Anda di halaman 1dari 2

RESUME MINGGU 10

Siklon Tropis
Annisa Ocktaviana
12220058
Hurricane Hazards merupakan salah satu penyebab bencana meteorological.
Hurricane Hazards memiliki bermacam-macam bentuk, seperti storm surge, Strong wind,
curah hujan yang tinggi, dan tornado yang terjadi pada lintang tinggi. Berikut adalah
penjelasannya.
1. Storm surge adalah gelombang yang lebarnya 80-160 km yang dapat menyentuh
daratan. Karena dapat menyentuh daratan, maka storm surge ini biasanya terletak di
daerah pesisir pantai. Di pesisir pantai dalam kondisi normal ada pasang surut, storm
menyebabkan pasang yang lebih tinggi dari kondisi normal (superposisi gelombang).
Hal yang mempengaruhi adalah tropical cyclone, tinggi pasang surut, dan bentuk bibir
pantai. Jika pantai lebih landai maka dampaknya lebih besar. Ketika tropical cyclone,
di BBU, area yang terkena di sebelah kanannya akan mendapatkan dampak yang lebih
besar karena arah putarnya clockwise dan berlaku sebaliknya di BBS.
2. Strong winds, yaitu adanya angin dengan kecepatan 74 mph dan kadang kadang bisa
mencapai 155 kts. Di daerah Pasifik memiliki kecepatan yang lebih tinggi karena
permukaan yang lebih luas. Adanya angin yang sangat kuat ini dapat mengakibatkan
berbagai kerusakan, contohnya peristiwa yang terjadi di US (Hurricanes Camille,
1969). Vortisitas spin-up dapat menyebabkan hembusan angin yang sangat kuat dan
merusak.
3. Inland flooding adalah fenomena banjir akibat curah hujan tinggi. Bencana ini akan
lebih parah ketika tropical cyclone bergerak lambat mencapai daratan, sehingga suatu
area mendapatkan curah hujan tinggi lebih lama. Contohnya adalah badai Camille
yang oinlandnya di Mississipi dan flooding terjadi di Virginia. Tropical cyclone
terparah terjadi di Samudera Hindia, 14-nya terjadi di India, Bangladesh.
Bencana hurricane ini akan berakhir ketika tropical cyclone luruh dan mati, ketika jauh
dari sumber daya utamanya, udara hangat yang lembap dari samudera di sekitar wilayah
tropis, kemudian ketika bergerak di daratan yang lebih kasar permukaannya, dan ketika
temperatur daratan yang lebih rendah dibanding lautan hangat. Beberapa tindakan mitigasi
telah diambil dalam bentuk peringatan badai. Hal ini dilakukan guna menyelamatkan jiwa
manusia dan propertinya. Teknik yang digunakan adalah penggunaan satelit, radar, pesawat
resonansi, data di laut (pelampung) dan reporter. Selain itu dilakukan juga Hurrican Watch,
hurricane Warning, dan tropical storm watch yang dapat mengexpect hurricane condition
dalam waktu 36 jam mendatang dan mempersiapkan untuk mengambil langkah yang
appropriate, dan juga terdapat tropical storm warning yang dapat mengexpect hurricane
condition pada 24 jam mendatang, dan disarankan untuk keluar dari daerah tersebut.
Adapun factor pembentuk tropical cyclon yaitu suhu permukaan laut minimal 26,50C
dengan kedalaman lapisan pencampuran minimal 50 m menyebabkan atmosfer di atasnya
cukup tidak stabil untuk menopang konveksi dan badai petir, pendinginan cepat dengan
ketinggian yang memungkinkan pelepasan panas kondensasi kekuatan siklon tropis,
small/low wind shear untuk menjaga daya dalam sistem sirkulasi badai, kelembaban tinggi di
troposfer bawah hingga menengah dan sistem cuaca terganggu yang sudah ada sebelumnya
seperti badai petir.
Kaitan antara siklon tropis dengan pemanasan global yaitu dengan adanya pemanasan
global, temperature permukaan laut dapat meningkat dan menyebabkan tingkat penguapan air
juga meningkat. Secara teori, peningkatan temperatur serta lembabnya udara dapat
menyebabkan munculnya siklon tropis. Untuk membuktikan hipotesis tersebut maka
diperlukan pengumpulan data terkait aktivitastersebut dan juga dibutuhkan pemodelan
menggunakan komputer.

Pertanyaan:
1. Mengapa Indonesia jarang terkena badai atau siklon tropis ini?
2. Mengapa pergerakan siklus tropis di Samudera Hindia lebih parah jika dibandingkan
dengan yang terjadi di Samudera Pasifik?

Anda mungkin juga menyukai