Anda di halaman 1dari 2

Langkah-langkah dalam perencanaan pendidikan :

1. Pengumpulan Data
a. Metodologi Pengumpulan Data
Kita harus mempertimbangkan teknik untuk memperoleh data, mengaturnya, dan
memperbaruinya saat merencanakan pengumpulan data. Selain itu, ada lima langkah dalam
sistem organisasi data:
1. Informasi dikumpulkan dan dimasukkan ke dalam sistem komputer.
2. Informasi dimasukkan atau disimpan dalam ruang penyimpanan data.
3. Data yang sudah diolah dikemas sesuai dengan pedoman yang telah ditetapkan.
4. Data disajikan dalam format yang mudah dibaca.
5. Data dipindahkan dari satu titik sistem ke titik lainnya sesuai dengan kebutuhannya.
6. Informasi yang dikumpulkan selanjutnya dikategorikan dan dievaluasi.

b. Deskripsi Informasi dan Data


Ada perbedaan yang harus dibuat antara data dan informasi. Informasi tentang pengetahuan
yang diperoleh atau ditemukan melalui pengamatan, membaca, atau komunikasi. Data
adalah kebenaran yang harus disimpulkan, didokumentasikan, dimodifikasi, dan diproses
oleh setiap topik sebelum dapat digunakan untuk membantu perencanaan yang objektif.

c. Metode Pengumpulan Data


1. Penggunaan angket dan kuisioner
2. Interview atau wawancara
2. Diagnosis Perencanaan Pendidikan
Menganalisis data adalah cara untuk mendapatkan informasi. Penelitian dapat digunakan untuk
mendiagnosis kondisi pendidikan dengan menganalisis semua inisiatif dan hasil pendidikan,
termasuk rencana yang telah dibuat tetapi tidak dilaksanakan. Relevansi, efektivitas, dan efisiensi
merupakan salah satu faktor yang digunakan untuk menilai kondisi pendidikan. Perumusan
tujuan pendidikan nasional, tahap pertama dalam perencanaan pendidikan adalah menilai apakah
upaya pendidikan nasional saat ini sudah tepat, relevan, dan menghasilkan hasil yang
memuaskan. Hal ini dicapai dengan membandingkan atau mencocokkan produk upaya
pendidikan dengan tujuan dan mencatat perbedaan yang signifikan.
Proses ini disebut sebagai diagnostik, dan melibatkan identifikasi kekurangan dan kesalahan
dalam sifat, ruang lingkup, kualitas, struktur, dan tingkat kinerja kegiatan pendidikan nasional.
Kriteria diagnosis ini semata-mata didasarkan pada tujuan pendidikan nasional.

3. Perumusan Kebijakan
Desain kebijakan memaksakan batasan pada apa yang dapat diputuskan oleh individu lain.
Pemerintah dengan bantuan instansi terkait merumuskan kebijakan pendidikan pada tingkat
kelembagaan. Dalam kebanyakan kasus, Repelita sudah memuat kebijakan pendidikan.
Perencana pendidikan akan terus memainkan peran penting dalam pengembangan kebijakan,
terutama dalam menawarkan bimbingan teknis. Pengembangan kebijakan dalam menanggapi
lingkungan pendidikan yang ada, yang mengidentifikasi kekurangan dan keterbatasan yang harus
diatasi untuk mencapai relevansi, efektivitas, dan efisiensi. Tindakan korektif harus didasarkan
pada kebijakan yang dievaluasi secara berkala untuk memberikan kerangka kerja yang luas di
mana keputusan yang lebih spesifik dapat diambil.

Apabila di analisis tiga siklus diatas dengan mengelaborasi kasus tersebut maka langkah
langkahnya sebagai berikut :

1. Analisis data
Sesuai aturan sekolah bekerjasama dengan guru untuk memantau rencana pembelajaran yang
akan dilaksanakan selama wabah covid.
Sekolah menjalin kerjasama dengan guru dalam menghadapi pembelajaran di masa pandemi
dengan menyusun kurikulum darurat dengan bantuan tim pengembang kurikulum institusi,
dimulai dengan penyederhanaan RPP, model, dan metode pembelajaran di masa pandemi serta
peningkatan kompetensi dan kualitas guru, khususnya di bidang TIK. Sekolah bekerja sama
dengan dewan guru, membangun fasilitas dan infrastruktur yang diperlukan untuk menangani
pembelajaran selama pandemi. Sekolah bekerja sama dengan orang tua anak didik untuk
memastikan bahwa mereka siap untuk mendukung pembelajaran anak-anak mereka selama
pandemi. Sekolah memantau status lingkungan dalam kaitannya dengan pembelajaran yang akan
berlangsung, baik terbatas tatap muka maupun online.
2. Diagnosa Rencana Pendidikan
Setelah sekolah berkoordinasi dengan berbagai pihak, langkah selanjutnya adalah membuat
kurikulum darurat bersama tim pengembang kurikulum, kemudian mengkaji apakah kurikulum
darurat dapat diterapkan secara efektif dan efisien selama masa pandemi, serta mengevaluasi
kelemahan dan kelebihan kurikulum. Menyiapkan sarana dan prasarana yang diperlukan baik
untuk pembelajaran online maupun offline.
3. Perumusan Kebijakan
Menindaklanjuti diagnosis kekurangan dan manfaat penerapan kurikulum darurat, sekolah harus
mengevaluasi kembali apakah kurikulum tersebut layak digunakan selama masa pandemi dan
kemudian mengimplementasikan rencana kerja jangka pendek, menengah, dan panjang.

Anda mungkin juga menyukai