Oleh: Yulhanis
1
Darwis A. Sulaiman, 2008. Tarek Pukat dan 2
Daud Syamsuddin, et al., Adat Meulaot
Kenduri Laot. Aceh Mozaik Tradisi untuk Pariwisata, (Adat Menangkap Ikan di Laut), (Banda Aceh: CV.
(Jakarta: Departemen Kebudayaan dan Pariwisata), Boebon Jaya, 2010), hlm. 111.
hlm. 139.
Haba No.93/2019 26
Wacana
berada. Mereka mencoba mengabadikan mencapai 100 meter atau ada juga sekitar 50
tradisi warisan indatu itu lewat tulisan yang meter aja. Sulamannya; ada yang jarang,
dapat dibaca setiap generasi. ada yang rapat. Yang jarang biasanya untuk
menangkap ikan yang agak besar,
sedangkan yang kecil/rapat untuk
Tradisi Tarek Pukat menangkap ikan kecil atau sedang. 3
Tarek pukat merupakan tradisi Jaring merupakan jala khusus dan
warisan para pendahulu di Aceh. Nelayan merupakan sulaman benang nilon yang
pada umumnya mempelajari teknik ini dibuat sedemikian rupa hingga membentuk
secara autodidak dari generasi ke generasi lubang kotak berangkai, jaring akan
sejak kecil hingga dewasa. Mulai dari terbentuk secara sempurna apabila di
membuat jaring, menyulam benang dari tali dalamnya terdapat pelampug, pemberat,
menjadi pukat, hingga menggunakanya atau nilon dan kawat besi. Benang jaring
secara cermat di laut. adalah tali yang memiliki beberapa serat
dengan cara memintal, proses pembuatan
Cara ini merupakan teknik ramah
benang jaring terdapat dua cara penyulaman
lingkungan dimana masyarakatnya menebar
dan pemintalan. Sulam yang dibuat dengan
jaring panjang di laut dan menariknya
cara dianyam (disilangkan) yang diproses
beramai-ramai untuk mendapatkan ikan
dengan menjalin tiga ruas atau lebih benang
kearah pantai, sebagian ikan dijual untuk sehingga benang-benang tersebut saling
mendapatkan uang, sebagian lagi akan di menyilang satu sama lain.
bawa pulang untuk kebutuhan keluarga.
Tradisi ini sudah dilakukan secara turun Mata jaring, benang jaring yang
temurun dan masih bertahan hingga telah dibentuk menjadi seutas tali
sekarang. selanjutnya dibuat mata jaring. Mata jaring
adalah jalinan tali jaring yang terdiri dari
empat knot dan empat bar. Lebar mata
Cara Membuat Pukat jaring ditentukan dengan mengukur jarak
antara dua knot yang berjauhan pada sisi
Jaring merupakan sejenis alat dalam mata jaring dan bahan jaring dalam
penangkap ikan yang lazim dipakai oleh kedaan basah. Mata jaring dibentuk oleh
para nelayan pesisir. Jaring digunakan empat simpul dan empat bar. Simpul yang
selain untuk menangkap ikan di laut, juga terletak pada arah benang (jika disimpul
untuk menangkap ikan pada air tawar. benang jaring tak akan terputus), dan yang
Jaring terbuat dari benang yang dirajut. tegak lurus dengan arah benang disebut
Bahan yang digunakan yaitu serabut kelapa, point (benang jaring terputus). 4
benang nilon /samsi (tali pancing). Ijuk dari
batang enau. Jaring dapat dibuat sesuai Adapun alat–alat yang
kebutuhan dengan memberi tambahan dipergunakan untuk tarek pukat yaitu pukat
kelengkapannya seperti: tali pelampung, yang terdiri atas beberapa bagian yang
pemberat dan sebagainya. Jaring terbuat disambung-sambung sehingga membentuk
dari benang katon, juga ada yang terbuat huruf U. alat-alat tersebut terdiri dari awe
dari benang nilon atau benang atom. (rotan) pada bagian permulaan, tali ijuk
Lebarnya biasanya berkisar lebih kurang 2,5 pada bagian kedua, dan untung (bagian
meter dan panjangnya tidak tentu, ada yang
3
Daud Syamsuddin, Op Cit. hlm. 87 Kabupaten Cirebon), (Kemendibud Dirjenbud,
Direktorat kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha
4
Heryana Agus, Waring Jaring Nelayan Esa dan Tradisi), hlm. 67-68.
(Pengetahuan Tradisional Penangkapan Ikan
27 Haba No.93/2019
Wacana
5
Op Cit. hlm. 64. 7
Hermaliza Essi, Nasib Pukat Tradisional Di
Era Reformasi, (Bulletin Haba No. 74. Balai
6
Wibowo Budi Agus, dkk. Sistem Pelestarian Nilai Budaya Banda Aceh, 2015,) hlm. 31.
Pengetahuan Kenelayanan Pada Masyarakat Nelayan
Aceh Besar, (Balai Kajian Sejarah dan Nilai
Tradisional Banda Aceh, 2000,) hlm. 62-63.
Haba No.93/2019 28
Wacana
8
Ibid.
29 Haba No.93/2019
Wacana
keadaan laut sekitarnya bening dan bewarna dan ia dapat mengadu kepada panglima laot
biru terang dan matahari bersinar terik. 9 sebagai lembaga hukum yang menaungi
para nelayan untuk mengambil tindakan di
Nilai keadilan juga sangat
tingkat yang lebih tinggi. 10
menonjol dalam kegiatan tarek pukat.
Kepada mereka yang terlibat dalam
kegiatan itu diberikan ikan oleh pawang
Penutup
laot sebagai jasa untuk jerih payahnya yang
disebut hareukat pukat, kemudian hasil Tradisi tarek pukat masih
tangkapan ikan itu dibagi-bagikan untuk dijalankan dalam masyarakat Aceh hingga
aneuk pukat, pawang dan pemilik pukat. sekarang, terutama mereka yang bertempat
Masing-masing pihak (pemilik pukat, aneuk tinggal di pesisir. Eksistensinya perlu
pukat dan pawang) serta masyarakat yang dipertahankan, rasa kebersamaan dan
membantu mendapat bagian yang adil tolong menolong dalam masyarakat nelayan
sesuai dengan kedudukan setiap pihak dan terus terjaga. Saat ini aktivitas nelayan yang
besarnya hasil tangkapan ikan. satu ini dapat dijadikan salah satu aktivitas
budaya yang menarik perhatian wisatawan
Nilai kejujuran juga mendapat
yang datang ke Aceh. Beberapa di antara
tempat tersendiri dalam tarek pukat. Dalam
yaitu lokasi objek wisata Uleelheu,
masyarakat nelayan ada ketentuan bahwa
Lhoknga dan Krueng Raya. Eksistensi
pukat tidak boleh dilabuh pada tempat-
tradisi ini bisa dijadikan modal untuk
tempat yang telah diberi tanda oleh orang
memperkenalkan budaya dan tradisi Aceh
tertentu, baik di kuala atau muara, sungai,
kepada para wisatawan, sekaligus melihat
tepi pantai atau tengah laut. Tanda itu
secara langsung tradisi tarek pukat yang
berlaku bagi pukat darat. Apabila terjadi
dilakukan masyarakat Aceh.
pelanggaran aturan itu maka orang yang
memberi tanda itu berhak mengambil
setengah dari hasil ikan yang ditangkap
dalam lingkungan tanda yang dibuatnya,
9
Op. Cit. Daud Syamsuddin, hlm. 63.
10
Sulaiman , darwis , Op. Cit. Hlm. 143-144.
Haba No.93/2019 30