M DENGAN
DIAGNOSA MEDIS EXTRA CEREBRAL HEMORRHAGE (ICH) POST OP
CRANIOTOMI DI RUANG ICU
Oleh:
NUR SOFIYATI
yang terjadi pada jaringan otak biasanya akibat robekan pembuluh darah yang ada
anatar neuron otak yang relatif normal. Indikasi dilakukan operasi adanya daerah
hiperdens, diameter > 3 cm, perifer, adanya pergeseran garis tengah (Huda &
penyebab utama kematian nomor dua. Secara global, 70% kematian disebabkan
oleh stroke (WHO, 2016). Stroke hemoragik dibagi dua jenis yaitu Intracerebral
(2016) pasien yang terkena SAH meninggal sebelum sampai rumah sakit dan 25%
meninggal dalam 24 jam. Pasien stroke hemoragik yang tanpa pengobatan lebih
pada tahun 2013 yaitu terjadi di provinsi Jawa Timur l6%o 100.000 penduduk.
Indonesia, seperti tempat tinggal yaitu desa maupun kota (dengan prevalensi di
kota lebih besar sekitar l2,7%o daripada di desa); faktor jenis kelamin yaitu lebih
banyak laki-laki (7,1%o) daripada perempuan (6,8%o); dan cenderung pula pada
2
masyarakat dengan pendidikan yang rendah serta tidak memiliki pekerjaan (Riset
Kesehatan Dasar, 2013).. Studi pendahuluan yang dilakukan peneliti pada tanggal
didapatkan yang menderita ICH dari bulan April sampai Juli 2020 sebanyak
dimulai dengan nyeri kepala yang berat dan sering sewaktu melakukan aktivitas.
Namun pada penderita yang usianya lebih lanjut nyeri kepalanya lebih ringan
sebaiknya seorang penderita stroke harus sudah dibawa ke rumah sakit dengan
fasilitas yang mendukung, supaya dampak stroke lebih mudah diterapi dan
atau mati rasa setengah badan. Selain itu, setengah orang juga mengalami sulit
keperawatan mulai dari masalah fisik, psikologis, sosial, spiritual. Pada peran
fisik sampai pada masalah psikologis (Afandi, 2009). Peran perawat adalah
seperangkat tingkah laku yang dilakukan oleh perawat sesuai dengan profesinya.
dan collaborator (kolaborasi). Peran perawat ini dipengaruhi oleh keadaan dan
merupakan peran yang paling utama bagi seorang perawat atau pemberi asuhan
yang terkait dengan kebutuhan pasien sehingga masalah dapat teratasi dan
pengendalian faktor resiko melalui pengobatan (Sinaga & Sembiring, 2019). Pada
cairan dan elektrolit intravena, pada Resiko perfusi jaringan serebral dapat
Otak terdiri dari neuron, ganglia, dan berbagai se1 pendukung. Otak
dan sekitar 400 kilokalori energi setiap harinya. Otak merupakan jaringan
yang paling banyak memakai energi dalam seluruh tubuh manusia dan
otak manusia. Otak besar mempunyai fungsi dalam mengatur semua aktivitas
kesadaran, dan pertimbangan. Otak besar terdiri atas Lobus Oksipitalis sebagai
utama dalam koordinasi terhadap otot dan tonus otot, keseimbangan dan posisi
tubuh. Bila ada rangsangan yang merugikan atau berbahaya maka gerakan
sadar yang normal tidak mungkin dilaksanakan. Otak kecil juga berfungsi
mengkoordinasikan
10
gerakan yang halus dan cepat. Otak Tengah (Mesensefalon), terletak di depan otak
kecil dan jembatan varol. Otak tengah berfungsi penting pada refleks mata, tonus
otot serta fungsi posisi atau kedudukan tubuh. Otak Depan (Diensefalon),
terdiri atas dua bagian, yaitu thalamus yang berfungsi menerima semua
rangsang dari reseptor kecuali bau, dan hipotalamus yang berfungsi dalam
saraf yang menghubungkan otak kecil bagian kiri dan kanan. Selain itu,
LimbicSysem
Amygdala “'”
Paiahippocampal
gyruS
Spintł k0fd
yaitu gabungan saraf motorik dan saraf sensorik, sementara yang lain hanya
biasanya akibat robekan pembuluh darah yang ada dalam jaringan otak. Pada
2.2.2 Etiologi
Intra Cerebral Hemorrhage (ICH) bukan disebabkan oleh benturan antara
parenkim otak dengan tulang tengkorak, tetapi disebabkan oleh gaya akselerasi dan
terletak lebih dalam, yaitu di parenkim otak atau pembuluh darah kortikal dan
Gambar 2.2 Lokasi dan perdarahan yang dapat terjadi pada PIS
Penyebab utama stroke ICH dapat dikelompokkan dalam tiga kategori menurut
usia lanjut. Gambaran patologi yang utama adalah deposit protein amiloid pada
media dan adventitia dari arteri leptomeningeal, arteriol, kapiler dan paling
destruksi pada struktur vaskular yang normal melalui deposisi amiloid pada media
dan adventitia dan rangkaian formasi aneurisma. Pembuluh darah yang rapuh
2010).
telengiactesis (Carhuapoma,2010)
16
5. Hipokolesterolemia
2010).
2.2.4 Patofisiologi
Sebagian besar Perdarahan intraserebral ini disebabkan oleh karena ruptur
arteria serebri yang dapat dipermudah dengan adanya hipertensi. Keluarnya darah
dari pembuluh darah didalam otak berakibat pada jaringan disekitarnya atau
tertekan. Darah yang keluar dari pembuluh darah sangat mengiritasi otak,
ini dapat menyebar keseluruh hemisfer otak dan lingkaran willisi, perdarahan
menonjol pada arteri pada tempat yang lemah. Makin lama aneorisme makin
besar dan kadang- kadang pecah saat melakukan aktivitas. Dalam keadaan
fisiologis pada orang dewasa jumlah darah yang mengalir ke otak 58 ml/menit per
100 gr jaringan otak. Bila aliran darah ke otak turun menjadi 18 ml/menit per 100
gr jaringan otak akan menjadi penghentian aktifitas listrik pada neuron tetapi
struktur se1 masih baik, sehingga gejala ini masih revesibel. Oksigen sangat
dibutuhkan oleh otak sedangkan 02 diperoleh dari darah, otak sendiri hampir
tidak ada cadangan 02 dengan demikian otak sangat tergantung pada keadaan
aliran darah setiap saat. Bila suplay 02 terputus 8-10 detik akan terjadi
lama dari 6-8 menit akan tejadi jelas/lesi yang tidak putih lagi (ireversibel) dan
berakibat mengurangnya aliran darah ke otak baik secara umum maupun lokal.
Timbulnya penyakit ini sangat cepat dan konstan dapat berlangsung beberapa
Mekanisme ICH yang sering terjadi adalah faktor dinamik yang berupa
pecahnya pembuluh darah. Jika pembuluh darah tersebut pecah, maka akan
anatomiotak justru menyebabkan gejala klinis. Perdarahan yang luas ini boleh
penurunan perfusi ke otak, gangguan drainase otak dan yang lebih berat dapat
Resiko infeksi
Peningkatan Tekanan
Intracranial
ADL dibantu
Impuls ke pusat
nyeri di otak
Hambatan mobilitas
Somasensori korteks fisik
otak : nyeri
dipersepsikan
Nyeri Akut
2.3.1 Manifestasi Klinis
Intracerebral hemorrhage mulai dengan tiba-tiba, ha1 ini terkadang
begitu, pada orang tua, sakit kepala kemungkinan ringan atau tidak ada.
setengah badan. Selain itu, setengah orang juga mengalami sulit berbicara
atau bicara pelo, merasa bingung, masalah penglihatan, mual, muntah, kejang
berbeda atau menjadi lumpuh. Pupil bisa menjadi tidak normal besar atau
kecil. Mual, muntah, serangan, dan kehilangan kesadaran adalah biasa dan
bisa terjadi di dalam hitungan detik sampai menit. Menurut (Corwin, 2011)
membesarnya hematom.
ICH. Gambaran yang dapat diberikan oleh CT Scan antara lain satu atau lebih
dalam. Selain itu, dapat juga ditemukan edema pada area disekelilingi
hematoma. Jika pada CT Scan pertama tidak ditemukan perdarahan yang tidak
sesuai dengan enerji trauma, atau jika terdapat perdarahan intra serebral yang
(Munir, 2017).
dan adanya pergeseran atau shifting garis tengah dan letak hematoma pada regio
2. Terapi umum (suportif) yaitu stabilisasi jalan nafas dan pernafasan, stabilisasi
5. Tidak dioperasi apabila : pasien dengan perdarahan kecil (< l0cm3) atau
deficit neurologis minimal, pasien dengan GCS <4. Meskipun pasien GCS <4
pasien usia muda dengan perdarahan lebar sedang sehingga besar yang
usia muda dengan perdarahan lebar yang luas (>50 cm3) masih menguntung
24
Menurut Nur Arif & Kusuma, (2016) adapun diagnose keperawatan yang
perdarahan intraserebral
4. Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif berhubungan dengan Adanya jalan nafas
buatan (trakeostomi)
SIKI (2018)
Kriteria Hasil
c. Ronkhi menurun
Intervensi
pada pasien.
4. Catat batuk berlebihan, bunyi alarm tekanan tinggi pada ventilator , secret
kekurangan 02
Diagnosa 2 : Hipertermia
Kriteria hasil
mmHg) Intervensi :
Kriteria hasil
Intervensi :
mencerminkan adanya trauma pada batang otak pada pasien yang tidak
R/ Pupil akan tidak simetris dan tidak ada respon apabila terjadi penurunan
2.3.6 Evaluasi
diberikan atau dilaksanakan dengan berpegang teguh pada tujuan yang ingin
belum, dapat juga timbul masalah baru. Hasil yang diharapkan setelah pasien
berikut: