Anda di halaman 1dari 5

Wacana

TRADISI TAREK PUKAT DALAM MASYARAKAT ACEH

Oleh: Yulhanis

Pendahuluan pada cara menangkap ikan tradisional


dengan menggunakan alat yang di sebut
Tarek pukat jadeh beh
pukat. 1
Jadilah kini kita menarik pukat Pukat merupakan teknologi yang
Eungkot karong sudah cukup lama digunakan oleh sebagian
dilaboh nelayan Aceh, berupa jaring atau jala besar
dan panjang untuk menangkap ikan di laut.
Ikan karong dijala Selain karena pukat dapat digunakan untuk
Eungkot jeunara,jeunara menangkap ikan dalam jumlah banyak,
pukat juga terbilang mudah di gunakan. 2
Ikan jeunara, jeunara Pukat juga dianggap sebagai alat yang
Eungkot jeunara sederhana dan tidak berbahaya bagi
lingkungan sekitarnya, karena pukat ramah
Ikan jeunara lingkungan penggunaannya dapat
disesuaikan dengan target, lebar jaring dan
dapat disesuaikan dengan ukuran jenis
Syair di atas sangat akrab di telinga
tangkapan. Hal ini menunjukkan bahwa
masyarakat Aceh pesisir, baik di pesisir
kendati dapat menangkap banyak ikan,
barat maupun pesisir timur. Laut menjadi
pukat tidak diperuntukkan menyapu ikan-
latar utama dalam daur hidup masyarakat
ikan kecil sekaligus, ada ukuran tertentu
pesisir. Sejak lama, budaya melaut menjadi
yang ditargetkan namun meloloskan ikan
kebiasaan dan dijadikan sumber mata
yang berukuran kecil atau tumbuh besar. Ini
pencaharian orang pesisir. Aceh yang
dimaksudkan untuk memberi kesempatan
dikaruniai hasil laut yang melimpah
ikan tetap berkembang biak dengan baik
menjadikan pekerjaan ini layak
dan produksi ikan juga dapat terjaga.
dipertahankan.
Penjelasan di atas menunjukkan
Di antara mata pencaharian yang
bahwa lebih dari sekedar cara menangkap
dapat diandalkan adalah pekerjaan sebagai
ikan di laut, tarek pukat menyimpan
nelayan yang menggantungkan hidupnya
kearifan tradisional dengan nilai budaya
dari mencari ikan. Adapun teknik yang
yang perlu dipertahankan dan diteruskan
lazim digunakan untuk menangkap ikan
dari generasi ke generasi. Oleh sebab itu,
adalah dengan pukat, dalam budaya Aceh
tarek pukat sering kali menjadi topik yang
dikenal dengan istilah tarek pukat. Teknik
masih menarik untuk ditulis. Bila mencoba
ini telah membudaya sejak lama dan
googling maka akan terlihat bahwa hampir
menjadi bagian dari tradisi. Tarek pukat
setiap tahun ada yang menulis dengan tapik
merupakan istilah budaya yang merujuk
tarek pukat, terlepas dari mana pun mereka

1
Darwis A. Sulaiman, 2008. Tarek Pukat dan 2
Daud Syamsuddin, et al., Adat Meulaot
Kenduri Laot. Aceh Mozaik Tradisi untuk Pariwisata, (Adat Menangkap Ikan di Laut), (Banda Aceh: CV.
(Jakarta: Departemen Kebudayaan dan Pariwisata), Boebon Jaya, 2010), hlm. 111.
hlm. 139.

Haba No.93/2019 26
Wacana

berada. Mereka mencoba mengabadikan mencapai 100 meter atau ada juga sekitar 50
tradisi warisan indatu itu lewat tulisan yang meter aja. Sulamannya; ada yang jarang,
dapat dibaca setiap generasi. ada yang rapat. Yang jarang biasanya untuk
menangkap ikan yang agak besar,
sedangkan yang kecil/rapat untuk
Tradisi Tarek Pukat menangkap ikan kecil atau sedang. 3
Tarek pukat merupakan tradisi Jaring merupakan jala khusus dan
warisan para pendahulu di Aceh. Nelayan merupakan sulaman benang nilon yang
pada umumnya mempelajari teknik ini dibuat sedemikian rupa hingga membentuk
secara autodidak dari generasi ke generasi lubang kotak berangkai, jaring akan
sejak kecil hingga dewasa. Mulai dari terbentuk secara sempurna apabila di
membuat jaring, menyulam benang dari tali dalamnya terdapat pelampug, pemberat,
menjadi pukat, hingga menggunakanya atau nilon dan kawat besi. Benang jaring
secara cermat di laut. adalah tali yang memiliki beberapa serat
dengan cara memintal, proses pembuatan
Cara ini merupakan teknik ramah
benang jaring terdapat dua cara penyulaman
lingkungan dimana masyarakatnya menebar
dan pemintalan. Sulam yang dibuat dengan
jaring panjang di laut dan menariknya
cara dianyam (disilangkan) yang diproses
beramai-ramai untuk mendapatkan ikan
dengan menjalin tiga ruas atau lebih benang
kearah pantai, sebagian ikan dijual untuk sehingga benang-benang tersebut saling
mendapatkan uang, sebagian lagi akan di menyilang satu sama lain.
bawa pulang untuk kebutuhan keluarga.
Tradisi ini sudah dilakukan secara turun Mata jaring, benang jaring yang
temurun dan masih bertahan hingga telah dibentuk menjadi seutas tali
sekarang. selanjutnya dibuat mata jaring. Mata jaring
adalah jalinan tali jaring yang terdiri dari
empat knot dan empat bar. Lebar mata
Cara Membuat Pukat jaring ditentukan dengan mengukur jarak
antara dua knot yang berjauhan pada sisi
Jaring merupakan sejenis alat dalam mata jaring dan bahan jaring dalam
penangkap ikan yang lazim dipakai oleh kedaan basah. Mata jaring dibentuk oleh
para nelayan pesisir. Jaring digunakan empat simpul dan empat bar. Simpul yang
selain untuk menangkap ikan di laut, juga terletak pada arah benang (jika disimpul
untuk menangkap ikan pada air tawar. benang jaring tak akan terputus), dan yang
Jaring terbuat dari benang yang dirajut. tegak lurus dengan arah benang disebut
Bahan yang digunakan yaitu serabut kelapa, point (benang jaring terputus). 4
benang nilon /samsi (tali pancing). Ijuk dari
batang enau. Jaring dapat dibuat sesuai Adapun alat–alat yang
kebutuhan dengan memberi tambahan dipergunakan untuk tarek pukat yaitu pukat
kelengkapannya seperti: tali pelampung, yang terdiri atas beberapa bagian yang
pemberat dan sebagainya. Jaring terbuat disambung-sambung sehingga membentuk
dari benang katon, juga ada yang terbuat huruf U. alat-alat tersebut terdiri dari awe
dari benang nilon atau benang atom. (rotan) pada bagian permulaan, tali ijuk
Lebarnya biasanya berkisar lebih kurang 2,5 pada bagian kedua, dan untung (bagian
meter dan panjangnya tidak tentu, ada yang

3
Daud Syamsuddin, Op Cit. hlm. 87 Kabupaten Cirebon), (Kemendibud Dirjenbud,
Direktorat kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha
4
Heryana Agus, Waring Jaring Nelayan Esa dan Tradisi), hlm. 67-68.
(Pengetahuan Tradisional Penangkapan Ikan

27 Haba No.93/2019
Wacana

ujung yang berbentuk perangkap tempat Pukat tradisional di Aceh adalah


berkumpulnya ikan). sejenis pukat pantai yaitu suatu alat
penangkap ikan berbentuk jaring panjang,
Berdasarkan teknik melempar
bersayap dan memiliki sebuah kantong
jalanya, pekerjaan menebar pukat dalam
ujungnya. Pukat atau leun pukat adalah
masyarakat Aceh terbagi dua yaitu: laboh
kawasan bineh pasie (tepi pantai) yang di
darat dan laboh laot. Laboh darat adalah
pergunakan untuk kegiatan menarik pukat
teknik laboh pukat dengan cara menggiring
darat (pukat banting atau pukat Aceh dan di
dan menarik pukat yang direntangkan di
Aceh Besar disebut juga anggok. Sebagai
laut ke arah pantai. Biasanya pekerjaan
alat tangkap tradisional Aceh memiliki
laboh darat ini dikomando oleh seorang
komponen yang saling mendukung dan
pawang laot. Pekerjaan laboh darat yaitu
tidak dapat dipisahkan dan masing-masing
sewaktu pukat dikayuh melewati
komponen memiliki bentuk dan fungsi yang
gelombang, lalu dua orang awak pukat
berbeda 7.
melompat membawa gulungan awe ke
darat, sedangkan yang lain atau awak pukat Pembuatan jaring pertama adalah
yang ada di atas perahu sebagian bekerja membentangkan kayu dengan cara
sebagai pendayung dan sebagian lagi digantung yang berfungsi sebagai penahan
menjatuhkan alat-alat pukat seperti ijuk, benang jaring. Belitkan coban (coban
ulaya, dan awe. Sementara laboh laut merupakan alat penyimpan benang yang di
adalah pekerjaan meulaboh pukat di tengah- fungsikan sebagai jarum bentuknya panjang
tengah laut, dilaksanakan apabila tiba lancip seperti panah terbuat dari bamboo
musim ombak besar dan banyaknya atau plastik). Masukan coban ke dalam mata
terdapat ikan-ikan di laut. Biasanya dengan jaring sehingga ujung benang akan sedikit
menggunakan jaring yang dibentangkan dan tertinggal di bawah simpul. Gunakan jari-
dilemparkan ke dalam laut. Membawa jari, punterlah melingkar kedua sisi (kiri).
jaring pukat ke laut disebut meulaboh pukat,
1. Jok Pukat atau Sayap yaitu sepasang
jaring pukat ini biasanya di bawa sejauh
jaring yang terletak di sisi kiri dan kanan
panjang tali pukat sejauh setengah
pukat yang berfungsi sebagai dinding
kilometer atau setengah mil. Pekerjaan ini
untuk menggiring ikan agar masuk ke
diawasi oleh seorang pawang yang
dalam kantong pukat. Komponen ini
mengetahui seluk beluk di mana jaring
terbuat dari tali ijuk atau serat pohon
pukat tepat untuk di laboh. 5
enau.
Adapun yang menarik pukat dari
2. Ulaya atau badan pukat yaitu bagian
darat yaitu kedua tali pukat masing-masing
badan jaring yang berbentuk bulat
di sebelah kiri dan sebelah kanan adalah
panjang dan terletak ditengah, yakni
para aneuk pukat dan boleh siapa saja yang
antara jok pukat dan euntong.
mau membantu, biasanya yang menarik
Komponen ini terbuat dari benang katun
pukat ini adalah laki-laki dewasa. Semua
dan berfungsi untuk mengurung ikan
gerakan penarik pukat diselaraskan dengan
yang sudah masuk ke dalam kantong.
aba-aba dari pawang di atas perahu. 6
3. Euntong atau kantong yaitu sebuah
kantong berbentuk kerucut sebagai

5
Op Cit. hlm. 64. 7
Hermaliza Essi, Nasib Pukat Tradisional Di
Era Reformasi, (Bulletin Haba No. 74. Balai
6
Wibowo Budi Agus, dkk. Sistem Pelestarian Nilai Budaya Banda Aceh, 2015,) hlm. 31.
Pengetahuan Kenelayanan Pada Masyarakat Nelayan
Aceh Besar, (Balai Kajian Sejarah dan Nilai
Tradisional Banda Aceh, 2000,) hlm. 62-63.

Haba No.93/2019 28
Wacana

tempat ikan terperangkap. Komponen terawat baik. Menjaring ikan seperti


ini terbuat dari benang yang dirajut menjaring kebersamaan meskipun hasil
seukuran jari telunjuk dan dapat tangkapan tak sampai satu keranjang.
disesuaikan dengan ukuran jenis Selama proses menarik pukat, masyarakat
tangkapan yang ditargetkan. akan berdatangan. Ada yang hanya
menonton, melihat dari kejauhan, ada pula
4. Lamat atau Rundok yaitu tali penarik
yang dating menghampiri lalu ikut
yang berfungsi untuk menarik pukat ke
membantu. Tentu dibolehkan, tarek pukat
pantai. Komponen ini terletak pada
adalah cermin gotong royong yang nyata.
bagian sayap. Biasanya dibutuhkan
Mereka yang membantu selain aneuk pukat
sekitar 15 orang atau lebih personil
tetap akan menerima bagiannya atas
penarik atau disebut juga teumepoh.
lelahnya. Pawang pukat akan
Komponen ini terbuat dari batang rotan
menghitungnya sebagai aneuk pukat yang
yang dipilin kira-kira sebesar
akan ikut menerima haknya.
pergelangan tangan orang dewasa 8.
Adanya keikutsertaan masyarakat
nelayan Aceh dalam tarek pukat
Serba-Serbi dalam Tradisi menggambarkan nilai kejujuran, nilai
Tarek Pukat keadilan dan gotong royong. Gotong royong
merupakan salah satu nilai yang hidup
Sebelum menarik pukat, para
dalam masyarakat Aceh. Pekerjaan tarek
aneuk pukat menggunakan tali temali yang
pukat adalah salah satu kegiatan bersama
sudah siap dililit di pinggang. Masing-
bukan saja antara pawang pukat dan anak
masing aneuk pukat membekali diri dengan
buahnya (aneuk pukat), tetapi mereka yang
kebutuhannya. Ada yang menggunakan ban
berada di sekitarnya saling tolong-
dalam bekas sebagai penahan agar tali tidak
menolong dalam menarik pukat.
langsung menggesek dikulit. Ada yang
menggunakan sarung tangan untuk Dalam menangkap ikan di laut
menyiasati kasarnya permukaan tali. Trik- masyarakat aceh dapat membaca tanda-
trik tersebut akan memudahkan mereka tanda alam yang terjadi. Sinar matahari
dalam proses menarek pukat. Aneuk pukat dapat mempengaruhi kegiatan ikan. Saat
umumnya tidak kurang dari delapan orang. yang paling baik menangkap ikan dengan
Empat orang di sayap kanan dan empat pukat adalah pada waktu subuh. Pada
orang di sayap kiri. Mereka berbaris rapi malam hari kegiatan ikan akan berpengaruh
dari depan sampai ke belakang sembari pada ada tidaknya bulan. Seperti diketahui
berjalan mundur, mereka secara perlahan- air laut mengandung garam sehingga sinar
lahan bergerak menarik pukat yang telah bulan pada malam hari akan menyebabkan
ditebar ke laut sesekali terdengar para ikan di dalam laut menyala karena pantulan
penarik pukat saling berkelakar agar cahaya dari atas permukaan air. Jika pada
suasana kerja menjadi menyenangkan malam hari angin kencang dan ombak
karena dibutuhkan waktu lebih dari satu jam besar. Sedangkan pada musim hujan, para
untuk menarik seluruh pukat ke darat. nelayan tidak menangkap ikan, karena ikan
Untuk itu, diperlukan kesabaran dan di laut cenderung lebih sedikit dan adanya
semangat agar hasilnya dapat diangkat luapan air sungai. Jika suhu air laut panas
sepenuhnya. ikan akan lebih ke dalam laut atau ke tengah
laut untuk mencari suhu yang lebih dingin.
Kebersamaan yang ada dalam
Saat yang tepat menarik pukat adalah pada
masyarakat Aceh begitu indah hingga kini

8
Ibid.

29 Haba No.93/2019
Wacana

keadaan laut sekitarnya bening dan bewarna dan ia dapat mengadu kepada panglima laot
biru terang dan matahari bersinar terik. 9 sebagai lembaga hukum yang menaungi
para nelayan untuk mengambil tindakan di
Nilai keadilan juga sangat
tingkat yang lebih tinggi. 10
menonjol dalam kegiatan tarek pukat.
Kepada mereka yang terlibat dalam
kegiatan itu diberikan ikan oleh pawang
Penutup
laot sebagai jasa untuk jerih payahnya yang
disebut hareukat pukat, kemudian hasil Tradisi tarek pukat masih
tangkapan ikan itu dibagi-bagikan untuk dijalankan dalam masyarakat Aceh hingga
aneuk pukat, pawang dan pemilik pukat. sekarang, terutama mereka yang bertempat
Masing-masing pihak (pemilik pukat, aneuk tinggal di pesisir. Eksistensinya perlu
pukat dan pawang) serta masyarakat yang dipertahankan, rasa kebersamaan dan
membantu mendapat bagian yang adil tolong menolong dalam masyarakat nelayan
sesuai dengan kedudukan setiap pihak dan terus terjaga. Saat ini aktivitas nelayan yang
besarnya hasil tangkapan ikan. satu ini dapat dijadikan salah satu aktivitas
budaya yang menarik perhatian wisatawan
Nilai kejujuran juga mendapat
yang datang ke Aceh. Beberapa di antara
tempat tersendiri dalam tarek pukat. Dalam
yaitu lokasi objek wisata Uleelheu,
masyarakat nelayan ada ketentuan bahwa
Lhoknga dan Krueng Raya. Eksistensi
pukat tidak boleh dilabuh pada tempat-
tradisi ini bisa dijadikan modal untuk
tempat yang telah diberi tanda oleh orang
memperkenalkan budaya dan tradisi Aceh
tertentu, baik di kuala atau muara, sungai,
kepada para wisatawan, sekaligus melihat
tepi pantai atau tengah laut. Tanda itu
secara langsung tradisi tarek pukat yang
berlaku bagi pukat darat. Apabila terjadi
dilakukan masyarakat Aceh.
pelanggaran aturan itu maka orang yang
memberi tanda itu berhak mengambil
setengah dari hasil ikan yang ditangkap
dalam lingkungan tanda yang dibuatnya,

9
Op. Cit. Daud Syamsuddin, hlm. 63.
10
Sulaiman , darwis , Op. Cit. Hlm. 143-144.

Yulhanis, S.Ag. adalah Pengadministrasi Perpustakaan


pada Balai Pelestarian Nilai Budaya Aceh

Haba No.93/2019 30

Anda mungkin juga menyukai