Anda di halaman 1dari 27

PENDIDIKAN

KARAKTER
DI SEKOLAH
Kelompok dua

Nama : Rahayuningsih
Tempat Lahir : Bnayumas, 1 April 1974
Alamat Rumah: Sambirata Rt.02
Rw.01,Cilongok,Banyumas

Nama : Emi Rahayu


Tempat Lahir : Sukoharjo
Alamat Rumah: Cimanggu Rt.04
Rw.04,Kec.Cimanggu,Kab.Cilacap

Nama : Wahyu Dwi Utami


Tempat Lahir : Banyumas, 27-06-1994
Alamat Rumah: Cihonje Rt.03
Rw.08,Kec.Gumelar
‫‪Surat Ibrahim (14): 24-27‬‬

‫ُ‬ ‫ۡ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ً‬


‫ب ُ َمث كلِ َمة طيِّبَة ك َش َج َر ٍة طيِّبَ ٍة اصلهَا‬‫َ‬ ‫ً‬ ‫َ‬ ‫اًل‬ ‫َ‬ ‫هّٰللا‬ ‫اَلَمۡ تَ َر َك ۡي َ‬
‫ض َر َ‬ ‫ف َ‬
‫ت َّوفَ ۡر ُعهَا فِى ال َّس َمٓا ۙ ِء ‪ ٢٤‬تُ ۡؤتِ ۡۤى اُ ُكلَهَا ُك َّل ِح ۡي ۢ ٍن بِا ِ ۡذ ِن َربِّهَ​اؕ‬ ‫ثَابِ ٌ‬
‫اس لَ َعلَّهُمۡ يَتَ َذ َّكر ُۡو َن ‪َ ٢٥‬و َمثَ ُل َكلِ َم ٍة‬ ‫َّ‬ ‫ن‬ ‫ل‬ ‫ل‬ ‫ل‬ ‫ا‬‫َ‬ ‫ث‬ ‫مۡ‬ ‫َ‬ ‫اۡل‬ ‫ا‬ ‫هّٰللا‬
‫ض ِربُ ُ‬ ‫َويَ ۡ‬
‫َ ِ ِ‬
‫ض َما لَهَا ِم ۡن قَ َر ٍ‬
‫ار‬ ‫ۡ‬
‫ر‬ ‫َ‬ ‫ق ااۡل‬
‫ِ‬ ‫و‬ ‫ۡ‬ ‫َ‬ ‫ف‬ ‫ن‬‫ۡ‬ ‫م‬
‫ِ‬ ‫ت‬ ‫ۡ‬ ‫َّ‬ ‫ۨاجتُث‬ ‫َخبِ ۡيثَ ٍة َك َش َج َر ٍة َخبِ ۡيثَ ٍة ۡ‬
‫ِ‬ ‫هّٰللا‬
‫ت فِى ۡال َح ٰيو ِة ال ُّد ۡنيَا َوفِى‬ ‫ِ ِ ِ‬ ‫ب‬ ‫ا‬‫َّ‬ ‫الث‬ ‫ل‬ ‫و‬ ‫ۡ‬ ‫َ‬ ‫ق‬ ‫ۡ‬
‫ال‬ ‫ت ُ ِ َ َ ِ‬
‫ب‬ ‫ا‬‫و‬ ‫ۡ‬ ‫ُ‬ ‫ن‬‫م‬ ‫ا‬ ‫ٰ‬ ‫ن‬ ‫ي‬ ‫ۡ‬ ‫ذ‬ ‫َّ‬ ‫ال‬ ‫‪ ٢٦‬يُثَبِّ ُ‬
‫ٰ‬ ‫هّٰللا‬ ‫هّٰللا‬
‫ۡ‬ ‫ّ‬
‫ُضلُّ ُ الظلِ ِمي َن‬ ‫‪َ ٢٧‬ويَ ۡف َع ُل ُ َما يَشٓا ُء ۙ ‪​‬ا ِخ َر ِ​ة ۚ َوي ِ‬
‫ٰ‬ ‫اۡل‬ ‫َ‬
24.Tidakkah kamu memperhatikan bagaimana Allah telah membuat
perumpamaan kalimat yang baik1 seperti pohon yang baik, akarnya
kuat dan cabangnya (menjulang) ke langit,
25.(pohon) itu menghasilkan buahnya pada setiap waktu dengan seizin
Tuhannya. Dan Allah membuat perumpamaan itu untuk manusia
agar mereka selalu ingat.
26.Dan perumpamaan kalimat yang buruk1 seperti pohon yang buruk,
yang telah dicabut akar-akarnya dari permukaan bumi; tidak dapat
tetap (tegak) sedikit pun.
27.Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan
ucapan yang teguh1 (dalam kehidupan) di dunia dan di akhirat; dan
Allah menyesatkan orang-orang yang zalim dan Allah berbuat apa
yang Dia kehendaki.
POKOK BAHASAN

03
A.PENGINTEGRASIAN
DALAM MATA B.PROGRAM
C. BUDAYA SEKOLAH
PELAJARAN PENGEMBANGAN DIRI

04 05 06
PENGINTEGRASIAN DALAM
MATA PELAJARAN
Butir-butir nilai pendidikan karakter sudah
seharusnya terdapat di setiap standar
kompetensi dan kompetensi dasar yang ada di
setiap bahan ajar yang diberikan.
Pada hakekatnya pendidikan merupakan
proses Pendewasaan manusia menjadi
manusia seutuhya.
Menurut undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 mengenai SISDIKNAS, pasal
12, ayat (1) huruf a, berisi : “Setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan
berhak untuk mendapatkan pendidikan agama seusai dengan agama yang
dianutnya dan diajarkan oleh pendidik yang seagama”. Tidak hanya di sekolah
negeri saja, namun juga di sekolah swasta, bahkan setiap siswa berhak untuk
mendapatkan pelajaran agama yang sesuai dengan agamanya haruslah
dipenuhi, maka dari itu pemerintah berkewajiban untuk
menyediakan/mengangkat tenaga pengajar agama bagi semua siswa sesuai
dengan agamanya baik itu sekola negeri maupun swasta. Pasal 55, ayat (5)
menegaskan : “Lembaga pendidikan berbasis masyarakat dapat memperoleh
bantuan teknis, subsidi dana dan sumber daya lain secara adil dan merata dari
pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah”.
 
Dalam riwayat dan data pendidikan di Indonesia, sekolah
yang diselenggarakan oleh masyarakat, lembaga keagamaan,
atau personal dan organisasi begitu banyak jumlahnya.
Bahkan jumlah tersebut melebihi sekolah-sekolah negeri yang
ada dan telah memberi kontribusi yang besar bagi
perkembangan Indonesia. Maka dari itu pemerintah
berkewajiban untuk memperhatikan keberadaan sekolah
swasta sama dengan sekolah negeri termasuk mata pelajaran
pendidikan agama. Bukan suatu yang mustahil jika di sekolah
swasta umum dengan ciri khas keagamaan tertentu
memberikan pelajaran agama untuk semua siswa yang sesuai
dengan agamanya dan oleh guru agama yang seagama
Perlunya pedidikan agama di sekolah

Salah satu nilai yang terkandung di dalam


pancasila menyebutkan bahwa warga
Indonesia harus bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa.
Agama adalah pedoman yang bisa di pegang
oleh peserta didik untuk tetap menjaga norma-
norma dalam kehidupan bermasyarakat, Pada
materi ini kami akan membahas pentingnya
pendidikan Agama di Indonesia
MANFAAT PENDIDIKAN AGAMA
1. Membentuk karakter peserta didik yang bertakwa dan
beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa
2. Menciptakan Karakter Siswa yang mulia
3. Siwa jadi punya batasan dalam berpilaku..
4. Membentuk norma-norma kebaikan yang berlandaskan
agama
5. Memberikan materi keagamaan yang lebih mendalam.
6. Meningkatkan Keimanan dan ke

7. takwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.


8. Membentuk dan menyalurkan anak-anak sesuai bakat dan
minat pada bidang keagamaan.
9. Sebagai pedoman hidup.
Penerapan yang dapat dilakukan di
sekolah adalah dengan membuat
kegiatan keagamaan secara rutin.
Misalnya mengadakan Shalat Jum’at
setiap hari Jum’at. Pada umat Kristiani
Misalnya ke Greja setiap hari minggu
selain itu aktivitas yang dapat dilakukan
adalah dengan mempraktekan ajaran
agaa pada kehidupan nyata.
B. PROGRAM PENGEMBANGAN DIRI
65%

35%
C. BUDAYA SEKOLAH
Implementasi pendidikan karakter berbasis budaya di
sekolah perlu melihat :

1. Visi, misi, dan tujuan sekolah,


2. Daya dukung sumberdaya manusia dan
pengembangannya,
3. Model kurikulum dan penjabaran operasionalnya,
4. Tolok ukur efektifitas pelaksanaannya.
1. Visi, misi Dan tujuan sekolah
VISI misi
Visi merupakan serangkaian kata yang Misi adalah suatu pernyataan tentang apa yang
harus dikerjakan dalam usaha mewujudkan
menunjukkan impian, cita-cita atau nilai
suatu visi yang telah dibuat. Misi itu ibarat
inti sebuah keinginan sekelompok orang
langkah-langkah kecil yang dibagi untuk
atau secara pribadi dengan pandangan yang mempermudah serta bentuk usaha nyata dalam
jauh ke masa depan demi mencapai sebuah memberikan arah sekaligus batasan-batasan
tujuan yang diinginkan. proses pencapaian tujuan.

Tujuan sekolah
Tujuan sekolah adalah capaian kualitas yang spesifik, terukur, dapat dikerjakan,
relevan, dan jelas waktu pencapaiannya, dalam rangka mewujudkan visi dan misi
sekolah.
2. Daya Dukung Sumber Daya Manusia dan Pengembangannya

a. Guru
Guru diikutkan dalam pelatihan-pelatihan atau diklat dan seminar
yang mendukung pengembangan dirinya. Sekolah dapat membuka
kerjasama dengan pihak lain untuk meningkatkan kompetensinya.
b. Anak didik atau siswa, misalnya dari perilaku setiap hari anak-anak
membiasakan diri masing-masing datang ke sekolah tepat waktu, dan
perilaku berkarakter baik lainnya.
3. Model kurikulum dan penjabaran Operasional Pendidikan
Karakter Berbasis Budaya di Sekolah

Pengembangan pendidikan karakter tidak dimasukkan sebagai mata


pelajaran yang berdiri sendiri, akan tetapi terintegrasi ke dalam mata
pelajaran, pengembangan diri, dan budaya sekolah. Pembelajaran
pengembangan pendidikan karakter menggunakan pendekatan proses
belajar siswa aktif atau pembelajaran yang berpusat pada siswa.
Pelaksanaannya dilakukan melalui berbagai kegiatan, baik di kelas, di
sekolah, maupun di rumah.
4. Tolok Ukur Efektifitas Pelaksanaan Kurikulum Pendidikan
Karakter Berbasis Budaya

Penilaian dilakukan oleh guru dengan mengacu pada indikator


pencapaian nilai-nilai budaya dan karakter. Penilaian juga dilakukan
melalui pengamatan ketika peserta didik melakukan tindakan di sekolah,
dapat juga dilakukan dengan pemberian tugas dalam rangka menunjukkan
nilai-nilai karakter yang dimiliki oleh peserta didik. Dari hasil penilaian ini
Guru dapat memberikan reward dan punishment sebagai tolok ukur
ketercapaiannya.
Faktor-Faktor Pendukung
Implementasi Pendidikan Karakter Berbasis Budaya
1. Ketersediaan berbagai fasilitas penunjang seperti tempat
ibadah, perpustakaan, tempat bermain, laboratorium
2. Keteladanan guru menjadi hal penting dalam membentuk
karakter anak didik
3. Dukungan orangtua murid dengan mentaati tata tertib
4. Lingkungan masyarakat yang baik di mana anak/murid
tinggal sangat mempengaruhi kemandirian dan kedisiplinan
anak
Faktor-Faktor Penghambat
Implementasi Pendidikan Karakter Berbasis Budaya
1) Daya dukung sumber daya manusia yang lemah (baik guru, murid,
dan orangtua murid), serta faktor penunjang (kondisi sekolah,
kurang sarana dan prasana sekolah) yang kurang memadai.

2) Adanya ancaman, yang datangnya dari pihak sekolah ataupun dari


pihak orang tua murid.

3) Kurangnya fasilitas untuk menunjang proses belajar mengajar dan


potensi guru yang terbatas

4) Lingkungan tempat tinggal anak yang tidak baik

Anda mungkin juga menyukai