Anda di halaman 1dari 29

PENDIDIKAN

KARAKTER
KELOMPOK 2 :

DI SEKOLAH
1.EMI RAHAYU ( 2220110034)
2.RAHAYU NINGSIH (2220110010)
3.WAHYU DWI UTAMI (2220110038)
PENDIDIKAN KARAKTER DI SEKOLAH
Setiap manusia pasti memiliki tugas yang diembannya di setiap tahapan
perkembangan menuju kedewasaan. Apabila tugas ini bisa dilakukan
dengan baik, maka bisa disebut individu tersebut telah melalui tahapan
perkembangan ini yang dilaluinya dengan berhasil. Namun apabila tugas
perkembangan tersebut kurang berhasil dicapai maka hal ini akan
mempengaruhi perkembangan individu pada tahap selanjutnya. Semisal
pada tahapan kanak-kanak prasekolah Kita mendapatkan tugas
perkembangan berupa kemampuan berbicara dan mengenali berbagai
macam benda di lingkungan sekitar Kita, bila Kita berhasil melakukan tugas
tersebut maka Kita tidak akan kesulitan semisal Kita berinteraksi dengan
teman-teman Kita di sekolah ataupun memahami pelajaran ketika pertama
kali Kita memasuki sekolah dasar. Namun bila kita kurang optimal dalam
kemampuan berbicara Kita akan mengalami beberapa gangguan
perkembangan semisal gangguan bicara, gagap, gangguan belajar, dsb.
Sekolah merupakan lembaga pendidikan selain keluarga dan lingkungan
yang menjamin Kita untuk mampu melewati tahapan perkembangan Kita
dengan lancar dan optimal. Kita akan terus menerus didukung apabila Kita
memiliki kekurangan dan akan didorong untuk berkembang bila Kita memiliki
potensi. Sekolah merupakan lembaga yang memperlakukan semua manusia
03
yang berkekurangan maupun berkelebihan sebagai manusia yang sederajat. Ini
yang menjadikan sekolah sebagai lembaga sosial yang tepat untuk
mendampingi anak di setiap tahapan perkembangannya. Sekolah juga
memberikan pembagian jenjang yang sesuai dengan tahapan perkembangan
dan tujuan tahapan perkembangan. Ini menjadikan meskipun sekolah
memberikan perlakuan yang setara, namun antara individu yang berbeda usia
dan kebutuhan belajar akan dibedakan dengan adil. Perlakuan yang setara dan
04 05 06
adil ini tidak akan ditemui di lembaga pendidikan lain seperti keluarga dan
lingkungan.
a. Pengintegrasian dalam mata
pelajaran
Butir-butir nilai pendidikan karakter sudah seharusnya terdapat di setiap standar
kompetensi dan kompetensi dasar yang ada di setiap bahan ajar yang diberikan.
Pengintegrasian ini dimulai dari pencantuman nilai-nilai karakter di dalam silabus dan
secara aktif mengajarkan nilai tersebut dalam proses pembelajaran. Ini dilakukan sambil
secara interaktif berkomunikasi dengan siswa yang kesulitan merealisasikan butir-butir nilai
pendidikan karakter yang diajarkan kepadanya.
Pada hakekatnya pendidikan merupakan proses pendewasaan manusia menjadi
manusia seutuhnya. Manusia seutuhnya yang dimaksud meliputi keseluruhan dimensi
kehidupan manusia, baik secara fisik, psikis, mental, spiritual dan religius. Pendidikan bisa
berlangsung secara formal di sekolah, informal di lembaga-lembaga pendidikan dan
pelatihan dan non formal di dalam keluarga. Pendidikan agama di sekolah menjadi salah
satu upaya pendewasaan manusia pada dimensi spiritual-religius. Pelajaran agama di
sekolah di satu pihak merupakan upaya pemenuhan hakekat manusia sebagai makhluk
yang religius (homo religiousus). Agama dan hidup beriman adalah sesuatu yang objektif
sehingga menjadi kebutuhan bagi setiap manusia.
Pelaksanaan pendidikan agama di sekolah selama ini sudah berjalan. Sekolah-
sekolah di Indonesia pun telah memberlakukan pelajaran agama dalam kurikulum. Mata
pelajaran pendidikan agama menjadi salah satu pelajaran wajib yang harus ada dan
diterima oleh para siswa. Di Indonesia sendiri sekolah-sekolah swasta umum dengan ciri
keagamaan tertentu yang menerapkan pelajaran agama sesuai dengan ciri khas
keagamaannya masing-masing. Kenyataan di lapangan penerapan pendidikan agama di
sekolah baik negeri maupun swasta memunculkan dialektika atau bahkan menimbulkan
problematika.
Menurut undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 mengenai SISDIKNAS, pasal 12, ayat (1)
huruf a, berisi : “Setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak untuk
mendapatkan pendidikan agama seusai dengan agama yang dianutnya dan diajarkan
oleh pendidik yang seagama”. Tidak hanya di sekolah negeri saja, namun juga di sekolah
swasta, bahkan setiap siswa berhak untuk mendapatkan pelajaran agama yang sesuai
dengan agamanya haruslah dipenuhi, maka dari itu pemerintah berkewajiban untuk
menyediakan/mengangkat tenaga pengajar agama bagi semua siswa sesuai dengan
agamanya baik itu sekola negeri maupun swasta. Pasal 55, ayat (5) menegaskan :
“Lembaga pendidikan berbasis masyarakat dapat memperoleh bantuan teknis, subsidi
dana dan sumber daya lain secara adil dan merata dari pemerintah dan/atau Pemerintah
Daerah”.
 
Dalam riwayat dan data pendidikan di Indonesia, sekolah yang
diselenggarakan oleh masyarakat, lembaga keagamaan, atau
personal dan organisasi begitu banyak jumlahnya. Bahkan jumlah
tersebut melebihi sekolah-sekolah negeri yang ada dan telah memberi
kontribusi yang besar bagi perkembangan Indonesia. Maka dari itu
pemerintah berkewajiban untuk memperhatikan keberadaan sekolah
swasta sama dengan sekolah negeri termasuk mata pelajaran
pendidikan agama. Bukan suatu yang mustahil jika di sekolah swasta
umum dengan ciri khas keagamaan tertentu memberikan pelajaran
agama untuk semua siswa yang sesuai dengan agamanya dan oleh
guru agama yang seagama
B. PROGRAM PENGEMBANGAN DIRI
65%

35%
C. BUDAYA SEKOLAH
MMMM
NNN
KKKK
MMMM
NNN
LLL
JJJ
NN
MMM
MMM
THANKS !!!

Anda mungkin juga menyukai