Anda di halaman 1dari 3

Nama : Salsabilla Amelia Vinaputri

NPM : 2210101003
Kelas : K1 Ekonomi Pembangunan
Dosen Pengampu : Feri Taupik Ridwan, S.Pd.,M.pd.

Tugas Artikel Pancasila

Tantangan Bangsa Indonesia di Era Post Truth dalam Mempertahankan Pancasila


Sebagai Sumber dari Segala Sumber Hukum/Kebijakan Negara Republik Indonesia.

 PENGENALAN ISU

Post-truth adalah istilah yang mengacu pada atau menggambarkan situasi di mana
keyakinan dan perasaan individu mempengaruhi pembentukan opini publik lebih dari fakta
objektif. Penyebaran post-truth yang terus berlanjut dapat menjadi ancaman bagi demokrasi dan
pluralisme. Dampak negatif dari fenomena post-truth ada 4. Pertama, asimetri antara kemajuan
teknologi informasi dengan kapasitas adaptif pemerintah dan masyarakat. Kedua, ada
perlombaan politik yang tidak pernah berakhir sejak pilples 2014. Ketiga, ada yang mendukung
ideologi ekstrim anti-Pancasila. Keempat, ada kekhawatiran tentang perubahan dan perbaikan
sistem yang diterapkan oleh pemerintah saat ini.

 ARGUMENTASI

Menurut Jujun S., Suriasumantri memperkenalkan tiga jenis teori kebenaran: (a)
Konsistensi, yaitu penegasan suatu proposisi (pernyataan, pengetahuan, pendapat, peristiwa, atau
informasi) valid jika dikaitkan dengan gagasan proposisi sebelumnya yang dapat dibuktikan
secara logis sesuai dengan kebutuhan logis, diakui atau dianggap benar. (b) Pragmatic/inherent
(disebut juga pragmatic) yaitu teori-teori berdasarkan kriteria tentang fungsi atau pernyataan
dalam ruang dan waktu tertentu. (c) Korespondensi (Theory of Compatible Truths) adalah teori
yang menyatakan bahwa pengetahuan itu valid jika sesuai dengan realitas yang menjadi
subjeknya.

Ketiga pendekatan ini dapat digunakan untuk menguji dan menemukan kebenaran di era
post-truth. Dikombinasikan dengan menemukan kebenaran melalui pemikiran kritis dan rasional.
Ketika berhadapan dengan masalah, orang menganalisis masalah berdasarkan pengalaman dan
pengetahuan mereka dan mencoba untuk sampai pada solusi yang tepat. Berpikir Analitik dan
Sintetis adalah garis pemikiran pertama ketika memecahkan masalah. Penemuan kebenaran juga
dilakukan melalui penelitian ilmiah. Cara menemukan kebenaran ilmiah adalah melalui karya
penelitian. Penelitian adalah penyaluran ilmiah keingintahuan manusia. Alasan mengapa
keingintahuan manusia menyebar ke tingkat yang begitu tinggi (tingkat ilmiah) adalah keyakinan
bahwa ada hubungan sebab akibat antara fenomena alam dan sosial, dan bahwa semua fenomena
dapat dijelaskan secara ilmiah dengan hubungan sebab akibat tersebut. Selain itu, metode
penelitian itu sendiri membutuhkan kemampuan berpikir logis.

Ditegaskan dalam ketetapan MPR No. III/MPR/2000 Tentang Sumber Hukum Dan Tata
Urutan Peraturan Perundang-Undangan. Pasal 1 TAP MPR tersebut memuat tiga ayat, di
antaranya :

1. Sumber hukum adalah sumber yang dijadikan bahan untuk penyusunan peraturan
perundang-undangan
2. Sumber hukum terdiri dari sumber hukum tertulis dan hukum tidak tertulis
3. Sumber hukum dasar nasional adalah Pancasila sebagaimana tertulis dalam Pembukaan
Undang-Undang Dasar 1945, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil
dan beradab, Persatuan Indonesia dan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia dan batang tubuh Undang-Undang Dasar
1945.

Pancasila sebagai sumber hukum materiil ditentukan oleh muatan atau bobot materi yang
terkandung dalam Pancasila. Tiga tingkatan materi Pancasila :

1) Kandungan Pancasila adalah kandungan filosofis bangsa Indonesia.


2) Isi Pancasila sebagai Badan Usaha Negara.
3) Pancasila tidak menetapkan sila, larangan, dan sanksi apa pun, tetapi hanya prinsip dasar
pembentukan hukum (meta-juris).

Fungsi Pancasila sebagai sumber segala informasi hukum berarti bahwa Pancasila berada
sebagai berikut:

1) Pemikiran hukum indonesia.


2) Kumpulan Nilai-Nilai Yang Harus Dibalik Semua Hukum di Indonesia.
3) Prinsip-prinsip yang harus diikuti sebagai pedoman dalam memilih hukum di Indonesia.
Sebagai pernyataan nilai dan keinginan psikologis bangsa Indonesia, termasuk hukum.

 PENEGASAN KEMBALI

Kesimpulan dari artikel di atas adalah bahwa masyarakat Indonesia harus lebih bijak
dalam berpendapat dan mengambil keputusan karena dapat mengancam demokrasi dan
pluralisme.Kita dapat menggunakan alat uji yang disediakan oleh teori kebenaran untuk
memerangi post-truth dan meninjau kembali kebenaran pasca-kebenaran. Pendekatan ini juga
harus diintegrasikan ke dalam metode/metode untuk menemukan dan memverifikasi kebenaran
ilmiah. Pada saat yang sama, pemikiran filosofis digunakan untuk mendukung, termasuk
kemampuan berpikir secara radikal, rasional, universal, runtut, sistematis, komprehensif, dan
bertanggung jawab. Pancasila merupakan sumber dari segala sumber hukum yaitu
Pancasila berkedudukan sebagai ideologi hukum Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai