1. Definisi Bidan Istilah Bidan berasal dari Bahasa Sansekerta yaitu “Widwan” yang artinya “Cakap” (Klinkert, 1892). Bidan menurut ICM dan FIGO adalah seseorang yang telah menyelesaikan pendidikan bidan yang diakui oleh negara serta memperoleh kualifikasi dan diberi izin untuk melaksanakan praktek kebidanan di negara itu. Bidan menurut WHO adalah seseorang yang telah diakui secara reguler dalam program pendidikan kebidanan sebagaimana yang diakui yuridis dimana ia ditempatkan dan telah menyelesaikan pendidikan kebidanan, mendapatkan kualifikasi serta disahkan dan mendapatkan ijin melaksanakan praktek kebidanan. (Dinas.id. 31 Agustus 2021. Definisi Bidan Menurut ICM & FIGO, WHO, Permenkes, IBI. Diakses pada 8 September 2022, dari https://dinas.id/definisi-bidan/) Bidan menurut IBI (Ikatan Bidan Indonesia) adalah seorang perempuan yang lulus dari pendidikan bidan yang diakui pemerintah dan organisasi profesi di wilayah Negara Republik Indonesia serta memiliki kompetensi dan kualifikasi untuk diregister, sertifikasi dan secara sah mendapat lisensi untuk menjalankan praktik kebidanan. (Definisi-ibi.or.id.1 Januari 2016. Definisi -Ikatan Bidan Indonesia. Diakses pada 8 September 2022, dari: https://www.ibi.or.id/id/article_view/A20150112004/definisi.html/) Jadi bisa disimpulkan definisi bidan adalah seorang wanita yang telah mengikuti dan menyelesaikan pendidikan bidan yang telah diakui pemerintah dan lulus ujian dengan persyaratan yang berlaku dimana jika melakukan praktek harus mempunyai kualifikasi agar mendapatkan lisensi praktek. (Dinas.id. 31 Agustus 2021. Definisi Bidan Menurut ICM & FIGO, WHO, Permenkes, IBI. Diakses pada 8 September 2022, dari https://dinas.id/definisi-bidan/) 2. Sejarah Dalam Kebidanan (Bidan, Pendidikan Bidan, dan Pelayanan Kebidanan) a. Sejarah Bidan Dalam sejarah Bidan Indonesia menyebutkan bahwa tanggal 24 Juni 1951 dipandang sebagai hari jadi IBI. Pengukuhan hari lahirnya IBI tersebut didasarkan atas hasil konferensi bidan pertama yang diselenggarakan di Jakarta 24 Juni 1951, yang merupakan prakarsa bidan-bidan senior yang berdomisili di Jakarta. Konferensi bidan pertama tersebut telah berhasil meletakkan landasan yang kuat serta arah yang benar bagi perjuangan bidan selanjutnya, yaitu mendirikan sebuah organisasi profesi bernama Ikatan Bidan Indonesia (IBI), berbentuk kesatuan, bersifat Nasional, berazaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. (ibi.or.id. 3 Desember 2018. Sejarah Singkat Ikatan Bidan Indonesia. Diakses pada 8 September, dari https://www.ibi.or.id/id/article_view/A20150113002/history_ibi.html/ b. Sejarah Pendidikan Bidan Adapun sejarah panjang pendidikan bidan di Indonesia dimulai pada tahun 1851. Pendidikan bidan saat itu adalah masa penjajahan Belanda. Seorang dokter militer Belanda, Dr. W. Bosch membuka pendidikan bidan bagi wanita pribumi di Batavia. Pendidikan ini tidak berlangsung lama karena kurangnya peserta didik dikarenakan adanya larangan bagi wanita untuk keluar rumah. (Kompasiana.com. 6 Mei 2017. Sejarah Panjang Profesi Bidan di Indonesia. Diakses pada 8 September 2022, dari https://www.kompasiana.com/.../sejarah-panjang- profesi-bidan-di-indonesia/) Tetapi pada tahun 1891 diadakan persiapan untuk dibuka kembali dan pada tahun 1902 dilaksanakan lagi pendidikan bidan untuk wanita pribumi. (Poltekkes.web.id. 15 September 2021. Perkembangan Bidan di Indonesia Pelayanan dan Pendidikannya. Diakses pada 8 September, dari https://dinas.id/perkembangan- bidan/) c. Sejarah Pelayanan Kebidanan Perkembangan Pelayanan Kebidanan di Indonesia tidak terlepas dari masa penjajahan Belanda, era kemerdekaan, politik/kebijakan pemerintah dalam pelayanan dan pendidikan tenaga kesehatan, kebutuhan masyarakat serta kemajuan ilmu teknologi. Pada tahun 1907 (Zaman Gubernur Jenderal Hendrik William Deandels), pada zaman pemerintah Hindia Belanda. AKI (Angka Kematian Ibu) dan AKB (Angka Kematian Bayi) sangat tinggi, Tenaga penolong persalinan adalah dukun . Para dukun dilatih dalam pertolongan persalinan tapi keadaan ini tidak berlangsung lama karena tidak adanya pelatih kebidanan. Pelayanan kesehatan termasuk pelayanan kebidanan hanya diperuntukan bagi orang Belanda yang ada di Indonesia. Tahun 1952 mulai diadakan pelatihan bidan secara formal agar dapat meningkatkan kualitas pertolongan persalinan. Kursus untuk dukun masih berlangsung sampai dengan sekarang yang memberikan kursus adalah bidan. Perubahan pengetahuan dan keterampilan tentang pelayanan kesehatan ibu dan anak secara menyeluruh di msyarakat dilakukan dengan kursus tambahan yang dikenal dengan istilah kursus tambahan bidan (KTB) pada tahun 1953 di Yogyakarta yang akhirnya dilakukan pula di kota-kota besar lain. Seiring dengan pelatihan tersebut didirikanlah Balai Kesehatan Ibu dan Anak (BKIA) dimana bidan sebagai penanggung jawab pelayanan kepada masyarakat. Pelayanan yang diberikan mencakup palayanan antenatal. Postnatal dan pemeriksaan bayi dan anak termasuk imunisasi dan penyuluhan gizi. Sedangkan diluar BKIA, bidan memberikan portolongan persalinan di rumah keluarga dan pergi melakukan kunjungan rumah sebagai upaya tindak lanjut dari pasca persalinan. (blogspot.com. 28 April 2014. Sejarah Perkembangan Pelayanan Kebidanan. Diakses pada 9 September 2022, dari https://sejarah-kebidanan.blogspot.com/2014/04/.../)