Anda di halaman 1dari 9

4.

2 Kelestarian Fungsi Ekologi

SUMBER DATA & INFORMASI METODE


INDIKATOR PENGERTIAN VERIFIER
SEKUNDER PRIMER VERIFIKASI/SAMPLING

E1.1 Kemantapan kawasan lindung membutuhkan • Luas dan kondisi sempadan sungai yang • RKPH • Hasil wawancara dengan Analisis peta kerja/potret udara/citra
Proporsi luas kawasan kepastian hukum (pengukuhan) dan/atau pengakuan telah dikukuhkan dan/atau diakui pihak- • Rencana Tata Ruang Wilayah petugas pengamanan hutan landsat/citra lainnya, diikuti dengan
dilindungi yang berfungsi oleh pihak-pihak terkait, khususnya masyarakat pihak terkait. Provinsi/Kabupaten • Hasil wawancara dengan pengecekan luas, kondisi dan tata letak
baik terhadap total setempat, serta hendaknya merupakan bagian dari • Luas dan kondisi Sempadan Pantai yang • Berita Acara Pengukuhan masyarakat setempat kawasan dilindungi di lapangan melalui
kawasan yang Tata Ruang Wilayah. Untuk mempertahankan telah dikukuhkan dan/atau diakui pihak- Kawasan Lindung • Hasil pengecekan di pengambilan contoh purposif. Pengambilan
seharusnya dilindungi stabilitas ekosistem hutan, proporsi luas kawasan pihak terkait . • Peta Kerja unit manajemen lapangan contoh harus mewakili variasi kondisi
serta telah dikukuhkan dilindungi yang berfungsi baik serta telah • Luas dan kondisi Sempadan Waduk/Danau • Citra Landsat atau citra lainnya kawasan dilindungi yang secara aktual
dan/atau keberadaannya "dikukuhkan" dan/atau diakui pihak-pihak terkait yang telah dikukuhkan dan/atau diakui • Potret Udara ditemukan di lapangan. Analisis dilakukan
diakui pihak-pihak terkait harus memadai, sesuai dengan luas yang pihak-pihak terkait . • Dokumen kesepakatan dengan untuk mengetahui nilai indikator berdasarkan
seharusnya dilindungi dan mewakili seluruh tipe • Luas dan kondisi Kawasan Berhutan pihak-pihak terkait status kemantapan kawasan dan proporsi
ekosistem hutan yang ada. Keterwakilan kawasan Mangrove yang telah dikukuhkan dan/atau kawasan dilindungi yang berfungsi baik
• Dokumen lain yang relevan
dilindungi terhadap tipe-tipe ekosistem hutan yang diakui pihak-pihak terkait. (menurut luas, kondisi, dan tata-letaknya)
ada, luas yang memadai dan ketepatan tata letaknya • Luas dan kondisi Kawasan Bergambut yang terhadap kawasan yang seharusnya
akan meningkatkan fungsi kawasan hutan tersebut telah dikukuhkan dan/atau diakui pihak- dilindungi. Bila diperlukan wawancara
sebagai sistem penyangga kehidupan dan menjamin pihak terkait. dengan petugas dan masyarakat dapat
kelestarian keanekaragaman hayati • Luas dan kondisi Kawasan Sekitar Mata Air dilakukan untuk kepentingan klarifikasi data.
yang telah dikukuhkan dan/atau diakui Dalam prakteknya, pengecekan lapangan
pihak-pihak terkait. dapat digabungkan dengan kriteria/indikator
• Luas dan kondisi Kawasan berketinggian > lain yang berkaitan.
2000 m dpl yang telah dikukuhkan dan/atau
diakui pihak-pihak terkait.
• Luas dan kondisi Kawasan Berlereng
Curam yang telah dikukuhkan dan/atau
diakui pihak-pihak terkait
• Luas, kondisi, dan tata letak Koridor Satwa
yang telah dikukuhkan dan/atau diakui
pihak-pihak terkait .
• Luas, kondisi, dan tata letak Kawasan
Pelestarian Plasma Nutfah yang telah
dikukuhkan dan/atau diakui pihak-pihak
terkait .
• Luas, kondisi, dan tata letak Kawasan
Perlindungan Satwa Liar yang telah
dikukuhkan dan/atau diakui pihak-pihak
terkait .
• Luas dan kondisi Zona Penyangga
KPA/KSA yang telah dikukuhkan dan/atau
diakui pihak-pihak terkait

LEI-V/01/1 Halaman 10 dari 41


SUMBER DATA & INFORMASI METODE
INDIKATOR PENGERTIAN VERIFIER
SEKUNDER PRIMER VERIFIKASI/SAMPLING

E1.2 Penataan kawasan dilindungi yang penetapannya • Luas dan kondisi sempadan sungai yang • Berita Acara Tata Batas setiap • Hasil wawancara dengan Wawancara dengan petugas dan masyarakat
Proporsi luas kawasan didasarkan atas pertimbangan luas, keterwakilan tertata baik dan telah ditata batas di jenis kawasan dilindungi petugas pengamanan hutan sekitar kawasan dilindungi, diikuti dengan
dilindungi yang tertata ekosistem asli, dan ketepatan tata letaknya lapangan. • Peta Kerja unit manajemen • Hasil wawancara dengan analisis peta kerja dan pengecekan lapangan
baik terhadap total menunjukkan peran optimum kawasan dilindungi • Luas dan kondisi Sempadan Pantai yang • Citra landsat atau citra lainnya masyarakat setempat untuk membuktikan bahwa: (1) kawasan
kawasan yang dalam menjaga stabilitas ekosistem hutan tersebut. tertata baik dan telah ditata batas di • Potret Udara • Hasil pengecekan di dilindungi tertata baik (sesuai dengan
seharusnya dilindungi dan Kawasan dilindungi yang tertata baik menunjukkan lapangan. • Sumber lain yang relevan lapangan fungsinya); (2) tata batas telah dilakukan dan
sudah ditata batas di kesesuaian fungsi dan tata letak yang sesuai dengan • Luas dan kondisi Sempadan Waduk/Danau tanda batas terdapat di lapangan. Analisis
lapangan tujuan penetapannya. Realisasi tata batas luar dari yang tertata baik dan telah ditata batas di diarahkan untuk mengetahui nilai indikator
kawasan dilindungi merupakan bagian penting dari lapangan. berdasarkan realisasi tata batas kawasan
pemantapan kawasan, sedangkan realisasi tata • Luas dan kondisi Kawasan Berhutan dilindungi yang tertata baik (sesuai
batas atau tanda batas kawasan menurut masing- Mangrove yang tertata baik dan telah ditata fungsinya) terhadap kawasan dilindungi yang
masing fungsinya merupakan indikator masukan batas di lapangan. seharusnya ditata batas. Dalam prakteknya,
bagi upaya penataan kawasan tersebut. Patut • Luas dan kondisi Kawasan Bergambut yang pengecekan lapangan dapat digabungkan
dicatat bahwa kawasan dilindungi yang telah tertata baik dan telah ditata batas di dengan kriteria/indikator lain yang berkaitan.
dikukuhkan pasti sudah ditata batas di lapangan lapangan.
(batas luar), namun untuk kawasan dilindungi yang • Luas dan kondisi Kawasan Sekitar Mata Air
belum dikukuhkan dan/atau dalam tataran diakui yang tertata baik dan telah ditata batas di
pihak-pihak terkait perlu diketahui status penataan lapangan.
batasnya. • Luas dan kondisi Kawasan berketinggian >
2000 m dpl yang tertata baik dan telah
ditata batas di lapangan.
• Luas dan kondisi Kawasan Berlereng
Curam yang tertata baik dan telah ditata
batas di lapangan.
• Luas, kondisi, dan tata letak Koridor Satwa
telah ditata batas di lapangan.
• Luas, kondisi, dan tata letak Kawasan
Pelestarian Plasma Nutfah yang telah ditata
batas di lapangan.
• Luas, kondisi, dan tata letak Kawasan
Perlindungan Satwa Liar yang telah ditata
batas di lapangan.
• Luas dan kondisi Zona Penyangga
KPA/KSA yang tertata baik dan telah ditata
batas di lapangan.
• Realisasi dan kualitas tata batas

LEI-V/01/1 Halaman 11 dari 41


SUMBER DATA & INFORMASI METODE
INDIKATOR PENGERTIAN VERIFIER
SEKUNDER PRIMER VERIFIKASI/SAMPLING

E1.3 Intensitas gangguan, khususnya akibat aktivitas • Luas dan jenis kawasan dilindungi yang • Laporan Tahunan unit • Hasil wawancara dengan Wawancara dengan petugas pengamanan
Intensitas gangguan manusia dan kebakaran hutan, terhadap kawasan terganggu manajemen petugas pengamanan hutan hutan/masyarakat setempat, mempelajari
terhadap kawasan dilindungi bervariasi menurut letak dan luas kawasan • Kondisi kawasan dilindungi yang terganggu • Berita Acara Pengamanan • Hasil wawancara dengan dokumen-dokumen pengamanan hutan,
dilindungi, termasuk dari tersebut, serta frekuensi, jenis, dan tingkat gangguan • Jumlah dan frekuensi gangguan yang Kawasan Dilindungi masyarakat setempat diikuti dengan investigasi luas dan kondisi
bahaya kebakaran yang secara faktual terjadi. Selain itu intensitas tercatat • Catatan mengenai jumlah dan • Hasil kawasan dilindungi serta sarana/prasarana
gangguan terhadap kawasan dilindungi juga • Jumlah kasus gangguan yang dapat frekuensi gangguan pengamatan/pengukuran di pengamanan hutan. Analisis diarahkan
dipengaruhi oleh upaya pencegahan dan diselesaikan • Berita Acara penyelesaian lapangan untuk mengetahui nilai indikator berdasarkan
pengendalian gangguan yang dilakukan oleh unit • Frekuensi dan bentuk kegiatan kasus gangguan luas dan intensitas gangguan terhadap
manajemen. Tidak terdapatnya gangguan terhadap pengamanan kawasan dilindungi. • Potret Udara kawasan dilindungi, serta ketepatan upaya
kawasan dilindungi, termasuk akibat kebakaran • Jumlah dan tata letak rambu peringatan • Citra landsat atau citra lainnya yang dilakukan oleh unit manajemen. Dalam
hutan, menunjukkan peran optimum kawasan yang berkaitan dengan pengamanan • Sumber lain yang relevan prakteknya, investigasi lapangan dapat
tersebut dalam mempertahankan stabilitas kawasan dilindungi digabungkan dengan kriteria/indikator lain
ekosistem hutan produksi. Kesesuaian antara • SOP pencegahan dan penanganan yang berkaitan.
intensitas penanganan gangguan terhadap kawasan kebakaran hutan
dilindungi dengan gangguan yang secara faktual
• Papan peringatan dini terhadap bahaya
terjadi merupakan faktor penting yang harus
kebakaran
dipertimbangkan.
• Bentuk dan frekuensi pemantauan bahaya
kebakaran hutan
• Sarana dan prasarana pencegahan dan
pengendalian bahaya kebakaran hutan

E1.4 Kondisi keanekaragaman spesies flora dan fauna di • Keanekaragaman flora dan fauna di dalam • Dokumen AMDAL • Hasil wawancara dengan Analisis data sekunder, diikuti wawancara
Kondisi keanekaragaman dalam kawasan dilindungi secara keseluruhan seluruh kawasan dilindungi • Hasil Pemantauan Lingkungan petugas dengan petugas dan masyarakat setempat
spesies flora dan/atau terhadap kondisi virgin forest dan areal bekas • Keanekaragaman flora dan fauna di virgin • Laporan-laporan yang relevan • Hasil wawancara dengan yang biasa masuk hutan serta pengamatan/
fauna di dalam kawasan tebangan tua (>20 tahun) pada formasi/tipe hutan forest • Hasil-hasil penelitian yang masyarakat pengukuran di lapangan. Analisis diarahkan
dilindungi pada berbagai yang sama merupakan ukuran yang dapat • Keanekaragaman flora dan fauna di areal relevan • Hasil untuk mengetahui nilai indikator berdasarkan
formasi/tipe hutan yang digunakan untuk mengetahui apakah kawasan bekas tebangan pengamatan/pengukuran di tingkat keanekaragaman flora dan
ditemukan di dalam unit dilindungi tersebut berfungsi dengan baik dalam lapangan keanekaragaman fauna sebagai hasil studi
manajemen menjaga stabilitas ekosistem hutan. banding antara kawasan dilindungi, virgin
forest, dan areal bekas tebangan tua (> 20
tahun). Dalam prakteknya,
pengamatan/pengukuran di lapangan dapat
digabungkan dengan kriteria/indikator lain
yang berkaitan.

LEI-V/01/1 Halaman 12 dari 41


SUMBER DATA & INFORMASI METODE
INDIKATOR PENGERTIAN VERIFIER
SEKUNDER PRIMER VERIFIKASI/SAMPLING

E1.5 Kerusakan struktur hutan dan komposisi spesies • Struktur dan komposisi spesies tumbuhan di • Dokumen AMDAL Hasil pengamatan/pengukuran di Analisis data sekunder, bila perlu diikuti
Intensitas kerusakan merupakan indikator besar dan tingkat pentingnya virgin forest • Hasil Pemantauan Lingkungan lapangan dengan pengamatan/pengukuran di
struktur hutan dan dampak pengusahaan hutan terhadap • Struktur dan komposisi spesies tumbuhan di • Hasil penelitian dan laporan- lapangan di areal bekas tebangan
komposisi spesies keanekaragaman hayati pada level ekosistem dan areal bekas tebangan laporan yang relevan dibandingkan dengan virgin forest atau areal
tumbuhan spesies. Makin tinggi intensitas kerusakan struktur • Jumlah spesies tumbuhan yang kontrol. Analisis diarahkan untuk menilai
hutan dan komposisi spesies tumbuhan di dalam dimanfaatkan di virgin forest indikator berdasarkan Indeks Kesamaan
kawasan produksi, makin besar pengaruh negatifnya • Jumlah spesies tumbuhan yang Komunitas hutan dan jumlah spesies pohon
terhadap stabilitas ekosistem hutan. Selain itu dimanfaatkan di areal bekas tebangan yang dimanfaatkan. Dalam prakteknya,
penggunaan spesies eksotik untuk rehabilitasi areal • Jumlah spesies eksotik yang digunakan pengamatan/ pengukuran di lapangan dapat
terbuka dan sepanjang jalan perlu dicermati dalam rehabilitasi areal terbuka digabungkan dengan kriteria/indikator lain
pengaruh negatifnya terhadap struktur hutan dan • Tingkat kesamaan komunitas antara areal yang berkaitan.
komposisi spesies tumbuhan. hutan bekas tebangan dengan virgin forest.

E1.6 Tingginya intensitas dampak kegiatan kelola • Tingkat erosi pada areal bekas tebangan. • Dokumen AMDAL Hasil pengamatan/pengukuran di Analisis data sekunder, bila perlu diikuti
Intensitas dampak produksi terhadap tanah menunjukkan pengelolaan • Konsentrasi padatan tersuspensi atau • Hasil Pemantauan Lingkungan lapangan dengan pengukuran erosi dan sedimentasi
kegiatan kelola produksi hutan yang kurang memperhatikan aspek sampah organik (organic debris) di badan- • Hasil penelitian dan laporan- berdasarkan metode yang dapat
terhadap tanah lingkungan. Indikator ini penting untuk mengetahui badan perairan laporan yang relevan dipertanggungjawabkan di lokasi-lokasi
besar dan tingkat pentingnya dampak pengusahaan • Penurunan muka tanah (untuk ekosistem contoh yang mewakili (perhatikan faktor
terhadap komponen fisik ekosistem hutan. Makin hutan rawa) musim). Analisis diarahkan untuk menilai
tinggi intensitas dampak kegiatan kelola produksi indikator berdasarkan Indeks Bahaya Erosi
terhadap tanah di dalam kawasan produksi, makin (IBE) dan kandungan padatan tersuspensi.
besar pengaruh negatifnya terhadap stabilitas Dalam prakteknya, pengamatan/ pengukuran
ekosistem hutan. di lapangan dapat digabungkan dengan
kriteria/indikator lain yang berkaitan.

E1.7 Penurunan kuantitas dan kualitas air secara drastis • Tingkat fluktuasi debit pada sungai dan • Dokumen AMDAL Hasil pengamatan/pengukuran di Analisis data sekunder, bila perlu diikuti
Intensitas dampak hingga di bawah baku mutu air yang telah ditetapkan badan-badan air. • Laporan lapangan dengan pengukuran debit dan parameter-
kegiatan kelola produksi berdasarkan peraturan daerah yang berlaku • Kualitas air sungai atau badan-badan air pengelolaan/pemantauan debit parameter fisik-kimia air berdasarkan metode
terhadap air menunjukkan pengelolaan hutan yang kurang lainnya. (data SPAS) yang dapat dipertanggungjawabkan di lokasi-
memperhatikan aspek ekologi/lingkungan. Indikator • SOP penanganan limbah, baik limbah padat • Hasil penelitian dan laporan- lokasi contoh yang mewakili (perhatikan
ini penting untuk mengetahui besar dan tingkat maupun limbah cair laporan yang relevan faktor musim). Parameter-parameter kualitas
pentingnya dampak pengusahaan terhadap fisik-kimia air dibandingkan dengan baku
komponen fisik ekosistem hutan. Makin tinggi mutu yang telah ditetapkan. Analisis
intensitas dampak kegiatan kelola produksi terhadap diarahkan untuk menilai indikator
air di dalam kawasan produksi, makin besar berdasarkan nisbah debit
pengaruh negatifnya terhadap stabilitas ekosistem maksimum/minimum dan kondisi kualitas
hutan. fisik-kimia air. Dalam prakteknya,
pengamatan/pengukuran di lapangan dapat
digabungkan dengan kriteria/indikator lain
yang berkaitan.

LEI-V/01/1 Halaman 13 dari 41


SUMBER DATA & INFORMASI METODE
INDIKATOR PENGERTIAN VERIFIER
SEKUNDER PRIMER VERIFIKASI/SAMPLING

E1.8 Efektivitas pengelolaan kerusakan struktur dan • Prosedur Operasi Standar (SOP) • Dokumen Prosedur Operasi Hasil pengamatan/pengukuran di Analisis data sekunder, SOP pemanenan
Efektivitas pengelolaan komposisi tegakan/hutan menunjukkan pemanenan kayu Standar (SOP) pemanenan lapangan kayu dan/atau SOP pengelolaan tegakan
kerusakan struktur dan kesungguhan unit manajemen dalam menanggulangi • Kualitas struktur dan komposisi spesies kayu tinggal (SOP pengelolaan kerusakan struktur
komposisi tegakan/hutan dampak pengusahaan terhadap ekosistem hutan tegakan tinggal • Hasil ITT dan ITSP tegakan/hutan) dan/atau dokumen lain yang
yang diusahakan. Pengelolaan kerusakan struktur • Dokumen AMDAL relevan, diikuti dengan pengukuran di
dan komposisi tegakan/hutan di dalam kawasan • Hasil pemantauan lingkungan lapangan. Analisis diarahkan untuk menilai
produksi harus diintegrasikan dengan aktivitas • Laporan-laporan yang relevan indikator berdasarkan kondisi kerusakan
pemanenan kayu untuk menjamin efektivitas dan aktual dibandingkan dengan tingkat upaya
efisiensinya. yang dilakukan. Dalam prakteknya,
pengamatan/ pengukuran di lapangan dapat
digabungkan dengan kriteria/indikator lain
yang berkaitan.

E1.9 Efektivitas teknik pengendalian dampak terhadap • Prosedur Operasi Standar (SOP) • Dokumen Prosedur Operasi Hasil pengamatan/pengukuran di Analisis data sekunder, SOP pemanenan
Efektivitas teknik tanah menunjukkan kesungguhan unit manajemen pemanenan kayu Standar (SOP) pemanenan lapangan kayu dan/atau SOP pengelolaan tanah
pengendalian dampak dalam menanggulangi dampak pengusahaan • Prosedur Operasi Standar (SOP) kayu dan/atau dokumen lain yang relevan, diikuti
kegiatan kelola produksi terhadap komponen fisik ekosistem hutan yang pengendalian dampak terhadap tanah • Dokumen Prosedur Operasi dengan pengukuran erosi dan sedimentasi
terhadap tanah diusahakan dan lingkungan sekitarnya. Pengelolaan • Tindakan konservasi tanah di areal bekas Standar (SOP) pengendalian berdasarkan metode yang dapat
dampak terhadap tanah di dalam kawasan produksi tebangan dampak terhadap tanah dipertanggungjawabkan di lokasi-lokasi
harus diintegrasikan dengan aktivitas pemanenan • Dokumen AMDAL contoh yang mewakili (perhatikan faktor
kayu untuk menjamin efektivitas dan efisiensinya. • Laporan musim) di lapangan. Analisis diarahkan
pengelolaan/pemantauan tanah untuk menilai indikator berdasarkan dampak
• Laporan-laporan yang relevan aktual dibandingkan dengan tingkat upaya
yang dilakukan. Dalam prakteknya,
pengamatan/ pengukuran di lapangan dapat
digabungkan dengan kriteria/indikator lain
yang berkaitan.

E1.10 Efektivitas teknik pengendalian dampak terhadap air • Prosedur Operasi Standar (SOP) • Dokumen Prosedur Operasi Hasil pengamatan/pengukuran di Analisis data sekunder, SOP pemanenan
Efektivitas teknik menunjukkan kesungguhan unit manajemen dalam pemanenan kayu Standar (SOP) pemanenan lapangan kayu dan/atau SOP pengelolaan air dan/atau
pengendalian dampak menanggulangi dampak pengusahaan terhadap • Prosedur Operasi Standar (SOP) kayu dokumen lain yang relevan, diikuti dengan
kegiatan kelola produksi komponen fisik ekosistem hutan yang diusahakan pengendalian dampak terhadap air • Dokumen Prosedur Operasi pengukuran debit dan kualitas fisik-kimia air
terhadap air dan lingkungan sekitarnya. Pengelolaan dampak • Kuantitas dan kualitas air di badan-badan Standar (SOP) pengendalian berdasarkan metode yang dapat
terhadap air di dalam kawasan produksi harus air dampak terhadap air dipertanggungjawabkan di lokasi-lokasi
diintegrasikan dengan aktivitas pemanenan kayu • Dokumen AMDAL contoh yang mewakili (perhatikan faktor
untuk menjamin efektivitas dan efisiensinya. • Laporan musim) di lapangan. Analisis diarahkan
pengelolaan/pemantauan debit untuk menilai indikator berdasarkan dampak
dan kualitas air aktual dibandingkan dengan tingkat upaya
• Laporan-laporan yang relevan yang dilakukan. Dalam prakteknya,
pengamatan/ pengukuran di lapangan dapat
digabungkan dengan kriteria/indikator lain
yang berkaitan.

LEI-V/01/1 Halaman 14 dari 41


SUMBER DATA & INFORMASI METODE
INDIKATOR PENGERTIAN VERIFIER
SEKUNDER PRIMER VERIFIKASI/SAMPLING

E1.11 Penyuluhan mengenai pentingnya pelestarian • Dokumen Prosedur Operasi Standar (SOP) • Dokumen Prosedur Operasi Hasil wawancara dengan Analisis data sekunder, SOP penyuluhan
Efektivitas penyuluhan ekosistem hutan sebagai sistem penyangga penyuluhan Standar (SOP) penyuluhan petugas unit manajemen dan dan/atau dokumen lain yang relevan, diikuti
mengenai pentingnya kehidupan, pelestarian spesies • Kualifikasi tenaga penyuluh • Dokumen AMDAL masyarakat serta hasil dengan wawancara dengan petugas unit
pelestarian ekosistem dilindungi/endemik/langka, serta dampak aktivitas • Frekuensi penyuluhan • Laporan Pengelolaan investigasi di lapangan manajemen dan masyarakat. Analisis
hutan sebagai sistem lewah panen terhadap ekosistem hutan akan • Materi penyuluhan Lingkungan diarahkan untuk menilai indikator
penyangga kehidupan, meningkatkan kesadaran masyarakat untuk • Proporsi masyarakat yang memahami • Laporan pelaksanaan berdasarkan kualitas, materi, dan frekuensi
dampak aktivitas lewah berperan aktif dalam mempertahankan kelestarian pentingnya kelestarian hutan penyuluhan penyuluhan dibandingkan dengan hasil yang
panen terhadap hutan. Tercapainya tujuan tersebut sangat • Materi penyuluhan dicapai. Dalam prakteknya, pengamatan/
ekosistem hutan, dan tergantung pada kualitas, materi, dan frekuensi pengukuran di lapangan dapat digabungkan
pentingnya pelestarian penyuluhan yang dilaksanakan dengan kriteria/indikator lain yang berkaitan.
spesies dilin-
dungi/endemik/langka

E2.1 Penetapan kawasan yang didasarkan atas • Luas, kondisi, dan tata letak kawasan • RKPH • Hasil pengecekan di Analisis peta kerja/potret udara/citra
Proporsi luas kawasan pertimbangan kelestarian spesies pelestarian plasma nutfah yang ditetapkan • Berita Acara Pengukuhan lapangan landsat/citra lainnya, diikuti dengan
dilindungi yang ditetapkan endemik/langka/dilindungi dan/atau ekosistem unik berdasarkan pertimbangan spesies Kawasan Khusus • Hasil wawancara dengan pengecekan luas, kondisi, dan tata letak
berdasarkan (kawasan khusus) menunjukkan kontribusi unit endemik/ langka/ dilindungi • RKL dan RPL petugas kawasan khusus di lapangan melalui
pertimbangan spesies manajemen dalam kelestarian spesies tersebut. • Luas, kondisi, dan tata letak kawasan • Peta Kerja unit manajemen • Hasil wawancara dengan pengambilan contoh purposif. Pengambilan
endemik/langka/ Letak kawasan khusus tersebut mungkin tumpang perlindungan satwa liar yang ditetapkan • Citra Landsat masyarakat setempat contoh harus mewakili variasi kondisi
dilindungi atau ekosistem tindih (overlap) atau terpisah dengan kawasan berdasarkan pertimbangan spesies • Potret Udara kawasan khusus yang secara aktual
unik (kawasan khusus) dilindungi lainnya, namun dapat dibuktikan endemik/ langka/dilindungi • Dokumen kesepakatan dengan ditemukan di lapangan. Analisis dilakukan
serta telah dikukuhkan relevansinya dengan kelestarian spesies • Luas dan kondisi kawasan zona penyangga pihak-pihak terkait untuk mengetahui nilai indikator berdasarkan
dan/atau keberadaannya endemik/langka/dilindungi. Proporsi luas kawasan yang ditetapkan berdasarkan pertimbangan status kemantapan dan proporsi kawasan
• Dokumen lain yang relevan
diakui pihak-pihak terkait khusus yang telah dikukuhkan dan/atau diakui pihak- spesies endemik/langka/ dilindungi khusus yang berfungsi baik (menurut luas,
pihak terkait menunjukkan besarnya kontribusi unit • Luas, kondisi, dan tata letak koridor satwa kondisi dan tata letaknya) terhadap kawasan
manajemen dalam pelestarian spesies yang ditetapkan berdasarkan pertimbangan yang seharusnya dilindungi. Bila diperlukan
endemik/langka/dilindungi. spesies endemik/ langka/ dilindungi wawancara dengan petugas dan masyarakat
• Luas dan kondisi sempadan sungai yang dapat dilakukan untuk kepentingan klarifikasi
ditetapkan berdasarkan pertimbangan data. Dalam prakteknya, pengecekan
spesies endemik/ langka/ dilindungi lapangan dapat digabungkan dengan
• Luas, kondisi, dan tata letak kawasan kriteria/indikator lain yang berkaitan.
khusus lainnya

LEI-V/01/1 Halaman 15 dari 41


SUMBER DATA & INFORMASI METODE
INDIKATOR PENGERTIAN VERIFIER
SEKUNDER PRIMER VERIFIKASI/SAMPLING

E2.2 Penataan kawasan khusus menunjukkan peran • Luas, kondisi, dan tata letak kawasan • RKPH • Hasil pengecekan di Wawancara dengan petugas dan masyarakat
Proporsi luas kawasan optimum kawasan khusus tersebut dalam pelestarian plasma nutfah yang ditetapkan • Berita Acara Pengukuhan lapangan sekitar kawasan khusus (bila ada), diikuti
dilindungi yang tertata mempertahankan kelestarian spesies berdasarkan pertimbangan spesies Kawasan Khusus • Hasil wawancara dengan dengan analisis peta kerja dan pengecekan
baik, diperuntukkan langka/endemik/dilindungi. Kawasan khusus yang endemik/ langka/dilindungi yang telah ditata • RKL dan RPL petugas lapangan untuk membuktikan bahwa tata
secara khusus bagi telah dikukuhkan pasti sudah ditata batas di batas di lapangan. • Peta Kerja unit manajemen • Hasil wawancara dengan batas telah dilakukan dan tanda batas
kepentingan sintasan lapangan, namun untuk kawasan khusus yang • Luas, kondisi, dan tata letak kawasan • Citra Landsat masyarakat setempat terdapat di lapangan. Analisis diarahkan
spesies belum dikukuhkan dan/atau dalam tataran diakui perlindungan satwa liar yang ditetapkan • Potret Udara untuk mengetahui nilai indikator berdasarkan
langka/endemik/dilindungi pihak-pihak terkait perlu diketahui status penataan berdasarkan pertimbangan spesies • Laporan lain yang relevan realisasi tata batas kawasan khusus yang
dilindungi atau batasnya. endemik/ langka/dilindungi yang telah ditata tertata baik (sesuai fungsinya) terhadap
perlindungan ekosistem batas di lapangan. kawasan yang seharusnya ditata batas.
unik (kawasan khusus) • Luas dan kondisi kawasan zona penyangga Dalam prakteknya, pengecekan lapangan
dan sudah ditata batas di yang ditetapkan berdasarkan pertimbangan dapat digabungkan dengan kriteria/indikator
lapangan spesies endemik/langka/ dilindungi yang lain yang berkaitan.
telah ditata batas di lapangan.
• Luas, kondisi, dan tata letak koridor satwa
yang ditetapkan berdasarkan pertimbangan
spesies endemik/ langka/ dilindungi yang
telah ditata batas di lapangan.
• Luas dan kondisi sempadan sungai yang
ditetapkan berdasarkan pertimbangan
spesies endemik/ langka/ dilindungi yang
telah ditata batas di lapangan.
• Luas, kondisi, dan tata letak kawasan
khusus lainnya yang telah ditata batas di
lapangan.
• Realisasi dan kualitas tata batas.

E2.3 Gangguan terhadap spesies • Frekuensi dan jenis gangguan terhadap • RKPH • Hasil Analisis data sekunder, wawancara dengan
Intensitas gangguan langka/endemik/dilindungi terutama akibat kegiatan spesies tumbuhan • Hasil Studi AMDAL pengamatan/pengukuran di petugas pengamanan hutan/masyarakat
terhadap spesies manusia, termasuk aktivitas pengusahaan hutan, langka/endemik/dilindungi (spesies target) • Hasil Pemantauan Lingkungan lapangan setempat, mempelajari dokumen-dokumen
langka/endemik/ dan kebakaran hutan. Intensitas gangguan terhadap di dalam kawasan khusus • Hasil wawancara dengan pengamanan hutan, diikuti dengan
dilindungi di dalam spesies langka/endemik/dilindungi yang menjadi • Frekuensi dan jenis gangguan terhadap petugas investigasi mengenai jenis dan tingkat
kawasan khusus target pengelolaan kawasan khusus merupakan spesies satwa liar • Hasil wawancara dengan gangguan terhadap spesies
ukuran yang dapat digunakan untuk mengetahui langka/endemik/dilindungi (spesies target) masyarakat setempat langka/endemik/dilindungi serta
apakah kawasan tersebut berfungsi dengan baik di dalam kawasan khusus sarana/prasarana pengamanannya. Analisis
dalam mempertahankan kelestarian spesies target. diarahkan untuk mengetahui nilai indikator
berdasarkan tingkat gangguan dan ketepatan
upaya yang dilakukan oleh unit manajemen.
Dalam prakteknya, investigasi lapangan
dapat digabungkan dengan kriteria/indikator
lain yang berkaitan.

LEI-V/01/1 Halaman 16 dari 41


SUMBER DATA & INFORMASI METODE
INDIKATOR PENGERTIAN VERIFIER
SEKUNDER PRIMER VERIFIKASI/SAMPLING

E2.4 Kelimpahan spesies langka/endemik/dilindungi yang • Kelimpahan spesies tumbuhan dan satwa • Dokumen AMDAL • Hasil Analisis data sekunder, diikuti wawancara
Kondisi spesies langka/ menjadi target pengelolaan kawasan khusus secara liar langka/endemik/dilindungi (spesies • Hasil Pemantauan Lingkungan pengamatan/pengukuran di dengan petugas dan masyarakat setempat
endemik/dilindungi di relatif terhadap kondisi kelimpahannya di habitat target) di dalam kawasan khusus • Dokumen ITSP lapangan yang biasa masuk hutan serta pengamatan/
dalam kawasan khusus virgin forest dan areal bekas tebangan tua (>20 • Kelimpahan spesies tumbuhan dan satwa • Risalah KPPN • Hasil wawancara dengan pengukuran di lapangan. Analisis diarahkan
tahun) pada formasi/tipe hutan yang sama liar langka/endemik/dilindungi (spesies • Hasil penelitian dan laporan- petugas untuk mengetahui nilai indikator berdasarkan
merupakan ukuran yang dapat digunakan untuk target) di dalam virgin forest laporan yang relevan • Hasil wawancara dengan tingkat keanekaragaman flora dan
mengetahui apakah kawasan khusus tersebut • Kelimpahan spesies tumbuhan dan satwa masyarakat setempat keanekaragaman fauna sebagai hasil studi
berfungsi dengan baik dalam menjaga kelestarian liar langka/endemik/dilindungi (spesies banding antara kawasan khusus, virgin
spesies target. target) di areal bekas tebangan forest, dan areal bekas tebangan tua (> 20
tahun). Dalam prakteknya, pengamatan/
pengukuran di lapangan dapat digabungkan
dengan kriteria/indikator lain yang berkaitan.

E2.5 Meskipun di dalam kawasan hutan produksi, spesies • Jumlah spesies tumbuhan • Dokumen AMDAL • Hasil Analisis data sekunder, bila perlu diikuti
Intensitas dampak tumbuhan endemik/langka/dilindungi harus tetap dilindungi/endemik/langka di virgin forest • Hasil Pemantauan Lingkungan pengamatan/pengukuran di dengan pengamatan/pengukuran di
kegiatan kelola produksi dipertahankan keberadaannya. Intensitas dampak • Jumlah spesies tumbuhan • Hasil penelitian dan laporan- lapangan lapangan di areal bekas tebangan
terhadap tumbuhan terhadap tumbuhan langka/endemik/ dilindungi di dilindungi/endemik/langka di areal bekas laporan yang relevan • Hasil wawancara dengan dibandingkan dengan virgin forest atau areal
endemik/langka/ dalam kawasan produksi merupakan ukuran yang tebangan petugas kontrol. Analisis diarahkan untuk menilai
dilindungi dan habitatnya dapat digunakan untuk mengetahui apakah kegiatan • Tingkat kesamaan komunitas antara areal • Hasil wawancara dengan indikator berdasarkan Indeks Kesamaan
pengusahaan hutan menjamin kelestarian hutan bekas tebangan dengan virgin forest masyarakat setempat Komunitas hutan dan jumlah spesies
keanekaragaman hayati penting dalam ekosistem tumbuhan endemik/langka/dilindungi. Dalam
hutan yang diusahakan. prakteknya, pengamatan/ pengukuran di
lapangan dapat digabungkan dengan
kriteria/indikator lain yang berkaitan.

E2.6 Meskipun di dalam kawasan hutan produksi, spesies • Jumlah spesies satwa liar dilindungi/ • Dokumen AMDAL • Hasil Analisis data sekunder, bila perlu diikuti
Intensitas dampak satwa liar endemik/langka/dilindungi dan habitatnya endemik/langka di virgin forest • Hasil pemantauan lingkungan pengamatan/pengukuran di dengan pengamatan/pengukuran di
kegiatan kelola produksi harus tetap dipertahankan keberadaannya. • Jumlah spesies satwa liar dilindungi/ • Hasil penelitian dan laporan- lapangan lapangan di areal bekas tebangan
terhadap satwa liar Intensitas dampak terhadap satwa liar endemik/langka di areal bekas tebangan laporan yang relevan • Hasil wawancara dengan dibandingkan dengan virgin forest atau areal
endemik/langka/ langka/endemik/ dilindungi di dalam kawasan • Kondisi habitat satwa liar dilin- petugas kontrol. Analisis diarahkan untuk menilai
dilindungi dan habitatnya produksi merupakan ukuran yang dapat digunakan dungi/endemik/langka di virgin forest • Hasil wawancara dengan indikator berdasarkan Indeks Kesamaan
untuk mengetahui apakah kegiatan pengusahaan • Kondisi habitat satwa liar dilin- masyarakat setempat Komunitas hutan, jumlah spesies satwa liar
hutan menjamin kelestarian keanekaragaman hayati dungi/endemik/langka di areal bekas endemik/langka/dilindungi, dan derajat
penting dalam ekosistem hutan yang diusahakan. tebangan fragmentasi habitatnya. Dalam prakteknya,
• Derajat fragmentasi habitat pengamatan/ pengukuran di lapangan dapat
digabungkan dengan kriteria/indikator lain
yang berkaitan.

LEI-V/01/1 Halaman 17 dari 41


SUMBER DATA & INFORMASI METODE
INDIKATOR PENGERTIAN VERIFIER
SEKUNDER PRIMER VERIFIKASI/SAMPLING

E2.7 Penyelamatan tumbuhan endemik/langka/ dilindungi • Dokumen Prosedur Operasi Standar (SOP) • Dokumen Prosedur Operasi Hasil pengamatan/pengukuran di Analisis data sekunder, SOP pemanenan
Pengamanan tumbuhan di dalam kawasan produksi membutuhkan upaya pemanenan kayu Standar (SOP) pemanenan lapangan kayu dan/atau dokumen lain yang relevan,
endemik/langka/dilindungi pengamanan yang aktif selama operasi pemanenan • Kondisi tumbuhan endemik/langka/ kayu diikuti dengan pengukuran kondisi tumbuhan
dan habitatnya kayu berlangsung. dilindungi di areal bekas tebangan. • Hasil ITT di lapangan. Analisis diarahkan untuk
• Hasil pemantauan lingkungan menilai indikator berdasarkan tingkat upaya
• Laporan-laporan yang relevan yang dilakukan dan hasil yang dicapai.
Dalam prakteknya, pengamatan/ pengukuran
di lapangan dapat digabungkan dengan
kriteria/indikator lain yang berkaitan.

E2.8 Pengamanan satwa endemik/langka/dilindungi di • Dokumen Prosedur Operasi Standar (SOP) • Dokumen Prosedur Operasi Hasil pengamatan/pengukuran di Analisis data sekunder, SOP pemanenan
Pengamanan satwa liar dalam kawasan produksi akan dapat dicapai bila pemanenan kayu Standar (SOP) pemanenan lapangan kayu dan/atau dokumen lain yang relevan,
endemik/langka/dilindungi habitatnya tidak rusak akibat kegiatan pemanenan • Kondisi satwa liar endemik/langka/dilindungi kayu diikuti dengan pengukuran kondisi satwa liar
dan habitatnya kayu. dan habitatnya di areal bekas tebangan. • Hasil ITT dan habitatnya di lapangan. Analisis
• Hasil pemantauan lingkungan diarahkan untuk menilai indikator
• Laporan-laporan yang relevan berdasarkan tingkat upaya yang dilakukan
dan hasil yang dicapai. Dalam prakteknya,
pengamatan/ pengukuran di lapangan dapat
digabungkan dengan kriteria/indikator lain
yang berkaitan.

LEI-V/01/1 Halaman 18 dari 41

Anda mungkin juga menyukai