Anda di halaman 1dari 3

Nama : Amira Carlin

Nim : 031331392
Jurusan : Ilmu Komunikasi

Tugas 3

Konflik sosial  sering terjadi di Indonesia mengingat banyaknya perbedaan  karena


banyaknya suku, ras, dan agama.  Berikan analisis tentang  kondisi tersebut dikaitkan dengan
teori-teori komunikasi antar budaya yang sudah Anda pelajari . Untuk menjelaskannya
berilah contoh konflik sosial (antar etnis, suku dan ras) yang terjadi di Indonesia.

INGAT...... ! Jangan lupa jawaban dari tugas ini Anda upload pada halaman tugas. Jangan
melakukan plagiat dan kerjakan dengan pemikiran Anda sendiri.

Selamat mengerjakan.

JAWAB :

Masyarakat Indonesia tergolong dalam masyarakat heterogen karena terdiri dari berbagai
keberagaman suku bangsa, agama, bahasa, adat istiadat dan sebagainya. Dalam melakukan
komunikasi untuk memenuhi kebutuhan hidupnya individu ataupun kelompok melakukan
interaksi baik sesama etnik maupun dengan individu atau kelompok lain yang berbeda latar
belakang budaya, maka di situlah tercipta komunikasi antarbudaya. Komunikasi antarbudaya
merupakan komunikasi antar orang-orang yang berbeda budaya (baik dalam arti ras, etnik
ataupun perbedaan sosio ekonomi).

Adanya pekembangan budaya dan  kehidupan manusia dengan hubungan kelompok manusia
yang membawa budaya masing-masing menciptakan komunikasi antar budaya antara
kelompok masyarakat tersebut.

Budaya merupakan segala sesuatu yang dihasilkan oleh akal budi (pikiran) manusia, Setiap
manusia hidup dalam suatu lingkungan sosial budaya tertentu dan budaya itu senantiasa
memberlakukan adanya nilai-nilai sosial budaya yang dianut oleh warga masyarakat.
Kekuatan nilai-nilai maupun segala sumberdaya sosial budaya membentuk dan
mempengaruhi tingkah laku individu dalam melakukan interaksi. Sebagai makhluk sosial
yang hidup berkelompok dan berkomunikasi dengan sesamanya, manusia/masyarakat itu juga
terdiri dari latar belakang budaya yang berbeda. Mereka saling berinteraksi baik secara
langsung mupun melalui media massa karena dewasa ini perkembangan dunia saat ini
menuju ke arah “desa dunia” (global village) yang hampir tidak memiliki batas-batas lagi
sebagai akibat dari perkembangan teknologi modern, khususnya teknologi komunikasi.
Bersamaan dengan pertukaran informasi tersebut terjadi pula proses pertukaran nilai-nilai
sosial budaya sehingga hal ini menimbulkan anggapan bahwa komunikasi antarbudaya saat
ini sangat penting di bandingkan masa-masa sebelumnya.

Komunikasi antarbudaya yaitu proses komunikasi yang melibatkan orang-orang yang berasal
dari latar belakang sosial budaya yang berbeda. Dalam keadaan ini komunikator dan
komunikan sering dihadapkan pada kesalahan penafsiran pesan, karena masing-masing
individu memiliki budaya berbeda, karenanya ikut menentukan tujuan hidup yang berbeda,
juga menentukan cara berkomunikasi kita yang sangat dipengaruhi oleh bahasa, aturan dan
norma yang ada pada masing-masing budaya. Dalam komunikasi antarbudaya menggunakan
komunikasi verbal (bahasa) yaitu lambang terpenting yang dapat disampaikan secara
langsung dengan berbicara ataupun tertulis, bahasa merupakan sarana dalam melakukan
interaksi untuk mengkomunikasikan pikiran dan perasaan kita. Perbedaan persepsi tentang
suatu hal dapat disepakati bersama dengan menggunakan sarana bahasa dan bahasa hanya
dapat digunakan bila ada kesepakatan di antara pengguna bahasa.

Teori kecemasan dan ketidakpastian


Teori ini dikembangkan oleh William Gudykunts yang memfokuskan pada perbedaan budaya
antar kelompok dan orang asing. Ia menjelaskan bahwa teori ini dapat digunakan dalam
segala situasi dan kondisi berkaitan dengan terdapatnya perbedaan diantara keraguan dan
ketakutan. Gudykunts berpendapat bahwa kecemasan dan ketidakpastian yang menjadi
penyebab kegagalan komunikasi antar kelompok. Contohnya, mahasiswa Universitas
Darussalam yang bukan alumni Gontor akan lebih sulit mengerti dan memahami pelajaran
yang berbahasa arab. Dia harus belajar lebih untuk memahami bahasa arab agar jalannya
komunikasi antara mahasiswa NK (non KMI) dan alumni KMI maupun dosen dapat berjalan
dengan baik.

Gudykunts berpendapat bahwa kecemasan dan ketidakpastianlah yang menjadi penyebab


kegagalan komunikasi antar kelompok.  lebih lanjut ia menjabarkan bahwa terdapat enam
konsp dasar dalam teorinya ini yaitu :

 Konsep diri, berkaitan dengan meningkatnya harga diri ketika seseorang berinteraksi dengan
orang lain akan menghasilkan kemampuan meningkatkan kecemasan.
 Motivasi berinteraksi dengan orang asing, berkaitan dengan peningkatan kebutuhan diri
untuk masuk dalam kelompok. Ketika seseorang berinteraksi dengan orang asing, interaksi
tersebut akan meningkatkan kecemasan.
 Reaksi terhadap orang asing, berkaitan dengan peningkatan menerima informasi, toleransi
dan empati terhadap orang asing akan meningkatkan kemampuan seseorang untuk
memprediksi perilaku orang asing tersebut.
 Kategori sosial orang asing, berkaitan dengan peningkatan kesamaan personal diantara kita
dengan orang asing. Tujuannya adalah meningkatkan kemampuan memprediksi perilaku
mereka secara akurat serta kemampuan mengelola kecemasan begitu pula sebaliknya.
 Proses Situasional, berkaitan dengan peningkatan situasi informal dimana kita berinteraksi
dengan orang asing. Dengan tujuan akan meningkatkan kemampuan kita dalam mengelola
kecemasan serta meningkatkan kepercayaan diri kita terhadap mereka.
 Koneksi dengan orang asing, berkaitan dengan peningkatan ketertarikan, hubungan dan
jalinan kerja dengan orang asing. Dengan tujuan akan menurunkan kecemasan dan
meningkatkan kepercayaan pada diri kita.
Konflik Sampit
Konflik Sampit, Kalimantan Tengah terjadi pada 2001. Konflik antar etnis tersebut berawal
dari bentrokan antara warga Suku Dayak dan Suku Madura pada 18 Februari 2001.
Diberitakan Kompas.com (13/6/2018), konflik tersebut meluas ke seluruh Provinsi
Kalimantan Tengah, termasuk di ibu kota Palangkaraya. Diduga, konflik tersebut terjadi
karena persaingan di bidang ekonomi. Pada konflik tersebut Komnas HAM membentu
Komisi Penyelidikan Pelanggaran HAM Sampit. Menurut, Yayasan Denny JA, tercatat ada
sekitar 469 orang meninggal dalam konflik tersebut. Sebanyak 108.000 orang harus
mengungsi.

Sumber : https://pakarkomunikasi.com/teori-komunikasi-antar-budaya
https://www.kompas.com/skola/read/2020/02/06/190000569/kasus-kekerasan-yang-
dipicu-masalah-keberagaman-di-indonesia?page=all
https://media.neliti.com/media/publications/93124-ID-komunikasi-antarbudaya-di-
kalangan-mahas.pdf

Anda mungkin juga menyukai