mencari dan
dan jadwal pelajaran, pembagian waktu yang mendapatkan calon-calon pegawai yang
digunakan, penetapan pelaksanaan evaluasi memenuhi syarat sebanyak mungkin, untuk
belajar, penetapan penilaian, penetapan norma kemudian dipilih calon terbaik dan tercakap.
kenaikan kelas, pencatatan kemajuan belajar Sehubungan dengan itu, fungsi pembinaan dan
peserta didik, serta peningkatan perbaikan pengembangan pegawai merupakan fungsi dan
pengajaran serta pengisian waktu jam kosong. pengelolaan personil yang mutlak perlu, untuk
2) Manajemen Tenaga Kependidikan Keberhasilan memperbaiki, menjaga, dan meningkatkan
MBS sangat ditentukan oleh keberhasilan kinerja pegawai. Kegiatan ini dapat dilakukan
pimpinannya dalam mengelola tenaga dengan cara on the job training dan in
kependidikan yang tersedia di sekolah. service training. Kegiatan pembinaan dan
Dalam hal itu, peningkatan pengembangan ini tidak
produktivitas dan prestasi kerja dapat
hanya menyangkut aspek kemampuan, tetapi dapat dinilai dengan uang dan mempunyai
juga menyangkut karier pegawai. kecenderungan diberikan secara bertahap.
Di Indonesia, untuk pegawai negeri sipil, Pemberian kompensasi, selain dalam bentuk
promosi atau pengangkatan pertama gaji, dapat juga berupa tunjangan, fasilitas
biasanya diangkat sebagai calon PNS dengan perumahan, kendaraan, dan lain- lain.
masa percobaan satu atau dua tahun, kemudian Untuk melaksanakan fungsi-fungsi yang
ia mengikuti latihan pra jabatan, dan setelah dikemukakan terdahulu, diperlukan sisem
lulus diangkat menjadi pegawai, kegiatan penilaian pegawai secara objektif dan akurat.
berikutnya adalah penempatan atau Penilaian tenaga kependidikan ini difokuskan
penugasan. Dalam penempatan atau penugasan pada prestasi individu dan peran sertanya dalam
ini diusahakan adanya kongruensi yang tinggi kegiatan sekolah. Penilaian ini tidak hanya
antara tugas yang menjadi tanggung jawab penting bagi sekolah, tetapi juga bagi pegawai
pegawai dengan karakteristik pegawai. itu sendiri. Bagi para pegawai, penilaian
Untuk mencapai tingkat kongruensi yang berguna sebagai umpan balik berbagai hal,
tingggi dan membantu personil supaya benar- seperti kemampuan, keletihan, kekurangan dan
benar siap secara fisik dan mental untuk potensi yang pada gilirannya bermanfaat
melaksanakan tugas-tugasnya, perlu dilakukan untuk menentukan tujuan, jalur, rencana dan
fungsi orientasi baik sebelum atau sesudah pengembangan karir. Bagi sekolah, hasil
penempatan. penilaian prestasi kerja tenaga kependidikan
Pemberhentian pegawai merupakan fungsi sangat penting dalam pengambilan keputusan
personalia yang menyebabkan terlepasnya pihak berbagai hal, seperti identifikasi kebutuhan
organisasi dan personil dari hak dan kewajiban program sekolah, penerimaan, pemilihan,
sebagai lembaga tempat bekerja dan sebagai pengenalan, penempatan, promosi, sistem
pegawai. Dalam kaitannya dengan tenaga imbalan, dan aspek lain dari keseluruhan proses
kependidikan di sekolah, khususnya pegawai efektif sumber daya manusia.
negeri sipil, sebab- sebab pemberhentian 3) Manajemen Kesiswaan
pegawai ini dapat dikelompokkan ke dalam Manajemen kesiswaan atau manajemen
tiga jenis (1) pemberhentian atas permohonan kemuridan (peserta didik) merupakan salah satu
sendiri; (2) pemberhentian oleh dinas atau bidang operasional MBS. Manajemen
pemerintah; dan (3) pemberhentian sebab lain- kesiswaan adalah penataan dan pengaturan
lain. Pemberhentian atas permohonan pegawai terhadap kegiatan yang berkaitan dengan
sendiri, misalnya karena pindah lapangan yang peserta didik, mulai masuk sampai keluarnya
bertujuan memperbaiki nasib. Pemberhentian peserta didik tersebut dari suatu sekolah.
oleh dinas atau pemerintah bisa dilakukan Manajemen kesiswaan bukan hanya berbentuk
dengan beberapa alasan berikut: pencatatan data peserta didik, melainkan
a. Pegawai yang bersangkutan tidak cakap dan meliputi aspek yang lebih luas yang secara
tidak memiliki kemampuan untuk operasional dapat membantu upaya
melaksanakan tugas-tugasnya dengan baik; pertumbuhan dan perkembangan peserta didik
b. Perampingan atau penyederhanaan melalui proses pendidikan di sekolah.
organisasi; Manajemen kesiswaan bertujuan untuk
c. Peremajaan, biasanya pegawai yang telah mengatur berbagai kegiatan dalam bidang
berusia 50 tahun dan berhak pensiun kesiswaan agar kegiatan pembelajaran di
harus dierhentikan dalam jangka waktu sekolah dapat berjalan lancar, tertib dan teratur,
satu tahun; serta mencapai tujuan pendidikan sekolah.
d. Tidak sehat jasmani dan rohani sehingga Untuk mewujudkan tujuan tersebut, bidang
tidak dapat melaksanakan tugasnya dengan manajemen kesiswaan sedikitnya memiliki
baik; tiga tugas utama yang harus diperhatikan,
e. Melakukan pelanggaran tindak pidana yaitu penerimaan murid baru, kegiatan
sehingga dihukum penjara atau kemajuan belajar, serta bimbingan dan
kurungan; pembinaan disiplin.
f. Melanggar sumpah atau janji pegawai Penerimaan siswa baru perlu dikelola
negeri sipil. sedemikian rupa mulai dari perencanaan
Kompensasi adalah balas jasa yang diberikan penentuan daya tampung sekolah atau jumlah
organisasi kepada pegawai, yang siswa baru yang akan diterima, yaitu
dengan mengurangi daya tampung dengan potensi yang sangat menentukan dan
jumlah anak yang tinggal kelas atau merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam
mengulang. Kegiatan penerimaan siswa baru kajian manajemen pendidikan. Komponen
biasanya dikelola oleh panitia penerimaan keuangan dan pembiayaan pada suatu sekolah
siswa baru (PSB) atau panitia penerimaan merupakan komponen produksi yang
murid baru (PMB). Dalam kegiatan ini, menentukan terlaksananya kegiatan-kegiatan
kepala sekolah membentuk panitia atau proses belajar mengajar di sekolah bersama
menunjuk beberapa orang guru untuk komponen-komponen lain. Dengan kata lain
bertanggung jawab dalam tugas tersebut. setiap kegiatan yang dilakukan sekolah
Setelah para siswa diterima lalu dilakukan memerlukan biaya, baik itu disadari maupun
pengelompokkan dan orientasi sehingga tidak disadari. Komponen keuangan dan
secara fisik, mental, dan emosional siap untuk pembiayaan ini perlu dikelola sebaik-baiknya,
mengikuti pendidikan di sekolah. agar dana- dana yang ada dapat dimanfaatkan
Keberhasilan, kemajuan, dan prestasi belajar secara optimal untuk menunjang tercapainya
para siswa memerlukan data yang otentik, tujuan pendidikan. Hal ini penting, terutama
dapat dipercaya, dan memiliki keabsahan. dalam rangka MBS, yang memberikan
Data ini diperlukan untuk mengetahui dan kewenangan kepada sekolah untuk mencari dan
mengontrol keberhasilan atau prestasi kepala memanfaatkan berbagai sumber dana sesuai
sekolah sebagai manajer pendidikan di keperluan masing-masing sekolah karena pada
sekolahannya. Kemajuan belajar siswa ini umumnya dunia pendidikan selalu dihadapkan
secara periodik harus dilaporkan kepada orang pada masalah keterbatasan dana, apalagi
tua, sebagai masukan untuk berpartisipasi dalam dalam kondisi krisis seperti sekarang ini.
proses pendidikan dan membimbing anaknya Sumber keuangan dan pembiayaan pada suatu
belajar, baik di rumah maupun di sekolah. sekolah secara garis besar dapat
Tujuan pendidikan tidak hanya untuk dikelompokkan atas tiga sumber, yaitu (1)
mengembangkan pengetahuan anak, tetapi juga pemerintah, baik pemerintah pusat, daerah
sikap kepribadian, serta aspek sosial- maupun kedua-duanya, yang bersifat umum atau
emosional, di samping keterampilan- khusus dan diperuntukkan bagi kepentingan
keterampilan lain. Sekolah tidak hanya pendidikan; (2) orang tua atau peserta didik; (3)
bertanggung jawab memberikan berbagai ilmu masyarakat, baik mengikat maupun tidak
pengetahuan, tetapi memberi bimbingan dan mengikat. Adapun dimensi pengeluaran
bantuan terhadap anak-anak yang bermasalah, meliputi biaya rutin dana biaya pembangunan.
baik dalam belajar, emosional, maupun sosial, Biaya rutin adalah biaya yang harus dikeluarkan
sehingga dapat tumbuh dan berkembang secara dari tahun ke tahun, seperti gaji pegawai (guru
optimal sesuai dengan potensi masing-masing. dan non guru), serta biaya operasional, biaya
Untuk itu, di sekolah perlu dilakukan pengeluaran gedung, fasilitas, dan alat-alat
pencatatan dan ketatalaksanaan kesiswaan, dalam pengajaran (barang-barang habis pakai).
bentuk buku induk, buku klapper, buku laporan Sementara biaya pembangunan, misalnya
keadaan siswa, buku presensi siswa, buku rapor, biaya pembelian atau pengembangan tanah,
daftar kenaikan kelas, buku mutasi, dan pembangunan gedung, perbaikan atau rehab
sebagainya. gedung, penambahan furnitur, serta biaya dan
4) Manajemen Keuangan dan Pembiayaan pengeluaran lain untuk barang- barang yang
Keuangan dan pembiayaan merupakan salah tidak habis pakai. Dalam rangka implementasi
satu sumber daya yang secara langsung MBS, manajemen komponen keuangan harus
menunjang efektivitas dan efisiensi pengelolaan dilaksanakan dengan baik dan teliti mulai
pendidikan. Hal tersebut lebih terasa lagi tahap penyusunan anggaran, penggunaan, sampai
dalam implementasi MBS, yang menuntut pengawasan dan pertanggungjawaban sesuai
kemampuan sekolah untuk dengan ketentuan yang berlaku agar semua dana
merencanakan, melaksanakan, dan sekolah benar-benar dimanfaatkan secara
mengevaluasi serta efektif, efisien, tidak ada kebocoran-kebocoran,
mempertanggungjawabkan pengelolaan dana serta bebas dari penyakit korupsi, kolusi, dan
secara transparan kepada masyarakat dan nepotisme. Tugas manajemen keuangan dapat
pemerintah. dibagi tiga fase, yaitu financial planning,
Dalam penyelenggaraan pendidikan,
keuangan dan pembiayaan merupakan
implementation, and evaluation. langsung menunjang jalannya proses
Perencanaan finansial yang disebut pendidikan atau pengajaran, seperti halaman,
budgeting, merupakan kegiatan kebun, taman sekolah, jalan menuju sekolah,
mengkoordinasi semua sumber daya yang tetapi jika dimanfaatkan secara langsung
tersedia untuk mencapai sasaran yang untuk proses belajar mengajar, seperti taman
diinginkan secara sistematis tanpa sekolah untuk pengajaran biologi, halaman
menyebabkan efek samping yang sekolah sebagai sekaligus lapangan olah raga,
merugikan. Implementation involves komponen tersebut merupakan sarana
accounting (pelaksanaan anggaran) ialah pendidikan.
kegiatan berdasarkan rencana yang telah dibuat Manajemen sarana dan prasarana pendidikan
dan kemungkinan terjadi penyesuaian jika bertugas mengatur dan menjaga sarana dan
diperlukan. Evaluation involves merupakan prasarana pendidikan agar dapat memberikan
proses evaluasi terhadap pencapaian sasaran. kontribusi secara optimal dan berarti pada
Komponen utama manajemen keuangan jalannya proses pendidikan. Kegiatan
meliputi, (1) prosedur anggaran; (2) prosedur pengelolaan ini meliputi kegiatan perencanaan,
akuntansi keuangan; pengadaan, pengawasan, penyimpanan
(3) pembelajaran, pergudangan, dan prosedur inventarisasi, dan penghapusan serta penataan.
pendistribusian; (4) prosedur investasi; dan (5) Manajemen sarana dan prasarana yang baik
prosedur pemeriksaan. Dalam diharapkan dapat menciptakan sekolah yang
pelaksanaannya, manajemen keuangan ini bersih, rapi, indah sehingga menciptakan
menganut asas pemisahan tugas antara fungsi kondisi yang menyenangkan baik bagi guru
otorisator, ordonator, dan bendaharawan. maupun murid untuk berada di sekolah. Di
Otorisator adalah pejabat yang diberi samping itu juga diharapkan tersedianya alat-
wewenang untuk mengambil tindakan yang alat atau fasilitas belajar yang memadai secara
mengakibatkan penerimaan dan pengeluaran kuantitatif, kualitatif, dan relevan dengan
anggaran. Ordonator adalah pejabat yang kebutuhan serta dapat dimanfaatkan secara
berwenang melakukan pengujian dan optimal untuk kependidikan proses pendidikan
memerintahkan pembayaran atas segala dan pengajaran, baik oleh guru sebagai
tindakan yang dilakukan berdasarkan otorisasi pengajar maupun murid-murid sebagai pelajar.
yang telah ditetapkan. Adapun bendaharawan 6) Manajemen Hubungan Sekolah dengan
adalah pejabat yang berwenang melakukan Masyarakat
penerimaan, penyimpanan dan pengeluaran uang Hubungan sekolah dengan masyarakat pada
atau surat-surat berharga lainnya yang dapat hakikatnya merupakan suatu sarana yang
dinilai dengan uang serta diwajibkan membuat sangat berperan dalam membina dan
perhitungan dan mengembangkan pertumbuhan pribadi peserta
pertanggungjawaban. didik di sekolah. Sekolah dan masyarakat
Kepala sekolah sebagai manajer, berfungsi memiliki hubungan yang sangat erat dalam
sebagai otorisator, dan dilimpahi fungsi mencapai tujuan sekolah atau pendidikan
ordonator untuk memerintahkan pembayaran. secara efektif dan efisien. Hubungan sekolah
Namun, tidak dibenarkan melaksanakan fungsi dan masyarakat bertujuan antara lain untuk (1)
kebendaharawan karena berkewajiban mengajukan kualitas pembelajaran dan
melakukan pengawasan ke dalam. pertumbuhan anak; (2) memperkokoh tujuan
Bendaharawan, di samping mempunyai serta meningkatkan kualitas hidup dan
fungsi-fungsi bendaharawan, juga dilimpahi penghidupan masyarakat; dan (3)
fungsi ordonator untuk menguji hak atas menggairahkan masyarakat untuk menjalin
pembayaran. hubungan dengan sekolah. Untuk
5) Manajemen Sarana dan Prasarana menciptakan hubungan yang harmonis antara
Pendidikan sekolah dan masyarakat dapat dilakukan
Sarana pendidikan adalah peralatan dan dengan memberitahukan program-program
perlengkapan yang secara langsung sekolah kepada masyarakat, baik program
dipergunakan dan menunjang proses yang telah dilaksanakan, yang sedang
pendidikan, khususnya proses belajar mengajar, dilaksanakan, maupun yang akan dilaksanakan
seperti gedung, ruang kelas, meja kursi, serta sehingga
alat-alat dan media pengajaran. Adapun yang
dimaksud dengan prasarana pendidikan adalah
fasilitas yang secara tidak
masyarakat mendapat gambaran yang jelas dan seni yang berlangsung begitu pesat pada
tentang sekolah yang bersangkutan. masa sekarang menyebabkan guru tidak bisa
Hubungan yang harmonis antara sekolah dan lagi melayani kebutuhan anak- anak akan
masyarakat ini semakin dirasakan pentingnya informasi, dan guru-guru juga tidak bisa
pada masyarakat yang telah menyadari dan mengandalkan apa yang diperolehnya di
memahami pentingnya pendidikan bagi anak- bangku sekolah. Perpustakaan yang lengkap
anak. Namun tidak berarti pada masyarakat yang dan dikelola dengan baik memungkinkan
masih kurang menyadari pentingnya peserta didik untuk lebih mengembangkan
pendidikan, hubungan kerja sama ini tidak dan mendalami pengetahuan yang diperolehnya
perlu dibina. Pada masyarakat yang kurang di kelas melalui belajar mandiri baik pada
menyadari akan pentingnya pendidikan, waktu-waktu kosong di sekolah maupun di
sekolah dituntut lebih aktif dan kreatif untuk rumah.
menciptakan hubungan kerja sama yang lebih Manajemen layanan khusus lain adalah layanan
romantis. Agar tercipta hubungan dan kerja kesehatan dan keamanan. Sekolah sebagai satuan
sama yang baik antara sekolah dengan pendidikan yang bertugas dan beranggung
masyarakat, masyarakat perlu mengetahui dan jawab melaksanakan proses pembelajaran, tidak
memiliki gambaran yang jelas tentang sekolah hanya bertugas mengembangkan ilmu
yang bersangkutan melalui laporan kepada pengetahuan, keterampilan, dan sikap saja,
orang tua murid, buletin bulanan, penerbitan tetapi harus menjaga dan meningkatkan
surat kabar, pameran sekolah, open house, kesehatan jasmani dan rohani peserta didik.
kunjungan ke sekolah, kunjungan ke rumah Di samping itu, sekolah juga perlu memberikan
murid, penjelasan oleh staf sekolah, murid, pelayanan keamanan kepada peserta didik dan
radio dan televisi, serta laporan tahunan. para pegawai yang ada di sekolah agar mereka
Kepala sekolah yang baik meupakan salah satu dapat belajar dan melaksanakan tugas dengan
kunci untuk bisa menciptakan hubungan yang tenang dan nyaman.
baik antara sekolah dan masyarakat secara 6. Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah
efektif karena harus menaruh perhatian tentang Untuk mengimplementasikan manajemen
apa yang terjadi pada peserta didik di sekolah berbasis sekolah secara efektif dan efisien, kepala
dan apa yang dipikirkan orang tua tentang sekolah perlu memiliki pengetahuan
sekolah. Kepala sekolah dituntut untuk kepemimpinan, perencanaan, dan pandangan yang
senantiasa berusaha membina dan meningkatkan luas tentang sekolah dan pendidikan. Wibawa
hubungan kerja sama yang baik antara sekolah kepala sekolah harus
dan masyarakat guna mewujudkan sekolah yang ditumbuhkembangkan dengan meningkatkan sikap
efektif dan efisien. Hubungan yang harmonis ini keperdulian, semangat belajar, disiplin kerja,
akan membentuk: keteladanan dan hubungan manusiawi sebagai
a. Saling pengertian antara sekolah, orang tua, modal perwujudan iklim kerja yang kondusif.
masyarakat, dan lembaga-lembaga lain Lebih lanjut, kepala sekolah dituntut untuk
yang ada di masyarakat, termasuk dunia melaksanakan fungsinya sebagai manajer sekolah
kerja; dalam meningkatkan proser belajar mengajar,
b. Saling membantu antara sekolah dan dengan melakukan supervisi kelas, membina, dan
masyarakat karena mengetahui manfaat, memberikan saran-saran positif kepada guru. Di
arti dan pentingnya peranan masing- samping itu, kepala sekolah juga harus
masing; melakukan tukar pikiran, sumbang saran, dan studi
c. Kerja sama yang erat antara sekolah banding antarsekolah untuk menyerap kiat-kiat
dengan berbagai pihak yang ada di kepemimpinan dari kepala sekolah lain.
masyarakat dan mereka merasa ikut Dalam rangka mengimplementasikan MBS secara
bertanggung jawab atas suksesnya efektif dan efisien. Guru harus berkreasi dalam
pendidikan di sekolah. meningkatkan manajemen kelas. Guru adalah
7) Manajemen Layanan Khusus
teladan dan panutan langsung para peserta didik di
Manajemen layanan khusus meliputi kelas. Oleh karena itu, guru perlu siap dengan
manajemen perpustakaan, kesehatan, dan segala kewajiban, baik manajemen maupun
keamanan sekolah. Manajemen komponen- persiapan isi materi pengajaran, guru juga harus
komponen tersebut merupakan bagian penting mengorganisasikan kelasnya dengan baik.
dari MBS yang efektif dan efisien.
Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi
Sesuai dengan tuntutan di atas, Menurut BPPN dan mencerdaskan kehidupan bangsa melalui
Bank Dunia 1999 (Mulyasa, 2012: 57-62), telah peningkatan kualitas pendidikan kepada
melakukan berbagai kajian, antara lain telah setiap jenis dan jenjang pendidikan.
mengembangkan strategi pelaksanaan MBS, yang 3) Gotong Royong dalam Kekeluargaan Gotong
meliputi pengelompokkan sekolah berdasarkan royong dan kekeluargaan dapat
kemampuan manajemen, pentahapan pelaksanaan menghasilkan dampak positif
MBS, dan Perangkat pelaksanaan MBS. (synergistic effect) dalam berbagai
a. Pengelompokkan sekolah
aktivitas. Gotong royong dan
Dalam rangka mengimplementasikan MBS, perlu kekeluargaan yang membudaya dalam
dilakukan pengelompokkan sekolah kehidupan masyarakat Indonesia masih
berdasarkan kemampuan manajemen, dengan dapat dikembangkan dalam
mempertimbangkan kondisi lokasi dan kualitas mewujudkan kepala sekolah yang
sekolah. profesional, menuju terwujudnya visi
b. Pentahapan Implementasi MBS
pendidikan menjadi aksi nyata di
Sebagai suatu paradigma pendidikan baru,
sekolah. Kondisi ini dapat ditumbuh-
selain perlu memperhatikan kondisi sekolah,
kembangkan melalui jalinan kerja sama
implementasi MBS juga memerlukan
dan keeratan hubungan dengan
pentahapan sekolah yang tepat. Dengan kata
masyarakat dan dunia kerja, terutama
lain, harus dilakukan secara bertahap.
yang berada di lingkungan sekolah.
Penerapan MBS secara menyeluruh sebagai 4) Potensi Kepala Sekolah
realisasi desentralisasi pendidikan memerlukan Kepala Sekolah memiliki berbagai
perubahan-perubahan potensi yang dapat dikembangkan secara
mendasar terhadap aspek-aspek yang optimal. Setiap kepala sekolah harus
menyangkut keuangan, ketenagaan, memiliki perhatian yang cukup tinggi
kurikulum, sarana dan prasarana, serta terhadap peningkatan kualitas pendidikan
pastisipasi masyarakat. di sekolah. Perhatian tersebut harus
c. Perangkat Implementasi MBS
ditunjukkan dalam keamanan dan
Implementasi MBS memerlukan seperangkat
kemampuan untuk mengembangkan diri
peraturan dan pedoman- pedoman (guidelines)
dan sekolahnya secara optimal.
umum yang dapat dipakai sebagai pedoman 5) Organisasi Formal dan Optimal
dalam perencanaan, monitoring dan evaluasi, Pada sebagian besar lingkungan
serta pelaporan pelaksanaan. pendidikan sekolah di berbagai wilayah
7. Faktor Pendukung dan Penghambat
Indonesia, dari Sabang sampai Marauke
Implementasi MBS
umumnya telah memiliki organisasi formal
a. Faktor Pendukung Implementasi MBS Menurut
terutama yang berhubungan dengan
Jamal Ma’mur Asmani (2012: 149- 153),
profesi pendidikan seperti Kelompok
beberapa faktor pendukung MBS sebagai
Kerja Pengawas Sekolah (Pokjamas),
berikut:
Kelompok Kerja Sekolah (KKM),
1) Sosialisasi Peningkatan Kualitas
Musyawarah Kepala Sekolah (MKM),
Pendidikan
Dewan Pendidikan, dan Komite Sekolah.
Pemerintah dan seluruh stakebolder
Organisasi-organisasi tersebut sangat
pendidikan perlu terus melakukan
mendukung MBS untuk melakukan
sosialisasi peningkatan kualitas
berbagai terobosan dalam peningkatan
pendidikan di berbagai wilayah kerjanya, baik
kualitas pendidikan di wilayah kerjanya.
dalam pertemuan-pertemuan resmi maupun 6) Organisasi Profesi
melalui orientasi dan workshop. Organisasi profesi pendidikan sebagai
2) Gerakan Peningkatan Kualitas wadah untuk membantu pemerintah dalam
Pendidikan yang Dirancangkan meningkatkan kualitas pendidikan seperti
Pemerintah Pokjawas, KKM, Kelompok Kerja Guru
Upaya meningkatkan kualitas pendidikan (KKG), Musyawarah Guru Mata Pelajaran
terus menerus dilakukan, baik secara (MGMP), Persatuan Guru Republik
konvensional maupun motivatif. Hal Indonesia (PGRI), dan ISPI (Ikatan Sarjana
tersebut lebih terfokus lagi setelah Pendidikan Indonesia) sudah terbentuk
diamanatkan dalam Undang- Undang hampir di seluruh Indonesia, dan telah
Sisdiknas bahwa tujuan pendidikan menyentuh
nasional adalah untuk
berbagai kecamatan. Organisasi profesi kurang melaksanakan otonomi ke dalam
tersebut sangat mendukung implementasi sekolahnya.
MBS dalam peningkatan kinerja dan 3) Guru membuat kegiatan belajar
prestasi belajar peserta didik menuju mengajar di kelas menjadi sangat formal,
peningkatan kualitas pendidikan nasional. mengajar secara kaku, dan buah dari semua
7) Harapan terhadap Kualitas Pendidikan MBS itu adalah kegiatan belajar mengajar
sebagai paradigma baru berlangsung dengan sangat
manajemen pendidikan mempunyai berat/menekan.
harapan yang tinggi untuk meningkatkan 4) Akumulasi dari tiga hal di atas tercermin
kualitas pendidikan, serta komitmen dan dalam kualitas pendidikan yang
motivasi yang kuat untuk meningkatkan cenderung rendah/kurang baik.
mutu sekolah secara optimal. Tenaga
kependidikan memiliki komitmen dan METODE PENELITIAN
harapan yang tinggi bahwa peserta didik A. Latar Penelitian
dapat mencapai prestasi yang optimal Penelitian ini dilaksanakan di SD Karangjati
meskipun dengan segala keterbatasan Tamantirto Kasihan Bantul. Peneliti menetapkan
sumber daya pendidikan yang ada di sekolah tersebut sebagai lokasi penelitian karena ingin
sekolah. menegtahui pelaksanakan implementasi manajemen
8) Input Manajemen berbasis sekolah di SD Karangjati Tamantirto Kasihan
Paradigma baru manajemen pendidikan perlu Bantul pada tahun pelajaran 2016/2017. Penelitian
ditunjang dan input manajemen yang dilaksakan pada bulan April hingga bulan Juni 2017.
memadai dalam menjalankan toda sekolah Penelitian ini memfokuskan pada implementasi manajemen
dan mengelola sekolah secara efektif. berbasis sekolah di SD Karangjati Tamantirto Kasihan
Input manajemen yang telah dimiliki Bantul pada tahun pelajaran 2016/2017.
seperti tugas yang jelas, rencana yang rinci B. Cara Penelitian
dan sistematis, program yang mendukung Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
implementasi, ketentuan- ketentuan (aturan metode penelitian naturalistik karena penelitian
main) yang jelas dari warga sekolah dalam dilakukan berdasarkan kondisi alamiah. Informasi atau
bertindak, serta adanya sistem pengendalian data yang diperoleh dari lapangan kemudian diolah
mutu yang andal untuk menyakinkan bahwa dalam bentuk deskripsi agar mudah dipahami makna dan
tujuan yang telah dirumuskan dapat isi dari data tersebut sehingga tidak terdapat uji
diwujudkan di Sekolah. hipotesis. Dalam penelitian ini, peneliti bertindak
b. Faktor Penghambat Implementasi MBS Menurut sebagai intrumen penelitian. Artinya, peneliti berusaha
Tukiman Taruna (Nurkolis, 2006: 143-144), mendapatkan berbagai sumber data informasi dari kepala
ada empat pemicu kegagalan MBS yaitu: sekolah, guru, karyawan, dan masyarakat/orang tua siswa
1) Empat pilar tujuan pendidikan tidak melalui wawancara dan observasi.
terlaksana dengan baik karena sistem C. Data dan Sumber Data
penyelenggaraan yang sentralistik. Di 1. Data
mana pun kegiatan belajar mengajar itu Menurut Mukhtar (2013: 99-100), “data adalah
berlangsung, proses itu seharusnya mampu seluruh informasi empiris dan dokumentatif yang
menjawab damba (harapan) murid dalam diperoleh di lapangan sebagai pendukung ke arah
hal (1) belajar untuk mengetahui, (2) kontruksi ilmu secara ilmiah dan akademis”.
belajar untuk melaksanakan, (3) belajar Jenis data yang digunakan dalam penelitian dikenal
untuk hidup bersama, dan (4) belajar dengan data primer dan data sekunder.
untuk kemandirian. Keempat damba murid a. Data Primer
dalam penyelenggaraan pendidikan yang Menurut Suharsimi Arikunto (2010: 22), data
sentralistik sulit teerakomodasi di sekolah. primer adalah data dalam bentuk verbal atau kata-
2) Kepala sekolah selama ini tidak berbuat kata yang diucapkan secara lisan, gerak-gerik
banyak untuk kegiatan belajar mengajar, atau perilaku yang dilakukan oleh subyek yang
tetapi berbuat sangat banyak untuk urusan dapat dipercaya, dalam hal ini adalah subyek
administrasi dan kedinasan. Kepala penelitian (informan) yang berkenaan dengan
sekolah banyak melakukan kegiatan di variabel yang diteliti.
luar sekolahnya, sangat
b. Data Sekunder 2. Observasi
Menurut Suharsimi Arikunto (2010: 22), “Data Observasi dilakukan untuk memperoleh
sekunder adalah data yang diperoleh dari informasi dan data yang diperlukan dalam
dokumen-dokumen grafis (tabel, catatan, penelitian. Kegiatan observasi dilakukan secara
notulen rapat, SMS, dan lain-lain), foto-foto, langsung oleh peneliti untuk mengetahui proses
film, rekaman video, benda-benda dan lain-lain pelaksanaan implementasi manajemen berbasis
yang dapat memperkaya data primer”. sekolah di SD Karangjati Tamantirto Kasihan
Dalam penelitian ini, data yang akan diteliti Bantul. Dalam penelitian ini, peneliti
adalah: menggunakan observasi non partisipatif
1) Data tentang manajemen bidang kurikulum dan
(pengamatan biasa) yang berarti pengamat tidak ikut
program pengajaran.
serta dalam kegiatan, hanya berperan sebagai
2) Data tentang manajemen bidang tenaga
pengamat kegiatan pembelajaran.
kependidikan. 3. Dokumentasi
3) Data tentang manajemen bidang kesiswaan.
Di dalam melaksanakan metode dokumentasi,
4) Data tentang manajemen bidang keuangan dan
peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-
pembiayaan.
buku, majalah, dokumen, peraturan- peraturan,
5) Data tentang manajemen bidang sarana dan
notulen rapat, catatan harian, dan sebagainya.
prasarana pendidikan.
Dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini
6) Data tentang manajemen bidang hubungan
berupa catatan, struktur organisasi sekolah, data
sekolah dengan masyarakat.
murid dan guru, pengurus komite sekolah, dan
7) Data tentang manajemen layanan khusus.
data-data yang berkaitan dengan implementasi
8) Data tentang faktor pendukung dalam
manajemen berbasis sekolah (MBS).
implementasi MBS.
E. Analisis Data
9) Data tentang faktor penghambat dalam
Menurut Miles dan Huberman (2009: 16-19), bahwa dalam
implementasi MBS.
teknik analisis data model interaktif terdiri atas beberapa
2. Sumber Data
tahapan, sebagai berikut:
Menurut Mukthar (2013: 107), “sumber data adalah
1. Pengumpulan Data
sumber-sumber yang dimungkinkan seorang
Data yang diperoleh dari hasil wawancara,
peneliti mendapatkan sejumlah informasi atau
observasi dan dokumentasi dicatat dalam catatan
data-data yang dibutuhkan dalam sebuah penelitian,
lapangan yang terdiri daru dua bagian yaitu
baik data primer maupun data sekunder”.
deskriptif dan reflektif. Catatan desktiptif adalah
Sumber data dalam penelitian ini adalah
catatan alami, (catatan tentang apa yang dilihat,
informan atau narasumber, dokumen-dokumen
didengar, disaksikan dan dialami sendiri oleh
resmi, dan tempat dilaksanakannya penelitian.
peneliti tanpa adanya pendapat dan penafsiran dari
Informan atau narasumber dalam penelitian ini
peneliti terhadap fenomena yang dialami. Catatan
adalah kepala sekolah, guru, karyawan dan
refleksi adalah catatan yang berisi kesan, komentar,
masyarakat/orang tua siswa yang menjadi
pendapat, dan tafsiran peneliti tentang temuan
penanggung jawab dari masing-masing
yang dijumpai, merupakan bahan rencana
komponen sekolah dalam pelaksanaan
pengumpulan data untuk tahap berikutnya.
implementasi manajemen berbasis sekolah di SD
2. Reduksi Data
Karangjati Tamantirto Kasihan Bantul.
Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan,
D. Teknik Pengumpulan Data
pemusatan perhatian pada penyederhanaan,
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam
pengabstrakan, dan transformasi data “kasar” yang
penelitian ini adalah sebagai berikut:
muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan.
1. Wawancara
Selama pengumpulan data berlangsung, terjadilah
Wawancara dilakukan untuk mendapatkan
tahapan reduksi selanjutnya (membuat
informasi yang dibutuhkan dalam penelitian.
ringkasan, mengkode, menelusur tema, membuat
Wawancara dalam penelitian ini menggunakan
gugus-gugus, membuat partisi, menulis memo).
metode wawancara semiterstruktur. Wawancara
Reduksi data/proses transformasi ini berlanjut
dilakukan secara langsung dengan mengajukan
terus sesudah penelitian lapangan, sampai laporan
pertanyaan kepada informan atau narasumber yaitu
akhir lengkap tersusun. Reduksi data merupakan
kepala sekolah, guru, karyawan, dan
bagian dari analisis. Reduksi data merupakan suatu
masyarakat/orang tua siswa di sekitar SD
bentuk analisis yang menajamkan,
Karangjati.
menggolongkan, mengarahkan, membuang
yang tidak perlu, dan mengorganisasi data dengan dokumentasi. Dengan demikian data yang
cara sedemikian rupa hingga kesimpulan- diperoleh bersifat valid dan diakui
kesimpulan finalnya dapat ditarik dan diverifikasi. kebenarannya.
3. Penyajian Data
Penyajian yang paling sering digunakan pada data HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
kualitatif pada masa yang lalu adalah bentuk teks Hasil penelitian implementasi manajemen berbasis sekolah
naratif. Penyajian data dapat berupa matriks, grafik, di SD Karangjati Tamantirto Kasihan Bantul:
jaringan, dan bagan. Semuanya dirancang guna 1. Manajemen bidang Kurikulum dan Program
menggabungkan informasi yang tersusun dalam suatu Pengajaran
bentuk yang padu dan mudah diraih, dengan Manajemen bidang kurikulum dan program
demikian seorang penganalisis dapat melihat apa pengajaran di SD Karangjati dimulai dari kegiatan
yang sedang terjadi, dan menentukan apakah perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian kurikulum.
menarik kesimpulan yang benar ataukah terus kegiatan perencanaan melibatkan seluruh satuan
melangkah melakukan analisis. pendidikan seperti kepala sekolah, guru, karyawan,
4. Penarikan Kesimpulan atau Informasi
dan dewan sekolah (komite sekolah) dalam manajemen
Penarikan kesimpulan hanyalah sebagian dari satu
kurikulum dan program pengajaran. Sedangkan kegiatan
kegiatan dari konfigurasi yang utuh. Kesimpulan- pelaksanaan, SD Karangjati terdapat kurikulum
kesimpulan “final” mungkin tidak muncul sampai
KTSP dan KURTILAS, untuk semester depan akan
pengumpulan data berakhir, tergantung pada digunakan kurikulum 2013 (KURTILAS). Dan untuk
besarnya kumpulan-kumpulan catatan lapangan,
kegiatan penilaian kurikulum dilakukan dengan melihat
pengkodeannya, penyimpanan, dan metode
kembali kurikulum sebelumnya. Adapun program yang
pencarian ulang yang digunakan, kecakapan
dilaksanakan di sekolah salah satunya muatan lokal
peneliti, dan tuntutan-tuntutan pemberi dana, tetapi meliputi pendidikan bahasa Jawa dari Provinsi dan
seringkali kesimpulan itu telah dirumuskan
pendidikan batik dari Kabupaten, muatan lokal
sebelumnya sejak awal, sekalipun seorang tambahan seperti bahasa Inggris, dan
peneliti menyatakan telah melanjutkannya “secara
ekstrakulikuler.
induktif”. Kesimpulan-kesimpulan juga 2. Manajemen bidang Tenaga Kependidikan
diverifikasi selama penelitan berlangsung. Makna- Dalam manajemen tenaga kependidikan di SD
makna yang muncul dari data harus diuji Karangjati terdapat kegiatan perencanaan yang
kebenarannya, kekokohannya, dan dilakukan sesuai dengan kebutuhan guru di sekolah seperti
kecocokannya, yakni yang merupakan tahun yang akan datang akan ada penambahan guru
validitasnya. untuk satu kelas. Untuk kegiatan pengadaan dilakukan
F. Pemeriksaan Keabsahan Data
setiap 2-3 bulan sebelum adanya kekosongan pegawai.
Menurut Sugiyono (2015: 330), triangulasi diartikan
Dan untuk kegiatan pembinaan dan pengembangan
sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat pegawai dilaksanakan setiap bulan setelah rapat dari
menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data
Dinas. Kemudian kegiatan pengembangan di SD
dan sumber yang telah ada. Karangjati melibatkan guru-guru untuk mengikuti
1. Triangulasi sumber
BIMTEG. Di SD Karangjati dalam kegiatan promosi
Dilakukan dengan cara membandingkan data yang
mengusulkan guru yang sudah dianggap mampu menjadi
diperoleh melalui wawancara antara informan satu
kepala sekolah, sedangkan kegiatan mutasi belum terdapat
dengan informasi lain. Dalam penelitian ini, sumber
karena yang berhak memutuskan mutasi adalah kepala
informan tidak hanya guru dan karyawan selaku
UPT. Untuk kegiatan pemberhentian belum pernah
penanggungjawab masing-masing manajemen
terjadi pemberhentian pegawai. Untuk kegiatan
bidang, namun penelitian juga melakukan wawancara
kompensasi diberikan kepada tenaga kependidikan yang
terhadap kepala sekolah serta masyarakat/ orang tua
sedang melakukan lembur. Dan terakhir untuk kegiatan
siswa sebagai upaya untuk meningkatkan
penilaian dilakukan penilaian pegawai secara rutin setiap
kreadibilitas data.
tahunnya dengan melaksanakan penilaian kinerja guru
2. Triangulasi teknik
untuk PNS di forum SKP (sasaran kinerja pegawai),
Digunakan untuk mengecek keabsahan data dari
sedangkan untuk bukan PNS dilakukan oleh kepala
hasil penelitian yang telah diperoleh melalui beberapa
sekolah dengan memiliki catatan kinerja setiap gurunya.
teknik pengumpulan data terhadap sumber yang 3. Manajemen bidang Kesiswaan
sama. Hal ini dilakukan dengan mengecek kembali Dalam manajemen kesiswaan di SD Karangjati
kesesuaian data yang diperoleh dari hasil obervasi, memiliki kegiatan dalam penerimaan siswa baru dengan
wawancara dan melakukan kerja sama dengan TK terdekat seperti TK
Al-Farabi, TK Pertiwi, dan TK Khatijah.
Kemudian dalam kegiatan kemajuan belajar, terdapat 6. Manajemen bidang Hubungan Sekolah dengan
berbagai program pendidikan guna meningkatkan Masyarakat
prestasi belajar siswa, seperti adanya kelas tambahan bagi Dalam manajemen hubungan sekolah dengan
siswa yang tertinggal dengan siswa lainnya sehingga masyarakat di SD Karangjati terdapat kegiatan
kemampuannya menjadi merata dengan siswa lainnya. pelaksanan yang melibatkan masyarakat dalam
Dan selanjutnya, kegiatan bimbingan dan pembinaan program-program sekolah, terbukti adanya
disiplin yang dilakukan setiap pagi hari di depan pintu paguyuban wali murid dari kelas I-VI. Melalui
gerbang seperti bersalaman dan mengucapkan salam paguyuban wali murid, sekolah dengan mudah
kepada bapak/ibu guru yang sedang berdiri di pintu menyampaikan informasi kepada setiap wali murid.
gerbang. Semua itu dilakukan agar SD Karangjati tidak Kemudian dalam kegiatan untuk menyadarkan
hanya meningkatkan prestasi pendidikan saja melainkan masyarakat dalam pendidikan sekolah melibatkan
juga meningkatkan karakter siswa-siswa di SD masyarakat untuk turut berpartisipasi melaksanakan
Karangjati. berbagai program pendidikan sehingga secara perlahan
4. Manajemen bidang Keuangan dan Pembiayaan Dalam dapat tercipta kesadaran akan pentingnya pendidikan pada
manajemen keuangan dan pembiayaan di SD masyarakat.
Karangjati dalam kegiatan merencanakan terdapat dana 7. Manajemen Layanan Khusus
dari BOSNAS dan BOS Kabupaten yang digunakan a. Manajemen bidang Perpustakaan
sesuai dengan jurnis BOS. Kemudian kegiatan Dalam manajemen perpustakaan di SD
melaksanakannya, dana yang tersedia digunakan untuk Karangjati terdapat kegiatan perencanaan, sekolah
menunjang pelaksanaan pendidikan di sekolah seperti merencanakan program literasi yang dilakukan
yang telah disusun dalam RKAS (Rencana pada setiap pagi hari sebelum kegiatan belajar
KegiatanAnggaran Sekolah) dan dilakukan mengajar dimulai. Untuk kegiatan pelaksanaan,
oleh setiap penanggungjawabnya. sekolah melakukan pelayanan peminjaman buku bagi
Dan untuk kegiatan siswa dengan prosedur yang berlaku, terbukti dengan
mempertanggungjawabankan dilakukan secara adanya pelayanan peminjaman buku bagi siswa
transparan dengan membuat laporan setiap tri wulan. dengan menggunakan kartu perpustakaan.
Selanjutnya SD Karangjati terdapat kegiatan penilaian Kemudian buku-buku yang tersedia di
yang dilakukan setiap 3 bulan sekali dengan membuat perpustakaan berupa buku mata pelajaran, buku
laporan pertanggungjawaban agar bisa diawasi cerita, buku agama, buku tentang ilmu murni, dan
pelaksanaannya. kamus. Semua buku itu sudah menggunakan sistem
5. Manajemen bidang Sarana dan Prasarana DDC (diklarifikasikan berdasarkan pengkodean).
Pendidikan Semua program itu sudah dilaksanakan dalam
Dalam manajemen sarana dan prasarana pendidikan program yang ada dalam manajemen bidang
138