Anda di halaman 1dari 10

KOMUNIKASI EFEKTIF DENGAN MENGGUNAKAN SBAR DAN

READ BACK

No. Dokumen No Revisi Halaman


DENKESYAH IM
RUMKIT TK IV IM.07.01 SPO/HPK/176/VI/2016 1/2
LHOKSEUMAWE

Ditetapkan Oleh :
STANDAR PROSEDUR Kepala Rumkit Tk IV IM.07.01
OPERASIONAL Tanggal terbit
(SPO)
29 Juni 2016

dr. Subarkat Bangun Satoto, Sp.PK


Mayor Ckm NRP 11990005950771
PENGERTIAN Komunikasi efektif adalah penyampaian informasi secara tepat
antara Dokter dan petugas pemberi perawatan yang lain dengan
teknik SBAR dan READBACK (Situation, Background, Assesment,
Recomendation).

TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk :


1. Meningkatkan mutu pelayanan pasien yang berorientasi pada
keselamatan pasien
2. Menyeragamkan pola komunikasi pelaporan pasien
3. Mencegah terjadinya kesalahan penyampaian hasil
pemeriksaan
4. Meningkatkan budaya keselamatan pasien

KEBIJAKAN Sesuai dengan Keputusan Kepala Rumah Sakit Tk IV IM. 07.01


Lhokseumawe Nomor : SK/HPK/175/VI/2016 tentang Pelayanan
Keselamatan Pasien.
PROSEDUR 1. Perawat memperkenalkan diri saat melaporkan keadaan pasien
via telpon
2. Menyampaikan laporan situasi : nama pasien, diagnosa dan
keadaan pasien saat ini (S)
3. Menyampaikan data pendukung dan riwayat pendukung
berkaitan dengan kondisi pasien saat ini termasuk tindakan
yang sudah perawat lakukan (B)
4. Menyampaikan kemungkinan masalah yang sedang terjadi
pada pasien (A)
KOMUNIKASI EFEKTIF DENGAN MENGGUNAKAN SBAR
DAN READ BACK

No. Dokumen No Revisi Halaman


DENKESYAH IM
RUMKIT TK IV IM.07.01 SPO/HPK/176/VI/2016 2/2
LHOKSEUMAWE

PROSEDUR 5. Mengusulkan alternatif tindakan yang mungkin dilakukan


(contoh : dokter segera datang untuk memeriksa kondisi
pasien; usul agar diberikan terapi medikasi tertentu, dll) (R)
6. Lakukan “READ BACK” pada program yang diinstruksikan
7. Bila program dokter berupa pemberian medikasi, maka
lakukanlah hal-hal sebagai berikut :
a. Menulis nama obat pada RM pasien
b. Mengulang kembali nama obat, dilanjutkan dengan
mengeja nama obat tersebut huruf demi huruf untuk obat-
obatan yang ‘sound alike’ (nama hampir mirip dengan obat
lain) dengan huruf Alfabet
c. Ulang kembali penyebutan dosis, cara pemberian dan
waktu pemberian.
8. Pastikan kembali pada dokter bahwa isi “READ BACK” sudah
benar.
9. Tutup pembicaraan dengan mengingatkan dokter segera
datang untuk menanda tangani program yang sudah
diberikan cap “READ BACK” pada program yang sudah ditulis
pada catatan perkembangan terintegrasi

UNIT TERKAIT 1. Ruang Rawat Inap


2. RuangRawat Jalan
3. Instalasi Gawat darurat
4. Laboratorium
KOMUNIKASI LISAN

No. Dokumen No Revisi Halaman


DENKESYAH IM
RUMKIT TK IV IM.07.01 SPO/HPK/176/VI/2016 1/2
LHOKSEUMAWE

Ditetapkan Oleh :
STANDAR PROSEDUR Kepala Rumkit Tk IV IM.07.01
OPERASIONAL Tanggal terbit
(SPO)
29 Juni 2016

dr. Subarkat Bangun Satoto, Sp.PK


Mayor Ckm NRP 11990005950771
PENGERTIAN Komunikasi efektif adalah suatu usaha atau kegiatan antar
dokter,perawat/petugas kesehatan untuk menyampaikan dan
menerima berita/perintah secara lisan, tertulis maupun via
telepon. komunikasi efektif juga dilakukan untuk mengurangi
kesalahan pada saat pelaporan kembali hasil pemeriksaan kritis
dan hasil laborlatorium klinik cito.

TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk :


1. Menjamin penyampaian dan penerimaan berita/perintah tepat
waktu,akurat,lengkap,jelas dan dipahami oleh pihak-pihak
terkait dalam rangka peningkatan keselamatan pasien.
2. Menunjang pelaksanaan administrasi pasien dengan benar.
3. Memastikan pasien sudah mendapatkan terapi / perawatan
yang benar.
4. Menghindari kesalahan medis yang dapat berakibat kejadian
yang tidak diharapkan pada pasien (pasien savety).

KEBIJAKAN Sesuai dengan Keputusan Kepala Rumah Sakit Tk IV IM. 07.01


Lhokseumawe Nomor : SK/HPK/175/VI/2016 tentang Pelayanan
Keselamatan Pasien dalam Komunikasi Efektif.

PROSEDUR 1. Perintah/instruksi lengkap lisan secara langsung dicatat oleh


perawatan/dokter jaga/petugas medis lain ( si penerima
perintah).
KOMUNIKASI LISAN

No. Dokumen No Revisi Halaman


DENKESYAH IM
RUMKIT TK IV IM.07.01 SPO/HPK/176/VI/2016 2/2
LHOKSEUMAWE

PROSEDUR 2. Perintah/instruksi lengkap lisan secara langsung di baca


ulang oleh perawatan/dokter jaga/petugas medis lain ( si
penerima perintah).
3. Perintah/instruksi dari hasil tes lengkap lisan secara langsung
di konfirmasi ulang oleh si pemberi perintah ( Dokter /
petugas medis dari penunjang)
4. Perawat / dokter jaga / petugas medis tetap mengutamakan
komunikasi secara tertulis.

UNIT TERKAIT 1. Instalasi Gawat Darurat


2. Ruang Rawat Inap
3. Ruang Rawat Jalan
4. Penunjang/Diagnostik
KOMUNIKASI VIA TELEPON

No. Dokumen No Revisi Halaman


DENKESYAH IM
RUMKIT TK IV IM.07.01 SPO/HPK/176/VI/2016 1/2
LHOKSEUMAWE

Ditetapkan Oleh :
STANDAR PROSEDUR Tanggal terbit Kepala Rumkit Tk IV IM.07.01
OPERASIONAL
(SPO) 29 Juni 2016

dr. Subarkat Bangun Satoto, Sp.PK


Mayor Ckm NRP 11990005950771
PENGERTIAN Adanya mekanisme komunikasi internal dan eksternal. Rumah
Sakit Tk IV IM. 07.01 Lhokseumawe dalam proses pelayanan
terhadap pasien .
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk memiliki
sarana dan sistem komunikasi dalam menjamin kelancaran
hubungan antar Rumah Sakit Tk IV IM. 07.01 Lhokseumawe
dengan unit di dalam dan di luar RS .
KEBIJAKAN Sesuai dengan Keputusan Kepala Rumah Sakit Tk IV IM. 07.01
Lhokseumawe Nomor : SK/HPK/VI/2016 tentang Pelayanan
Keselamatan Pasien dalam Komunikasi Efektif.
PROSEDUR 1. IGD mempunyai sarana komunikasi internal / telepon sentral
rumah sakit digunakan terutama untuk berkoordinasi dengan
unit – unit di dalam Rumah Sakit Tk IV IM. 07.01
Lhokseumawe
2. Alat komunikasi eksternal digunakan untuk melakukan
koordinasi langsung ke pihak / unit di luar Rumah Sakit Tk IV
IM. 07.01 Lhokseumawe dan yang memerlukan waktu lebih
lama dari timer call telepon sentral rumah sakit.
3. Alat komunikasi eksternal dapat menerima telepon langsung
dari unit / pihak di luar Rumah Sakit Tk IV IM. 07.01
Lhokseumawe untuk koordinasi tentang penanganan pasien
yang akan tiba atau hal – hal yang berkaitan dengan
pelayanan Rumah Sakit Tk IV IM. 07.01Lhokseumawe
terutama pelayanan IGD rumkit Tk IV IM. 07.01 Lhokseumawe
KOMUNIKASI VIA TELEPON

No. Dokumen No Revisi Halaman


DENKESYAH IM
RUMKIT TK IV IM.07.01 SPO/HPK/176/VI/2016 2/2
LHOKSEUMAWE

PROSEDUR 4. Dalam hal melakukan koordinasi dengan alat komunikasi,


petugas IGD mempunyai etis yang baik dalam berkomunikasi.
Sesuai prosedur yang ditetapkan.
5. Disediakan prosedur tetap tertulis tentang tata cara
berkomunikasi di IGD.

Menerima Telepon:
a. Petugas mengangkat gagang telepon
b. Petugas memberi salam, menyebut nama, menyebut IGD
Rumah Sakit Tk IV IM. 07.01 Lhokseumawe dan menanyakan
apa yang bisa dibantu?
c. Petugas merespon pembicaraan sesuai dengan keperluan.
d. Petugas menutup pembicaraan dengan terima kasih telah
menghubung Rumah Sakit Tk IV IM. 07.01 Lhokseumawe
e. Gagang telepon diletakkan di tempatnya.

Menelepon keluar
a. Petugas mengangkat gagang telepon.
b. Petugas melaksanakan dial telepon ke nomor yang dituju.
c. Petugas menyampaikan salam, menyebut nama, menyebut
IGD Rumah Sakit Tk IV IM. 07.01 Lhokseumawe
d. Petugas mengadakan pembicaraan secukupnya sesuai tujuan
menelpon.
e. Petugas mengakhiri pembicaraan dengan menyampaikan
salam.
f. Gagang telepon diletakkan pada tempatnya.

UNIT TERKAIT 1. Operator telepon Rumah sakit


2. Ruang Rawat Inap
3. Ruang Rawat jalan
4. Instalasi Gawat Darurat
KOMUNIKASI EFEKTIF

No. Dokumen No Revisi Halaman


DENKESYAH IM
RUMKIT TK IV IM.07.01 SPO/HPK/176/VI/2016 ¼
LHOKSEUMAWE

Ditetapkan Oleh :
STANDAR PROSEDUR Kepala Rumkit Tk IV IM.07.01
OPERASIONAL Tanggal terbit
(SPO)
Juni 2016

dr. Subarkat Bangun Satoto, Sp.PK


Mayor Ckm NRP 11990005950771
PENGERTIAN Komunikasi efektif adalah suatu usaha atau kegiatan untuk
menyampaikan dan menerima berita lisan atau tertulis dalam
rangka pelayanan pasien.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah:
1. Menjamin penyampaian dan penerimaan berita lisan atau
tertulis dengan tepat dan cepat.
2. Menunjang pelaksanaan administrasi pasien dengan benar.
3. Memastikan pasien sudah mendapatkan terapi / perawatan
yang benar.
4. Menghindari kesalahan medis yang dapat berakibat kejadian
yang tidak diharapkan pada pasien (pasien savety).
KEBIJAKAN Keputusan Kepala Rumah Sakit Tk IV IM 07.01 Nomor :
SK/HPK/175/VI/2016 tentang Sasaran Keselamatan Pasien
Rumah Sakit Tk IV IM 07.01
PROSEDUR 1. Komunikasi dalam rangka pelayanan pasien harus
dilaksanakan dengan efektif baik secara langsung, maupun
via alat bantu penghubung : surat konsul, telepon, faximile,
pesan singkat (SMS).
2. Komunikasi efektif dilaksanakan oleh semua petugas dan
karyawan rumah sakit dalam rangka pelayanan pasien, yaitu
antara :
a. Dokter Umum (DU) dan Dokter Spesialis (Dr. Spes)
KOMUNIKASI EFEKTIF

No. Dokumen No Revisi Halaman


DENKESYAH IM
RUMKIT TK IV IM.07.01 SPO/HPK/176/VI/2016 2/2
LHOKSEUMAWE

PROSEDUR b. Dokter Spesialis dan Dokter Spesialis


c. Dokter dan perawat
d. Antar perawat
e. Petugas / karyawan rumah sakit dengan pasien
f. Petugas / karyawan rumah sakit dengan keluarga pasien
3. Komunikasi efektif dalam pelayanan pasien:
a. Diwajibkan untuk menyebutkan nama dan tanggal lahir
pasien untuk mengawali komunikasi diagnosis atau terapi
yang diberikan.
b. Dokter diwajibkan untuk menyebutkan dan menuliskan
nama obat beserta kemasan dengan jelas disertai dosis
pemberian dalam mg (milligram nya dan bukan
kemasan).
4. Komunikasi antara Dokter Umum (DU) dan Dokter Spesialis (Dr
Spes) :
a. DU melaporkan diagnosis kerja kepada Dr Spes pada saat
jam jaga (luar dinas) ataupun saat jam dinas di IGD dan
poliklinik rawat jalan.
b. Pada saat melaporkan, DU menguasai data-data pasiennya.
c. Dr Spes memberikan jawaban konsultasi dengan jelas
berupa terapi awal dan rencana tindak lanjut.
d. DU mengulangi semua perintah (read back) dari Dr Spes
baik pemberian obat, pemeriksaan penunjang maupun
tindakan yang akan dikerjakan.
e. Dr Spes memperhatikan dengan seksama read back dari
DU, dan segera melakukan koreksi bila terjadi kesalahan
f. DU menuliskan / mencatat instruksi Dr Spes di Rekam
Medik
5. Komunikasi antara Dokter Spesialis (Dr Spes) dan Dokter Spesialis
(Dr Spes) :
a. Dr Spes penerima konsultasi pertama dari DU disebut
sebagai penanggung jawab pelayanan (DPJP) Utama.
b. Bila menemukan kelainan di bidang lain di samping
masalah di bidang DPJP Utama, DPJP Utama diwajibkan
berkonsultasi dengan Dr Spes terkait baik dengan lisan
dan membuat surat konsultasi setelah mendapatkan
persetujuan dari pasien / keluarganya.
c. Dalam keadaan livesaving, tindakan/konsultasi dapat
segera dilaksanakan dan kemudian memberikan
penjelasan kepada keluarga pasien.
KOMUNIKASI EFEKTIF

No. Dokumen No Revisi Halaman

DENKESYAH IM SPO/HPK/176/VI/2016 3/4


RUMKIT TK IV IM.07.01
LHOKSEUMAWE

PROSEDUR d. Bila menemukan kelainan utama di bidang lain dan tidak


ada indikasi di bidang DPJP Utama, DPJP Utama
diwajibkan berkonsultasi untuk alih rawat dengan Dr Spes
terkait baik dengan lisan dan membuat surat konsultasi
setelah mendapatkan persetujuan dari pasien /
keluarganya.
e. Dr Spes terkait memberikan saran dan jawaban konsultasi
dengan jelas, secara lisan dan tertulis , dapat berupa :
1) Nasehat terapi dan rencana tindak lanjut, sehingga
bertindak sebagai konsultan.
2) Nasehat terapi, rencana tindak lanjut, dan follow up
nya sehingga bertindak sebagai DPJP pendamping
dalam rangka rawat bersama.
3) Nasehat terapi, rencana tindak lanjut, dan
pertimbangan alih rawat sehingga bertindak sebagai
DPJP Utama.
f. Dr Spes sebagai DPJP Utama wajib mengadakan
komunikasi dengan semua DPJP Pendamping termasuk Dr
Spes Penunjang diagnostik, dengan cara :
1) Tertulis di Rekam Medik
2) Secara berkala, menyediakan waktu / mengundang
tatap muka untuk melakukan diskusi mengenai
kemajuan perawatan pasien.
6. Komunikasi antara Dokter dan Perawat :
a. Perawat bertugas menjadi penanggung jawab asuhan
keperawatan pasien sesuai dengan mekanisme yang
berlaku.
b. Segera melaporkan keluhan, gejala dan tanda kepada
dokter ruangan / dokter jaga / dokter spesialis baik secara
langsung maupun dengan sarana alat komunikasi yang
tersedia.
c. Menjamin berkomunikasi lancar dengan dokter pada saat
visite dengan menguasai data pasien (identitas, diagnosis,
kondisi umum saat ini dan rencana tindak lanjut).
d. Menjamin berkomunikasi lancar dengan dokter pada saat
mendampingi pemeriksaan canggih, dengan menguasai
data pasien (identitas, diagnosis, kondisi umum saat ini
dan rencana tindak lanjut
e. Mencatat dan mengulang kembali semua instruksi dokter
serta di dokumentasikan di catatan keperawatan.

KOMUNIKASI EFEKTIF

No. Dokumen No Revisi Halaman


DENKESYAH IM
RUMKIT TK IV IM.07.01 SPO/HPK/176/VI/2016 4/4
LHOKSEUMAWE

PROSEDUR 7. Komunikasi antar perawat / antar petugas rumah sakit :


a. Sebelum melaksanakan perpindahan pasien, perawat IGD
/ polklinik menghubungi perawat ruangan yang dituju baik
secara langsung atau menggunakan sarana komunikasi
yang tersedia.
b. Pasien siap ditransfer ke ruang rawat inap sesuai dengan
SPO Transfer pasien
c. Perawat IGD / poliklinik menyampaikan keadaan pasien
(identitas, diagnosis, kondisi umum saat ini dan rencana
tindak lanjut) kepada perawat di ruangan yang dituju untuk
persiapan yang tepat dan cepat.
d. Perpindahan pasien dilakukan setelah mendapat
konfirmasi dari perawat ruangan yang dituju.
e. Pada saat serah terima pasien, sampaikan secara lisan
dan tertulis dengan memeriksa kelengkapan administrasi
dan data pasien.
f. Pada saat serah terima sampel pemeriksaan atau hasil
pemeriksaan sampaikan secara lisan dan tertulis
(agenda / ekspedisi) dengan memastikan identitas secara
benar.
g. Pada kesempatan pertama, melaporkan kepada petugas
kontrole, Pawas, Kepala Rumkit, Waka Rumkit bila
menyangkut pasien V-VIP atau bila memerlukan
keputusan pimpinan dalam mendukung pelayanan pasien.

8. Komunikasi antara petugas rumah sakit dengan pasien /


keluarga pasien :
a. Lakukan komunikasi secara sopan, selalu senyum dan
menghargai pasien.
b. Mampu mengatasi tindakan sementara setiap kejadian
yang tidak diharapkan sesuai kewenangan.
c. Memberi pelayanan kepada pasien/keluarganya seseuai
dengan tataran kewenangannya.
d. Petugas rumah sakit memahami prosedur pelayanan
pasien.

UNIT TERKAIT
Semua Unit Kerja

Anda mungkin juga menyukai