Anda di halaman 1dari 10

TUGAS KELOMPOK

SURVEILANS KESEHATAN MATRA

KESEHATAN TRANSMIGRASI

DOSEN : HARIZA ADNANI S,KM M.KES, M.PD

Oleh:

1. M DANANG FAHRUR NUR FUAD_14205072

2. YOGATAMA SHIDIQ SAPUTRA_14205112

KONSENTRASI MANAJEMEN RUMAH SAKIT

PRODI KESEHATAN MASYARAKAT

STIKES SURYA GLOBAL YOGYAKARTA

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah- Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Mata Kuliah Surveilans Kesehatan Masyarkat
tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Surveilans
Kesehatan Masyarakat.
Selain itu, Penulisan ini juga bertujuan untuk menambah pengetahuan dan wawasan
bagi para pembaca dan penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Hariza Adnani S.KM,M.Kes, M.Pd
selaku dosen pengampu mata kuliah Surveilans Kesehatan Masyarakat yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan.
Penulis menyadari, bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis nantikan untuk kesempurnaan
makalah ini.

Penulis
1. Arah dan Tujuan yang Jelas dan Terukur

Surveilans kesehatan transmigrasi bertujuan untuk melakukan antisipasi terhadap kasus-


kasus penyakit menular atau kasus penyakit yang berpotensi menimbulkan wabah ataupun
kasus yang memerlukan karantina untuk mencegah penularan pada peserta dan daerah
transmigrasi.

2. Unit Surveilans Epidemiologi dengan Tim Profesional (petugas yang dibutuhkan


dalam surveilance)

Dalam pelaksanaannya surveilans kesehatan transmigrasi dilakukan oleh puskesmas,


pemantauan penyakit pada calon transmigran dilakukan oleh program surveilans, dan
pembinaan dilakukan oleh program pelayanan kesehatan dasar. Surveilans transmigrasi juga
melakukan komukasi dan koordinasi antara Dinas terkait, instansi (Dinas Kesehatan, Rumah
Sakit Pemerintah dan Swasta, Klinik Swasta, Laboratorium Kesehatan, dan Puskesmas).

3. Mekanisme Data-Informasi-Komunikasi-Respon

1. Pengolahan Data dan Informasi Ketransmigrasian


Pengelolaan data dan informasi ketransmigrasian, meliputi pengumpulan, pengolahan,
analisis, dan penyajian data dan informasi ketransmigrasian.Sarana dan prasarana
pengelolaan data dan informasi ketransmigrasian.Penanggung jawab pengelolaan data
dan informasi ketransmigrasian. Pengumpulan, pengolahan, analisis, dan penyajian data
dan informasi. Ketransmigrasian menggunakan sarana dan prasarana pengelolaan
informasi ketransmigrasian berupa perangkat lunak dan perangkat keras. Penyajian data
dan informasi ketransmigrasian dapat dilakukan secara manual dan/atau menggunakan
teknologi informasi. Sarana dan prasarana pengelolaan data dan informasi
ketransmigrasian dilaksanakan dengan memanfaatkan jaringan komunikasi yang tersedia.
Sarana dan prasarana pengelolaan data dan informasi ketransmigrasian dilakukan melalui
loket pelayanan informasi dan/atau jaringan komunikasi data intranet dan internet yang
disediakan oleh kementerian, dinas provinsi, dan dinas kabupaten/kota. Penanggung
jawab pengelolaan data dan informasi ketransmigrasian dilakukan oleh pusat dan daerah.
Penanggung jawab pengelolaan data dan informasi ketransmigrasian untuk tingkat
pusat, dilaksanakan oleh Badan Penelitian, Pengembangan, dan Informasi (Balitfo)
melalui Pusat Data dan Informasi Ketransmigrasian (Pusdatintrans). Unit Teknis dalam
hal ini Direktorat Jenderal Pembinaan Pembangunan Kawasan Transmigrasi (P2KT) dan
Direktorat Jenderal Pembinaan Pengembangan Masyarakat dan Kawasan Transmigrasi
(P2MKT) melaksanakan pengelolaan data dan informasi yang terkait pelaksanaan
kegiatan teknis detail. Penanggung jawab pengelolaan data dan informasi
ketransmigrasian untuk tingkat daerah, dilaksanakan oleh: Kepala dinas provinsi di
tingkat provinsi dan Kepala dinas kabupaten/kota di tingkat kabupaten/kota

2. Pengolahan Data dan Informasi


Prosedur pengelolaan data dan informasi ketransmigrasian dilaksanakan dengan
ketentuan sebagai berikut: sistem pengelolaan data dan informasi ketransmigrasian
dilaksanakan secara berjenjang sesuai dengan lingkup tanggung jawab masing-masing
satuan kerja di tingkat kabupaten/kota, provinsi, dan Pemerintah. Sistem pengelolaan
data dan informasi ketransmigrasian secara berjenjang dilaksanakan oleh masing-
masing satuan kerja yang menangani ketransmigrasian dinas kabupaten/kota, dinas
provinsi, dan kementerian, meliputi:pengelolaan data dan informasi sesuai dengan
lingkup kewenangannya. Pengadaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana.
Operasionalisasi dan/atau pemeliharaan sistem informasi ketransmigrasian. Sistem
pengelolaan data dan informasi ketransmigrasian menggunakan pola terpusat dan
tersebar. Pola terpusat dilaksanakan oleh Balitfo dalam memenuhi kebutuhan kerja
sama sistem informasi antar lembaga/instansi terkait. Pola tersebar dilaksanakan oleh
setiap unit kerja terkait sesuai tugas, fungsi, dan kewenangannya.

3. Pelaporan Data dan Informasi


Prosedur pelaporan data dan informasi ketransmigrasian dilaksanakan secara
periodik dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Pembangunan Kawasan Transmigrasi
1. Datin-Pertanahan disampaikan setiap tahun: Datin-Pertanahan 01 paling lama
bulan Maret dan Datin-Pertanahan 02 paling lama bulan Desember.
2. Datin-Rentek Bang disampaikan setiap tahun dan setiap bulan: Datin-Rentek
Bang 01 paling lama bulan Maret dan Datin-Rentek Bang 02 paling lama tanggal 5.
3. Datin-Patan Parmas disampaikan setiap bulan: Datin-Patan Parmas 01 paling
lama tanggal 5 dan Datin-Patan Parmas 02 setiap bulan Juli dan Desember.

b. Pengembangan Masyarakat Transmigrasi dan Kawasan Transmigrasi


1. Datin-Bang KWS dan Datin-Bang PP disampaikan setiap tahun dan paling lama
bulan Agustus tahun berjalan.
2. Datin-Daya disampaikan per semester dan paling lama tanggal 10 bulan
berikutnya.
3. Datin-Kembang disampaikan setiap tahun dan paling lama bulan Agustus tahun
berjalan, kecuali data permasalahan permukiman transmigrasi disampaikan
setiap 3 bulan pada bulan April, Juli, Oktober tahun berjalan dan Januari tahun
berikutnya.

Mekanisme pelaporan data dan informasi ketransmigrasian dilaksanakan dengan ketentuan


sebagai berikut:
a. Datin-Pertanahan, Datin-Rentek Bang dan Datin-Patan Parmas disusun oleh
dinas kabupaten/kota dan disampaikan kepada bupati/walikota dengan tembusan
kepada kepala dinas provinsi
b. Datin-Pertanahan, Datin-Rentek Bang dan Datin-Patan Parmas disusun oleh
dinas provinsi dan disampaikan kepada gubernur dengan tembusan Menteri
melalui Direktur Jenderal P2KT dan tembusan Kepala Balitfo;
c. Datin-Bang KWS dan Datin-Bang PP disusun oleh dinas kabupaten/kota dan
disampaikan kepada bupati/walikota dengan tembusan kepada Kepala Dinas
provinsi;
d. Datin-Bang KWS dan Datin-Bang PP disusun oleh dinas provinsi dan
disampaikan kepada gubernur dengan tembusan Menteri melalui Direktur
Jenderal P2MKT dan tembusan Kepala Balitfo melalui Direktorat P2MKT;
e. Datin-Daya disusun oleh dinas kabupaten/kota dan disampaikan kepada
bupati/walikota dengan tembusan kepada kepala dinas provinsi;
f. Datin-Daya disusun oleh dinas provinsi dan disampaikan kepada gubernur dengan
tembusan Menteri melalui Direktur Jenderal P2MKT dan tembusan Kepala Balitfo,
khusus Datin-Daya 05 disampaikan juga kepada Balai Besar Pengembangan
Latihan Ketransmigrasian.
g. Datin-Kembang disusun oleh dinas kabupaten/kota dan disampaikan kepada
bupati/walikota dengan tembusan kepada kepala dinas provinsi;
h. Datin-Kembang disusun oleh dinas provinsi dan disampaikan kepada Gubernur
dengan tembusan Menteri melalui Kepala Balitfo.
4. Komunikasi dan Respon
a. Adanya rekomendasi dari lembaga pemerintahan tingkat tonggi kepada bawahannya,
misal . kepala dinas provinsi memeberikan rekomendasi kepada dinas kabupaten/kota
kemudian ke Datin-Pertanahan, Datin-Rentek Bang dan Datin-Patan Parmas.
b. Adanya program dari rekomendasi yang diberikan oleh pemerintahan pusat kepada
dinas kabupaten/kota dan Datin-Pertanahan, Datin-Rentek Bang dan Datin-Patan
Parmas dalam melaksankan kegiatam transmigrasi.
c. Adanya perubahan susunan kinerja dalam melaksankan kegiatan transmigrasi.

4. Dukungan Peraturan dan Anggaran


1. Dukungan Peraturan
a. Permenakertrans No 2 Tahun 2012 tentang Perubahan atas Lampiran
Permenakertrans No. PER.03/MEN/I/2010 Renstra Kemenakertrans Tahun 2010 –
2014.
b. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 9
Tahun 2012 Tentang Pedoman Pengelolaan Data Dan Informasi Ketransmigrasian.
c. Permenakertrans Nomor PER. 07/MEN/IV/2011 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Unit Pelaksana Teknis di Lingkungan Kementerian Tenaga Kerja dan
Transmigrasi
d. Permenakertrans NOMOR PER.01/MEN/I/2011 tentang Pedoman Penyusunan
Standar Operasional Prosedur (SOP) Administrasi Pemerintahan di Lingkungan
Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi.

2. Anggaran
Biaya pengelolaan data dan informasi ketransmigrasian dibebankan pada Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara dan/atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.

5. Jejaring Surveilance Epidemiologi Kesehatan Matra Transmigrasi

Dalam melakukan kegiatan surveillance epidemiologi dalam kesehatan matra,


transmigrasi tentunya memiliki jejaring tersendiri yang menangani masalah-masalah yang
ada di dalamnya. Jejaring ini dapat diartikan bahwa adanya institusi maupun lembaga-
lembaga yang terkait dalam kesehatan matra transmigrasi.

1. Menteri Perhubungan
Kementrian Perhubungan adalah kementrian dalam Pemerintah Indonesia yang
membidangi urusan perhubungan (transportasi). Tugas tersebut mencakup penyediaan jasa
layanan, prasarana dan sarana perhubungan, pemeliharaan dan peningkatan kualitas demi
kesejahteraan hidup rakyat.  

a. Tugas Pokok

Membantu presiden dalam menyelenggarakan sebagian tugas pemerintahan di


bidang perhubungan

b. Fungsi

1. Perumusan kebijakan nasional, kebijakan pelaksanaan dan kebijakan teknis di


bidang perhubungan

2. Pelaksanaan urusan pemerintahan di bidang perhubungan

3. Pengelolaan barang milik/kekayaan Negara yang menjadi tanggung jawab


Departemen Perhubungan

4. Pengawasan dan pelaksanaan tugas dibidang perhubungan

5. Penyampaian laporan hasil evaluasi, saran dan pertimbangan di bidang tugas


dan fungsi bidang perhubungan kepada presiden.

c. Visi

Terwujudnya penyelenggaraan pelayanan perhubungan yang handal, berdaya


saing dan memberikan nilai tambah

d. Misi 

1. Mempertahankan tingkat jasa pelajanan sarana dan prasarana perhubungan

2. Melaksanakan konsolidasi melalui restrukturasasi dan reformasi di bidang


sarana dan prasarana perhubungan

3. Meningkatkan aksesibilitas masyarakat terhadap pelayanan jasa perhubungan

4. Meningkatkan kualitas pelayanan jasa perhubungan yang handal dan


memberikan nilai tambah.

Dari penjelasan mengenai fungsi, visi serta misi dari Kementrian Perhubungan, maka
sangat erat kaitannya dengan adanya transmigrasi yang dilakukan masyarakat Indonesia.
Dengan adanya Kementrian Perhubungan dengan semua kebijakan yang telah dibuat dan
ditetapkan, sangat membantu sekali dalam menjalankan program transmigrasi bagi
masyarakat. Membuat rasa aman dan nyaman untuk para migrasi dengan alat-alat
transportasi yang telah disediakan. Selain itu kementrian perhubungan dapat menangani
adanya bahaya-bahaya kecelakaan transportasi yang memungkinkan terjadi saat
menjalankan program transmigrasi. Selain itu dengan mudah petugas surveilans,
melakukan pengamatan.

2. Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi mempunyai tugas membantu Presiden


dalam menyelenggarakan sebagian urusan pemerintahan di bidang ketenagakerjaan dan
transmigrasi. Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi menyelenggarakan fungsi :

1. perumusan kebijakan nasional, kebijakan pelaksanaan, dan kebijakan teknis di bidang


kelautan dan perikanan;

2. pelaksanaan urusan pemerintahan sesuai dengan bidang tugasnya;

3. pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggungjawabnya;

4. pengawasan atas pelaksanaan tugasnya;

5. penyampaian laporan hasil evaluasi, saran dan pertimbangan di bidang tugas dan
fungsinya kepada Presiden.

Dari penjelasan fungsi Kementrian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, memiliki hubungan
dalam program surveilance kesehatan matra, karena adanya kementrian tenaga kerja dan
transmigrasi dapat membantu memantau banyaknya perkembangan transmigrasi yang
terjadi di masyarakat Indonesia atau pun manca Negara.

3. Menteri Kesehatan
Kementerian Kesehatan RI mempunyai tugas membantu Presiden dalam
menyelenggarakan sebagian urusan pemerintahan di bidang kesehatan.

Dalam melaksanakan tugas, Kementerian Kesehatan RI menyelenggarakan fungsi :

1. Perumusan kebijakan nasional, kebijakan pelaksanaan dan kebijakan teknis di bidang


kesehatan

2. Pelaksanaan urusan pemerintahan sesuai dengan bidang tugasnya

3. Pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawabnya

4. Pengawasan atas pelaksanaan tugasnya


5. Penyampaian laporan hasil evaluasi, saran dan pertimbangan di bidang tugas dan
fungsinya kepada Presiden

Dalam menyelenggarakan fungsi, Kementerian Kesehatan RI mempunyai kewenangan :

1. Penetapan kebijakan nasional di bidang kesehatan untuk mendukung pembangunan


secara makro

2. Penetapan pedoman untuk menetukan standar pelayanan minimal yang wajib


dilaksanakan oleh kabupaten/Kota di bidang Kesehatan

3. Penyusunan rencana nasional secara makro di bidang kesehatan

4. Penetapan persyaratan akreditasi lembaga pendidikan dan sertifikasi tenaga


profesional/ahli serta persyaratan jabatan di bidang kesehatan

5. Pembinaan dan pengawasan atas penyelenggaraan otonomi daerah yang meliputi


pemberian pedoman, bimbingan, pelatihan, arahan dan supervisi di bidang kesehatan

6. Pengaturan penerapan perjanjian atau persetujuan internasional yang disahkan atas


nama Negara di bidang kesehatan;

7. Penetapan standar pemberian izin oleh daerah di bidang kesehatan

8. Penanggulangan wabah dan bencana yang berskala nasional di bidang kesehatan

9. Penetapan kebijakan sistem informasi nasional di bidang kesehatan

10. Penetapan persyaratan kualifikasi usaha jasa di bidang kesehatan

11. Penyelesaian perselisihan antar Propinsi di bidang kesehatan

12. Penetapan kebijakan pengendalian angka kelahiran dan penurunan angka kematian
ibu, bayi, dan anak

13. Penetapan kebijakan sistem jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat

14. Penetapan pedoman standar pendidikan dan pendayagunaan tenaga kesehatan

15. Penetapan pedoman pembiayaan pelayanan kesehatan

16. Penetapan pedoman penapisan, pengembangan dan penerapan teknologi kesehatan dan
standar etika penelitian kesehatan

17. Penetapan standar nilai gizi dan pedoman sertifikasi teknologi kesehatan dan gizi

18. Penetapan standar akreditasi sarana dan prasarana kesehatan


19. Surveilans epidemiologi serta pengaturan pemberantasan dan penanggulangan wabah,
penyakit menular dan kejadian luar biasa

20. Penyediaan obat esensial tertentu dan obat untuk pelayanan kesehatan dasar sangat
essential (buffer stock nasional)

21. Kewenangan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang


berlaku yaitu :

22. Penempatan dan pemindahan tenaga kesehatan tertentu

23. pemberian izin dan pembinaan produksi dan distribusi alat kesehatan

Dari penjelasan di atas mengenai fungsi dan tugas dari kementrian kesehatan dapat
dilihat pada dalam penyelenggaraan fungsinya point nomor 19 yang mengatakan
“Surveilans epidemiologi serta pengaturan pemberantasan dan penanggulangan
wabah, penyakit menular dan kejadian luar biasa“. Maka dari itu keterkaitan
kemntrian kesehatan dalam transmigrasi diperlukan untuk memantau penyakit-
penyakit apa saja yang dibawa oleh para transmigran sehingga penanganannya dapat
dilakukan secara cepat.

Anda mungkin juga menyukai