Anda di halaman 1dari 3

STUDI KASUS

5-40
Bagian I
A. Asersi terkait penjualan yang harus diperhatikan

1. Keterjadian
 Penjualan yang dicatat adalah untuk pengiriman kepada koonsumen yang bukan
fiktif.
2. Kelengkapan
 Transaksi penjualan yang ada atau terjadi sudah diproses ke dalam pencatatan
perusahaan.
3. Akurasi
 Penjualan yang dicatat adalah untuk sejumlah barang yang dikirim dan telah
dicatat serta ditagih dengan benar. Transaksi penjualan juga telah diarsipkan
dengan benar dan telah diikhtisarkan dengan benar.
4. Klasifikasi
 Transaksi penjualan telah diklasifikasikan dengan benar.

B. Asersi terkait piutang yang harus diperhatikan

1. Kelengkapan
 Semua pengiriman yang dilakukan telah ditagih.
2. Keterjadian
 Tidak ada pengiriman yang ditagih lebih dari sekali.
3. Akurasi
 Masing-masing tagihan ditagih dalam jumlah yang tepat

C. Bukti Audit yang harus dikumpulkan untuk memverifikasi asersi terkait penjualan dan
piutang.

1. Faktur Penjualan
 Dokumen yang mendeskipsikan kuantitas barang yang dijual, harga, biaya
pengiriman, asuransi dan data terkait.

2. Arsip transaksi penjualan


 Arsip yang dihasilkan oleh komputer yang memasukkan semua transaksi yang
diproses dalam sistem akuntansi.

3. Jurnal ataau daftar penjualan


 Sebuah data atau laporan yang dihasilkan dari arsip komputer yang digunakan
untuk mencatat penjualan, penerimaan kas, serta return penjualan dan
pengurangan harga dan mencatat saldo akun piutang dagang.
4. Neraca Saldo Akun Piutang
 Daftar atau laporan yang menunjukkan jumlah terutang dari pelanggan setiap
waktu

5. Laporan Penagihan Bulanan


 Dokumen yang dikirimkan kepada pelanggan yang berisi informasi saldo piutang
Bagian II
A. Bukti Tambahan sebagai gambaran akurat atas penjualan dan piutang

1. Formulir Konfirmasi Kosong


 Konfirmasi yang tidak menyebutkan jumlah yang dikonfirmasi, tetapi
mensyaratkan penerima untuk mengisi jumlahnya atau memasukkan informasi
lain. Konfirmasi yang berisi ruangan kosong yang harus diisi oleh responden
dapat mengakibatkan berkurangnya jumlah jawaban konfirmasi yang diterima
oleh auditor karena diperlukan usaha tambahan dari pihak penerima permintaan
konformasi.

2. Konfirmasi Tagihan
 Bentuk lain konfirmasi positif yang merupakan konfirmasi individual bukan saldo
keseluruhan pelanggan.

B. Permintaan keterangan klien sebagai prosedur audit

1. Pemeriksaan Catatan dan Dokumen


 L&H harus melakukan pemeriksaan atas data pelanggan yang tidak mengakui
bahwa pelanggan tersebut merupakan customer dari L&H. Selain itu juga
mengecek apakah jumlah pembelian yang dicatat sudah sesuai.

2. Penghitungan Ulang
 L&H harus melakukan perhitungan terkait hal apa saja yang terjadi salah saji
dalam pelaporan nya.

3. Kinerja Ulang
 Setelah melakukan pemeriksaan dan perhitungan ulang, L&H harus melakukan
kinerja ulang untuk menghasilkan laporan yang sudah sesuai denga napa yang
benar-benar terjadi.

5-42
A. Keterandalan Catatan Klien untuk membuat cadangan pengembalian buku tak terjual
 Menurut saya, untuk keandalan klien dalam melakukan pencatatan terkait cadangan
pengembalian buku tak terjual sudah bagus, karena klien melakukan pencatatan
tersebut dengan membuat catatan rinci seluruh buku yang dikembalikan berdasarkan
dengan judul. Jadi untuk informasi terkait akun pengembalian buku tak terjual dapat
diklasifikasikan dengan sangat baik oleh perusahaan.
B. Tingkat pengembalian untuk judul buku yang relative baru
Menurut saya, untuk judul bbuku yag baru terbit tidak seharusnya dilakukan tingkat
pengembalian seluruhnya. Seharusnya tingkat pengembalian untuk judul buku yang
baru hanya berkisar di angka 10%-20%, karena mungkin saja peminat dari buku
tersebut masih banyak dan diharapkan dapat terjual.

C. Bukti Eksternal yang diperoleh atas bukti tambahan atas kewajaran akun
 Bukti eksternal yaitu pemrosesan dan pencatatan retur pembelian dan pengurangan
harga

Anda mungkin juga menyukai