Anda di halaman 1dari 24

GEOLOGI DAERAH NUSA TENGGARA TIMUR

Kondisi Geologi Nusa Tenggara

Nusa tenggara berada diantara bagian timur pulau Jawa dan kepulauan
Banda tediri dari pulau-pulalu kecil dan lembah sungai. Secara fisik, dibagian
utara berbatasan dengan pulau Jawa, bagian timur dibatasi oleh kepulauan
Banda, bagian utara dibatasi oleh laut Flores dan bagian selatan dibatasi oleh
Samudra Hindia. Secara geologi nusa tenggara berada pada busur Banda.
Rangkaian pulau ini dibentuk oleh pegunungan vulkanik muda. Pada teori
lempeng tektonik, deretan pegunungan di nusa tenggara dibangun tepat di
zona subduksi indo-australia pada kerak samudra dan dapat di interpretasikan
kedalaman magmanya kira-kira mencapai 165-200 km sesuai dengan peta
tektonikHamilton(1979).
Lempeng tektonik kepulauan Indonesia terletak di penggabungan tiga
lempeng utama diantaranya lempeng indo-australia, Eurasia dan pasifik.
Interaksi dari ke tiga lempeng tersebut menimbulkan kompleks tektonik
khususnya di perbatasan lempeng yang terletak di timur Indonesia.

Sebagian besar busur dari kepulauan Nusa Tenggara dibentuk oleh


zona subduksi dari lempeng Indo-australia yang berada tepat dibawah busur
Sunda- Banda selama diatas kurun waktu tertier yang mana subduksi ini
dibentuk didalam busur volcanik kepulauan Nusa Tenggara. Bagaimanapun
juga ada perbedaan-perbedaan hubungan dari análisis kimia diantara batuan
volkanik pada kepulauan Nusa Tenggara. Busur volkanik pada bagian timur
wilayah sunda secara langsung dibatasi oleh kerak samudra yang keduanya
memiliki karakteristik kimia yang membedakanya dari lava pada bagian barat
busur Nusa Tenggara. Menurut Hamilton dibagian barat barisan pegunungan
Nusa Tenggara dibentuk pada massa Senozoic.

1 |GEOLOGI DAERAH NUSA TENGGARA TIMUR


Batuaan Volkanik didalam busur Banda dari kepulauan Nusa
Tenggara yang diketahui lebih tua dari batuan pada awal miocene, ditemukan
pada kedalaman 150 km dibawah zona gempa. Wilayah seismic di Jawa
terbentang pada kedalaman maksimal 600 km ini merupakan indikasi dari
subduksi dari sub-ocean lithosfer milik lempeng Australia.yang terletak
dibawah busur Banda. Pada awal pleistosen di seberang Timor menunjukkan
adanya tabrakan dari Timor dengan Alor dan Wetar, setelah semua lautan
dimusnahkan oleh zonasubduksi.

Ukuran dari deretan kepulauan volkanik perlahan-lahan akan semakin


kecil dari timur pulau Jawa, Bali, Lombok, Sumbawa , Flores, Wetar sampai
ke Banda. Penurunan ini sangat terlihat nyata pada bagian timur Wetar,
kemungkinan ini karena pantulan jumlah subduksi dari kerak samudra, Yang
secara tidak langsung gerakannya berupa dip-slip di bagian barat Wetar dan
gerakan strike-slip dibagian timurnya. Kemungkinan busur vulkanik dibagian
timur wetar lebih muda dan kemungkinan busur volkanik yang asli di bagian
timur Wetar telah disingkirkan oleh pinggiran batas benua Australia.

Sesuai dengan teori tektonik lempeng, Nusa Tenggara dapat dibagi


menjadi menjadi 4 struktur tektonik yaitu busur belakang yang terletak di laut
Flores, busur dalam yang dibentuk oleh kepulauan vulkanik diantaranya Bali,
Lombok, Sumbawa, Cómodo, Rinca, Flores, Andora, Solor, Lomblen, Pantar,
Alor, Kambing dan Wetar. Busur volkanik luar yang dibentuk oleh kepulauan
non-volkanik diantaranya Dana, Raijua, Sawu, Roti, Semau dan Timor, dan
dibagian depan busur dibagi kedalam dua bagian yaitu inner arc (busur dalam)
dan outer arc (busur luar) dan bagian dalam ialah lembah yang dalam
diantaranya lembah (basin) Lombok dan Sawu.

2 |GEOLOGI DAERAH NUSA TENGGARA TIMUR


Stratigrafi Pulau Nusa Tenggara
Pulau Nusa Tenggara atau dalam bahasa yang lebih lama dikenal
sebagai kepulauan sunda kecil, merupakan sebuah gugusan pulau yang secara
relative berada pada sebelah timur pulau jawa dan bali. Nusa Tenggara
memanjang hingga di sebelah barat pulau timor, yang mana sudah menjadi
Negara tersendiri. Nusa Tenggara pada dasarnya terbagi atas dua bagian, yaitu
Nusa Tenggara bagian barat (NTB) dan Nusa Tenggara bagian timur (NTT).
Dua bagian tersebut terintegrasi dengan Bali sehingga disebut dengan
Kepulauan Sunda Kecil.
Secara tarikh geologi dasar, kepulauan Sunda Kecil memiliki proses
pembentukan kepulauan yang hampir sama dengan kepulauan-kepulauan
lainnya yang ada di Indonesia. Namun kepulauan Sunda Kecil tersebut
memiliki kekhasan dikarenakan struktur kepulauannya yang terdiri atas pulau-
pulau kecil diantara Bali hingga Timor. Pada dasarnya kepulauan Sunda Kecil
merupakan kepulauan hasil bentukan pergerakan lempeng Indo – Australia,
yang bergerak kearah utara sehingga mendesak lempeng Eurasia atau lempeng
Asia Tenggara. Akibat benturan tersebut, lantai dasar benua yang semula
berada bawah rata-rata permukaan daratan, menjadi terangkat dan membentuk
gugusan kepulauan Sunda Kecil khususnya Nusa Tenggara. Sedangkan pulau-
pulaunya memiliki karakteristik yang massif pada bentukan lahan vulkanik,
bahkan cenderung masih aktif. Menurut Verstappen, Hal ini dikarenakan
kepulauan Sunda Kecil dilewati oleh jalur pegunungan Busur Sunda
(Mediteran) (Verstappen, 2013: Geomorphological Map).
Nusa Tenggara merupakan kepulauan yang berada diantara bagaian
timur Jawa dan kepulauan Banda. Secara fisik, Nusa Tenggara terdiri atas
pulau-pulau kecil, basin, lembah, serta sungai. Berdasarkan batas relatifnya,
Nusa Tenggara dapat dijabarkan sebagai berikut:
 Utara : Laut Flores
 Selatan : Samudra Hindia
 Barat : Jawa dan Bali
 Timur : Tanimbar
Sehingga batas-batas Nusa Tenggara hampir keseluruhan merupakan
lautan atau perairan. Hal ini yang membuat kompleksitas kondisi fisik Nusa
Tenggara.
Ditinjau dalam sudut pandang geologis, Nusa Tenggara terletak pada
satu sistem busur Sunda-Banda yang mana juga merupakan factor utama
dalam proses pembentukan rangkaian kepulauannya yang bersifat vulkanik,

3 |GEOLOGI DAERAH NUSA TENGGARA TIMUR


khususnya pegunungan vulkanik muda. Apabila menilik teori tektonik
lempeng, rangkaiann pegunungan vulkanik muda Nusa Tenggara memiliki
konfigurasi tepat pada zona subduksi lempeng Indo-Australia yaitu pada
kerak samudra, yang mana apabila magmanya diinterpretasikan,
kedalamannya dapat mencapai 165-200km. selain itu, keberadaan busur Nusa
Tenggara juga sangat berpengaruh terhadap kompleksitas struktur geologi
Nusa Tenggara. Sebagian besar busur yang ada di Nusa Tenggara merupakan
representasi dari adanya zona subduksi lempeng Indo-Australia pada kurun
waktu tersier. Terdapat setidaknya 5 sistem yang memengaruhi kompleksitas
struktur geologi Nusa Tenggara, yaitu: palung belakang yang terletak di laut
Flores, busur dalam yang dibentuk oleh kepulauan vulkanik diantaranya Bali,
Lombok, Sumbawa, Cómodo, Rinca, Flores, Andora, Solor, Lomblen, Pantar,
Alor, Kambing dan Wetar, palung antara yang membagi atas dua wilayah,
yaitu NTT dan NTB, dan busur luar yang dibentuk oleh kepulauan non-
volkanik diantaranya Dana, Raijua, Sawu, Roti, Semau dan Timor, serta
palung depan dibagi kedalam dua bagian yaitu inner arc (busur dalam) dan
outer arc (busur luar) dan bagian dalam ialah lembah yang dalam diantaranya
lembah (basin) Lombok dan Sawu.
Busur vulkanik timur Nusa Tenggara merupakan busur yang
berbatasan langsung dengan kerak samudra, yang mana memiliki perbedaan
dengan bagian barat busur nusa tenggara berdasarkan karakteristik lavanya.
Pada bagian barat pegunungan nusa tenggara merupakan kawasan
pegunungan yang terbentuk pada masa senozoikum. Sedangkan batuan
vulkanik yang berada dalam busur banda merupakan batuan yang berumur
lebih tua daripada batuan yang berumur early miosen, yaitu pada kedalaman
150km dibawah zona gempa. Wilayah seismik jawa adalah wilayah yang
terbentang pada kedalaman sekitar 600km, serta merupakan indikasi suduksi
sub-ocean litosfer antara lempeng Indo- Australia yang berada dibawah
busur banda. Pada early pleistosen adanya tabrakan antara timor dengan Alor
dan Wetar, yang terlihat setelah laut rusak karena adanya zona subduksi pada
seberang Timor.
Ukuran dari deretan kepulauan volkanik perlahan-lahan akan semakin
kecil dari timur pulau Jawa, Bali, Lombok, Sumbawa , Flores, Wetar sampai
ke Banda. Penurunan ini sangat terlihat nyata pada bagian timur Wetar,
kemungkinan ini karena pantulan jumlah subduksi dari kerak samudra, yang
mana secara tidak langsung gerakannya berupa dip-slip di bagian barat Wetar
dan gerakan strike-slip dibagian timurnya. Kemungkinan busur vulkanik
dibagian timur wetar lebih muda dan kemungkinan busur volkanik yang asli

4 |GEOLOGI DAERAH NUSA TENGGARA TIMUR


di bagian timur Wetar telah disingkirkan oleh pinggiran batas benua Australia.

5 |GEOLOGI DAERAH NUSA TENGGARA TIMUR


Nusa Tenggara Bagian Timur

Bagian timur Nusa Tenggara mulai dari Alor-Kambing-Wetar-Romang,


disebut orogene timor dengan pusat undasi di L. Flores. Evolusi orogenik daerah
Nusa Tenggara bagian timur ini agak kompleks karena pada masa Mesozoikum
muda terjadi penggelombangan yang termasuk sirkum Australia menghasilkan
busur dalam dari P. Sumba kearah timur laut dan busur luar melalui P. Sawu ke
timur laut, Namun memasuki periode tertier daerah ini mengalami
penggelombangan dengan pusat undasi di Laut Flores sebagai bagian dari sitem
Pegunungan Sunda. Keganjilan-keganjilan yang nampak seperti posisi pulau
sumba di interdeep, garis arah busur luar Rote-Timor ke arah timur laut nndan
sebagiannya, menurut Van Bemmelen adalah warisan dari evolusi Geologis
terdahulu yang tidak dapat dikaitkan dengan sistem penggelombangan masa
tertier dari pegunungan Sunda.

Adapun daerah undasi di Orogene Timor sebagai berikut:

 Busur dalam: Alor-Kambing-Wetar-Romang, tidak memperlihatkan tanda-


tanda vulkanis.
 Palung Antara: Pulau Sumba-L. Sawu
 Busur Luar: Dana-Raijua-Sawu-Rote-Semau-Timor.
 Backdeep: Punggungan Batutaza

Brouwer (1917) mengemukakan absenya aktivitas vulakanisme didaerah


ini karena jalan keluarnya magma tersubat sebagai akibat dari pergeseran
lempeng Australia ke utara. Pendapat Brouwer ini mendapat tantangan dari para
ahli belakangan ini termasuk Van Bemmelen karena tidak ada tanda-tanda yang
menunjukkan adanya pergeseran secara lateral ke utara disekitar P. Bantar-P.
Alor, tempat mulai absenya aktivitas vulkanisme kearah timur. Juga tidak ada
perubahan arah struktural pada busur luar yang menandakan pengaruh tekanan
blok Australia, padahal busur luar inilah yang akan terlebih dahulu tenderita
tekanan tersebut. Lebih jauh, Van Bemmelen mengemukakan alasannya bahwa
bila ditelusuri terus

6 |GEOLOGI DAERAH NUSA TENGGARA TIMUR


ke timur maka deretan busur dalam yang tidak vulkanis ini tidak bersambung
dengan deretan busur dalam Damar-Banda yang vulkanis, tetapi dengan zona
Ambon yang tidak vulkanis.

Menurut Van Bemmelen absennya aktivitas vulkanisme dari alor ke timur


dan juga zona Ambon terjadi karena berbatasan dengan dangkalan sahul.
Faktor lokal lainnya yang mungkin berpengaruh adalah:

 Gaya endogen dari lapisan tektonosfer telah habis


 Puncak asthenolithnya mungkin mengalami pembekuan sehingga saluran
magma yang keluar tersumbat.
 Sumbu geantiklin di Nusa Tenggara makin ke timur makin tenggelam. Hal ini
dapat dilihat dari selat-selat antar pulau yang makin ke timur makin dalam (di
sebelah barat pulau Tampar rata-rata kurang dari 200 meter, sedang sebelah
timurnya makin dalam yaitu antara Pantar-Alor= 1140m, Alor-
Kambing=1260m, Kambing=1040 m, Wetar-Roman=lebih 2000 m, sebelah
timur Roman kira-kira 4000 m).
 Pulau Rote, tersusun dari sedimen-sedimen yang telah mengalami pelipatan
kuat, tertutup dengan karang kuarter sampai ketinggian 430 m.
 Pulau Sawu, terdiri dari batuan praterrier, dikelilingi oleh karang koral
setinggi 300 m.
 Pulau Timur, puncak genatiklinalnya mengalami depresi memanjang mulai
dari teluk Kupang sampai dengan sungai Lois. Brouwer (1935)
mengemukakan bahwa menurut cerita penduduk asli Timor, dahulu hampir
seluruh pulau merupakan laut. G. Lakaan 1525 m dahulu merupakan pulau
saja. Ini berarti pengangkatan P. Timor telah terjadi Belum lama ini. Adanya
pengangkatan tersebut didukung oleh bukti-bukti ditemukannya sisa-sisa
karang pada ketinggian 1000 m lebih. Pulau ini banyak mengalami over
thrust, batuan intrusi banyak yang tersingkap di permukaan bumi. Bahan
galian seperti emas, tembaga, chromium, dan uranium ditemukan di sana
namun dalam jumlah yang tidak ekonomis.

7 |GEOLOGI DAERAH NUSA TENGGARA TIMUR


Sebaran struktur batuan geologi yang ada di wilayah propinsi ini, adalah :

 Batuan Silicic (acid) Rock (batuan berasam kersi asam), terdapat di


Kabupaten Alor, Kabupaten Lembata, sebagian besar Kabupaten Flores
Timur, Kabupaten Sikka, Kabupaten Ende, sebagian besar Kabupaten Ngada,
sebagian Kabupaten Manggarai, sebagian besar Manggarai Barat dan
sebagian kecil Kabupaten Kupang;
 Batuan Matic Basic Rocks (batuan basa);
 Batuan Intermediate Basic (basa menengah);
 Batuan Pre Tertiare Undivideo (pra tersier tak dibedakan);
 Batuan Paleagene (pleogen);
 Alluvial Terrace Deposit and Coral Reets (alluvium undak dan berumba koral);
 Batuan Neogene (neogen);
 Batuan Kekneno Series (deret kekneno);
 Batuan Sonebait Series (deret sonebait);
 Batuan Sonebait and Ofu Series Terefolde (deret sonebait dan deret terlipat
bersama);
 Batuan Ofu Series (deret ofu);
 Batuan Silicic Efusives (efusiva berasam kersik);
 Batuan Triassic (trias);
 Batuan Crystalline Shist (sekis hablur

Kondisi Geomorfologi

Pulau-pulau di Nusa Tenggara terletak pada dua jalur geantiklinal, yang


merupakan perluasan busur Banda di sebelah barat. Geantiklinal yang
membujur dari timur sampai pulau-pulau Romang, Wetar, Kambing, Alor,
Pantar, Lomblen, Solor, Adonara, Flores, Rinca, Komodo, Sumbawa, Lombok
dan Bali. Sedangkan dibagian selatan dibentuk oleh pulau-pulau Timor, Roti,
Sawu, Raijua dan Dana. Punggungan geantiklinal tersebut bercabang di daerah
Sawu.

8 |GEOLOGI DAERAH NUSA TENGGARA TIMUR


Salah satu cabangnya membentuk sebuah ambang yang turun ke laut melewati
Raijua dan Dana, berakhir ke arah punggungan bawah laut di selatan Jawa.
Cabang lain merupakan rantai penghubung dengan busur dalam yang melintasi
daerah dekat Sunda.

Palung Belakang

Di sebelah timur Flores dibentuk oleh bagian barat basin Banda


selatan. Di sebelah utara Flores dan Sumbawa terbentang laut Flores, yang
dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu:

1. Laut Flores Barat laut, berupa dataran (platform) yang luas dan dangkal, yang
menghubungkan lengan selatan Sulawesi dengan dangkalan Sunda.
2. Basin Flores Tengah, berbentuk segitiga dengan puncak terletak di sebelah
selatan volkan Lompobatang, yang berhubungan dengan depresi Walanae.
Sedangkan dasarnya terletak di sepanjang pantai utara Flores, yang
merupakan bagian terdalam (-5140).
3. Laut Flores Timur terdiri dari punggungan dan palung diantaranya, yang
menghubungkan lengan selatan Sulawesi dengan punggungan bawah laut
Batu Tara. Di sebelah utara Bali dan Lombok palung belakang ini dibentuk
oleh Laut Bali (lebar 100 km dan dalam 1500 m) ke arah barat dasarnya
berangsur-angsur terangkat sampai bersambung dengan laut dangkal di selat
Madura.

Busur Dalam

Busur dalam Nusa Tenggara merupakan kelanjutan dari Jawa menuju


Busur Dalam Banda. Di Nusa Tenggara merupakan punggungan geantiklinal.
Selat diantara pulau di bagian barat dangkal dan menjadi lebih dalam ke arah
timur. Struktur umum Lombok di sebelah utara merupakan zone volkanis
dengan volkan aktif Rinjani (zone Solo), dataran rendah Mataram (subzone
Blitar). Di selatan berupa pegunungan selatan dengan materi kapur Tertier dan
breksi volkanis. Bali dipisahkan oleh selat Bali terhadap Jawa. Zone di Bali
sama dengan Jawa. Bagian utara merupakan bagian terluas terdiri dari volkan-

9 |GEOLOGI DAERAH NUSA TENGGARA TIMUR


volkan. Kuarter yang masih aktif, menunjukkan kelanjutan kompleks volkan
muda di Jawa. Dataran Denpasar yang membentang pada kaki selatan volkan
termasuk sub zone Blitar di Jawa. Dataran ini dihubungkan oleh tanah genting
yang menyempit dengan bukit-bukit kapur Tertier Ulu Watu (213 m) yang
dapat dibandingkan dengan semenanjung Blambangan. Pulau Nusa Panida
(529 m) antara Bali dan Lombok juga terdiri dari kapur Tertier ini. Fisiografi
Sumbawa yang khas adalah adanya depresi yang memisahkan geantiklinal
menjadi beberapa bagian, diantaranya berupa teluk di bagian timur. Teluk
tersebut dipisahkan dari laut oleh pulau Mojo yang memberikan sifat khas
dari depresi antar pegunungan pada puncak geantiklinal. Sisi utara ditumbuhi
oleh beberapa volkan muda. Volkan Ngenges, Tambora dan Soromandi
menghasilkan batuan leucit. Sedimen tertier dan batuan kapur alkali
disebarkan secara luas di pulau Sumbawa. Hal ini memberikan gambaran
bahwa zone pegunungan Selatan Jawa terdapat di seluruh pulau Sumbawa dan
depresi menengah yang disebut zone Solo. Teluk Saleh merupakan sebuah
depressi terpencil dari zone Solo. Pulau Flores dipisahkan dari Sumba oleh
selat Sape. Komodo dan Rinca termasuk ke dalam puncak geantiklinal Flores
Tengah, yang terdiri dari batuan volkanis lebih tua (Tertier) dan intrusi
magmatis yang dapat dibandingkan dengan Pegunungan Selatan Jawa.
Volkan-volkan yang lebih muda muncul di sepanjang pantai selatan Flores
Barat. Di Flores Timur geantiklinal itu berupa sumbu yang tenggelam
sehingga batuan volkanis yang lebih tua dan intrusi granodiorit tidak begitu
banyak, serta hanya terdapat volkan muda yang muncul dibagian puncaknya.
Geantiklinal itu bersambung disepanjang Solor, Adonara, Lomblen dan
Pantar, dimana pulau-pulau tersebut terdiri dari volkan yang aktif. Sumbu itu
kemudian melalui Alor, Kambing, Wetar dan Romang. Di bagian ini busur
dalam tidak memiliki volkan aktif. Pulau-pulau tersebut tersusun dari endapan
volkanis Tertier akhir yang sebagian terdapat di bawah permukaan laut.

10 |GEOLOGI DAERAH NUSA TENGGARA TIMUR


Palung Antara dengan Sumba Palung ini berada di antara busur dalam
volkanis Jawa-Bali-Lombok dan punggungan dasar laut sebelah selatan Jawa.
Bagian terdalam terdapat di selatan Lombok, bercabang dua ke arah timur
menjadi dua cabang yaitu sebelah utara dan selatan Sumba. Cabang-cabang
ini merupakan penghubung antara palung sebelah selatan Jawa dan Basin
Sawu antara Flores timur dan Roti. Lereng yang curam pada Wetar dan basin
Sawu serta dasar laut yang datar menunjukkan adanya penurunan permukaan
bumi. Sedangkan ujung timur dan baratnya dibatasi oleh pengangkatan seperti
sembul (horst) di Kisar dan Sumba. Kedua pulau tersebut secara morfologis
termasuk zone palung antara.

Busur Luar Pulau-pulau di nusa tenggara yang termasuk busur luar


adalah: Dana, Raijua, Sawu, Roti, Seman dan Timor. Punggungan dasar laut
dari selatan Jawa muncul sampai 1200 m dibawah permukaan laut,
selanjutnya turun ke arah timur sampai 4000 m. Palung antara tersebut
sebagian terangkat. Selanjutnya sumbu geantiklinal itu naik lagi sampai ke
pulau-pulau Sawu, Dana, Raijua, dan Sawu.

Pulau sawu mempunyai terumbu karang yang tingginya 300 m dpl dan
mengelilingi pulau ini yang tersusun dari batuan pre-tertier. Punggungan
dana- Raijua-Sawu serong terhadap punggungan Roti-Timor, dari tempat itu
dipisahkan oleh selat Daong. Pulau Roti tersusun dari sedimen terlipat kuat
dan tertutup oleh batu karang kuater yang tingginya 430 m dpl. Timor
merupakan hasil geantiklinal yang lebar. Disamping itu terdapat depressi
memanjang di puncaknya, melalui Teluk Kupang sampai perbatasan Timor
Leste dan berakhir di muara sungai Lois.

Palung Depan

Antar pulau Chrismast dan punggungan bawah laut di selatan Jawa


terdapat cekungan dalam utama yang membujur arah timur-barat,
kedalamannya 7450 m. Palung depan Jawa dari sistem pegunungan Sunda itu

11 |GEOLOGI DAERAH NUSA TENGGARA TIMUR


membentang ke arah timur. Sampai di Sumba kedalamannya berkurang dan di
sebelah selatan Sawu melengkung ke timur laut sejajar dengan Timor. Sampai
di pulau Roti dipisahkan oleh punggungan (1940 m) terhadap palung Timor.
Palung di selatan Jawa itu di bagian selatan dibatasi oleh pengangkatan dasar
laut yang tidak jelas batasnya melalui Pulau Chrismast menuju dasar laut yang
dalamnya 3000-4000 m. bagian timur palung Timor ini dibatasi oleh
dangkalan Australia atau dangkalan Sahul.

Proses Pembentukan Tektonik Nusa Tenggara Timur

Proses pembentukan Nusa Tenggara Timur tidak terlepas dari proses


pembentukan tektonik indonesia secara keseluruhan. Pada 40 juta tahun yang
lalu, Sulawesi, Halmahera, dan pulau pulau lainya di indonesia bagian timur
belum terlihat bentuknya, juga bagian utara dari Kalimantan belum muncul.

Pada 30 juta tahun yang lalu, lengan utara sulawesi ulai terbentuk
bersamaan dengan jalur oviolit jamboles. Sedangkan jalur ofiolit sulawesi timur
masih berada dibelahan bumi selatan.

Pada 20 juta tahun yang lalu kontinen-kontien mikro bertumbukan


dengan jalur ofiolit sulawesi timur, dan laut maluku membentuk sebagai bagian
dari laut filipina. Laut cina selatan mulai membuka dan jalur tunjaman di utara
serawak- sabah mulai aktif. Selnjutnya Australia dan papua bergerak
mendorong ke arah utara sehingga kalimantan dan pulau-pulau di indonesia
timur berotasi berlawanan arah dengan gerak jarum jam.

Pada 10 juta tahun yang lalu, benua mikro ukang besi – Buton
bertumbukan dengan jalur ofiolit sulawesi tenggara, tunjaman ganda terjadi
dikawasan laut maluku, dan laut serawak terbentuk di utara kalimantan.
Sulawesi terbentuk yang merupakan gabungan dari setidaknya tiga unsur dari
lokasi berbeda. Kemudian di ikuti dengan terbentuknya pulau-pulau di daerah
laut banda dan halmahera. Kalimantan menjadi utuh dengan menyatunya bagian

12 |GEOLOGI DAERAH NUSA TENGGARA TIMUR


utara

13 |GEOLOGI DAERAH NUSA TENGGARA TIMUR


yang berasal dari unsur di utaranya. Demikian juga papua posisinya sudah lebih
dekat ke indonesia.

Pada 5 juta tahun yang lalu, benua mikro banggai-sula bertumbukan


dengan jaalur ofiolit sulawesi timur, dan mulai aktif tunjangan miring di antara
papua nugini. Sulawesi yang merupakan pulau besar termuda di indonesia,
ternentuk menjadi sempurna seperti sekarang sejak lima juta tahun yang lalu.

Kepulauan Nusatenggara terletak pada dua jalur geantiklin yang


merupakan sambungan dari bagian barat Busur Sunda-Banda. Busur terdiridari
pulau-pulau : Romang, Wetar, Kambing, Alor, Pantar, Lomblen, Solor,Adonara,
Flores, Rinca, Komodo, Sumbawa, Lombok dan Bali. Sedangkan Busur
geantiklin dimulai dari timur ke barat sebelah selatan terdiri dari :Timor, Semau
Roti, Sawu, Raijua dan Dana.Pematang Geantiklin tersebut bercabang dua di
daerah Sawu, satu cabang masuk kearah barat menyeberangi P.Raijua dan P.
Dana terus ke Pematang submarin pada palung Jawa Selatan, cabang lainnya
bersambung dengan busur Sunda-Banda melalui P. Sumba. Pada umumnya
struktur didaerah penyelidikan sesar mendatar yang berarahbarat–timur,
meskipun ada yang berarah timurlaut-baratdaya.

“Proses geodinamika global (More et al, 1980), selanjutnya berperan


dalam membentuk tatanan tepian pulau-pulau Nusantara tipe konvergen aktif
(Indonesia maritime continental active margin), di mana bagian luar Nusantara
merupakan perwujudan dari zona penunjaman (subduksi) dan atau tumbukan
(kolisi) terhadap bagian dalam Nusantara, yang akhirnya membentuk fisiografi
perairan Indonesia.

Patahan Dan Sesar Nusa Tenggara Timur

Wilayah Kepulauan Nusa Tenggara timur dan sekitarnya merupakan


bagian dari kerangka sistem tektonik Indonesia. Daerah ini termasuk dalam
jalur pegunungan Mediteranian dan berada pada zona pertemuan lempeng.

14 |GEOLOGI DAERAH NUSA TENGGARA TIMUR


Pertemuan

15 |GEOLOGI DAERAH NUSA TENGGARA TIMUR


kedua lempeng ini bersifat konvergen, di mana keduanya bertumbukan dan
salah satunya, yaitu lempeng Indo-Australia, menyusup ke bawah lempeng
Eurasia. Batas pertemuan lempeng ini ditandai dengan adanya palung lautan
(oceanic trough), terbukti dengan ditemukannya palung di sebelah selatan
Pulau Timor yang dikenal sebagai Timor through.

Pergerakan lempeng Indo- Australia terhadap lempeng Eurasia


mengakibatkan daerah Kepulauan Alor sebagai salah satu daerah yang
memiliki tingkat kegempaan yang cukup tinggi di Indonesia berkaitan dengan
aktivitas benturan lempeng (plate collision). Pergerakan lempeng ini
menimbulkan struktur-struktur tektonik yang merupakan ciri-ciri sistem
subduksi, yaitu Benioff Zone, palung laut, punggung busur luar (outer arc
ridge), cekungan busur luar (outer arc basin), dan busur pegunungan (volcanic
arc).

Selain kerawanan seismik akibat aktivitas benturan lempeng, kawasan


Alor juga sangat rawan karena adanya sebuah struktur tektonik sesar naik
belakang busur kepulauan yang populer dikenal sebagai back arc thrust.
Struktur ini terbentuk akibat tunjaman balik lempeng Eurasia terhadap
lempeng Samudra Indo-Australia. Fenomena tumbukan busur benua (arc-
continent collision) diduga sebagai pengendali mekanisme deformasi sesar
naik ini.

Back arc thrust membujur di Laut Flores sejajar dengan busur


Kepulauan Bali dan Nusa Tenggara dalam bentuk segmen-segmen, terdapat
segmen utama maupun segmen minor. Fenomena sesar naik belakang busur
kepulauan ini sangat menarik untuk diteliti dan dikaji mengingat sangat
aktifnya dalam membangkitkan gempa- gempa tektonik di kawasan tersebut.

Sesar ini sudah terbukti nyata beberapa kali menjadi penyebab gempa
mematikan karena ciri gempanya yang dangkal dengan magnitude besar.
Berdasarkan data, sebagian besar gempa terasa hingga gempa merusak yang
mengguncang Bali, Nusa Tenggara Barat, dan NTT disebabkan oleh aktivitas

16 |GEOLOGI DAERAH NUSA TENGGARA TIMUR


back arc thrust ini, dan hanya sebagian kecil saja disebabkan oleh aktivitas
penyusupan lempeng.

Sesar segmen barat dikenal sebagai Sesar Naik Flores (Flores Thrust)
yang membujur dari timur laut Bali sampai dengan utara Flores. Flores Thrust
dikenal sebagai generator gempa- gempa merusak yang akan terus-menerus
mengancam untuk mengguncang busur kepulauan.

Sesar ini menjadi sangat populer ketika pada tanggal 12 Desember


1992 menyebabkan gempa Flores yang diikuti gelombang pasang tsunami
yang menewaskan 2.100 orang. Sesar ini juga diduga sebagai biang terjadinya
gempa besar di Bali yang menewaskan 1.500 orang pada tanggal 21 Januari
1917. \

Sesar segmentasi timur dikenal sebagai Sesar Naik Wetar (Wetar


Thrust) yang membujur dari utara Pulau Alor hingga Pulau Romang (Gambar
2). Struktur ini pun tak kalah berbahaya dari Flores Thrust dalam
“memproduksi” gempa- gempa besar dan merusak di kawasan NTT,
khususnya Alor. Sebagai contoh bencana gempa bumi produk Wetar Thrust
adalah gempa Alor yang terjadi 18 April 1898 dan gempa Alor, 4 Juli 1991,
yang menewaskan ratusan orang.

Berdasarkan tinjauan aspek seismisitas dan tektonik tersebut, dapat


disimpulkan bahwa tingginya aktivitas seismik daerah Kepulauan Alor
disebabkan kawasan kepulauan ini diapit oleh dua generator sumber gempa,
yaitu dari arah selatan Alor, berupa desakan lempeng Indo-Australia, dan di
sebelah utara Alor, terdapat sesar aktif busur belakang (Wetar Thrust).

Adapun gempa Alor yang terjadi 12 November 2004 besar


kemungkinan disebabkan oleh aktivitas Wetar Thrust. Di samping karena
episenternya yang memang berdekatan dengan Wetar Thrust, gempa tersebut
juga memiliki kedalaman normal (dangkal).

17 |GEOLOGI DAERAH NUSA TENGGARA TIMUR


Gempa dangkal adalah salah satu ciri utama gempa akibat aktivitas
sesar aktif. Faktor pendukung lain adalah hasil analisis solusi bidang sesar
yang menunjukkan sesar naik (thrust fault), yang juga merupakan ciri
mekanisme gempa back arc thrust. Gambaran seismisitas dan kerangka
tektonik di atas kiranya cukup memberikan gambaran yang menyeluruh bahwa
Kepulauan Alor dan sekitarnya sangat rawan terhadap bencana kebumian,
seperti gempa bumi dan tsunami.

Bagi masyarakat Alor, kondisi alam yang kurang “bersahabat” ini


adalah sesuatu yang harus diterima sehingga mau tidak mau, suka tidak suka,
semua itu adalah risiko yang harus dihadapi sebagai penduduk yang tinggal
dan menumpang di batas pertemuan lempeng tektonik.

Gunung-Gunung Yang Berada Pada Nusatenggara Timur

Salah satu sifat gunung yang paling signifikan adalah kemunculannya


pada titik pertemuan lempengan-lempengan bumi, yang saling menekan saat
saling mendekat, dan gunung ini “mengikat” lempengan-lempengan
tersebut.Dengan sifat tersebut,pegunungan dapat disamakan seperti paku yang
menyatukan kayu.Selain itu, tekanan pegunungan pada kerak bumi ternyata
mencegah pengaruh aktivitas magma di pusat bumi agar tidak mencapai
permukaan bumi, sehingga mencegah magma menghancurkan kerak bumi.

NTT Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) terdiri atas tiga pulau besar
yakni Flores, Sumba dan sebagian Pulau Timor serta pulau-pulau lain yang lebih
kecil seperti Komodo, Kepulauan Alor dan Solor, Roti, Sabu, dll. Wilayah ini
merupakan wilayah vulkanis memiliki alam yang berbukit- bukit dengan
iklimnya yang kering.

18 |GEOLOGI DAERAH NUSA TENGGARA TIMUR


Di Provinsi NTT terdapat 20 gunung api aktif yang tersebar di pulau
Flores,Lomblen, adonara, komba, pantar yaitu:

1. GUNUNG WAI SANO


2. GUNUNG RANAKAH
3. GUNUNG INIERIE
4. GUNUNG INIELIKA
5. GUNUNG IYA
6. SUKARIA CALDERA
7. GUNUNG KELIMUTU
8. GUNUNG EGON
9. GUNUNG ILIMUDA
10. GUNUNG LEWOTOBI
11. GUNUNG LEROBOLENG
12. GUNUNG RIANG KOTANG
13. GUNUNG PALUWEH
14. GUNUNG ILIBOLENG
15. GUNUNG ILILABALEKAN
16. GUNUNG LEWOTOLO
17. GUNUNG ILIWERUNG
18. GUNUNG BATU TARA
19. GUNUNG SIRUNG
20. GUNUNG POCO LEOK SUBREGION

Formasi Penyusun Pulau Nusa Tenggara Timur

1. Formasi Alor : Susunan stratigrafi daerah panas bumi Alor Timur-Alor Timur
Laut umumnya terdiri dari batuan vulkanik berumur Tersier-Kuarter dengan
urutan dari tua ke muda : Satuan lava Maritaing-Mausamang, aliran
piroklastik Maritaing, lava Puimang, aliran piroklastik Taramana, batuan

19 |GEOLOGI DAERAH NUSA TENGGARA TIMUR


sedimenTaramana, lava G. Koyakoya, lava G. Inukumang, batuan vulkanik
Atmal, endapan danau, lahar Mausamang, batuan longsoran
Maritaing,batugamping terumbu dan endapan aluvium.Manifestasi panas
bumi di Alor Timur, terdiri dari 8 (delapan) kelompok mata air panas
bersuhuantara 37-81ºC dengan pH netral, bertipe klorida dan bikarbonat.
Pemunculan manifestasi di S. Kura,Alakalela dan Mabatapada pada batuan
vulkanik Tersier dan endapan alluvial melalui media struktur depresi (horst
dan graben) Lantoka yang berarah N 280-310º E. Pendugaan suhu bawah
permukaan(geothermometer) air panas di daerah ini bervariasi antara 172-
229° C.
2. Formasi Maubisse : Masih terdapat kerancuan mengenai posisi stratigrafi
Formasi Maubisse dan Formasi Aileu di Timor, meskipun penelitian
belakangan ini cenderung menempatkan kedua formasi tersebut ke dalam
runtunan paraotokton. Bukti di lapangan menunjukkan bahwa kedua formasi
tersebut mempunyai hubungan transisional dengan Formasi Wailuli yang
merupakan satuan paraotokton. Bukti paleontologi juga menunjukkan bahwa
Formasi Maubisse berasal dari Benua Australia, dan Formasi Aileu yang
mempunyai kontak stratigrafi semula terletak di sayap barat laut Benua
Australia hingga terjadinya peristiwa tumbukan pada Neogen antara busur
dengan benua.
3. Formasi Tanahau : Formasi Tanahau menindih selaras Formasi Kiro dan
menjemari dengan Formasi Bari, litologinya terdiri atas lava, breksi dan tufa.
Lava, kelabu kehijauan, dasitis, setempat struktur bantal. Breksi, kelabu
kehitaman, komponen dasit, ukuran fragmen 0,5 - 3,0 cm, semen tufa pasiran.
Tufa, putih – kelabu, dasitis, berbutir halus – sedang, masif, terkersikkan.
Formasi Tanahau diperkirakan berumur Miosen Tengah.
4. Formasi Laka : Formasi Laka menjemari dengan Formasi Waihekang,
litologinya tersusun oleh Tufa, setempat berselingan dengan batupasir tufaan
dan batupasir gampingan. Formasi ini diperkirakan berumur Miosen Akhir –
Pliosen.

20 |GEOLOGI DAERAH NUSA TENGGARA TIMUR


Endapan Gunungapi Tua terdiri merupakan endapan hasil gunungapi berumur
Plistosen, terdiri atas lava bersusunan andesit, breksi dan aglomerat
bersusunan andesit dan basalt, setempat bersisipan tufa.
5. Formasi Kiro : Formasi Kiro tersusun oleh breksi, lava dan tufa pasiran dan
batupasir tufaan. Breksi, warna kelabu kehitaman, komponen batuan andesitis
dan basaltis, semen tufa pasiran. Lava, warna kelabu kehijauan - kehitaman,
bersusunan andesitis, basaltis, latit dan trakhit. Tufa pasiran dan batupasir
tufaan, merupkan sisipan, warna kecoklatan, berlapis, terkersikkan. Formasi
ini diperkirakan berumur Miosen Awal – Miosen Tengah.
6. Formasi Nangapanda : Formasi Nangpanda menjemari dengan Formasi Bari,
litologinya terdiri atas batupasir dan batugamping, setempat mengandung
sisipan napal dan breksi. Batupasir, kelabu kekuningan, halus – kasar,
konglomeratan, komponen andesit dan basalt, ukuran 0,5 – 2,0 cm, kompak,
berlapis, setempat berselingan dengan batupasir gampingan. Batugamping,
kelabu, keras, kompak. Formasi Nangapanda diperkirakan berumur Miosen
Tengah.
7. Formasi Bari : Formasi Bari menindih selaras Formasi Kiro, formasi ini
tersusun oleh batugamping berselingan dengan batugamping pasiran.
Setempat bersisipan lempung tufaan, lempung karbonan dan batubara.
Formasi Bari diperkirakan berumur Miosen
Tengah. Diorit Kuarsa merupakan batuan terobosan berwarna kelabu
kehijauan, kompak, holokristalin, komposisi oligoklas dan andesin,
diperkirakan berumur Miosen Akhir.
8. Formasi Waihekang : Formasi Waihekang menindih selaras Formasi Bari.
Formasi ini tersusun oleh batugamping klastika, mengandung tufa dan rijang
merah. Formasi Waihekang diperkirakan berumur Miosen Akhir – Pliosen.

Urutan stratigrafi regional P.Alor menurut Noya dkk (1991) terdiri


dari Formasi Tanahau (terdiri dari lava dasit, tufa dan breksi berumur Miosen
Tengah-Atas) , Formasi Alor (batuan vulkanik berumur Miosen Atas-Pliosen
Bawah), produk Gunungapi Tua (lava, breksi dan tufa pasiran berbatuapung).

21 |GEOLOGI DAERAH NUSA TENGGARA TIMUR


Produk Gunungapi Tua ini menindih tak selaras Formasi Alor dan berumur Plio-
Plistosen (Abbott dan Chamalaun, 1981). batugamping koral, breksi koral dan
endapan danau . Formasi Alor menindih tidak selaras Formasi Tanahau dan
menjemari dengan Formasi Laka di daerah Kalabahi.

9. Formasi Alor : Keseluruhan batuan / litologi berasal dari produk yang tidak
diketahui sumber asalnya, diperkirakan berasal dari batuan vulkanik Tersier
yang tergabung dalam Formasi Alor.

22 |GEOLOGI DAERAH NUSA TENGGARA TIMUR


DAFTAR GAMBAR

Peta Pulau Nusa Tenggara Timur

Peta Administrasi Provinsi Nusa Tenggara Timur

23 |GEOLOGI DAERAH NUSA TENGGARA TIMUR


Peta Geologi Lembar Ende, Nusa Tenggara Timur

24 |GEOLOGI DAERAH NUSA TENGGARA TIMUR

Anda mungkin juga menyukai