Anda di halaman 1dari 12

Jurnal Inovasi dan Kewirausahaan

Volume 3 No. 3, September 2014 Halaman 208-219

ANALISA PENGARUH PDRB, KREDIT MODAL KERJA, DAN UMP


TERHADAP JUMLAH USAHA KECIL DAN MENENGAH (UKM)
DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
Unggul Priyadi, Anjar Riyanto

Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia, Alumni Prodi Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi Universitas
Islam Indonesia Yogyakarta

Email: Priyadi.unggul@yahoo.com, 883130101@uii.ac.id

ABSTRACT

This research uses secondary data as data sources. This research learnsthe effect
ofregional gross domestic product, working capital loans, and province minimum wage
towards SMEs developments in Daerah Istimewa Yogyakarta province. Models of analysis
that used are analysis tools data panel (pooled data) as data processing tool which data panel
is a combination between time series (time-series data) from 2007 – 2011 and cross section
(cross-section data) in five regencies in Daerah Istimewa Yogyakarta province. Statisticaltest
uses three models those are common effect, fixed effect, random effect. The result of
analysis data shows RGDP and working capital loans significantly take positive effect toward
SMEs in Daerah Istimewa Yogyakarta province where RGDP grows higher followed by the
econimic development so as SMEs grow higher nor working capital loans which released by
commercial bank more bigger so as SMEs grow higher. Contrast with province minimum
wage which is makes significanly negative effect toward SMEs, which is possibility caused by
the bigger province minimum wage becomes constraints toward cost ofproduction but
conversely the smaller province minimum wage will push the development of SMEs in
Yogyakarta.

Keywords: SMEs, pooled data, fixed effect

PENDAHULUAN peternak, nelayan, perambah hutan,


UKM merupakan salah satu sektor penambang, pedagang barang dan jasa).
ekonomi yang menjadi pondasi perekonomian Adapun menurut Badan Pusat Statistik (BPS)
nasional dan perekonomian daerah. berdasarkan kunatitas tenaga kerja, usaha
Berdasarkan keputusan Mentri Keuangan kecil merupakan entitas usaha yang memiliki
Nomor 316/KMK.016/1994, dinyatakan bahwa jumlah tenaga kerja 5 s.d 19 orang,
UKM merupakan suatu badan usaha yang sedangkan usaha menengah merupakan
telah melakukan kegiatan/usaha yang entitias usaha yang memiliki tenaga kerja 20
mempunyai penjualan/omset per tahun s.d. 99 orang.
setinggi-tingginya Rp 600.000.000 atau Pada masa krisis ekonomi tahun 1998
aset/aktiva setinggi-tingginya Rp 600.000.000 hingga kini UKM berperan sebagai sektor
(di luar tanah dan bangunan yang ditempati) ekonomi yang secara signifikan mampu
terdiri dari : (1) badang usaha (Fa, CV, PT, menciptakan lapangan kerja dan menyerap
dan koperasi) dan (2) perorangan tenaga kerja baik langsung maupun tidak
(pengrajin/industri rumah tangga, petani, langsung. Data dari Biro Pusat Statistik (BPS)
208
Priyadi, Riyanto

pada tahun 2001, persentase jumlah UKM dan Kota Yogyakarta tercatat mempunyai
dibandingkan total perusahaan mencapai sektor UKM sebanyak 201.975 unit. Salah
99,9%. Pada tahun yang sama, jumlah tenaga satu yang menjadi faktor pendukung
kerja yang terserap oleh UKM mencapai berkembangnya UKM di DIY yaitu jumlah
99,4% dari total tenaga kerja. Selain itu sektor penduduk yang cukup banyak yaitu mencapai
UKM juga memberi sumbangan besar bagi 3.486.979 jiwa. Selain itu juga ditunjang oleh
Produk Domestik Bruto (PDB) yaitu sebesar wilayah DIY yang memiliki 73 wilayah
59,3%. Data tersebut menunjukkan bahwa kecamatan serta 438 desa dan kelurahan
UKM memiliki peran sentral bagi (Disperindagkop dan UKM Prop. DIY tahun
perekonomian Indonesia, khususnya dalam 2011).
menyediakan lapangan pekerjaan dan Selama kurun waktu 2007 sampai 2011
menghasilkan output. perkembangan UKM di DIY mengalami
Derah Istimewa Yogyakarta (DIY) adalah peningkatan yang signifikan. Dari kelima
salah satu wilayah di Indonesia yang memiliki kabupaten, jumlah UKM terbanyak ada di
jumlah UKM cukup banyak. Pada tahun 2011 wilayah kabupaten Kulon Progo yang
wilayah DIY yang terdiri dari empat kabupaten mencapai 10.2973 unit pada tahun 2011.
dan satu kotamadya, yaitu Kabupaten Berikut ini rincian perkembangan UKM di DIY:
Gunung Kidul, Kulon Progo, Sleman, Bantul

Tabel 1: Perkembangan UKM di DIY Dari tahun 2007 – 2011.

Tahun/Unit
Kab/Kota 2007 2008 2009 2010 2011
jmlh % Jmlh % jmlh % jmlh % jmlh %
Kota
Yogyakarta 9.796 7,14 10.779 70,77 11.997 7,28 16.152 8,86 17.671 8,75
Sleman
12.327 8,99 14.628 96,04 16.763 10,17 20.126 11,04 26.000 12,87
Bantul
11.045 8,05 12.330 80,95 13.518 8,20 14.830 8,14 18.200 9,01
Kulon Progo
82.629 60,25 89.866 58,99 93.628 56,8 97.858 53,7 10.2973 50,98
Gunung
Kidul 21.340 15,56 24.716 16,22 28.941 17,56 33.266 18,25 37.131 18,38
DIY
13.7137 152.319 16.4847 18.2232 20.1975
Sumber : Disperindagkop dan UKM Prop DIY

Jumlah total UKM di DIY dari tahun 2007 pertumbuhan jumlah UKM di berbagai
sampai 2011 terus mengalami peningkatan kabupaten di DIY. Ilustrasi pertumbuhan
dengan pertumbuhan rata-rata sebesar tersebut disajikan pada tabel 2 berikut:
10.17%. Berdasarkan tabel 1 dapat ditentukan

Tabel 2 Pertumbuhan Jumlah UKM di DIY


Tahun/Unit
Kab/Kota
2007 (%) 2008 (%) 2009 (%) 2010 (%)
Kota Yogyakarta 10,03 11,30 34,63 9,40
Sleman 18,67 14,60 20,06 29,19
Bantul 11,63 9,64 9,71 22,72
Kulon Progo 8,76 4,19 4,52 5,23

209
Inovasi dan Kewirausahaan, Vol. 3, No. 3,September 2014

Gunung Kidul 15,82 17,09 14,94 11,62


DIY 11,07 8,22 10,55 10,83
Sumber: Disperindagkop dan UKM Prop DIY, diolah
2. Total penjualan
Dari tabel diatas dapat terlihat bahwa
jumlah UKM di DIY mengalami pertumbuhan 3. Harga,
yang bervariatif. Pada tahun 2008 secara 4. Modal usaha,
umum jumlah UKM di DIY bertambah, namun 5. Desain,
pertumbuhannya mengalami penurunan 6. Kemampuan bersaing,
dibandingakan tahun 2007. Sementara itu 7. Kemampuan memilih jenis usaha
kabupaten yang pertumbuhannya mengalami Ada pun variabel eksternal meliputi:
peningkatan adalah Kota Yogyakarta dan 1. Kran impor yang harus dibatasi,
Kabupaten Gunung Kidul. Sedangkan untuk 2. Harga bahan baku,
Kabupaten Sleman, Bantul dan Kulon Progo 3. Ongkos transportasi,
jumlah UKM mengalami pertumbuhan yang 4. Jumlah pembeli,
melambat. Meskipun Kabupaten Kulon Progo 5. Ongkos produksi, dan
memiliki jumlah UKM terbanyak namun 6. Teknologi.
kabupaten tersebut memiliki pertumbuhan Kedua variabel internal dan eksternal
yang paling kecil dibandingkan keempat tersebut menjadi faktor yang menentukan
kabupaten yang lain. keberhasilan UKM dalam bersaing dengan
Salah satu faktor yang mempengaruhi produk asing. Oleh karena itu dalam rangka
perkembangan ataupun pertumbuhan UKM mencapai pengembangan UKM secara
yaitu daya saing yang ditentukan oleh optimal maka perlu dirumuskan beberapa
kemampuan SDM untuk memproduksi langkah yang dapat digunakan untuk
kualitas barang, harga, disain, dan faktor mengatasi permasalahan-permasalahan yang
lingkungan. Dalam hal ini yang menjadi dihadapi UKM selama ini. Dengan demikian
pesaing atau kompetitor UKM di Indonesia pengembangan UKM untuk kedepannya
adalah maraknya produk-produk luar negeri dapat berjalan efektif dan sesuai dengan
seperti pakaian jadi baik baru maupun bekas. sasaran atau tujuan yang ingin dicapai.
Produk luar negeri tersebut mendapat respon Pengembangan Usaha Kecil dan
yang baik dari masyarakat karena kualitas Menengah harus terus ditingkatkan,
bagus, harga terjangkau dan disain yang mengingat sektor UKM mempunyai peranan
disukai masyarakat. Oleh karena itu produk yang sangat penting dan strategis dalam
luar negeri bisa menjadi pesaing berat bagi pembangunan ekonomi daerah. Untuk
UKM di Indonesia. meningkatkan pembangunan suatu daerah
Keberadaan UKM agar mampu bersaing harus diikuti dengan pertumbuhan ekonomi
dengan produk asing maka kemampuannya dan kesejahteraan rakyatnya. Dengan kata
harus ditingkatkan. Kualitas produk UKM lain arah pembangunan ekonomi daerah
harus lebih baik atau setidaknya setara adalah mengusahakan agar pendapatan
dengan kualitas produk asing. Jika hal masyarakat naik dengan tingkat pemerataan
tersebut bisa tercapai maka barang impor sebaik mungkin (Prihatmo, 2001).
tidak lagi menjadi ancaman bagi UKM. Untuk Pertumbuhan ekonomi itu sendiri adalah
mewujudkan hal itu maka diperlukan perkembangan kesejahteraan masyarakat
pengkajian terkait dengan variabel internal yang di ukur dengan besarnya pertumbuhan
dan eksternal. Variabel internal meliputi: produk domestik regional bruto perkapita
1. Kemampuan diri untuk memproduksi (PDRB perkapita).
kualitas barang,

210
Priyadi, Riyanto

Tabel 1.1. PDRB Tahun 2007 - 2012 Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan
2000 di Kabupaten/Kota di Daerah Istimewa Yogyakarta.

PDRB/Tahun (juta Rp./millions Rp.)


No Kab/Kota
2007 2008 2009 2010 2011

1. Yogyakarta 4.776.401 5.021.148 5.244.851 5.505.546 5.816.568

2. Sleman 5.553.580 5.838.246 6.099.557 6.350.336 6.704.100

3. Bantul 3.448.949 3.618.060 3.779.948 3.967.928 4.176.868

4. Kulon Progo 1.587.630 1.662.370 1.728.304 1.781.227 1.869.338

5. Gunung Kidul 2.941.288 3.070.298 3.197.365 3.330.079 3.474.288


Sumber : Badan Pusat Statistik, berbagai edisi.

Badan Pusat Statistik menyebutkan rendah, maka pendapatan masyarakat akan


bahwa total PDRB menurut lapangan usaha semakin kecil dan hal ini akan menghambat
atas dasar harga konstan 2000 di empat pertumbuhan UKM.
kabupaten dan satu kotamadya di DIY Pertumbuhan produk baik barang maupun
mengalami peningkatan yang signifikan dari jasa menjadi indikator penting dalam
tahun ke tahun. Salah satu contoh di pertumbuhan ekonomi. Oleh karenanya
kabupaten Bantul tahun 2011 mengalami perlindungan usaha berupa ketersediaan
peningkatan mencapai Rp 4.176.868 (Juta) lembaga permodalan sangatlah diperlukan.
dibandingkan pada tahun 2008 yang hanya Pembahasan mengenai permodalan dalam
mencapai Rp 3.967.928 (juta). rangka pengembangan usaha sudah menjadi
Semakin tinggi PDRB suatu daerah maka masalah klasik. Permasalahan yang terjadi
semakin besar pendapatan masyarakat. selama ini adalah terbatasnya lembaga yang
Dengan demikian meningkatnya PDRB akan memberikan bantuan permodalan. Berikut
mendukung pertumbuhan UKM di suatu posisi kredit menurut sektor ekonomi di DIY.
daerah. Sebaliknya jika PDRB semakin

Tabel 1.2. Posisi Kredit Bank Umum Dalam Rupiah dan ValutaAsing Menurut Sektor
Ekonomi Dan Kabupaten/Kota di Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2007 – 2012.
Tahun (juta Rp./millions Rp.)
No Kab/Kota
2007 2008 2009 2010 2011

1. Yogyakarta 5.510.228 6.362.907 6.806.643 8.348.761 11.123.801


Sleman
2. 1.229.390 1.251.721 1.537.739 1.748.685 2.099.311
Bantul
3. 506.098 602.325 670.762 765.535 924.094

4. Kulon Progo 345.314 408.283 484.015 568.851 662.588

5. Gunung Kidul 397.496 512.705 662.679 785.810 938.894


Sumber : Badan Pusat Statistik, berbagai edisi.

211
Inovasi dan Kewirausahaan, Vol. 3, No. 3,September 2014

Posisi kredit bank umum dari tahun ke Pinjaman untuk modal kerja akan memiliki
tahun terus mengalami peningkatan. manfaat yang besar bagi UKM dalam
Meskipun demikian posisi kredit tersebut mengembangkan usahanya. Pinjaman
belum sepenuhnya menjangkau UKM. Masih tersebut dapat digunakan untuk pembelian
banyak Unit Usaha Kecil dan Menengah yang barang-barang modal (aktiva tetap produktif)
susah mendapatkan akses permodalan. seperti mesin alat produksi, alat bantu
Struktur permodalan yang bersumber dari produksi, dan lain sebagainya yang dapat
kredit perbankan, baik berupa kredit modal meningkatkan produksi dan penjualan produk
kerja, maupun kredit investasi, menjadi sangat UKM. Dengan demikian semakin besar kredit
penting bagi perkembangan suatu usaha. modal kerja yang diberikan, maka kinerja
Namun, bila penyaluran kredit perbankan UKM akan semakin tumbuh dan berkembang
terus menurun, bukan tidak mungkin jika dengan baik. Hal itu dikarenakan UKM
usaha untuk mendorong pertumbuhan mampu memperluas pasar, melakukan
ekonomi masyarakat akan terhambat. promosi sehingga penjualan semakin
Permasalahan yang seringkali menjadi meningkat.
penghambat usaha kecil, koperasi dan sektor Menjalankan bisnis atau perusahaan baik
informal lainnya dalam memperoleh dalam ukuran kecil, menengah ataupun besar
permodalan adalah sulitnya melaksanakan tidak lepas dari peran tenaga kerja. Tenaga
pengembangan diri. Hal tersebut berdampak kerja merupakan bagian penting dalam
sulitnya akses usaha dalam memperoleh menentukan berjalannya suatu perusahaan,
bantuan atau kredit dari perbankan. Salah dimana tenaga kerja merupakan salah satu
satu alternatif untuk mengurangi atau faktor produksi. Dan untuk memperoleh
mempersempit terjadinya kesenjangan sosial tanaga kerja, suatu perusahaan harus
dan masalah-masalah tersebut, maka mengorbankan penambahan pengeluaran
dilakukan pengembangan kemitraan usaha yaitu berupa upah sebagai imbalan dasar.
antara pengusaha besar (kuat) dengan
pengusaha kecil (lemah).

Tabel 1.3. Upah Minimum Provinsi (UMP) dan KHM/KHL Daerah Istimewa
Yogyakarta Tahun 2007 – 2012
Upah Minimum Provinsi
No
2007 2008 2009 2010 2011
1. 500.000/bln 586.000/bln 700.000/bln 745.694/bln 808.000/bln
Sumber: Disnakertrans Propinsi DIY

Salah satu faktor yang digunakan untuk semakin tinggi yang mengakibatkan produk
menentukan biaya tenaga kerja adalah UMP. tidak dapat bersaing di pasar.
Semakin besar UMP maka semakin menurun UMP yang besar akan memberikan beban
perkembangan UKM di Yogyakarta, dan yang tinggi bagi pengelola UKM. UMP di
sebaliknya semakin kecil UMP maka semakin Yogyakarta termasuk dalam kategori yang
tinggi perkembangan UKM di Yogyakarta. Hal rendah dibandingkan dengan kota-kota
ini disebabkan karena biaya tenaga kerja industri seperti Jakarta, Surabaya, atau kota-
dalam Usaha Kecil dan Menengah merupakan kota besar lainnya. Kondisi tersebut bisa
faktor yang dipertimbangkan dalam memberikan keuntungan bagi pengelola UKM
kelangsungan usaha. Jika biaya tenaga kerja di DIY. Semakin rendah UMP yang berarti
semakin besar, maka harga produk menjadi semakin murah biaya tenaga kerja akan
mendorong meningkatnya pertumbuhan UKM
212
di Yogyakarta. Tujuan penelitian ini adalah Kredit dalam kehidupan sehari-hari bukan
untuk menganalisis pengaruh Produk merupakan hal baru bagi masyrakat kita.
Domestik Regional Bruto, kredit modal kerja, Perkataan kredit tidak saja dikenal oleh
dan upah minimum propinsi terhadap UKM di masyarakat di kota besar, tetapi kredit telah
DIY. popular di masyarakat pedesaan. Hal ini
disebabkan karena manusia adalah Homo
LANDASAN TEORI Economic dan setiap manusia selalu
Produk Domestik Regional Bruto berusaha untuk memenuhi kebutuhannya.
(PDRB) Istilah kredit berasal dari yunani yaitu credere
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), Produk berarti kepercayaan bahasa latin creditum
Domestik Regional Bruto adalah jumlah nilai yang berarti kepercayaan akan kebenaran.
tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit Oleh karena itu dasar dari kredit ialah
usaha dalam suatu wilayah, atau merupakan kepercayaan. Seseorang maupun suatu
jumlah seluruh nilai barang dan jasa akhir badan yang memberikan kredit (kreditium)
yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi di percaya bahwa menerima kredit (debitur)
suatu wilayah. Perhitungan PDRB didekati dimasa mendatang akan sanggup memenuhi
dengan tiga cara, yaitu : segala sesuatu yang telah dijanjikan baik itu
a. Pendekatan Produksi: pendekatan berupa barang atau jasa (Kohler, 1964:237).
nilai tambah dimana nilai tambah bruto Kredit modal kerja adalah suatu jenis kredit
(NTB) dengan cara mengurangkan yang diberikan oleh Bank kepada debiturnya
nilai output yang dihasilkan oleh untuk memenuhi kebutuhan modal kerjanya.
seluruh kegiatan ekonomi dengan Kriteria dari modal kerja yaitu kebutuhan
biaya dari masing nilai produksi bruto modal yang habis dalam suatu siklus usaha,
tiap sektor ekonomi. hal ini apabila dilihat dari neraca suatu
b. Pendekaatan Pendapatan: Pada perusahaan berupa uang kas bank ditambah
pendekatan ini, nilai tambah dari dengan piutang dagang, ditambah persediaan
kegiatan-kegiatan ekonomi dihitung barang jadi, persediaan bahan proses, dan
dengan cara menjumlahkan semua persediaan bahan baku.
balas jasa faktor produksi yaitu upah, Kredit modal kerja juga merupakan fasilitas
gaji, surplus usaha, penyusutan, dan kredit yang dipergunakan untuk membiayai
pajak tak langsung neto. sementara kegiatan operasional rutin
c. Pendekatan Pengeluaran: Pendekatan perusahaan, baik yang bersifat langsung
ini digunakan untuk menghitung nilai maupun tidak langsung. Struktur permodalan
barang dan jasa yang digunakan oleh yang bersumber dari kredit perbankan, baik
berbagai golongan di masyarakat berupa kredit modal kerja, maupun kredit
untuk keperluan konsumsi rumah investasi, menjadi sangat penting bagi
tangga, pemerintah, dan yayasan perkembangan UKM. Namun, bila penyaluran
sosial. kredit perbankan kepada sektor UKM terus
Semakin tinggi PDRB suatu daerah maka menurun, bukan tidak mungkin bila usaha
semakin besar pendapatan masyarakat, untuk mendorong pertumbuhan ekonomi akan
sehingga akan mendukung tumbuhnya UKM terhambat. Dengan demikian semakin besar
di suatu daerah. Sebaliknya jika PDRB kredit modal kerja yang diberikan, maka
semakin rendah, maka pendapatan kinerja UKM akan semakin tumbuh dan
masyarakat akan semakin kecil dan hal ini berkembang dengan baik, karena UKM
akan menghambat pertumbuhan UKM. mampu memperluas pasar, melakukan
promosi sehingga penjualan semakin
Kredit Modal Kerja (KMK) meningkat.

213
Inovasi dan Kewirausahaan, Vol. 3, No. 3,September 2014

Upah Minimum Propinsi (UMP) adanya perkembangan industri maka akan


Sudah menjadi sifat dasar manusia pada memacu dan mengangkat pembangunan
umumnya menjadi lebih baik, lebih maju dari sektor-sektor lainnya (Arsyad, 2004)
posisi yang di punya saat ini, karena itu Perkembangan jumlah usaha industri
mereka menginginkan suatu kemajuan dalam UKM pada dasarnya dapat diukur dengan
hidupnya (Panggabean, 2002). Dari semua melihat angka pertumbuhannya. Berdasarkan
penghargaan yang dapat dan harus diberikan pengalaman di sebagian besar negara,
oleh perusahaan kepada karyawan, maka industrialisasi adalah suatu keharusan karena
faktor kompensasi yang dalam hal ini disebut menjamin kelangsungan proses
gaji, upah dan insentif menempati kedudukan pembangunan ekonomi jangka panjang
yang sangat penting. Oleh karena itu dengan laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi
diperlukan sistem pengupahan yang dan berkelanjutan. Industrialisasi dapat
kompetitif. menghasilkan pendapatan perkapita setiap
Upah Minimum adalah suatu standar tahun. Sumbangan kegiatan industri
minimum yang digunakan oleh para pengolahan (manufacturing) terhadap Produk
pengusaha atau pelaku industri untuk Domestik Bruto (PDB) di Indonesia
memberikan upah kepada pegawai, karyawan mengalami peningkatan dari tahun ke tahun
atau buruh di dalam lingkungan kerjanya. (Arsyad, 2004). Temuan penelitian ini sejalan
Pemerintah mengatur pengupahan melalui dengan hasil pengamatan Arsyad bahwa
Peraturan Mentri Tenaga Kerja No pada tingkat nasional, terjadi peningkatan
05/Men/1989 tanggal 29 Mei 1989 tentang sumbangan kegiatan industri terhadap PDB.
Upah Minimum. Untuk melindungi
pekerja/buruh dari kesewenangan pengusaha Hubungan Antara KMK dengan UKM
yang memberikan upah tidak layak serta Keterbatasan modal akan membatasi
untuk mendorong peran pekerja dalam ruang gerak pengusaha dalam menjalankan
pelaksanaan proses produksi, maka perlu serta meningkatkan usahanya dan
upaya peningkatan kesejahteraan pekerja pendapatanya. Dengan kepemilikan modal
melalui penetapan upah minimum. yang terbatas serta kesulitan mendapatkan
Tingkatan upah minimum yang ditetapkan modal dari luar mengakibatkan sulitnya para
juga menjadi penentu bagi keberlangsungan pedagang kecil untuk mengembangkan
suatu industri baik kecil maupun menengah. usahanya. Hal ini terutama disebabkan
Menurut Mentri Perindustrian, MS Hidayat karena kesulitan mendapatkan akses kredit
mengatakan kenaikan UMP ideal bagi industri dari lembaga keuangan. Hingga saat ini
padat karya sebesar 15%. Dimisalkan, apabila lembaga keuangan khususnya perbankan
upah minimum provinsi naik berkisar 40% - yang ada belum mampu menjangkau
60% maka industri ini akan mati karena tidak pengusaha kecil.
ada yang mau membayar sejumlah itu. Kredit disini diasumsikan sebagai
Karena itu pemerintah harus waspada dan tambahan modal usaha atau untuk investasi.
memperhitungkan secara benar dalam Investasi sendiri dapat diartikan sebagai
penentuan UMP. pengeluaran - pengeluaran yang dilakukan
masyarakat terutama pengusaha (RTP) dan
Hubungan Antar Variabel Penilitian bisa juga dilakukan oleh pemerintah (RTN)
Hubungan antara PDRB dengan UKM untuk membeli barang–barang modal ataupun
Industrialisasi khususnya industry kecil peralatan–peralatan produksi. Tujuannya
dan menengah atau UKM bertujuan untuk mengganti atau menambah barang
meningkatkan nilai tambah seluruh sektor modal dalam perekonomian yang akan
ekonomi dengan sektor industri pengolahan digunakan dan untuk memperbesar jumlah
sebagai leading sector. Hal ini berarti dengan produksi dimasa yang akan datang. Barang

214
modal adalah barang–barang yang harus kerja (Fitrie Arianti, 2003). FX. Sugiyanto
melalui proses produksi lebih lanjut untuk (1991) dalam Fitrie Arianti (2003) juga
menjadi barang jadi atau barang yang siap menyatakan bahwa dalam jangka panjang
untuk dikosumsi. Sedangkan barang variabel tingkat upah merupakan variabel
konsumsi adalah barang –barang yang siap yang berpengaruh signifikan terhadap
untuk dikonsumsi. permintaan tenaga kerja pada industri
Setiap perubahan investasai dalam pengolahan. Disamping itu, Entri Sulistari
perekonomian masyarakat akan Gundo (1999) juga berpendapat bahwa
mempengaruhi pendapatan. Sebab secara apabila kenaikan tingkat upah tidak diiringi
teoritis setiap penambahan investasi akan dengan kebijakan makro yang tepat akan
menimbulkan kenaikan pendapatan nasional mengurangi kesempatan kerja karena
secara berlipat ganda. Peningkatan (I) konsekuensi kenaikan upah selalu dikaitkan
mendorong kenaikan GNP secara berlipat dengan kenaikan biaya produksi.
ganda. Pengeluaran investasi dipandang
sebagai pengeluaran yang berdaya tinggi METODE PENELITIAN
dalam mempengaruhi produk nasional.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa jika Pengambilan Data
investasi bertambah maka pendapatan juga Data yang digunakan dalam penelitian ini
bertambah. Dengan kata lain jika modal meliputi jumlah UKM, PDRB atas dasar harga
usaha bertambah maka usahanya akan lebih konstan 2000, kredit modal kerja menurut
besar dan penghasilan juga akan semakin sektor ekonomi, dan Upah Minimum Propinsi.
besar. Jenis data yang digunakan adalah data panel
Sebaliknya jika investasi berkurang maka yaitu gabungan Time series dan Cross section
pendapatan juga berkurang. Dengan kata lain dari tahun 2007-2011 dengan obyekk
jika modal usaha sedikit maka pendapatnnya penelitian yaitu 4 kabupaten dan 1 kota
juga sedikit (Asfia Murni, 2006:67). Akses madya di DIY. Data diperoleh dari
kredit bagi pengusaha sektor informal sangat Disperindagkop, UKM dan Badan Pusat
berpengaruh terhadap pendapatan usaha Statistik (BPS) Yogyakarta mulai tahun 2007 –
sektor informal. Apabila pengusaha sektor 2011.
informal mengakses kredit pada lembaga
keuangan maka akan meningkatkan Alat Analisis
usahanya dalam hal peningkatan produksi Untuk mengestimasi pengaruh PDRB,
barang dan jasa. Meningkatnya produktivitas kredit modal kerja, dan UMP digunakan alat
barang dan jasa yang dihasilkan akan analisis regresi dengan model data panel
mempengaruhi tingkat pendapatan. (pooled data). Ada 3 pendekatan yang
digunakan dalam menganalisis panel data
Hubungan Antara Upah Minimum Propinsi yaitu pendekatan Common effect, Fixed
dengan UKM effect, dan Random effect. Sebelum model
Upah tenaga kerja, bagi industri usaha diestimasi dengan model yang tepat, terlebih
merupakan biaya produksi sehingga dengan dahulu dilakukan pemilihan model. Pemilihan
meningkatnya upah tenaga kerja akan model yang digunakan dalam sebuah
mengurangi keuntungan perusahaan. Pada penelitian dipilih berdasarkan pertimbangan
umumnya, untuk memaksimalkan keuntungan statistik. Hal ini ditujukan untuk memperoleh
perusahaan disamping dengan cara dugaan yang efisien.
meminimalkan biaya juga mengoptimalkan Dalam penelitian ini ada dua uji yang
input produksi. Dengan meningkatnya upah dapat digunakan untuk memilih model yang
berarti meningkatnya biaya produksi dan terbaik. Pertama Chow Test, uji ini dilakukan
berpengaruh terhadap permintaan tenaga untuk memilih yang terbaik antara model

215
Inovasi dan Kewirausahaan, Vol. 3, No. 3,September 2014

Common atau Fixed Effect. Kedua Uji Dari persamaan di atas maka dapat
Hausman, uji ini dilakukan untuk memilih diformulasikan model regresi dalam bentuk
antara model Fixed Effect atau Random log linier yaitu sebagai berikut :
Effect. Setelah melakukan estimasi data panel Log UKM= Log β0+ β1 Log PDRB1it +β2Log
pemilihannya dilakukan dengan melihat KMK 2it+ β3LogUMP 3it+ eit
probabilitas F statistiknya dengan hipotesis: Keterangan :
1. Uji Chow Log UKMit =Jumlah usaha kecil menegah
H0: memilih menggunakan model estimasi (UKM) kabupaten i tahun t
Common Effect, jika nilai probabilitas F- (unit).
statistik tidak signifikan pada 5%. Log β0 = Konstanta.
H1: memilih menggunakan model estimasi β1, β2, β3 =Koefisien variabel
Fixed Effect, jika nilai probabilitas F- independent.
statistik tidak signifikan pada 5%. Log PDRB1it =Produk Domestik Regional
Bruto kabupaten i tahun t
2. Uji Hausman (juta rupiah).
H0: memilih menggunakan model estimasi Log KMK2it =Kredit modal kerja kabupaten
Random Effect, jika nilai probabilitas F- i tahun t (juta rupiah).
statistik tidak signifikan pada 5%. Log UMP3it =Upah minimum propinsi
H1: memilih menggunakan model estimasi (UMP) kabupaten i tahun t
Fixed Effect, jika nilai probabilitas F- (rupiah).
statistik tidak signifikan pada 5%.
PEMBAHASAN
Persamaan model data panel dengan
menggunakan data cross-section dapat ditulis Uji spesifikasi pemilihan model
sebagai berikut : Sebelum mengestimasi apakah variabel yang
digunakan berpengaruh terhadap jumlah
Yi = β0 + β1 Xi + µi ; i = 1, 2, , N dimana N UKM, maka terlebih dahulu dilakukan uji
adalah banyaknya data cross-section. spesifikasi pemilihan model. Langkah pertama
yang dilakukan yaitu menggunakan Uji Chow
Sedangkan persamaan model dengan time- dengan membandingkan antara Common
series adalah : Effect dan Fixed Effect. Dari hasil pengolahan
data diperoleh nilai distribusi statistic Chi
Yt = β0 + β1 Xt + µt ; t = 1, 2, , T dimana T Square sebesar 186.783611 dengan
adalah banyaknya data time-series. probabilitas 00000 (kurang dari 5%). Dengan
Mengingat data panel merupakan gabungan demikian secara statistik H0 ditolak dan
dari time-series dan cross-section, maka menerima H1, maka model yang tepat
model dapat ditulis sebagai berikut : digunakan adalah model estimasi Fixed Effect
Langkah selanjutnya adalah
Yit = β0 + β1 Xit + µit membandingkan model Fixed Effect dengan
Random Effect dengan uji Hausman. Jika
i = 1, 2, , N ; t = 1, 2, , T model terjadi perbedaan yang signifikan
(sig<0,05) maka model yang tepat adalah
dimana : Fixed Effect. Sebaliknya jika tidak ada
N = banyaknya observasi perbedaan yang signifikan (sig>0,05) maka
T = banyaknya waktu model yang tepat adalah Random.
N × T = banyaknya data panel Dari hasil pengujian diperoleh nilai
distribusi statistic Chi Square sebesar
24532991 dengan probabilitas 00000 (kurang

216
dari 5%) artinya model Fixed Effect lebih baik diungkapkan oleh Asfia Murni (2006), dimana
dibandingkan dengan model Random Effect. jika modal usaha bertambah maka usaha
industry tersebut juga akan lebih besar dan
akan pendapatan juga akan semakin besar.
Sebaliknya jika investasi berkurang maka
Hasil Estimasi pendapatan juga berkurang. Dengan kata lain
Hasil estimasi dengan menggunakan jika modal usaha sedikit maka pendapatnnya
model Fixed Effect diperoleh persamaannya juga sedikit.
sebagai berikut: Upah Minimum Propinsi (UMP)
Y = -14,619 + 2,95 LOG(PDRB) + 0,23 berpengaruh signifikan terhadap jumlah UKM
LOG(KMK) -0,2993 LOG(UMP) di DIY karena nilai probabilitas (p-value) lebih
Dari persamaan regresi diketahui bahwa kecil dari 0,05 yaitu sebesar 0.0000. UMP
jika tidak ada variabel lain yang dengan UKM memiliki arah hubungan yang
mempengaruhi, maka perkembangan UKM negatif, yang bermakna apabila UMP naik
konstan turun sebesar 14.19%, dengan diikuti sebesar 1%, maka jumlah UKM di Yogyakarta
: akan turun sebesar 0.2993%. Hal ini sesuai
1. Setiap kenaikan 1% PDRB, maka jumlah dengan penelitian terdahulu yang dilakukan
UKM di jogja akan naik sebesar 2.95% oleh FX. Sugiyanto (1991) dalam Fitrie Arianti
2. Setiap kenaikan 1% kredit modal kerja (2003) dimana ia menyatakan bahwa dalam
(KMK), maka jumlah UKM di jogja akan jangka panjang variabel tingkat upah
naik sebesar 0.23% merupakan variabel yang berpengaruh
3. Setiap kenaikan 1% upah minimum signifikan terhadap permintaan tenaga kerja
propinsi (UMP), maka jumlah UKM di jogja pada industri pengolahan. Disamping itu, Entri
akan turun sebesar 0.29993% Sulistari Gundo (1999) juga berpendapat
bahwa apabila kenaikan tingkat upah tidak
Pembahasan diiringi dengan kebijakan makro yang tepat
Berdasarkan hasil estimasi Fixed Effect, akan mengurangi kesempatan kerja karena
diketahui bahwa pada taraf signifikansi lima konsekuensi kenaikan upah selalu dikaitkan
persen variabel PDRB berpengaruh signifikan dengan kenaikan biaya produksi. Bila
terhadap jumlah UKM di DIY. Hal ini kesempatan kerja turun maka UKM juga akan
dikarenakan nilai probabilitas (p-value) PDRB mengalami penurunan. Berikut nilai konstanta
adalah 0,0000 yaitu lebih kecil dari 0,05 (5%). berdasarkan dummy variabel masing-masing
PDRB juga memiliki kolerasi yang positif kabupaten adalah sebagai berikut:
terhadap UKM di Yogyakarta, yang artinya YOGYA--C -0.913629
apabila PDRB naik sebesar 1%, maka jumlah SLEMAN--C -0.817278
UKM di Yogyakarta akan naik sebesar 2.95%. BANTUL--C -0.227662
Ini sesuai dengan pendapatan Arsyad (2004) KPROGO--C 1.645351
dimana setiap penambahan kegiatan yang GKIDUL--C 0.313218
ada di industri akan menambah nilai
pendapatan perkapita. Berdasarkan hasil dari estimasi model
Kredit Modal Kerja (KMK) berpengaruh Fixed Effect, dipersepsikan jika PDRB, KMK,
signifikan terhadap jumlah UKM di DIY. Hal ini dan UMP sama dengan nol (tidak mengalami
terlihat dari nilai probabilitas (p-value) KMK perubahan) maka persentase jumlah rata-rata
sebesar 0.0048, yaitu lebih kecil 0,05. Arah perkembangan UKM di Yogyakarta pada
hubungan KMK dengan UKM adalah positif, tahun 2007-2011 sebesar -14,6%. Akan tetapi
artinya apabila KMK naik sebesar 1%, maka jika dilihat berdasarkan masing-masing
jumlah UKM di Yogyakarta akan naik sebesar kabupaten terdapat perbedaan yg signifikan
0.23%. Hal ini sesuai dengan apa yang

217
Inovasi dan Kewirausahaan, Vol. 3, No. 3,September 2014

antar kabupaten, dengan asumsi variabel lain 2. Kredit modal kerja berpengaruh positif dan
di abaikan. signifikan terhadap perkembangan UKM di
Yogyakarta. Hal ini berarti semakin besar
1. Perkembangan UKM di Kota Yogya bila kredit modal kerja yang dikeluarkan oleh Bank
tidak di pengaruhi variabel lain, turun maka perkembangan UKM di Yogyakarta juga
sebesar 0.9136. Tetapi perkembangan akan semakin besar.
UKM di kota Yogya pada umumnya masih 3. Upah Minimum Propinsi berpengaruh
lebih besar 0.9% di banding signifikan negatif terhadap Perkembangan
perkembangan di propinsi DIY secara UKM di Yogyakarta. Hal ini diduga jika
keseluruhan. semakin besar UMP maka akan menjadi
2. Perkembangan UKM di kabupaten Sleman kendala besar terhadap biaya produksi. Jika
turun sebesar 0.8172. Tetapi demikian hal tersebut bisa mematikan usaha
perkembangan UKM di kabupaten sleman kecil dan menengah. Sebaliknya semakin
pada umumnya masih lebih besar 0.8% di kecil UMP maka akan mendorong terjadinya
banding perkembangan di propinsi DIY pertumbuhan UKM di Yogyakarta.
secara keseluruhan.
3. Perkembangan UKM di kabupaten Bantul Saran
turun sebesar 0.2276. Tetapi 1. Pemerintah Yogyakarta hendaknya
perkembangan UKM di kabupaten Bantul mampu meningkatkan pertumbuhan
pada umumnya masih lebih besar 0.2% di ekonomi melalui pengelolaan semua
banding perkembangan di propinsi DIY potensi daerah dengan meningkatkan
secara keseluruhan. pendapatan daerah dari berbagai sektor
4. Perkembangan UKM di kabupaten industri. Pertumbuhan ekonomi yang
Kulonprogo meningkat sebesar 1.6453. semakin baik akan mendorong
Hal ini berarti perkembangan UKM di tumbuhnya UKM. Sehingga pemerataan
kabupaten Kulonprogo pada umumnya pendapatan yang terjadi di Yogyakarta
masih lebih besar 1.6% di banding akan semakin baik dan tidak hanya
perkembangan di propinsi DIY secara didominasi oleh industri besar saja.
keseluruhan. 2. Dalam pemberian kredit modal kerja
5. Perkembangan UKM di kabupaten bagi UKM diperlukan adanya program
Gunung Kidul meningkat sebesar 0.8172. kemitraan yang merupakan wadah
Hal ini berarti perkembangan UKM di untuk pengembangan UKM. Tujuannya
kabupaten Gunung kidul pada umumnya agar unit program kemitraan sekurang-
masih lebih besar 0.3% di banding kurangnya dapat melakukan fungsi
perkembangan di propinsi DIY secara pembinaan, evaluasi, penyaluran,
keseluruhan. penagihan, pelatihan, monitoring,
promosi, fungsi administrasi dan
PENUTUP keungan.
Kesimpulan 3. Penetapan UMP hendaknya
Dari uraian pada bab-bab sebelumnya, disesuaikan dengan kondisi daerah
dapat disimpulkan bahwa: masing-masing. Sehingga penetapan
1. PDRB berpengaruh positif dan signifikan UMP tidak hanya menguntungkan
terhadap perkembangan UKM di propinsi tenaga kerja saja tetapi juga
Daerah Istimewa Yogyakarta. Sehingga menguntungkan pemiliki UKM. Dengan
semakin tinggi PDRB semakin tinggi kata lain UMP mampu memberikan
pertumbuhan ekonomi di Yogyakarta. Dengan keuntungan bersama baik pekerja
demikian perkembangan UKM di Yogyakarta maupun pemilik UKM.
juga akan semakin meningkat.

218
DAFTAR PUSTAKA Penyerapan Tenaga Kerja dan Pertumbuhan
Laporan Perkembangan UMKM, 2009-2013, Ekonomi Di Indonesia”,
Kerjasama Dinas Perindustrian IPB, Bogor.
Perdagangan Koperasi dan UKM Dengan Upah Minimum Propinsi (UMP) dan KHM, 2000
Pemerintah Kota Yogyakarta. – 2011, Kerjasama Dinas
Lestari S, 2007 “Perkembangan dan Strategi Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Daerah
Pengembangan Pembiayaan Istimewa Yogyakarta
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). dengan Pemerintah Kabupaten/Kota
Maulana I, 2011 “Usaha Kecil Menengah” (On- Yogyakarta.
line) Wafi A, 2010 “Pengaruh Jumlah Usaha, Nilai
Web http://ilal125ccblogspotcom 20 Juni 2013. Investasi, Dan Upah Minimum
Meydianawati G, 2003 “Analisa Perilaku Terhadap Permintaan Tenaga Kerja Pada
Penawaran Kredit Perbankan Kepada Industri Kecil Dan Menengah
Sektor UMKM di Indonesia” Universitas Di Kabupaten Semarang”, UNDIP, Semarang.
Udayana, Denpasar. Wiratno B, 2010 “Analisis Pengaruh
Muchlisin, R 2013 “Kajian Pustaka” (On-line) Pendapatan Daerah, Tingkat Investasi Dan
Usaha Mikro Kecil dan Tenaga Kerja di Jawa Tengah”, UNDIP,
Menengah Web http://wwwkajianpustakacom Semarang.
19 Juni 2013. Wulandari E, 2012 “Ruang Emy” (On-line)
Parapat G, 2005 “Pengaruh Kredit Modal Kerja Definisi Kredit Investasi dan Kredit
Terhadap Pertimbuhan Modal Kerja Web http://ruangemyblogspotcom
Ekonomi”. 19 Juni 2013.
PDRB Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar
Harga Konstan 2000, 2007 – 2011,
Kerjasama Badan Pusat Statistik
Kabupaten/Kota Yogyakarta Dengan
Pemerintah Kota Yogyakarta.
Prihatmo W, 2001 “Analisa Potensi Produk
Regional Domestik Bruto di Kota
Yogyakarta” Sekolah Tinggi Ekonomi,
Yogyakarta.
Posisi Kredit Bank Umum dalam Rupiah dan
Valuta Asing Menurut Sektor
Ekonomi, 2007 – 2011, Kerjasama Badan Pusat
Statistik Kabupaten/Kota
Yogyakarta Dengan Pemerintah Kota
Yogyakarta.
Raselawati Ade, 2011 “Pengaruh Perkembangan
Usaha Kecil Menengah
Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Pada Sektor
Ukm di Indonesia”, UIN,
Jakarta.
Sadono S, 1998 “Pengantar Teori
Makroekonomi”, PT Raja Grafindo Persada,
Jakarta.
Tejasari Maharani, 2008 “Peranan Sektor Usaha
Kecil Menengah Dalam

219

Anda mungkin juga menyukai