Anda di halaman 1dari 5

TUGAS 1 PENDIDIKAN IPS DI SD

TUTOR: NI KETUT SUBADRI, S.Pd.M.Pd

OLEH
NAMA : NI LUH ADE CAHYANI
NIM: 859021096
POKJAR : KUTA UTARA SEMESTER 1 B
SOAL NO 1

Apakah perbedaan dan persamaan antara ilmu sosial dengan ilmu pengetahuan sosial?

Jawab:

Ilmu sosial dasar adalah ilmu yang didasari berdasarkan suatu nilai dalam berkependudukan
yang bertempat di suatu Negara.

Ilmu pengetahuan sosial Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah ilmu sosial yang disederhanakan
untuk tujuan-tujuan pendidikan dan pengajaran di sekolah dasar dan menengah juga bidang studi
yang merupakan paduan dari sejumlah mata pelajaran sosial. Materi dari berbagai disiplin ilmu
sosial seperti Geografi, Sejarah, Sosiologi, Antropolgi, Psikologi Sosial , Ekonomi, Ilmu Politik,
Ilmu Hukum, dan ilmu-ilmu sosial lainnya dijadikan bahan baku bagi pelaksanaan proram
pendidikan dan pelajaran di sekolah dasar dan menengah.

Persamaan antara keduanya adalah :

 Keduanya sama-sama merupakan bahan studi untuk kepentingan program


pendidikan/pengajaran.
 Keduanya bukan berada dalam disiplin ilmu yang berdiri sendiri.
 Keduanya mempunyai materi yang terdiri dari fakta sosial dan masalah sosial.

Perbedaan antara keduanya adalah :

 Ilmu Sosial Dasar diberikan di Perguruan Tinggi, sedangkan Ilmu Pengetahuan Sosial
diberikan hanya di Sekolah Dasar dan Sekolah Lanjutan.
 Ilmu Sosial Dasar merupakan satu matakuliah yang tunggal, sedangkan Ilmu
Pengetahuan Sosial merupakan kelompok dari sejumlah mata pelajaran (untuk sekolah
lanjutan).
 Ilmu Sosial Dasar lebih tertuju kepada pembentukan sikap dan kepribadian, sedang Ilmu
Pengetahuan Sosial diarahkan kepada pembentukan pengetahuan dan ketrampilan
intelektual.

SOAL NO 2

Jelaskan apakah yang dimaksud dengan sebagai value based dalam pengajaran IPS?

Jawab:

Bagaimanakah ciri Pendidikan IPS yang powerful? NCSS (2000:11-13) menjelaskan bahwa IPS
yang powerful memiliki lima prinsip dalam aplikasinya yang dapat berimplikasi pada apa yang
harus diketahui guru, apa yang harus dilakukannya, dan disposisi apa yang harus dimilikinya.
Kelima prinsip itu adalah belajar dan pembelajaran IPS haruslah bermakna (meaningful),
integratif, berbasis nilai-nilai (value-based), menantang (challenging), dan belajar yang aktif
(learning is active). KBK IPS dapat memenuhi persyaratan pengembangan pembelajaran yang
powerful.

Belajar dan pembelajaran IPS dikatakan berbasis nilai (value-based) apabila


pembelajaran IPS tidak hanya concern pada fakta-fakta, peristiwa, konsep, dan generalisasi IPS
semata, melainkan lebih memfokuskan pada etika di balik topik-topik yang dikaji yang
memungkinkan peserta didik membahas isu-isu kontroversial yang menyediakan arena untuk
refleksi bagi pengembangan kebajikan dan nilai-nilai sosial. Belajar IPS berbasis nilai seperti ini
menyadarkan siswa akan potensi pembelajaran pada implikasi kebijakan sosial yang dengan
demikian melatih siswa berpikir kritis dan membuat keputusan terhadap beberapa isu-isu sosial.
Dengan berbasis nilai juga berati bahwa pembelajaran IPS tidaklah harus mengajarkan
keyakinan atau pandangan personal, politik, atau sekte tertentu, melainkan dapat menyadarkan
siswa pada kompleks dan dilema nilai pada satu isu, mempertimbangkan keuntungan dan biaya
yang mungkin terjadi pada individu atau kelompok yang potensial dalam mengambil tindakan,
dan mengembangkan pertimbangan yang bernalar, yang konsisten dengan nilai-nilai sosial
politik yang demokratis. Guru harus mendorong terhadap pengakuan atas adanya pandangan
yang beroposisi, respek terhadap pandangan yang rasional dengan dukungan data yang memadai,
sensitif terhadap persamaan dan perbedaan budaya, dan komitmen terhadap tanggung jawab
sosial.

SOAL NO 3

Sebutkan dan jelaskan tahapan-tahapan siswa kelas 5 dan 6 yang mengacu pada
penahapan perkembangan nilai menurut Kholberg?

Jawab:

Jawaban:

Adapun buah pemikiran Lawrence Kohlberg mengenai 3 tingkat dan 6 tahap perkembangan
moral manusia, yakni:
1. Tingkat Pra-Konvensional
a. Tahap orientasi hukuman dan kepatuhan. Pada tahap ini anak dalam hal melakukan suatu
tindakan akan memiliki orientasi atas hukuman yang merupakan konsekuensi atas
tindakan itu, serta kepatuhan dari seseorang dalam hal ini orang yang dituakan atau
kepatuhan terhadap hukum.
b. Tahap orientasi relativis-instrumental. Pada tahap anak tetap menilai sesuatu berdasarkan
kemanfaatan, kesenangan, atau sesuatu yang buruk menjadi keburukan, namun disini si
anak sudah mampu belajar memperhatikan harapan dan kepentingan orang lain.
2. Tingkat Konvensional
a. Tahap penyesuaian dengan kelompok atau orientasi untuk menjadi “anak manis”. Pada
tahap selanjutnya, terjadi sebuah proses perkembangan kearas sosialitas dan moralitas
kelompok. Kesadaran dan kepedulian atas kelompok akrab, serta tercipta sebuah
penilaian akan dirinya dihadapan komunitas/kelompok.
b. Tahap orientasi hukum dan ketertiban. Pada kondisi ini dimana seseorang sudah mulai
beranjak pada orientasi hukum legal/peraturan yang berfungsi untuk menciptakan kondisi
yang tertib dan nyaman dalam kelompok/komunitas.
3. Tingkat Pasca Konvensional
a. Orientasi kontrak-sosial legalistik. Tahap ini merupakan suatu kondisi dimana penekanan
terhadap hak dan kewajiban cukup ditekankan,sehingga proses demokratisasi terjadi.Pada
tahap ini juga muncul sebuah sikap cinta tanah air dan pemerintahan yang berdaulat.
b. Orientasi prinsip etika universal. Pada situasi ini dimana orang dalam melakukan
tindakan mencoba untuk sesuai dengan nurani serta prinsip-prinsip moral universal.
Adapun syarat atas prinsip moral universal menurut Kohlberg, yakni: komprehensif,
universal, dan konsisten (tidak ada kontradiksi dalam penerapannya). Sedangkan prinsip
universal itu ialah keadilan, prinsip perlakuan bimbal balik (reciprositas), kesamaan, dan
penghormatan terhadap martabat manusia.

Pada perkembangan moral menurut Kohlberg menekankan dan yakin bahwa dalam ketentuan
diatas terjadi dalam suatu urutan berkaitan dengan usia. Pada masa usia sebelum 9 tahun anak
cenderung pada prakonvensional. Pada masa awal remaja cenderung pada konvensional dan pada
awal masa dewasa cenderung pada pascakonvensional. Demikian hasil teori perkembangan
moral menurut kohlberg dalam psikologi umum.

Jadi jika dalam kelas 5 dan 6 yang di tanyaan dalam hal ini, jika kita melihat dari pemaparan
diatas maka, siswa berada ditahap atau ditingkat konvensional, yang dimna pada tahap ini siswa
kelas 5 dan 6 mulai mengenal kesadarana akan aturan ataupun hukum yang berlaku serta
kesadaran dan kepedulian atas kelompok akrab, serta tercipta sebuah penilaian akan dirinya
dihadapan komunitas/kelompok

SOAL NO 4

Jelaskan dan berikan contoh manfaat yang dirasakan setelah penerapan Undang-undang
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional!

Jawab :

UU No 20 tahun 2003 tentang pendidikan nasional berdasarkan pancasila manfaatnya adalah


Pendidikan nasional bermanfaat mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan
menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab”

SOAL NO 5

Jelaskan perbedaan yang esensial tujuan dan manfaat belajar IPS dengan bidang studi
yang lain!

Jawab:

Menurut saya esensi tujuan dan manfaat belajar IPS dengan bidang studi lainnya yakni, di IPS
adapun tujuan pebelajaranya yakni pembentukan watak sikap sosial yang tidak adan ada di
bidang studi lainnya, mengenai manfaat pembelajaran IPS yakni Manusia yang merupakan
makhluk sosial membutuhkan bekal pengetahuan mengenai harkat dan martabat serta tata cara
berinteraksi antar sesama makhluk sosial lainnya. Maka dibutuhkan keterampilan dan
pengetahuan mengenai tata cara bersosial berdasarkan nilai dan norma yang berlaku dalam
masyarakat, dan seperti sebelumnya saya pernah menyampaikan lewat Tweb ke 1 bahwa dasar
dari pembelajaran ips manfaatnya yakni “seseorang bisa memiliki wawasan dan intelektual yang
tinggi namun jika seseorang tidak memiliki attitude atau sikap yang baik maka semua hal yang
dimilikinya akan terasa sia sia” dan mengutip dari pernyataan saya bahwa inilah hal yang
menjadikan esensi hanya di IPS kita belajar mengenai hal tersebut, seperti interaksi, hubungan
sosial, dan saling ketergantungan karan kita sebagi mahhkluk sosial. IPS bukan disiplin yang
terpisah, tetapi sebuah payung kajian masalah yang memayungi disiplin sejarah dan disiplin
ilmu-ilmu sosial lainnya. Terimakasih .

Anda mungkin juga menyukai