Anda di halaman 1dari 35

KRITIK ARSITEKTUR

KAWASAN KARET TENGSIN,


TANAH ABANG

SEMESTER GANJIL TA 2020/2021


Disusun oleh :
Cindy Novita
20200410600008

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA


FAKULTAS TEKNIK
\JURUSAN ARSITEKTUR 2021
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Kritik adalah masalah penganalisaan dan pengevaluasian sesuatu dengan tujuan untuk
meningkatkan pemahaman, memperluas apresiasi, atau membantu memperbaiki pekerjaan.
Kritikus modern mencakup kaum profesi atau amatir yang secara teratur memberikan pendapat
atau menginterpretasikan seni pentas atau karya lain (seperti karya seniman, ilmuwan, musisi
atau aktor) dan, biasanya, menerbitkan pengamatan mereka, sering di jurnal ilmiah.

Kaum kritikus banyak jumlahnya di berbagai bidang, termasuk kritikus seni, musik, film,
teater atau sandiwara, rumah makan dan penerbitan ilmiah.Secara etimologis berasal dari bahasa
Yunani κριτικός, kritikós – “yang membedakan”, kata ini sendiri diturunkan dari bahasa Yunani
Kuna κριτής, krités, artinya “orang yang memberikan pendapat beralasan” atau “analisis”,
“pertimbangan nilai”, “interpretasi”, atau “pengamatan”. Istilah ini biasa dipergunakan untuk
menggambarkan seorang pengikut posisi yang berselisih dengan atau menentang objek kritikan.

Kritik arsitektur merupakan tanggapan dari hasil sebuah pengamatan terhadap suatu karya
arsitektur. Disitu orang merekam dengan berbagai indra kelimanya kemudian
mengamati,memahami dengan penuh kesadaran dan menyimpannya dalam memori dan untuk
ditindaklanjuti dengan ucapan dalam bentuk pernyataan,ungkapan dan penggambaran dari benda
yang diamatinya. Di dalam arsitektur terdapat 6 macam kritik arsitektur yaitu sebagai berikut :

1. Kritik Deskriptif

Deskriptif mencatat fakta-fakta pengalaman seseorang terhadap bangunan atau kota.


Dimana pendekatan deskriptif ini lebih bertujuan pada kenyataan bahwa jka kita tahu apa yang
sesungguhnya suatu kejadian dan proses kejadiannya maka kita dapat lebih memahami makna
bangunan. Metode deskriptif ini tidak dipandang sebagai bentuk to judge atau to interprete.
Tetapi sekedar metode untuk melihat bangunan sebagaimana apa adanya dan apa yang terjadi di
dalamnya. Metode kritik deskriptif memiliki 3 jenis, antara lain:

- Depictive Criticism(Gambaran Bangunan)


- Dynamic(secara Verbal)
- Process(secara Prosedural)
- Biographical Criticism(Riwayat Hidup)
- Contextual Criticism( Peristiwa)
2. Kritik Normatif

Kritik normatif merupakan mengkritisi sesuatu baik abstrak maupun konkrit sesuai
dengan norma, aturan, ketentuan yang ada. Hakikat kritik normatif adalah adanya keyakinan
(conviction) bahwa di lingkungan dunia manapun, bangunan dan wilayah perkotaan selalu
dibangun melalui suatu model, pola, standard atau sandaran sebagai sebuah prinsip.

Melalui suatu prinsip, keberhasilan kualitas lingkungan buatan dapat dinilai. Suatu norma tidak
saja berupa standard fisik yang dapat dikuantifikasi tetapi juga non fisik yang kualitatif. Norma
juga berupa sesuatu yang tidak konkrit dan bersifat umum dan hampir tidak ada kaitannya
dengan bangunan sebagai sebuah benda konstruksi.

3. Kritik Interpretif

Kritik interpretif (Interpretive Criticism) yang berarti adalah sebuah kritik yang
menafsirkan namun tidak menilai secara judgemental. Kritikus pada jenis ini dipandang sebagai
pengamat yang profesional. Bentuk kritik cenderung subyektif dan bersifat mempengaruhi
pandangan orang lain agar sejalan dengan pandangan kritikus tersebut. Dalam penyajiannya
menampilkan sesuatu yang baru atau memandang sesuatu bangunan dari sudut pandang lain.

1.2 PERMASALAHAN

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, rumusan masalah penelitian ini
ialah :

Rumusan masalah ini dapat diuraikan menjadi :


1. Kritik Deskriptif tentang kawasan Karet Tengsin
2. Kritik Normatif tentang kawasan Karet Tengsin
3. Kritik Interpretif tentang kawasan Karet Tengsin

1.3 TUJUAN PENELITIAN

Tujuan penelitian ini adalah untuk menjawab permasalahan yang dirumuskan peneliti.
Adapun tujuan tersebut yaitu :
1. Untuk mengetahui Kritik Deskriptif tentang kawasan Karet Tengsin
2. Untuk mengetahui Kritik Normatif tentang kawasan Karet Tengsin
3. Untuk mengetahui Kritik Interpretif tentang kawasan Karet Tengsin

1.4 MANFAAT PENELITIAN


Adapun manfaat yang dapat di peroleh dari penelitian ini mencakup pedoman baru dalam
proses perencanaan dan perancangan masjid, yaitu :

1. Kritik Deskriptif
2. Kritik Normatif
3. Kritik Interpretif

1.5 METODE PENELITIAN

1. Metode yang digunakan merupakan uraian ringkasan yang mengupas kritik arsitektural
pada kawasan di kelurahan Karet Tengsin, berupa sumber data sekunder yang
berdasarkan penelusuran dari sumber-sumber literatur maupun melalui mesin pencari
internet. Hasil penelusuran ini hanyalah mencari informasi awal yang secara signifikan
tidak dianalisis terlalu dalam, namun cukup untuk digunakan sebagai landasan penelitian
lebih lanjut.

1.6 SISTEMATIK PEMBAHASAN


BAB I PENDAHULUAN

BAB ini berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan, manfaat,
metode penelitian, sistematik pembahasan penelitian.

BAB II KRITIK DESKRIPTIF

BAB III KRITIK NORMATIF

BAB IV KRITIK INTERPRETIF


BAB 2 KRITIK DESRIPTIF

TENTANG KEADAAN KAWASAN KELURAHAN KARET TENGSIN, KECAMATAN


TANAH ABANG, JAKARTA PUSAT

Gambar 1- Peta Lokasi Jakarta Pusat

Sumber : semuadatalengkap.blogspot.com /JAKARTA%20PUSAT

Posisi kota administrasi Jakarta Pusat terletak antara 106°.58’.18” BT dan 6°.23’.54” LS.
Permukaan tanahnya relatif datar, terletak sekitar 4 m diatas permukaan laut dan luas wilayahnya
48,13 km2. Jakarta Pusat yang berada di jantung ibu kota Jakarta mempunyai kekhususan
diantaranya sebagai pusat pemerintahan nasional, pusat keuangan dan bisnis. Disebelah utara
dibatasi oleh wilayah Jakarta Utara dan Barat, sebelah timur dengan Jakarta Timur, batas selatan
dengan Jakarta Selatan dan Timur, serta disebelah barat dengan Jakarta Barat.

Jakarta pusat merupakan pusatnya perkantoran. Jumlah mal yang terdapat di Jakarta pusat
sangat banyak antara lain, Gajah Mada Plaza, ITC Cempaka Mas, Menteng Plaza, Plaza
Indonesia, EX Plaza Indonesia, Sarinah Plaza, Grand Indonesia Shopping Town, Plaza Atrium,
Lifestyle X'nter, Senayan City, Plaza Senayan, Dusit Mangga Dua, Mall Mangga Dua, Harco
Mas Mangga Dua, Mangga Dua Square, ITC Roxy Mas, MGK Kemayoran, Thamrin City,
Atrium Senen, Pasar Tanah Abang.

Gambar 2 - Peta Lokasi Kecamatan Tanah Abang

Sumber : jakartasatu.jakarta.go.id/portal/apps/sites/#/public

Kecamatan Tanah Abang Merupakan satu dari delapan kecamatan yang berada di
wilayah kotamadya Jakarta Pusat, terletak pada 160°.48’.66” BT dan 6°.22’.14” LS. Permukaan
tanahnya relative datar, terletak 2,60 m di atas permukaan laut, dilalui beberapa sungai Banjir
kanal, sungai Cideng, sungai Krukut. Pada musim hujan beberapa lingkungan di wilayah
kecamatan Tanah Abang sering mengalami banjir salah satu nya seperti kelurahan Karet
Tengsin.
Gambar 3 - Peta Lokasi Kelurahan Karet Tengsin

Sumber : jakartasatu.jakarta.go.idc/KelurahanKaretTengsin

Kelurahan Karet Tengsin, Tanah Abang memiliki kode pos 10220. Kelurahan ini terletak
di kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat. Di kelurahan ini terletak TPU Karet Bivak yang
ternama. Luas wilayah kelurahan Karet Tengsin sekitar 153.43 ha ( 1.53 km2)

Batas-Batas wilayah kelurahan Karet Tengsin adalah sebagai berikut :

1. Sebelah Utara : Kebon Kacang dan Kebon Melati


2. Sebelah Barat : Bendungan Hilir
3. Sebelah Timur : Menteng
4. Sebelah Selatan : Bendungan Hilir dan Setia budi
Gambar 4 – Peta Wilayah Banjir di Kelurahan Karet Tengsin

Sumber : jakartasatu.jakarta.go.idc/KelurahanKaretTengsin

Banjir Jakarta Januari 2020 atau Banjir Jabodetabek 2020 adalah bencana yang melanda
DKI Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, dan sejumlah di daerah lain Pulau Jawa.
sejak 1 Januari 2020 setelah Tahun Baru. Banjir terjadi akibat curah hujan tinggi yang
melanda Jakarta dan sekitarnya sejak 30 Desember 2019 sore sampai Malam Tahun Baru.

Sejumlah titik di Jakarta dan sekitarnya pada Sabtu (18/1/2020) pagi itu, salah satunya
Wilayah Karet Tengsin terendam banjir masuk ke dalam kategori sangat rendah. Saat itu,
kondisi di sejumlah jalan dan lalu lintas terganggu akibat genangan banjir.
Gambar 5 – Peta Wilayah Telekomunikasi di Kelurahan Karet Tengsin

Sumber : jakartasatu.jakarta.go.idc/KelurahanKaretTengsin

Telekomunikasi telah memainkan peran penting dalam hubungan sosial. Dalam beberapa
tahun terakhir, popularitas situs jejaring sosial telah meningkat secara dramatis. Situs-situs
ini memungkinkan pengguna untuk saling berkomunikasi serta mengirimkan foto, acara, dan
profil untuk dilihat orang lain. Profil dapat mencantumkan usia, minat, preferensi seksual,
dan status hubungan seseorang.

Penyedia jasa Internet (PJI) (bahasa Inggris: Internet service provider disingkat ISP)
adalah perusahaan atau badan yang menyediakan jasa sambungan Internet dan jasa lainnya
yang berhubungan. Kebanyakan perusahaan telepon merupakan penyedia jasa Internet. Jenis
objek sambungan internet di wilayah Karet Tengsin berupa Monhole, gardu dan sejenisnya.
Gambar 6 – Jenis Objek Sambungan Internet di Kelurahan Karet Tengsin

Sumber : jakartasatu.jakarta.go.idc/KelurahanKaretTengsin

Beberapa ini Provider penyedia jasa internet di wilayah Karet Tengsin, yaitu:

 Mora Telematika Indonesia,


 Indosat TBK,
 Iforte Solusi Infote,
 XL Axiata Tbk,
 Indonesia Comnet Plus (ICON),
 Telkom Indonesia Tbk,
 BIT Teknologi Nusanara,
 Link Net Tbk (First Media),
 Supra Primatama Nusantara (BIZNET)
 Dll.
Gambar 7 – Peta Wilayah PLN di Kelurahan Karet Tengsin

Sumber : jakartasatu.jakarta.go.idc/KelurahanKaretTengsin

Jaringan listrik PLN adalah saluran kabel untuk menyalurkan/ memasok listrik dari
pembangkit hingga pada akhirnya sampai ke ke pelanggan (pabrik, rumah sakit, tempat ibadah,
kantor dan rumah tangga).

Berdasarkan pada gambar 7, di wilayah Karet Tengsin ini, mempunya banyak titik yang
sudah terdapat PLN. Manfaat listrik bagi kehidupan manusia di Karet Tengsin cukup banyak.
Antara lain, sebagai sumber penerangan, sumber energi, penghasil panas, sarana hiburan,
penghasil gerak dan lainnya. Manfaat listrik sebagai penerangan, pada malam hari dijadikan
sebagai energi untuk sumber penerangan lampu di rumah, di kantor, di jalan, di pasar, tempat
hiburan dan lainnya.
Gambar 8 – Peta Wilayah PDAM di Kelurahan Karet Tengsin

Sumber : jakartasatu.jakarta.go.idc/KelurahanKaretTengsin

Perusahaan Daerah Air Minum yang merupakan kepanjangan PDAM adalah salah satu
unit usaha milik daerah, yang yang bergerak dalam distribusi air bersih bagi masyarakat umum.
PDAM terdapat di setiap provinsi, kabupaten, dan kotamadya di seluruh Indonesia, Termasuk di
Karet Tengsin.

Dalam kehidupan sehari-hari di Karet Tengsin , air adalah salah satu komponen yang
paling dekat dengan manusia yang menjadi kebutuhan dasar bagi kualitas dan keberlanjutan
hidup manusia dan makhluk hidup lainnya. Oleh sebab itu, air harus tersedia dalam kuantitas dan
kualitas yang memadai.

Perusahaan air minum yang dikelola negara secara modern di wilayah Karet Tengsin ini
terdapat beberapa perusahaan dengan jenis objeknya patok, manhole, dan sejenisnya.
Gambar 9 – Jenis objek PDAM di Kelurahan Karet Tengsin

Sumber : jakartasatu.jakarta.go.idc/KelurahanKaretTengsin

Gambar 10 – Peta Wilayah Hydrant di Kelurahan Karet Tengsin

Sumber : jakartasatu.jakarta.go.idc/KelurahanKaretTengsin
Jumlah hydrant untuk masing-masing Kecamatan berbeda-beda, perbedaan ini sepertinya
berdasarkan luas wilayah, kepadatan penduduk, potensi daerah (air), dan rawan/tidaknya
kebakaran. Berdasarkan pada gambar 10, terdapat jumlah 3 titik hydrant di kelurahan Karet
Tengsin ini.

Hydrant adalah sebuah alat atau terminal penghubung untuk bantuan darurat saat terjadi
kebakaran. Hydrant berupa alat yang terdapat ditanah yang menyediakan akses pasokan air untuk
tujuan memadamkan kebakaran. Sistem fire hydrant berfungsi sebagai alat pengendali api
darurat dengan menyediakan suplai air yang dibutuhkan oleh tim pemadam kebakaran (Damkar).

Gambar 11 – Hydrant di Kelurahan Karet Tengsin

Sumber : jakartasatu.jakarta.go.idc/KelurahanKaretTengsin

Apabila tersedia fire hydrant yang memiliki tekanan kuat dan aliran air lancar, si jago
merah dapat lebih cepat dikendalikan. Kerugian jiwa maupun materiil dalam insiden kebakaran
pun dapat diminimalkan. Tak berlebihan kiranya jika dikatakan bahwa fire hydrant merupakan
“benteng terakhir” dalam musibah kebakaran.

Table 1.
Profil Kelurahan Karet Tengsin Tahun 2010

KELURAHAN LUAS(Km2) KK RT RW
Karet Tengsin 1,53 4.191 70 9
Sumber: Kecamatan Tanah Abang Dalam Angka 2010
Berdasarkan tabel 1 jumlah rumah tangga (KK) di kelurahan Karet Tengsin sebanyak
4.191 rumah tangga (kepala keluarga), kelurahan Karet Tengsin memiliki luas wilayah yakni
1,53 km2 dengan RT sebanyak 70, dan RW hanya 9.

Table 2.
Jumlah Penduduk menurut jenis kelamin Tahun 2010

KELURAHAN LUAS(Km2) Laki Laki Perempuan Total


Karet Tengsin 1,53 7.884 7.410 15.294
Sumber: Kecamatan Tanah Abang Dalam Angka 2010

Berdasarkan tabel 2 Jumlah penduduk kelurahan Karet Tengsin di tahun 2010 adalah
15.294 jiwa, terdiri dari 7.884 penduduk laki-laki dan 7.410 penduduk perempuan. Tingkat
kepadatan penduduk di wilayah kelurahan Karet Tengsin sebesar 15.294 jiwa.

Adapun mobilitas penduduk karena kelahiran, datang, pindah di wilayah kelurahan Karet
Tengsin sampai dengan tahun 2006 dapat di lihat dari tabel 3 berikut ini :

Table 3.
Mobilitas Penduduk Tahun 2006

KELURAHAN Lahir Mati Pindah Datang


Karet Tengsin 46 209 226 325

Sumber: Kecamatan Tanah Abang Dalam Angka 2006

Table 4.
Jumlah Sekolah Dasar, Guru dan Siswa Tahun 2006
Kelurahan Sekolah Guru Siswa

Negeri Swasta Jumlah Negeri Swasta Jumlah Negeri Swasta Jumlah


Karet 7 - 7 73 - 73 1.333 1.333
Tengsin
Sumber: BPS DKI Jakarta kecamatan dalam angka tahun 2006

Berdasarkan tabel 4. Bahwa jumlah sekolah dasar di negeri berjumlah 7 buah, dengan
jumlah guru sebanyak 73 orang yang berada di wilayah kelurahan Karet Tengsin, Jumlah siswa
yang dimiliki 73 buah Sekolah Dasar Negeri adalah sebesar 1.333 siswa. Dari tebel 4 ini juga
terlihat bahwa di kelurahan Karet Tengsin untuk Sekolah Dasar Negeri lebih besar dari pada
Sekolah Dasar Swasta.

Kondisi existing Sekolah Dasar Negeri di wilayah kelurahan Karet Tengsin seperti yang
terlihat dalam tabel 5. Berikut ini :

Table 5.
Data SD Negeri di Kelurahan Karet Tengsin

No. Nama Sekolah Dasar Lokasi


1 SDN Karet Tengsin 01 Pg Jl. Karet Pasar Baru Timur III
2 SDN Karet Tengsin 09 Pg Jl. Karet Pasar Baru Barat VII
3 SDN Karet Tengsin 13 Pg Jl. Karet Pasar Baru Barat VII
4 SDN Karet Tengsin 14 Ptg Jl. Karet Pasar Baru Barat VII
5 SDN Karet Tengsin 15 Pg Jl. Karet Pasar Baru Barat VII
6 SDN Karet Tengsin 16 Pg Jl. Karet Pasar Baru Barat IV
7 SDN Karet Tengsin 21 Pg Jl. Karet Pasar Baru Barat IV
Sumber: BPS DKI Jakarta kecamatan dalam angka tahun 2006
Keterangan :

Gambar 12 - Peta Lokasi Sekolah di wilayah Karet Tengsin

Sumber: https://jakartasatu.jakarta.go.id/

Berdasarkan Lokasi sekolah di wilayah Karet Tengsin terlihat bahwa memiliki fasilitas
pendidikan mulai dari SD, SMP, SMA, SMK, sampai dengan SLB. Artinya fasilitas pendidikan
tersedia sesuai jumlah penduduk, khususnya jumlah penduduk usia sekolah.
BAB 3 KRITIK NORMATIF

TENTANG KONDISI KAWASAN KELURAHAN KARENG TENGSIN


KECAMATAN TANAH ABANG JAKARTA PUSAT

Gambar 13- Peta Lokasi Jakarta Pusat

Sumber : semuadatalengkap.blogspot.com /JAKARTA%20PUSAT

Kota Jakarta sebagai ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan kota
megapolitan yang memiliki peran sebagai pusat pemerintahan, perdagangan, bisnis, industri,
perumahan, dan sebagainya. Hal ini menyebabkan Jakarta menjadi tujuan utama para migran
untuk mencari kehidupan yang lebih baik. Oleh karena itu, jumlah penduduk Jakarta dari tahun
ke tahun meningkat dengan pesat, sedangkan ruang kota yang tersedia sangat terbatas.

Menurut Badan Pusat Statistik, Jakarta memiliki luas wilayah sebesar 662,33 km2,
dengan jumlah penduduk yang mencapai 9.223.000 jiwa, dan laju pertumbuhan penduduk
sebesar 1,44%. Jumlah penduduk terus meningkat berdasarkan angka kelahiran dan migrasi. Hal
ini mempengaruhi kebutuhan akan fasilitas perkotaan termasuk fasilitas perumahan. Penyediaan
fasilitas perumahan yang layak merupakan tanggung jawab pemerintah kota agar kebutuhan
tersebut dapat terpenuhi. Saat ini tantangan pemerintah dalam pemenuhan kebutuhan akan
perumahan yang layak dan terjangkau masih cukup berat untuk masyarakatnya. Hal ini
dikarenakan ketersediaan lahan yang terbatas, Kendala lain yang juga tidak boleh dilupakan
adalah keterbatasan kemampuan ekonomi masyarakat.

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sebagai pengelola kota Jakarta menyiasati


permasalahan tersebut dengan membangun perumahan secara vertikal dalam bentuk rumah
susun. Salah satu unsur pelaksana yang diberikan kewenangan dalam menanggulangi dan
menyediakan masalah perumahan yang layak huni dan terjangkau adalah Dinas Perumahan dan
Perumnas. Istilah Kependudukan atau “Demografi” berasal dari bahasa Yunani yang berarti
Demos adalah rakyat atau penduduk, dan Grafein adalah menulis. Jadi, demografi adalah tulisan-
tulisan atau karangan-karangan mengenai rakyat atau penduduk. Demografi adalah studi ilmiah
terhadap penduduk manusia. Terutama mengenai jumlah, struktur, dan perkembangannya.
Sementara menurut Hauser dan Duncan dalam buku Pengantar Ilmu Kependudukan, Said Rusli
memberikan batasan sebagai berikut:

Demografi adalah suatu studi mengenai jumlah, distribusi teritorial, dan komposisi
penduduk, perubahan-perubahan yang bertalian dengannya serta komponen-komponen yang
menyebabkan perubahan yang bersangkutan yang dapat diidentifikasikan sebagai natalitas,
mortalitas, gerak penduduk teritorial dan mobilitas sosial (perubahan Status).

Penduduk merupakan jumlah orang yang bertempat tinggal di suatu wilayah pada waktu
tertentu dan merupakan hasil proses- proses demografi yaitu fertilitas, mortalitas, dan migrasi.
Sedangkan menurut analisa dalam buku Manusia Dalam Konteks Sosial, Budaya dan
Lingkungan Hidup (Sumaatmadja : 2012:100) mengatakan “bahwa 75% penduduk di Negara-
negara berkembang tersebut, berada dalam keadaan miskin. Perbaikan kualitas penduduk dalam
mengurangi jumlah kematian, menjadi bumerang dalam menjamin kebutuhan yang meningkat,
padahal mempertahankan yang sudah adapun masih merupakan masalah yang tidak terpecahkan.
Gambar 14 - Peta Lokasi Kelurahan Karet Tengsin

Sumber : https://www.google.com/KelurahanKaretTengsin

Kelurahan Karet Tengsin, Tanah Akang benar kode pos 10220. Kelurahan ini terletak di
kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat. Di kelurahan ini terletak TPU Karet Bivak yang ternama
itu. Kelurahan ini bersamaan batasnya dengan Kebon Kacang dan Kebon Melati di sebelah utara,
Bendungan Hilir di sebelah barat, Menteng di sebelah timur dan Bendungan Hilir dan Setia budi
di sebelah selatan.
Gambar 15 – Sentra Primer Tanah Abang

Sumber : https://news.detik.com/berita/d-4954320/imbas-corona-pasar-tanah-abang-tutup-
sementara-kecuali-blok-g

Berdasarkan Perda Nomer 1 Tahun 2014 pasal 113 tentang Rencana Detail Tata Ruang
Kecamatan Tanah Abang. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memiliki konsep baru dalam
penataan kawasan Tanah Abang. Dengan menyinergikan sejumlah moda transportasi massal dan
pusat perdagangan, kawasan Tanah Abang yang memang strategis akan semakin tertata dan
menjadi downtown Jakarta di masa depan.

Pemprov DKI Jakarta mempertimbangkan empat hal dalam penataan kawasan Tanah
Abang. Pertama, memprioritaskan pejalan kaki dalam penataan kawasan ini untuk melintas di
sepanjang Jl. Jati Baru Raya ataupun saat hendak menggunakan shuttle bus serta meningkatkan
wisata belanja di Tanah Abang.

Kedua, membangun struktur pedestrian, kawasan, dan budaya tertib. Dengan adanya
penataan ini juga diharapkan dapat meningkatkan wisata dan perdagangan di pusat Jakarta.
Ketiga, kawasan Tanah Abang juga lebih tertata dari segi penataan parkir bagi tansportasi umum
lainnya seperti ojek pangkalan ataupun online yang kerap memadati sisi jalan sekitar Tanah
Abang. Keempat, mewujudkan integrasi seluruh stakeholder di sekitar Tanah Abang, seperti PT.
Kereta Api, Sarana Jaya, dan masyarakat sehingga dapat mewujudkan kawasan Tanah Abang
yang lebih maju, bersih, dan nyaman bagi semua kalangan.
Gambar 16 – Kondisi Jembatan Penyebrangan Multiguna Tanah Abang

Sumber : https://megapolitan.kompas.com/read/2018/12/19/13334901/kaleidoskop-2018-seluk-beluk-
penataaan-kawasan-tanah-abang?page=all

Pemprov DKI memberlakukan penutupan salah satu sisi Jalan Jati Baru di depan pintu
lama Stasiun Tanah Abang yang kemudian digunakan sebagai lokasi berjualan para pedagang
kaki lima (PKL). Ada 400 tenda yang disiapkan bagi para PKL, yang terbagi atas tenda
dagangan kuliner sebanyak 115 buah, dan tenda dagangan non-kuliner sebanyak 265 buah. sisi
Jalan Jati Baru lainnya digunakan sebagai jalur shuttle bus yang disediakan PT Transjakarta
secara gratis, sehingga warga dapat mengelilingi kawasan Tanah Abang dengan mudah. PT
Transjakarta menyiapkan 10 shuttle bus dilengkapi stiker Tanah Abang Explorer. Satu unit bus
dapat menampung 66 penumpang. Kawasan Tanah Abang terdapat enam titik pemberhentian
bagi shuttle bus untuk mengitari Tanah Abang, yakni Halte Stasiun Tanah Abang, Halte Blok G,
Halte Blok C, Halte Auri Tanah Abang, Halte Blok E, dan Halte Fly Over.

Gambar 17 – Penumpang di Stasiun Tanah Abang, Jakarta

Sumber : https://koran.tempo.co/read/metro/454301/proyek-scbd-versi-tanah-abang-terkendala-lahan?
Halte bus ini juga memudahkan warga atau penumpang kereta di Stasiun Tanah Abang
untuk berpindah menggunakan moda transportasi lainnya, mulai dari bus kecil (angkot/mikrolet),
bajaj, hingga ojek online. Rincian rekayasa lalu lintas tersebut sebagai berikut, lalu lintas
Kendaraan dari Tmur (Jl. Fachrudin) dan Utara (Jl. Cideng Timur) menuju Jl. Kb. Jati dialihkan
menuju Jalan KS, Tubun Raya (Flyover) – Jl. KS. Tubun 1 (PLN) – Jl. KS. Tubun Raya – Jl. Kb,
Jati. Kemudian, lalu lintas kendaraan dari arah Selatan (Jl. KS. Tubun Raya) yang akan menuju
Jl. Jatibaru Raya dialihkan menuju Jl. Kb. Jati – Jl. K.H. Mas Mansyur dan seterusnya.

Kawasan Tanah Abang sebagai sebagai dan pusat bisnis, terus membangun. Dalam
beberapa tahun terakhir, banyak gedung-gedung bertingkat dibangun. Proyek jalan dan flyover
pun dilanjutkan. Akan tetapi, pembangunan itu, juga mengambil ruang terbuka hijau dan ruang
sosial yang ada.

Hijau yang dimaksudkan disini adalah konsep kehidupan yang ramah lingkungan dan
berkelanjutan. Salah satunya adalah membangun Ruang Terbuka Hijau (RTH). Ruang Terbuka
Hijau sebagai penyeimbang ekosistem kota, baik itu sistem hidrologi, klimatologi,
keanekaragaman hayati maupun sistem ekologi bertujuan meningkatkan kualitas lingkungan
hidup, estetika kota, kesehatan dan kesejahteraan masyarakat (quality of life human well being).

Berbagai peraturan perangkat hukum yang mendukung terwujudnya pembangunan kota


yang berkelanjutan (kota hijau) telah dihasilkan antara lain Undang-Undang (UU) nomer
32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, UU No. 7/2004 tentang
Pengelolaan Sumber Daya Air dan UU No. 28/2002 tentang Bangunan Gedung, UU No 24/2007
tentang Penanggulangan Bencana mensyaratkan adanya ruang evakuasi bencana sebagai bagian
dari Ruang Terbuka Hijau Kota, UU No.26/2007 tentang Penataan Ruang mensyaratkan kota
harus memiliki Ruang Terbuka Hijau minimal sebesar 30% dari total Luas Kota terkait secara
keseluruhan.

Di tengah gencarnya pembangunan yang semakin mengepung kota-kota besar, Ruang


Terbuka Hijau (RTH) di Kawasan Tanah Abang terus menyusut. Betonisasi dari gedung-gedung
bertingkat dan mewah terus bertambah, di sisi lain kawasan permukiman kumuh juga semakin
banyak. Berdasarkan catatan Kementerian Perumahan Rakyat, luas permukiman kumuh pada
akhir 2004 diperkirakan 54.000 hektar. Pada 2009 lalu bertambah menjadi 57.800 hektar. Sejauh
ini, jalan keluar belum juga ditemukan.

Pada Kawasan Tanah Abang di Jakarta Pusat, kawasan tersebut masih banyak ditemukan
rumah susun didalamnya karena memang warga masyarakat yang penuh. Rumah susun
merupakan jawaban yang paling rasional untuk mengatasi ledakan penduduk, menghilangkan
kawasan kumuh, komitmen menjaga lingkungan, efisiensi lahan dan upaya mendekatkan warga
dengan tempat kerjanya. Bagi konsumen golongan menengah ke bawah penyediaan hunian
vertikal diwujudkan dalam bentuk rumah susun sederhana. Adapun beberapa sasaran yang ingin
dicapai dalam pembangunan rumah susun sederhana antara lain untuk memenuhi kebutuhan
hunian masyarakat berpenghasilan rendah, meningkatkan fungsi lahan dan meningkatkan
kualitas hunian padat di lokasi yang berdekatan dengan pusat pertumbuhan ekonomi atau pusat
kegiatan. Rumah susun sederhana ini terbagi dalam dua jenis, yaitu rumah susun sederhana sewa
dan rumah susun sederhana milik (sewa-beli).Rumah susun ini diperuntukan bagi masyarakat
berpenghasilan rendah.

Gambar 18 – Rumah Susun Karet Tengsin

Sumber : https://web-denah.blogspot.com/2019/09/rumah-susun.html

Rumah Susun (Rusun) adalah bangunan gedung bertingkat yang dibangun dalam suatu
lingkungan yang terbagi dalam bagian-bagian yang distrukturkan secara fungsional, baik dalam
arah horizontal maupun vertikal dan merupakan satuan-satuan yang masing-masing dapat
dimiliki dan digunakan secara terpisah, terutama untuk tempat hunian yang dilengkapi dengan
bagian bersama, benda bersama dan tanah bersama. Rusun dapat dibangun diatas tanah Hak
Milik (HM), Hak Guna Bangunan (HGB) atau Hak Pakai (HP) di atas tanah negara dan HGB
atau HP diatas tanah Hak Pengelolaan (HPL). Rumah susun juga dapat dibangun di atas tanah
dengan pemanfaatan barang milik negara/daerah berupa tanah atau pendayagunaan tanah wakaf
(Undang-Undang No. 20 Tahun 2011 tentang Rumah.

Rumah susun sewa merupakan program pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan


masyarakat dengan mengurangi tingkat kekumuhan kota dan menciptakan hunian dan
lingkungan yang layak. Rumah susun sewa lebih sesuai di daerah perkotaan karena rumah susun
sewa lebih menghemat luas lahan, memberikan akses untuk pengembangan ruang komunal dan
ruang terbuka hijau sehingga mampu memperbaiki kualitas lingkungan dan lebih efisien dalam
pembangunan infrastruktur dasar sehingga masyarakat dengan mudah dapat mengaksesnya.
Rumah susun sewa memberikan kemudahan untuk menjangkau kelompok masyarakat
berpenghasilan rendah. Sehingga mampu mengurangi kemiskinan kota.

Pembangunan rumah susun (rusun) di Indonesia diawali sekitar tahun 70-80 an.
Berdasarkan UU No. 20 Tahun 2011 pasal 1, Rumah susun adalah bangunan gedung bertingkat
yang dibangun dalam suatu lingkungan yang terbagi dalam bagian-bagian yang distrukturkan
secara fungsional, baik dalam arah horizontal maupun vertikal dan merupakan satuan-satuan
yang masing-masing Dapat dimiliki dan digunakan secara terpisah, terutama untuk tempat
hunian yang dilengkapi dengan bagian bersama, benda bersama dan tanah bersama.
Pembangunan rusun di Indonesia yang bersifat top-down ini banyak dibangun dengan teori-teori
hunian vertikal dengan tipologinya yang sudah ada, sehingga banyak ditemukannya hunian-
hunian vertikal yang nyaris sama satu dengan lainnya “seragam”. Selama ini pembangunan rusun
di Indonesia hanya terkonsentrasi pada kebutuhan ruang bagi penghuninya saja, tetapi aspek
perilaku atau aktifitas yang terjadi di permukiman sebelumnya kurang diperhatikan. Oleh karena
pembangunan rusun yang hanya berlandaskan pada teori-teori hunian vertikal tersebut, aspek
seperti keadaan sosial, budaya dan ekonomi warga menjadi kurang diperhatikan. Oleh karena
kurang diperhatikannya aspek utilitas bangunan (pengaturan ruang yang baik didasarkan pada
fungsi, dll) sehingga banyak fungsi ruang-ruang pada rusun yang digunakan tidak sebagaimana
fungsinya, yang semestinya mengacu pada teori arsitektur modern bahwa bentuk mengikuti
fungsi (form follow function), tetapi yang terjadi adalah bentuk yang memicu fungsi tertentu.
Dari adanya fenomena menjemur pakaian yang tidak pada tempatnya di banyak rusun di
Indonesia, memberi kesan/citra kurang baik pada bangunannya, bangunan terlihat tidak tertata
dan terkesan kumuh. Menurut Romo Mangun di dalam bukunya Wastu Citra: 31 (1988), Citra
sebetulnya hanya menunjuk suatu “gambaran” (image), suatu kesan penghayatan yang
menangkap arti bagi seseorang. Citra tidak jauh sekali dari guna, tetapi lebih bertingkat spiritual,
lebih menyangkut derajat dan martabat manusia yang menghuni bangunannya. Citra menunjuk
pada tingkat kebudayaan, sedangkan Guna lebih menuding pada segi keterampilan/kemampuan.

Setelah dilakukan observasi lapangan, terlihat pemandangan yang kurang tertata dan
tidak enak dipandang dari jemuran-jemuran penghuni yang di jemur dibagian jendela bangunan
rusun, koridor utama dan pada bagian tangga. Potret perilaku menjemur penghuni yang tidak
pada tempatnya. Penghuni rusun melakukan pengalihan fungsi ruang yang semestinya bukan
sebagai tempat menjemur, Penghuni melakukan intervensi ruang-ruang publik sebagai ruang
milik pribadi seperti pada tangga dan koridor utama bangunan rusun.

Intervensi ruang publik seperti tangga dan koridor utama menjadi ruang untuk
kepentingan pribadi, mengakibatkan munculnya konflik antara penghuni rusun. Konflik yang
biasanya terjadi seperti, penghuni satu merasa berkeberatan jika tempat yang diklaim sebagai
tempat menjemur pribadinya ditempati oleh penghuni lain, yang pada dasarnya ruang tersebut
adalah ruang publik milik seluruh penghuni.
BAB 4 KRITIK INTERPRETATIF

TENTANG KONDISI KEADAAN KAWASAN KELURAHAN KARENG TENGSIN


KECAMATAN TANAH ABANG JAKARTA PUSAT

DKI Jakarta sebagai ibukota Negara Indonesia mengalami pertumbuhan penduduk yang
sangat tinggi, pertambahan jumlah penduduk ini tidak hanya dari angka kelahiran tetapi juga dari
arus urbanisasi desa ke Kota dan kota-kota lainnya. Semakin bertambahnya jumlah penduduk
maka semakin tinggi pula kebutuhan akan rumah tinggal sedangkan pembangunan perumahan di
kota-kota besar, baik yang ditangani pemerintah maupun swasta belum dapat mengimbangi
kebutuhan rumah tinggal yang terus meningkat. Pembangunan perumahan skala besar tidak
dapat dilakukan serentak karena harus berhadapan dengan masalah pertanahan.

Kelangkaan tanah dan tingginya harga tanah menjadi kendala yang harus dihadapi
pemerintah Kota dalam pengadaan rumah tinggal. Kondisi permukiman di DKI Jakarta masih
belum tertata dan belum sesuai dengan rencana tata ruang kota. Tidak terencana nya
pembangunan perumahan, tingginya kebutuhan akan rumah, dan kelangkaan tanah yang
memaksa pemanfaatan tanah secara maksimal hingga melanggar garis sempadan, menciptakan
suatu lingkungan permukiman yang kumuh tanpa sarana dan prasarana. Lingkungan
permukiman berkepadatan tinggi ini terbentuk di tengah kota sebagai pusat kegiatan perkantoran,
perdagangan, dan jasa. Hal ini terjadi karena pertimbangan faktor kemudahan aksesibilitas dan
kedekatan tempat kerja.
Gambar 19 – Kawasan pemukiman Kelurahan Karet Tengsin

Sumber : https://foto.tempo.co/read/92403/foto-udara-lahan-sengketa-karet-tengsin-yang-akan-digusur

Kelurahan Karet Tengsin merupakan kota metropolitan dengan perkampungan yang


padat dan banyak gedung-gedung tinggi bisa di bilang daerah komersial. Kelurahan ini terletak
di kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat. Kelurahan ini berbatasan dengan Kebon Kacang dan
Kebon Melati di sebelah utara, Bendungan Hilir di sebelah barat, Menteng di sebelah timur dan
Bendungan Hilir dan Setia budi di sebelah selatan.

Gambar 20 – Kawasan TPU Karet Bivak di Kelurahan Karet Tengsin

Sumber : https://megapolitan.okezone.com/read/2020/05/25/338/2219240/tpu-karet-bivak-diserbu-
peziarah-tanpa-ada-protokol-kesehatan.
Di kelurahan ini terdapat TPU Karet Bivak yang cukup terkenal, yang memiliki luas 16,2
hektare. Taman Pemakaman Umum Karet Bivak adalah sebuah taman pemakaman umum (TPU)
di Jakarta. Pada Hari Raya Idul Fitri 1441 Hijriah, suasana di Tempat Pemakaman Umum (TPU)
Karet Bivak, Tanah Abang, Jakarta Pusat bak seperti tempat wisata, para peziarah nampak
berbondong-bondong tanpa memperdulikan aturan jaga jarak dan Pembatasan Sosial Berskala
Besar (PSBB). di luar komplek TPU Karet Bivak nampak parkir liar dan pedagang kaki lima
menjamur, di lokasi tersebut juga tidak ada petugas untuk menertibkan parkir liar dan pedagang
kaki lima yang memicu kerumunan orang.

Gambar 21 – Kawasan Stasiun Keretea Karet di Kelurahan Karet Tengsin

Sumber : https://heritage.kai.id/page/Stasiun%20Karet

Di wilayah Karet Tengsin ini terdapat hadirnya stasiun kereta Karet, stasiun Karet
merupakan stasiun kereta api yang terletak di Tanah Abang, Jakarta Pusat. Stasiun ini hanya
melayani KRL Jabotabek. Stasiun ini ramai pada pagi dan sore hari karena waktu itulah pas
orang pulang dari tempat mereka bekerja. Stasiun ini juga ramai karena stasiun ini dikelilingi
perkantoran. Stasiun ini memiliki 2 jalur kereta api. Terdapatnya stasiun kereta karet yang
memudahkan warga berpergian dengan menggunakan transportasi umum.
Gambar 22 – Situasi Saat Banjir di Kelurahan Karet Tengsin

Sumber : https://jakarta.bisnis.com/read/20140129/77/199920/banjir-lagi-warga-karet-tengsin-mulai-
mengungsi

Wilayah karet Tengsin merupakan salah satu kawasan rawan banjir di Jakarta pusat.
Kondisi banjir terparah di karet Tengsin pada tahun 2002, 2005, 2007 dengan tinggi banjir
sampai 2 meter di sekitaran kali. Wilayah karet Tengsin mendapatkan penanganan ekstra guna
mencegah banjir terulang pada saat musim hujan.

Terbentuknya lingkungan pemukiman yang padat, tidak sehat, dan tidak tertata karena
tidak memenuhi persyaratan teknis. Menurut Bambang Panudju (1999), untuk memenuhi
kebutuhan perumahan yang layak dalam lingkungan yang sehat dan mewujudkan perumahan
yang serasi dan seimbang sesuai dengan pola tata ruang kota, tata daerah, dan tata guna lahan
yang optimum, maka perlu dikembangkan perumahan dan permukiman dalam bentuk rumah
susun karena penduduk di perkotaan sangat padat sedangkan tanah yang tersedia terbatas.
Membangun hunian vertikal merupakan salah satu solusi obyektif untuk menyelesaikan masalah
perumahan di tengah kelangkaan tanah di pusat kota. Dalam programnya, Dinas Perumahan DKI
Jakarta memprogramkan pembangunan perumahan yang dibagi dalam skala prioritas
pembangunan. Salah satu program utamanya adalah peremajaan permukiman rukun warga yang
tergolong kumuh berat diseluruh Kotamadya Jakarta. Rukun Warga 05 Kelurahan Karet Tengsin
Jakarta Pusat merupakan salah satu lokasi permukiman kukuh berat yang lokasinya berada di
pusat kota.

Demikian halnya dengan lingkungan hunian vertikal ini, yang menuntut penyesuaian
perilaku penghuninya, arsitektural akan membantu proses adaptasi ini. Hal tersebut diatas
mengisyaratkan perancangan rumah susun sebagai hunian vertikal tidak hanya memperhatikan
aspek arsitektural secara fisik saja tetapi juga aspek psikologis, struktur ekonomi masyarakat,
dan gaya hidup masyarakat yang selalu bersosialisasi. Aspek fungsional yang akan
dimaksimalkan dalam perancangan sangat berkaitan dengan struktur ekonomi masyarakat,
khususnya masyarakat golongan ekonomi lemah. Kenyamanan yang menyangkut kenyamanan
termal, tata ruang, dan mengkondisikan lingkungan tetap diperhatikan. Dari semua aspek
tersebut akan direncanakan suatu lingkungan hunian vertikal yang manusiawi, ekonomis, dan
efisien. Sebagai contoh, penyediaan ruang publik untuk mewadahi kebutuhan sosialisasi.
DAFTAR PUSTAKA

(Tanpa Penulis), “Data Statistik, Data Kependudukan, Data Data dan Data”,
http://semuadatalengkap.blogspot.com/2012/02/kecamatan-tanah-abang-jakarta-
pusat.html, diakses pada 04 Oktober 2021 Pukul 21.44 WIB

Zaki, Tubagus Nabhan. 2008. “Pengaruh Lokasi”, http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/122431-


T%20307.76%202008%20(24)-Pengaruh%20Lokasi-Literatur.pdf, diakses pada 04
Oktober 2021 Pukul 12.35 WIB

WIKIPEDIA. (2021). Retrieved 2021, from Karet Tengsin, Tanah Abang, Jakarta Pusat:
https://id.wikipedia.org/wiki/Karet_Tengsin,_Tanah_Abang,_Jakarta_Pusat

(Tanpa Penulis), “Data Statistik, Data Kependudukan, Data Data dan Data”,
https://jakartasatu.jakarta.go.id/, diakses pada 04 Oktober 2021 Pukul 21.44 WIB

Pradipha, F. C. (n.d.). Retrieved from Update jakarta banjir lagi sabtu pagi masih rendam
sejumlah titik tanah abang sampai cikini:
https://www.tribunnews.com/metropolitan/2020/01/18/update-jakarta-banjir-lagi-sabtu-
pagi-air-masih-rendam-sejumlah-titik-tanah-abang-sampai-cikini.

(TRIBUNJABAR)

(Tanpa Penulis), “Data Statistik, Data Kependudukan, Data Data dan Data”,
https://statistik.jakarta.go.id/kondisi-hydrant-di-beberapa-kecamatan-provinsi-dki-
jakarta-tahun-2019/, diakses pada 04 Oktober 2021 Pukul 21.44 WIB

Hanief, Muhammad, The Dynamic of Criticism in T.S. Elliot, Atlantic Publishers, New Delhi,
2000

Dunia, E. (n.d.). Retrieved 2021, from Karet Tengsin, Tanah Abang, Jakarta Pusat:
https://p2k.itbu.ac.id/id3/3064-2950/Karet-Tengsin-Tanah-Abang-Ja_50401_itbu_p2k-
itbu.html

KOMPAS.COM. (2012, JANUARI 16). Retrieved OKTOBER 2021, from RUANG TERBUKA
HIJAU YANG KIAN TERJEPIT:
https://properti.kompas.com/read/2012/01/16/12161231/ruang.terbuka.hijau.yang.kian.ter
jepit.?page=all.

KOMPAS.COM. (2018, DESEMBER 19). Retrieved OKTOBER 2021, from Kaleidoskop 2018:
Seluk-beluk Penataaan Kawasan Tanah Abang:
https://megapolitan.kompas.com/read/2018/12/19/13334901/kaleidoskop-2018-seluk-
beluk-penataaan-kawasan-tanah-abang?page=all

MOCHAMAD, A. (2015, APRIL 13). Retrieved OKTOBER 2021, from Terampasnya Ruang
Terbuka Hijau dan Ruang Interaksi Sosial Publik:
https://www.mongabay.co.id/2015/04/13/terampasnya-ruang-terbuka-hijau-dan-ruang-
interaksi-sosial-publik/

NEWS, D. (2020, MARET). Retrieved OKTOBER 2021, from Imbas Corona, Pasar Tanah
Abang Tutup Sementara Kecuali Blok G: https://news.detik.com/berita/d-
4954320/imbas-corona-pasar-tanah-abang-tutup-sementara-kecuali-blok-g

PENULIS, T. (n.d.). Retrieved 2021, from RUMAH SUSUN: https://web-


denah.blogspot.com/2019/09/rumah-susun.html

SURANTO, G. (2017, DESEMBER 12). Retrieved OKTOBER 2021, from Tanah Abang
Semakin Tertata Melalui Sinergitas Transportasi dan Pusat Perdagangan:
https://infopublik.id/kategori/nasional-sosial-budaya/240074/tanah-abang-semakin-
tertata-melalui-sinergitas-transportasi-dan-pusat-perdagangan

TEMPO, K. (2020, JUNI). Retrieved 2021, from SCBD VERSI TANAH ABANG
TERKENDALA LAHAN:
https://megapolitan.kompas.com/read/2018/12/19/13334901/kaleidoskop-2018-seluk-
beluk-penataaan-kawasan-tanah-abang?page=all

Wikipedia. (2021, Januari). Retrieved Oktober 2021, from


https://id.wikipedia.org/wiki/Karet_Tengsin,_Tanah_Abang,_Jakarta_Pusat
(Tanpa Penulis), Data Statistik, Data Kependudukan, Data Data dan Data, Diakses pada
http://semuadatalengkap.blogspot.com/2012/02/kecamatan-tanah-abang-jakarta-
pusat.html, pada tanggal 02 Oktober 2021 Pukul 09.00 WIB

Hadinugroho, Dwi Lindarto, (2018), Demolition:Tantangan Pelestarian Arsitektur Kawasan


Kesawan Medan, Jurnal Arsitektur dan Perakotan “KORIDOR” Vol 9, No 02.

Hulaimy Ahmad, (2004), Peremajaan Permukiman RW 05 Kelurahan Karet Tengsin Jakarta


Pusat Menjadi Rumah Susun, Universitas Diponogoro.

Taman Pemakaman Umum Karet Bivak. (2021). Retrieved 2021, from


https://id.wikipedia.org/wiki/Taman_Pemakaman_Umum_Karet_Bivak

Achmad Fardiansyah, O. (2020). TPU Karet Bivak Diserbu Peziarah Tanpa Ada Protokol
Kesehatan. Retrieved 2021, from
https://megapolitan.okezone.com/read/2020/05/25/338/2219240/tpu-karet-bivak-diserbu-
peziarah-tanpa-ada-protokol-kesehatan.

Fernandez, M. N. (2014). Banjir Lagi, Warga Karet Tengsin Mulai Mengungsi. Retrieved 2021,
from https://jakarta.bisnis.com/read/20140129/77/199920/banjir-lagi-warga-karet-
tengsin-mulai-mengungsi

Ihsanuddin. (2021). Ini Wilayah Langganan Banjir di Jakarta Pusat yang Dapat Penanganan
Ekstra. Retrieved 2021, from
https://megapolitan.kompas.com/read/2021/09/14/20272151/ini-wilayah-langganan-
banjir-di-jakarta-pusat-yang-dapat-penanganan.

Januarta, F. (2021). Galeri Foto Udara Lahan Sengketa Karet Tengsin yang Akan Digusur.
Retrieved 2021, from https://foto.tempo.co/read/92403/foto-udara-lahan-sengketa-karet-
tengsin-yang-akan-digusur

Stasiun Karet. (n.d.). Retrieved 2021, from https://heritage.kai.id/page/Stasiun%20Karet


Bukti asistensi

Anda mungkin juga menyukai