Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN AKHIR PROGRAM

PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT MANDIRI

LAPORAN REVIEW DISAIN DED PONDASI GEDUNG


KANTOR SAMSAT UPTB-BPKA
WILAYAH V ACEH TENGAH

Oleh:

Ir. Banta Chairullah, M.Ing.


Dr. Ir. Abdullah, MSc.
Fachrurrazi, ST, MT.

Tenaga Ahli Teknis Yang Ditunjuk Dengan


SK Kepala Badan Pengelolaan Keuangan Aceh
No. 011.05/036/2017

UVIVERSITAS SYIAH KUALA


MEI 2017
PRAKATA

Berkat Rahmat Allah SWT laporan kegiatan pengabdian masyarakat berjudul ”REVIEW
DISAIN DED PONDASI GEDUNG KANTOR SAMSAT UPTB-BPKA WILAYAH V ACEH TENGAH”
dapat terlaksana dan tersusun dengan baik. Laporan pengabdian masyarakat ini merupakan
ujud dari keterlibatan langsung tenaga akademisi dalam mensukseskan “Tugas Umum
Pemerintah atau Kegiatan lain yang Menunjang Pelaksanaan Tugas Umum Pemerintah
Dalam Pembangunan. Kegiatan yang tercakup dalam review disain pondasi ini adalah
melakukan analisa terhadap disain awal dengan mempertimbangkan kondisi wilayah
pembangunan, kondisi awal lokasi tempat pembangunan, data tanah setempat dan daya
dukung pondasi, untuk memberikan saran perbaikan penggunaan pondasi yang sesuai
dengan syarat keamanan bangunan.

Kerjasama antara institusi pendidikan dengan sektor pemerintahan perlu terus dibina
untuk terjalinnya kerjasama yang baik dan saling menguntungkan untuk mensukseskan
pembangunan konstruksi. Dunia pendidikan diharapkan dapat mengaplikasikan Tri Dharma
Perguruan Tinggi sehingga tidak hanya terpaku pada pengetahuan teoritis saja, tetapi juga
dapat berperan langsung dalam penerapan dan pengembangan ilmu kepada masyarakat
umum sebagai bagian yang tak terpisah dari Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat.

Ucapan terima kasih disampaikan kepada Bapak Jamaluddin, SE, M.Si.Ak sebagai
Kepala Badan Pengelolaan Keuangan Aceh yang telah mempercayakan tugas pendampingan
sebagai tenaga ahli teknis di bidang konstruksi bangunan gedung kepada kami selaku dosen
Fakultas Teknik Unsyiah untuk memeriksa dan mengevaluasi keandalan bangunan gedung
hasil perencanaan yang telah dilakukan sebelumnya. Penghargaan juga disampaikan kepada
Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) selaku Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dan staf-stafnya
atas dukungan kerjasama sampai terlaksananya kegiatan ini dengan baik.

Laporan ini diharapkan dapat bermanfaat bagi BPKA dan pihak perencana untuk
menentukan desain dan tipe pondasi yang sesuai untuk bangunan dimaksud.

Ketua Tim Pelaksana,

Ir. Banta Chairullah, M.Ing.


NIP. 19600815 198603 1 004
LAPORAN REVIEW DISAIN DED PONDASI GEDUNG
KANTOR SAMSAT UPTB-BPKA WILAYAH V ACEH TENGAH

I. Latar Belakang, Tujuan, dan Manfaat


Salah satu upaya untuk peningkatan kinerja karyawan dan pelayanan kepada
masyarakat, Dinas Keuangan Aceh (DKA) merencanakan membangun kantor
Samsat di sejumlah ibukota Kabupaten/Kota dalam wilayah Provinsi Aceh. Di
antara gedung yang akan dibangun pada tahun 2017 ini adalah gedung kantor
Samsat Takengon berlantai satu yang perencanaannya (DED) telah dikerjakan
pada tahun 2014. Pengalaman dari peristiwa gempa Pidie Jaya pada 7
Desember 2016 menunjukkan bahwa selain perumahan, banyak bangunan
kantor yang berlantai satu pun mengalami kerusakan bahkan ada yang runtuh.
Belajar dan prihatin dengan kondisi konstruksi pasca gempa PIJAY 2016
tersebut, Pimpinan DKA telah membentuk Tim Ahli Konstruksi untuk
melakukan kajian teknis dan memberikan masukan terhadap keandalan
bangunan baik yang sudah dibangun maupun yang akan segera dibangun,
termasuk mereview disain kembali bangunan yang sudah dilakukan oleh
konsultan perencana terhadap DED 2014 Kantor Samsat UPTB V Takengon.
Kajian teknis yang akan dilakukan dalam review disain ini mencakup struktur
bangunan bawah (pondasi) dan struktur bangunan atas (rangka portal struktur
kolom, sloof, dan balok), termasuk perubahan biaya karenanya.

Manfaat dari kajian dan review ini adalah:

1. Struktur bangunan yang direview akan memenuhi kaedah teknik dan


sesuai dengan standar perencanaan yang berlaku;
2. Bangunan yang akan terbangun dalam kondisi baik dan aman terhadap
beban gempa dan faktor lain yang dapat terjadi di masa mendatang; dan
3. Anggaran yang tersedia memenuhi dan harganya sesuai dengan HPS yang
berlaku saat pembangunan dilaksanakan.

Dalam laporan review disain ini, kajian teknis dilaporkan oleh ahli geoteknik
yang terfokus dan dibatasi pada struktur bangunan bawah (rencana pondasi),
sedangkan untuk struktur bangunan atas direview dan dilaporkan terpisah oleh
ahli struktur.
II. Fakta Perencanaan (Informasi Gambar Disain DED 2014)
1. Pada DED awal Tahun 2014, gedung ini direncanakan menggunakan
pondasi dangkal memanjang pasangan batu gunung seperti umumnya
pondasi rumah satu lantai.
2. Berdasarkan gambar DED, pondasi rencana pasangan batu gunung
tersebut berbentuk trapesium dengan dimensi: lebar sisi atas 30 cm, lebar
sisi bawah/dasar 80 dan tinggi 85 cm. Kedalaman dasar pondasi rencana
adalah 55 cm di bawah muka tanah asli.
3. Tipe disain pondasi DED dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Gambar Disain Pondasi (DED 2014)

Muka tanah asli

Informasi Data Pondasi Gambar Rencana DED 2014


 Jenis pondasi pasangan batu gunung
 Lebar sisi atas pondasi La (m) 0,30
 Lebar sisi bawah/dasar Lb (m) 0,80
 Tinggi pondasi t (m) 0.80
 Elevasi dasar pondasi dw (m) - 0,50 dari muka tanah asli

4. Lahan tempat gedung akan dibangun adalah tanah bekas persawahan


yang telah lama tidak digunakan lagi sebagai lahan pertanian. Secara
umum keadaan tanah cukup baik. Tetapi, tidak ada laporan penyelidikan
tanah sehingga tidak dapat dievaluasi lebih jauh tentang jenis dan sifat
mekanis lapisan tanah. Namun demikian, karena bangunan hanya
berlantai satu, peruntukan tanah untuk bangunan masih dapat diterima.
5. Pada saat kunjungan lapangan di awal 2017, lokasi lahan rencana gedung
sudah dalam kondisi tertimbun setebal ± 60 cm, tanpa ada informasi
tentang laporan pemadatan.

III. Analisa & Pertimbangan Teknis

1. Berdasarkan kondisi perencanaan DED seperti rencana tipe pondasi yang


diuraikan di atas, dikhawatirkan dasar pondasi akan terletak/dibangun di
atas tanah timbun yang tidak cukup padat, atau akan sangat mungkin
akan terletak langsung di atas permukaan tanah existing bekas sawah.
2. Meskipun pada lokasi rencana bangunan ini tidak dilakukan penelitian tanah
(soil investigasi), akan tetapi secara umum tanah lahan bekas sawah untuk
pertanian, pada lapisan permukaan ± 60 cm umumnya merupakan lapisan
tanah lempung lunak. Lapisan lempung lunak yang jika bercampur dengan
lanau dan gambut memang sangat sesuai untuk sawah lahan pertanian,
tetapi sangat tidak baik untuk lahan peletakan bangunan.
3. Tanah lempung lunak mempunyai daya dukung yang sangat rendah
terutama dalam kondisi terendam dan mempunyai potensi penurunan
konsolidasi yang besar seiring dengan berjalannya waktu/umur konstruksi,
apalagi jika terjadi gempa yang akan sangat berpengaruh terhadap
kemampuan/kapasitas dukung konstruksi secara menyeluruh.
4. Takengon terletak pada Zona Blok Pegunungan dan di beberapa tempat
membentuk morfologi perbukitan bergelombang. Takengon termasuk salah
satu wilayah kabupaten yang dilalui jalur gempa dan terletak tidak terlalu
jauh dari jalur “Sesar Sumatera” (Sumatera Fault Sistem). Secara fisiografis,
struktur geologi wilayah Takengon juga dipengaruhi oleh sistem Sesar
Sumatera yang berarah Barat Laut – Tenggara. Hal tersebut merupakan
salah satu penyebab utama terbentuknya struktur geologi daerah
Takengon. Berdasarkan interpretasi peta topografi dan ditemukannya
gejala-gejala geologi, maka dapat disimpulkan terdapatnya 3 gejala geologi
berupa: a) Struktur Sesar; b) Struktur Perlipatan; dan c) Perlipatan dalam
skala besar hanya ditemukan dalam batuan sedimen.
5. Berdasarkan kondisi geologi Takengon yang diuraikan di atas, maka wilayah
Takengon atau Aceh Tengah secara umum sangat potesial dipengaruhi
gempa tektonik seperti yang pernah terjadi Gempa Takengon Tahun 2013.
6. Oleh karenanya, dalam merencanakan konstruksi bangunan termasuk disain
pondasi harus benar-benar memperhitungkan keamanan konstruksi untuk
menghindari akibat bahaya bencana yang ditimbulkan karena gempa bumi.
7. Berdasarkan analisis tersebut di atas, maka perlu dilakukan review disain
pondasi sesuai dengan kondisi lahan rencana bangunan dengan
menempatkan dasar pondasi pada level tanah yang cukup baik. Dengan
mempertimbangkan lapisan permukaan setebal ± 60 cm umumnya sebagai
lapisan tanah lunak maka harus direncanakan untuk penempatan dasar
pondasi minimal 70 cm dari muka tanah asli setempat dan jangan sampai
diletakkan di atas tanah timbun tanpa pemadatan yang baik.
8. Berdasarkan analisis dan pertimbangan teknis di atas, direkomendasikan
menggunakan pondasi dangkal tapak beton bertulang berukuran minimal
(0,8 x 0,8 m) dengan dasar pondasi diletakkan pada kedalaman minimal 70
cm dari muka tanah asli sebelum ditimbun.
9. Disarankan juga menggunakan plat lantai bangunan utama dari bahan
beton bertulang menggunakan pembesian wire-mess. Kondisi ini akan
menguntungkan secara structural untuk memperkaku bangunan dalam
menahan beban dan mencegah peluang penurunan jika terjadi gempa.
10. Gambar pembesian sloof, disain awal merencanakan pembesian sloof: pada
posisi tumpuan: (bagian atas 2Ø12, bagian bawah 3Ø12), pada lapangan:
(bagian atas 3Ø12, bagian bawah 2Ø12). Berdasarkan kondisi rencana
review pondasi, besi sloof tidak dibedakan untuk besi atas dan bawah baik
pada posisi tumpuan maupun posisi lapangan yaitu digunakan besi 3Ø12.

IV. Analisa Kapasitas Dukung Pondasi (Review Design)

1. Dengan memperkirakan nilai tahanan konus untuk kondisi rata-rata lapisan


tanah dasar klasifikasi lunak sampai sedang pada lahan bekas sawah,
untuk ukuran pondasi tapak 0,8 x 0,8 m maka kapasitas dukung pondasi
yang diizinkan adalah sekitar 12 ton.
2. Hasil perhitungan kapasitas dukung izin pondasi tersebut diperkirakan
cukup aman untuk bangunan lantai satu.
3. Perhitungan kapasitas dukung pondasi didasarkan pada beberapa
persamaan yang dikemukakan oleh Bowles (1997) dalam buku Analisis dan
Desain Pondasi seperti dalam uraian berikut ini.
 Kapasitas dukung pondasi yang terletak pada lapisan pasir menggunakan
persamaan berikut ini yang dikemukakan oleh Schmertmann (1978).

Q u = 48 - 0,009 (300 – q c ) 1,5

Q a = Q u / SF

Dalam hal ini :


Qu = daya dukung ultimit (kg/cm2)
q c = nilai tahanan ujung konus CPT (kg/cm2) rata-rata sepanjang
0,5 B di atas dasar s/d 1,1 B di bawah dasar pondasi
SF 1 = faktor keamanan untuk daya dukung = 2,5
W t = berat sendiri konstruksi pondasi dan plat tapak kolom pedestal
A = luas tampang dasar = Β2 (cm2)

 Menurut Meyerhof, daya dukung yang diizinkan untuk pondasi yang terletak pada
lapisan pasir dapat dihitung dengan menggunakan persamaan daya dukung dari
pendekatan SPT dengan menggunakan nilai N = q c / 4

Q a = (N/ F 1 ) K d (kPa) untuk B ≤ F4

Q a = (N/ F 2 ) x (1 + F 3 / B) 2 K d (kPa) untuk B > F4

K d = 1 + 0,33 D f / B ≤ 1,33

Q a = daya dukung yang diizinkan untuk penurunan S o = 1 inci (25 mm)


F 1 = 0,05 ; F 2 = 0,08 ; F 3 = 0,3 ; F 4 = 1,2
D f = kedalaman dasar pondasi
B = lebar dasar pondasi

4. Hasil perhitungan kapasitas dukung pondasi adalah sebagai berikut ini.


 Hasil perhitungn daya dukung pondasi tapak 0,8 x 0,8 m yang diizinkan
menghasilkan kapasitas dukung ujung izin sebesar 12 ton.
 Beban max per titik kolom/pondasi untuk bangunan satu lantai diperkirakan
≤ 10 ton.
 Dengan demikian, untuk review pondasi tapak berukuran 0,8 x 0,8 m,
kapasitas dukung pondasi yang diizinkan lebih besar dari beban
maksimum struktur sehingga dapat disimpulkan konstruksi pondasi
bangunan akan aman.
V. Kesimpulan dan Rekomendasi

1. Kesimpulan
1. Berdasarkan hasil perhitungan kapasitas dukung pondasi tapak dangkal
ukuran 0,8 x 0,8 m, daya dukung izin lebih besar dari beban yang bekerja
sehingga cukup aman untuk digunakan pada bangunan gedung satu lantai
(tidak bertingkat).
2. Lantai bangunan yang awalnya dari bahan beton cor 1:2:3 diganti dengan
plat lantai beton bertulang wiremesh. Plat lantai wiremesh tersebut
sekaligus berfungsi untuk memperkaku bangunan dan menghindari
penurunan lantai dan bangunan jika terjadi gempa.

2. REKOMENDASI
1. Digunakan pondasi tapak setempat dimensi 0,8 x 0,8 m pada setiap
kolom utama bangunan.
2. Pada sekeliling bangunan digunakan pondasi dangkal pasangan batu
gunung yang berfungsi menahan longsoran/aliran tanah timbunan
bawah lantai bangunan.
3. Sebagai lantai bangunan utama, digunakan beton bertulang
menggunakan tulangan wiremesh yang ditempatkan langsung
terkoneksi secara structural dengan sloof sehingga menjadi satu
kesatuan system kekakuan kolom, sloof, plat lantai, dan pondasi.
4. Sket disain pondasi rencana diperlihatkan pada Gbr berikut ini.

Demikian laporan analisa teknis kapasitas dukung Review Disain Pondasi


Gedung Kantor SAMSAT UPTB-BPKA WILAYAH V ACEH TENGAH dibuat
untuk dapat digunakan sesuai keperluan dan semoga bermanfaat.
Banda Aceh, 15 Mei 2017
Dievaluasi dan dianalisa oleh,

Ir. Banta Chairullah, M.Ing.


Geotek Engineer FT. UNSYIAH

Anda mungkin juga menyukai