Anda di halaman 1dari 12

IDENTIFIKASI TANTANGAN :

PROFIL SATUAN PENDIDIKAN, KESENJANGAN DAN HARAPAN


Oleh: Muhammad Yusuf
06 PEDI 999

I. Pendahuluan
Pendidikan didesain untuk mampu mengatasi krisis multidimensional yang
dihadapi oleh masyarakat dengan cara membuat neraca masa lalu, masa sekarang dan
masa yang akan datang. Sekolah membutuhkan bantun luar dari masyarakat dan
sebaliknya masyarakat memerlukan pendidikan untuk anak-anaknya. Mereka saling
membutuhkan sehingga kekuatan efektif manajeman ekolah bias saling melengkapai
menjadi sebuah kekuatan efektif manajemen sekolah.
Secara konseptual, implementasi otonomi dan pemerintah daerah adalah
meningkatkan performansi (kinerja) sekolah karena diberi ruang pemberdayaan yang
memadai untuk mencapai tujuan pendidikan nasional yang bermutu melalui
pemberdayaan masyarakat UU No. 22 Tahun 1999 tentang perimbangan keuangan
pusat dan daerah dimaksudkan untuk menentukan pola hubungan kewarganegaraan
antara pusat dan daerah dan unit pemerintahan dibawahnya dengan prinsip
desentralisasi.
Untuk mencapai tujuan pendidikan, berbagai macam cara dilakukan pemerintah
demi peningkatan mutu pendidikan itu sendiri. Namun demikian tidak jarang rencana
yang telah disusun dengan baik dan sistematis, pada dataran praksisnya tetap
menghadapi kendala-kendala dan ini merupakan tantangan bagi semua elemen
masyarakat khususnya. Dan ini merupakan pendidikan. Oleh karena itu, makalah itu
disusun untuk pendidikan. Penulis memulainya dengan menjabarkan profil satuan
pendidikan, baru kemudian melihat kesenjangan yang dihadapi oleh dunia pendidikan
serta mengenai berbagai harapan yang seyogyanya dapat dicapai dan dipahami oleh
lembaga-lembaga pendidikan.

II. Pembahasan

1
A. Profil Satuan Pendidikan
Satuan pendidikan menurut UUSPN No. 20 Tahun 2003 adalah kelompok
pelayanan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan pada jalur formal, non
formal dan informal pada setiap jenjang dan jenis pendidikan. UUSPN tersebut
menegaskan lebih rinci mengenai satuan pendidikan secara formal yang disebut
sekolah yang merupakan bagian dari pendidikan yang berjenjang dan
berkesinambungan, sedangkan satuan pendidikan non formal dan informal adalah
pendidikan diluar sekolah yang meliputi keluarga, kelompok belajar, kursus, dan
satuan pendidikan sejenis.
Pada prinsipnya, pendidikan merupakan suatu usaha yang dilakukan secara
sadar untuk mentransformasikan ilmu, pengetahuan, ide, gagasan norma, hukum,
serta nilai-nilai kepada orang lain dengan cara-cara tertentu, baik itu berstruktur
formal, informal maupun nonformal. Proses transformasi itu bisa terjadi di sekolah
sebagai salah satu satuan pendidikan di rumah tangga ataupun di masyarakat. Namun
demikian, ketiganya bukanlah berdiri sendiri tetapi merupakan komponen yang saling
melengkapi. Hal ini juga sejalan dengan UUSP No.20 Tahun 2003 Pasal 13 ayat (1)
yang menyatakan bahwa jalur pendidikan terdiri atas pendidikan formal, non formal
dan informal yang dapat saling melengkapi dan memperkaya.

1. Keluarga Sebagai Satuan Pendidikan


Keluarga merupakan suatu unit sosial atau lembaga yang dibina berdasarkan
nilai-nilai dari suatu masyarakat. Dalam kenyataanya keluarga merupakan institusi
yang pertama kali dan yang utama dalam proses pendidikan untuk anak. Oleh karena
itu, keberadaan orang tua adalah sebagai pendidikan yang utama bagi pembentukan
kepribadian anak-anaknya seccara integral, menyeluruh dan berkesinambungan.
Sebagai lembaga pendidikan yang pertama maka peranan keluarga merupakan
pusat dimana diletakkan dasar-dasar orang tualah setiap anak untuk pertama kali
menerima penanaman niai-nilai agama, adat dan budaya. Dalam keluargalah anak
menerima pengalaman pertama dalam menghadapi sesamanya atau bergaul antar

2
manusia dan dalam menghadapi dunia pda umumnya dan millennium sekitarnya. Satu
pengalaman yang merupakan dasar pendidikan dan kehidupan yang tidak mungkin
dapat diganti oleh lembaga pendidikan lainnya. Hasil penyelidikan psikologi
perkembangan membuktikan bahwa pada masa pendidikan dua tahun kepribadian
anak manusia dan khususnya masa depan kehidupan anak.
Di sini yang berlaku bukanlah hubungan pribadi yang didasarkan pada
kewibawaan, tetapi yang ada hanyalah hubungan cinta kasih orang tua kepada anak.
Hubungan yang telalu dingin akibat terlalu tercurahnya cinta kasih yang diterima
anak dalam keluarga sangat menentukan corak hubungan yang dilakuakan anak
dengan dunia dan alam sekitarnya. Cinta kasih yang berlebihan menyebabkan anak
tidak mencapai kedewasaanya. Sebaliknya hubungan cinta kasih yang kurang
menyebabkan anak menjadi tidak dikekang, dikendalikan dan akhirnya tidak dapat
dididik.
Beberapa dasar keharusan kelurga sebagai pendidikan adalah :
a. Keluarga adalah lembaga sosial yang mengadakan proses penciptaan anak
sehingga sesuai kodratnya, pembawaan naluri yang diterima dari orang tuanya
untuk dan demi kelangsungan hidup keturunannya.
b. Sesuai dengan kenyataan diatas, hubungan cinta kasih antara orang tua dan
anak tidak dapat diganti dan dibandingkan hubungan cinta kasih antara
lembaga masyarakat manapun.
c. Hubungan kesetiaan antara orang tua dengan anak tidak dapat dignti oleh
lembaga pendidikan atau sosial yang manapun, kecuali pada susunan
mesyarakat yang tidak mengakui hak kewajiban keluarga sebagai embaga
sosial pendidikan.
d. Pendidikan budi pekerti dimana kepada anak diberikan dan ditanamkan norma
pandangan hidup tertentu meskipun dalam kesederhanaan dan langsung dalam
bentuk praktek kehidupan sehari-hari.
Secara makro, pendidikan keluarga bertujuan sebagai berikut :

3
a. pendidikan budi pekerti dimana kepada anak diberikan dan ditanamkan norma
pendangan hidup tertentu meskipun dalam sederhana dan lansung dalam
bentuk praktek kehidupan sehari-hari.
b. Pendidikan sosial, dimana anak diberikan keempatan dan latihan secara
praktek tentang bagaimana bergaul antar sesamanya sesuai dengan tuntutan
dan tuntutan norma tertentu.
c. Pendidikan intelektual, dimana anak diajarkan antar sesamanya sesuai dengan
kecakapan berbahasa, berhitung dan dan kesenian tertentu.
d. Pembentukan kebiasaan yang berguna bagi pembentukan kepribadian yang
baik dan wajar, dimana anak dilatih dan diberikan kesempatan untuk hidup
secara teratur dan tertib tanpa dirasakan adanya suatu paksaand dari luar
pribadinya.
Salah satu keberhasialan pendidikan keluarga adalah terbinanya komunikasi
orang tua dengan anak secara harmonis. Hal ini penting dilakukan melihat
keteladanan bertumpu kepada komunikasi yang harmonis. Paling tidak ada tiga upaya
yang bisa dialakukan orang tua agar komunikasinya dengan anak terpelihara dengan
baik dan harmonis, yaitu
1) Setiap orang tua harus mencintai anaknya tanpa pamrih dan sepenuh hati.
2) Orang tua harus memenuhi sifat dan perkembangan anak dan mau mendengarkan
mereka.
3) Berlaku kreatif dengan anak dalam pergaulan dan mampu menciptakan suasana
mendengarkan.

2. Lembaga Non formal dan Informal satuan Pendidikan


Masyarakat sebagai mitra pemerintah UUSPN No. 20 Tahun 2003 Pasal 55
menyatakan bahwa masyarakat berhak menyelenggarakan pendidikan berbasis
masyarakat pada penelitian formal dan non formal sesuai dengan kekhasan agama,
lingkungan sosial, dan budaya untuk kepentingan masyarakat. Pernyataan ini
menggambarkan bahwa masyarakat berkesempatan yang seluas-luasnya untuk

4
berperan serta dalam penyelenggaraan pendidikan nasional. Cirri khas pendidikan
yang diselenggarakan oleh masyarakat tetap diindahkan dengan melalui syarat-syarat
dengan tata cara yang telah diatur. Pendirian dan penyelenggaraan satuan pendidikan,
kecuali endidikan kedinasan dan semua jenjang kependidikan di jalur pendidikan
sekolah. Semuanya diataur dalam suatu sistem dibawah tanggung jawab Departemen
Pendidkan Nasional. Di samping itu pendidikan formal dan nonformal, ditemui juga
pendidikan informal. Pengelolaan tiga jalur pendidkan dapat dijelaskan sebagai
berikut :
a) Pendidikan Informal ialah pendidikan yang diperoleh seseorang dari
pengalaman sehari-hari dengan sadar atau sadar sejak seseorang dilahirkan
sampai meninggal dunia, di dalam keluarga, pekerjaan atau pergaulan sehari-
hari. Proses pendidikan ini berlangsung seumur hidup dan secara wajar.
b) Pendidkan nonformal adalah pendidikan yang diperoleh seseorang secara
teratur, terarah, disengaja tetapi tidak terlalu mengikuti peraturan yang ketat.
Pendidikan non formal bersifat fungsional dan praktis yang bertujuan
meningkatkan kemampuan dan keterampilan kerja peserta didik yang berguna
bagi usaha perbaikan taraf hidup mereka.
c) Pendidikan formal ialah pendidikan yang diperoleh seseorang dari sekolah
secara teratur, sistematis, bertingkat dan dengan mengikuti syarat-syarat yang
ketat dan elas (mulai dari TK sampai perguruan tinggi). Pendidikan disekolah
merupakan proses yang strategi baik pemerintah dan masyarakat untuk
membina warga Negara yang baik masa depan pemuda, bangsa dan Negara.

Masyarakat sebagai komponen yang lebih besar dan lebih luas juga berperan
sangat penting dalam pendidikan. Pola yang dikembangkan tentu saja berbeda dengan
keluarga. Melalui interaksi dengan sesame masyarakat, anak didik menyerap dan
mengadopsi berbagai kejadian yang turut membantu terbentuknya pola pikir si anak
dan prilakunya. Sedangkan kegiatan-kegiatan yang ada dilembaga informal
masyarakat disamping sebagai tempat penerimaan berbagai macam penerimaan

5
informasi juga menjadi wadah mengekspresikan berbagai kemapuan yang telah
dimiliki anak. Jelasnya interaksi itu akan menumbuh kembangkan anak dengan
budaya tertentu sesuai dengan apa yang dilihat, dirasakan dan dilaksanakan dalam
lingkungan keluarga dan masyarakat.
Namun demikia kemajuan yang dicapai oleh suatu masyarakat bersama dengan
kebudayaannya dipengaruhi oleh berjalannya fungsi pendidikan yang di masyarakat
atau suatu bangsa. Oleh sebab itu sistem persekolahan sebagai institusi sosial yang
menjalankan fungsi pendidikan bertanggung jawab penuh terhadap penyelenggaraan
pendidikan secara terencana, terarah dan terpadu dalam membina potensi anak-anak
sehingga memiliki integritas kepribadian, berilmu, berbudi pekerti, beriman dan
bertaqwa serta memiliki keterampilan dalam mengisi kehidupan individu dan
masyarakat.

3. Sekolah sebagai satuan pendidikan.


Berbagai lembaga Sosial. Bagai mana fungsi pendidikan pada umumnya, fungsi
sekolah dapat dibedakan menjadi tiga yaitu :
(1) Sebagai lembaga sosialisasi yang membantu anak-anak dalam mempelajari
cara-cara hidup ditempat mereka belajar.
(2) mentransmisi dan mentrasformasikan kebudayaan dan,
(3) menyeleksi anak didik untuk melanjutkan pendidikan yang lebi tinggi.
Sebagai lembaga legal dan formal, sekolah merupakan satuan pendidikan, yang
dirancang sedemikian rupa sehingga mampu mengakomodasikan berbagai
kepentingan. Sekolah juga merupakan perpanjangan tangan dari keluarga dan
masyarakat yang berfungsi mengembangkan seluruh potensi anak didik sehingga
menjadi anak yang berilmu, inovatif, kreatif dan mandiri, di samping menanamkan
nilai-nilai yang diinginkan. Seklah dalam menanam nilai-nilai dan loyalitas terhadap
tatanan tradisional masyarakat juga berfungsi sebagai lembaga kontrol melalui
ajarannya tentang pendididikan moral.

6
Sekolah dalam tugasnya sehari-hari selalu memonitoring perkembangan
kepribadian dan prilaku murid-muridnya agar terhindar dari kecendrungan tindakan
yang destruktif atau yang mengarah pada pusat kontrol kebudayaan masyarakat agar
tidak menyimpang dari hakikat yang diinginkan, disamping sebagai pusat
pengembangan dan bentuk paket-paket pengajaran yang secara sinergis akan
mengembangkan kognitif, afektif dan psikomotorik.
Interaksi antara keluarga masyarakat dan sekolah dalam kontek pendidikan
adalah suatu proses menunjuk pada hubungan-hubungan yang dinamis keluarga,
sekolah dan masyarakat sebagai satuan pendidikan saling berinteraksi untuk
membudayakan anak didik.
Interaksi disini merupakan syarat utama adanya aktivitas dari hubungan dinamis
yang bermuara kepada anak didik sebagai objek satuan pendidikan.
Seperti yang telah disinggung sebelumnya bahwa sekolah merupakan lembaga
yang dirancang sedemikian rupa sehingga mampu mengakomdir segala kepentingan
masyarakat dan poteni anak didik. Hubungan keluarga dengan sekolah dalam proses
pendidikan sangat erat sekali, dimana keluarga dengan sekolah dalam proses
pendidikan sangat dikenal oleh anak. Sementara sekolah adalah lembaga sosial
formal yang didirikan berdasarkan undang-undang Negara sebagai tempat
pendidikan. Dengan demikian dapat ditegaskan bahwa proses pendidikan yang
difokuskan kepada anak didik adalah sebagai objek satuan pendidikan, baik itu
keluarga diekolah dan juga di masyarakat. Ketiga satuan pendidikan ini saling
berinteraksi dan juga melengkapi.

B. Kesenjangan dan harapan


Pembahasan terdahulu kita telah melihat idealnya sebuah satuan pendidikan
baik dikeluarga. Disekolah mampu dimasyarakat. Namun demikian dalam dataran
realitas, proses pendidikan disetiap satuan pendidikan tidaklah demikian adanya,
banyak persoalan dan kesenjangan yang terjadi dan ini semua menyebabkan tujuan

7
dan harapan dalam proses pendidikan belum tercapai secara sempurna, persoalan ini
muncul akibat beberapa hal berikut ini :
1.Kurikulum dan dan program pembelajaran
Manajemen kurikulum dan program pembelajaran mencakup kegiatan
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Untuk menjamin efektivitas
pengembangan kurikulum dan operasional kedalam program tahunan dan
pembelajaran yang tidak memperhatikan komponen-komponen terkait
seperti fasilitas pembelajaran tidak efektif.
2.Tenaga kependidikan
Tenaga kependidikan merupakan elemen terpenting, karena terkait langsung
dalam proses pendidikan. Banyak para tenaga pendidikan yang tersedia
yang tidak memenuhi standart, bahkan yang lebih ironis guru mengajarkan
pelajaran yang jauh dari spesifikasinya sehingga out put yang dihasil jauh
dari yang diharapkan.
3.Pembiayaan
Pembiayaan merupakan aspek yang sagat vital ditiap aspek kegiatan
termasuk kegiatan pendidikan. Karena terkait dengan kelansungan proses
pendidikan. Oleh karena itu penyusunan rencana anggaran harus dapat
disesuaikan dengan kebutuhan yang ada agar dana yang ada dapat
dimanfaatkan secara efektif, efisien dan tidak ada kebocoran-kebocoran.
4.Sarana dan prasarana pendidikan
Salah satu komponen yang menentukan keberhasilan dalam pendidikan
adalah adanya fasilitas belajar yang memadai. Banyak sekolah yang tidak
dapat memenuhi fasilitas belajar sehingga tujuan pembelajaran tidak dapat
dicapai secara maksimal. Bagi sekolah-sekolah yang mempunyai fasilitas
yang mempunyai lebih berhasil disbanding dengan sekolah-sekolah yang
minim dalam segi sarana dan prasarana yang ada.
5.Pengelolaan hubungan sekolah dengan masyarakat

8
Hubungan sekolah dan masyarakat pada hakikatnya merupakan suatu sarana
yang sangat berperan dalam membina dan mengembangkan pertumbuhan
pribadi peserta didik di sekolah. Sekolah adalah lembaga sosial yang
bertugas melaksanakan tugas-tugas pendidikan, sedangkan masyarakat
adalah pengguna pendidikan sekaligus sebagai kontrol dalam proses
pendidikan sehingga hubungan keduanya sangat penting untuk mecapai
tujuan pendidikan bersama.
Agar tercipta hubungan dan kerja sama yang baik antara sekolah dan
masyarakat, masyarakat perlu mengetahui dan memiliki gambaran yang lekas tentang
sekolah. Namun demikian banyak masyarakat yang tidak mau peduli dengan sekolah
begitupun terkadang sekolah juga tak ambil pusing dengan keadaan masyarakat,
sehingga hubugan yang tercipta bukan atas saling memiliki, tetapi lebih karena
adanya kepentingan bersama.
Dengan demikian, harapan kita semua bahwa aspek-aspek yang dibutuhkan
dalam proses pembelajara dapat dipenuhi sehingga tujuan pendidikan yang kita
harapkan dapat dicapai dengan maksimal bukan hasil seadanya. Tanpa usaka yang
sungguh-sungguh pendidikan tidak mungkn dicapai.

III. Penutup
Satuan pendidikan menurut UUSPN No. 20 Tahun 2003 adalah kelompok
layanan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan pada jalur formal, non

9
formal dan iinformal pada setiap jenjang dan jenis pendidikan. Pendidikan informal
diperoleh dari pengalaman sehari-hari baik dalam keluarga pekerjaan atau pergaulan.
Pendidikan formal diperoleh seseorang disekolah dengan mengikuti syarat-syarat
tertentu. Sedangkan pendidikan nonformal diperoleh secara teratur dan terarah tetapi
tidak mengikuti aturan yang ketat. Pendidikan ini bersifat fungsional dan praktis
untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan.
Kesenangan dalam pendidikan diakibatkan oleh komponen-komponen
pendidikan yang tidak dikelola dengan baik, yang meliputi kurikulum dan program
pembelajaran, tenaga pendidikan, pembiayaan, sarana dan prasarana serta hubungan
masyarakat dengan lembaga pendidikan (sekolah), dengan mengetahui kekurangan
ini diharapkan seluruh pihak-pihak yang terkait dalam dunia pendidikan dapat
memperbaiki dan melaksanakannya. semoga.

10
DAFTAR PUSTAKA

Fajar, A. Malik. Hilistika Pemikiran Penelitian, Jakarta : Rajawali Press, 2005

Hamis, Dedi. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2004,


Jakarta : Durat Bahagia, tt.

Muchali, Imam ed,. Pendidikan Silam dan Tantangan Globalisasi. Yogyakarta : Ar-
Ruzz, 2004.

Mujib, Abdul. Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta : Kencan, 2006.

Mulkan, Abdul Munir. Nalar Spiritual Pendidikan : Sosiologi Problem Filosofis


Pendidikan Islam, Yogyakarta : Tiara Wacana, 2002.

Nata, Abuddin. Manajemen Pendidikan : Mengatasi kelemahan pendidiakn Islam di


Indonesia. Jakarta : Kencana, 2003.

Sagala, Syaiful. Manajemen Berhasil Sekolah dan Masyarakat : Strategi


Mnerangkan Persaingan Mutu. Jakarta : Nimas Multina, 2005.

Saleh, Abdur Rachman. Madrasah dan Pendidikan Anak Bangsa, Jakarta : Rajawal
Press, 2004.

Syafruddin, Ilmu Pendidikan : Perspektif Baru Rekonstruksi Budaya Abad 21,


Bandung : Cita Pustaka Media, 2005.

IDENTIFIKASI TANTANGAN :
PROFIL SATUAN PENDIDIKAN, KESENJANGAN DAN
HARAPAN

Makalah diajukan untuk memenuhi tugas pada mata kulliah:


Manjemen Pendidikan

Oleh :

11
Muhammad Yusuf
06 PEDI 999

Dosen pembimbing:
DR. H. Fachruddin Azmi, M.A.
DR. Syaiful Sagala, S.Sos, M.Pd.

PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SUMATERA UTARA
2007

12

Anda mungkin juga menyukai