Nim : 2002010278
Kelas/Semester : F/5
Soal
Baca :
1) Ketentuan pasal 2 UU No.17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. Pasal 2 menegaskan
tentang pengertian keuangan negara yang menegaskan bahwa kekayaan negara atau
kekayaan daerah yang dikelola sendiri atau oleh pihak lain yang dapat dinilai dengan
uang, termasuk kekayaan yang dipisahkan pada perusahaan negara atau perusahaan
daerah.
2) Pasal 1 angka 2 UU No.19 Tahun 2003 tentang Badan usaha Milik Negara bahwa
perusahaan persero yang selanjutnya disebut persero adalah badan usaha milik negara
yang berbentuk perseroan terbatas yang modalnya terbagi saham yang seluruh atau paling
sedikit 51% (lima puluh satu persen) sahamnya dimiliki oleh Negara Republik Indonesia
yang tujuan utamanya adalah mengejar keuntungan.
3) Pasal 4 ayat (1) UU No.19 Tahun 2003 yang menegaskan bahwa modal badan usaha
milik negara merupakan dan berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan. Penjelasan
pasal 4 ayat (1) bahwa yang dimaksud dengan dipisahkan adalah pemisahaan kekayaan
negara dari APBN untuk dijadikan sebagai penyertaan modal negara pada badan usaha
milik negara untuk selanjutnya pembinaan dan pengelolaannya tidak lagi didasarkan pada
sistem anggaran pendapatan dan belanja negara, namun pembinaan dan pengelolaannya
didasarkan pada prinsip prinsip perushaan yang sehat.
Apakah ketentuan pasal 2 UU No.17 Tahun 2003 memiliki kekuatan hukum mengikat yang
yuridis ketika dikaitkan dengan ketentuan pasal 1 angka 2 dan pasal 4 ayat (1) UU No. 19 Tahun
2003 tentang Badan Usaha Milik Negara (BUMN; apakah ketika terdapat piutang pada BUMN
karena akibat perjanjian yang dibuat selaku entitas perusahaan dapat dikelompokan sebagai
piutang milik negara; sebagai pemisahaan kekayaan negara?)
Jawaban Saya
Pengertian keuangan negara dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara adalah segala hak dan kewajiban negara yang dapat dinilai dengan uang, serta segala
sesuatu baik berupa uang maupun barang yang dapat dijadikan milik negara berhubung dengan
pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut. Selanjutnya, dalam Pasal 2 huruf g dijabarkan lebih
lanjut bahwa keuangan negara meliputi kekayaan negara/kekayaan daerah yang dikelola sendiri
atau oleh pihak lain berupa uang, surat berharga, piutang, barang, serta hak-hak lain yang
dapat dinilai dengan uang, termasuk kekayaan yang dipisahkan pada perusahaan
negara/perusahaan daerah. Sesuai dengan ketentuan tersebut, dapat ditafsirkan bahwa kekayaan
BUMN juga termasuk domain dari keuangan negara. Dengan demikian, dapat disimpulkan
bahwa Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 menyatakan (secara tidak langsung) bahwa
piutang BUMN adalah termasuk piutang negara.
Tetapi ketentuan di atas menjadi kontradiktif dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003
tentang Badan Usaha Milik Negara (UU BUMN) yaitu dalam Pasal 1 angka 1 UU BUMN,
disebutkan bahwa BUMN adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya
dimiliki oleh negara melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan negara yang
dipisahkan, dan juga dengan ketentuan Pasal 1 angka 2 UU BUMN, Perusahaan Perseroan, yang
selanjutnya disebut Persero, adalah BUMN yang berbentuk perseroan terbatas yang modalnya
terbagi dalam saham yang seluruh atau paling sedikit 51 % (lima puluh satu persen) sahamnya
dimiliki oleh Negara Republik Indonesia yang tujuan utamanya mengejar keuntungan. Dalam
Pasal 4 ayat (1) disebutkan pula bahwa modal BUMN merupakan dan berasal dari kekayaan
negara yang dipisahkan. Dalam penjelasan atas Pasal 4 ayat (1) tersebut, disebutkan bahwa yang
dimaksud dengan dipisahkan adalah pemisahan kekayaan negara dari APBN untuk dijadikan
penyertaan modal negara pada BUMN untuk selanjutnya pembinaan dan pengelolaannya tidak
lagi didasarkan pada sistem APBN, namun pembinaan dan pengelolaannya didasarkan pada
prinsip prinsip perusahaan yang sehat.
Dengan adanya penjelasan Pasal 4 ayat (1) tersebut khususnya frasa “pembinaan dan
pengelolaannya didasarkan pada prinsip-prinsip perusahaan yang sehat” dapat diartikan bahwa
pembinaan dan pengelolaan BUMN tunduk pada UU yang mengatur mengenai Perseroan
Terbatas, yang pada waktu itu masih berlaku adalah UndangUndang Nomor 1 Tahun 1995 dan
diganti dengan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007. Sehingga, berdasarkan ketentuan
dalam UU BUMN tersebut karena pembinaan dan pengelolaan BUMN tidak lagi
didasarkan pada mekanisme APBN melainkan didasarkan pada prinsip-prinsip
perusahaan yang sehat, maka dapat ditafsirkan bahwa piutang BUMN terlepas dari sistem
APBN dan berdampak piutang BUMN tidak dapat lagi disebut sebagai piutang negara
sehingga tidak berlaku ketentuan di dalam UU PUPN.
Soal
2. Jelaskan pendapat para ahli tentang pengelompokkan Keuangan Negara dalam arti sempit
dan dalam arti luas.
3. Berikan pendapat anda kenapa pengertian keuangan dikelompokkan dalam arti sempit
dan arti luas
Jawaban Saya
John F. Due, budget keuangan negara adalah suatu rencana keuangan untuk suatu
periode waktu tertentu. Government budget (anggaran belanja pemerintah) adalah suatu
pernyataan mengenai pengeluaran atau belanja yang diusulkan dan penerimaan untuk
masa mendatang bersama dengan data pengeluaran dan penerimaan yang sebenarnya
untuk periode mendatang dan periode yang telah lampau. John F. Due menyamakan
pengertian keuangan negara dengan anggaran (budget negara).
Van Der Kamp, Keuangan Negara adalah segala kewajiban dan hak negara yang dapat
diukur dengan uang, baik berupa uang atau barang yang dapat dijadikan milik negara
yang berhubungan dengan hak-hak dan kewajiban tersebut.
Glen A. Welsch. Keuangan Negara adalah seuatu bentuk pernyataan (statement) dari
rencana dan kebijaksanaan manajemen yang dipakai dalam suatu periode tertentu sebagai
petunjuk atau blue print dalam periode tersebut.
M. Subagio. Keuangan Negara adalah hak dan kewajiban negara yang bisa dinyatakan
dan diukur dengan satuan uang baik berupa uang maupun barang yang bisa dimiliki
negera berkaitan dengan pelaksanaan hak dan kewajiban itu.
2. Pengelompokkan Keuangan Negara dalam arti sempit dan arti luas menurut para ahli
3. Pendapat saya kenapa pengertian keuangan dikelompokkan dalam arti sempit dan arti
luas Karena secara umum keuangan negara adalah semua hal yang bertalian dengan
masalah penerimaan dan pengeluaran dari suatu negara. Menurut pasal 1 angka 1 UU No.
17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara pengertian Keuangan Negara adalah semua hak
dan kewajiban negara yang dapat dinilai dengan uang, serta segala sesuatu baik berupa
uang maupun berupa barang yang dapat dijadikan milik negara berhubung dengan
pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut. Pada akhirnya, keuangan negara pada dasarnya
berkenaan dengan penerimaan dan pengeluarann negara beserta segala sebab dan akibat
dari penerimaan dan pengeluaran tersebut dalam bentuk hak dan kewajiban negara yang
dapat dinilai dengan uang. Untuk dapat memudahkan hal tersebut maka secara
substantive keuangan negara dikelompokkan menjadi pengertian dalam arti sempit dan
arti luas. Keuangan negara dalam arti sempit adalah hanya mencakup keuangan negara
yang dikelola oleh tiap tiap badan hukum dan dipertanggungjawabkan masing masing.
Sedangkan keuangan negara dalam arti luas adalah mencakup anggaran pendapatan dan
belanja negara; anggaran pendapatan dan belanja daerah; dan keuangan negara pada
BUMN/BUMD.