Anda di halaman 1dari 8

21

C. KPSBU (Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara)

Gambar 2. Logo KPSBU

1. Profil
KPSBU Lembang ( Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara ), adalah
koperasi primer tunggal usaha di kecamatan Lembang yang merupakan suatu wadah
bagi para petani peternak sapi perah dengan wilayah kerja KPSBU meliputi wilayah
Desa Lembang, Wangunsari, Jayagiri, Cikidang, Cikahuripan, Pagerwangi, Sukajaya,
Cilumber. Daerah Lembang yang berbukit-bukit ini memiliki ketinggian ± 1.200
meter dari permukaan laut, temperatur antara 17-25 ºC dan curah hujannya sekitar
1.800 - 2.500 mm/tahun.
KPSBU terletak di komplek pasar panorama Lembang dengan menempati
lahan seluas 1.800 m², yang dibagi atas 400 m² untuk bagian produksi, 600 m²
digunakan untuk produk pakan jadi atau makanan konsentrat, 400 m² digunakan
untuk gudang bahan pollard dan dedak, 400 m² digunakan untuk perkantoran dan
gudang kebutuhan pengurus dan anggota.
KPSBU didirikan pada tahun 1971, dan mendapat pengesahan Badan Hukum
No.4891/BH/DK-10/20 tanggal 8 Agustus 1971. KPSBU lahir ditengah gejolak para
peternak akibat adanya para kolektor atau pengumpul susu yang sudah banyak
menguasai pemasaran dalam bidang susu di Lembang. Mulai saat itulah suatu
pemikiran atau gagasan yang disertai rasa kebersamaan dan kebulatan tekad untuk
mendirikan suatu koperasi. KPSBU ini lahir dari kehendak para peternak, oleh
peternak dan untuk peternak yang bertempat di kecamatan Lembang wilayah
Bandung Utara. Rasa kebersamaan dan kekeluargaan para peternak itu diwujudkan
dengan timbulnya respon dari peternak yang saat itu berjumlah 35 orang peternak
yang masuk jadi anggota KPSBU di Lembang sebagai anggota perintis.
Atas dasar musyawarah dan rapat anggota maka dibentuklah susunan
pengurus sebagai berikut :
Ketua : R. Soebiantoro
Wakil Ketua : Kasim

SMK Farmasi ISFI Banjarmasin TP 2015-2016


21

Sekretaris : H.G Sutika


Bendahara : Ny. Arwani S
Pembantu : H. Syamsudin
Badan hukum yang berlaku saat ini dengan No.4891/BH/PAD/KWK-10/X
tertanggal 5 oktober 1995.
Visi & Misi
2. VISI : Menjadi Koperasi susu terdepan di Indonesia dalam mensejahterakan
anggotanya.

MISI : - Menyejahterakan anggota melalui layanan prima dalam industri


persusuan dengan manajemen yang berkomitmen.
- Meningkatkan kapasitas kelembagaan koperasi melalui pendidikan,
pemberdayaan SDM dan kemitraan strategis.

Struktur Organisasi

Gambar 3. Struktur Organisasi KPSBU

3. Proses Produksi
3.1 Bahan Baku
Penyediaan susu segar sebagai bahan dasar diambil dari para peternak KPSBU.
Proses penerimaan susu segar dari peternak adalah sebagai berikut :

SMK Farmasi ISFI Banjarmasin TP 2015-2016


21

Peternak mengumpulkan susu segar dalam milk can ke pengumpul.Dari pengumpul


susu segar ini diangkut oleh truk pengangkut susu segar menuju ke KPSBU.
Biasanya pabrik susu KPSBU menerima susu segar mulai pukul 06.00 WIB
sampai 14.00 WIB, setelah jam tersebut setoran susu segar ditolak karena
dikhawatirkan sudah rusak akibat pertumbuhan mikrobia, mengingat kemungkinan
penyimpanan susu segar di KUD yang terlalu lama. Sebelum susu segar tersebut
diterima oleh Pabrik Susu, terlebih dahulu dilakukan pengujian terhadap kualitas
yang meliputi: uji bakteriologis,uji rasa, uji fisis dan uji organoleptis yang dilakukan
oleh bagian Quality Assurance (QA).
Susu segar yang telah dinyatakan release oleh QA segera dipompa dari mobil
tangki ke balance tankberbahan Stainless Steel berkapasitas 350 literuntuk
menyeimbangkan aliran dan mengukur volumenya. Susu yang masuk melalui pipa
pemasukan akan mengangkat pelampung yang ada di dalam balance tank. Pelampung
tersebut berfungsi untuk menjaga permukaan air susu dalam tangki tetap konstan.
Setelah penuh, katup secara otomatis akan menutup pipa pemasukan dan proses
pengisian berhenti.
Setelah dari balance tank, susu akan disaring dengan duplex filter agar benda-
benda asing yang mungkin terdapat dalam susu segar dapat tertahan dalam filter.
3.2 Pendinginan
Susu yang telah disaring masuk plate cooler berupa Plate Heat Exchanger (PHE)
berbahan Stainless Steel berkapasitas 1000 liter/jampada suhu maksimal 14 oC untuk
didinginkan hingga mencapai suhu 4 oC menggunakan media chilled water bersuhu 2
o
C. Susu dialirkan ke plate-plate dengan arah yang berlawanan dengan media
pendingin. Dalam suhu rendah mikroba akan menjadi nonaktif, reaksi enzimatis
terhambat serta reaksi kimia yang menyebabkan kerusakan dapat dicegah.
Susu kemudian dialirkan ke dalam Fresh Milk Tank (FMT) yang terbuat dari
bahan Stainless Steel serta berkapasitas 10000 liter/jam. Tangki ini dilengkapi
pengaduk untuk menjaga susu tetap homogen, mencegah terbentuknya krim dan
dilapisi dengan whole glass untuk menjaga suhu susu tetap 4oC.

SMK Farmasi ISFI Banjarmasin TP 2015-2016


21

3.3 Pasteurisasi.
Pasteurisasi dilakukan oleh alat yang disebut PHE Pasteurized terbuat dari bahan
Stainless steel berkapasitas 50000 liter berfungsi untuk membunuh bakteri pathogen
yang terdapat di dalam susu dengan pemanasan pada suhu 80 oC selama 5 detik.
Waktu yang singkat dimaksudkan untuk mencegah kerusakan nutrisi terutama protein
yang mudah mengalami denaturasi. PHE untuk pasteurisasi terdiri dari tiga bagian,
yaitu bagian regenerasi, pasteurisasi dan pendinginan.
Susu dialirkan ke bagian regenerasi untuk mengalami pemanasan awal
menggunakan medium pemanas.Susu yang telah mengalami regenerasi bersuhu 60
o
C. Susu kemudian dialirkan ke bagian pasteurisasi untuk mengalami pemanasan
lebih lanjut hingga suhunya 83 oC dengan medium pemanas steam bersuhu 110 oC.
Susu lalu masuk holding tube untuk ditahan suhunya selama 15 detik.
Pendinginan kemudian dilakukan di bagian pendingin sampai suhu mencapai 4
o
C. Pendinginan bertujuan untuk shocking bacteria, yakni mematikan bakteri yang
tahan terhadap suhu pasteurisasi. Apabila kondisi pasteurisasi tidak mencapai suhu
dan waktu yang ditentukan, maka secara otomatis susu kembali ke balance tank
untuk diproses ulang.

3.4 Sterilisasi
Tujuan utama dari proses sterilisasi adalah menurunkan jumlah total sel mikroba
dan spora agar susu dapat disimpan dalam jangka waktu lama tanpa pendinginan.
Sterilisasi dilakukan menggunakan alat bernama Sterilizer ,terbuat dari bahan
Stainless Steel ,mempunyai sistem Ultra High Temperature (UHT) dengan cara
menyemprotkan atau menginjeksikan steam (Direct Steam Injection/ DSI ) ke dalam
campuran susu yang bergerak dalam suatu tabung sterilisasi. Proses DSI terdiri dari
dua tahap, yaitu DSI I, susu dipanaskan pada suhu 85 oC selama 4 detik, kemudian
dilanjutkan dengan DSI II susu dipanaskan pada suhu 120 oC selama 1 detik.
Sterilisasi dilakukan dengan dua tahap untuk mencegah denaturasi dan menghindari
terjadinya browning.

3.5 Homogenisasi
Homogenisasi dilakukan oleh suatu alat bernama Homogenizer yang terbuatdari
bahan Stainless Steel berkapasitas 5000 Liter/jam, berfungsi memecah dan
menyeragamkan globula lemak dari 4-8 mikron menjadi ± 2 mikron. Tujuannya
untuk menghindari pemecahan lemak dan terbentuknya lapisan krim (creaming) bila
susu didiamkan. Homogenisasi tidak hanya dapat menghambat creaming melalui

SMK Farmasi ISFI Banjarmasin TP 2015-2016


21

pemecahan globula lemak melainkan juga melalui pencegahan pembentukan flokula


oleh aglutinasi.
Susu yang telah dilakukan homogenisasi kemudian ditampung di Mixed Storage
Tank (MST) yang memiliki kapasitas 10.000 liter,dilengkapi dengan mantel berisi air
dingin untuk menjaga kestabilan suhu campuran serta dilengkapi pengaduk
berkecepatan 400 rpm untuk menghomogenkan campuran selama dalam
penyimpanan.
Setelah susu segar sudah dilakukan proses di atas tahap selanjutnya adalah
pengujian mutu, setelah itu susu dialirkan ke tangki penampungan untuk selanjutnya
di sortir kepada pelanggan tetap (Pabrik lain dan masyarakat) sedangkan untuk susu
yang akan diolah menjadi produk masih memerlukan beberapa tahap lagi yaitu :

N PRODUK PENGOLAHAN
O
1. Susu Segar varian rasa Compoundingmerupakan proses pencampuran,
pendispersian, dan pelarutan komponen padat
(bubuk), susu segar yang telah dipasteurisasi,
dan minyak nabati yang telah diformulasi untuk
memperoleh campuran yang homogen sebelum
dilakukan proses pengemasan Komponen bubuk
yang ditambahkan berupa susu bubuk, skim,
gula, whey, pemberi aroma,
perasa,emusifier/stabilizer yaitu lechitin,
vitamin dan mineral. Komponen dicampurkan
dengan susu pada suhu 60-70ͦC.
Compounding dilakukan oleh alat yang disebut
Compounding Tank yang terbuat dari bahan
Stainless Steel berkapasitas 10.000 liter/jam..
Compounding tank terdiri dari dua bagian dan
digunakan secara bergantian bergantian, satu
tangki untuk proses compounding, satu tangki
untuk transfer
Setelah itu susu di kemas dalam kemasan,
distrelisasi dan diuji mutunya.
2. Es lilin susu Susu yang sudah diberi perasa dimasukkan
kedalam plastik es lilin, didinginkan, setelah

SMK Farmasi ISFI Banjarmasin TP 2015-2016


21

beku es lilin siap dijual dan dikonsumsi.


3. Yoghurt Berdasarkan cara pembuatannya, yoghurt dibagi
menjadi 2 tipe yaitu set yoghurt dan stirred
yoghurt. Pembuatan yoghurt secara umum
meliputi pemanasan (pasteurisasi) susu,
pendinginan, inokulasi, dan inkubasi.
Setelah dipanaskan, tahap selanjutnya yaitu
proses pendinginan agar suhu susu optimum
untuk pertumbuhan kultur starter yaitu 43 ͦ C.
Inokulasi starter streptococcus thermophillus
dan lactobacillus bulgaricus dillakukan
sebanyak 2 % dan dibiarkan pada suhu 43 ͦ C
selama 3 jam sampai tercapai keasaman yang
dikehendaki 0.85 % sampai 0,90 % dan pH 4,0-
4,5 kemudian produk didinginkan sampai 5 ͦ C
untuk dikemas.

3.6 Pengujian Mutu


- Pengujian Fisik : Meliputi bau,suhu,masssa jenis, kelarutan,kekentalan,warna.
- Pengujian Kimiawi : Mengenai racun, pH dan bahan kimia yang ada.
-Pengujian mikrobiologi:Meliputi kerusakan susu yang diakibatkan oleh
mikroorganisme, kadar bakteri yang ada pada susu.

3.7 Penyimpanan Bahan


Bahan baku berupa stok disimpan dalam jumlah yang terbatas yaitu untuk
penggunaan 3 kali produksi. Penyimpanan sistem FIFO telah diterapkan oleh
koperasi. Penyimpanan bahan dilakukan sebagai berikut :
1. Gudang digunakan sebagai tempat penyimpanan gula. Disediakan rak-rak
sehingga bahan tidak menyentuh lantai ± 20 cm dari lantai, ± 10 cm dari
dinding serta jauh dari langit-langit. Kebersihan serta peredaran udara dalam
gudang cukup terjaga dengan tersedianya ventilasi yang cukup dan
pembersihan oleh petugas kebersihan 2 kali sehari.
2. Flavour disimpan dalam ruang produksi disediakan lemari beretalase yang
terjaga kebersihannya.
3. Starter disimpan di dalam refrigerator ruang produksi dengan suhu 0-7 ͦ C.

SMK Farmasi ISFI Banjarmasin TP 2015-2016


21

4. Produk akhir disimpan dalam freezer tersendiri tanpa ada campuran produk
lain dan terpisah dari ruang produksi, dalam ruangan yang cukup bersih,
penerangan cukup, ada pencatatan tentang produk yang masuk dan keluar.
5. Kemasan yang belum digunakan dan label tersimpan rapi di lemari beretalase
yang sama dengan flavour di ruang produksi.
6. Peralatan dan perlengkapan produksi yang belum atau telah digunakan di
simpan dalam ruang produksi.

1. PRODUK
1. Fresh Milk (susu
Pasteurisasi)
2. Yoghurt
3. Susu Murni (dijual/Liter)
4. Es Lilin Susu

Gambar 2.2.3 Produk Olahan Susu KPSBU

Gambar 2.2.4Es Lilin Susu


KPSBU
Gambar 2.2.5 Susu Segar KPSBU

2. DISTRIBUSI
Untuk pendistribusian sudah ada pelanggan tetapnya. Yang mana pembagiannya
sebagai berikut :
- 90% dijual ke pabrik lain
- 9% dijual ke masyarakat
- 1% dibuat menjadi produk jadi
Adapun beberapa pabrik yang menjadi pelanggan tetap dari KPSBU Lembang
adalah :PT.Friesche Vlag Indonesia,PT.Food Specialities Indonesia, PT.Sari
Husada, PT.Indomilk, PT.UltraJaya.

SMK Farmasi ISFI Banjarmasin TP 2015-2016


21

3. PENGOLAHAN LIMBAH
JENIS LIMBAH PENGOLAHAN
Susu yang sedikit Diberikan kepada anak-anak sapi. Memanggil dokter
rusak hewan untuk mencari penyebabnya dan mengobati
sakit sapi jika diperlukan.
Susu dan cairan
Dimasukkan kedalam sumur resapan
bekas produksi
Kotoran Ternak - Dibuat pupuk
- Dibuat biogas dengan alat biogester (tahan 20
tahun) yang di buat oleh para anggota sebagai
bahan bakar pengganti gas LPG.

Gambar 2.2.6 Sumur resapan KPSBU Gambar 2.2.7 Pupuk dari kotoran ternak
KPSBU

Gambar 2.2.8 Biogester KPSBU

SMK Farmasi ISFI Banjarmasin TP 2015-2016

Anda mungkin juga menyukai